10
Persyaratan K3 Pemeliharaan
Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan di
Transmisi Listrik
1
1.
2
1.1.
3
1.1.1. Pengertian Dan Tujuan
Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik adalah
serangkaian tindakan atau proses kegiatan
untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan
kerusakan.
4
Ada pula yang mengatakan bahwa
Pemeliharaan :
5
Sedangkan menurut John Moubray dalam
bukunya RCM II, mengatakan
6
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah
untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga
listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
7
1.2.
1. Preventive Maintenance
(Time Base Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan
unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya.
11
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala
dengan berpedoman kepada : Instruction
Manual dari pabrik, standar-standar yang ada
(IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di
lapangan.
12
2. Predictive Maintenance
(Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan
yang dilakukan dengan cara memprediksi
kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan
kapan kemungkinannya peralatan listrik
tersebut menuju kegagalan.
14
3. Corective Maintenance adalah
pemeliharaan yang dilakukan secara terencana
ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau
unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan
pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi.
Pemeliharaan ini disebut juga Curative
Maintenance, yang bisa berupa Trouble
Shooting atau penggantian part/bagian yang
rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan
dengan terencana.
15
Sedangkan istilah Breakdown Maintenance
diartikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan
setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
16
2.
Objek pemeliharaan :
Tranformator,
Saluran Udara Tegangan Tinggi,
Gardu Induk, Pemisah (PMS),
Pemutus Tenaga Listrik (PMT),
17
Objek pemeliharaan :
Charger (Rectifier),
Automatic Voltaga Regulator
(AVR), Rangkaian voltage
Dropper, Rangkaian Proteksi
Tegangan Surja Hubung, Baterai
(DC Power)
19
Pemeliharaan pada Transmisi Listrik
20
Transformator
Klasifikasi transformator tenaga
1. Pemasangan
Pemasangan dalam
Pemasangan luar 21
2. Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut:
24
Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) adalah
sarana instalasi tenaga listrik diatas tanah untuk
menyalurkan tenaga listrik dari Pusat Pembangkit
ke Gardu Induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya
(antar GI).
SUTT/SUTET terdiri dari kawat/konduktor yang
direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator–
isolator dengan sistem tegangan tinggi (30 kV, 70
kV, 150 kV dan 500 kV).
25
SUTT/SUTET merupakan peralatan
buatan manusia. Peralatan ini pada
dasarnya bisa rusak baik karena salah
pengoperasian, kesalahan saat
konstruksi maupun telah melampaui
masa kerjanya (life time). Salah satu
cara untuk meningkatkan kemampuan
kerja dari SUTT / SUTET adalah
dengan melakukan pemeliharaan 26
SUTT / SUTET.
Komponen Saluran udara
tegangan tinggi terdiri Saluran
Udara, Saluran Kabel,
Perlengkapan SUTT/SUTET,
Tower, Bagian-bagian tower ,
Kondukror, Kawat Tanah,
Pentanahan Tower, Isolator.
27
Perlengkapan Gardu Induk
29
Peralatan Pengaman
30
Sistem pentanahan gardu
induk
Gardu Induk merupakan suatu sistem
Instalasi listrik yang terdiri dari
beberapa peralatan listrik dan menjadi
penghubung listrik dari jaringan
transmisi ke jaringan distribusi primer
primer..
Gardu Induk befungsi sebagai
penyalur daya (KVA, MVA) sesuai
dengan tegangan operasinya
operasinya..
31
Karena peranannya yang sangat
penting dalam menyalurkan daya
listrik dan menjadi penghubung listrik
dari jaringan transmisi ke jaringan
distribusi primer maka harus
diterapkan sistem pentanahan yang
memenuhi persyaratan sistem
pengaman yaitu :
32
Persyaratan Sistem
Pentanahan
Sistem pentanahan Gardu Induk harus
peka terhadap gangguan yang terjadi,
dan secara proposional mampu
mendeteksi gangguan dengan tepat di
area atau zona yang di amankan
33
Sistem Pentanahan Gardu Induk harus
handal. Tidak boleh gagal, mampu
bekerja sesuai dengan pengaturan
yang diterapkan pada sistem
pentanahan tersebut.
