Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

DI PT. FITRA WIKA

Kelembagaan dan keahlian K3, K3 Bahan Berbaya dan K3 Kebakaran

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


SERTIFIKASI KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI
KELAS ONLINE

KELOMPOK 1

1. Agus Sutanto
2. Rio Aldo
3. M. Irfan

PENYELENGGARA
PT. ARROFI BERJAYA SEJAHTERA
PANGKALAN KERINCI, 31 OKTOBER 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................................
B. Maksud atan Tujuan ....................................................................................................
C. Ruang Lingkup ...........................................................................................................
D. Dasar Hukum ..............................................................................................................
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja .................................................................................
B. Temuan .......................................................................................................................
BAB III ANALISA
A. Analisa temuan Positif ................................................................................................
B. Analisa Temuan Negatif .............................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah mencatat jumlah


kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak 265.334 kasus sejak Januari-November 2022.
Jumlah tersebut naik 13,26% dibandingkan sepanjang tahun 2021 yang sebesar 234.270
kasus. Melihat trennya, jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia terus mengalami
kenaikan sejak 2017-2022. Angkanya pun mencetak rekor pada tahun lalu, meski baru
mencakup 11 bulan. Tentunya ini menjadikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
semakin penting untuk diperhatikan. Apakah perusahaan-perusahaan di Indonesia
khususnya sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan ataupun sesuai dengan regulasi yang ada. Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja memberikan tanggung jawab kepada
pengusaha atau pengurus yang terdapat dalam manajemen perusahaan untuk mengikuti
syarat-syarat keselamatan kerja serta berbagai upaya untuk melakukannya. Tenaga kerja
juga diberikan hak dan kewajiban untuk dilakukan agar terjadinya keselamatan kerja di
lingkungan pekerjaan. Dan tidak hanya fokus kepada keselamatan saja, tetapi kesehatan
dan lingkungan kerja juga.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menurut PP No 50 Tahun 2012.
Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018, Lingkungan kerjaadalah
aspek hygiene di tempat kerja yang di dalamnya mencakup factor fisika, kimia, biologi,
ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi
hidup manusia. Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha keehetan lingkungan hidup manusia. Terdapat juga standar faktor bahaya di
tempat kerja sebagai sebagai kadar / intensitas rata-rata tertimbang waktu ( time weighted
average ) yang dapat diterima tenagakerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40
jam seminggu.
Seiring semakin cepatnya perkembangan industri dengan penerapan teknologi tinggi dan
penggunaan bahan serta peralatan yang semakin kompleks, sehingga memerlukan tenaga
kerja yang ahli dan terampil. Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam
penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi ataupun bahan
berbahaya yang terus meningkat dan modern.

Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleks dan
canggihnya penerapan teknologi pada peralatan yang digunakan di proses industri yang
berlangsung, maka potensi bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung atau tidak langsung yang berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan
sekitarnya.

Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah mengeluarkan
berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti Undang –Undang (UU)
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per. 02/Men/1992 Tentang tata cara penunjukan,kewajiban dan
wewenang ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja dan
khususnya KEPMENAKER No.KEP-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan kebakaran
di tempat kerja.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka diperlukan adanya inspeksi


mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi tersebut merupakan langkah awal
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tempat kerja.
Berdasarkan latar belakang diatas maka kelompok kami mengambil judul “K3
Kelembagaan dan Keahlian, K3 Bahan Berbahaya, dan K3 Kebakaran” pada PT. Fitra
Wika.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :

a. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan dan
sebagai syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
b. Peserta Calon Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3 di perusahaan PT.
Fitra Wika

C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam Kegiatan ini :
Nama Perusahaan : PT. Fitra Wika
Tempat : Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau
Alamat : Jln Seikijang, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau Indonesia
Waktu PKL : Selasa, 31 Oktober 2023 Pukul : 08.00 – 17.00 WIB
Objek Observasi : Pengamatan K3 Kelembagaan dan Keahlian, K3 Bahan
Berbahaya dan K3 Kebakaran

D. Dasar Hukum

1. Kelembagaan dan Keahlian


▪ Undng- Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1987 Tentang
Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli K3
▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per. 02/Men/1992 Tentang tata cara penunjukan,kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan Kesehatan Kerja
▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1995 Tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli K3
2. K3 Bahan Berbahaya
▪ Undang- undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

▪ Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian


Bahan Berbahaya di Tempat Kerja
3. K3 Kebakaran
▪ Undang – Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1980 Tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
▪ Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/Men/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
▪ Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan K3
Khusus Penanggulangan Kebakaran
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Fitra Wika berdiri pada tanggal 1 Januari 2007 di Pekanbaru. PT. Fitra Wika adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan jalan aspal, jembatan yakni
pengaspalan jalan, perusahaan ini jasa teknologi nya yang berwawasan lingkungan yang
berpusat pengolahan produk seperti abu batu, aspal,solar. PT. Fitra Wika juga Perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, Sewa Alat dan Kendaraan Konstruksi dan Pengadaan Barang.
PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn mempunyai pekerja sebanyak
10 Orang dangan memiliki long shif (1 shif). PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang
batching plant berlokasidi sei kijang, Pelalawan, Riau, Indonesia memiliki alur proses
produksi dimana beton cor diawali dengan memasukkan tabel mix design di komputer
batching plant yang kesemuanya adalah angka angka yang menentukan seberapa berat
kandungan split, screening, pasir, semen, air dan admixture. Gambar 1 dibawah ini
menunjukkan gambaran sederhana bagaimana alur produksi beton ready mix
menggunakan wet batching plant.

Gambar 2.1.

Setelah mix design ditetapkan operator loader mengambil split, pasir, abu batu, pasir dari
stockpile ke dalam loading bin.

Di bawah loading bin batching plant tersebut terdapat belt conveyer yang akan memindahkan
material seperti split, pasir, abu batu ke tempatnya masing masing untuk ditimbang sesuai
dengan mix design yang sudah ditentukan.
Setelah masing masing material ditimbang kemudian dipindahkan lagi ke mixer kecil (pan
mixer) untuk mengaduk beton, bersamaan dengan proses pemindahan ke pan mixer itu air dan
admixture atau admixture juga ditambahkan kedalam campuran tersebut.

Setelah adukan cor beton diputar dan sudah homogen baru kemudian dipindahkan ke truk
mixer, setelah itu di cek kekentalan (slump beton) nya di control tower (slump tower), yang
kemudian beton cor tersebut dibawa oleh truk mixer berangkat ke lokasi cor customer.

PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn memiliki visi misi dari perusahahan
seperti berikut:

Visi

PT. Fitra Wika memiliki Visi menjadi perusahaan Jasa Konstruksi terdepandengan berorientasi
pada Mutu yang terbaik, SDM berkualitas, Nilai Tambah yang terus menerus untuk
shareholder, memaksimalkan kepuasan Pelanggan dan menjadi Pilihan Setiap Pekerja.

Misi

▪ Menyediakan dan Meningkatkan Mutu Produksi secara terus menerus.


▪ Secara berkseinambungan meningkatkan Nilai Tambah bagiStakeholder
▪ Meningkatkan Tingkat hidup yang lebih baik bagi setiap Stakeholder.

Adapun denah lokasi kerja di PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batchingplantn separti
gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2.2
Struktur dari PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn dapatterlihat pada
gambar

