Anda di halaman 1dari 124

PERATURAN K3

BIDANG LISTRIK

Oleh :

DIT.PNK3 DEPNAKERTRANS

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 2


1. MENGETAHUI LANDASAN PERATURAN K3
LISTRIK.
2. MENGETAHUI PERSYARATAN DAN
PROSEDUR PENGAWASAN K3 LISTRIK
3. MEMAHAMI BENTUK BAHAYA LISTRIK
4. MEMAHAMI PERSYARATAN DASAR
PROTEKSI UNTUK KESELAMATAN
LISTRIK.
N
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 4
Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 5


Safe

Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure

Management
Failure
OSH
Management System
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 6
Bahaya kejut listrik

t : 1,0 0,8 0,6 0,4 0,3 0,2 (detik)


E: 90 100 110 125 140 200 (Volt)
I : 180 200 250 280 330 400 (mA)

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 7


Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal
bertegangan

Sentuhan tidak langsung


adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal tidak
bertegangan, menjadi bertegangan
karena terjadi kegagalan isolasi

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 8


Data kec. listrik (PLN) 95-99.
Jumlah kasus 1.458 kasus kecelakaan
N Korban tewas 818 orang
N karyawan 183 orang &
N masyarakat 635 orang
 Luka serius 476 orang
$ Kasus kebakaran 741 kasus
$ Gangguan teknis 2720 kasus
$ Kerugian Rp. 25.5 milyar

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 9


Puslabfor Mabes Polri

- Api terbuka : 415 (37,19 %)


- Listrik : 297 (26,6 %)

- Pembakaran : 80 (7,17 %)
- Peralatan panas : 35 (3,14 %)

- Lain lain : 46 (3,4 %)


- Tidak dpt ditentukan : 243 (19.73 %)

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 10


 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 11


Ketenagalistrikan

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 12 next


previous
Pengusahaan Ketenagalistrikan
• Pusat Pembangkitan
G • Gardu Induk, Transmisi, Distribusi,
• Jaringan Transmisi & Distribusi
TT/

TET
TM/

TR

M
PELANGGAN

Tempat kerja Bukan tempat kerja


TANGGUNG JAWAB KEGIATAN PENGAWASAN ATAU
PEKERJAAN DAN PELAKSANAAN USAHA KETENAGALISTRIKAN

Terhadap ditaatinya
PERUNDANG UNDANGAN YG BERLAKU
Instansi

• UU KELISTRIKAN • DEP. BID LISTRIK


KETENAGALISTRIKAN

o Tupoksi LPE o Dep ESDM


DAN
• UU NAKER
• DEP LAIN YANG
USAHA

o Perlin Normatif
TERKAIT
o K3 o Depnakertrans
o TKA / TKI o Depdagri/Otoda
o Kem Ling. Hidup
•UU Ling Hidup
o Inst Lain sesuai
bidangnya
•UU Lain
G

TT/
Kebijakan nasional Kebijakan nasional
dalam hal upaya dalam hal penyediaan

TET
menjamin tenaga listrik
tempat kerja (pengusahaan)
yang Aman dan TM/ yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrap lingkungan

TR
M

Tempat kerja Bukan tempat kerja


9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 15
Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik
dibangkitkan, ditransmisikan,
dibagi-bagikan, disalurkan dan
digunakan

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 16


Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


(Objective)
Keselamatan Kerja

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik
berbahaya

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 17


Tujuan K3 Listrik
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik
sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
N bahaya sentuhan langsung
N bahaya sentuhan tidak langsung
N bahaya kebakaran

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 18


History K3 Listrik
1. Zaman Sebelum Merdeka
- VR 1910 STBL No. 406
- Pert Khusus B tentang pemberlakuan AVE 1938

(AVE diterjemahkan menjadi PUIL 1964)

Diselenggarakan Oleh Jawatan Inspeksi


Keselamatan Kerja waktu itu
History K3 Listrik
2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969 digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an)
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Permenaker No. 75/2002 (PUIL 2000)
- Permenaker No. 02 1989 (K3 Petir)
- Permenaker No. 03 1999 ( K3 Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 407/1999 (Teknisi Lift)
- SK Dirjen Binawas No. 311/2002 (Teknisi Listrik)
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 21


Dasar hukum :
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja
Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI

No Kep 75/Men/2002

Pemberlakuan wajib
PUIL 2000

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 22


RUANG
LINGKUP
Tegangan sentuh yang berbahaya:
 > 50 V a.b. di ruang normal,
 > 25 V a.b. di ruangan lembab
 Daya > 100 Watt

Tidak mengatur persyaratan inst. listrik di :


