REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN O.J.T
(ON JOB TRAINING)
Oleh :
IKWAN IRWANTO MERTASANDO
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan On Job
Training ini. Selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini, izinkanlah penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan On
Job Training ini, terutama kepada:
1. Keluarga dan orang-orang tercinta yang selalu memberikan semangat.
2. Manajemen dan rekan-rekan di PT. Sasa Inti Gending.
3. Bapak Muhammad Darwis, selaku Pembina Sertifikasi AK3 Listrik dari Dinas
Tenaga Kerja Provinsi.
4. Manajemen PT. Grow Safety Indonesia selaku PJK3 yang menyelenggarakan
sertifikasi Ahli K3 Listrik.
5. Para instruktir dan pengajar, selaku narasumber training AK3 Listrik
6. Teman-teman peserta sertifikasi AK3 yang saling memberi support.
Harapan penulis selanjutnya ialah apa yang telah dilakukan selama mengikuti
rangkaian proses sertifikasi ini mulai dari penerimaan materi, praktik, hingga OJT ini
dapat bermanfaat bagi perusahaan, bangsa maupun negara pada umumnya dan
membantu dalam pelaksanaan, pemenuhan, dan pengawasan syarat-syarat K3 bidang
ketenagalistrikan di perusahan.
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................................0.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
I.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
I.2. Tujuan....................................................................................................................................1
I.3. Ruang Lingkup........................................................................................................................2
I.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................................................2
I.5. Dasar Hukum.........................................................................................................................2
I.6. Daftar Alat Ukur yang Digunakan...........................................................................................3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN..................................................................................................................6
II.1. Gambaran Umum.................................................................................................................6.
II.2. Profil PT. Sasa Inti.................................................................................................................6.
II.3. Layout dan Single Line Diagram............................................................................................7.
BAB III PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK..............................................................................8
III.1. Pemeriksaan Dan Pengujian pada Sisi Pembangkitan...........................................................9.
III.2. Pemeriksaan Dan Pengujian Paada Sisi Transmisi................................................................17
III.3. Pemeriksaan Dan Pengujian pada Sisi Distribusi..................................................................33
III.4. Pemeriksaan Dan Pengujian pada Sisi Pemanfaatan...........................................................42
III.5. Pemeriksaan Dan Pengujian pada Instalasi Penyalur Petir..................................................58
BAB IV ANALISIS PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN..............................................................................63
IV.1. Analisis pemeriksaan dan pengujian K3 pada sisi Pembangkitan.........................................65
IV.2. Analisis pemeriksaan dan pengujian K3 pada sisi Transmisi................................................66
IV.3. Analisis pemeriksaan dan pengujian K3 pada sisi Distribusi.................................................67
IV.4. Analisis pemeriksaan dan pengujian K3 pada sisi Pemanfaatan..........................................68
IV.5. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian K3 Instalasi Penyalur Petir.......................................69
BAB V AUDIT K3 LISTRIK (ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)...........................................................70
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................................75
VI.1. Kesimpulan..........................................................................................................................75
VI.2. Saran....................................................................................................................................77
LAMPIRAN.............................................................................................................................................iv
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan.
Tujuan dari pelaksanaan On Job Training (OJT) ini adalah :
1. Implementasi Lapangan terhadap Teori yang diperoleh selama Pembinaan
dengan melakukan evaluasi pelaksanaan syarat-syarat K3 Listrik
1
2. Mempraktikkan Audit K3 terkait kelistrikan dan Memberikan rekomendasi
perbaikan pada sistem kelistrikan yang tidak memenuhi standart dari hasil
checklist pencegahan bahaya listrik
3. Membuat Laporan dan Analisis hasil pelaksanaan OJT
I.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pelaksanaan On Job Training (OJT) ialah pelaksanaan pemeriksaan
dan pengujian sesuai check list riksa uji persyaratan K3 Listrik di bidang :
a. Pembangkitan (Objek : Generator/dalam keadaan beroperasi)
b. Transmisi (Objek : Trafo Daya serta peralatan dan perlengkapan switch yard).
c. Distribusi (Objek : Trafo PS serta peralatan dan Perlengkapannya)
d. Pemanfaatan (Objek : Panel Distribusi PS)
e. Instalasi penyalur petir
I.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 20 September
2021 sampai dengan 22 Oktober 2021 di PT. Sasa Inti via Zoom, sedangkan On Job
Training dilaksanakan bulan Desember 2020 di PT. PLN UPDK Minahasa, Unit
Layanan PLTA Tonsealama. Adapun untuk pemeriksaan dan pengujian Persyaratan
K3 dilakukan :
1. Riksa Uji sisi Pembangkitan pada tanggal 11 sd 12 Oktober 2021
2. Riksa Uji sisi Transmisi pada tanggal 15 sd 16 Oktober 2021
3. Riksa Uji sisi Distribusi pada tanggal 13 sd 14 Oktober 2021
4. Riksa Uji sisi Pemanfaatan pada tanggal 18 sd 20 Oktober 2021
5. Riksa Uji sisi Instalasi Penyalur Petir pada tanggal 21 sd 22 Oktober 2021
2
5. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No. 47 Tahun 2015 Tentang Pembinaan Calon Ahli K3 Bidang Listrik
6. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No. 48 Tahun 2015 Tentang Pembinaan Teknisi K3 Listrik
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen 02/MEN/1989
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen 12/MEN/2015
9. Pemberlakuan semua Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), PUIL 2000 dan
PUIL 2011
10. Standar Nasional Indonesia (SNI), International Electrotechnical Commission
(IEC), Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE)
3
Gambar. Fluke IR Thermometer VT04
4
5. Earth ground resistance tester KRISBOW KW06-768
Adalah alat ukur untuk mengukur tahanan pada pentanahan atau grounding.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT Sasa Inti merupakan salah satu produsen Mono Natrium Glutamat (MNG)
di Indonesia. MNG yang diproduksi PT Sasa Inti dijual di pasar dalam negeri maupun
di pasar luar negeri. Saat ini ekspor MNG dilakukan dengan tujuan negara-negara di
Eropa, Asia dan Afrika.
Perusahaan ini berawal dari pembangunan pabrik PT Sasa Fermentasi yang
berlokasi di Gedangan - Sidoarjo - Jawa Timur pada bulan Pebruari 1968. Pabrik ini
diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Bapak Mohammad Noer pada tanggal 09 Juni
1969. Teknologi yang digunakan dibeli dari Wei Chuan Taiwan. Bahan baku asam
glutamat dan bahan pembantu masih diimpor dari luar negeri.
Pada tahun 1973 didirikan pabrik PT Sasa Inti yang berlokasi di Gending -
Probolinggo, diatas tanah seluas 11,3 hektar. Pabrik ini menggunakan teknologi
fermentasi asam glutamat yang dibeli dari Ve Wong Taiwan. Peresmian dilakukan
pada tanggal 30 Agustus 1975 oleh Gubernur Jawa Timur Bapak Mohammad Noer
dan Kepala Daerah Tingkat II Probolinggo Bapak Kolonel Soenyoto. Pabrik ini
menghasilkan MNG, Asam Glutamat (Dry Glutamic Acid / Dry GA) dan pupuk cair
(Liquid Fertilizer / LF). Bahan baku utama berupa tetes tebu sebagian besar dipenuhi
dari dalam negeri. Proses produksi secara keseluruhan sejak pabrik beroperasi pada
tahun 1975 sampai saat ini ditangani oleh putra-putri Indonesia.
6
Pada tahun 2001 dibangun plant baru yaitu Plant New Drying System (NDS).
Plant ini dibangun untuk menghasilkan produk MNG dengan persyaratan yang lebih
ketat. Plant ini mulai beroperasi pada tahun 2002.
Pada tahun 2008 dibangun Plant baru di lokasi PT Sasa Inti - Gending
Probolinggo yaitu Packing. Tujuan dari dibangunnya plant ini untuk memindahkan
proses pengemasan yang semula berada di PT Sasa Inti - Gedangan Sidoarjo.
Per Maret 2010 secara keseluruhan proses pengemasan yang ada di PT Sasa
Inti - Gedangan dipindah ke PT Sasa Inti - Gending.
Perbaikan mutu produk dan peningkatan kapasitas produksi Pabrik PT Sasa
Inti - Gending dilakukan secara terus menerus. Luas area pabrik sampai saat ini
bertambah menjadi kurang lebih 42 hektar. Berbagai riset dan pengembangan juga
dilakukan secara terus menerus dengan orientasi untuk menghasilkan produk yang
halal, bersih serta memenuhi kualifikasi produk untuk pasar ekspor.
7
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3 LISTRIK
8
3.3 Pemeriksaan dan Pengujian K3 Pembangkitan
Pembangkit Listrik di PT. Sasa Inti adalah pembangkit listrik turbin gas dengan 2 unit
generator masing-masing dengan kapasitas 6390 kW.
Pembangkit tersebut dioperasikan terus menerus dengan system parallel terhadap PLN
Pemeriksaan dan pengujian pada generator set/ genset diperlukan untuk memastikan
bahwa peralatan dalam kondisi baik dan bekerja sesuai standard pabrikan atau standard
yang berlaku sesuai aturan nasional dan perundang-undangan.
Frekuensi 50 Hz
9
Gambar 3.1 Single Line Diagram Pembangkit Gas Unit 1 dan 2 PT. Sasa Inti
To Load
10
Gambar 3.3 Foto unit generator
11
Trafo1
Turbine Generator 2
S= √3 x V ¿ x∈¿
S
Ifl=
√3 x V ¿
6390/0.9
Ifl=
√ 3 x 3.3
= 1.243,6 A
KHA=125 % x 1.243,6
KHA=1.554,5A
Kesimpulan:
Arus KHA Max kabel terpasang 6.042 A lebih besar dari pada arus maksimal Full Load
1.554,5 A. Maka dapat disimpulkan ukuran kabel yang di pasang sesuai (PUIL 2011
hal 400; 510.5.3)
12
Perhitungan rating Proteksi Utama (CB/PMT)
Spesifikasi CB
Merk : Cromton Graves
- Voltage : 3600 kV
- Current : 2000 A
- CT rating : 1000 A/5
- Setting : 2.5 In = 2500 A
- Breaking Capacity : 40kA
Perhitungan:
Data Generator: Daya : 6390 kW, Arus :1470 A, cosphi 0.9
IFL = 1,15 x In
= 1,15 x 1470
= 1690,5 A
Kesimpulan :
NIlai setting pembatas 2.500 A sedangkan kapasitas CB yang terpasang adalah 2.000 A
lebih besar dari pada arus perhitungan rating proteksi 1690,5 A. maka dapat
disimpulkan rating proteksi utama CB sesuai (PUIL 2011 hal 407; 510.5.8.3) namun
setting pembatas arus lebih besar dari arus CB (perlu penyesuaian setting sesuai CB
terpasang)
Checklist Hasil Pemeriksaan dan Pengujian Generator :
Metode/
No Objek Hasil Nilai Rujukan
Keterangan
A. Penelaahan Dokumen
1. Gambar Diagram satu garis Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
2 Gambar diagram pengawatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
3 Daftar komponen Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
4 Gambar lay out Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
5 Gambar area klasifikasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
6 Data hasil uji pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
7 Buku manual Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
8 Buku pemeliharaan & operasi Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
9 Tanda peringatan Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
10 Sertifikat pabrik pembuat Ada/Tidak Ada PUIL 2011 Penilaian dokumen
B. Pemeriksaan Visual
1 Konstruksi unit pembangkit Baik/Tidak Baik Manufacture Penilaian
tenaga Standar
2 Dudukan pembangkit tenaga Baik/Tidak Baik Manufacture Penilaian
Standar
13
3 Verifikasi plat nama Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
4 Area klasifikasi Baik/Tidak Baik Manufacture Penilaian
standar /PUIL
5 Perlengkapan start Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
6 Perlengkapan stop Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
7 Verifikasi plat nama Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
8 Peralatan pengaman Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
standar /PUIL
9 a. Instrumen Voltmeter Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
b. Instrumen Ampermeter standar /PUIL
c. Instrumen Pengukur Lain
10 Lampu indikator Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
11 Peralatan alarm Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
12 Fasilitas keselamatan & tanda Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
bahaya
13 Terminal kabel utama & Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
penetralan
14 Kondisi air battery (dgn start Baik/Tidak Baik Manufacture Penilaian
battery) standar /PUIL
15 Minyak lumas penggerak mula Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
16 Terminal battery Baik/Tidak Baik Manufacture Penilaian
Standar
17 Penempatan battery Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
18 Pemanas anti kondensasi Ada/Tidak Ada Manufacture Penilaian
Standar
19 Kabel masuk terminal box Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
20 Kabel keluar terminal box Baik/Tidak Baik PUIL Penilaian
21 Air pendingin penggerak mula Ada/Tidak Ada PUIL Penilaian
22 Ukuran Kabel BC pentanahan Sesuai/Tidak PUIL Penilaian
sesuai
BC 70 mm2
23 Gedung – Ruang Sesuai/Tidak PUIL Penilaian
a. Generator √ sesuai
b. Penerangan sirkulasi
Udara/ventilasi √
c. Pintu keluar/masuk √
d. Pintu darurat √
e. Alat pemadam √
C. Pengujian
1 Pengujian Tahanan isolasi 2000MΩ PUIL 2011: Pengukuran tahun
penghantar Sesuai/Tidak 2000 Ω per volt 2013
Sesuai + 1 MΩ
2 Uji fungsi instalasi listrik Berfungsi / Manufacture Pengetesan
Tidak Standar
Berfungsi
14
3 Pengujian fungsi local panel Berfungsi / Manufacture Pengetesan (data
kontrol Tidak Standar eksisting)
berfungsi
3a Saklar pilih local / selector Berfungsi / Manufacture Pengetesan (data
switch Tidak Standar eksisting)
berfungsi
3b Start Berfungsi / Manufacture Pengetesan (data
Tidak Standar eksisting)
berfungsi
3c Stop Berfungsi / Manufacture Pengetesan (data
Tidak Standar eksisting)
berfungsi
3d Lampu indicator Berfungsi / Manufacture Pengetesan
Tidak Standar
berfungsi
4 Relay proteksi Berfungsi / Manufacture Pengetesan (data
Tidak Standar eksisting)
berfungsi
5 Tegangan & arus tanpa beban Sesuai/Tidak Manufacture Pengukuran
dan berbeban Sesuai Standar
6 Tingkat kebisingan 76.1 dB Permenaker Pengukuran
5/2018:
85 dB selama 2
jam
7 Analisa getaran <0.1 mm/s Manufacture Pengukuran
Standar
8 Uji jalan / unjuk kerja Baik/tidak baik Manufacture Pengetesan
Standar
9 Uji parallel (bila ada) Baik/tidak baik Manufacture Pengetesan
Standar
11 Pengujian Pentanahan 0.6 Ohm PUIL 2000, Point Pengukuran
3.13.2.10
R < 5 Ohm
12 KHA penghantar utama 2.014 A PUIL 2011: Perhitungan
(sesuai) 125 % x In
13 Rating Proteksi utama 2.000 A PUIL 2011: Perhitungan
(sesuai) 115 % x IFLA
15
3 Phasa – Phasa (R-T) 2.000 MΩ
3 Waktu 5 menit
D. Analisa Getaran
1 Kecepatan Putar 1500 rpm
E. Pengukuran Kebisingan
1 Kecepatan Putar 1500 rpm
16
Nilai setting pembatas CB Pengukuran Vibrasi
Pengukuran sound level
17
6. Meberikan informasi dari operator untuk semua karyawan yang bekerja, bahwa saat
ini akan dilakukan pemeriksaan peralatan bertegangan di area transformator dan
switchyard.
7. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian.
19
Gambar3.10 Transformator 20 MVA PLN1
KHA=125 % x 77,09 A
KHA=96,3 A
Kesimpulan :
Kabel yang digunakan jenis ACSR 1 x 510 mm2 sesuai manual supreme ACSR tersebut
memiliki KHA 1035 A maka lebih besar dari perhitungan (SESUAI)
- Ifl Sekunder
S
Ifl=
√3 x V ¿
20
20,000 kVA
Ifl=
√ 3 x 3,3 kV
= 3503,24 A
KHA=125 % x 3503,24 A
KHA=4379,05 A
Kabel yang digunakan jenis N2XSY 6.6 kV 24 x 300 mm2 sesuai PUIL 2011 Tabel 7.3-9a
inti tunggal di udara KHA 24 x 871 = 20.904 A maka KHA kabel diatas nilai perhitungan
(SESUAI)
21
Panel Charger
16 1 220/110 V, 35 A NIKSA NSC 110-35 2523
Battery
145G51
Battery 9 12 V, 150 Ah GS Astra - 2021
(N150)
Panel AC/DC
17 Distribution & 1 380 V, 160 A - - 1991
Switching
Tower, conductors
18
& Acesories
Tower 9 - - - 1991
Earthing wire
terminals & 16 - - - 2020
clamp
Conductor
1991 -
terminal & 37 AAC 1 X 512 mm - - -
19 2021
clamp
1993 -
Insulator 132 - - -
2021
Insulator
1994 -
terminals & 12 - - -
2021
clamp
Grounding 1995 -
36 - - -
Equipment 2021
22
Gambar 3.12 Capacitor Voltage Transformer
Gambar 3.16 Earthing wire terminals & clamp Gambar 3.17 Insulator & Terminal
23
Gambar 3.21 Kabel pertanahan
1. TRAFO DAYA
1. Name Plate a. Nama pabrik, tempat dan pembuatan Sesuai Manufacture Penilaian
b. Jenis dan No. Seri /tidak Standar dan
sesuai
c. Kapasitas / Daya / Frequency SNI
d. Primary Voltage / Secondary Voltage
e. Primary Current / Secondary Current
f. Vector Group
g. Impedance
h. Insulation level / Kelas Isolasi
i. Cooling system
2. Bushing a. Memeriksa kebersihan body bushing Baik / Manufacture Penilaian
b. Memeriksa fisik body yang berkarat/gompal Tidak baik Standar dan
c. Memeriksa kekencangan mur baut klem terminal SNI
utama
d. Memeriksa kebocoran gasket
e. Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing primer
f. Memeriksa kesesuaian Spark gap bushing
24
NILAI
NO OBJEK HASIL KETERANGAN
RUJUKAN
skunder
3. Sistem a. Memeriksa kebersihan sirip-sirip radiator Baik / Manufacture Jenis ONAN
pendingin b. Memeriksa kebocoran minyak trafo Tidak baik Standar dan
c. Memeriksa level minyak trafo SNI
d. Memeriksa kondisi minyak trafo
e. Pengujian/pengetesan tegangan tembus minyak
trafo
4. Alat a. Memeriksa level konservator main tank Baik / Manufacture Penilaian
Pernafasan b. Memeriksa level konservator tap canger Tidak baik Standar dan
(Breather) c. Memeriksa wana silica gel SNI
Biru/Ungu √
25
NILAI
NO OBJEK HASIL KETERANGAN
RUJUKAN
2. PERALATAN SWITCHYARD
26
NILAI
NO OBJEK HASIL KETERANGAN
RUJUKAN
27
NILAI
NO OBJEK HASIL KETERANGAN
RUJUKAN
6. Relay Proteksi a. Pemeriksaan visual pada OCR, differensial relay, Ada/Tidak Manufacture Hasil
REF, GFR, UVR, OVR dll ada Std. pengujian
eksisting
7 Meter a. Pemeriksaan visual dan unjuk kerja pada Ampere Ada/Tidak Manufacture
meter, Volt meter, Watt meter, VAR meter, KWH ada Std.
meter, Cos phi meter dan Frequency meter
3. TOWER
28
NILAI
NO OBJEK HASIL KETERANGAN
RUJUKAN
Climb up Inspection :
a. Besi Tower dan kelengkapannya
Sesuai/ Pengukuran
b. Kawat penghantar sekitar tower Hasil
Tidak Mei 2021
c. Ground wire sekitar tower maintenace
sesuai
d. Klem pemegang kawat dan asesorisnya Mei 2021
e. Isolator dan asesorisnya
f. Benda asing yang terdapat pada tower, isolator
dan kawat.
2. Sistem a. Pemeriksaan dan pengukuran pentanahan tower 0,20 Ω SNI : 5 Ω Pengukuran
Proteksi b. Pemeriksaan jaring-jaring pengaman PUIL 2.000
Pemeriksaan bola-bola pengaman (ballistor) 3.13.2.10
Sesuai/
Tidak
sesuai
Dokumentasi :
29
Gambar 3.24 Pengukuran termovisi DS Gambar 3.25 Pengukuran termovisi LA
Gambar 3.26 Pengukuran Grounding Gambar 3.27 Pengukuran Resistance Contact DS, CB
30
Hasil Pengukuran Winding Resistance Trafo PLN1
31
Hasil Pengukuran Tangen Delta CT
32
Hasil Pengukuran Arus Bocor Arester
33
3. Pemeriksaan terhadap berkas/dokumen teknisi instalasi listrik.
4. Pemeriksaan administratif terhadap objek di lapangan.
5. Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian
6. Pembuatan laporan pemeriksaan dan pengujian.
35
Arus CB/PMT yang terpasang ialah 800 A < lebih kecil dari perhitungan arus I FL maka
(TIDAK SESUAI)
Perhitungan Hubung Singkat
2 2
V (400) V
Z (aktual) = Z (%) x = 5.42% x
S 1.000.000 VA
= 0,00867 Ω
V 40 0
Isc = =
√3 x Z ( aktual ) √3 x 0,0086
= 26.662 A = 26 kA
Kesimpulan:
Breaking capacity pada pengaman utama distribusi yang terpasang adalah 66 kA lebih
besar dari nilai perhitungan arus hubung singkar Isc yaitu 26 kA, maka breaking capacity
ACB yang terpasang sudah SESUAI
36
MΩ MΩ MΩ
Min 489 MΩ
HV-LV 5000 8.480 9.960 15.500 1,5 1,17
Min 489 MΩ
HV-G 5000 6.250 6.890 8.410 1,2 1,1
Min 9,80 MΩ
LV-G 2500 1.110 1.120 1.500 1,55 1,009
37
Pembebanan Trafo masih dibawah 80% sehingga masih sesuai dengan batasan yang
disebutkan pada PUIL. (SESUAI)
% ketidaksimbangan
¿
[|a−1|+|b−1|+|c −1|] x 100 %
3
¿¿¿
0,005+(0,011)+0,005
¿ x 100 %
3
¿ 0,7 %
Kesimpulan :
Ketidakseimbangan arus beban tidak melebihi dari 8% sesuai stndart PLN dan IEC
standar < 5%). (SESUAI)
38
% ketidaksimbangan
[|Va−1|+|Vb−1|+|Vc−1|]
¿ x 100 %
3
¿¿¿
0,01+ 0,01+0,001
¿ x 100 %
3
¿ 0,7 %
Kesimpulan :
Prosentase ketidakseimbangan tegangan 0,7% tidak melebihi dari satandart ANSI C84.1
3% dan standart NEMA no MG1-1998 tidak lebih dari 1% (SESUAI)
39
Memeriksa kesesuaian Spark
gap bushing skunder
3. Sistem Memeriksa kebersihan sirip- Baik / Tidak Manufacture
pendingin sirip radiator baik Standar dan SNI
Penilaian
Memeriksa kebocoran minyak
trafo
Memeriksa level minyak trafo
Memeriksa kondisi minyak
trafo
4. Alat Memeriksa level konservator Baik / Tidak Manufacture
Pernafasa main tank baik Standar dan SNI
Penilaian
n
Memeriksa level konservator
(Breather)
tap changer
40
Memeriksa kawat pentanahan
pada Arrester
41
Phasa-PE beroperasi 100 MΩ
Pengujian Dielectric of Ratio Tidak dilakukan IEEE: Pengukuran
(DAR) dan Polaritas Index karena DAR : < 1,6
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, beroperasi PI : ≤ 2
Phasa-PE
Pengujian Hi-Pot Test Phasa- Tidak dilakukan Pengukuran
IEEE 400.2, NEMA,
Phasa, Phasa-Netral, Phasa-PE karena
VDE530 Pengukuran
beroperasi
Pengujian Tangen Delta Test ANSI C 57.12.90
Phasa-Phasa, Phasa-Netral, NETA 100.3,
Phasa-PE
SPLN,HVM, B2
Partial Discharge Test Electronic GmbH
42
Gambar Single 3.34 Line Diagram Aerob
43
Tabel 3.1 Data teknis NYY Merk Kabelmetal
44
28 Antifoam Dosing Pump 3 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
29 NaOH Dosing Pump 1 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
30 NaOH Dosing Pump 1 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
31 H2SO4 Dosing Pump 1 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
32 H2SO4 Dosing Pump 2 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
33 FeR13 Dosing Pump 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
34 Polymer Dosing Pump 1 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
35 Polymer Dosing Pump 2 0,2 15/22 N2XY 3 x 1 x 1,5 mm2
36 Control Starter Panel no 1 0,2 15/30 N2XY 3 x 1 x 2,5 mm2
37 Control Starter Panel no 2 0,2 15/30 N2XY 3 x 1 x 2,5 mm2
38 Control Starter Panel no 3 0,2 15/30 N2XY 3 x 1 x 2,5 mm2
39 Instrument 0,2 15/30 N2XY 3 x 1 x 2,5 mm2
40 Lighting 0,2 15/30 N2XY 3 x 2,5 mm2
41 Hooper Control Panel 0,2 15/30 N2XY 3 x 2,5 mm2
42 Sludge Supply Panel 0,2 15/30 N2XY 3 x 2,5 mm2
Perhitungan Kesesuaian Penghantar dan pengaman
1. Aerating Blower 1
P 55.000
¿= = =93 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=93 x 125 %=116,8 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 50 mm2 = 180 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,15 x 93=107,5 A
MCB yang digunakan 200 A (sesuai)
2. Aerating Blower 2
P 55.000
¿= = =93 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=93 x 125 %=116,8 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 50 mm2 = 180 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,15 x 93=107,5 A
MCB yang digunakan 200 A (sesuai)
3. Aerating Blower 3
P 55.000
¿= = =93 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=93 x 125 %=116,8 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 50 mm2 = 180 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,15 x 93=107,5 A
MCB yang digunakan 200 A (sesuai)
45
4. Return Sludge Pump 1
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
5. Return Sludge Pump 2
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
6. Return Sludge Pump 3
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
7. Lift Pump 1
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
8. Lift Pump 2
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
46
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
9. Lift Pump 3
P 4,2
¿= = =7,1 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=7,1 x 125 %=8,9 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2.5 mm2 = 32 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=7,1 x 115 %=8,2 A
MCB yang digunakan 20 A (sesuai)
10. Ghatering Tank Blower 1
P 22.000
¿= = =37,4 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=37,4 x 125 %=46,7 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 16 mm2 = 98 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=37,4 x 115 %=43 A
MCB yang digunakan 100 A (sesuai)
11. Ghatering Tank Blower 2
P 22.000
¿= = =37,4 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=37,4 x 125 %=46,7 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 16 mm2 = 98 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=37,4 x 115 %=43 A
MCB yang digunakan 100 A (sesuai)
12. Sludge Pump 1 (1)
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
13. Sludge Pump 2 (1)
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
47
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
14. Sludge Pump 1 (2)
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
15. Sludge Pump 2 (2)
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
16. Scum Pump Pit
P 750
¿= = =1,27 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=1,27 x 125 %=1,59 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,27 x 115 %=1,46 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
17. Bar Sreeen Motor
P 400
¿= = =0,68 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=1,27 x 125 %=0,85 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,85 x 115 %=0,78 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
18. Setling Basin 1
P 750
¿= = =1,27 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=1,27 x 125 %=1,59 A
48
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,27 x 115 %=1,46 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
19. Setling Basin 2
P 750
¿= = =1,27 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=1,27 x 125 %=1,59 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=1,27 x 115 %=1,46 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
20. Mixing Basin Mixer
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
21. Coagulation Basin Mixer
P 400
¿= = =0,68 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=1,27 x 125 %=0,85 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,85 x 115 %=0,78 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
22. pH Adjustmen Tank Mixer
P 2.200
¿= = =3,74 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=3,74 x 125 %=4,67 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 2,5 mm2 = 35 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=3,74 x 115 %=4,3 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
23. Antifoam Tank Mixer
P 200
¿= = =0,34 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
49
KHA=¿ x 125 %=0,34 x 125 %=0,42 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
50
28. NaOH Dosing Pump 1
P 200
¿= = =0,34 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=0,34 x 125 %=0,42 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
51
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
52
P 200
¿= = =0,34 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=0,34 x 125 %=0,42 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
38. Instrument
P 200
¿= = =0,34 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=0,34 x 125 %=0,42 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
39. Lighting
P 200
¿= = =0,34 A
√ 3 x V ¿ xCos ∅ √ 3 x 400 x 0.85
KHA=¿ x 125 %=0,34 x 125 %=0,42 A
KHA kabel yang digunakan N2XY 3 x 1,5 mm2 = 27 A (sesuai)
I fl =¿ x 115 %=0,34 x 115 %=0,39 A
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
53
MCB yang digunakan 15 A (sesuai)
Drop Tegangan RS
V ¿−V RS 400−384,0
Drop= x 100 %= x 100 %=4 %
V¿ 400
Drop Tegangan RT
V ¿−V RT 400−386,5
Drop= x 100 %= x 100 %=3,5 %
V¿ 400
Drop Tegangan RT
V ¿−V ST 400−385,4
Drop= x 100 %= x 100 %=3,65 %
V¿ 400
4+ 3,5+3,65
Drop tegangan rata-rata = =3,71 % (Sesuai) PUIL 2000. Susut
3
tegangan tidak boleh melebihi 5 %
54
Checklist Hasil Pemeriksaan dan Pengujian LVMDP :
NO OBJEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
55
NO OBJEK HASIL NILAI RUJUKAN METODE
1. Jarak bagian depan Sesuai/Tidak sesuai SNI : 75 cm Pengukuran
2. Jarak bagian samping Sesuai/Tidak sesuai SNI: 150 cm Pengukuran
3. Jarak bagian belakang Sesuai/Tidak sesuai - Pengukuran
4. Bebas buka pintu panel Sesuai/Tidak sesuai - Pengukuran
5. Pencahayaan Sesuai/Tidak sesuai 100 Lux Pengukuran
6. Barang-barang yang tidak Sesuai/Tidak sesuai SNI Penilaian
terpakai
7. Ventilasi Baik/Tidak baik SNI Penilaian
8. Tanda bahaya pintu ruang panel Ada/Tidak ada Manufacture Std. Penilaian
E. PENGUJIAN
1. Tegangan Phasa R S T 384,0 / 386,5 / Manufacture Std. Pengukuran
385,4
/ SNI
2. Arus Phasa R S T, Penghangtar 41.5 / 41.2 / 39.7 Manufacture Pengukuran
Netral dan PE Std./ SNI
3. Sistem pembumian TN-C Manufacture Pengukuran
Std./ SNI
4. Susut tegangan 3,71 %. Beban Daya : 3 % Pengukuran
dan
Beban
perhitungan
Penerangan: 1,5%
5. Panas penghantar/Terminasi 65 derajat / 50 Penghantar : 70 Pengukuran
derajat °C ,Terminasi :
51°C
6. Pentanahan 1,16 Ω SNI : 5 Ω Pengukuran
2018
7. KHA penghantar utama 456,22 A 125 % x In Perhitungan
8. Rating Proteksi utama 446,8 A 115 % x In Perhitungan
Dokumentasi :
56
Gambar 3.36 Pengukuran Fasa RS Gambar 3.37 Pengukuran Fasa RT Gambar 3.38 Pengukuran Fasa ST
Gambar 3.40 Panel LVMDP Tampak Depan Gambar 3.41 Panel LVMDP Tampak Dalam
57
III.4. Pemeriksaan Dan Pengujian pada Instalasi Penyalur Petir
Objek pemeriksaan dan pengujian ialah analisis kebutuhan Instalasi Penyalur Petir
pada gedung laboratorium PT. Sasa Inti Gending
Riksa uji Resistensi penyalur petir dilakukan untuk memastikan tahanan pembumian pada
peralatan listrik sesuai ketentuan PUIL 2011 yang nilai ini memenuhi standard. Per.
02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir Pasal 54 ayat 1 yang berbunyi:
Tahanan pembumian dan seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm.
58
Tahun pemasangan 2006
59
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang 15
tidak terkendali bagi sekitarnya, misalnya instalasi nuklir.
60
Tabel F Indeks R : Perkiraan Bahaya Sambaran Petir
R = A+B+C+D+E Perkiraan Bahaya Pengamanan
Di bawah 11 Diabaikan Tidak perlu
Sama dengan 11 Kecil Tidak perlu
12 Sedang Agak dianjurkan
13 Agak besar Dianjurkan
14 Besar Sangat dianjurkan
Lebih dari 14 Sangat besar Sangat perlu
Nilai Indeks Risiko sambaran Petir pada Power house sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel A memiliki indeks = 2 , yaitu bangunan yang isinya cukup
penting
2. Berdasarkan tabel B memiliki indeks = 2, Bangunan dengan konstruksi beton
bertulang atau rangka besi dengan atap bukan Logam
3. Berdasarkan tabel C memiliki indeks = 4, tinggi bangunan 25 meter
4. Berdasarkan tabel D memiliki indeks = 0 , bangunan berada di tanah datar
5. Berdasarakan tabel E memiliki indeks = 5, guruh per tahun 42
Maka dari data indeks di atas didapatkan nilai R = 2+2+4+0+5 = 13 (agak besar),
artinya agak dianjurkan di pasang installasi penyalur petir.
61
Rp=h
√[ 2D
h
−1 + ] [
h h ]
∆ L 2D ∆ L
+
h
Rp=25
√[ ] [ ]
2 x 35
25
−1 +
2 2 x 35 2
25 25 25
+
Rp=25
√[ ] [ ]
70
25
−1 +
2 70 2
+
25 25 25
Rp=25 √ [ 1,8 ] + 0,08 [ 2,8+ 0,08 ]
Rp=25 √ 1,8+0,2304
Rp=25 x 1,42492105044
Rp=35 , 62 m
Ax = π x Rp2
= 3,14 x (35,62)2
= 3983,98 m2
Kesimpulan:
Radius Proteksi 35,62m Luas daerah yang terproteksi adalah sebesar 3983,98 m2,
sedangkan luas gedung laoratorium 667 m2. luas daerah proteksi lebih kecil dari luas
gedung sehingga sesusuai dengan UU Permenaker no 2 tahun 1989
62
III.4. 1 Hasil pemeriksaan dan pengujian penyalur petir
1. Penerima
6 f. Gambar bentuk atap dan ukurannya Sesuai/Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
2. Penghantar Penurunan
63
1 a. Air terminal klem. Baut & penyangga Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
b. Penghantar daerah atap klem. Baut & Baik/ Tidak
2 Permenaker 2/89 SNI Penilaian
penyangga
c. Penghantar ke tanah klem. Baut & Baik/ Tidak
3 Permenaker 2/89 SNI Penilaian
penyangga
4 d. Kotak hubung/ Bak kontrol klem. Baut Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
5 e. Akar / batang pembumian kelm, baut Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
6 f. Penghantar akar ke akar Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
5. Kondisi Pemasangan Sambungan
1 a. Sambungan kepala Air terminal Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
2 b. Klem, baut & penyangga Baik/ Tidak Permenaker 2/89 SNI Penilaian
c. Sambungan hantaran penurunan ke Baik/ Tidak
3 Permenaker 2/89 SNI Penilaian
kepala penangkal
d. Sambungan hantaran penurunan ke Baik/ Tidak
4 Permenaker 2/89 SNI Penilaian
hantaran
e. Sambungan hantaran penurunan Baik/ Tidak
BAB IV
ANALISIS PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
64
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000
Bagian 5.6.1.3 ”Penghantar dari terminal generator ke proteksi pertama harus
mempunyai kemampuan arus tidak kurang dari 115 % dari arus pengenal yang
tertera pada pelat nama generator”.
2. Pemeriksaan sirkit pengaman Generator telah sesuai yaitu kapasitas arus nominal
CB/PMT lebih besar dari Arus Full Load (Ifl) dari Generator Undang-undang nomor 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo.
PUIL 2011 Bagian 510.5.8.3.3 “Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan arus
sekurang -kurangnya 115 % dari arus beban penuh”.
3. Hasil pengukuran Tahanan Isolasi kumparan generator juga telah memenuhi standar
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat
1 huruf (q) Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3
Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 Jo. IEEE 43-2000 tabel tahanan Isolasi minimum.
4. Dokumen uji pabrik, sertifikat uji, dan dokumen wiring lengkap dan disimpan di area
generator hal ini sesuai dengan persyaratan Undang-undang nomor 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf (q) Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000
bagian 2.5.8.1 “Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan
dan/atau setelah mengalami perubahan penting untuk membuktikan bahwa
pekerjaan pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana semestinya sesuai dengan
PUIL 2000 dan/atau standar lain yang berlaku”. dan
8.5.12 Tanda “Perlengkapan listrik yang dipasang dalam ruang berbahaya harus
mempunyai tanda pengenal sebagai berikut…. Jika telah mendapatkan sertifikat
pengujian, maka dicantumkan tanda sertifikasi, sebaiknya dengan urutan berikut:
tahun sertifikasi, kemudian diikuti dengan nomor seri sertifikasi tahun tersebut“.
134.1.1 (2.5.1.1) “Perlengkapan listrik harus dipasang sesuai dengan petunjuk yang
disediakan oleh pabrikan perlengkapan”.
5. Dalam perlengkapan pengaman generator sudah ada alarm kebakaran, alarm
gangguan hal ini sesuai Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12
65
Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 9.5.4.2 “Di
tempat kerja pemasangan instalasi listrik harus tersedia perkakas kerja,
perlengkapan keselamatan, perlengkapan pemadam api ringan, perlengkapan
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), rambu-rambu kerja dan
perlengkapan lain-lain yang diperlukan.”
66
beban adalah minimal 1806 A, sedangkan KHA penghantar terpasang di trafo sisi
tersebut adalah 20.616 A . Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kapasitas penghantar
yang terpasang sudah aman berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL
bagian 5.5.3.2 “Penghantar sirkit akhir yang mensuplai dua motor atau lebih, tidak
boleh mempunyai KHA kurang dari jumlah arus beban penuh semua motor itu
ditambah 25 % dari arus beban penuh motor yang terbesar dalam kelompok
tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah yang mempunyai arus beban penuh
tertinggi.“
2. Hasil pemeriksaan dan pengujian Trafo yang mengacu pada hasil pengukuran
didapatkan hasil perhitungan bahwa keseimbangan beban pada trafo adalah 0,7 %.
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa beban pada trafo sudah sesuai berdasarkan
Undangundang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat
1 huruf q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3
Listrik di Tempat Kerja Jo. SPLN D5.004-1:2012.
3. Sudah terpasang tanda bahaya dan APAR di area transformator berdasarkan Undang
undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf
q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di
Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 9.5.4.2 “Di tempat kerja pemasangan instalasi
listrik harus tersedia perkakas kerja, perlengkapan keselamatan, perlengkapan
pemadam api ringan, perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK),
rambu-rambu kerja dan perlengkapan lain-lain yang diperlukan.”
67
arus beban penuh semua motor itu ditambah 25 % dari arus beban penuh motor
yang terbesar dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah yang
mempunyai arus beban penuh tertinggi.“ dan PUIL 2011 Bagian 510.5.8.3.3 “Sarana
pemutus harus mempunyai kemampuan arus sekurang -kurangnya 115 % dari arus
beban penuh”
2. Diperoleh data drop tegangan / susut tegangan yang tidak memenuhi standar yaitu
mencapai 3,71 % melebihi standar maksimal 5 % berdasarkan Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 4.2.3 Susut Tegangan “Susut tegangan antara terminal
konsumen dan sembarang titik dari instalasi tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan
pengenal pada terminal konsumen bila semua penghantar dari instalasi dialiri arus
seperti ditentukan”.
3. Diberi tanda atau label pada penghantar dan terminal pada panel LVMDP dan SDP
sehingga sesuai berdasarkan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2011
511.2.3.7. “Pada PHBK harus dipasang tanda-tanda yang jelas dan tidak mudah
terhapus sehingga terlihat pada kelompok mana perlengkapan disambungkan dan
pada terminal mana setiap fase dan netral dihubungkan.”
4. Pada area LVMDP Aerob telah dibuatkan area klasifikasi dan rambu – rambu K3,
tersedia perlengkapan P3K dan Alat pemadam kebakaran. Hal tersebut sudah sesuai
dengan Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2,
pasal 3 ayat 1 huruf q Jo yaitu area kerja harus dibuatkan klasifikasi area. Serta
peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 9.5.5.2 “Dalam berbagai ruang kerja listrik yang
berbahaya seperti bengkel, pabrik dan sebagainya harus dipasang gambar instalasi
listrik, papan peringatan dan tanda larangan, poster keselamatan kerja,
perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), perlengkapan pemadam
kebakaran dan sebagainya.”
68
IV.5. Dari hasil pemeriksaan dan pengujian K3 Instalasi Penyalur Petir
Instalasi penyalur petir di Gedung Laborat sudah sesuai berdasarkan Undang-undang
nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1989 Tentang Penyalur Instalasi
Petir pasal 9 ayat (2) “Penetapan pemasangan instalasi penyalur petir pada tempat
kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dengan memperhitungkan angka index seperti
tercantum dalam lampiran I Peraturan Menteri ini. Hasil perhitungan risiko
berdasarkan index menurut Lampiran I Peraturan Menteri tersebut diperoleh nilai
risiko sedang (12) dan agak dianjurkan untuk dipasang Instalasi Penyalur Petir.
BAB V
AUDIT K3 LISTRIK (ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)
N
OBJEK TEMUAN DASAR HUKUM REKOMENDASI
O
69
1 - Informasi peringatan PUIL 2011 no
tanda bahaya tidak 9.4.5 Pemasangan papan
terpasang. dan tanda peringatan
9.4.5.1 Dalam ruang di mana
sentuhan terhadap konduk-
tor atau perlengka-pan listrik
dapat mengaki-batkan
timbulnya bahaya, harus
dipasang papan atau tanda
peringatan pada tempat
yang mudah dapat dilihat.
9.4.5.2 Pada pintu masuk ke
ruang kerja listrik dan ruang
kerja listrik terkunci, dan
Ruang Trafo Distribusi & Panel IPAL juga ke setiap ruang yang
didalamnya orang yang tidak
berkepentingan tidak diper-
kenankan masuk,
bertalian dengan adanya
perlengkapan listrik yang
berbahaya, harus dipasang
papan atau tanda
peringatan untuk melarang
masuk mereka yang tidak
berwenang.
2 - Terdapat pengenal PUIL 2000 (Hal. 216) Dipertahankan
Panel PHB. 6.2.3 Penandaan
6.2.3.1 Di beberapa tempat
yang jelas dan mudah
terlihat pada sirkit arus PHB
dipasang pengenal yang
jelas sehingga memudahkan
pelayanan dan pemelihara
70
3 Terdapat wiring PUIL 2000 (Hal. 217) Dipertahankan
diagram pada panel 6.2.3 Penandaan
MCC Ipal 6.2.3.5 PHB yang ada gawai
kendalinya harus dilengkapi
dengan gambar beserta
penjelasan secukupnya.
71
6 Kondisi panel kotor PUIL 2000 (Hal. 372) 1. Membersihkan
dan berdebu 8.8.2 Ruang berdebu panel dari debu
merujuk ke publikasi IEC 2. Memasang
1241-1-2, 1241-2-1, dan isolasi atau karet
1241-2-2 agar debu tidak
8.8.2.2 PHB harus jenis dapat masuk.
tertutup dan kedap debu 3. Memasang
blower pada panel
tersebut
72
9 Kabel power tanpa PUIL 2000 (Hal. 255) Memasang
penghalang/pengama 7.10 Syarat Umum Pemasa- pembatas/pengha
n ngan Penghantar -lang pada kabel
7.10.5 Penghantar harus
dilindungi terhadap kerusa-
kan mekanis dengan cara
pemasangannya yang tepat
atau dengan selubung
khusus. Pada jarak yang
masih terjangkau oleh
tangan, penghantar harus
diberi perlindungan yang
memenuhi syarat terhadap
kerusakan mekanis, kecuali
pada tempat tertutup.
73
12 Terminal grounding IEC 6-1024-1-2 Protection of Memperbaiki
penyalur petir yang Structures Against Lightning terminal
tertanam (dicor) – Part 1 : General Principles. grounding
Section 2 : Guide B – Design,
Installation, Maintenance
and Inspection of Lightning
Protection System.
74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan dan pengujian yang dilaksanakan pada PT Sasa Inti Gending
dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Pengujian dan pemeriksaan K3 pada sisi Pembangkit
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan pengujian mengacu pada peraturan dan
standar yang berlaku serta hasil uji fungsi terhadap semua perlengkapan pengaman
yang terpasang, maka generator tersebut dinyatakan memenuhi persyaratan
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga layak dioperasikan berdasarkan Undang-
undang tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo.
PUIL 2000 bagian 7.1.1.2.2 “Ukuran luas penampang nominal kabel dan kabel tanah
yang digunakan harus sesuai dengan Tabel 7.1-1, Tabel 7.1-1a dan Tabel 7.1-1b.”
dan PUIL 2011 bagian 510.5.8.3.3 “Sarana pemutus harus mempunyai kemampuan
arus sekurang -kurangnya 115 % dari arus beban penuh”.
2. Pemeriksaan dan pengujian persyaratan K3 pada sisi Transmisi
- Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan pengujian, trafo daya sudah memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja untuk dioperasikan yaitu, Pada
penyeimbangan beban dimana didapat hasil keseimbangan beban 2% sementara
standar keseimbangan beban adalah 10%. Mengacu pada Undang-undang
tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan .Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL
2000 bagian 7.1.1.2.2 “Ukuran luas penampang nominal kabel dan kabel tanah
yang digunakan harus sesuai dengan Tabel 7.1-1, Tabel 7.1-1a dan Tabel 7.1-1b.”
- Pengujian suhu trafo di GI Sasa yaitu 44,6°C (112,28 °F). Berdasarkan SPLN T3.007-
4 17, suhu trafo dan peralatan di switchyard tersebut dalam kondisi baik/normal
75
3. Pengujian dan pemeriksaan K3 pada sisi Distribusi
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan pengujian, trafo distribusi tersebut sudah
memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja untuk dioperasikan yaitu,
Pada penyeimbangan beban dimana didapat hasil keseimbangan beban 0,16 %
sementara standar keseimbangan beban adalah 10%. Mengacu pada Undang-
undang tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo.
Peraturan .Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat
Kerja Jo. PUIL bagian 7.1.1.2.2 “Ukuran luas penampang nominal kabel dan kabel
tanah yang digunakan harus sesuai dengan Tabel 7.1-1, Tabel 7.1-1a dan Tabel 7.1-
1b.” Jo PUIL 2000 bagian 4.2.8.4 “Jika perlengkapan dibebani arus beban lebih dalam
waktu singkat, arus pengenal gawai proteksi dapat lebih besar dari KHA penghantar
sirkit yang diamankan, asal proteksi penghantar terhadap hubung pendek tersedia
pada gawai proteksi. a) Diamankan oleh pengaman lebur :4 kali untuk motor dan
mesin las resistans, 2 kali untuk mesin las busur transformator.” Jo PUIL 2011 2.2.3.1
“Drop voltase antara terminal pelanggan dan sembarang titik dari instalasi tidak
boleh melebihi 4% dari voltase pengenal pada terminal pelanggan bila semua
konduktor dari instalasi dialiri arus”.
4. Pengujian dan pemeriksaan K3 pada sisi pemanfaatan
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan pengujian mengacu pada peraturan dan
standar yang berlaku serta hasil uji fungsi terhadap kesesuaian penghantar dan
perlengkapan pengaman yang terpasang, maka LVSDP IPAL tersebut dinyatakan
memenuhi persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga layak
dioperasikan berdasarkan Undang-undang tentang keselamatan kerja pasal 2, pasal
3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang
K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. PUIL 2000 bagian 7.1.1.2.2 “Ukuran luas penampang
nominal kabel dan kabel tanah yang digunakan harus sesuai dengan Tabel 7.1-1,
Tabel 7.1-1a dan Tabel 7.1-1b.” dan PUIL 2011 bagian 510.5.8.3.3 “Sarana pemutus
harus mempunyai kemampuan arus sekurang -kurangnya 115 % dari arus beban
penuh”.
76
5. Pemeriksaan dan Pengujian K3 pada instalasi penyalur petir
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan dan pengujian direkomendasikan untuk dipasang
Instalasi Penyalur Petir pada Gedung laboratorium sesuai Undang-undang tentang
keselamatan kerja pasal 2, pasal 3 ayat 1 huruf q Jo. Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja Jo. Peraturan
Menteri Nomor Per. 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
6. Telah dilakukan audit persyaratan K3 Listrik bersasarkan checklist yang ada dan
ditemukan beberapa kondisi yang sudah sesuai standar maupun kondisi-kondisi yang
masih membutuhkan perhatian dan perbaikan sehingga segera ditindaklanjuti.
VI.2. Saran
1. Supaya temuan ketidaksesuaian segera ditindaklanjuti untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan K3.
2. Melakukan Audit K3 listrik dengan menggunakan checklist Pencegahan bahaya
listrik (Electrical Hazard Prevention) secara berkala misalnya setiap 1 tahun.
3. Supaya selalu memperhatikan dokumen-dokumen K3 yakni Working Permit,
HIRARC, dan Job Safety Analysis (JSA), serta melakukan Safety Breafing sebelum
melakukan pekerjaan/kegiatan di tempat kerja.
77
LAMPIRAN
LAMPIRAN
iv
LAMPIRAN
v
LAMPIRAN
vi
LAMPIRAN
vii
LAMPIRAN
viii
LAMPIRAN
iv
LAMPIRAN
v
LAMPIRAN
vi
LAMPIRAN
vii
LAMPIRAN
viii
LAMPIRAN
ix
LAMPIRAN
iv