Anda di halaman 1dari 61

History K3 Listrik

1. Zaman Sebelum Merdeka


- VR 1910 STBL No. 406
2. Zaman Merdeka
- UU No. 14 Th 1969 digantikan dgn UU No. 13 Th 2003
tentang Ke-TK-an)
- UU No. 1 Th 1970 (UU KK)
- Permenaker No 12 tahun 2015 : K3 Listrik ditempat kerja
- Permen ESDM No. : No 34 Tahun 2014 Pemberlakuan PUIL 2011
- Permenaker No. 02/M/89 Pengawasan Inst penyalur petir
- SK Dirjen Binawas No. 311/BW/2002 Tenisi K3 Listrik
- SK Dir Binwasnaker 89/BW/KK/2013 Ahli K3 Sps Listrik
- Permenaker No. 03/M/1999pesawat lift
- SK Dirjen Binawas No. 407/BW/1999 Petugas,pemasang lift
Ketenagalistrikan

8/21/2021 4
Kebijakan KEMENTRIAN
ESDM

Pembangkitan & Pemanfaat


Energi primer energi listrik
Jaringan Tenaga Listrik

UNDANG UNDANG NO 30 TH 2009


TENTANG KETENAGALISTRIKAN

PENGUSAHAAN TENAGA LISTRIK


- Untuk Komersial
- Untuk Sendiri

ANDAL, AMAN, AKRAP LINGKUNGAN


G

TT/
UU.KETENAGALISTRIKAN
Kebijakan nasional Kebijakan nasional

TET
dalam hal upaya dalam hal penyediaan
menjamin tenaga listrik
tempat kerja TM/
(pengusahaan)
yang Aman dan yang Andal, Aman dan
lingkungan yang Sehat Akrab lingkungan
TR
M

Tempat kerja Bukan hanya tempat kerja


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ( MENURUT UU 30 / 2009 )
1. Setiap usaha kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan Keselamatan ketenagalistrikan

2. Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan bertujuan untuk


mewujudkan kondisi :
- Andal dan Aman bagi Instalasi (Keselamatan Instalasi)
- Aman dari Bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya
. Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)
. Masyarakat Umum (Keselamatan Umum)
- Ramah / Akrab Lingkungan (Keselamatan Lingkungan)

3. Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:


- Pemenuhan Standardisasi peralatan dan pemanfaatan tenaga listrik
- Pengamanan Instalasi Tenaga Listrik
- Pengamanan Pemanfaat Tenaga Listrik
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN ( MENURUT UU 30 / 2009 )

4. Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki


Sertifikat Laik Operasi (SLO)

5. Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi


ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI)

6. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki


Sertifikat Kompetensi

7. Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan,sertifikat laik


operasi, standar nasional Indonesia, dan sertifikat kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur
dengan Peraturan Pemerintah
ASAS DAN TUJUAN (Pasal 2)
(1) Pembangunan ketenagalistrikan menganut asas:
a. manfaat;
b. efisiensi berkeadilan;
c. berkelanjutan;
d. optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi;
e. mengandalkan pada kemampuan sendiri;
f. kaidah usaha yang sehat;
g. keamanan dan keselamatan;
h. kelestarian fungsi lingkungan; dan
i. otonomi daerah.
ASAS DAN TUJUAN (Pasal 2) lanjutan

(2) Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin


ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas
yang baik, dan harga yang wajar dalarn rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Undang undang No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja

Pasal 2 ayat (2) huruf q


(Ruang lingkup)
Setiap tempat dimana listrik dibangkitkan,
ditransmisikan, dibagi-bagikan, disalurkan
dan digunakan
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 3 ayat (1) huruf q


Keselamatan Kerja

(Objective)

Dengan peraturan perundangan


ditetapkan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
q. mencegah terkena aliran listrik berbahaya
Tentang K3 Listrik ditempat kerja
Permenaker No 12 th. 2015

Pasal 2

Pengusaha dan / atau Pengurus wajib


melaksanakan K3 listrik di tempat kerja.
Tentang K3 Listrik ditempat kerja

Pasal 3 (Tujuan)
Permenaker No 12 th. 2015

a. Melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan


orang lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik;

b. Menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan


memberikan keselamatan bangunan beserta isinya; dan

c. Menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk


mendorong produktivitas.
Pasal 4 (Ruang Lingkup)
Tentang K3 Listrik ditempat kerja
Permenaker No 12 th. 2015

(1) Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


Merupakan pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi:
a. perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian.
(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan pada kegiatan:
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan Iebih dari 50 (lima puluh) volt
arus bolak balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah.
Tentang K3 Listrik ditempat kerja
Permenaker No 12 th. 2015

Pasal 7
Untuk perusahaan yang memiliki pernbangkitan listrik lebih
dari 200 (duaratus) kilo Volt-Ampere wajib mempunyai
Ahli K3 bidang Listrik.
Tentang K3 Listrik ditempat kerja
Permenaker No 12 th. 2015

Pasal 11
(1) Pemeriksaan secara berkala sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2) huruf c dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
(2) Pengujian secara berkala sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 ayat (2) huruf c dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali.
(3) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) harus dilaporkan kepada Kepala Dinas Provinsi.
(4) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) digunakan sebagai bahan pertimbangan
pembinaan dan/ atau tindakan hukum oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik

Ditetapkan Sebagai Standar Wajib


Permen ESDM No. : No 34 Tahun 2014
Tanggal 24 Desember 2014
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA

Peraturan
KHUSUS B Peraturan
Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88

8/21/2021

8/21/2021
Bagian 1 :
Pendahuluan, prinsip fundamental dan definisi
Begian 2 :
Desain instalasi listrik
Bagian 3 :
Assesmen karakteristik umum
Bagian 4 :
Proteksi untuk keselamatan
Bagian 5 :
Pemilihan dan pemasangan perlengkapan listrik
Bagian 6 :
Verifikasi
Bagian 7 :
Pemilihan dan pemasangan perlengkapan listrik
(konduktor)
Bagian 8 : Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi
khusus
Bagian 9 : Pengusahaan instalasi listrik
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir

Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik

Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang


diperlukan pada jaringan instalasi

Bagian konduktif terbuka (BKT) bagian konduktif perlengkapan


yang dapat disentuh dan yang secara normal tidak bervoltase,
tetapi dapat menjadi bervoltase bila insulasi dasar gagal.
Elektrode bumi adalah bagian konduktif yang dapat ditanam
dalam tanah atau suatu media konduktif spesifik, misalnya
beton atau kokas, dalam kontak listrik dengan bumi

Gawai adalah elemen bahan atau rakitan elemen tersebut


yang dimaksudkan untuk melakukan fungsi yang disyaratkan

Kapasitas hantar arus (KHA) (kontinu) adalah arus maksimum


yang dapat dihantarkan secara kontinu oleh suatu konduktor,
gawai atau aparatus, pada kondisi yang ditentukan tanpa
suhu kondisi tunaknya melebihi nilai yang ditentukan
PERHITUNGAN
LISTRIK
SEDERHANA
Hukum Ohm
 Jika sebuah penghantar atau resistansi atau
hantaran dilewati oleh sebuah arus maka pada
kedua ujung penghantar tersebut akan muncul
beda potensial,

 atau Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan


pada berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir
melalui bahan tersebut.

Secara matematis : V = I .R
Rangkaian Hambatan
Listrik
1. Rangkaian Seri
1 2 3

Diganti
 Pada rangkaian Seri tersebut berlaku :
V AB  V 1  V 2  V 3
V AB  IR 1  IR 2  IR 3
dengan ,
V AB  IR total
IR total  IR 1  IR 2  IR 3
R total  R 1  R 2  R 3
 Sehingga pada Rangkaian Seri berlaku,

R seri  R1  R 2  R3  ......  R n
Dengan n = jumlah resistor
Contoh Soal (3)

 Tiga buah hambatan, masing-masing


sebesar 30 ohm, 40 ohm, dan 50 ohm
dirangkai seri dengan sumber tegangan
60 volt.
 a. Berapa hambatan penggantinya?
 b. Berapa kuat arus pada rangkaian
tersebut?
 Penyelesaian :
 Diketahui :
R1  30  R3  50 
R 2  40  V  60V
 Ditanya : a. Rs = …? b. I = …?
 Jawab :
a.
R s  R1  R 2  R 3
R s  30   40   50 
R s  120 
b. V 60 V 1
I    A  0 ,5 A
R s 120  2
Jadi hambatan penggantinya adalah 120Ω dan kuat arusnya
adalah 0,5 A
2. Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel berlaku :

V
Contoh Soal (4)

 Tiga buah hambatan dipasang secara


paralel. Masing – masing sebesar 60Ω.
Jika sumber tegangan 12 volt, tentukan :
a. Berapa hambatan penggantinya ?
b. Berapa kuat arus yang mengalir ?
 Penyelesaian :
 Diketahui :
R1  R 2  R 3  60 
V  12 V
 Ditanya : a. Rp = …? b. I = …?
 Jawab :
a. 1 1 1 1 b. V 12 V
   I    0 ,6 A
Rp R1 R2 R3 Rp 20 
1 1 1 1
  
Rp 60 60 60
1 3 60
  Rp   20
Rp 60 3
Jadi hambatan penggantinya adalah 20Ω dan kuat arusnya
adalah 0,6 A
Rangkaian Seri-Paralel
 Rangkaian Seri-Paralel tersebut bisa
diganti menjadi :
Contoh soal (5)

 Dari rangkaian di atas, tentukan :


a. Hambatan penggantinya ?
b. Kuat arus listrik yang mengalir ?
 Penyelesaian :
 Diketahui :
R1  3  R3  6 
R2  6 V  6V
 Ditanya : a. Rp = …? b. I = …?
 Jawab :
a. R s  R1  R 2
R s  3  6   9 
1 1 1
 
Rp Rs R3
1 1 1
 
Rp 9 6
1 2 3 5 18
    Rp   3,6
Rp 18 18 18 5
b. V 6V
I    1, 67 A
Rp 3, 6 

Jadi hambatan penggantinya sebesar 3,6Ω


dan kuat arus listriknya adalah 1,67A
INSTALASI LISTRIK MENURUT JENIS ARUS

JENIS BAGAN LISTRIK DAYA YANG


ARUS DISALURKAN
I
R
Arus bolak- I U P = √3.U.I Cos φ
balik 3 fasa S Q = √3.U.I Sin φ
3 kawat I U U
S = P + jQ
T
Φ = arc tan(Q/P)
I
R TT 1 – 15o kV
I U
S TR < 1 kV
U U
I
T
INSTALASI LISTRIK MENURUT JENIS ARUS

JENIS BAGAN LISTRIK DAYA YANG


ARUS DISALURKAN
I
R
Arus bolak- I U P = √3.U.I Cos φ
balik 3 fasa S Q = √3.U.I Sin φ
4 kawat I U U
S = P + jQ
T
N Φ = arc tan(Q/P)
I
R
TR
I U
S 230/400 V
U U
I
T
N
JENIS BAGAN LISTRIK DAYA YANG
ARUS DISALURKAN
Arus bolak- P = UN.I Cos φ
balik 1 fasa R
I Q = UN.I Sin φ
2 kawat S = P + jQ
UN
I Φ = arc tan(Q/P)
N

Arus bolak- P = UN.I Cos φ


balik 1 fasa UN/ Q = UN.I Sin φ
3 kawat 2 S = P + jQ
UN
UN/2 Φ = arc tan(Q/P)
JENIS BAGAN LISTRIK DAYA YANG
ARUS DISALURKAN
Arus P = U.I
searah P
I
2 kawat
= U
I
N

Arus P = U.I
searah = U/2
3 kawat
= U
U/2
PENGUKURAN
LISTRIK
SEDERHANA
PENGERTIAN

Pengukuran adalah suatu pembandingan antara suatu


besaran dengan besaran lain yang sejenis secara
eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai
standar.

Sebagai pembandingan digunakan suatu alat bantu (alat


ukur) yang sudah dikalibrasi.

Pengukuran adalah proses untuk mendapatkan informasi


besaran fisis tertentu, seperti tegangan (V), arus listrik (I),
hambatan (R), konduktivitas dan lainnya
Beberapa istilah dan definisi pengukuran listrik yang harus dipahami :
1. Instrumen
Adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
2. Ketelitian / Akurasi
Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen
mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.
3. Ketepatan / Presisi
Suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa.
Hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau
derajat untuk membedakan satu pengukuran dengan lainnya
4. Kepekaan / Sensitivitas
Perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen
terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
5. Resolusi
Perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen
akan memberi respon atau tanggapan.
6. Kesalahan
Penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang
sebenarnya.
Sistem Pengukuran
Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital.
1. Sistem analog berhubungan dengan informasi dan data
analog.
Sinyal analog berbentuk fungsi kontinyu, misalnya penunjukan
temperatur dalam ditunjukkan oleh skala, penunjuk jarum pada
skala meter, atau penunjukan skala elektronik

2. Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital.


Penunjukan angka digital berupa angka diskret dan pulsa
diskontinyu dberhubungan dengan waktu. Penunjukan display
dari tegangan atau arus dari meter digital berupa angka tanpa
harus membaca dari skala meter.
Alat ukur listrik dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :

1. Alat ukur
standar/absolut

2. Alat ukur
sekunder
MACAM MACAM ALAT UKUR & FUNGSINYA

50
AMPERE METER

51
VOLT METER

52
COS  METER

53
FREKUENSI METER

54
KW METER

55
WATT METER

A
1 3

V
2 4 BEBA
N

56
KWH METER

57
MEGGER
JTM 20

MEGGER

58
Phase Sequence

59
Earth Tester

60
Terima kasih …..

Anda mungkin juga menyukai