- Telekomunikasi, kereta listrik, pesawat terbang,
kapal laut
- Tambang bawah tanah
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 23
Bagian 1 :Pendahuluan(Ruang lingkup & acuan)
Bagian 2 :Persyaratan Dasar
Bagian 3 :Proteksi untuk K3/ Sentuh langsung,
sentuh tidak langsung, & kebakaran
Bagian 4 :Perancangan instalasi listrik
Bagian 5 :Perlengkapan listrik
Bagian 6 :PHB & Komponennya
Bagian 7 :Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 :Ruangan khusus
Bagian 9 :Pengusahaan instalasi listrik

Lampiran-lampiran
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 24
Bagian 1. PENDAHULUAN

Tujuan
Terselenggaranya instalasi listrik yang baik
dan menjamin keselamatan , keaman
instalasi, gedung dan isinya.

Ruang lingkup
Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan,
pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan
pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V
dan dayanya > 100 W
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 25
Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Sumber acuan
PUIL 1987 --> disempurnakan
International Electric Code dan stand
international lainya
Undang-undang No 1 tahun 1970
Undang-undang No 20 tahun 2002

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 26


Bagian 1. PENDAHULUAN (Lanjutan)

Penafsiran
Instansi yang berwenang --> yang memberlakukan
PUIL 2000

Ketentuan teknis
- Pola preventif
- Syarat syarat pengamanan
- Batas pembebanan, hantaran
- dst

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 27


Bagian 2. PERSYARATAN DASAR

Proteksi untuk keselamatan


- Proteksi sentuh langsung
- Proteksi sentuh tidak langsung
- Proteksi efek termal
- Proteksi arus lebih
- Proteksi arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih
- Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 28
Bagian 2. PERSYARATAN DASAR (Lanjutan)

Perancangan
- Aspek keselamatan
- Asapek kehandalan
- Aspek Akrab lingkungan

Pemilihan peralatan listrik


Karakteristik beban, arus, tegangan, frekuensi, daya

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 29


SISTEM PROTEKSI UNTUK
KESELAMATAN
(BAB III)

 Proteksi dari kejut listrik


 Proteksi dari efek thermal
 Proteksi dari arus lebih
 Proteksi dari tegangan lebih akibat petir
 Proteksi dari tegangan kurang
 Pemisahan dan penyakelaran

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 30


Bagian 3. SISTEM PROTEKSI

Proteksi sentuhan langsung


- Proteksi isolasi bagian aktif
- Proteksi penghalang atau selungkup
- Proteksi penempatan di luar jangkauan
- Proteksi isolasi lantai kerja

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 31


Bagian 3. SISTEM PROTEKSI (Lanjutan)

Proteksi sentuhan tidak langsung


Prinsip : Pemutusan secara otomatik
Metoda :
- Sistem Pembumian
- Sistem Hantaran pengaman
- Sistem Hantaran Netral Pengaman

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 32


PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG

Metoda :
1. Isolasi bagian aktif
2. Penghalang atau Selungkup
3. Rintangan;
4. Jarak aman atau diluar jangkauan
5. Gawai proteksi arus sisa
6. Isolasi lantai kerja.
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 33
PROTEKSI BAHAYA
“JARAK AMAN”

Jarak aman atau diluar jangkauan


Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 34


SISTEM PENGAMANAN
“ISOLASI LANTAI KERJA”
Rd 3000  V

V2
75 kg V1

Pelat logam Kayu


25 x 25 x 0,2 Cm
Kain basah 27 x 27 Cm

ISOLASI LANTAI KERJA (R1)


R1 = Rd ( V1/V2 -1) Ohm
TANAH
R1 min. 50 kilo Ohm

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 35


Proteksi bahaya
N Sentuhan tidak langsung

1. Sistem TT atau
Pembumian Pengaman (PP)
2. Sistem IT atau
Hantaran pengaman (HP)
3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 36


1. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

L1
Membumikan titik netral di
L2
sumbernya dan membumikan
L3
N pada BKT instalasi dan BKT
perlengkapan listrik.

Bila terjadi kegagalan


isolasi, teganan suplai akan
PE
terputus karena alat
proteksi bekerja otomatik

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 37


SISTEM PEMBUMIAN PENGAMAN
L1
L2
L3
N

SATU FASE TIGA FASE

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 38


2. Sistem IT atau Hantaran pengaman (HP)
Tujuan pembumian :
Bila terjadi arus bacor atau hubung singkat, arus
akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman
sehingga arus meningkat dan pengaman akan terputus
secara otomatik

Fasa tunggal 3 kawat


Penghantar Aktif
Penghantar Nol/Netral
Hantaran pengaman

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 39


SISTEM HANTARAN PENGAMAN
L1/R
L2/S
L3/T
N
PE

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 40


WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM IT
WAKTU PEMUTUSAN
TEGANGAN (detik)
(volt) N tdk N terdistribusi
terdistribusi
120-240 0,8 5
230/400 0,4 0,8
400/690 0,2 0,4
580’1000 0,1 0,2

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 41


3. Sistem TN atau
Pembumian Netral Pengaman (PNP)
Fasa tunggal 3 kawat

Nol &
Ground
dihubungkan

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 42


SISTEM HANTARAN NETRAL PENGAMAN
L1
L2
L3
N/PE
WAKTU PEMUTUSAN
SISTEM TN
TEGANGAN WAKTU PEMUTUSAN
(volt) (detik)
120 0,8
230 0,4
277 0,4
400 0,2
> 400 0,1

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 44


KEMAMPUA
N 
HANTAR
ARUS SYARAT K3
KHA : MIN 1,25 X I
nominal

KHA kabel listrik ditentukan oleh jenis


bahan konduktornya dan ukuran
penampangnya
(Periksa tabel PUIL)
RESISTAN ISOLASI

PANEL R-S R-T T-S R-N R-G S-N S-G T-N T-G N-G

P1- P1.1

p1-P1.2

P1-P1.3 1000 Ohm /Volt (diruang normal)


100 Ohm / Volt (diruang lembab)
P1.P1.4

P1.P1.5

P1-P1.6
KELENGKAPAN SIRKIT MOTOR • JENIS KABEL FRC
POMPA KEBAKARAN • DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA

BILA SUPLAI LISTRIK KARAKTERISTIK PENGAMAN


TERPUTUS HARUS ADA HUBUNG PENDEK, TERBUKA
INDIKASI ALARM BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK

KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 47


G
1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB
Suplai daya listrik untuk
sarana keselamatan
MDB tidak beleh terganggu
pada kondisi apapun
1
2
3
4
5
6. Spare

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 48


Aspek pertimbangan rancangan /
evaluasi instalasi listrik
Internal
Jenis pelayanan/beban
 Penerangan Eksternal
 Pesawat tenaga Jenis /kondisi lingkungan
 Peruntukan /  Ruang normal
 Karakteristik  Ruang lembab
 Daur tugas  Ruang panas
 Dll  Ruang berdebu
BESARAN NOMILAL  Ruang uap/gas ledak
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 49
Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya :
Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud
(n) Ruang kering
(l) Ruang kerja listrik
(lk) Ruang kerja listrik terkunci
(d) Ruang berdebu
(blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas
(bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu
(bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat
(ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif
(b) Ruang lembab dan basah
(p) Ruang sangat panas
(k) Ruang kerja kasar
(r) Ruang radiasi
KETENTUAN UNTUK BERBAGAI RUANG DAN
INSTALASI KHUSUS
a.RUANG KERJA LISTRIK
• Pengawas ahli
• Cukup luas untuk melakukan pemeriksaan
• Penerangan yang baik
• Lantai, dinding, atap dari bahan tidak mudah
terbakar.
• Di udara terbuka
b. Ruang kerja listrik terkunci
• tidak boleh dipasang mesin, pesawat, instrumen ukur dan
perlengkapan lain yang setiap hari dilayani.
•Pintu jalan masuk diatur sedemikian hingga:
•Pintu membuka ke luar.
•Dibuka dari luar menggunkan kunci
•Dibuka dari dalam tanpa kunci.
•Memasuki kerja listrik :
•Izin dari petugas berwenang
•Paling sedikit dua orang
•Sehat jasmani dan rohani, pakaian kering, waspada.
•Membawa dan memakai APD yang diperlukan.
•Memperhatikan rambu-rambu.
Bekerja pada keadaan tidak bertegangan :
• dilakukan pada saat tegangan telah dibebaskan,
ditempat sarana pemutusan harus ada rambu.
• Dilakukan pemeriksaan tegangan dengan lampu uji.
• Perlengkapan harus dibumikan.
• Surat penugasan bagi petugas pembebasan tegangan
• Sirkit yang memungkinkan penyalur tegangan dikunci,
dan kunci disimpan oleh petugas.
• Penguncian harus dilaksnakan menurut prosedur
tertentu.
Bekerja pada keadaan bertegangan ;
• dilakukan minimal dua orang, ahli, memilki surat ijin kerja.
• Pekerja dalam keadaan sehat rohani dan jasmani.
• Pekerja harus berdiri ditempat isolasi atau menggunakan
pekakas berisolasi yang handal.
• Menggunakan pengaman badan (APD) yang diperlukan.
• Semua perlengkapan yang digunakan diperksa.
• Keadaan cuaca.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik dengan tangan
telanjang.

Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan :
Perhatikan Jarak minimum aman
Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas.
Dilarang menggunakan pengukur dari logam
Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam.
•Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan kV Jarak cm
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
a. Cara membebaskan penderita dari aliran listrik
• Penghantar dibuat bebas dari tegangan dengan
memutuskan sakelar atau gawai pengaman, penghantar
ditarik sampai terlepas dari penderita dengan
menggunakan benda kering bukan logam, kayu atau tali
yang diikat pada penghantar.
• Penderita ditrik dari tempat kecelakaan.
• Penghantar dilepas dari tubuh penderita dengan tangan
yang dibungkus dengan pakaian kering yang dilipat-
lipat.
• Penghantar dihubungpendekan atau dibumikan.
b. Berikan pertolongan medis secepatnya.
REF. K3 LISTRIK DI RUMAH SAKIT
PUIL-2000
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Klasifikasi :
Kelompok 1 : Instalasi untuk Utilitas bangunan, bila
terputus tidak berpengruh langsung
terhadap pasien

Kelompok 1 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik, yang


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus dari dalam tempo kurang 10
detik harus segera mendapat catu daya
pengganti khusus (CDPK)

Kelompok 2 E : Instalasi listrik untuk intalasi medik


berfungsi langsung dengan penderita, bila
terputus harus langsung mendapat catu
daya pengganti khusus (CDPK)
Sistem distribusi listrik di rumah sakit

Sumber Normal Sumber Emergency


Baterai atau
G Motor Generator

< 10 dt < 0,5 dt

RUANG RUANG RUANG


KELOMPOK 1 KELOMPOK 1E KELOMPOK 2E
GENERATOR (PEMBANGKIT LISTRIK)
Ref. PUIL 2000 (5.5.1.1.)

PENGGERAK
MULA G BEBAN

a. Pada saat beban dimasukan, teg turun mak 25% dan pulih 0,5 detik
b. Kapasitas bahan bakar untuk 8 jam
c. Pipa saluran bahan bakar harus terlindung dari panas dan mekanis
d. Pipa saluran gas buang harus disalut shg suhu mak 70o C
e. Pelepasan gas buang pada sebelah sisih udara masuk
f. Sistem pendinginan harus terjamin
g. Pondasi harus dirancang dengan perdam getaran mesin
h. Harus dipasang tanda peringatan
GENERATOR
Ref. PUIL 2000 (5.6)

1. Harus diproteksi thd arus lebih


2. Mak 150 % > I beban penuh
3. Penghantar 115% > I beban penuh
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil


3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
Persyaratan Teknis
Sertifikasi Alat / Instalasi
1. Administratif
- Permohonan Bermaterai
- Gbr Rencana
- Sertifikat Teknis
- Badan Pelaksana
- Dll
2. Teknis
- Riksa Uji Administratif
- Riksa Uji Visual
3. Sertifikat / Ijin / Pengesahan
Proses pengesahan gambar ins. listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi Berkas Commissioning.
2 Gambar instalasi perencanaan. Rekomendasi.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI 04-225-2000
oleh pegawai pengawas
pengendalinya
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Tidak
Memenuhi syarat
5. Perhitungan beban
6. Tabel bahan Ya
7. Ukuran teknis
PENGESAHAN GAMBAR
- Sepesifikasi & cara pasang Setuju dipasang.
- Cara menguji Rekomendasi.
- Jadwal waktu
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 64
KOMPETENSI SDM
BIDANG LISTRIK

1.KETEKNIKAN
2.KESELAMATAN KERJA

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 65


B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel
1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)
- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3


PK dan Menyiapkan Personilnya
Bagian 9
Pengusahaan Instalasi Listrik

Bagian 9.5.3.2 : Orang yang mengawasi pemasangan


instalasi listrik
Bagian 9.5.3.1 : Orang yang diberi tanggung jawab,
perancangan, pemasangan,
pemeriksaan, dan pengujian inst.
Listrik, harus memahami K3 dan
memiliki ijin kerja.
Bagian 9.10.4. : Pengusahaan listrik > 200 kVA harus
memiliki organisasi yang
bertanggjawab secara khusus

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 67


KOMPETENSI SDM
BIDANG K3 LISTRIK
AHLI K3 LISTRIK : MENILAI RANCANGAN;
RIKSA UJI

PENYELIA K3 LISTRIK : PENGAWAS PEKERJAAN


PEMASANGAN,
PEMELIHARAAN,
PERBAIKAN

TEKNISI LISTRIK : PELAKSANA PELAYANAN,


PEMELIHARAAN

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 68


Inventarisasi
Jenis jabatan fungsional berbasis kompetensi K3 Listrik
1. Klas I. Teknisi ( pemasangan, pemeliharaan)
2. Klas II. Penyelia (pemasangan, pengoperasian, pemeliharaan)
3. Klas III. Ahli K3 Listrik

Teknisi Listrik Penyelia K3 Listrik Ahli K3 Listrik

Dapat melayani dan Dapat melakukan Dapat mengevaluasi


memelihara inst. pengawasan pek. potensi bahaya dan
listrik secara benar pemasangan dan tindakan koreksi
dan aman, baik bagi pemeliharaan inst. terhadap:
dirinya, peralatan dan listrik secara benar • gambar
aman dalam dan aman sesuai rancangan;
pengoperasiannya ketentuan dan • hasil
prosedur K3. pemeriksaan dan
pengujian;
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 69
Kep. Dirjen Binawas Kep 311/BW/2002
TEKNISI LISTRIK
(PELAKSANA PELAYANAN, PEMELIHARAAN)

KOMPETENSI

Tugas dan tanggung jawab :


 Melayani, merawat dan mengawasi
kelaikan instalasi listrik;
 Membantu pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik;

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 70


Petir

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 71


AWAN KE AWAN

Arus : 5.000 ~ 200.000 A


Panas: 30.000 oC

AWAN KE BUMI

KERUSAKAN
• THERMIS,
• ELEKTRIS Sasaran
,
• MEKANIS, OBYEK YANG TERTINGGI

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 72


BAHAYA SAMBARAN PETIR

SAMBARAN
LANGSUNG

. SAMBARAN
TIDAK LANGSUNG
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 74
KONSEP PROTEKSI BAHAYA
SAMBARAN PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik

PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG


Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan
pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 75


Instalasi penyalur petir
yang tidak
memenuhi syarat dapat
mengundang bahaya

Grounding tidak sempurna

Berbahaya

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 76


Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang Pengawasan instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung

2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)


Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi
bahaya sambaran tidak langsung

Instalasi penyalur petir yang tidak


memenuhi syarat dapat mengundang bahaya
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 77
INSTALASI PENYALUR PETIR
PERMENAKER PER-02 MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING

PENERIMA
Sudut perlindungan (AIR TERMINAL)
112 o

 HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)

 HANTARAN PEMBUMIAN
(GROUNDING)

Resistan pembumian
mak 5 ohm

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 78


++++++++
++++++++
++++++++
------------
-------------
------------

MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
Pengawasan K3 +++++++
+++++++++
Instalasi Penyalur Petir +++++++
- - - - - - -
- - - - - -
PERMENAKER
- - - - -
No. PER 02/MEN/1989
Tentang
Instalasi Penyalur Petir

Ruang lingkup :
Sistem eksternal

Jenis :
konvensi onal &
elektrostatik

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 82


PERTIMBANGAN PEMASANGAN
INSTALASI PENYALUR PETIR

INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR


A : Peruntukan bangunan (-10 0 1 2 3 5 15)
B : Struktur konstruksi (0 1 2 3)
C : Tinggi bangunan (0 2 3 4 5 - 10)
D : Lokasi bangunan (0 1 2)
E : Hari guruh (0 1 2 3 4 - 7)

R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 83
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal : 1
Bangunan umum : 2
Banyak orang : 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15

B: Struktur konstruksi
Steel structure : 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam: 1
Beton bertulang, atap bukan logam : 2
Kerangka kayu atap bukan logam : 3

C: Tinggi bangunan

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 84


INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR

C: Tinggi bangunan
s/d 6m : 0
12 m : 2
17 m : 3
25 m : 4
35 m : 5
50 m : 6
70 m : 7
100 m : 8
140 m : 9
200 m : 10

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 85


INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
D: Lokasi bangunan
Tanah datar : 0
Lereng bukit : 1
Puncak bukit : 2

E: Hari guruh per tahun


2 : 0
4 : 1
8 : 2
16 : 3
32 : 4
64 : 5
128 : 6
156 : 7

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 86


SNI 225 - 1987
Harus dipasang instalasiPUIL-1987
(820 - B.16 dan - C.4)
PROTEKSI PETIR
(Sistem internal protection)

Ruangan berpotensi
bahaya ledakan
gas/uap/debu/serat

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 87


PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL

Semua bagian konduktif dibonding


Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik semua
kawat RSTN
tegangannya sama tidak ada beda potensial

RSTN RSTN

ARRESTER

GROUNDING

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 88


SYARAT-SYARAT PEMASANGAN
PENGHANTAR PENURUNAN
1. Dipasang sepanjang bubungan ke tanah.
2. Diperhitungkan pemuaian dan penyusutan.
3. Jarak antara alat pemegang penghantar maximal 1,5 meter.
4. Dilarang memasang penghantar penurunan dibawah atap dalam
bangunan.
5. Jika ada, penurunan dipasang pada bagian yang terdekat pohon,
menonjol.
6. Memudahkan pemeriksaan.
7. Jika digunakan pipa logam, pada kedua ujung harus disambung
secara elektris.
8. Dipasang minimal 2 penurunan.
9. Jarak antar kaki penerima dan titik percabangan penghantar
maximal 5 meter.
BAHAN PENGHANTAR PENURUNAN
a. Kawat tembaga penampang min. 50 mm2 & Tebal minimal 2 mm.
b. Bagian atap, pilar, dinding, tulang baja yang mempunyai massa
logam yang baik.
c. Khusu tulang beton harus memnuhi :
a. Sudah direncanakan untuk itu
b. Ujung-ujung tulang baja mencapai garis permukaan air dibawah
tanah.
d. Kolom beton yang digunakan sebagai penghantar adalah kolom
beton bagian luar.
e. Pipa penyalur air hujan + minimal dua pengantar penurusan khusus.
f. Jarak antar penghantar
a. Tinggi < 25 m max. 20 m
b. Tinggi 25 – 50 m max (30 – 0,4xtinggi bangunan)
c. Tinggi > 50 m max 10 meter.
SYARAT PEMBUMIAN/TAHANAN PEMBUMIAN
a. Dipasang sedemikian sehingga tahan pembumian terkecil.
b. Sebagai elektroda bumi dapat digunakan
a. Tulang baja dari lantai kamar, tiang pancang
(direncanakan).
b. Pipa logam yang dipasang dalam bumi secara tegak.
c. Pipa atau penghantar lingkar yang dipasang dalam bumi
secara mendatar.
d. Pelat logam yang ditanam.
e. Bahan yang diperuntukkan dari pabrikan (spesifikasi
sesuai standar)
c. Dipasang sampai mencapai permukaan air dalam bumi.
d. Masing-masing penghantar dari suatu instalasi yang
mempunyai beberapa penghantar harus disambungkan
dengan elektroda kelompok.
e. Terdapat sambungan ukur.
f. Jika keadaan alam tidak memungkinkan,
• Masing-masing penghantar penurunan harus disambung
dengan penghantar lingkar yang ditanam dengan beberapa
elektro tegak atau mendatar sehingga jumlah tahan
pembumian bersama memenuhi syarat.
• Membuat suatu bahan lain (bahan kimia dan sebagainya)
yang ditanam bersama dengan elektroda sehingga tahan
pembumian memenuhi syarat.
g. Elektroda bumi yang digunakan untuk pembumian instalasi
listrik tidak boleh digunakan untuk pembumian instalasi
penyalur petir.
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir
dengan penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam
daerah perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang
penyalur tegangan lebih.
3. Jika antena dipasang pada bangunan yang tidak mempunyai
instalasi petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur
tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang
tersebut harus dihubungkan dengan instalasi penyalur
petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang
besi, tiang besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M

a. Instalasi penyalur petir yang terpasang dicerobong


tidak boleh dianggap dapat melindung bangunan yang
berada disekitarnya.
b. Penerima harus dipasang menjulang min 50 cm di atas
pinggir cerobong.
c. Alat penangkap bunga api dan cincin penutup pinggir
bagian puncak dapat digunakan sebagai penerima petir.
d. Instalasi penyalur petir dari cerobong min harus
mempunyai 2 penurunan dengan jarak yang sama satu
sama lain.
e. Tiap-tiap penurunan harus disambungkan langsung
dengan penerima.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar
selalu bekerja dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3
Inspeksi.

4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)


Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu
diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang
dapat menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima,
penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing
elektroda maupun elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem
pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi
vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan
pada setiap lantai pemberhentian.

Pengguna/penumpang lift hanya dengan


tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
Ketentuan K3 LIFT

UU 1/70 Bab II Psl 2 (2) - f


……… tempat kerja dimana :
f. Dilakukan pengangkutan barang,
binatang, atau manusia, baik
didarat, melalui terowongan,
dipermukaan air, dalam air maupun
di udara

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 98


Syarat-syarat K3 Lift

UU 1/70 (Bab III Psl 3 (1) - n


Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk :
n. “Mengamankan dan memperlancar
pengangkutan orang, binatang,
tanaman atang barang”.

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 99


LIFT
Apabila terjadi sesuatu hal yang
membahayakan, penumpang tidak
dapat berbuat apa apa,

Aspek kehandalan dan keselamatan


penumpang merupakan faktor
dasar dalam pertimbangan
perancangan pesawat lift.

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 100


K3 LIFT
Untuk menjamin kehandalan dan
keamanan pesawat lift, telah ditetapkan
syarat-syarat K3,

Dasar :
Undang undang No 1 th 1970;
Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
PENGENDALIAN K3 LIFT
PERMENAKER NO : PER 03/MEN/1999

Dasar pertimbangan
Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Perat.
Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa
Pesawat lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi,

Pasal 25

Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift


dan perubahan teknis maupun administrasi harus

mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.


KLASIFIKASI & KOMPETENSI TEKNISI LIFT
KEPUTUSAN MENTERI
No KEP-407/M/BW/99

PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan

TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,

TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift

PENYELIA OPERASI LIFT


Mengawasi kelaikan operasi lift
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PEMELIHARAAN LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


1. Merawat dan mengawasi kelaikan operasi lift dan
eskalator;
2. Membantu pemeriksaan dan pengujian lift dan
eskalator;
C0ntoh

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI


KARTU LISENSI K3
PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR

No : 48/PNKK/07.03 Berlaku s/d : 28 Juli 2008


Nama : SLAMET RIYANTO
Tempat & tgl lahir : Semarang, 28 Mei 1963
Instansi/Perh. : Pemda Jawa Tengah
Alamat : Jl. Pahlawan No. 9 Semarang 50243

Jakarta, 28 Juli 2003


PLT. DIREKTUR PENGAWASAN NORMA
KESELAMATAN KERJA

Ir. Imam Subari


NIP. 160009422
C0ntoh

KOMPETENSI
TEKNISI PENYELIA OPERASI LIFT DAN ESCALATOR
SESUAI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO. : KEP. 407/M/BW/1999

Tugas dan tanggung jawab :


 Mengawasi keselamatan operasi lift dan
eskalator;
 Mengambil tindakan pengamanan keadaan
darurat operasi lift dan eskalator;
GAMBAR
RENCANA MEKANISME PENGAWASAN K3

EVALUAS
I
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 107
IJIN PEMASANGAN LIFT
Pasal 24 Ayat (4)
Perencanaan pemasangan lift
Gambar rencana pemasangan lift
terdiri :
-Denah ruang mesin dan
peralatannya
-Konstruksi mesin dan Doc.Lengka
penguatannya p
-Diagram instalasi listrik Analisis :
-Diagram pengendali Evaluasi gambar dan sertifikat
Checking perhitungan kekuatan konstruksi
-Rem pengaman
-Bangunan ruang luncur dan
pintu-pintunya Memenuhi
-Rel pemandu dan penguatannya syarat
-Konstruksi kereta
-Governor dan peralatannya
-Kapasitas angkut, kecepatan, IJIN K3
tinggi vertikal
-Perhitungan tali baja LAIK
KONSTRUKSI LIFT

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 108


IJIN PEMAKAIAN LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

Pasal 30 AS BUILT DRAWING LIFT


Ayat (1)
Setiap lift sebelum dipakai harus
diperiksa dan diuji sesuai standar TEST & COMMISSIONING
uji yang ditentukan -PEMERIKSAAN VISUAL/VERIFIKASI DATA
-PENGUJIAN PEMBEBANAN
-PENGUJIAN REM & SAFETY DEVISES

Standar uji K3 lift :


Memenuhi
SNI 1718 – 1989 – E
syarat
Bentuk laporan :
-38 - L
-39 - L IJIN K3

LIFT LAIK
OPEPASI
1 tahun
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 109
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

PASAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI


KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN
MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG
TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG
INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut profesional dan memiliki kompetensi :


• memahami peraturan dan standar teknik K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3 sesuai standar

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 110


Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana
24-10-2001

Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya
Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
JUMLAH LIFT
Th.1979 SD AGUSTUS 2003

DKI JAKARTA 6707 KALIMANTAN TENGAN 2


BANTEN 28 KALIMANTAN TIMUR 86
JAWA BARAT 316 KALIMANTAN BARAT 20
JAWA TENGAH 179 KALIMANTAN SELATAN 21
YOGYAKARTA 113 SULAWESI UTARA 44
JAWA TIMUR 621 SULAWESI SELATAN 125
B A LI 192
SULAWESI TENGGARA 1
A C EH 15
SUMATERA UTARA 260 SULAWESI TENGAH -
SAMATERA BARAT 30 A M B O N 19
SUMATERA SELATAN 59 IRIAN JAYA 19
R I A U 72 NUSA TENGGARA BARAT 3
J A M BI 18 NUSA TENGGARA TIMUR 2
BENGKULU 9
LAMPUNG 26
PERIJINAN K3 LIFT (PERMENAKER : PER 03/MEN/1999)

DESAIN LIFT IJIN PABRIKASI LIFT


K3

DESAIN IJIN PEMASANGAN


KONSTRUKSI K3 LIFT
PEMASANGAN LIFT

AS BUILT DRAWING IJIN PEMAKAIAN


TEST & Commissioning K3 LIFT

PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN
Jenis Sertifikasi K3 Bidang Listrik

1. Sertifikat Pengesahan Alat / Instalasi


- Pembuatan
- Pemasangan
- Pemakaian

2. Sertifikasi, Lisensi, Kompetensi Personil


3. SKP Lembaga K3 (Perencana, pemasang,
Riksa-uji, Pembinaan)
Jenis Sertifikasi / Perijinan K3 Listrik

A. Sertifikasi Alat / Instalasi


1. Listrik
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
2. Penyalur Petir
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
3. Pesawat Lift
- Pengesahan Pembuatan Alat / Bahan
- Pengesahan Pemasangan Instalasi
- Sertifikat Penggunaan Alat / Instalasi
B. Jenis Sertifikasi Kompetensi Personel

1. Bidang K3 Listrik (311/M/2002)


- Ahli K3 Listrik / Petir
- Teknisi K3 Listrik / Petir
2. Sertifikat Bidang Teknisi Lift (407/M/99)
• PENYELIA PEMASANGAN
Mengawasi pelaksanaan pekerjaan
Proyek pemasangan
• TEKNISI (Ajustment)
Melaksanakan Comissioning,
• TEKNISI PEMELIHARAAN
Merawat dan memperbaiki lift
• PENYELIA OPERASI LIFT
Mengawasi kelaikan operasi lift

Pengurus Wajib Membentuk Organisasi K3


PK dan Menyiapkan Personilnya
Sistem Pengawasan
Pengawasan

Dimaksudkan untuk mencegah atau


memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya
yang tidak sesuai dengan yang telah
ditentukan

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 117


Sistem Pengawasan K3
Sistem : desentralisasi
Sifat : langsung & tidak langsung
Mekanisme : - pertama
- berkala/periodik
- khusus
- ulang
Inspeksi K3

Tujuan :
• Mengidentifikasi potensi bahaya (Hazard)
dan atau bahaya yang ada;
• Mengecek pelaksanaan syarat K3 yang
telah direkomendasikan;
• Memonitor kelengengkapan sarana safety
• Memperbaiki pelaksanaan safety

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 119


Inspeksi K3
Type inspeksi :
• On going inspection :
Supervisor melakukan inspeksi terusmenerus
pada saat operasi

• Pre operation inspection


Pemeriksaan awal sebelum operasi dilakukan
oleh inspector untuk memeriksa kelaikan
operasi, biasanya dilaksanakan pada saat
start up, commissioning

• Periodical inspection (Pemeriksaan berkala)


dilakukan secara berkala

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 120


Inspeksi K3

Pelaksanaan inspeksi oleh operator


• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan
peralatan mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 121


Inspeksi K3

Laporan inspeksi
• Dilakukan oleh setiap karyawan pada
area kerjanya masing-masing
• Hal yang harus di inspeksi adalah
kondisi lingkungan, keadaan peralatan
mesin, metode kerja
• Dilakukan seseringnya agar kondisi
bahaya tidak muncul,

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 122


RANGKUMAN
Listrik mengandung potensi bahaya yang dapat
mengancam keselamatan manusia (tenaga
kerja), asset maupun lingkungan, karena itu
instalsi listrik harus dikendalikan dengan
pendekatan:
 TEKNIS : dirancang, dipasang, diperiksa/diuji secara
berkala dengan mengacu pada standar (PUIL) yang
berlaku
 PERSONEL : melalui pembinaan kompetensi teknisi,
penyelia, ahli
 MANAJEMEN : menerapkan SMK3

9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 123


RANGKUMAN
 Listrik, Lift mengandung potensi bahaya
 Penggunaan instalasi/peralatan listrik, lift
harus memiliki ijin/pengesahan K3
 Masa uji lift berlaku 1 tahun
 Operasional listrik/lift harus diawasi oleh
teknisi yang kompeten
 Pengurus bertanggung jawab atas
pelaksanaan syarat-syarat K3
9/11/2019 created by Ganjar Budiarto 124
Sekian
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai