Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LAB STL

“CUBICLE 20 KV”
Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Lab Sistem Tenaga Listrik yang
Dibimbing Oleh Bapak Ahmad Hermawan, ST,MT

Oleh :
Etty Rahmawati
1641150074
D4 SISTEM KELISTRIKAN 3B

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D4 SISTEM KELISTRIKAN
2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3

1.2 Tujuan Praktek ...................................................................................................................... 3

1.3 Waktu Pelaksanaan ............................................................................................................... 3

BAB II DASARTEORI

2.1 Pengertian Cubikel ........................................................................................................... 4

2.2 Fungsi Kubikel ................................................................................................................. 8

2.3 Persyaratan Cubicle .......................................................................................................... 8

2.4 Pengujian Cubicle 20 Kv.................................................................................................. 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Prosedur pengoperasian dan pemeliharaan cubicle .......................................................... 9

3.2 Pemeliharaan peralatan cubicle ........................................................................................ 9

3.3 Jenis kegiatan pemeliharaan ............................................................................................. 9

3.4 Peralatan yang digunakan............................................................................................... 10

3.5 Prosedur percobaan ........................................................................................................ 10

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan tegangan menengah atau jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem
tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Jaringan tegangan menegah di Indonesia
pada umumnya memiliki tegangan 20 Kv. Jaringan tegangan menengah 20 kV di Indonesia
banyak digunakan konsumen Industri seperti halnya pabrik atau kampus-kampus yang kebutuhan
listriknya besar.

1.2 Tujuan Praktek


1. Mengerti dan memahaminfungsi, operasi dan konstruksi dari switchgear tegangan
menengah
2. Mengerti dan memahami name plate sebuah switchgear tegangan menengah
3. Dapat mengoperasikan cubicle 20 KV
4. Dapat memelihara cubicle 20 KV

1.3 Waktu Pelaksanaan


Kegiatan praktek cubicle 20 KV Tahun Ajaran 2018/2019 untuk Jurusan D4 Sistem
Kelistrikan dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 10 September 2018
Tempat Praktek : Gedung AL
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Cubikel


Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan
menghubungkan, pengukuran tegangan,arus,maupun daya,peralatan proteksi,dan control yang
terpasang pada ruang tertutup. Yang berfungsi sebagai
pembagi,penyalur,pengukur,pengontrol,dan proteksi sistem penyaluran tenaga listrik. Disebut
cubicle karena peralatan-peralatan tersebutu dikemas plat blok berbentuk almari dengan pintu di
bagian depan yang bisa dibuka dan ditutup menurut standard operasi yang diminta.Cubicle 20
KV atau Switchgear 20 KV ini berisi peralatan-peralatan:
 Busbar
 Circuit Breaker (CB)
 Load Break Switch (LBS)
 Disconnecting Switch (DS) atau Switch (S)
 Earthing Switch (ES)
 Current Transformer (CT)
 Potensial Transformer (PT)
 Peralatan Ukur (Voltmeter,Amperemeter,Kwh meter)
 Relay Proteksi
 Interlocking Control
Dikatakan cubicle 20 KV atau Switchgear 20 KV,Karena peralatan-peralatan tersebut
bekerja pada tegangan nominal antara phasa 20 KV,yang termasuk kategori tegangan
menengah adalah (> 1 KV hingga 20 KV).Cubicle 20 KV ini banyak diigunakan di:
1.Gardu distribusi 20 KV pada jaringan distribusi 20 KV di PLN atau di Industri berskala
besar yang memiliki jaringan distribusi sendiri.
2.Cubicle gardu distribusi yang banyak terpasang di beberapa tempat antara lain yang
berdekatan dengan konsumen,gedung perkantoran,hotel, maupun industri menengah.
2.2 Fungsi Kubikel
- Tempat operasi switching ON-OFF bagi jaringan distribusi (radial,loop,spindle).
- Tempat operasi switching ON-OFF terhadap trafo distribusi.
- Tempat operasi switching ON-OFF bagi motor-motor TM(dengan tegangan nominal
lebih rendah 3,3 sampai dengan 12 Kv).
2.3 Persyaratan Cubicle
A. Konstruksi
1. Kuat/Kokoh.
2. Jarak hantaran terbuka (antar phasa,phasa-body) tergantung dari jenis
penyekatannya (udara,minyak,gas).
3. Sambungan/terminating sesuai SOP.
B. Elektrik
1. Tegangan (Tegangan kerja max, tegangan impuls).
2. Kekuatan tahanan isolasi (TD).
3. Arus (arus nominal,arus hubung singkat).
C. Operasional
1. Urutan kerja peralatan switching (DS,LBS,CB,ES).
2. Relay proteksi.
3. Sistem interlocking.
2.4 Pengujian Cubicle 20 Kv
Pengujian peralatan cubicle 20 kV meliputi:
 Ketahanan isolasi.
 Meliputi komponen-komponen seperti:CB,LBS,DS,Busbar, harus
mempunyai standart isolasi yang sesuai dengan ketetapan PLN.
 Pengujian tegangan tinggi DC dan tegangan tinggi AC
1. Pengujian/pengukuran ratio CT dan PT.
2. Pengujian operasional peralatan switching (urutan kerja,
sistem interlocking,kerja relay proteksi).
3. Pengujian kontinyuiti (kabel-kabel penghubung ke
peralatan,kabel control,kabel instrumen).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Prosedur pengoperasian dan pemeliharaan cubicle

