1. 2.
3.
4.
MEMAHAMI KARAKTERISTIK BAHAYA LISTRIK DAN SAMBARAN PETIR MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN LISTRIK DAN KONSEP DESAIN SISTEM PROTEKSI PETIR. MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3 LISTRIK DAN PROTEKSI PETIR. MENGETAHUI PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENGAWASAN K3 LISTRIK & PETIR
I.
PENDAHULUAN
I.
PENDAHULUAN
t (detik) 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 E (Volt) 90 100 110 125 140 200 I (mA) 180 200 250 280 330 400
I.
PENDAHULUAN
N N
$ $ $
Luka serius 476 orang Kasus kebakaran 741 kasus Gangguan teknis 2720 kasus Kerugian Rp. 25.5 milyar
KASUS KEBAKARAN
Puslabfor Mabes Polri 1990-2001 : 2033 kasus 1990-1996
1997-2001
1121 kasus
Pengusahaan Ketenagalistrikan
G TT/
Pusat Pembangkitan Gardu Induk, Transmisi, Distribusi, Jaringan Transmisi & Distribusi
TM/
M
PELANGGAN
Tempat kerja
TR
TET
Tujuan K3 Listrik
1. 2.
Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N N N
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan
Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir
G Kebijakan nasional dalam hal upaya menjamin TT/ Kebijakan nasional dalam hal penyediaan tenaga listrik
tempat kerja
yang Aman dan lingkungan yang Sehat TM/
TET M TR
(pengusahaan)
yang Andal, Aman dan Akrap lingkungan
Tempat kerja
TANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGAWASAN ATAU PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN
PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU UU KELISTRIKAN o Tupoksi LPE UU NAKER o Perlin Normatif o K3 o TKA / TKI UU Ling Hidup UU Lain
Terhadap ditaainya
Instansi
USAHA KETENAGALISTRIKAN
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja
Dasar hukum :
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep 75/Men/2002 Pemberlakuan PUIL 2000
UU 1/70
Peraturan KHUSUS B
Peraturan Khusus B
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi
Tegangan sentuh yang berbahaya: N > 50 V a.b. di ruang normal, N > 25 V a.b. di ruangan lembab
Bagian 1 : Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan) Bagian 2 : Persyaratan Dasar Bagian 3 : Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung, sentuh tidak langsung, & kebakaran Bagian 4 : Perancangan instalasi listrik Bagian 5 : Perlengkapan listrik Bagian 6 : PHB & Komponennya Bagian 7 : Penghantar dan pemasangannya Bagian 8 : Ruangan khusus Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik Lampiran-lampiran
Bagian 1. PENDAHULUAN Tujuan Terselenggaranya instalasi listrik yang baik dan menjamin keselamatan , keaman instalasi, gedung dan isinya. Ruang lingkup Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya > 100 W
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan) Sumber acuan PUIL 1987 --> disempurnakan International Electric Code dan stand international lainya Undang-undang No 1 tahun 1970 Undang-undang No 20 tahun 2002
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR Proteksi untuk keselamatan - Proteksi sentuh langsung - Proteksi sentuh tidak langsung - Proteksi efek termal - Proteksi arus lebih - Proteksi arus gangguan - Proteksi tegangan lebih - Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan) Perancangan - Aspek keselamatan - Asapek kehandalan - Aspek Akrap lingkungan Pemilihan peralatan listrik Karakteristik beban, arus, tegangan, prekuensi, daya
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI Proteksi sentuhan langsung - Proteksi isolasi bagian aktif - Proteksi penghalang atau selungkup - Proteksi penempatan di luar jangkauan - Proteksi isolasi lantai kerja
Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan) Proteksi sentuhan tidak langsung Prinsip :Pemutusan secara otomatik Metoda : - Sistem Pembumian - Sistem Hantaran pengaman - Sistem Hantaran Netral Pengaman
SYARAT K3
Bag. 9.
Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan instalasi listrik Orang yang diberi tanggung jawab, perancangan, pemasangan, pemeriksaan, dan pengujian inst. Listrik, harus memahami K3 dan memiliki ijin kerja. Pengusahaan listrik > 200 kVA harus memiliki organisasi yang bertanggjawab secara khusus
Bagian 9.5.3.1
Bagian 9.10.4.
AHLI K3 LISTRIK
PERANCANGAN; RIKSA UJI PENGAWAS PEKERJAAN PEMASANGAN, PEMELIHARAAN, PERBAIKAN PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN
PENYELIA K3 LISTRI :
TEKNISI LISTRIK
GENERATOR Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.) Tanda Pengenal (Plat nama) a. b. c. d. e. f. g. h. I. j. k. nama pabbrik pembuat tegangan pengenal arus beban pengenal daya pengenal freq, Jumlah fase, rpm suhu lingkungan > kenaikan suhu klas isolasi teg. kerja dan arus beban penuh lilitan daur kerja
PENGGERAK MULA
BEBAN
a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. c. d. e. f. g. h. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk Sistem pendinginan harus terjamin Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin Harus dipasang tanda peringatan
1. 2. 3.
Harus diproteksi thd arus lebih Mak 150 % > I beban penuh Penghantar 115% > I beban penuh
Bila diperlukan tegangan lebih dari 50 V, maka bagian logam dari ketel uap harus dibumikan Jenis kabel yang digunakan harus berselubung karet dan berperisai logam
L1 L2 L3 N PE
L1 L2 L3 N
L1 L2 L3 N
L1 L2 L3 N PE
Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila terputus tidak berpengruh langsung terhadap pasien
Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus dari dalam tempo kurang 10 detik harus segera mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
Kelompok 2 E :
Instalasi listrik untuk intalasi medik berfungsi langsung dengan penderita, bila terputus harus langsung mendapat catu daya pengganti khusus (CDPK)
RUANG KELOMPOK 1
RUANG KELOMPOK 1E
RUANG KELOMPOK 2E
1 2 3 4 5 6
MDB
HYDRANT SPRINGKLER LIFT PRESSURIZED FAN EMERGENCY MDB Suplai daya listrik untuk sarana keselamatan tidak beleh terganggu pada kondisi apapun
1 2 3 4 5 6. Spare
M 1 2 4 7
6 3 5
PENGAMAN HUBUNG SINGKAT PUIL 2000 Ayat 556 SETELAN MAK 218 + 68 = 286 A
1,5 In = 102A
2,5 In 1 = 105A
2 In2 = 108A
KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK
KENDALI
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
Metoda :
1. 2. 3. 4. 5. 6. Isolasi bagian aktif Penghalang atau Selungkup Rintangan; Jarak aman atau diluar jangkauan Gawai proteksi arus sisa Isolasi lantai kerja.
PROTEKSI BAHAYA
JARAK AMAN
Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV 1 12 20 70 150 220 500 Jarak cm 50 60 75 100 125 160 300
SISTEM PENGAMANAN
Rd 3000 V2 75 kg
V1
Pelat logam Kayu 25 x 25 x 0,2 Cm Kain basah 27 x 27 Cm ISOLASI LANTAI KERJA (R1)
TANAH
Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung 1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP) Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP) Sistem TN atau
2.
3.
1.
Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 2 kawat Aktif Nol/Netral
2.
Tujuan pembumian : Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatik
Fasa tunggal 3 kawat Penghantar Aktif Penghantar Nol/Netral Hantaran pengaman
N tdk terdistribusi
0,8 0,4 0,2 0,1
N terdistribusi
5 0,8 0,4 0,2
3.
Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat
SATU FASE
TIGA FASE
RESISTANS ISOLASI
1000 Ohm /Volt (diruang normal) 100 Ohm / Volt (diruang lembab)
1P. 25 kW
5
6
NYY 3 x 4
NYY 3 x 4
IP. 20 kW
1P. 15 kW 120 kW
2 x 2,5 mm2 25 A 2 x 1,5 mm2 W1 : 5 A, W2 : 3A: W3 :6A KK 3 : 250V- 10 A KK1 : 250 V- 15 A MCB : 25 A KHA kabel 1,5 mm2 : 19 A 2,5 mm2 : 25 A KK 1 KK 3
W1 W2
2 x 1,5 mm2
W3
1).
W
I
=
= = =
ExI
W/E 450/220 Amper ~ 2 Ampere
2).
W 1500 W I
= = = =
2 x 2,5 mm2 25 A 2 x 1,5 mm2 W tot. = 5 A + 6A + 6 A = 17 A KK 3 : 250V- 10 A (terbakar) KK1 : 250 V- 15 A (terbakar) MCB : tidak menjamin sbg pengaman (kabel panas MCB belum bekerja melebihi KHA kabel) KK 1 KK 3
W1 W2
2 x 1,5 mm2
W3
Ref 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989 tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000) Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak langsunglangsung
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
MUATAN LISTRIK
++++++ +++++ ++++++
------------------
-- - - - - - - - - - - - - - ------------ - - - -
- - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
+ + + + + + + + + + + BUMI+ + + + + + + + + + + +
AWAN KE AWAN
AWAN KE BUMI
KERUSAKAN THERMIS, ELEKTRIS , MEKANIS,
Sasaran
Instalasi penyalur petir yang tidak memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
PERTIMBANGAN PEMASANGAN INSTALASI PENYALUR PETIR INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A : Peruntukan bangunan B : Struktur konstruksi C : Tinggi bangunan D : Lokasi bangunan E : Hari guruh (-10 (0 (0 (0 (0 0 1 2 1 1 1 2 3 2) 2 2 3) 4 3 3 5 4 5 15) 10) 7)
=A+B+C+D+E
< = = = = > 11 11 12 13 14 14
B:
Struktur konstruksi Steel structure : Beton bertulang, kerangka baja atap logam: Beton bertulang, atap bukan logam : Kerangka kayu atap bukan logam :
Tinggi bangunan
0 1 2 3
C:
E:
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi : Sistem Franklin Sistem Sangkar Faraday Sistem Elektro statik PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester)
PENERIMA
HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING) Resistan pembumian mak 5 ohm
RSTN
RSTN
ARRESTER
GROUNDING
Berkas perencanaan.
Commissioning. Rekomendasi.
Memenuhi syarat Ya
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang dengan perangkat pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada setiap lantai pemberhentian. Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat mengendalikannya menuju lantai yang dikehendaki;
LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang membahayakan, penumpang tidak dapat berbuat apa apa, Aspek kehandalan dan keselamatan penumpang merupakan faktor dasar dalam pertimbangan perancangan pesawat lift.
K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3, Dasar : Undang undang No 1 th 1970; Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999 Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
Pembuatan Pemakaian
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999 Dasar pertimbangan Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat. Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,
Pasal 25 Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis maupun administrasi harus
IJIN K3
PABRIKASI LIFT
IJIN K3
PEMASANGAN LIFT
IJIN K3
PEMAKAIAN LIFT
Memenuhi syarat
Ayat 3 Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar internasional yang diakui
IJIN K3
PABRIKASI LIFT
Doc.Lengka p
Analisis : Evaluasi gambar dan sertifikat Checking perhitungan kekuatan konstruksi
Memenuhi syarat
IJIN K3
LAIK KONSTRUKSI LIFT
TEST & COMMISSIONING -PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA -PENGUJIAN PEMBEBANAN -PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES
Memenuhi syarat
1 tahun
Pola Pengawasan K3
Commissioning Test & Commissioning
Test Berkala
Gambar rencana
Pasang
Pemakaian
Pengesahan Pemakaian
GAMBAR RENCANA
MEKANISME PENGAWASAN K3
EVALUAS I
OK
RIKSA UJI BERKALA RIKSA UJI
IJIN PEMASANGAN
PEMASANGAN
OK
IJIN PEMAKAIAN PEMAKAIAN
PENYELIA PEMASANGAN Mengawasi pelaksanaan pekerjaan Proyek pemasangan TEKNISI (Ajustment) Melaksanakan Comissioning, TEKNISI PEMELIHARAAN Merawat dan memperbaiki lift PENYELIA OPERASI LIFT Mengawasi kelaikan operasi lift (67 ORANG)
(71 ORANG)
KARTU LISENSI K3
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
No : 64/PNKK/07.13 Berlaku s/d : 28 Juli 2018 Nama : BOBY SUHERU Tempat & tgl lahir : Medan, 25 Juli 1988 Instansi/Perh. : PT. Merak Energi Indonesia Alamat : Jl. Boulevard Rukan Plaza Pasific B2 No. 25 Kelapa Gading Jakarta Utara Jakarta, 28 Juli 2013 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJA
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI KARTU LISENSI K3 PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR No : 48/PNKK/07.13 Berlaku s/d : 28 Juli 2018 Nama : BOBY SUHERU Tempat & tgl lahir : Medan, 25 Juli 1988 Instansi/Perh. : Pemegang AK3 Listrik/PT. Merak Energi Indonesia Alamat : Jl. Pahlawan No. 9 Cilegon 50243 Jakarta, 28 Juli 2013 PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN KERJA
PASAL 5 (1) UU No 1/170 PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA
1. Pegawai pengawas K3 adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Depnakertrans, sebagai Pejabat Fungsional dan sebagai PPNS Ahli K3 Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans ditunjuk oleh MENAKERTRANS
2.