KELOMPOK 1
1. Agus Sutanto
2. Rio Aldo
3. M. Irfan
PENYELENGGARA
PT. ARROFI BERJAYA SEJAHTERA
PANGKALAN KERINCI, 31 OKTOBER 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................................
B. Maksud atan Tujuan ....................................................................................................
C. Ruang Lingkup ...........................................................................................................
D. Dasar Hukum ..............................................................................................................
BAB II KONDISI PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Tempat Kerja .................................................................................
B. Temuan .......................................................................................................................
BAB III ANALISA
A. Analisa temuan Positif ................................................................................................
B. Analisa Temuan Negatif .............................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja menurut PP No 50 Tahun 2012.
Dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018, Lingkungan kerjaadalah
aspek hygiene di tempat kerja yang di dalamnya mencakup factor fisika, kimia, biologi,
ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di tempat kerja dapat mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi
hidup manusia. Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha keehetan lingkungan hidup manusia. Terdapat juga standar faktor bahaya di
tempat kerja sebagai sebagai kadar / intensitas rata-rata tertimbang waktu ( time weighted
average ) yang dapat diterima tenagakerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40
jam seminggu.
Seiring semakin cepatnya perkembangan industri dengan penerapan teknologi tinggi dan
penggunaan bahan serta peralatan yang semakin kompleks, sehingga memerlukan tenaga
kerja yang ahli dan terampil. Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam
penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi ataupun bahan
berbahaya yang terus meningkat dan modern.
Penerapan teknologi dan penggunaan bahan tersebut tidak selamanya selaras dengan
keahlian dan keterampilan tenaga kerja yang mengoperasikannya. Semakin kompleks dan
canggihnya penerapan teknologi pada peralatan yang digunakan di proses industri yang
berlangsung, maka potensi bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung atau tidak langsung yang berdampak pada tenaga kerja dan lingkungan
sekitarnya.
Mengingat pentingnya keselamatan tenaga kerja dan lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya perlindungan dan tindakan pencegahannya. Untuk itu pemerintah mengeluarkan
berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti Undang –Undang (UU)
No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. Per. 02/Men/1992 Tentang tata cara penunjukan,kewajiban dan
wewenang ahli keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja dan
khususnya KEPMENAKER No.KEP-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan kebakaran
di tempat kerja.
a. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan dan
sebagai syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
b. Peserta Calon Ahli K3 umum dapat mengidentifikasi, menganalisa dan
memberikan saran atau rekomendasi terkait pelaksanaan K3 di perusahaan PT.
Fitra Wika
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam Kegiatan ini :
Nama Perusahaan : PT. Fitra Wika
Tempat : Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau
Alamat : Jln Seikijang, Pangkalan Kerinci, Pelalawan, Riau Indonesia
Waktu PKL : Selasa, 31 Oktober 2023 Pukul : 08.00 – 17.00 WIB
Objek Observasi : Pengamatan K3 Kelembagaan dan Keahlian, K3 Bahan
Berbahaya dan K3 Kebakaran
D. Dasar Hukum
▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1987 Tentang
Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli K3
▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per. 02/Men/1992 Tentang tata cara penunjukan,kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan Kesehatan Kerja
▪ Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1995 Tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Penunjukan Ahli K3
2. K3 Bahan Berbahaya
▪ Undang- undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 04/Men/1980 Tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
▪ Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
▪ Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 186/Men/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
▪ Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan K3
Khusus Penanggulangan Kebakaran
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT. Fitra Wika berdiri pada tanggal 1 Januari 2007 di Pekanbaru. PT. Fitra Wika adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan jalan aspal, jembatan yakni
pengaspalan jalan, perusahaan ini jasa teknologi nya yang berwawasan lingkungan yang
berpusat pengolahan produk seperti abu batu, aspal,solar. PT. Fitra Wika juga Perusahaan
Penyedia Jasa Konstruksi, Sewa Alat dan Kendaraan Konstruksi dan Pengadaan Barang.
PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn mempunyai pekerja sebanyak
10 Orang dangan memiliki long shif (1 shif). PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang
batching plant berlokasidi sei kijang, Pelalawan, Riau, Indonesia memiliki alur proses
produksi dimana beton cor diawali dengan memasukkan tabel mix design di komputer
batching plant yang kesemuanya adalah angka angka yang menentukan seberapa berat
kandungan split, screening, pasir, semen, air dan admixture. Gambar 1 dibawah ini
menunjukkan gambaran sederhana bagaimana alur produksi beton ready mix
menggunakan wet batching plant.
Gambar 2.1.
Setelah mix design ditetapkan operator loader mengambil split, pasir, abu batu, pasir dari
stockpile ke dalam loading bin.
Di bawah loading bin batching plant tersebut terdapat belt conveyer yang akan memindahkan
material seperti split, pasir, abu batu ke tempatnya masing masing untuk ditimbang sesuai
dengan mix design yang sudah ditentukan.
