Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PEMELIHARAAN KUBIKEL OUTGOING 20 KV GIS RANDU


GARUT TRAFO 2 (60 MVA)

3.1 Pengertian Pemeliharaan Kubikel 20 kV


Pada hakikatnya pemeliharaan merupakan suatu proses yang dilakukan
terhadap peralatan instalasi tenaga listrik sehingga dalam operasinya setiap
peralatan dapat memenuhi fungsi yang di kehendaki sesuai spesifikasinya agar
keandalan pasokan tenaga listrik dapat tetap terjaga.

3.2 Tujuan Pemeliharaan Kubikel


Tujuan dari pemelihraan Kubikel adalah untuk:
a. Menjaga agar peralatan dapat dioperasikan secara optimal berdasarkan
spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
b. Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan
energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan
c. Menjamin bahwa jaringan energy listrik yang diterima pelanggan selalu
berada dalam tingkat keandalan dan mutu yang baik.
d. Mendapatkan jaminan bahwa sistem /peralatan distribusi aman, baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
e. Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kualitas
produksi atau kualitas kerja dapat dipertahankan.
f. Mempertahankan nilai atau harga dari peralatan atau sistem, dengan
mencegah timbulnya kerusakan kerusakan.
g. Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang
ekonomis antara berbagai faktor daya dengan hasil kerja yang optimum.

16
17

3.3 Jenis-jenis Pemeliharaan


Jenis-jenis pemeliharaan ada 3 macam yaitu:
A. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan mempertahankan
unjuk kerja peralatan agar selalu beroperasi dengan keadaan dan efisiensi yang
tinggi. Kegiatan pokok pemeliharaan rutin ini dilakukan berdasarkan
periode/waktu pemeliharaan yang sudah ditentukan missal 1 tahunan. Contoh
pemeliharaan rutin antara lain:
1) Pengukuran tahana kontah PMT dan Busbar
2) Pengukuran tahanan isolasi PMT dan Busbar
3) Pengujian kerja relay
4) Pengujian arus eksitasi (knee point) dan rasio CT
5) Pengujian rasio PT
6) pengujian keserempakan mekanik PMT
7) pembersihan kubikel dan PMT

B. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif ialah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan
maksud untuk memperbaiki atau menyempurnakan peralatan yang mengalami
penurunan kemampuan kerja.
Perbaikan kerusakan dalam hal ini dimaksud ialah suatu usaha pekerjaan
untuk mengembalikan kondisi sistem atau peralatan yang mengalami
gangguan/kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan kepastian yang
sama. Pekerjaan –pekerjaan yang termasuk pemeliharaan korektif adalah:
1) Pekerjaan penggantian lampu indikator.
2) Pekerjaan penggantian PMT.
3) Penggantian fuse PT.
4) Perbaikan spring PMT yang macet.
18

C. Pemeliharaan Darurat
Pemeliharaan darurat adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk
memperbaiki kubikel 20 kV yang rusak yang disebabkan oleh gangguan, atau
bencana alam yang biasanya waktunya mendadak dan tidak dapat diprediksi
kapan akan terjadi. Contoh pemeliharaan darurat adalah:
1) Perbaikan/penggantian peralatan pada kubikel akibat gangguan ledakan
karena binatang maupun akibat dari peralatan itu sendiri.
2) Perbaikan/pergantian peralatan kubikel yang mengalami kerusakan
akibat banjir
3) Perbaikan/penggantian peralatan kubikel yang rusak akibat kebakaran
maupun akibat huru-hara.

3.4 Persiapan Pemeliharaan Kubikel 20 kV GIS Randu Garut


Beberapa hal yang dilakukan pada tahap persiapan pemeliharaan kubikel
pada GIS Randu Garut Trafo 2 (60 MVA) adalah:
3.4.1 Mengetahui uraian pekerjaan yang akan dilakukan
Adapun uraian pekerjaan yang dilakukan antara lain:
A. Pemeliharaan Kubikel 20 kV trafo 2 (60 MVA) di GIS Randu Garut
1) Pemeriksaan, pembersihan dan pelumasan earthing system
2) Pemeriksaan, Pembersihan dan pelumasan shutter dan mekanik shutter
3) Pemeriksaan dan pembersihan seluruh compartment kubikel 20 kV
4) Pemeriksaan dan pembersihan heater dan thermostat
5) Pemeriksaan interlocking system
6) Pemeriksaan announciator dan indicator

B. Pemeliharaan PMT kubikel 20 kV trafo 1 (60MVA) di GIS Randu Garut


1) Pemeriksaan dan pembersihan body PMT
2) Pemeriksaan, pembersihan, dan pelumasan mekanik PMT
3) Pemeriksaan charging system, tripping system, dan closing system.
4) Pemeriksaan counter PMT
19

5) Pengujian tahanan kontak PMT


6) Pengujian tahanan isolasi PMT
7) Pengujian arus bocor PMT
8) Pengujian keserempakan PMT
9) Pengujian tahanan triping dan closing PMT

C. Pemeliharaan Busbar kubikel 20 kV trafo 1 (60MVA) di GIS Randu


Garut
1) Pemeriksaan dan pembersihan busbar 20 kV
2) Pemeriksaan dan pemberihan isolator dan spout bushing
3) Pengujian tahanan kontak busbar 20 kV
4) Pengujian tahanan isolasi busbar 20 kV

3.4.2 Memahami kegiatan operasi jaringan yang akan dilakukan sesuai


SOP
Tim pemeliharaan memahami batas kewenangannya dalam pemeliharaan
kubikel pada jaringan distribusi, tugasnya antara lain:
1) Melakukan kegiatan membuka dan menutup peralatan-hubungan kubikel
atas perintah dan ijin petugas piket yang berwewenang.
2) Mengoprasikan kubikel berdasarkan urutan kerja yang telah ditentukan
3) Memberikan informasi yang benar pada pihak-pihak yang terkait
pengoprasian kubikel, missal pembangkitan Gardu Induk atau konsumen
listrik
20

3.5 Pemeliharaan kubikel 20 kV RDT 12 GIS Randu Garut


3.5.1 Langkah Pekerjaan Pemeliharaan PMT
Pekerjaan meliputi pembersihan, pemeriksaan, dan pengujian PMT
(Tahanan Kontak, Kebocoran Arus, Tahanan Isolasi, dan keserempakan). Urutan
pekerjaan yaitu:
1) Menyerahkan working permit ke operator Gardu Induk.
2) Melakukan breafing sebelum pekerjaan dimulai.
3) Melakukan review SOP pekerjaan
4) Berdoa sebelum pekerjaan dimulai.
5) Memasang rambu rambu K3
6) Pernyataan pengawas K3 bahwa Alat Pelindung Diri (APD) telah
digunakan sesuai SOP.
7) Koordinasi dengan dispatcher terkait pelimpahan beban.
8) Pernyataan dispecher bahwa beban telah dilimpahkan dan ABSw
pertama telah dilepas dengan sempurna
9) Memastikan PMT dalam keadaan terbuka
10) Meposisikan switch operasional PMT ke posisi local
11) Pernyataan pengawas K3 bahwa pekerjaan aman /bebas tegangan.
12) Pernyataan pengawas bahwa pekerjaan dapat dimulai.
13) Memastikan MCB supply DC110 Volt dan AC 220 Volt.
14) Mengeluarkan PMT dari kubikel.
a. Gunakan kunci untuk membuka lubang rack
b. Masukan tuas engkol kemudian putar ke kiri untuk menarik PMT ke test
posisi.
c. Gunakan kunci untuk membuka pintu kubikel, dengan memposisikan
handle keatas ke posisi open kemudian tarik dan buka pintu.
d. Lepaskan socket kabel catu daya dari PMT
e. Siapkan truk pengangkut PMT dengan mengunci truk dan chasing
kubikel.
f. Lepaskan pengunci PMT dengan merubah handle keluar.
g. Tarik PMT keluar dari kubikel
21

15) Melakukan pencatatan spesifikasi PMT


16) Mencatat counter awal (sebelum pemeliharaan)
17) Membersihkan debu dan kotoran diseluruh bagian PMT
18) Membersihkan, memeriksa, dan memberi pelumas pada mekanika
penggerak PMT
19) Membersihkan dan memeriksa wiring, trippingsystem, closing system,
charging system, dan interlocking menggunakan AVO meter.
20) Memeriksa kekencangan mur baut terminal PMT.
21) Melakukan pengujian tahanan isolasi.
a. Menyiapkan alat uji tahana isolasi
b. Merakit kabel uji pada PMT dan pertanahan alat secara benar
c. Menentukan besaran tegangan uji tahanan isolasi
d. Menguji tahanan isolasi antara kontak atas dan kontak bawah masing-
masing phasa PMT (posisi OPEN)
e. Menguji tahanan isolasi antara kontak atas dan kontak ground masing-
masing phasa PMT (posisi OPEN)
f. Menguji tahanan isolasi antara kontak bawah dan kontak ground masing-
masing phasa PMT (posisi OPEN)
g. Menguji tahana isolasi antara salah satu kontak dengan ground masing-
masing phasa PMT(posisi CLOSE)
h. Membuang sisi tegangan uji dengan menggunakan grounding
i. Mencatan hasil uji pada blangko yang tersedia.
j. Menata kembali alat uji tahanan isolasi yang telah selesai digunakan.

3.5.2 Langkah Pekerjaan Pemeliharaan Busbar


Pekerjaan meliputi pembersihan, pemeriksaaan dan pengujian Busbar
(Tahanan Isolasi dan Tahanan Kontak). Uraian pekerjaan yaitu:
1) Menyerahkan working permit ke operator Gardu Induk.
2) Melakukan breafing sebelum pekerjaan dimulai.
3) Melakukan review SOP pekerjaan
22

4) Berdoa sebelum pekerjaan dimulai.


5) Memasang rambu rambu K3
6) Pernyataan pengawas K3 bahwa Alat Pelindung Diri (APD) telah
digunakan sesuai SOP.
7) Koordinasi dengan dispatcher terkait pelimpahan beban.
8) Pernyataan dispecher bahwa beban telah dilimpahkan dan ABSw
pertama telah dilepas dengan sempurna
9) Memastikan PMT dalam keadaan terbuka
10) Meposisikan switch operasional PMT ke posisi local
11) Melakukan Test Posisi PMT
12) Pernyataan pengawas K3 bahwa pekerjaan aman/bebas tegangan.
13) Pernyataan Pengawas pekerjaan bahwa pekerjaan dapat dilaksanakan.
14) Mematikan MCB supply DC 110 Volt dan AC 220 Volt.
15) Melepas kabel Auxiliary kubikel dari PMT
16) Mengeluarkan PMT dari kubikel
17) Memastikan posisi Busbar berada dibagian atas atau dibagian bawah
kubikel
18) Bila terdapat kabel power 20 kV yang masih bertegangan maka harus
dilakukan penguncian shutter kabel power dan dilarang membuka semua
bagian yang berfungsi sebagai penutup Kompartment Kabel Power 20
kV.
19) Bila shutter kabel power terintegrasi dengan shutter busbar sehingga saat
membuka shutter Busbar, shuter kabel power ikut terbuka maka harus
melepas integrasi mekanik shutter dan mengunci shutter kabel power.
20) Memastikan bahwa busbar sudah bebas tegangan menggunakan high
voltage detector.
21) Memasang peralatan grounding pada busbar untuk membuang sisa
tegangan.
22) Membersihkan kompartment busbar dan busbar rod dari debu dan
kotoran.
23

23) Memeriksa kekencangan mur baut sambungan dan pengikat busbar


menggunakan kunci momen
24) Melakukan pengujian Tahanan Isolasi Busbar
a. Menyiapkan alat uji iahanan isolasi
b. Merakit kabel uji pada busbar dan pentanahan alat secara benar
c. Menentukan besaran tegangan uji tahanan isolasi (10 kV)
d. Menguji tahanan isolasi busbar antara phasa dengan phasa (R-T, S-T dan
T-R)
e. Menguji tanahan isolasi busbar antara phasa dengan ground (R-N, S-T
dan T-N)
f. Membuang sisa tegangan uji dengan menggunakan grounding
g. Mencatat hasil uji pada blangko yang tersedia
h. Menata kembali alat uji yang telah selesai digunakan.
25) Melakukan pengujian Tahanan Kontak Busbar
a. Menyaipkan alat uji tahanan kontak
b. Merakit kabel uji pada busbar dan pentanahan alat secara benar
c. Menentukan besaran arus uji tanahan kontak (100 dan 400 A)
d. Menentukan besaran waktu uji tanahan kontak
e. Menguji tahanan kontak anatara busbar kubikel satu dengan kontak
busbar kubikel lainya (ujung dengan ujung).
f. Mencatat hasil uji pada blangko yang tersedia.
g. Menata kembali alat uji tahanan kontak yang telah selesai digunakan.
26) Melepas peralatan grounding pada busbar
27) Memposisikan test PMT
28) Memasang kabel Auxiliary dari PMT.
29) Menghidupkan MCB supply DC 110 Volt dan AC 220 Volt
30) Mengumpulkan peralatan kerja dan tempatkan pada tempatnya
31) Memposisikan switch operasional PMT ke posisi “remote”
24

3.6 Pengujian PMT Kubikel Outgoing 20 kV


3.6.1 Pengukuran Tahanan Isolasi
Pengukuran tahanan isolasi ini dilakukan bertujuan untuk mengukur
seberapa besar kekuatan bahan isolasi untuk memadamkan busur api pada PMT.
Kualitas isolasi ini dapat menentukan besar kecilnya kebocoran arus pada kontak
PMT. Kebocoran dapat terjadi pada bagian kontak yang bertegangan dengan
bagian yang bertegangan maupun bagian tidak bertegangan seperti body/ ground.
Kobocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
memberikan jaminan arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan
memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan
isolasi.

Alat uji : KYORITSU 3125

Gambar 3.1 Megger Merk Kyoritsu Model 3125

Standar pengukuran :
 OK : > 20 MOhm
 Tidak OK : < 20 MOhm
25

Rangkaian Pengujian :
a. Kontak Atas – Kontak bawah
Gambar Rangkaian Standar Pengujian

Gambar 3.2 Rangkaian pengujian tahanan isolasi kontak atas-bawah

b. Kontak Atas – Ground


Gambar Rangkaian Standar Pengujian:

Gambar 3.3 Rangkaian pengujian tahanan isolasi kontak atas-ground


26

c. Kontak Bawah – Ground


Gambar Rangkaian Standar Pengujian:

Gambar 3.4 Rangkaian pengujian tahanan isolasi kontak bawah-ground

d. Phasa – Ground
Gambar Rangkaian Standar Pengujian:

Gambar 3.5 Rangkaian pengujian tahanan isolasi kontak phasa-ground


27

3.6.2 Pengukuran Tahanan Kontak


Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik
sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis
konduktor bertemu secara fisik sehingga arus / energi listrik dapat disalurkan
tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan
suatu hambatan / resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi
panas dan menjadi kerugian teknis. Rugi ini sangan signifikan jika nilai tahanan
kontaknya tinggi. Sambungan antara konduktor dengan PMT atau peralatan lain
merupakan tahanan kontak yang syarat tahannanya memenuhi kaidah Hukum
Ohm sebagai berikut:

Untuk menghitung rugi daya yang ditimbulkan oleh tahannan kontak yang tinggi
dapat menggunakan rumus berikut :

Pengujian tahanan kontak ini dilakukan pada saat kontak PMT dalam keadaan
tertutup.

Untuk mendapatkan nilai R sekecil itu maka dibutuhkan sensor tegangan


yang sensitivitas tegangannya sangat kecil. Dengan nilai tegangan kecil digunakan
pada lokasi dengan penuh induksi tegangan tinggi, tingkat kesalahan alat ukur
akan menjadi lebih besar. Oleh karena itu agar memperkecil tingkat kesalahan
sensor tegangan, pada alat ukur tahanan kontak dilengkapi dengan injeks arus DC
tinggi (mencapai 100 atau 400 A).
28

Alat uji : DIGITAL MIKRO OHM METER MODEL ATO-400PTM

Gambar 3.6 Micro Ohm Meter Vanguard

Rangkaian Pengujian :

a. Kontak Atas – Kontak Bawah dengan injeksi arus 100 A


b. Kontak Atas – Kontak Bawah dengan injeksi arus 400 A

Gambar 3.7 Rangkaian pengujian tahanan kontak

Standard Pengukuran :
 OK : < 100 µΩ
 Tidak OK : > 100 µΩ
29

3.6.3 Pengujian Kebocoran Arus


Pengujian kebocoran arus dilakukan untuk mengetahui besaran kebocoran
arus yang masih dapat mengalir ketika kontak PMT dalam kondisi Open (dalam
satuan µA).

Alat Uji : Vanguard Instruments Co., Inc.

Gambar 3.8 Vanguard Instruments Co., Inc.

Gambar Rangkaian Pengujian :

Gambar 3.9 Rangkaian pengujian kebocoran arus

Standard Pengujian :
 OK : < 300 µA
 Tidak OK : > 300 µA
30

3.6.4 Pengukuran Coil (Triping Coil dan Closing Coil)


Mengukur tahanan belitan coil untuk mengetahui besarnya tahanna belitan
pada coil apabila nilai tahanan belitan semakin besar maka akan mempengaruhi
kinerja kecepatan coil untuk open dan close.

Alat Uji : AVO Meter

Gambar 3.10 AVO Meter

Gambar Rangkaian Pengujian :

Gambar 3.11 Rangkaian pengukuran coil


31

Name Plate :
 Tripping Coil : 65Ω
 Closing Coil : 64 Ω

Dengan standar error :

 OKE < 10%


 Tidak OKE > 10%

3.6.5 Pengujian Keserempakan PMT


PMT diuji keserempakannya untuk mengetahui seberapa besar selisih
waktu yang digunakan untuk masing masing kontak untuk menbuka atau
menutup. Apabila PMT tidak trip secara serempak hal ini akan dapat menyebakan
gangguan.

Alat Uji : CT – 6500 DIGITAL CIRCUIT BREAKER ANALYZER

Gambar 3.12 CT-6500 Digital Circuit Breaker Anayzer


32

Gambar Rangkaian Pengujian :

Gambar 3.13 Rangkaian pengujian keserempakan PMT

Standart Pengukuran :
 OK : Δt < 10 ms
 Tidak OK : Δt ≥ 10 ms

3.7 Pengujian Busbar Kubikel Outgoing 20 kV


3.7.1 Pengukuran Tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi Busbar yaitu dengan mengukur kekuatan
bahan isolasi dari busbar agar tidak ada kebocoran arus yang berarti.

Alat Uji : KYORITSU 3125


33

Rangkaian Pengujian:

1. Phasa R – Ground

Gambar 3.14 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa R-ground

2. Phasa S – Ground

Gambar 3.15 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa S-ground


34

3. Phasa T – Ground

Gambar 3.16 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa T-ground

4. Phasa R – Phasa S

Gambar 3.17 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa R- S


35

5. Phasa R – Phasa T

Gambar 3.18 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa R- T

6. Phasa S – Phasa T

Gambar 3.19 Rangkaian pengujian tahanan isolasi busbar phasa S- T


36

Standar Pengujian :
 OK : > 20 MOhm
 Tidak OK : < 20 MOhm

3.7.2 Pengukuran Tahanan Kontak


Pengukuran tahanan kontak Busbar yaitu pemeliharaan yang mengukur
tahanan sambungan antar kontak busbar sehingga arus listrik yang mengalir dapat
tersalurkan tanpa hambatan yang berarti.

Alat Uji : DIGITAL MIKRO OHM METER MODEL ATO-400PTM

Rangkaian Pengujian
1. Antara Kubikel (phasa R kubikel 1 – Phasa R kubikel 2)

Gambar 3.20 Rangkaian pengujian tahanan kontak busbar antar kubikel phasa R
37

2. Antara Kubikel (phasa S kubikel 1 – Phasa S kubikel 2)

Gambar 3.21 Rangkaian pengujian tahanan kontak busbar antar kubikel phasa S

3. Antara Kubikel (phasa T kubikel 1 – Phasa T kubikel 2)

Gambar 3.22 Rangkaian pengujian tahanan kontak busbar antar kubikel phasa T
38

Standar Pengukuran :
 OK : < 100 µΩ
 Tidak OK : > 100 µΩ

3.8 Data Hasil Pemeliharaan


3.8.1 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi PMT
Tabel 3.1 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi PMT

Pengukuran Tahanan Isolasi RDT 12

Hasil Ukur (MΩ)


TITIK UKUR
R S T
a. Atas –Bawah
12200 15400 13600
(OFF)
b. Atas –Ground OKE
27400 15200 16200
(OFF) ≥ 20 kV
c. Bawah-Ground
9210 9140 10800
(OFF)
d. Phasa-Gournd
6300 5700 5760
(ON)

3.8.2 Hasil Pengukuran Tahanan Kontak PMT


Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Tahanan Kontak PMT

Pengukuran Tahanan Kontak RDT 12

Hasil Ukur (µΩ)


TITIK UKUR
R S T
OKE
Inject Arus : 100 A 39,3 43,1 67,0
< 100 µΩ
Inject Arus : 400 A 39,8 42,6 67,8
39

3.8.3 Hasil Pengukuran Coil PMT


Tabel 3.3 Hasil Pengukuran Coil PMT

Pengukuran Coil RDT 12

TITIK UKUR Tripping Coil Closing Coil


Nameplate 65 Ω 64 Ω OKE
Hasil Ukur 68 Ω 67,7 Ω < 10%
Error 4,61% 5,78%

3.8.4 Hasil Pengukuran Kebocoran Arus


Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Kebocoran Arus

Pengukuran Tahanan Kontak RDT 12


Test Time : 5 detik Hasil Ukur (µA)
Test Limit : 300 µA R S T OKE
Test Voltage : 36 kV 1,28 0,55 0,77 < 300 µA

3.8.5 Hasil Pengukuran Keserempakan PMT


Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Keserempakan PMT

Pengukuran Tahanan Isolasi RDT 12


Hasil Ukur (ms)
TITIK UKUR
R S T
Speed CLOSE 56,0 56,0 56,0
OKE
Speed OPEN 43,5 43,5 43,5
Δt ≤ 10 ms
Bounce CLOSE 0,0 0,0 1,5
Bounce OPEN 0,0 0,0 0,0
40

3.8.6 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar


Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar

Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar


Hasil Ukur (MΩ)
TITIK UKUR
R/R-S S/S-T T/T-R
OKE
a. Phasa –Gournd 5450 6460 9110
≥ 20 kV
b. Phasa –Phasa 8420 6040 7940

3.8.7 Hasil Pengukuran Tahanan Kontak Busbar


Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Tahanan Kontak Busbar

Pengukuran Tahanan Kontak Busbar


Hasil Ukur (µΩ)
TITIK UKUR
R S T
OKE
Inject Arus : 100 A 78,7 75,7 67,1
< 100 µΩ
Inject Arus : 400 A 93,0 89,4 79,8

3.8.8 Hasil Pengukuran Kabel Power Outgoing


Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Kabel Power Outgoing

Pengukuran Tahanan Isolasi Busbar RDT 12


Hasil Ukur (MΩ)
TITIK UKUR
R/R-S S/S-T T/T-R
OKE
a. Phasa –Gournd 1770 1710 279
≥ 20 kV
b. Phasa –Phasa 3590 1910 2350

Anda mungkin juga menyukai