Anda di halaman 1dari 76

Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia

Laporan On Job Training (OJT)


PT. PJB Services Jasa O&M PLTU Nii
Tanasa, Sulawesi Tenggara

Disusun oleh :
Kurniady Putra

SERTIFIKASI & PEMBINAAN CALON AHLI K3 LISTRIK


30 AGUSTUS – 18 SEPTEMBER 2021
SURABAYA

1
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui
Supervisor Pemeliharaan Listrik Disusun Oleh
PLTU Kendari Calon Ahli K3 Listrik

MATIUS JAYADI KURNIADY PUTRA

Diperiksa dan Disetujui oleh


Instruktur Ahli K3 Listrik

MUHAMMAD DARWIS

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang telah memberikan banyak kesempatan sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan On The Job Training dengan baik.

Penulisan laporan On The job Training ini diajukan untuk memenuhi persyaratan
sertifikasi Ahli K3 Listrik. Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari hambatan dan
kesulitan, namun berkat bimbingan, nasihat serta saran serta kerjasama dari berbagai pihak,
segala hambatan tersebut akhirnya dapat teratasi dengan baik antara lain :
1. Manajemen perusahaan PT. PJB Services yang telah memberikan kesempatan
untuk mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi AK3 Listrik.
2. Synergy Solusi Indonesia selaku PJK3 penyelenggara Pelatihan dan Sertifikasi
AK3 Listrik.
3. Bapak Muhammad Darwis, Disnaker Sulawesi Selatan sebagai pembimbing
laporan On The Job Training.
4. Bapak – bapak pemateri Pelatihan dan Sertifikasi AK3 Listrik
Dalam penulisan laporan ini tentunya tak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas
maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan
yang dimiliki penulis. Penulis menyadari bahwa laporan On The Job Training ini jauh dari
sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Kendari, 4 Oktober 2021

Kurniady Putra

3
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................................... 2


Kata Pengantar ....................................................................................................... 3
Daftar Isi ................................................................................................................ 4
Bab 1. Pendahuluan ............................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang................................................................................................ 5
1.2. Tujuan Pemeriksaan ....................................................................................... 5
1.3. Waktu dan Tempat Pemeriksaan .................................................................... 6
1.4. Dasar Hukum .................................................................................................. 6
1.5. Daftar Alat Ukur yang Digunakan.................................................................. 7
Bab II. Profil PT PJB Services dan PLTU Nii Tanasa ............ …………………11
Bab III. Pemeriksaan dan Pengujian K3 Listrik .................................................. 13
3.1. Pemeriksaan dan Pengujian ..................................................................... 13
3.2. Riksa Uji K3 Pembangkit Listrik ............................................................ 13
3.3. Riksa Uji K3 Distribusi ................................................................................ 26
3.4. Riksa Uji K3 Pemanfaatan Listrik ................................................................ 41
3.5. Riksa Uji K3 Instalasi Penyalur Petir ........................................................... 53
Bab IV. Analisa Pemeriksaan dan Pengujian....................................................... 64
4.1. Analisa Pemeriksaan dan Pengujian K3 pada Pembangkit. ................... …. 64
4.2. Analisa Pemeriksaan dan Pengujian K3 pada Distribusi.............................. 65
4.3. Analisa Pemeriksaan dan Pengujian K3 pada Pemanfaatan. ........................ 66
4.4. Analisa Pemeriksaan dan Pengujian K3 pada Instalasi Penyalur Petir. ....... 68
Bab V. Temuan Hasil Pemeriksaan dan Pengujian.............................................. 69
Bab VI. Penutup ................................................................................................... 75
5.1. Kesimpulan ................................................................................................... 75
5.2. Saran ............................................................................................................. 75
Lampiran…………………………………………………………………… .. ....76

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rendahnya kesadaran akan pentingnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
terutama pada sektor industri menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja di Indonesia.
Timbulnya kecelakaan kerja ini dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam menggunakan peralatan,
pemahaman, kemampuan serta ketrampilan tenaga kerja yang kurang memadai. Masih sering
ditemukan anggapan bahwa penerapan K3 di tempat kerja cenderung mahal karena dibutuhkan
alokasi budget yang cukup besar dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh serta dapat
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun
pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja
dengan caramengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuannya adalah untuk
menciptakan tempat kerja yangnyaman, dan sehat sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit. Sesuai dengan kebijakan pemerintah dengan diterapkannya Permenaker No. 12 tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan KerjaListrik di tempat kerja.
Untuk itu diperlukan seorang Ahli k3 Listrik untuk melakukan pengawasan pelaksanaan K3
Listrikdi tempat kerja sebagai perpanjangan tangan pengawas K3 Disnaker. Sebelum mendapatkan
penunjukan dariKEMENAKER – RI. Seorang Calon Ahli K3 Listrik wajib melakukan pembuatan
Laporan OJT dan Assesment Lapangan Pembinaan Ahli K3 Listrik.

1.2. Tujuan Pemeriksaan


1. Implementasi lapangan terhadap teori yang diperoleh selama pembinaan dengan melakukan
pemeriksaan dan pengujian ( Riksa Uji ) K3 listrik menggunakan ceklist Riksa Uji K3 listrik
2. Memastikan perencanaan, pemasangan, penggunaan instalasi pembangkitan, Instalasi Distribusi
6.3/0.38 kV, instalasi pemanfaatan energi listrik melalui panel ( LVMDP, SDP, PP), serta
sistem proteksi petir sesuai dengan standard yang telah ditentukan

5
1.3. Waktu dan Tempat Pemeriksaan
1. Waktu Pemeriksaan : 20 September – 1 Oktober 2021
2. Tempat Pemeriksaan : PLTU Nii Tanasa, Kendari, Sulawesi Tenggara
3. Obyek Pemeriksaan dan Pengujian :
• Riksa Uji Pembangkitan : 20-21 September 2021
• Riksa Uji Gardu Distribusi : 27-28 September 2021
• Riksa Uji Pemanfaatan LVMDP dan LVSDP : 29-30 September 2021
• Riksa Uji Penyalur Petir dan Ruang Khusus : 30 September - 1 Oktober 2021

1.4. Dasar Hukum


1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir;
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan
KerjaListrik di Tempat Kerja;
5. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. 47 Tahun
2015Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik;
6. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No. 48 Tahun
2015Tentang Pembinaan Tehnisi K3 Listrik;
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
MenteriTenaga Kerja Permen 02/MEN/1989;
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
MenteriTenaga Kerja Permen 12/MEN/2015;
9. Pemberlakuan semua Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2000 dan PUIL 2011;
10. SNI, IEC, IEEE, NEMA;
11. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

6
1.5. Daftar Alat Ukur yang Digunakan
Adapun alat ukur yang kami gunakan untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian ini adalah sebagai
berikut:
1. Multimeter Digital, FLUKE 87 V ,dapat digunakan untuk mengukur nilai arus (I), tegangan
(V), tahanan (Ω), kapasitas kapasitor ((F), dll .

Gambar 1.5.1 Multimeter

2. Clamp Meter, FLUKE 375, untuk mengukur arus (maksimal 1000A AC)

Gambar 1.5.2 Clamp Meter

7
3. Thermal Imaging Camera, FLIR E60, untuk mengukur temperatur peralatan

Gambar 1.5.3 Thermal Imaging

4. Earth Clamp Tester, Kyoritsu KEW 4202, untuk mengukur nilai resistansi dari grounding
peralatan.

Gambar 1.5.4 Earth Clamp Tester

8
5. Insulation Resistance Tester, Megger MIT515, untuk mengukur nilai tahanan isolasi, Polarity
Index (PI), DAR, dll.

Gambar 1.5.5 Insulation Resistance Tester

6. AC Voltage Detector, Amprobe Voltect (30 VAC – 122 kVAC), untuk mendeteksi adanya
tegangan listrik pada suatu peralatan.

Gambar 1.5.6 Voltage Detector HV

9
7. AC Voltage Detector, FLUKE LVD2 (90 – 600 VAC), untuk mendeteksi adanya tegangan
listrik pada suatu peralatan.

Gambar 1.5.7 Voltage Detector LV

10
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

PT. PJB Services adalah anak perusahaan dari PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali), yang didirikan untuk
memenuhi kebutuhan lini bisnis dalam memberikan jasa operasi dan pemeliharaan unit pembangkit listrik.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 30 Mei 2001 dengan prosentase kepemilikan saham 98% dimiliki oleh PT.
PJB dan 2% dimiliki oleh YK. PT. PJB. Pada awalnya, PT PJB Services hanya fokus pada bidang jasa pemeliharaan
pembangkit listrik, kemudian berkembang menjadi perusahaan yang berkecimpung dalam jasa operasi dan
pemeliharaan pembangkit listrik. Salah satu contoh unit bisnis jasa operasi dan pemeliharaan PT. PJB Services
adalah PLTU Nii Tanasa.

Nama PLTU
PLTU NII TANASA
O&M
PT. PEMBANGKITAN
JAWA BALI SERVICES
PT. MITRA KARYA PRIMA

Lokasi
JL. Poros PLTU Nii
Tanasa, Desa Nii
Tanasa, Kec.
Lalonggasumeeto,
Kab. Konawe,
Sulawesi Tenggara

COD
Effective : 20 Februari 2018
COD (Kontrak Original ) : a. 20 Februari 2010 (Unit 1)
b. 20 April 2010 (Unit 2)

11
Milestone PLTU Nii Tanasa Unit 1

Milestone PLTU Nii Tanasa Unit 2

12
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK

3.1. Pemeriksaan Dan Pengujian


Pemeriksaan dan pengujian sangat diperlukan untuk memastikan peralatan tenaga listrik masih
dalam kondisistandar dan sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga peralatan tersebut dapat beroperasi
sesuai parameter desain manufaktur sehingga aman bagi manusia dan lingkungan. Berikut ini akan
dilakukan proses pemeriksaan dan pengujian yaitu sebagai berikut:

A. Proses / Prosedur
Berikut ini merupakan prosedur untuk melakukan pengujian:
1. Mempersiapkan berkas / dokumen yang berkaitan dengan penerapan K3.
a. Checklist Riksa Uji Pembangkitan
b. Checklist Riksa Uji Distribusi
c. Checklist Riksa Uji Pemanfaatan
d. Checklist Riksa Uji Penyalur Petir
2. Mempersiapkan berkas/dokumen yang terkait dengan safety seperti dibawah ini dan mengajukannya
ke Manger SHE
a. JSA
b. Work Permit
3. Mempersiapkan dokumen yang berkaitan dengan sistem kelistrikan (SOP, SLD dan Manual Book)
4. Menyiapkan alat Pelindung diri
5. Menyiapkan alat ukur/uji
6. Pemeriksaan administratif terhadap objek di lapangan.
7. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian
8. Taging informasi dari operator untuk semua karyawan yang bekerja
9. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian.
10. Selesai

3.2. Riksa Uji Pembangkitan Listrik


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nii Tanasa terdiri dari 2 mesin pembangkit dengan kapasitas
12 MW, dengan tegangan (V) keluaran 6.3 kV kemudian tegangan dinaikkan Transformator Step Up
menjadi 70 kV dan di transmisi kan menuju GI Distribusi primer 20 kV. Selain itu terdapat juga
Tranformator Step Down yang digunakan menyalurkan beban auxiliary (pemakaian sendiri)
pembangkit

13
I. DATA SINGLE LINE DIAGRAM PLTU NII TANASA
Berikut ini adalah single line diagram (SLD) PLTU Nii Tanasa

Gambar 3.2.1 Single Line Diagram PLTU Nii Tanasa

14
II. DATA TEKNIS POWER GENERATOR UNIT 1

Pemilik (Owner) PT. PLN Persero

Lokasi (Location) Jl. Poros PLTU, Nii Tanggal Verifikasi 20-21 September 2021
Tanasa (Verification Date)

PEMBANGKIT TENAGA
URAIAN PENGGERAK MULA
LISTRIK

Pabrik Pembuat Shandong Jinan Power Qingdao Jieneng Steam


Turbine Co. Ltd
Tipe / Model QF-12-2 DT125 SM

No Seri 12199 N12-4.90

Tahun Pembuatan 2008 2008

Kapasitas 14118 kVA/ 12000 kW 12000 kW

Putaran 3000 rpm 3000 rpm

Critical Speed - 1548 rpm

Kelas Isolasi Class F

Temperatur Ruang 50°C

Tegangan 6300 V

Arus Nominal 1295 A

Frekuensi 50 Hz

Faktor Daya 0,85 Lag

Tegangan Eksiter 162 VDC (full load)

Arus Eksiter 212 A DC (full load)

15
III. GAMBAR DAN NAME PLATE POWER GENERATOR UNIT 1

a)

b)

Gambar 3.2.2 a) Generator, b) Name Plate Generator

16
IV. ANALISA PERHITUNGAN

1. Perhitungan KHA Penghantar Utama.

Gambar 3.2.3 Kabel penghantar generator

Kabel terpasang : Kabel N2SXY 3x1x240 mm2


Kapasitas Hantar Arus (KHA) Kabel maksimal (in air) = 3 x 657 A =1971 A (berdasarkan manual
book Kabel Metal)

Perhitungan KHA kabel (yang disarankan):


Generator : S = 14118 kVA, P = 12000 kW, V= 6300 V
𝑆
Ifl =
√3 𝑋 𝑉𝑙𝑙
14118 𝑘𝑉𝐴
=
√3 𝑋 6,3𝑘𝑉

= 1293,92 A
KHA= 125 % x In = 125% x 1293,92 A
= 1617,4 A

Kesimpulan :
Arus KHA kabel terpasang 1971 A > (lebih besar dari pada) KHA kabel yang disarankan yaitu
1617,4 A. Maka dapat disimpulkan ukuran kabel yang di pasang sesuai dengan standar PUIL 2011
Bag 2.2.2.2 hal 48 .

17
2. Perhitungan Rating Proteksi Utama

Gambar 3.2.4 Name plate VCB Tegangan Menengah Generator

CB terpasang :
Kapasitas arus nominal/rating Breaker Tegangan Menengah adalah 2000 A
Perhitungan :
Generator : S = 14118 kVA, P = 12000 kW, V= 6300 V, Ifl = 1293,92 A
Arus pengenal GPAL= 115 % x Ifl = 115% x 1293,92 A
= 1488 A
Kesimpulan :
Kapasitas pemutus VCB Tegangan Menengah yang terpasang adalah 2000 A ≥ (Lebih besar atau
sama dari) arus minimum rating proteksi yaitu 1148 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi
utama Breaker Tegangan Menengah sesuai dengan PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

18
V. CHECKLIST HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN POWER GENERATOR UNIT 1
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN

A. PENELAAAHAN DOKUMEN
1 Gambar Diagram satu garis Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
2 Gambar diagram pengawatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
3 Daftar komponen Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
4 Gambar lay out Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
5 Gambar area klasifikasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
6 Data hasil uji pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
7 Buku manual Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
8 Buku pemeliharaan & operasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
9 Tanda peringatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
10 Sertifikat pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
B. PEMERIKSAAN VISUAL
1 Konstruksi unit pembangkit tenaga Baik/Kurang Manufacture Penilaian
Baik
standar
2 Dudukan pembangkit tenaga Baik/Kurang Manufacture Penilaian
Baik
standar
3 Verifikasi plat nama Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
4 Area klasifikasi Baik/Kurang PUIL BAB 8 Penilaian
Baik
6 Perlengkapan start Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
7 Perlengkapan stop Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
8 Peralatan pengaman Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
9 a. Instrumen Voltmeter Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
b. Instrumen Ampermeter Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
c. Instrumen Pengukur Lain Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
10 Lampu indicator Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian

19
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN

11 Peralatan alarm Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian


12 Fasilitas keselamatan & tanda Ada/ Tidak Ada PUIL, UU No 1 Penilaian
bahaya th 1970
13 Terminal kabel utama & penetralan Ada/ Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
14 Kondisi battery (dengan start Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
battery)
15 Kondisi tekanan angin start (dgn Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
start angin) standar
16 Minyak lumas penggerak mula Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
standar
17 Terminal battery Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
18 Penempatan battery Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
19 Pemanas anti kondensasi Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
standar
20 Kabel masuk terminal box Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
21 Kabel keluar terminal box Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
22 Air pendingin penggerak mula Baik/Kurang Baik PUIL Penilaian
23 Ukuran Kabel BC pentanahan 240 mm2 ≥ 240 mm2 Penilaian
Sesuai/Tidak Sesuai
24 Gedung – Ruang PUIL Bab 8 Penilaian
a. Generator Sesuai/Tidak Sesuai
b. Penerangan sirkulasi Sesuai/Tidak Sesuai
Udara/ventilasi
c. Pintu keluar/masuk Pintu membuka
keluar (Sesuai/Tidak
d. Pintu darurat Sesuai)
Ada/ Tidak Ada
e. Alat pemadam
Sesuai/Tidak Sesuai

20
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN
C. PENGUJIAN

1 Pengujian Tahanan isolasi - Phase R -Ground - PUIL 2011: Pengukuran


penghantar
= 478 MΩ 2000 Ω per volt
- Phase S-Ground = + 1 Mohm
485 MΩ
- IEEE Std. 43-
- Phase T-Ground =
2013, IR>100
488 MΩ
MΩ
2 Uji fungsi instalasi listrik Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
standar
3 Pengujian fungsi local panel Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
kontrol standar
3a Saklar pilih local / selector switch Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
standar
3b Start Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
standar
3c Stop Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
standar
3d Lampu indicator Menyala/Tidak Manufacture Pengetesan
menyala
standar
4 Relay proteksi Berfungsi/Tidak Manufacture Pengetesan
berfungsi
standar
5 Tegangan & Arus berbeban V = 6351V Manufacture Pengukuran
I = 975 A,
standar
pada beban P =
10.07 MW, cosᴓ =
0.93

6 Tingkat kebisingan 72 dB Permen Pengukuran


13/2011:
85 dB
7 Analisa getaran Normal/Abnormal Manufacture Pengukuran
standar
8 Uji jalan / unjuk kerja Baik/Kurang Baik Manufacture Pengetesan
standar
9 Uji parallel (bila ada) Baik/Kurang Baik Manufacture Pengetesan
standar

21
10 Pengujian Pentanahan 0,02 Ohm ≤ 5 Ohm Pengukuran
11 KHA penghantar utama 1617.5 A PUIL 2011: Perhitungan
125 % x In

12 Rating Proteksi utama 1488 A PUIL 2011: Perhitungan


115 % x In

13 Belitan Stator :
a. Pengujian Tahanan Isolasi (IR) - Phase R -Ground - IEEE Std. 43- Pengukuran
2013, IR>100
Phasa-G = 5.29 GΩ
MΩ
- Phase S-Ground =
4.87 GΩ
- Phase T-Ground =
3.22 GΩ
(t = 60 s)

b.Pengujian Polarity Index (PI) dan - Phase R -Ground: Pengukuran


- IEEE Std. 43 -
Dielectric Absorption Ratio PI = 3,36; DAR = 2013
(DAR) Phasa-Ground 1,36 PI ≥ 2

- Phase S-Ground: DAR ≥ 1,25


PI = 2,52; DAR =
1,33
- Phase T-Ground:
PI = 3,36; DAR =
1,14

22
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN

c. Pengujian Dissipation Factor - Phase R -Ground = IEEE Sdt. 286 – Pengukuran


Phase - Ground
3.36 2000
- Phase S-Ground = VDE 0530 Part 1
2.52
- Phase T-Ground =
3.36

- Phase R = 5.952 Ω
d.Pengujian Tahanan Belitan (DC IEEE Std. 62 – Pengukuran
Winding Resistance) - Phase S= 5.955Ω 2004,
Deviasi < 2%
- Phase T= 5.923Ω
- Deviasi = 0.2%

e. Partial Discharge Test - Phase R = 0.435 nC IEEE Std 1434 - Pengukuran


2000
- Phase S= 0.687 nC
- Phase T= 0.504 nC

VI. HASIL PENGUJIAN UNIT POWER GENERATOR

A. Pengujian Tahanan Belitan


- Nama Alat Ukur : Winding Resistance Meter Vanguard TRM-403
- Pabrik Pembuat : Vanguard Instrument Company, Inc
- Rating Tegangan & Arus : 60 VDC, 1 - 40 A (perubahan skala ±1 A)

2 Phasa – Phasa (R-S) 5,952 Ω

3 Phasa – Phasa (S-T) 5,955 Ω

4 Phasa – Phasa (R-T) 5,923 Ω

5 Kondisi Pengukuran Temperatur = 32 OC

B. Pengujian Tahanan Isolasi

- Nama Alat ukur : Insulation Tester Megger MIT 1025

- Pabrik Pembuat : Megger Ltd.

- Rating Tegangan : 5 kV DC

23
1 Waktu 10 Menit

2 Tegangan Uji 5000 Volt DC

4 Phasa – Phasa (R-Ground) 17,74 GΩ

5 Phasa – Phasa (R-Ground) 12,3 GΩ

6 Phasa – Phasa (S-Ground) 10,8 GΩ

C. Pengujian Kecepatan Putar Lebih

1 Kecepatan Putar Nominal 3000 RPM

2 Kecepatan Putar Lebih 3300 RPM

3 Waktu Instantaneous

A. Analisa Getaran
1 Kecepatan Putar 3000 RPM

Deskripsi Vertikal Horizontal Axial

2 Velocity / Vrms (mm/s) 0.91 2.01 0.82

B. Pengukuran Tingkat Kebisingan


1 Kecepatan Putar 3000 RPM

2 Tingkat Kebisingan 72 dB

C. Pengujian Urutan Phasa


1 Phasa R Urutan phasa sesuai tag busbar dan kabel serta
sudah sinkron ke sistem
Phasa S

Phasa T

24
VII. DOKUMENTASI

Gambar 3.2.5 Pengukuran Tahanan (Resistant) Isolasi Generator

25
3.3 RIKSA UJI K3 DISTRIBUSI

I. SINGLE LINE DIAGRAM DISTRIBUSI AUXILIARY PLTU NII TANASA

Gambar 3.3.1 Single Line Diagram (SLD) Distribusi PLTU Nii Tanasa

II. DATA TEKNIS TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

Voltage 6300 V / 380 V


146,6 A / 2431 A

Gambar 3.3.2 Data Teknis Unit Auxiliary Transformator (UAT) Unit 1/ Tranformator Distribusi PS

26
III. GAMBAR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

a) b)
Gambar 3.3.3 a)Unit Auxiliary Transformator (UAT) Unit 1/ Tranformator Distribusi PS
b) Name Plate Transformator

IV. ANALISA PERHITUNGAN


1. Perhitungan Presentase Beban Trafo
Daya Trafo 1600 kVA,
I full load (Ifl) Trafo sisi sekunder:
𝑆
𝐼𝑓𝑙 =
√3 𝑥 𝑉𝐿 𝑉
1600 𝑘𝑉𝐴
𝐼𝑓𝑙 =
√3 𝑥 0,38𝑘𝑉
= 2431,61 𝐴
Hasil pengukuran:

Gambar 3.3.4 Penunjukan I beban pada Metering sisi sekunder Transformator Distribusi

27
Analisa:
𝐼𝑟 + 𝐼𝑠 + 𝐼𝑡 1170 + 1205 + 1147
𝐼 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =
3 3
3522
𝐼 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1174 𝐴
3
% Pembebanan trafo:
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1147
%𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝑥100% = 𝑥100%
𝐼𝑓𝑙 2431,61
%𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 = 48,28%
Kesimpulan:
%Pembebanan trafo 48,28% masih jauh di bawah standart 80% Maka dapat disimpulkan trafo
distribusi aman digunakan.

2. Pehitungan presentase keseimbangan beban


𝐼𝑟 + 𝐼𝑠 + 𝐼𝑡 1170 + 1205 + 1147
𝐼 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =
3 3
3522
𝐼 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 1174 𝐴
3
Analisa:
Pehitungan presentase keseimbangan beban
𝐼𝑅 1170
𝑎= = = 0,99
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1174
𝐼𝑆 1205
𝑏= = = 1,02
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1174
𝐼𝑇 1147
𝑐= = = 0,97
𝐼𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 1174
[|𝑎 − 1| + |𝑏 − 1| + |𝑐 − 1|]
% 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
3
[|0,99 − 1| + |1,02 − 1| + |0,97 − 1|]
% 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100%
3
0,01 + 0,02 + 0,03
% 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥 100% = 2%
3
Kesimpulan %ketidakseimbangan 2% Sesuai standar PLN karena ketidakseimbangan beban
tidak lebih dari 8% dan IEC standar < 5%). (Sesuai Standar SPLN dan IEC)

28
3. Pehitungan presentase ketidakseimbangan tegangan

Gambar 3.3.5 Penunjukan V beban pada Metering sisi sekunder Transformator Distribusi

U12 + U23 + U31 374 + 377 + 373


𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = =
3 3
1124
𝑉 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 374,67 𝑉
3

Analisa:
Pehitungan presentase keseimbangan tegangan
U12 374
𝑉𝑎 = = = 0,998
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 374,67
U23 377
𝑉𝑏 = = = 1,006
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 374,67
U31 373
𝑉𝑐 = = = 0,995
𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 374,67
[|𝑉𝑎 − 1| + |𝑉𝑏 − 1| + |𝑉𝑐 − 1|]
%𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑔 = 𝑥 100%
3
[|0,998 − 1| + |1,006 − 1| + |0,995 − 1|]
%𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑔 = 𝑥 100%
3

29
0,002 + 0,004 + 0,005
%𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑠𝑒𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑔 = 𝑥 100% = 0,37%
3
Kesimpulan %ketidakseimbangan tegangan 0,37% Sesuai standar ANSI C84.1 tidak lebih dari
3% dan NEMA no.MG1-1998 tidak lebih dari 1% (Sudah sesuai standar ANSI C84.1 dan
NEMA no.MG1-1998)

4. Pehitungan Arus Hubung Singkat Maksimun Trafo Sisi Sekunder


Data dari Namplate Trafo: Impedansi = 8%, Tegangan LV = 380 V, S = 1600 kVA
𝑉2 3802 𝑉
𝑍 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝑍(%) 𝑥 = 8% 𝑥 = 0,00722 Ω
𝑆 16 𝑥 105 𝑉𝐴
𝑉 380
𝐼𝑆𝐶 = = = 30,39 𝑘𝐴
√3 𝑥 𝑍𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 √3 𝑥 0,00722
Kesimpulan:
Breaking capacity pada pengaman utama distribusi yang terpasang adalah 65 kA lebih besar
dari nilai perhitungan arus hubung singkar Isc yaitu 30,39 kA, maka breaking capacity ACB
yang terpasang sudah sesuai.

5. Perhitungan Nilai Polarity Index (PI) dan Dielectric Absorption Ratio (DAR)
• Polarity Index (PI)

𝐼𝑅 10𝑀𝑖𝑛
PI =
𝐼𝑅 1 𝑀𝑖𝑛

19,82
- PI HV-LV =
10,8
= 1,83

13,35
- PI HV-G =
10,21
= 1,31

15,65
- PI LV-G =
3,38
= 4,6

30
• Dielectric Absorption Ratio (DAR)
𝐼𝑅 1𝑀𝑖𝑛
- DAR =
𝐼𝑅 30 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

19,82 13,35
- DAR HV – LV = - DAR HV – G =
18,30 10,81
= 1,08 = 1,23
15,65
- DAR LV – G =
9,61
= 1,62

IEEE Std 43 - 2013


Nilai DAR dan PI Transformator Distribusi memenuhi standar Excellent berdasarkan
IEEE Std 43 – 2013 hanya pada sisi LV – G, tetapi secara overall / keseluruhan belum
memenuhi standar Good berdasarkan IEEE Std 43 – 2013.

6. KHA Penghantar Transformator Sisi Sekunder


Perhitungan KHA Penghantar
Kabel terpasang:
Tranformator 1,6 MVA

Kabel NYY 4x(1x500mm2), KHA kabel terpasang : 4 x 806 A = 3224 A (Manual Book Kabel Metal)
Perhitungan KHA kabel (yang disarankan) pada Transformator (sisi sekunder):

KHA = 125% x In

= 125% x 2431 A

= 3038,75A

Kesimpulan:
KHA kabel terpasang yaitu 3224 A > (lebih besar dari) KHA sisi sekunder 3038,75 A, maka
dapat disimpulkan ukuran kabel yang terpasang memenuhi standar PUIL 2011 bagian 2.2.2.2.

31
7. Kesesuaian Pemakaian CB (GPAL) Sisi Sekunder Transformator Distribusi

Gambar 3.3.6 ACB Sisi Sekunder (Ie = 2500 A)


Beban LVMDP:
Beban maksimal LVMDP:
ILmax = 0,8 X In Transformator
= 0,8 X 2431 A
= 1944,8 A

Perhitungan Arus Rating minimum GPAL (ACB) yang disarankan berdasarkan standard PUIL 2011
(bag.510.5.4.3).

I GPAL/CB = 115% x ILmax


= 115% x 1944,8 A

= 2236,52 A
Kesimpulan:
Arus rating ACB terpasang 2500 A lebih besar dari pada Arus Rating minimum GPAL (ACB) yang
disarankan yaitu 2236,52 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi ACB yang dipasang sudah Sesuai
PUIL 2011 (bag.510.5.4.3).

32
V. CHEKLIST RIKSA UJI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PS UNIT 1

NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN
1. Name Plate a. Nama pabrik, tempat dan UNINDO Manufacture Penilaian
pembuatan Standar dan
b. Jenis dan No. Seri Step Down & 84414 SNI
c. Kapasitas / Daya / 1.6 MVA / 50Hz
Frequency
d. Primary Voltage / 6.3 kV (HV) / 0.38
Secondary Voltage kV(LV)
e. Primary Current 1574
/ 146.6 A (HV) /2431
Secondary Current A (HV)
f. Vector Group Dyn11
g. Impedance 8%
h. Insulation level / Kelas -
Isolasi
i. Cooling system ONAN
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan Baik/KurangBaik Manufacture Penilaian
body bushing Standar dan
b. Memeriksa fisik body Baik/Kurang Baik SNI
yang berkarat/gompal
c. Memeriksa Baik/Kurang Baik
kekencangan mur baut
klem terminal utama

33
NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN
d. Memeriksa kebocoran
gasket
e. Memeriksa kesesuaian
Spark bushing Transformator tidak
gap
Manufacture
memiliki peralatan Penilaian
primer Standar
spark gap
f. Memeriksa kesesuaian
Spark gap bushing
skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
pendingin sirip-sirip radiator Standar dan
b. Memeriksa kebocoran Baik/Kurang Baik SNI
minyak trafo
c. Memeriksa level minyak Baik/Kurang Baik
trafo
d. Memeriksa kondisi Baik/Kurang Baik
minyak trafo
4. Alat a. Memeriksa level Manufacture Penilaian
Pernafasan Konservator main tank Standar dan
(Breather) b. Memeriksa level Transformator tidak SNI
memiliki
konservator tap canger
konservator
c. Memeriksa wana silica
gel
5. Sistem
Kontrol dan a. Memeriksa kekencangan Baik/Kurang Baik

Proteksi mur baut terminal

5.1. Panel kontrol

Kontrol b. Memeriksa kebersihan Manufacture Penilaian


kontaktor Baik/Kurang Baik Standar dan
c. Memeriksa kebersihan SNI
limit switch Baik/Kurang Baik
d. Memeriksa sumber
tegangan AC/DC Baik/Kurang Baik

34
NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN

5.2. Relay a. Memeriksa kebersihan


Bucholz terminal Manufacture Penilaian
b. Memeriksa kondisi seal Standar dan
SNI
5.3. Relay a. Memeriksa kebersihan
Transformator tidak
Jansen terminal memiliki Relay Manufacture Penilaian
Bucholz, Relay
b. Memeriksa kondisi seal Standar dan
Jansen, dan Sudden
Pressure ( Proteksi SNI
Tranformator :
5.4. Relay a. Memeriksa kebersihan Manufacture Penilaian
Under – Over
Sudden terminal Voltage, Standar dan
Temperature
pressure b. Memeriksa kondisi seal SNI
Winding & Oil,
c. Memeriksa kebersihan serta Level Oil )
thermo couple
d. Memeriksa kabel-kabel
kontrol dan pipa-pipa
kapiler
6. OLTC (Off a. Memeriksa kesesuaian Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
Line Tap
indikator posisi tap Standar dan
Changer)
b. Memeriksa pelumasan Baik/Kurang Baik SNI
gigi penggerak
c. Memeriksa kebersihan Ada/Tidak Ada
kontaktor
d. Memeriksa kebersihan Ada/Tidak Ada
limit switch
e. Memeriksa kesesuaian Ada/Tidak Ada
(Manual)
sumber tegangan AC/DC
f. Menguji posisi lokal dan Ada/Tidak Ada
(Manual)
remote
g. Memeriksa kondisi Ada/Tidak Ada
(Manual)
minyak diverter switch
OLTC

35
NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN
7. Sistem a. Memeriksa kawat Netral ditanahkan Manufacture Penilaian
(sisi sekunder)
Grounding pentanahan pada titik Standar dan
netral primer / skunder SNI
b. Memeriksa kawat
Baik/Kurang Baik
pentanahan pada
body/enclousure/BKT
trafo
c. Memeriksa kawat Ada/Tidak Ada
pentanahan pada
Arrester
d. Memeriksa kawat Baik/Kurang Baik
pentanahan pada BKE
(Bagian konduktif
ekstra)
e. Memeriksa
Baik/Kurang Baik
kekencangan mur baut
terminal pentanahan
f. Mengukur/menguji nilai PUIL 2011
Baik/Kurang Baik
pentanahan 0.39 Ω ≤5Ω
8. Main tank a. Memeriksa kebersihan Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
body dan bushing Standar dan
b. Memeriksa karat/gompal SNI
Baik/Kurang Baik
fisik body
c. Memeriksa kondisi
Baik/Kurang Baik
gasket
9. Kontruksi/ a. Memeriksa kondisi Baik/Kurang Baik Manufacture Penilaian
struktur konstruksi bangunan, Standar dan
mekanik pondasi dan baut SNI
pengikat
b. Memeriksa kebersihan Baik/Kurang Baik
lingkungan gardu
c. Memeriksa sirkulasi Baik/Kurang Baik
udara
d. Memeriksa penerangan Baik/Kurang Baik

36
NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN
e. Memeriksa pembatas / Baik/Kurang Baik
halang rintang
f. Memeriksa Tanda Baik/Kurang Baik
Peringatan
10. Fire a. Memeriksa tekanan gas Ada/ Tidak ada Manufacture Penilaian
protection N2 Standar dan
b. Memeriksa alarm Ada/ Tidak ada SNI
kebakaran
c. Memeriksa sensor Ada/ Tidak ada
detector
d. Memeriksa APAR Baik/Kurang Baik
11 Bagian a. Pengukuran Arus Phasa 1170 A Manufacture Penilaian
Skunder R (Ir) Std.
Trafo b. Pengukuran Arus Phasa 1205 A
S (Is)
c. Pengukuran Arus Phasa 1147 A
T (Ir)
d. Pengukuran Arus 41 A
Penghantar Netral (In)
e. Pengukuran Arus Tidak diukur
Penghantar PE (Ipe)
f. Perhitungan Presentase 48,7% SPLN
17:1979,
Beban Trafo
% load Perhitungan
Tranformator
= 80 %

g. Pehitungan presentase 2% NEMA MG-


1,
ketidakseimbangan I unbalance:
beban < 10 %
SPLN :
< 8%

12 Penghantar KHA Penghantar Tegangan 3038,75 A Manufacture Perhitungan


menengah Std.

37
NILAI
NO OBYEK HASIL METODA
RUJUKAN

13. Belitan Belitan Stator :


Transformator
a. Pengujian Tahanan - HV - Ground = IEEE Std. 43- Pengukuran
2013,
Isolasi (IR) 10,8 GΩ
IR > 100 MΩ
- HV - LV = 10,21

- LV - Ground =
3,38 GΩ
(t = 60 s)

b.Pengujian Polarity Index - HV - Ground = IEEE Std. 43 – Pengukuran


(PI) dan Dielectric Absorption 2013
Ratio (DAR) Phasa-Ground 1,83; DAR = 1,08
- HV - LV= 1,31; PI < 2
DAR = 1,23 DAR < 1,6

- LV - Ground =
1,73, DAR = 1,62

Pengukuran
c. Pengujian Dissipation - HV = 0,353% IEEE C57.152
Factor Phase – 2013
- LV = 0,386%
tan δ < 0,5
(trafo baru)

tan δ < 1
(trafo lama)

Pengukuran
d.Pengujian Tahanan
- U-V = 180,72 Ω IEEE C57.152
Belitan (DC Winding – 2013
- U-W= 194,15Ω Deviasi < 5%
Resistance)
- V-W= 181,17Ω
- u-n = 341 Ω
- v-n= 350 Ω

38
- w-n= 371 Ω
- Deviasi sisi HV=
7,25%
- Deviasi sisi LV=
8,47%
14 Terminal & Temperatur terminal Temperature SNI , < 70 OC Pengukuran
Bushing maksimum = 42 OC
EPRI, < 75 OC

VI. DOKUMENTASI

a) b)
Gambar 3.3.7 Pengukuran Temperatur Terminal Transformator
a) LV, b) HV

39
Gambar 3.3.8 Pengukuran Tahanan Isolasi Transformator sisi LV

Gambar 3.3.9 Spesifikasi ACB Transformator sisi Sekunder (LV)

40
3.4 RIKSA UJI K3 PEMANFAATAN
I. DATA TEKNIS BEBAN MDP BOILER GROUNDFLOOR

Gambar 3.4.1 Data teknis MDP Boiler Groundfloor

Gambar 3.4.2 Data teknis NYY 3 x 1,5 – 400 mm2 Kabel Metal

41
II. SINGLE LINE DIAGRAM BEBAN MDP BOILER GROUNDFLOOR

Trafo Distribusi
PS Unit 1

Outgoing to MDP
Groundfloor

Gambar 3.4.3 Single line diagram Dsitribusi PS Unit 1

INCOMNG
FROM LVMDP
Gambar 3.4.4 Single line diagram MDP Boiler Groundfloor 1

42
III. GAMBAR PANEL MDP

Gambar 3.4.5 Panel MDP Boiler Groundfloor

IV. ANALISA PERHITUNGAN


a) Perhitungan Kesesuaian Penghantar dan Pengaman
1. Repetitive Burning Draft Fan 1 (37 kW)
𝑃 37000 𝑊
𝐼𝑛 = = = 70,35𝐴
√3𝑥𝑉𝐿𝐿 𝑥𝐶𝑜𝑠∅ √3𝑥 380 𝑉 𝑥 0.8
𝐾𝐻𝐴 = 𝐼𝑛 𝑥 125% = 70,35 𝑥 125% = 87,93 𝐴
KHA kabel yang digunakan NYY 3 x 25 mm2 = 162 A (berdasarkan manual book Kabel Metal).
KHA Kabel terpasang 162 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 87,93 A. Maka ukuran
kabel yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag. 433.1
𝐼𝑓𝑙 = 𝐼𝑛 𝑥 115% = 70,35 𝐴 𝑥 115% = 80,90 𝐴
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 90 A ≥ (Lebih besar atau sama dari) arus
minimum rating proteksi yaitu 80,90 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi sesuai dengan
PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

2. Fire Grate Motor 1


𝑃 4000 𝑊
𝐼𝑛 = = = 7,6 𝐴
√3𝑥𝑉𝐿𝐿 𝑥𝐶𝑜𝑠∅ √3𝑥 380 𝑉 𝑥 0.8

43
𝐾𝐻𝐴 = 𝐼𝑛 𝑥 125% = 7,6 𝑥 125% = 9,5 𝐴
KHA kabel yang digunakan NYY 3 x 2,5 mm2 = 26 A (berdasarkan manual book Kabel Metal).
KHA Kabel terpasang 26 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 9,5 A. Maka ukuran kabel
yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag. 433.1
𝐼𝑓𝑙 = 𝐼𝑛 𝑥 115% = 7,6 𝑥 115% = 8,74 𝐴
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 14 A ≥ (Lebih besar atau sama dari) arus
minimum rating proteksi yaitu 8,74 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi sesuai dengan
PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

3. Fire Grate Motor 2


𝑃 4000 𝑊
𝐼𝑛 = √3𝑥𝑉 = = 7,6 𝐴
𝐿𝐿 𝑥𝐶𝑜𝑠∅ √3𝑥 380 𝑉 𝑥 0.8

𝐾𝐻𝐴 = 𝐼𝑛 𝑥 125% = 7,6 𝑥 125% = 9,5 𝐴


KHA kabel yang digunakan NYY 3 x 2,5 mm2 = 26 A (berdasarkan manual book Kabel Metal).
KHA Kabel terpasang 26 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 9,5 A. Maka ukuran kabel
yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag. 433.1
𝐼𝑓𝑙 = 𝐼𝑛 𝑥 115% = 7,6 𝑥 115% = 8,74 𝐴
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 14 A ≥ (Lebih besar atau sama dari) arus
minimum rating proteksi yaitu 8,74 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi sesuai dengan
PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

4. Service Water Recycle Pump


𝑃 11000 𝑊
𝐼𝑛 = = = 20,9 𝐴
√3𝑥𝑉𝐿𝐿 𝑥𝐶𝑜𝑠∅ √3 𝑥 380 𝑉 𝑥 0.8
𝐾𝐻𝐴 = 𝐼𝑛 𝑥 125% = 20,9 𝑥 125% = 26,12 𝐴
KHA kabel yang digunakan NYY 3 x 6 mm2 = 44 A (berdasarkan manual book Kabel Metal).
KHA Kabel terpasang 44 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 26,12 A. Maka ukuran kabel
yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag. 433.1
𝐼𝑓𝑙 = 𝐼𝑛 𝑥 115% = 20,9 𝑥 115% = 24 𝐴
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 25 A ≥ (Lebih besar atau sama dari) arus
minimum rating proteksi yaitu 24 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi sesuai dengan
PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

5. Drainage Pump
𝑃 7500 𝑊
𝐼𝑛 = = = 14,2 𝐴
√3𝑥𝑉𝐿𝐿 𝑥𝐶𝑜𝑠∅ √3 𝑥 380 𝑉 𝑥 0.8
𝐾𝐻𝐴 = 𝐼𝑛 𝑥 125% = 14,2 𝑥 125% = 17,75 𝐴

44
KHA kabel yang digunakan NYY 3 x 2,5 mm2 = 26 A (berdasarkan manual book Kabel Metal).
KHA Kabel terpasang 26 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 17,75 A. Maka ukuran kabel
yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag. 433.1
𝐼𝑓𝑙 = 𝐼𝑛 𝑥 115% = 14,2 𝑥 115% = 16,33 𝐴,
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 22 A ≥ (Lebih besar atau sama dari) arus
minimum rating proteksi yaitu 16,33 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi sesuai dengan
PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

b) KHA Penghantar dan Pengaman Utama

i. KHA Penghantar Utama

In beban terbesar adalah Repatitive Burning Draft Fan dengan KHA = 87,93 A dengan data
ini dapat dihitung KHA penghantar dan pengaman
𝐾𝐻𝐴 = (𝐾𝐻𝐴 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) + (𝐼𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)
= 87,93 + (7,6 + 7,6 + 20,9 + 22,9 + 14,2)
= 161,1 𝐴
KHA Busbar yang digunakan 4 x (CU 40 x 5) = 600 A (berdasarkan PUIL 2011 Tabel
511.6-1). KHA Busbar terpasang 600 A sudah memenuhi KHA minimum yaitu 161,1 A.
Maka ukuran kabel yang terpasang sudah sesuai dengan PUIL 2011 bag. 2.2.2.2 dan bag.
433.1

ii. Pengaman CB (GPAL)


𝐾𝐻𝐴 = (𝐼𝑓𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟) + (𝐼𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙)
= (80,9 ) + (8,74 + 8,74 + 24 + 14,2)

= 136,58 𝐴
Kapasitas pemutus MCCB yang terpasang adalah 250 A ≥ (Lebih besar atau sama dari)
arus minimum rating proteksi yaitu 136,58 A. Maka dapat disimpulkan rating proteksi
sesuai dengan PUIL 2011 Bag. 2.2.8.3.

45
iii. Perhitungan Voltage Drop

Untuk Susut tegangan dilakukan pengukuran tegangan antar phase di sisi LVMDP
dan panel MCC Boiler Groundfloor

a) Phase R-S b) Phase R-T c) Phase S-T

Gambar 3.4.6 Pengukuran Tegangan LVMDP

a) Phase R-S b) Phase R-T c) Phase S-T


Gambar 3.4.7 Pengukuran Tegangan MDP Boiler Groundfloor

46
Tegangan LVMDP MCC BOILER
(Vs) GROUNDFLOOR
(Vr)
V R-S 386,2 V 380,4 V
V R-T 383 V 375,6 V
V S-T 385,2 V 380,6 V

Drop Tegangan V R-S


𝑉𝑠 − 𝑉𝑟 386,2 − 380,4
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 𝑥100% = 𝑥 100% = 1,5%
𝑉𝑠 386,2
Drop Tegangan V R-T
𝑉𝑠 − 𝑉𝑟 383 − 375,6
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 𝑥100% = 𝑥 100% = 1,93%
𝑉𝑠 383
Drop Tegangan V S-T
𝑉𝑠 − 𝑉𝑟 385,2 − 380,6
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 = 𝑥100% = 𝑥 100% = 1,19%
𝑉𝑠 385,2
Drop tegangan rata-rata:
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 1 + 𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 2 + 𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 3
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
3
1,5 + 1,93 + 1,19
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = = 1,54%
3
Kesimpulan:
Dari pengukuran dan perhitungan nilai drop tegangan rata-rata 1,54% lebih kecil dari
nilai susut tegangan yang diperbolehkan yaitu tidak boleh lebih dari 4% sudah sesuai
dengan (PUIL 2011 hal 48; 2.2.3)

47
V. Checklist Riksa Uji Pemanfaatan
DATA INSTALASI LISTRIK

1. PEMILIK : PT. PLN Persero

2. ALAMAT : Jl. Trunojoyo Blok M-1 No. 135 Jakarta Selatan

3. PEMAKAI : PT. PLN Persero

PENGURUS KONTRAKTOR
4. UTAMA/SUB KONTRAKTOR/ : Shandong Machinery Group Corp. & Rekadaya
Elektrika
PENANGGUNG JAWAB

5. INSTALATIR PEMASANG : Shandong Machinery Group Corp. & Rekadaya


Elektrika

Building 18 Office Park Lt. 18


6. ALAMAT Jl. Simatupang No.18, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan

7. SURAT PENUNJUKAN Ada / Tidak ada

8. AS BUILT DRAWING Ada / Tidak ada

KEABSAHAN SERTIFIKAT TEKNISI Ada / Tidak ada


9.
K3 LISTRIK

- NAMA Ada / Tidak ada

NOMOR SERITIFIKAT DAN TANGGAL Ada / Tidak ada


-
DIKELUARKAN

Ada / Tidak ada


SESUAI/TIDAK SESUAI DENGAN
-
KUALIFIKASINYA

SUMBER DAYA LISTRIK : PLN /


10. : PEMBANGKIT SENDIRI
PEMBANGKIT SENDIRI

11. JUMLAH PHASA : 3 PHASA

12. FREKUENSI : 50 Hz

13. JENIS ARUS : AC

14. TEGANGAN : 6300 Volt / 380 - 220 Volt

48
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN

a. Pemeriksaan visual tampak depan MDP

1 Lampu indikator pada Panel Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian

Alat ukur atau metering berupa Manufacture Std.


2 Ada / Tidak Ada Penilaian
Ampere Meter, Volt Meter dan lainnya

Nama/label dan nama perusahaan Manufacture Std.


3 Ada / Tidak Ada Penilaian
instalatir pada pintu panel

4 Tanda bahaya pada pintu panel Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian

5 Selector Switch dan kunci pintu panel Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian

b. Pemeriksaan visual tampak dalam MDP

Cover pelindung tegangan sentuh


1 Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
langung
Gambar single line diagram dan kartu
2 Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
riwayat perawatan
3 Kabel bonding untuk pengaman sentuh Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian
tidak langsung
4 Labeling Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian

5 Kode warna kabel Sesuai / Tidak Manufacture Std. Penilaian


Sesuai
6 Kebersihan Panel Baik / Kurang Manufacture Std. Penilaian
Baik
7 Kerapian Instalasi Baik / Kurang Manufacture Std. Penilaian
Baik
c. Pemeriksaan visual pada sistem terminasi

1 Busbar / penghantar Baik / Kurang Manufacture Std. Penilaian


Baik
2 Pengaman (CB, FUSE) Sesuai / Tidak Manufacture Std. Penilaian
Sesuai
3 Sepatu kabel Baik / Kurang Manufacture Std. Penilaian
Baik
4 Sistem pembumiaan Sesuai / Tidak Manufacture Std. Penilaian
Sesuai
5 Jarak busbar to busbar Sesuai / Tidak Manufacture Std. Penilaian
Sesuai
49
NILAI
NO OBYEK HASIL RUJUKAN METODE

d. Pemeriksaan visual Daerah Kerja

1. Jarak bagian depan 126cm -> Sesuai SNI : 75 cm Pengukuran

Kanan = 82 cm -
2. Jarak bagian samping SNI: 150 cm Pengukuran
> tidak Sesuai
3. Jarak bagian belakang Sesuai / Tidak - Pengukuran
Sesuai
4. Bebas buka pintu panel Sesuai / Tidak - Pengukuran
Sesuai
5. Pencahayaan Sesuai / Tidak 100 Lux Pengukuran
Sesuai
6. Barang-barang yang tidak terpakai Sesuai / Tidak SNI Penilaian
Sesuai
7. Ventilasi Ada / Tidak Ada SNI Penilaian

8. Tanda bahaya pintu ruang panel Ada / Tidak Ada Manufacture Std. Penilaian

e. PENGUJIAN

1. Tegangan Phasa Vr-s = 380,6 V


Manufacture Std./
Vr-t = 375,6 V Pengukuran
SNI
Vs-t = 380,4 V
2. Arus Phasa dan Penghantar Netral Ir = 32,3 A
Manufacture Std. Pengukuran
Is = 34,5 A
/ SNI
It = 33 A

3. Sistem pembumian TN C-S Manufacture Std. Pengukuran


/ SNI

4. Susut tegangan 1,54 % PUIL 2011 : < 4% Pengukuran


SPLN : < 10 %
dan
perhitungan

50
NILAI
NO OBYEK HASIL METODE
RUJUKAN
5. Temperatur penghantar / Terminasi 36,1 °C SNI : < 70 OC Pengukuran
EPRI : < 75 OC

6. Pentanahan 4,27 Ω PUIL 2011: ≤ 5 Ω Pengukuran

7. KHA penghantar utama 161,1 A 125 % x In Perhitungan

8. Rating Proteksi utama 136,58 A 115 % x In Perhitungan

VI. DOKUMENTASI

Gambar 3.4.8 Spesifikasi MCCB Boiler Groundfloor

51
Gambar 3.4.9 Pengukuran Tegangan sisi LVMDP

52
3.5 RIKSA UJI K3 INSTALASI PENYALUR PETIR

I. LAYOUT DAN DENAH PENYALUR PETIR GEDUNG WATER TREATMENT PLANT (WTP)

27,5 m

10,6 m

Gambar 3.5.1 Denah Gedung Water Treatment Plant (WTP)

6,3 m

Gambar 3.5.2 Layout Penyalur petir Gedung Water Treatment Plant

53
II. DATA TEKNIS PENYALUR PETIR

No Uraian Penyalur Petir

1. Nama Bangunan/ Gedung Water Treatment Plant (WTP)

2. Jenis Penerima/ Air Terminal Konvensional

a. Nomor Seri/ Type -

b. Jumlah 5

c. Tinggi Penerima 2,3 meter

d. Tinggi Bangunan 6,3 meter

e. Lebar bangunan 10,6 meter

f. Panjang bangunan 27,5 meter

3. Jenis Penghantar/ down Conductor Bare Cooper (BC) 70 mm2

Gambar 3.5.3 Air Terminal Penyalur Petir Gedung Water Treatment


Plant (WTP)
54
Gambar 3.5.4 Penghantar Penurunan Penyalur Petir Gedung Water
Treatment Plant (WTP)

Gambar 3.5.5 Elektrode Pembumian Penyalur Petir Gedung Water Treatment Plant (WTP)

55
III. GAMBAR PENYALUR PETIR GEDUNG WATER TREATMENT PLANT (WTP)

Gambar 3.5.5 Penyalur petir Gedung Water Treatment Plant (WTP)

IV. ANALISA PERHITUNGAN


Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Penyalur Petir di Indonesia besarnya keperluan pemasangan
sistem proteksi terhadap sambaran petir pada suatu bangunan ditentukan dengan menjumlahkan
indeks-indeks yang mewakili keadaan di lokasi struktur tersebut berada. Maka untuk bangunan/area
tersebut diperoleh indeks-indeks sebagai berikut:

Tabel 1 Indeks A : Bahaya berdasarkan Jenis Bangunan


Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya. -10
Bangunan dan isinya jarang dipergunakan, misalnya di tengah sawah atau ladang, 0
menara atau tiang dari metal.
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal, misalnya 1
rumah tinggal, industri kecil atau stasiun kereta api.
Bangunan atau isinya cukup penting, misalnya menara air, Stock barang- 2
barang berharga, dan kantor pemerintah.
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya bioskop, sarana ibadah, 3
sekolah, dan monumen sejarah yang penting.
Instalasi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit. 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang tidak 15
terkendali bagi sekitarnya, misalnya instalasi nuklir.

56
Tabel 2 Indeks B : Bahaya Berdasarkan Kontruksi Bangunan

Kontruksi Bangunan Indeks B


Seluruh bangunan terbuat dari logam dan mudah menyalurkan listrik. 0
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap 1
Logam
Bangunan dengan konstruksi beton bertulang. kerangka besi dan atap bukan 2
logam.
Bangunan kayu dengan atap bukan logam 3

Tabel 3 Indeks C : Bahaya Berdasarkan Tinggi Bangunan

Tinggi Bangunan (m) Indeks C


Sampai dengan 6 0
12 2
17 3
27 4
35 5
50 6
70 7
100 8
140 9
200 10

Tabel 4 Indeks D : Bahaya Berdasarkan Situasi Bangunan

Situasi Bangunan Indeks D

Di tanah datar pada semua ketinggian 0


Di kaki bukit sampai % tinggi bukit atau di pegunungan sampai 1
l000 meter.
Di puncak gunung atau pegunungan yang lebih dari 1000 meter. 2

Tabel 5 Indeks E : Bahaya Berdasarkan Pengaruh Kilat/ Hari Guruh

Hari guruh per tahun Indeks E


2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
125 6
256 7

Dengan memperhatikan keadaan di tempat yang hendak dicari tingkat resikonya dan
kemudian menjumlahkan indeks-indeks tersebut diperoleh suatu perkiraan bahaya yang
ditanggung bangunan dan tingkat pengamanan yang harus diterapkan berdasarkan pada
Tabel 6 di bawah ini
57
Tabel 6 Indeks R : Perkiraan Bahaya Sambaran Petir

R = A+B+C+D+E Perkiraan Bahaya Pengamanan


Di bawah 11 Diabaikan Tidak perlu
Sama dengan 11 Kecil Sedang Tidak perlu Agak
12 Agak besar dianjurkan
13 Besar Dianjurkan
14 Sangat dianjurkan
Lebih dari 14 Sangat besar Sangat perlu

Nilai Indeks pada Bangunan WTP berdasarkan Pedoman Perencanaan Penangkal petir
adalah sebagai berikut:

a. Berdasarkan tabel 1 gedung WTP memiliki indeks A sebesar 2 yakni Bangunan


atau isinya cukup penting, misalnya menara air, Stock barang-barang berharga, dan
kantor pemerintah
b. Berdasarkan Tabel 2 gedung WTP memiliki indeks B sebesar 1 yakni bangunan
dengan konstruksi beton bertulang atau rangka besi dengan atap logam.
c. Berdasarkan Tabel 3 gedung WTP memiliki indeks C sebesar 7 yakni tinggi
bangunan sampai 63 meter
d. Berdasarkan Tabel 4 gedung WTP memiliki indek D sebesar 0 yakni di tanah datar
pada semua ketinggian

e. Hari guruh di Kendari sebanyak 137 hari/tahun, maka berdasarkan Tabel 5 gedung
WTP memiliki indeks E sebesar 7.

Perkiraan bahaya sambaran petir diperoleh berdasarkan Pedoman Perencanaan Penangkal


petir yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai dari indeks di atas dengan:
R=A+B+C+D+E
R=2+1+7+0+7
R = 17
Perkiraan sambaran petir R = 17, berdasarkan pedoman Perencanan Penangkal Petir nilai
tersebut menunjukan Gedung WTP memiliki bahaya sambaran petir yang sangat besar,
sehingga dianjurkan adanya sistem penangkal petir

58
Analisis Kelayakan Instalasi Penyalur Petir model konvensional :

112O

59
r = h x tan 56°
= (1,5 + 0,8) x 1,48
= 3,4 m
1
* Radius Perlindungan (Rd ) = 2 𝜋𝑟 2 .h
1
= 2 . 3,14 . 3,42 .1,5

= 27,25 m2
Jadi, untuk bangunan dengan luas 291,5 m2 membutuhkan Air Terminal :
291,5 m2 / 27,25m2 = 10,69 ≈ 11 buah.
Berdasarkan gambar 3.5.2, pada gedung WTP hanya terdapat 5 buah air terminal, maka air
terminal penyalur petir tidak sesuai Permenakertrans No.2 tahun 1989.

V. CHECKLIST PENYALUR PETIR GEDUNG WATER TREATMENT PLANT (WTP)

NO. OBYEK HASIL NILAI RUJUKAN METHODA

1 PENERIMA
a. JENIS PENERIMA Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
/ SNI
b. JARAK / RADIUS PROTEKSI Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
/ SNI
c. TINGGI AIR TERMINAL Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
d. JUMLAH DAN JARAK Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian

e. TERMINAL Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian


(BERKARAT/TIDAK)
f. GAMBAR BENTUK ATAP DAN Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
UKURANNYA
2 PENGHANTAR PENURUNAN Sesuai / Tidak Sesuai
a. JUMLAH DOWN CONDUCTOR Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
/ SNI
b. JARAK ANTAR KAKI Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
PENERIMA DAN TITIK / SNI
PERCABANGAN
c. LUAS PENAMPANG Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
d. TEBAL PENAMPANG Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian

60
e. JARAK ANTAR PENGHANTAR Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
PENURUNAN DENGAN LAIN / SNI
f. TINGGI BANGUNAN 9,5 m pengukuran
g. LUAS BANGUNAN 2244 m2 pengukuran
3 PEMBUMIAN
a. JENIS ELETRODA BUMI Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
(BATANG/ROD, PITA, MESH) / SNI
b. DIAMETER PENAMPANG Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
≥16 mm
/ SNI
c. KEDALAMAN ELEKTRODA Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
6m≤
/ SNI
d. LUAS PENAMPANG Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
50 mm2
/ SNI
e. JARAK ANTAR ELEKTRODA Sesuai / Tidak Sesuai Permenaker 2/89 Penilaian
BUMI SATU DENGAN LAIN / SNI
≥6m

4 KONDISI MATERIAL
a. AIR TERMINAL Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
KLEM. BAUT & PENYANGGA / SNI
b. PENGHANTAR DAERAH ATAP Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89m/ SNI Penilaian
KLEM. BAUT & PENYANGGA Baik / Kurang Baik
c. PENGHANTAR TURUN KE Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 / SNI Penilaian
TANAH
KLEM. BAUT & PENYANGGA Baik / Kurang Baik
d. KOTAK HUBUNG / Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
BAK KONTROL KLEM. BAUT / SNI
e. AKAR / BATANG PEMBUMIAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
KLEM, BAUT Baik / Kurang Baik / Manufactur std.

f. PENGHANTAR AKAR KE AKAR Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 / SNI Penilaian
5 KONDISI PEMASANGAN Baik / Kurang Baik
SAMBUNGAN
a. SAMBUNGAN KEPALA Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
AIR TERMINAL / SNI
b. KLEM, BAUT & PENYANGGA Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
/ SNI

61
c. SAMBUNGAN HANTARAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
PENURUNAN (DOWN / SNI
CONDUCTOR) KE KEPALA
PENANGKAL
d. SAMBUNGAN HANTARAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89/ SNI Penilaian
PENURUNAN (DOWN
CONDUCTOR) KE HANTARAN
e. SAMBUNGAN HANTARAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
PENURUNAN (DOWN / SNI
CONDUCTOR) KE KOTAK
HUBUNG (BAK KONTROL)
f. SAMBUNGAN HANTARAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
PENURUNAN (DOWN / SNI
CONDUCTOR) KE PEMBUMIAN
6 TAHANAN PEMBUMIAN
PENGUJIAN TAHANAN 1,68 Ohm PUIL 2011 : ≤ 5 Ω pengukuran
PEMBUMIAN
7 HASIL PERHITUNGAN
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN Baik / Kurang Baik Permenaker 2/89 Penilaian
/ SNI

62
VI. DOKUMENTASI

Gambar 3.5.6 Pengukuran Tahanan Pembumian Elektrode Penyalur Petir Gedung


Water Treatment Plant (WTP)

63
BAB IV
ANALISA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

4.1. ANALISA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA PEMBANGKITAN LISTRIK


Berdasarkan data hasil Pemeriksaan dan Pengujian maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut.
1. Pada pemeriksaan dan pengujian Generator didapatkan hasil KHA penghantar sudah sesuai dan aman
berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1
huruf (q) Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. PUIL 2000 Bagian 5.6.1.3 ”Penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus
mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang tertera pada pelat
nama generator” dan PUIL 2011 Bagian 2.2.2.2 hal. 48 “ Setiap konduktor harus mempunyai KHA
seperti yang ditentukan dalam Bagian 5-52 dan 7,dan tidak kurang dari arus yang mengalir di
dalamnya. Untuk maksud ayat ini, KHA harus dianggap tidak kurang dari kebutuhan maksimum yang
ditentukan dalam 2.3.2 untuk sirkit utama dan sirkit cabang, atau dalam 2.3.4 untuk sirkit utama atau
sirkit cabang dengan cara pengukuran atau pembatasan, atau dalam 2.3.5 untuk sirkit akhir ”.
2. Pemeriksaan sirkit pengaman Generator telah sesuai yaitu kapasitas arus nominal VCB (GPAL) lebih
besar dari Arus nominal (In) dari Generator Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015
Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011 Bagian 510.5.8.3.3 “Sarana pemutus harus
mempunyai kemampuan arus sekurang -kurangnya 115 % dari arus beban penuh” dan PUIL 2011
Bagian 2.2.8.3 “Jika perlengkapan dibebani arus beban lebih dalam waktu singkat, arus pengenal
gawai proteksi dapat lebih besar dari KHA konduktor sirkit yang diproteksi, asal proteksi konduktor
terhadap hubung pendek tersedia pada gawai proteksi. Gawai proteksi arus lebih motor terdiri atas
GPAL dan GPHP. Arus pengenal GPAL motor sekurang-kurangnya 110% - 115% arus pengenal.
Arus pengenal GPHP harus dikoordinasikan dengan KHA kabel “.
3. Hasil pengukuran Tahanan Isolasi Belitan (IR), Polarity Index (PI), dan Dielectric Absorption Ratio
(DAR) Stator Generator juga telah memenuhi standar Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12
Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011 Jo. IEEE Std. 43-2013 yaitu IR ≥ 100
MΩ, PI ≥ 2, dan DAR ≥ 1,6.
4. Ditemukan beberapa Dokumen pembangkit yang belum ada seperti Hasil Uji Pabrik dan Sertifikat
hasil Uji. Hal ini belum sesuai dengan checklist dan persyaratan Undang-undang nomor 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.
12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 2.5.8.1 “Instalasi listrik
harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan dan/atau setelah mengalami perubahan penting untuk
membuktikan bahwa pekerjaan pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana semestinya sesuai
dengan PUIL 2000 dan/atau standar lain yang berlaku”. dan
8.5.12 Tanda “Perlengkapan listrik yang dipasang dalam ruang berbahaya harus mempunyai tanda
64
pengenal sebagai berikut…. Jika telah mendapatkan sertifikat pengujian, maka dicantumkan tanda
sertifikasi, sebaiknya dengan urutan berikut: tahun sertifikasi, kemudian diikuti dengan nomor seri
sertifikasi tahun tersebut“.
134.1.1 (2.5.1.1) “Perlengkapan listrik harus dipasang sesuai dengan petunjuk yang disediakan oleh
pabrikan perlengkapan”.
5. Untuk menghindari bahaya kecelakaan, pada area Generator harus dibuatkan klasifikasi area sesuai
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL
2000 bagian 9.5.5.2 “Dalam berbagai ruang kerja listrik yang berbahaya seperti bengkel, pabrik dan
sebagainya harus dipasang gambar instalasi listrik, papan peringatan dan tanda larangan, poster
keselamatan kerja, perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK), perlengkapan
pemadam kebakaran dan sebagainya”
6. Untuk menghindari bahaya kecelakaan, pada area generator harus dipasangkan alarm tanda bahaya
sesuai Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q
Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo.
PUIL 2000 bagian 9.5.4.2 “Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja,
perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api ringan, perlengkapan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK), rambu-rambu kerja dan perlengkapan lain-lain yang diperlukan” serta
PUIL 2011 Bag. 510.1.9 “Pemberian Tanda, pada perlengkapan listrik harus dicantumkan
keterangan teknis yang perlu” dan juga PP 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen K3
bagian 6.4.4 “ Rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman teknis”.

4.2. ANALISA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA DISTRIBUSI LISTRIK


Berdasarkan data hasil Pemeriksaan dan Pengujian maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut.
1. Hasil pemeriksaan dan pengujian Transformator Distribusi 1600 kVA yang mengacu pada name plate
didapatkan hasil perhitungan bahwa syarat KHA penghantar keluaran dari Transformator sisi sekunder
adalah minimal 3038,75 A, sedangkan KHA penghantar terpasang di trafo sisi tersebut adalah 3224
A. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kapasitas penghantar yang terpasang sudah memenuhi standar
minimum berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal
3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di
Tempat Kerja Jo. PUIL2000 bagian 5.5.3.2 “Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau
lebih, tidak boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu ditambah
25 % dari arus beban penuh motor yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor
terbesar ialah yang mempunyai arus beban penuh tertinggi.“ dan PUIL 2011 Bagian 2.2.2.2 hal. 48
“ Setiap konduktor harus mempunyai KHA seperti yang ditentukan dalam Bagian 5-52 dan 7,dan tidak
kurang dari arus yang mengalir di dalamnya. Untuk maksud ayat ini, KHA harus dianggap tidak
kurang dari kebutuhan maksimum yang ditentukan dalam 2.3.2 untuk sirkit utama dan sirkit cabang,
65
atau dalam 2.3.4 untuk sirkit utama atau sirkit cabang dengan cara pengukuran atau pembatasan,
atau dalam 2.3.5 untuk sirkit akhir ”.
2. Hasil pengukuran Tahanan Isolasi Belitan (IR) sudah memenuhi standar tetapi Polarity Index (PI),
dan Dielectric Absorption Ratio (DAR) Belitan Transfromator belum memenuhi standar Undang-
undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011 Jo.
IEEE Std. C57.152-2013 yaitu IR ≥ 100 MΩ, PI ≥ 2, dan DAR ≥ 1,6.
Hasil pengukuran Tahanan Belitan (Rdc) tidak memenuhi standar IEEE Std. C57.152-2013 yaitu
deviasi tahanan belitan lebih besar dari batas satndar yaitu 5%.
3. Hasil pemeriksaan dan pengujian Transformator Distribusi yang mengacu pada hasil pengukuran
didapatkan hasil perhitungan bahwa ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi adalah
2,6 %. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa beban pada trafo sudah sesuai berdasarkan Undang -
undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. SPLN D5.004-
1:2012 : ≤ 3% serta NEMA MG-1: < 10%.
4. Sudah terpasang tanda bahaya dan APAR di area Transformator berdasarkan Undang undang nomor
1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian
9.5.4.2 “Di tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja, perlengkapan
keselamatan, perlengkapan pemadam api ringan, perlengkapan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK), rambu-rambu kerja dan perlengkapan lain-lain yang diperlukan.” dan juga PP
50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen K3 bagian 6.4.4 “ Rambu K3 harus dipasang
sesuai dengan standar dan pedoman teknis”.
5. Meskipun sudah terpasang APAR tetapi tidak ditemukan adanya sensor / alarm kebakaran serta
sprinkle untum pemadam kebakaran permanen dan otomatis. Berdasarkan Undang-undang No. 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q JO. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. SNI-033989-2000
Tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkle automatic untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung. Serta PUIL 2000 bagian 9.5.4.2 “Di tempat kerja pemasangan
instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja, perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api
ringan, perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), rambu-rambu kerja dan
perlengkapan lain-lain yang diperlukan”, dan Permenaker No. 12 Tahun 2015. pasal 3 JO. SNI-
033989-2000 “Tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkle automatic untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung”.

66
4.3. ANALISA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA PEMANFAATAN LISTRIK
Berdasarkan data hasil Pemeriksaan dan Pengujian maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut.
1. Hasil pemeriksaan dan pengujian pada panel LVMDP, KHA penghantar utama dan ACB (GPAL)
sudah sesuai dengan memperhatikan minimal KHA yang direkomendasikan adalah (125% In) yaitu
3038,75 A dan minimal rating ACB (GPAL) (115% In) yaitu 2236,52 A, berdasarkan Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011 Bagian
510.5.8.3.3 “Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang -kurangnya 115 % dari
arus beban penuh” dan PUIL 2011 Bagian 2.2.2.2 hal. 48 “ Setiap konduktor harus mempunyai KHA
seperti yang ditentukan dalam Bagian 5-52 dan 7,dan tidak kurang dari arus yang mengalir di
dalamnya. Untuk maksud ayat ini, KHA harus dianggap tidak kurang dari kebutuhan maksimum yang
ditentukan dalam 2.3.2 untuk sirkit utama dan sirkit cabang, atau dalam 2.3.4 untuk sirkit utama atau
sirkit cabang dengan cara pengukuran atau pembatasan, atau dalam 2.3.5 untuk sirkit akhir ”.
2. Hasil pemeriksaan dan pengukuran Voltage Drop / susut tegangan dari panel LVMDP ke panel MDP
Boiler Groundfloor didapatkan 1,55%, telah sesuai standar yaitu < 4 % berdasarkan Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 4.2.3
Susut Tegangan “Susut tegangan antara terminal konsumen dan sembarang titik dari instalasi tidak
boleh melebihi 4 % dari tegangan pengenal pada terminal konsumen bila semua penghantar dari
instalasi dialiri arus seperti ditentukan”.
3. Pintu panel MDP dan SDP lampu penerangan tidak terdapat tanda bahaya sehingga tidak sesuai
berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1
huruf q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. PUIL 2011 511.2.3.7. “Pada PHBK harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah
terhapus sehingga terlihat pada kelompok mana perlengkapan disambungkan dan pada terminal
mana setiap fase dan netral dihubungkan” dan PP 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3 bagian 6.4.4 “ Rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar dan pedoman teknis”.
4. Ruang panel LVMDP tidak terdapat ventilasi yamg baik, hal ini tidak sesuai dengan Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo yaitu area kerja harus
dibuatkan klasifikasi area. Serta peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3
Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011 bagian 8.2.2.4 “Ruang kerja listrik atau ruang kerja listrik
terkunci di dalam bangunan harus kering, harus dijaga agar tetap kering, dan harus berventilasi
baik”.

67
4.4. ANALISA PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN PADA PENYALUR PETIR
Berdasarkan data hasil Pemeriksaan dan Pengujian maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut.
1. Sistem penyalur petir Gedung Water Treatment Plant (WTP) menggunakan tipe konvensional dan
berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan jumlah air terminal tidak sesuai. Berdasarkan Undang-
undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. Peraturan
Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 Tentang Penyalur Instalasi Petir pasal 9 ayat (2) “Penetapan
pemasangan instalasi penyalur petir pada tempat kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan
memperhitungkan angka index seperti tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri ini. Hasil
perhitungan risiko berdasarkan index menurut Lampiran I Peraturan Menteri tersebut diperoleh nilai
risiko sedang (12) dan agak dianjurkan untuk dipasang Instalasi Penyalur Petir”, dan Permenaker
No. PER.02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir Bab 3 pasal 10 ayat 4 “Jumlah
dan jarak antara masing-masing penerima harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
bangunan itu termasuk dalam daerah perlindungan”.

68
BAB V
TEMUAN HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3

No Obyek Temuan Dasar Hukum Rekomen


dasi
Temuan Pemeriksaan dan Pengujian Pembangkitan
1 Temuan Negatif: PUIL 2011 132.12.2.2 Dibuatkan
Tidak terdapat garis MOD (2.3.13.2) garis
demarkasi yang Pada bagian yang demarkasi
permanen pada berpotensi yang
lantai sebagai akan timbulnya bahaya permanen
petunjuk area atau kemungkinan pada lantai
bahaya. kesalahan kerja harus sebagai
dipasang petunjuk petunjuk
operasi atau petunjuk area
pelaksanaan atau papan bahaya.
peringatan baik berupa
simbol, gambar, huruf,
angka atau sarana lain
Temuan negatif: PUIL 2011 Bag. 510.1.9 Tanda
Tidak terdapat tanda Pemberian Tanda, Pada bahaya
bahaya perlengkapan listrik panas dan
harus dicantumkan mesin
keterangan teknis yang berputar
perlu. dipasang di
area sekitar
Turbin -
Generator

2 Temuan Negatif: PUIL 2011 Bag. 510.1.9 Pada Panel


Tidak ada tanda Pemberian Tanda, Pada VCB
bahaya pada panel perlengkapan listrik Generator
VCB Generator harus dicantumkan harus
keterangan teknis yang dipasang
perlu. tanda
bahaya

PUIL 2011 No 9.4.5


Pemasangan papan dan
tanda peringatan
9.4.5.1 Dalam ruang di
mana sentuhan terhadap
konduk-tor atau
perlengka-pan listrik
dapat mengaki-batkan
timbulnya bahaya, harus
dipasang papan atau
tanda peringatan pada
tempat yang mudah
dapat dilihat.

69
3 Temuan Negatif: PUIL 2011 No 9.4.5 Ruangan
Pintu Ruang Panel 9.4.5.2 Pada pintu masuk harus
(Switchgear MV) ke ruang kerja listrik dan tertutup
terbuka dan tidak ruang kerja listrik rapat dan
dikunci terkunci, dan juga ke dikunci
setiap ruang yang
didalamnya orang yang
tidak berkepentingan
tidak diper-kenankan
masuk,
bertalian dengan adanya
perlengkapan listrik yang
berbahaya, harus
dipasang papan atau
tanda peringatan untuk
melarang masuk mereka
yang tidak berwenang.

4 Temuan Negatif: PUIL 2011 bagian Benda


Terdapat benda 8.2.2.7 tentang ruang asing harus
asing di ruang panel kerja listrik, Di gang, disimpan/di
VCB Generator bordes, lorong, dan buang
(MV Switchgear) sebagainya, tidak boleh
ada barang yang tidak
pada tempatnya. Barang
yang diperlukan untuk
pekerjaan, jika tidak
digunakan lagi, harus
disimpan pada tempat
yang telah disediakan.

70
Temuan Pemeriksaan dan Pengujian Distribusi
1 Temuan negatif : PUIL 2011 No 9.4.5 Perlu
Belum ada tanda Pemasangan papan dan penambaha
peringatan bahaya tanda peringatan n penanda
yang terpasang No. 9.4.5.1 Dalam ruang area bahaya
sesuai ketentuan. di mana sentuhan dan
terhadap konduktor atau tegangan
perlengkapan listrik tinggi
dapat mengakibatkan sesuai
timbulnya bahaya, harus dengan
dipasang papan atau standar.
tanda peringatan pada
tempat yang mudah
dapat dilihat.
Temuan Negatif: PUIL 2000 (Hal. 255) Perlu
Tidak terpasang 7.10 Syarat Umum penambaha
kover pelingung Pemasangan n cover
kabel penghantar. Penghantar kabel trey
7.10.5 Penghantar harus
dilindungi terhadap
kerusa-kan mekanis
dengan cara
pemasangannya yang
tepat atau dengan
selubung khusus. Pada
jarak yang masih
terjangkau oleh tangan,
penghantar harus diberi
perlindungan yang
memenuhi syarat
terhadap kerusakan
mekanis, kecuali pada
tempat tertutup.

2 Temuan Negatif: Permenaker No. 12 Perlu


Tidak terdapat Tahun 2015. pasal 3 JO. dipasang
sprinkle pemadam SNI-033989-2000 sprinkle
kebakaran pada Tentang tata cara otomatis
transformator perencanaan dan untuk
distribusi pemasangan sistem mencegah
sprinkle automatic untuk kebakaran
pencegahan bahaya yang lebih
kebakaran pada luas
bangunan gedung.

71
3 Temuan Negatif: PUIL 2011 bagian Untuk
Terdapat sepatu dan 8.2.2.7 tentang ruang segera
alat pembersih lantai kerja listrik, Di gang, dipindahka
dalam ruangan panel bordes, lorong, dan n dan
distribusi sebagainya, tidak boleh disimpan
ada barang yang tidak pada
pada tempatnya. Barang tempat
yang diperlukan untuk yang
pekerjaan, jika tidak seharusnya.
digunakan lagi, harus
disimpan pada tempat
yang telah disediakan.

4 Temuan Negatif: PUIL 2000 (Hal. 255) Segera


Tidak terpasang 7.10 Syarat Umum dilakukan
kover pelindung Pemasangan pemindaha
kabel penghantar. Penghantar n kabel
7.10.5 Penghantar harus sesuai jalur
dilindungi terhadap agar
kerusa-kan mekanis terlindungi
dengan cara
pemasangannya yang
tepat atau dengan
selubung khusus. Pada
jarak yang masih
terjangkau oleh tangan,
penghantar harus diberi
perlindungan yang
memenuhi syarat
terhadap kerusakan
mekanis, kecuali pada
tempat tertutup.
5 Temuan Negatif : PUIL 2011 No 9.4.5 Segera
Tidak terdapat tanda Pemasangan papan dan dilakukan
bahaya pada panel tanda peringatan pemasanga
LVMDP No. 9.4.5.1 Dalam ruang n tanda
di mana sentuhan bahaya
terhadap konduktor atau pada pintu
perlengkapan listrik panel
dapat mengakibatkan
timbulnya bahaya, harus
dipasang papan atau
tanda peringatan pada
tempat yang mudah
dapat dilihat.

72
Temuan Pemeriksaan dan Pengujian Pemanfaatan
1 Temuan Negatif: PUIL 2011 132.12.2.2 Segera dilakukan
Tidak ada label MOD (2.3.13.2) pemasangan tanda
bahaya pada pintu Pada bagian yang bahaya pada tutup
panel berpotensi bagian belakang
akan timbulnya bahaya panel
atau kemungkinan
kesalahan kerja harus
dipasang petunjuk operasi
atau petunjuk pelaksanaan
atau papan peringatan
baik berupa simbol,
gambar, huruf, angka atau
sarana lain
Temuan Negatif: PUIL 2011 bagian 8.2.2.7 Untuk segera
Terdapat benda tentang ruang kerja listrik, dipindahkan /
asing digantung Di gang, bordes, lorong, dibuang pada
pada panel dan sebagainya, tidak tempat yang
boleh ada barang yang seharusnya.
tidak pada tempatnya.
Barang yang diperlukan
untuk pekerjaan, jika tidak
digunakan lagi, harus
disimpan pada tempat
yang telah disediakan.

2 Temuan Negatif: PUIL 2011 132.12.2.2 Segera dipasang


Tidak ada tanda MOD (2.3.13.2) tanda bahaya
bahaya mesin Pada bagian yang
berputar dan berpotensi
betegangan akan timbulnya bahaya
atau kemungkinan
kesalahan kerja harus
dipasang petunjuk operasi
atau petunjuk pelaksanaan
atau papan peringatan
baik berupa simbol,
gambar, huruf, angka atau
sarana lain
Temuan Pemeriksaan dan Pengujian Penyalur Petir
1 Temuan Negatif: Per. 02/MEN/1989 Segera dilakukan
Pa Pada instalasi tentang Pengawasan penambahkan
penyalur petir Instalasi Penyalur Petir. penghantar
tahanan penurunan Pasal 19 ayat 1, ayat 2 dan penurunan sesuai
hanya satu setiap ayat 3 “Instalasi penyalur ketentuan dan
penerima petir petir dari suatu bangunan standar.
paling sedikit harus
mempunyai 2 (dua) buah
penghantar penurunan;
Instalasi penyalur petir
yang mempunyai lebih
dari satu penerima, dari
73
penerima tersebut harus
ada paling sedikit 2 (dua)
buah penghantar
penurunan; Jarak antara
kaki penerima dan titik
pencabangan penghantar
penurunan paling besar 5
(lima) meter.”
2 Temuan Negatif Per. 02/MEN/1989 Segera dibuat bak
Tidak terdapat bak tentang Pengawasan kontrol elektrode
kontrol sehingga Instalasi Penyalur Petir, pembumian
tidak dapat pasal 31; Elektroda bumi
dilakukan dan elektroda kelompok
pengukuran tahanan harus dapat diukur
electrode tahanan pembumiann
pembumian secara secara
tersendiri tersendiri maupun
kelompok dan pengukuran
dilakukan pada musim
kemarau.

74
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pemeriksaan dan pengujuan K3, PLTU Nii Tanasa secara umum sudah menerapkan K3
Listrik seperti tertuang pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 tahun 2015 tentang Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik (K3) di tempat kerja.
2. Dari hasil riksa uji untuk pembangkitan nilai KHA kabel yang terpasang sudah sesuai dengan
standar dan nilai pengaman utama (VCB) yang terpasang sudah seuai dengan standar PUIL 2011.
3. Dari hasil riksa uji untuk distribusi nilai KHA kabel utama LVMDP Distribusi dan nilai pengaman
utama ACB yang terpasang sudah sesuai dengan standar PUIL 2011. Untuk nilai prosentase
ketidakimbangan beban, ketidakimbangan tegangan sudah sesuai standar. Untuk pengujian tahanan
isolasi dan perhitungan PI dan DAR hasil yang didapatkan belum sesuai standar tetapi hasil
pengukuran IR masih standar oleh karena itu trafo distribusi masih layak digunakan dengan
pemantauan.
4. Dari hasil riksa uji untuk pemanfaatan tenaga listrik pengujian susut tegangan, KHA kabel utama,
proteksi utama, serta tahanan isolasi sudah sesuai standar.
5. Dari hasil riksa uji penyalur petir nilai proteksi sambaran tidak sesuai dan dibutuhan tambahan
penyalur petir, untuk penghantar penurunan juga tidak sesuai. Nilai resistansi pembumian sudah
sesuai standar.
6. Dari hasil riksa uji keseluruhan ada temuan-temuan yang harus dilaksanakan perbaikan-perbaikan
sesuai yang telah di rekomendasikan.

5.2 Saran

1. Agar pemeriksaan dan pengujian dilakukan secara periodik dan terjadwal untuk meningkatkan
kinerja.
2. Supaya temuan-temuan ketidak seuaian dapat di tindak lanjuti oleh bagian terkait untuk dapat
disesuaikan standar PUIL maupun perundang-undangan untuk memenuhi persyaratan K3.
3. Supaya selalu memperhatikan dokumen-dokumen K3 yakni Working Permit, dan Job Safety
Analysis (JSA), serta melakukan Safety Induction sebelum melakukan pekerjaan/kegiatan di tempat
kerja.
4. Selalu utamakan Keselamatan Kerja dalam Setiap pekerjaan yang dilakukan.

75
LAMPIRAN

76

Anda mungkin juga menyukai