Setelah masing masing material ditimbang kemudian dipindahkan lagi ke mixer kecil (pan
mixer) untuk mengaduk beton, bersamaan dengan proses pemindahan ke pan mixer itu air dan
admixture atau admixture juga ditambahkan kedalam campuran tersebut.
Setelah adukan cor beton diputar dan sudah homogen baru kemudian dipindahkan ke truk
mixer, setelah itu di cek kekentalan (slump beton) nya di control tower (slump tower), yang
kemudian beton cor tersebut dibawa oleh truk mixer berangkat ke lokasi cor customer.
PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn memiliki visi misi dari perusahahan
seperti berikut:
Visi
PT. Fitra Wika memiliki Visi menjadi perusahaan Jasa Konstruksi terdepandengan berorientasi
pada Mutu yang terbaik, SDM berkualitas, Nilai Tambah yang terus menerus untuk
shareholder, memaksimalkan kepuasan Pelanggan dan menjadi Pilihan Setiap Pekerja.
Misi
Adapun denah lokasi kerja di PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batchingplantn separti
gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2.2
Struktur dari PT. Fitra Wika yang bergerak di bidang batching plantn dapatterlihat pada
gambar
Gambar 2.3
B. Temuan
a. Temuan Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
a. K3 Kelembagaan dan Keahlian
1. PT Fitra Wika memiliki 1 Ahli K3 Umum atas nama Rinto Rahmad dari
Kemnaker RI
b. K3 Bahan Berbahaya
1. Terdapat tempat penyimpanan Limbah B3
c. K3 Kebakaran
1. PT. Fitra Wika sudah ada SOP Tanggap Darurat, terlampir dokumen
CSMS
b. Temuan Ketidak-sesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
a. K3 Kelembagaan dan Keahlian
1. SKP dan Lisensi Ahli K3 Umum atas nama Rianto sudah tidak berlaku
b. K3 Bahan Berbahaya
1. Adanya B3 yang tidak ada naungan, Kontaiment, tidak adanya palet,
Adanya Tumpahan B3, Tidak memiliki Simbol B3, Tidak Adanya MSDS,
Belum Adanya Laporan Pengukuran NAK, Belum Adanya Petugas yang
berlisensi yaitu Petugas K3 kimia, Tidak Adanya Ahli K3 Kimia
c. K3 Kebakaran
1. Belum adanya Petugas peran kebakaran, regu Penanggulangan kebakaran,
koordinator unit Penanggulangan kebakaran, Petugas Penanggulangan
kebakaran, tidak adanya ahli K3 spesialis Penanggulangan kebakaran
BAB III
ANALISA
Analisa
No Foto Analisa Saran Dasar hukum
Temuan Positif
Manfaat
K3 Kelembagaan dan Keahlian
K3 Bahan Berbahaya
1 Berdasarkan hasil SKP dan Lisensi Ahli Tenaga ahli tidak PT. Fitra wika Peraturan
wawancara dan K3 Umum atas nama memiliki sebaiknya Menteri Tenaga
penelusuran website Rianto sudah tidak wewenanga untuk melakukan Kerja Nomor 2
Temank3 berlaku melakukan perpanjangan Tahun 1992
pengawasan dan tentang Tata
pekerjaan mengaktifkan Cara
dilapangan. Kembali SKP Petunjukan,
dan Lisensi Kewajiban dan
Ahli K3 Umum Wewenang
Ahli
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
K3 Bahan Berbahaya
adanya ahli K3
spesialis
penanggulangan
kebakaran
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hasil observasi ini ada temuan temuan yang bersifat positif dan negative. Temuan
temuan yang bersifat negative ini dapat mengakibatkan kecelakaan kerja pada tenaga kerja
di PT Fitra wika. Namun di balik temuan negative ada juga temuan positif yang sesuai
dengan bidang K3 kelembagaan dan keahlian, K3 bahan Berbahaya dan K3 Kebakaran di
PT. Fitra Wika.
B. S a r a n
1. PT. Fitra wika sebaiknya melakukan perpanjangan dan mengaktifkan Kembali SKP dan
Lisensi Ahli K3 Umum
2. Menyimpang B3 Pada Gudang B3 yang standart yaitu terlindung dari paparan Panas
dan Cuaca Ekstri, Memiliki palet serta memiliki Kontaiment dan memastikan adanya
Peralatan Penangan Tumpahan seperti Serbuk Gergaji, Pasir Dll, Memberikan Simbol
pada Setiap Jenis B3 sesuai Jenisnya, Memastikan Adanya MSDS yang Mudah di
Akses, Melakukan Pelaporan NAK , Menyedikan Petugas K3 Kimia dan AK3 Kimia
3. Perusahaan harus membentuk unit Penanggulangan kebakaran Karena perusahaan
termasuk tingkat resiko bahaya kebakaran sedang
LAMPIRAN