34
Berbagai macam pemeliharaan yang
pernah terjadi di jaringan SUTT /
SUTET antara lain :
Penggantian isolator pecah
Pembersihan isolator karena polusi
Perbaikan kawat rantas
Pembersihan kawat dari layang-layang
Pengecekan member tower termasuk number &
danger plate
35
Pemeriksaan pondasi tower (leveling, retak)
Pemeriksaan kelengkapan tapak tower (patok tanda
batas tanah PLN, urugan tanah tapak tower)
Pengecekan Tahanan Pembumian
Pemeriksaan jarak bebas konduktor dengan benda
di sekitarnya
Tanah sekeliling pondasi longsor
Pondasi turun, tanah dasar pad mengalami sliding
arus air bawah tanah
Kualitas beton pondasi tower
36
Ketahanan beton terhadap jenis materi
tanah/bahan di sekelilingnya
Grounding (cek periodik, rawan pencurian)
Pohon tumbang (diluar row)
Pencurian baut & member tower termasuk
fenomena penggergajian member tower
Kawat rantas (karena : haspel, pelaksanaan, petir,
akibat lain)
Layang--layang
Layang
37
Pohon/benda di dalam jarak bebas
Tension clamp konduktor (tekanan mesin pres,
pemilihan mata dies, bahan, manusia)
Tension clamp gsw (material)
Suspension clamp konduktor
Joint sleeve (tekanan mesin pres, pemilihan mata
dies, bahan, manusia
Joint box opgw (rawan pencurian)
38
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik pada Transmisi Listrik
43
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001
Prinsip Utama :
Note :
ANSI = American National Standards Institute
IEEE = Institute of Electrical and Electronics Engineers
44
Paper of ANSI/IEEE Std 242 1986/2001 (Objectives of
Electrical System Protection)
45
Selain “ELCB (GFCI)” dan “Oveload Heater” pada Motor Control,
c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada
yang dilengkapi Protective Relays
48
MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :
50
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip
51
� � LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-170kA
� � MV-ACB:
Tegangan = 7,2kV dan 24kV
Current Rating = 800A-7000A
Interrupting rating = 12,5kA-72kA
52
Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
d). OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
53
Gambar OCB (Oil Circuit Breaker)
e). VCB (Vacuum Circuit Breaker)
Vacuum circuit breaker memiliki ruang hampa udara untuk
memadamkan busur api, pada saat circuit breaker terbuka (open),
sehingga dapat mengisolir hubungan setelah bunga api terjadi, akibat
gangguan atau sengaja dilepas.
tampak dalam
54
Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat
memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang
busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam.
Rating
tegangan CB
antara 3.6 KV
- 760 KV.
55
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi
56
2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui
arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring
tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.
Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung
singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat
disetel lagi jika gangguan sudah teratasi.
Sekering otomatis 57
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing
open its current-responsive element when an overcurrent or
short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit
dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih
atau arus hubung singkat melewatinya].
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.
58
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:
Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse
61
62
Pemeliharaan Trafo Tenaga
63
64
65
66
67
68
69
70
71
4.
Manajemen pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik, meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengornaisasian
3. Penggerakan
4. Pengendalian
72
P.O.A.C
(Planning, Organizing,
Actuating, Controlling)
4.A. Perencanaan
(Planning)
Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga
listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan
akan pemeliharaan dan kondisi sistem.
73
Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan
itu terpenuhi sebaik mungkin.
74
4.B. Pengorganisasian
(Organizing)
Rencana pemeliharaan sebagai hasil
perencanaan tersebut merupakan dasar dalam
pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab
dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan.
Pengorganisasian ini perlu dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada atas
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan agar
dapat dimanfaatkan seefisien
dan seefektif mungkin. 75
76
77
78
79
80
4.C. Penggerakan
(Actuating)
Setelah ada rencana kerja, kemudian
pengalokasian sumber daya, tibalah saatnya
pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang
disebut sebagai penggerakan.
82
4.D. Pengendalian
(Controlling)
Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang
direncanakan, diperlukan pengendalian,
sehingga penyimpangan yang terjadi dapat
dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan
tindakan koreksi.
84
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum
4.Bahaya lainnya :
a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f.Dan lain-lain 85
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast
86
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:
87
Risk Matrix
RISK MATRIX
88
= Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)
Shock (electric)
= Tersengat listrik
= Kesetrum
= Stimulasi fisik atau trauma
yang terjadi sebagai akibat
dari mengalirnya arus listrik
lewat melalui tubuh.
(The physical stimulation or trauma that occurs as a result of
electric current passing through the body.)
89
Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas
proteksi dari kejut listrik sebagai
berikut :
131.2(2.1.2) Proteksi dari kejut listrik
91
SHOCK
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit
basah).
Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω.
Kondisi terbaik:
-Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω
-Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω=0,0002198 A
= 0,2198 mA
-Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus
yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA
0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya 92
Daerah Reaksi tubuh
1 Tidak terasa
94
SLO (Sertifikat Laik Operasi)
95
Pemutaran Video :
96
Cara untuk mecegah bahaya Shock.
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
98
“HEAT” BISA TIMBUL KARENA:
1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk
indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak
yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-
lain)
Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3
Spesialis. 102
103
-Gunakan PPE yang benar
104
105
-Pasang Grounding pada Instalasi listrik
106
Pentanahan titik netral sistem
Catatan :
Terra = bahasa Perancis yang berarti bumi atau tanah)
107
1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined)
Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada
sistem secara keseluruhan.
Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan
kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth).
Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama.
Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem
yang lain.
Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran
PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua
hantaran, N dan PE secara terpisah (separated).
112
Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan.
113
2. Elektroda Pita
114
3. Elektroda Plat
115
Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan
menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.
116
Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan
pekerjaan Pemeliharaan listrik.
117
Pasang ELCB
118
Standar SNI untukPasang ELCB
119
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)
120
(a) Gambaran fisik RCD
Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)
untuk maksud proteksi Shock
121
Diagram Skematik ELCB
122
Diagram skematik RCD
Pekerja listrik tidak
dianjurkan bekerja sendirian,
harus selalu bekerja 2 orang
(Electrician + Helper).
124
1. Arc Flash = Arc yang timbul karena Short
Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat
positif + DC dengan kawat lain atau bagian
konduktor lain sebelum pemakaian (load)].
125
Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. 126
(Courtesy Brosz and Associates.)
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc
Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit
127
2. Arc yang menyebabkan
KEBAKARAN (Fire)
128
Segitiga api (Fire Triangle)
129
Hindari terjadinya “Loss Connection”
Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar,
misalnya sama dengan 20 Ω.
Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.
Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.
130
1. Blast yang berasal dari
equipment yang pemeliharaannya
kurang baik, misalnya :
Contoh :
Interrupting
Rating = 40 KA
133
Dengan menggunakan “Gambar satu garis
(single line diagram)” yang sesungguhnya,
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating
pada setiap Switchgear
134
Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)
135
Pemutaran Video :
Interrupting Rating & Blast
136
6.
Checklist Identifikasi Potensi
bahaya listrik
(Shock, Arc,Blast dan bahaya
lainnya) pada Instalasi
Transmisi, Perlengkapan
Transmisi, Peralatan Transmisi
137
CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara
sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-
benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
138
CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan,
harus selalu listriknya dimatikan dulu (off &
LOTO), kecuali terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau
Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar
h. Dan lain-lain :
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
141
7.
Standar Prosedur Pemeliharaan
dan JSA(Job Safety Analysis)
pada Instalasi Transmisi,
Perlengkapan Transmisi,
Peralatan Transmisi
142
(2)
JOB Safety Analysis (JSA)
Bertujuan mencari
mencari// menemukan
adanya sumber bahaya dan usaha
menghilangkannya dari suatu
rangkaian proses pekerjaan.
143
Langkah--langkah JSO
Langkah
Ada lima langkah yang ahrus dilakukan :
1. Memilih pekerjaan yang diamati
2. Melaksanakan pengamatan
3. Mencatat hasil-
hasil-hasil pengamatan
4. Membahas hasil-
hasil-hasil pengamatan
bersama pekerja yang diaamati
5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap
bekerja yang aman.
144
Ada 4 aspek yang
membantu dalam JSA :
1. Manusia
orang yang terkait : operator, supervisor dll
2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari
perkerjaan yang dianalisis.
3. Peralatan dan mesin yang digunakan
4. Material (Bahan)
5. Lingkungan kerja
145
Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada
hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk
bidang Pemeliharaan.
146
147
8.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan Jenis
pemeliharaan (Preventive
Maintenance, Predictive
Maintenance dan dan
Corrective Maintenance)
148
CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis
pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance dan Corrective Maintenance)
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada
pelaksanaan Preventive Maintenance (PM) dapat
meningkatkan Ketersediaan (Availability),
Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost
Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas
Lingkungan hidup (Enviroment) ?
150
• contoh photo atau scan sertifikat
ahli K3 dan teknisi K3 bidang
listrik
• contoh dokumen penunjukan
PJK3
• Permenaker 4/95 tentang PJK3
• PP 50/2012 (perusahaan sudah
ikut atau belum SMK3) 151
• Kep Dir PPK & K3 no Kep
47/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik
• Kep Dir PPK & K3 no Kep
48/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon teknisi K3 bidang
listrik
152
153
154
155
156
10.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan persyaratan
administrasi K3 pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik di Transmisi
157
158
11.
Persyaratan K3 alat-alat uji
Isolasi
159
Insulation (isolasi) sangat berkaitan dengan terjadinya Short
Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast.
161
3. Teknologi ketiga adalah dengan “Hi Pot Test”.
The DC Hi-Pot withstand test is a
Pass/Fail test that has been applied to
many types of cable and accessories.
163
5. Teknologi kelima (paling modern sampai saat ini) adalah
“Partial Discharge (PD) Test”:
Untuk Tegangan Menengah keatas.
164
12.
Check list pemeriksaan dan dan
pengawasan persyaratan K3
alat-alat uji listrik
165
CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan
K3 alat-alat uji listrik
166
CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan
K3 alat-alat uji listrik
168
169
170
14.
Bentuk laporan pemeliharaaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan Transmisi
171
172
173
174
175
==oo00oo==
Referensi
SNI Pembangkit
IEC
Checklist Maintenance PT.Medco
Energy E & P Indonesia
Dokumen PLN No. PT-
PT-KITSBS
KITSBS--26 April
2015,
PUIL 2011
176
Doe Hadbook Electrical Safety,2013
Buku RCM II - John Moubray,,
Standard handbook for Electrical
Engineer,1987--Donald G.Fink,H.Wayne
Engineer,1987
Beaty
177
Dengan demikian maka
Calon ahli K3 Listrik
Mampu memahami dan melakukan pembinaan,
pengawasan, dan penanggulangan K3 Listrik
(pencegahan bahaya Shock, Arc, Blast dan
bahaya lain serta mitigasinya) pada Preventive
Maintenance, Predictive Maintenance dan
Corrective Maintenance (Perbaikan) Instalasi,
Perlengkapan dan Peralatan di
Transmisi Listrik
==oo00oo==
178