Gambar 2.3

B. Temuan
a. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
a. K3 Kelembagaan dan Keahlian
1. PT Fitra Wika memiliki 1 Ahli K3 Umum atas nama Rinto Rahmad dari
Kemnaker RI

b. K3 Bahan Berbahaya
1. Terdapat tempat penyimpanan Limbah B3

c. K3 Kebakaran
1. PT. Fitra Wika sudah ada SOP Tanggap Darurat, terlampir dokumen
CSMS
b. Temuan Ketidak-sesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
a. K3 Kelembagaan dan Keahlian
1. SKP dan Lisensi Ahli K3 Umum atas nama Rianto sudah tidak berlaku
b. K3 Bahan Berbahaya
1. Adanya B3 yang tidak ada naungan, Kontaiment, tidak adanya palet,
Adanya Tumpahan B3, Tidak memiliki Simbol B3, Tidak Adanya MSDS,
Belum Adanya Laporan Pengukuran NAK, Belum Adanya Petugas yang
berlisensi yaitu Petugas K3 kimia, Tidak Adanya Ahli K3 Kimia
c. K3 Kebakaran
1. Belum adanya Petugas peran kebakaran, regu Penanggulangan kebakaran,
koordinator unit Penanggulangan kebakaran, Petugas Penanggulangan
kebakaran, tidak adanya ahli K3 spesialis Penanggulangan kebakaran
BAB III

ANALISA

(dibandingkan dengan peraturan perundang-undangan)

A. Analisa Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

Analisa
No Foto Analisa Saran Dasar hukum
Temuan Positif
Manfaat
K3 Kelembagaan dan Keahlian

1. PT Fitra Wika Perusahaan Tetap Peraturan


memiliki 1 Ahli Mengurangi mengikuti/me Menteri Tenaga
K3 Umum atas risiko mpertahankan Kerja Nomor 2
nama Rinto kecelakaan dan standar dalam Tahun 1992
Rahmad dari penyakit dalam K3 sesuai tentang Tata
Kemnaker RI dunia kerja. undang undang Cara
Meningkatkan yang berlaku Petunjukan,
citra positif Kewajiban dan
bagi Wewenang Ahli
perusahaan. Keselamatan
Meningkatkan dan Kesehatan
kepercayaan Kerja
perusahaan
terhadap mitra
kerja

K3 Bahan Berbahaya

1. Terdapat tempat Limbah B3 Mohon Keputusan


dipertahankan Menteri Tenaga
penyimpanan dapat dengan Kerja No.
Limbah B3 dikumpulkan melakukan Kep.187/Men/1
inspeksi rutin 999 Tentang
dengan baik Pengendalian
Bahan
Berbahaya
diTempat Kerja
K3 Kebakaran

1 PT. Fitra Wika Mempermudah Tetap Keputusan


sudah ada SOP pekerja untuk mempertahank Menteri Tenaga
Tanggap Darurat, mengatasi an dan selalu
Kerja No. Kep.
terlampir situasi keadaan melakukan
dokumen CSMS darurat evaluasi 186/Men/1999
terhadap SOP Tentang Unit
yang sudah ada
Penanggulanga
n Kebakaran di
Tempat Kerja

B. Analisa Ketidaksesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan

Analisa Saran Dasar hukum


No Foto
Temuan Negatif Potensi Bahaya
K3 Kelembagaan dan Keahlian

1 Berdasarkan hasil SKP dan Lisensi Ahli Tenaga ahli tidak PT. Fitra wika Peraturan
wawancara dan K3 Umum atas nama memiliki sebaiknya Menteri Tenaga
penelusuran website Rianto sudah tidak wewenanga untuk melakukan Kerja Nomor 2
Temank3 berlaku melakukan perpanjangan Tahun 1992
pengawasan dan tentang Tata
pekerjaan mengaktifkan Cara
dilapangan. Kembali SKP Petunjukan,
dan Lisensi Kewajiban dan
Ahli K3 Umum Wewenang
Ahli
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
K3 Bahan Berbahaya

1. - Adanya B3 yang Dapat - Menyimpa Keputusan


tidak ada menyebabkan ng B3 Menteri Tenaga
naungan, Kerusakan Pada Kerja No.
Kontaiment, tidak Lingkungan dan Gudang Kep.187/Men/1
adanya palet Bahaya B3 yang 999 Tentang
- Adanya Kebakaran standart Pengendalian
Bahan
Tumpahan B3 yaitu
Berbahaya
- Tidak memiliki terlindung diTempat Kerja
Simbol B3 dari
- Tidak Adanya paparan
MSDS Panas dan
- Belum Adanya Cuaca
Laporan Ekstri,
Pengukuran NAK Memiliki
- Belum Adanya palet serta
Petugas yang memiliki
berlisensi yaitu Kontaimen
Petugas K3 kimia t dan
- Tidak Adanya memastika
Ahli K3 Kimia n adanya
Peralatan
Penangan
Tumpahan
seperti
Serbuk
Gergaji,
Pasir Dll
- Memberik
an Simbol
pada
Setiap
Jenis B3
sesuai
Jenisnya
- Memastika
n Adanya
MSDS
yang
Mudah di
Akses
- Melakukan
Pelaporan
NAK
- Menyedika
n Petugas
K3 Kimia
dan AK3
Kimia
K3 Kebakaran
1 Berdasarkan hasil Belum adanya Perusahaan belum Perusahaan Kepmenaker
wawancara dengan harus No.KEP.186/M
Petugas peran memiliki personil E
tim PT. Fitrawika membentuk
N/1999 BAB II
kebakaran, regu tanggap darurat unit
pasal 5 tentang
penanggulanga pembentukan
penanggulangan dapan merugikan n unit
kebakaran penanggulanga
kebakaran, tenaga kerja yang
Karena n
koordinator unit berada ditempat perusahaan kebakaran,
termasuk
penanggulangan kerja jika terjadi tingkat
kebakaran resiko bahaya
kebakaran, Petugas
kebakaran
penanggulangan
sedang
kebakaran, tidak

adanya ahli K3

spesialis

penanggulangan

kebakaran
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

PT.Fitra Wika merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontruksi,


penyedia barang, sewa alat dan kendaraan. PT.Fitra Wika ini memiliki 10orang karyawan
dan 1 ahli k3 umum. PT.Fitra Wika ini terletak dijalan seikijang pangkalankerinci pelalawan
riau.

Dari hasil Pemantauan mengenai K3 kelembagaan dan keahlian, K3 bahan Berbahaya


dan K3 kebakaran belum berjalan dengan baik dimana Terdapat SKP dan Lisensi Ahli
K3 Umum sudah tidak berlaku, Adanya B3 yang tidak ada naungan, Kontaiment, tidak
adanya palet, Adanya Tumpahan B3, Tidak memiliki Simbol B3, Belum adanya Petugas
peran, kebakaran, regu Penanggulangan kebakaran, koordinator unit Penanggulangan
kebakaran, Petugas Penanggulangan kebakaran, tidak adanya ahli K3 spesialis
Penanggulangan kebakaran

Dalam hasil observasi ini ada temuan temuan yang bersifat positif dan negative. Temuan
temuan yang bersifat negative ini dapat mengakibatkan kecelakaan kerja pada tenaga kerja
di PT Fitra wika. Namun di balik temuan negative ada juga temuan positif yang sesuai
dengan bidang K3 kelembagaan dan keahlian, K3 bahan Berbahaya dan K3 Kebakaran di
PT. Fitra Wika.

B. S a r a n
1. PT. Fitra wika sebaiknya melakukan perpanjangan dan mengaktifkan Kembali SKP dan
Lisensi Ahli K3 Umum
2. Menyimpang B3 Pada Gudang B3 yang standart yaitu terlindung dari paparan Panas
dan Cuaca Ekstri, Memiliki palet serta memiliki Kontaiment dan memastikan adanya
Peralatan Penangan Tumpahan seperti Serbuk Gergaji, Pasir Dll, Memberikan Simbol
pada Setiap Jenis B3 sesuai Jenisnya, Memastikan Adanya MSDS yang Mudah di
Akses, Melakukan Pelaporan NAK , Menyedikan Petugas K3 Kimia dan AK3 Kimia
3. Perusahaan harus membentuk unit Penanggulangan kebakaran Karena perusahaan
termasuk tingkat resiko bahaya kebakaran sedang
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai