PT ESSENCE INDONESIA
DISUSUN OLEH,
2021
Kebakaran.
INDONESIA
NIK : 0009247
Hari : Senin
Perusaha
an,
PT Essence Indonesia
Nathanael Sugianto
President Director
11. SNI 03-1736-2000 Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung
Pesanan Pelanggan
Tidak Tidak
Penerimaan Ditolak Penerimaan
material packaging
Ya Ya
Penyimpanan
Penyimpanan
Penimbangan
Mixing / Blender
Powder Cairan
Packaging
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah Alat pemadaman yang bisa dibawa
/ dijinjing dan gunakan / dioperasikan oleh satu orang dan berdiri sendiri, mempunyai
berat antara 0,5kg sampai dengan 16 kg Apar merupakan alat pemadam api yang
pemakaiannya dilakukan secara manual dan diarahkan dengan cara menyapu dari titik
terluar menuju titik terdalam dimana api berada. Apar dikenal sebagai alat pemadam api
portable yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal
kebakaran, selain itu karena bentuknya yang portable dan ringan sehingga mudah
mendekati daerah kebakaran. Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakan
APAR-pun harus ditempatkan di tempat-tempat tertentu dan mudah terlihat sehingga
memudahkan didalam penggunaannya.
· Setiap APAR dipasang pada posisi yang mudah dilihat dan dijangkau dan tidak
boleh terhalangi benda apa pun.
· Pemasangan APAR harus sesuai dengan jenis benda / tempat yang dilindungi
· Setiap APAR harus dipasang menggantung dan terlindung
· Pemasangan APAR dengan ketinggian max. 1,2 mtr
· Pemasangan APAR tidak boleh diruangan yang mempunyai suhu lebih dari 49º C
dan di bawah 4º C
· Dilengkapi dengan etiket cara – cara penggunaan yang memuat urutan singkat
dan jelas tentang cara penggunaannya
· Segel harus dalam keadaan baik
· Tidak ada kebocoran pada membran tabung gas tekanan tinggi ( Cartridge )
· Slang harus dalam keadaan baik, tidak boleh ada retakan dan tahan tekanan tinggi
· APAR jenis busa / foam, tabung dalamnya tidak bocor serta lubang
pengeluaran tidak tersumbat
· Bahan baku pemadaman harus selalu dalam keadaan baik
· Tutup tabung harus baik dan tertutup rapat
· Warna tabung harus mudah dilihat sesuai dengan jenis APAR
Jenis APAR:
APAR jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type (tersimpan bertekanan)
dan gas cartridge type (tabung gas). Sangat baik digunakan untuk pemadaman
kebakaran kelas A.
Jenis busa adalah bahan pemadam api yang efektif untuk kebakaran dengan
material utama minyak. Biasanya digunakan dari bahan tepung aluminium sulfat dan
natrium bicarbonat yang keduanya dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah busa yang
volumenya mencapai 10 kali lipat. Pemadaman api oleh busa merupakan sistem
isolasi, yaitu untuk mencegah oksigen untuk tidak ikut dalam reaksi rantai kimia.
Jenis ini efektif untuk kebakaran kelas B dan C dan juga bisa kelas A. Tepung serbuk
kimia kering berisi dua macam bahan kimia, yaitu Sodium Bicarboanat & Natrium
Bicarbonat, Gas nitrogen sebagai pendorong. Khusus untuk pemadaman kelas D
(logam) seperti Magnesium, Titanium, Zarcanium, dan lain-lain digunakan metal-dry
powder yaitu campuran Sodium, Potasium, dan Barium Chloride.
· Jenis Halon.
APAR jenis ini efektif untuk menanggulangi kebakaran jenis cairan yang mudah
terbakar dan peralatan listrik bertegangan (kebakaran kelas B dan C). Bahan
pemadaman api gas Halon biasanya terdiri dari unsur-unsur kimia seperti chlorine,
flourine, bromide dan iodine.
· Jenis CO2.
Bahan pemadam jenis CO2 efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B (minyak)
dan C (listrik). Berfungsi untuk mengurangi kadar oksigen dan efektif untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi di dalam ruangan (indoor). Pemadaman
dengan gas arang ini dapat mengurangi kadar oksigen sampai dibawah 12%.
2.1.7 Hidran
Sistem pipa utama (primary feeders) dari hydarant biasanya berukuran 12-16
inch. Pipa sambungan ke dua (secondary feeders) biasanya berukuran 8-12 inch.
Sedangkan untuk cabang pipa biasanya berukuran 4.5-6 inch. Pada ujung
pipa hydrant tersambung dengan pilar hydrant. Disamping pilar hydrant terpasang
box yang digunakan untuk menyimpan selang hydrant (hose). Selang ini terbuat
dari bahan kanvas yang panjangnya berkisar 20-30 meter.Untuk mendukung
supply air hydrant, dibuatlah suatu sambungan pipa yang berinterkoneksi dengan
sistem pipa hydrant yang disebut sambungan Siamese. Sambungan ini terdiri
dari satu / dua sambungan pipa yang fungsinya adalah untuk memberikan
supply air tambahan pada sistem hydrant. Sambungan ini sangat berguna bagi
petugas pemadam kebakaran untuk memberikan supply air tambahan
melalui mobil pemadam kebakaran atau sistem pilar hydrant umum.
2.1.8 Sprinkler
Sistem pemadaman Api Sprinkler adalah sistem pamadam yang terdiri dari sistem
suplai air dengan tekanan yang memadai, serta mengalir melewati sistem pemipaan yang
tersambung ke kepala sprinkler. Sistem pemadaman ini yang paling banyak digunakaan
sebagai media pemadaman.
Komponen-komponen dari sistem sprinkler adalah sebagai berikut :
a. Sumber Air : dapat sama dengan sumber air yang digunakan oleh system
hidran
b. Pompa : adalah system pompa yang sama yang digunakan hidran
c. Pemipaan : Sistem menyambungkan dari sumber air menuju pompa-
pompa, selanjutnya menuju area-area yang dilindungi. Meliputi juga kran-kran
(valve) yang jenis dan jumlahnya banyak sekali diantaraya.
i. Jenis-jenis pipa diantaranya : pipa header atas, pipa header
bawah, pipa main line dan pipa branch.
ii. Jenis-jenis kran diantanya : incentric valve, concentric valve,
drain valve, butterfly valve, ball valve dan lain-lain.
d. Kepala Sprinkler: Kepala sprinkler ini bisa disebut sebagai kran air yang akan
membuka otomatis jika ada api. Terdapat tabung air raksa yang akan pecah
sesuai dengan suhu tertentu. Perbedaan dari masing-masing pengaturan
suhu menggunakan warna seperti berikut ini :
i. 57° C : warna Orange
ii. 68° C : warna Merah
iii. 79° C : warna Kuning
iv. 93° C : warna Hijau
v. 141° C : warna Biru
vi. 182° C : warna Purple
vii. 227° C : warna Hitam
viii. 260° C : warna Hitam
Sistem Pemadaman Api Sprinkler. Ketika terjadi kebakaran, maka suhu udara
akan meningkat. Jika sudah mencapai 68 derajat celcius, maka air raksa yang
mengganjal ampul (penutup srinkler) akan pecah.
Dengan terbukanya katup atau ampul, maka tekanan pada pipa akan
menurun secara drastis, dan kondisi ini membuat katub pengatur air mengalirkan air ke
dalam pipa secara cepat menuju nozzle sprinkler yang terbuka. Dan jika kebakaran
semakin besar maka nozzle srinkler yang lainnya juga akan ikut terbuka dan
menyemprotkan air untuk memadamkan api
Secara simultan juga mengirimkan sinyal alarm pada alarm bell. Sementara
volume air di bejana tekanan tinggi berkurang, maka akan mengaktifkan pompa
diesel untuk semakin menambah jumlah air yang diambil dari tempat penampungan air
(Reservoir) atau dari sumber air bawah tanah. Pompa jocky juga bekerja untuk menjaga
tekanan air tetap konstan.
Alat ini memiliki sistem kerja 2 kabel, sensor ini dapat diintegrasikan dengan
fire alarm panel. Sensor ini menggunakan teknologi photoelectric sehingga
meningkatkan akurasi dan meminimumkan terjadinya false alarm. Produk
ini didesain dengan stainless steel inner housing dan sensor head yang tahan
lama. Smoke Detector ini dapat ditempatkan pada berbagai ruang yang
membutuhkan deteksi asap sebagai sebagai peringatan awal.
2. Smoke Detector 4 Wire
Alat ini menggunakan sistem kerja 4 kabel dan dapat dengan mudah
diintegrasikan dengan berbagai jenis (security) alarm panel ataupun
automation panel. Smoke detector ini menggunakan Photoelectric untuk
meminimumkan terjadinya false alarm. Produk ini didesain dengan stainless
steel inner housing dan sensor head yang tahan lama. Smoke Detector ini
dapat ditempatkan pada berbagai ruang yang membutuhkan deteksi asap
sebagai sebagai peringatan awal.
Yaitu alat pendeteksi asap yang dapat bekerja dengan sistem 4 kabel
ataupun 2 kabel, hal ini memungkinkan sensor ini untuk diintegrasikan
dengan Security Alarm dan juga Conventional Fire Alarm. Produk ini didesain
untuk dapat mendeteksi adanya kepulan asap dengan tepat dan bekerja
stabil untuk jangka waktu lama. Smoke detector ini dapat ditempatkan pada
berbagai ruang yang membutuhkan proteksi sensor asap.
Yaitu sensor deteksi asap yang berdiri sendiri tanpa memerlukan koneksi
ke panel controller. Smoke Detector ini dapat dengan mudah ditempatkan
dan dioperasikan pada berbagai ruang. Detektor ini menggunakan baterai
sebagai sumber energi dengan led indicator bila baterai lemah. Pada saat
mendeteksi kepulan asap detektor ini akan membunyikan sirene dengan
intensitas 85 decibel.
2.1.9. Sistem Proteksi Pasif
Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem proteksi kebakaran yang terbentuk
atau terbangun melalui pengaturan penggunaan bahan dan komponen struktur
bangunan, kompartemenisasi atau pemisahan bangunan berdasarkan tingkat
ketahanan terhadap api,serta perlindungan terhadap bukaan.
Sistem proteksi pasif dapat memberikan alternatif yang efektif terhadap sistem proteksi
aktif untuk melindungi fasilitas dari kebakaran. Sistem proteksi pasif ini tidak perlu
dioperasikan oleh manusia dan tidak juga berubah bentuk baik dalam keadaan normal
ataupun dalam kebakaran.
Menurut Health and Safety Executive Inggris, sistem proteksi pasif umumnya terdiri dari
pelapisan material tahan api kepada permukaan tembok, mesin, atau bagian lain. Sistem
ini sering digunakan ketika air atau proteksi aktif tidak mencukupi seperti pada area yang
terpencil atau ketika ada kesulitan untuk menangani limpasan air dari hasil pemadaman
kebakaran.
Tembok api (fire walls) adalah bentuk lain dari perlindungan kebakaran pasif yang
digunakan untuk mencegah penyebaran api dan pajanan api kepada peralatan sekitar.
Sistem proteksi pasif ini biasanya hanya efektif dalam jangka waktu 1-2 jam.
Beberapa contoh sistem proteksi pasif menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 26 Tahun 2008 adalah:
• Pintu dan jendela tahan api, yaitu pintu dan jendela yang berfungsi untuk
menahan kebakaran
Berdasarkan perhitungan ini, 119-unit APAR yang harus tersedia untuk memenuhi
persyaratan pada PERMEN 04/1980
Secara data ril perusahaan, perusahaan memiliki 129 total APAR terpasang dan telah
memenuhi persyaratan.
3.2 Kebutuhan pipa tegak Pipa Tegak
Secara data ril perusahaan, perusahaan memiliki 70 total pipa tegak terpasang dan
telah memenuhi persyaratan.
Untuk mengcover 60 menit, reservoir hydrant harus berkapasitas 570 m3, artinya
perusahaan perlu menambah kapasitas reservoir 60 m3
Hasil riksa uji terhadap seluruh peralatan tersebut dinyatakan telah memenuhi
persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja yang di sahkan oleh UPTD
Pengawasan Ketenaga Kerjaan Wilayah II, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Pemprov Jawa Barat.
Perusahaan memiliki beberapa tangki yang di tempatkan di luar area gedung
dengan dimensi tangki yaitu tinggi tangki 4(empat) meter, diameter tangki 4(empat)
secara spesifik berisikan material antara lain etanol, tracetin, neobee, palm oil dan
material yang diperlukan ke area produksi dengan sistem transferring unto diproses
Sprinkler foam yang terkoneksi secara system pada heat dan flame detector di
dalam tangki dengan spesifikasi foam Ansulite ARC 6% AR-AFFF Instalasi fire hydrant
terdiri atas reservoir, jockey pump, hydrant pillar, hydrant box, dan beragam komponen
lain. Pemasangannya membutuhkan analisis hidraulik dan pengaturan jalur perpipaan
oleh teknisi ahli. Kontraktor hydrant akan mempertimbangkan sedikitnya tiga hal berikut
ini dalam proses instalasi:
Penempatan hydrant di lokasi yang akan mudah dilihat dan dijangkau oleh tim
damkar, tetapi tidak menghalangi aktivitas lingkungan sekitar.Eksistensi pipa pengalir
air yang mampu menjangkau semua area. Akses khusus bagi jalur pipa yang terpisah
dari jaringan air lain agar aliran air tidak terhambat pada saat-saat kritis.
Hydrant
APAR
Hose reel
MODEL KEBAKARAN
Skenario Tangki terisi 40.000 Liter Etanol. Kebocoran tangki dengan kebocoran garis
sepanjang 15 cm dengan lebar 2 cm. Letak kebocoran 80 cm dari dasar permukaan
tangk. Dikarena adanya static yang disebabkan oleh kendaraan unloading sehingga
menyebabkan kejadian kebakaran
4
1
1
0
8
m
2
m
4.1. Kesimpulan :
4.2. Saran