9
Persyaratan K3 Pemeliharaan
Instalasi, Perlengkapan dan Peralatan
Listrik di Pembangkitan Listrik
1
Diharapkan agar
Calon ahli K3 Listrik
Mampu memahami dan melakukan
pembinaan, pengawasan, dan
penanggulangan K3 Listrik (=pencegahan
bahaya listrik dan mitigasinya) pada
Pemeliharaan Instalasi, Perlengkapan
dan Peralatan Listrik di
Pembangkitan Listrik
2
1.
3
1.1.
4
1.1.1. Pengertian Dan Tujuan
Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan listrik adalah
serangkaian tindakan atau proses kegiatan
untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
terjadinya gangguan yang menyebabkan
kerusakan.
5
Ada pula yang mengatakan bahwa
Pemeliharaan :
6
Sedangkan menurut John Moubray dalam
bukunya RCM II, mengatakan
7
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah
untuk menjamin kontinuitas penyaluran tenaga
listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
8
1.2.
1. Preventive Maintenance
(Time Base Maintenance) adalah kegiatan
pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan
unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai
umur teknisnya.
12
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala
dengan berpedoman kepada : Instruction
Manual dari pabrik, standar-standar yang ada
(IEC, CIGRE, dll ) dan pengalaman operasi di
lapangan.
13
2. Predictive Maintenance
(Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan
yang dilakukan dengan cara memprediksi
kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan
kapan kemungkinannya peralatan listrik
tersebut menuju kegagalan.
15
3. Corective Maintenance adalah
pemeliharaan yang dilakukan secara terencana
ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau
unjuk kerja rendah pada saat menjalankan
fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan
pada kondisi semula disertai perbaikan dan
penyempurnaan instalasi.
Pemeliharaan ini disebut juga Curative
Maintenance, yang bisa berupa Trouble
Shooting atau penggantian part/bagian yang
rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan
dengan terencana.
16
Sedangkan istilah Breakdown Maintenance
diartikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan
setelah terjadi kerusakan mendadak yang
waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.
17
2.
Objek pemeliharaan :
Jenis Pembangkit,
Instalasi Listrik
Transformator, Generator
Switchgear, Proteksi,
Elektronik, APAR
18
19
Jenis Pembangkit
Jenis-jenis Pusat Pembangkit Listrik :
20
Pusat pembangkit listrik tenaga thermo, terdiri dari:
21
b) Pusat Listrik Tenaga Gas
(PLTG)
Pada pusat listrik tenaga gas, energi primer berasal dari bahan
bakar gas atau minyak.
Gas berasal dari dapur tinggi, dapur kokas, dan gas alam.
22
c) Pusat Listrik Tenaga Disel
(PLTD)
Pada pusat pembangkit listrik tenaga diesel, energi primer
sebagai energi diesel berasal dari bahan bakar minyak atau
bahan bakar gas.
23
d) Pusat Listrik Tenaga Gas dan
Uap (PLTGU)
Pusat listrik tenaga gas dan uap merupakan kombinasi PLTG
dengan PLTU.
24
2. Pusat listrik tenaga hydro
Pusat listrik yang menggunakan tenaga air atau sering disebut
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA).
27
3. Pusat Listrik dengan Energi
terbarukan
a.Pusat Litrik Panas Bumi (PLTP)
28
Instalasi Listrik
Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkitan Listrik
1. Pemasangan
Pemasangan dalam
Pemasangan luar
33
2. Pendinginan
Menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai berikut:
36
Generator
37
Switchgear
38
Proteksi
Proteksi sitem tenaga listrik adalah suatu proses menjadikan
Pembangkitan, Transmisi, Distribusi, dan Pemanfaatan
(konsumsi) enegi listrik seaman mungkin dari efek-efek
kegagalan dan kejadian yang menempatkan sistem tenaga
pada risiko.
39
Tujuan proteksi dan koordinasi sistem listrik
menurut ANSI/IEEE Std 242 1986/2001
Prinsip Utama :
c). ACB (Air Circuit Breaker) : ada yang bisa trip sendiri, ada
yang dilengkapi Protective Relays
44
MCB 1 fasa, 2 fasa, 3 fasa
Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat
digolongkan menjadi 5 jenis yaitu :
46
b). MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan
sebagai alat untuk penghubung.
Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi
sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus
beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
Keterangan :
1. Bodi dan tutup
2. Peredam busur api
3. Blok sambungan
4. Penggerak lepas-sambung
5. Kontak bergerak
6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat
7. Unit magnetik trip
47
LV-ACB:
Voltage = 250V dan 660V
Current Rating = 800A-6300A
Interrupting Rating = 45kA-170kA
MV-ACB:
Tegangan = 7,2kV dan 24kV
Current Rating = 800A-7000A
Interrupting rating = 12,5kA-72kA
48
Gambar ACB (Air Circuit Breaker)
d). OCB (Oil Circuit Breaker)
Oil Circuit Breaker adalah jenis CB yang menggunakan minyak sebagai
sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan.
Bila terjadi busur api dalam minyak, maka minyak yang dekat busur api
akan berubah menjadi uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh
gelembung-gelembung uap minyak dan gas.
Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity
yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali
digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
tampak dalam
50
Gambar VCB (Vacum Circuit Breaker)
f). SF6 CB
(Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai
sarana pemadam busur api.
Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat
memadamkan busur api yang baik sekali.
Prinsip pemadaman busur apinya adalah Gas SF6 ditiupkan sepanjang
busur api, gas ini akan mengambil panas dari busur api tersebut dan
akhirnya padam.
Rating
tegangan CB
antara 3.6 KV
- 760 KV.
51
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi
52
2.Fuse
Patron leburnya akan lebur jika ada arus yang besarnya jauh melampaui
arus nominal pengaman tersebut , sehingga patron lebur/sekring
tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi.
Pengaman tersebut akan bekerja jika arus gangguan atau arus hubung
singkat melampaui setelan nominal alat pengaman tersebut dan dapat
disetel lagi jika gangguan sudah teratasi.
Sekering otomatis 53
A fuse may be defined as a device that protects a circuit by fusing
open its current-responsive element when an overcurrent or
short-circuit current passes through it.
[Fuse bisa didefinisikan sebagai alat yang memproteksi circuit
dengan cara membuka elemen respon arusnya, ketika arus lebih
atau arus hubung singkat melewatinya].
Fuse dibuat untuk tegangan rendah maupun tegangan menengah.
Berikut ini adalah klasifikasi Fuse tegangan rendah.
54
Tunjukkan dan jelaskan
Fuse sebagai penegasan
penjelasan Slide No.23
55
Alat (Gawai) Proteksi listrik dalam Pemeliharaan listrik:
Aplikasi Circuit Breaker dan Aplikasi Fuse
58
APAR
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau Portable Fire
Extinguisher merupakan salah satu peralatan K3 yang harus
ada di Pembangkitan listrik.
Alat pemadam kebakaran antara lain dimaksudkan untuk
berjaga-jaga memadamkan terbakarnya minyak didalam
trafo.
59
3.
Checklist pekerjaan
pemeliharaan di pembangkitan
listrik ,meliputi Instalasi listrik,
Perlengkapan listrik, Peralatan
listrik
60
61
Slide Wajib No.MI9.3.1.
62
63
64
65
4.
Manajemen pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik, meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengornaisasian
3. Penggerakan
4. Pengendalian
66
P.O.A.C
(Planning, Organizing,
Actuating, Controlling)
4.A. Perencanaan
(Planning)
Perencanaan pemeliharaan peralatan tenaga
listrik meliputi koordinasi antara kebutuhan
akan pemeliharaan dan kondisi sistem.
67
Dalam hal ini diupayakan agar kedua kebutuhan
itu terpenuhi sebaik mungkin.
68
4.B. Pengorganisasian
(Organizing)
Rencana pemeliharaan sebagai hasil
perencanaan tersebut merupakan dasar dalam
pengaturan SDM, alat, tugas, tanggung-jawab
dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan.
Pengorganisasian ini perlu dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada atas
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan agar
dapat dimanfaatkan seefisien
dan seefektif mungkin. 69
70
71
72
73
74
4.C. Penggerakan
(Actuating)
Setelah ada rencana kerja, kemudian
pengalokasian sumber daya, tibalah saatnya
pada pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang
disebut sebagai penggerakan.
76
4.D. Pengendalian
(Controlling)
Dalam mencapai tujuan sesuai dengan yang
direncanakan, diperlukan pengendalian,
sehingga penyimpangan yang terjadi dapat
dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan
tindakan koreksi.
78
Bahaya listrik (Electrical Hazard):
1.Shock = tersengat listrik = kesetrum
4.Bahaya lainnya :
a.Bahaya Induksi Electromagnetic ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
b.Bahaya radiasi ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
c.Bahaya terpeleset ketika sedang melakukan pekerjaan pemeliharaan
listrik
d.Bahaya jatuh dari ketinggian ketika sedang melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik
e.Bahaya tersentuh panas pada peralatan listrik ketika sedang
melakukan pekerjaan pemeliharaan listrik
f.Dan lain-lain 79
Paper of Electrical Hazard : Shock, Arc, Blast
80
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:
81
Risk Matrix
RISK MATRIX
82
= Likelyhood (or Probability) x Consequence (or Impact) (or Severity)
Shock (electric)
= Tersengat listrik
= Kesetrum
= Stimulasi fisik atau trauma
yang terjadi sebagai akibat
dari mengalirnya arus listrik
lewat melalui tubuh.
(The physical stimulation or trauma that occurs as a result of
electric current passing through the body.)
83
Dalam PUIL2011 halaman 6 dibahas
proteksi dari kejut listrik sebagai
berikut :
131.2(2.1.2) Proteksi dari kejut listrik
85
SHOCK
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kΩ (kulit kering) sampai 100 Ω (kulit
basah).
Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 Ω – 500 Ω.
Kondisi terbaik:
-Tahanan tubuh paling besar,Rb = 1000.000 Ω +500=1000.500 Ω
-Arus yang mengalir ketubuh = 220 V / 1000.500 Ω=0,0002198 A
= 0,2198 mA
-Menurut IEC tegangan aman bagi manusia adalah 50 VAC atau 120 VDC, maka arus
yang mengalir ketubuh = 50 V / 1000.500 Ω = 0,000049975 A = 0,049975 mA
0,2198 mA > 0,049975 A : Tetap Berbahaya 86
Daerah Reaksi tubuh
1 Tidak terasa
88
SLO (Sertifikat Laik Operasi)
89
Pemutaran Video :
90
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara sengaja maupun tidak
sengaja memegang benda-benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
92
93
-Pasang Grounding pada Instalasi listrik
94
Pentanahan titik netral sistem
Catatan :
Terra = bahasa Perancis yang berarti bumi atau tanah)
95
1. Saluran Tanah dan Netral disatukan (TN-C=Terra Neutral Combined)
Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman disatukan pada
sistem secara keseluruhan.
Semua bagian sistem mempunyai saluran PEN yang merupakan
kombinasi antara saluran N (Neutral) dan PE (Protective Earth).
Seluruh bagian sistem mempunyai saluran PEN yang sama.
Pada sistem ini saluran netral dan saluran pengaman dijadikan menjadi
satu saluran pada sebagian sistem dan terpisah pada sebagian sistem
yang lain.
Di sini terlihat bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai satu hantaran
PEN (combined), sedangkan pada bagian sistem 3 menggunakan dua
hantaran, N dan PE secara terpisah (separated).
100
Saluran Tanah Melalui Impedansi (IT)
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan.
101
2. Elektroda Pita
102
3. Elektroda Plat
103
Tahanan pentanahan (Earth Resistance) diukur dengan
menggunakan Alat “Earth Resistance Tester”.
104
Beri pagar pengaman pada bagian-bagian bertegangan yang
kemungkinan bisa tersentuh manusia secara tidak sengaja.
105
Pasang peralatan INTERLOCKING (bila perlu)
106
Melaksanakan LOTO (Lock Out Tag Out) sewaktu melakukan
pekerjaan Pemeliharaan listrik.
107
Pasang ELCB
108
Standar SNI untukPasang ELCB
109
ELCB dengan Sensitivitas 0,03 A (30 mA)
110
(a) Gambaran fisik RCD
Jangan gunakan ELCB dengan Sensitivitas > 30 mA)
untuk maksud proteksi Shock
111
Diagram Skematik ELCB
112
Diagram skematik RCD
Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pasca bayar
113
Instalasi Pemasangan ELCB untuk KWH meter Pra bayar
114
Pekerja listrik tidak
dianjurkan bekerja sendirian,
harus selalu bekerja 2 orang
(Electrician + Helper).
116
Arc (electric)
= Percikan api
Kebakaran (Fire)
= Terlepasnya energi panas dan cahaya
yang disebabkan oleh kerusakan listrik
dan setelah itu peluahan listrik melalui
insulator listrik, seperti udara.
(The heat and light energy release that is caused by the electrical
breakdown of and subsequent electrical discharge through an
electrical insulator, such as air).
117
Jenis-jenis Arc :
119
Figure : Electric arc damage caused by 240 volt arc. 120
(Courtesy Brosz and Associates.)
CARA MENCEGAH TERJADINYA Arc Flash [Arc yang timbul karena
Short Circuit [terhubungnya kawat fasa AC atau kawat positif + DC
dengan kawat lain atau bagian konduktor lain sebelum pemakaian
(load)].
121
Penggunaan APD yang benar untuk mencegah efek dari Arc
Flash = Arc yang timbul karena Short Circuit
122
2. Arc yang menyebabkan
KEBAKARAN (Fire)
123
Segitiga api (Fire Triangle)
124
“HEAT” BISA TIMBUL KARENA:
1. Terjadi short circuit, tetapi alat proteksi tidak mentripkan cicuit
2. Kualitas kabel (kawat dan isolasi) tidak baik
3. Penggunaan jenis kabel yang salah (misalnya NYM hanya untuk
indoor).
4. Ukuran kawat terlalu kecil
5. Terjadi “loss connection” (dari sambungan kawat, tusuk kontak
yang bertumpuk-tumpuk yang cenderung tidak rapat, dan lain-
lain)
126
Gunakan jenis kabel yang benar (1)
127
Gunakan jenis kabel yang benar (2)
128
Gunakan jenis kabel yang benar (3)
129
Gunakan jenis kabel yang benar (4)
130
Gunakan jenis kabel yang benar (5)
131
Gunakan jenis kabel yang benar (6)
132
Gunakan jenis kabel yang benar (7)
133
Gunakan jenis kabel yang benar (8)
134
Gunakan jenis kabel yang benar (9)
135
Gunakan jenis kabel yang benar (10)
136
Tunjukkan dan jelaskan
Kabel NYA, NYM, NYY
sebagai penegasan
penjelasan Slide
No.MI9.5.52, No.MI.5.53,
No.MI9.5.54
137
Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya (1)
138
Gunakan ukuran kawat yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya (2)
139
Electrical Formulas for calculating Amper, HP,KW,KVA
140
Hindari terjadinya “Loss Connection”
Jika ada “loss connection” maka tahanan kontaknya menjadi besar,
misalnya sama dengan 20 Ω.
Maka arus yang timbul = 220 V/20 Ω = 11 A.
Panas yang ditimbulkan cukup besar, yaitu sama dengan :
I2R = 112 x 20 = 2420 W
Panas ini bisa menimbulkan kebakaran.
141
Blast (electric)
= Ledakan :
Molten Metal
35,000 F
Pressure Waves
Sound Waves
Intense Light
144
1. Blast yang berasal dari
equipment yang pemeliharaannya
kurang baik, misalnya :
148
Data “Interrupting Rating (Breaking Capacity)” dari
Gambar satu garis (Single line diagram) (2)
Contoh :
Interrupting
Rating = 40 KA
149
Dengan menggunakan “Gambar satu garis
(single line diagram)” yang sesungguhnya,
tunjukkan dan jelaskan Interrupting Rating
pada setiap Switchgear
150
Data Hubung Singkat sisi sumber PLN 20 KV/400V (1)
151
Contoh Soal :
Jawaban :
153
BLAST yang terjadi karena Interrupting
Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
Bila terjadi short circuit dan alat proteksinya trip tetapi pecah (break) maka terjadi
blast.
Oleh karena itu pada alat proteksi baik Fuse maupun Circuit Breaker :
- Contact Rating [Amper]: untuk proteksi over current (over load) , dan Short circuit
- Breaking Capacity (Interrupting Current) [kA] : untuk bertahan tidak pecah jika
terjadi short circuit.
Cara mencegahnya :
Hati-hati, Hindari Unsafe Condition & Unsafe Acts,
Gunakan APD yang tepat dan baik, Patuhi rambu-rambu
yang dipasang, Patuhi prinsip-prinsip K3 Umum, dan K3
Spesialis. 155
6.
Checklist Identifikasi Potensi
bahaya listrik
(Shock, Arc,Blast dan bahaya
lainnya) pada Instalasi
Pembangkitan, Perlengkapan
Pembangkitan, Peralatan
Pembangkitan
156
CHECK LIST Cara mencegah bahaya SHOCK
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Jangan membiasakan diri mencoba secara
sengaja maupun tidak sengaja memegang benda-
benda logam yang kemungkinan bisa ada
tegangan listriknya.
157
CHECK LIST Cara mencegah bahaya ARC FLASH
Uraian Temuan Rekomendasi
1.Pada saat melakukan pekerjaan Pemeliharaan,
harus selalu listriknya dimatikan dulu (off &
LOTO), kecuali terpaksa.
2.Hindarkan kemungkinan terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada alat proteksi (CB atau
Fuse)
3. Hindari Kondisi tidak aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak aman (Unsafe Act)
4. Gunakan Alat Pelaindung Diri (APD) yang baik
dan benar
h. Dan lain-lain :
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
...............................................................................
160
7.
Standar Prosedur Pemeliharaan
dan JSA(Job Safety Analysis)
pada Instalasi Pembangkitan,
Perlengkapan Pembangkitan,
Peralatan Pembangkitan
161
(2)
JOB Safety Analysis (JSA)
162
Langkah-langkah JSO
Ada lima langkah yang ahrus dilakukan :
1. Memilih pekerjaan yang diamati
2. Melaksanakan pengamatan
3. Mencatat hasil-hasil pengamatan
4. Membahas hasil-hasil pengamatan
bersama pekerja yang diaamati
5. Memberikan tindak lanjut bagi sikap
bekerja yang aman.
163
Ada 4 aspek yang
membantu dalam JSA :
1. Manusia
orang yang terkait : operator, supervisor dll
2. Metode Praktek kerja dan prosedur kerja dari
perkerjaan yang dianalisis.
3. Peralatan dan mesin yang digunakan
4. Material (Bahan)
5. Lingkungan kerja
164
Kolom pertama yaitu “Sequence of Basic Jobs Steps” pada
hakekatnya merupakan Standard Procedure termasuk untuk
bidang Pemeliharaan.
165
166
8.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan Jenis
pemeliharaan (Preventive
Maintenance, Predictive
Maintenance dan dan
Corrective Maintenance)
167
CHECK LIST pemeriksaan dan pengawasan Jenis
pemeliharaan (Preventive Maintenance, Predictive
Maintenance dan Corrective Maintenance)
Uraian Temuan Rekomendasi
1. Apakah Persyaratan K3 Listrik pada
pelaksanaan Preventive Maintenance (PM) dapat
meningkatkan Ketersediaan (Availability),
Kehandalan (Reliability), Efektivitas Biaya (Cost
Effectivenes), dan dapat meningkatkan kualitas
Lingkungan hidup (Enviroment) ?
170
• contoh foto atau scan sertifikat
ahli K3 dan teknisi K3 bidang
listrik
• contoh dokumen penunjukan
PJK3
• Permenaker 4/95 tentang PJK3
• PP 50/2012 (perusahaan sudah
ikut atau belum SMK3) 171
• Kep Dir PPK & K3 no Kep
47/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon Ahli K3 bidang listrik
• Kep Dir PPK & K3 no Kep
48/PPK&K3/VIII/2015 tentang
pembinaan calon teknisi K3 bidang
listrik
172
173
174
175
176
10.
Checklist pemeriksaan dan
pengawasan persyaratan
administrasi K3 pemeliharaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik di
Pembangkitan
177
178
11.
Persyaratan K3 alat-alat uji
Isolasi
179
Insulation (isolasi) sangat berkaitan dengan terjadinya Short
Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast.
181
3. Teknologi ketiga adalah dengan “Hi Pot Test”.
The DC Hi-Pot withstand test is a
Pass/Fail test that has been applied to
many types of cable and accessories.
183
5. Teknologi kelima (paling modern sampai saat ini) adalah
“Partial Discharge (PD) Test”:
Untuk Tegangan Menengah keatas.
184
12.
Cheklsit pemeriksaan dan dan
pengawasan persyaratan K3
alat-alat uji listrik
185
CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan
K3 alat-alat uji listrik
186
CHECK LIST Pemeriksaan dan dan pengawasan persyaratan
K3 alat-alat uji listrik
188
189
14.
Bentuk laporan pemeliharaaan
instalasi, perlengkapan dan
peralatan Pembangkit
190
191
192
193
==oo00oo==
194
195
Referensi
SNI Pembangkit
IEC
Checklist Maintenance PT.Medco
Energy E & P Indonesia
Dokumen PLN No. PT-KITSBS-26 April
2015,
PUIL 2011
196
Doe Hadbook Electrical Safety,2013
Buku RCM II - John Moubray,,
Standard handbook for Electrical
Engineer,1987-Donald G.Fink,H.Wayne
Beaty
197
Dengan demikian maka
Calon ahli K3 Listrik
Mampu memahami dan melakukan pembinaan,
pengawasan, dan penanggulangan K3 Listrik
(pencegahan bahaya Shock, Arc, Blast dan
bahaya lain serta mitigasinya) pada Preventive
Maintenance, Predictive Maintenance dan
Corrective Maintenance (Perbaikan) Instalasi,
Perlengkapan dan Peralatan di
Pembangkitan Listrik
==oo00oo==
198