Sebelum cubicle dioperasikan,operator perlu untuk memahami segala aspek tentan cubicle
tersebut,sehingga peralatan-peralatan dalam cubicle tersebut tidak mengalami kerusakan atau
ketidak presisian dalam kerjanya.Hal itu bisa terjadi karena baik dalam pengangkutan dari
prosedur ke tempat tujuan tidak mengindahkan tata cara yang ditentukan oleh pabrik selaku
prosedur kubikel tersebut,serta dalam proses pengoperasian maupun pemeliharaan tidak
dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

3.2 Pemeliharaan peralatan cubicle


Pemeliharaan adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai usaha untuk mengembalikan
atau mempertahankan atau mendayagunakan setuap peralatan dengan tujuan agar peralatan dapat
beroperasi sesuai dengan fungsinya serta menjamin keandalan peralatan tersebut sampai
mencapai umur ekonomisnya. Dan untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga listrik.

3.3 Jenis kegiatan pemeliharaan


Pemeliharaan cubicle 20 Kv dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu:

A. Pemeliharaan rutin
B. Pemeliharaan korektif
C. Pemeliharaan prediktif
D. Pemeliharaan darurat (emergency)

3.3.1 Pemeliharaan Rutin


Pemeliharaan rutin pada dasarnya dimaksudkan untuk mempertahankan agar
peralatan tetap sesuai dengan kemampuannya.Pemeliharaan rutin dibedakan sesuai
dengan kurun waktu pelaksanaan pemeliharaan yaitu:

 Harian
 Mingguan
 Bulanan
 Enam(6) bulan
 Tahunan

Kurun waktu ini disesuaikan dengan pengalaman operasi dari peralatan


tersebut,buku manual operasi dan pemeliharaan peralatan dan pabriknya atau buku-buku
petunjuk operasi dan pemeliharaan dari PLN.

3.3.2 Pemeliharaaan harian (Inspeksi)


Tujuannya adalah untuk memantau kondisi fisik peralatan sewaktu operasi,apakah
terdapat kelainan atau tidak,sehingga kesiapan operasi peralatan selalu dipantau.Pada
cubicle 20 Kv,pemeliharaan harian dilakukan dengan cara pemeriksaan visual keadaan
cubicle dalam kondisi operasi (Bertegangan).

3.3.3 Pemeliharaan bulanan (Kondisi operasi)


Yang dilakukan untuk pemeliharaan bulanan ini adalah per-catatan counter kerja
PMT sekaligus pencatatan Kwh.

3.3.4 Pemeliharaan enam bulanan dan tahunan (Kondisi padam)


Yang dilakukan untuk pemeliharaan ini adalah pemeliharaan setiap komponen
yang terdapat di cubicle 20 Kv tersebut .

3.4 Peralatan yang digunakan


1. Handle
2. Megger
3. Detector urutan fasa
4. Tool kits

3.5 Prosedur percobaan


Pada sisi incoming:

A. Pengecekan sebelum dialiri tegangan:


1. Periksa,apakah ada komponen penghubung yang tertinggal.
2. Periksa,apakah ada komponen yang tertinggal.
3. Pada ketiga phasa:
 Periksa,apakah fuse benar-benar dalam kondisi baik.
 Periksa,apakah tutup panel pada bagian distribusu benar-benar
menutupi semua phasa.
 Periksa,apakah pada bagian indicator benar-benar telah
tersambung.
B. Test pengoperasian sebelum dialiri tegangan.
1. Operasikan saklar beberapa kali untuk memastikan bahwa semua peralatan
dapat berfungsi dengan baik.
2. Operasikan saklar pentanahan beberapa kali untuk memastikan bahwa
semua peralatan dapat berfungsi dengan baik.
C. Energize kabel MW (medium voltage) disisi incoming
1. Pada bagian pemutus MW harus dalam posisi terbuka.
D. Indikator tegangan
1. PPada saat saluran mendapat aliran tegangan,maka seketika itu lampu
indicator tegangan harus menyala.
E. Pengujian ketetapan phasa
1. Jika urutan phasa benar,lampu indicator akan OFF.Jika urutan phasa tidak
benar,lampu akan ON.

Pada sisi metering:

A. Pengecekan sebelum dienergize


 Periksa apakah ada komponen-komponen yang tertinggal.
 Periksa apakah fuse benar-benar dalam kondisi baik.
 Periksa apakah cover pada bagian distribusi benar-benar menutupi semua phasa.

B. Pemeriksaan pengoperasian sebelum dialiri tegangan


 Operasikan disconnector dan saklar pentanahan beberapa kali sehingga
benar-benar meyakinkan bisa berfungsi dengan semestinnya
C. Pengindikasi sirkit LV (low voltage) pada posisi saklar terisolasi.

D. Prosedur sebelum pengukuran tahanan isolasi

Alat yang akan diukur harus bebas dari tegangan AC atau DC atau tegangan
induksi,karena tegangan tersebut akan mempengaruhi hasil pengukuran.

Dari hasil praktek yang telah di dapatkan dari hasil pengukuran adalah:

1) Hasil pengukuran tahanan isolasi

Terminal yang diukur Tegangan ukur Hasil pengukuran

R-S 10000 Volt 200 GΩ

R-T 10000 Volt 400 GΩ

S-T 10000 Volt 100 GΩ

R-G 10000 Volt 400 GΩ

S-G 10000 Volt 100 GΩ

T-G 10000 Volt 400 GΩ

2) Hasil pengukuran CB (Circuit Breaker)

Terminal yang diukur Tegangan ukur Hasil pengukuran

R-G 10000 Volt Tak terhingga

S-G 10000 Volt Tak terhingga

T-G 10000 Volt Tak terhingga


3) Tes hubung singkat 1 Fasa-Ground (GFR)

Terminal yang diukur Tegangan ukur Hasil pengukuran

R-G 10000 Volt 0,5 A


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek di gedung AL Politeknik Negeri Malang maka mahasiswa
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan
dan menghubungkan ,pengukuran tegangan,arus,maupun daya,peralatan
proteksi dan control yang terpasang pada ruang tertutup.
2. Busbar digunakan untuk menyalurkan dan membagikan tenaga listrik ke
peralatan-peralatan lain di dalam suatu cubicle.
3. Pemeliharaan cubicle dibedakan menjadi 4 yaitu: Pemeliharaan
rutin,Pemeliharaan korektif,Pemeliharaan prediktif dan Pemeliharaan
darurat.

Anda mungkin juga menyukai