Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT MNS MULTI NABATI SULAWESI

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 86

LAMHOT PASARIBU

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Manado, 24 Oktober – 05 November

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah yang Maha Kuasa dimana telah melimpahkan
hikmat serta karuniannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktek
kerja lapangan terkait K3 di PT.MULTI NABATI SULAWESI. Penulisan laporan
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Pembinaan Calon Ahli K3 Umum (AK3U) yang
diselenggarakan oleh PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI. Selama pelaksanaan
praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan, penyusunan mendapatkan
bimbingan, dukungan serta pihak dari PT. di PT. Multi Nabati Sulawesi yang terlibat
dalam kelancaran pembuatan laporan PKL serta pelatihan Calon Ahli K3 Umum.
Penyusun menyadari bahwa pembuatan laporan praktek kerja lapangan masih
terdapat kekurangan, sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan ini sangat diharapakn oleh penyusun. Sehingga menjadi bahan
berbaikan untuk menyempurnakan laporan ini.

Penyusun

Lamhot Pasaribu

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi
dan produktivitas nasional. Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksud untuk
menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar
apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan
tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Pada dasarnya setiap
pekerjaan tidak dapat terlepas dari resiko bahaya, adapun yang termasuk dalam
resiko yaitu kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Untuk menghindari resiko
tersebut terdapat beberapa upaya pengendalian yang dapat dilakukan, salah
satunya dengan menerapkan ilmu (K3) di setiap proses kerjanya.

Penerapan (K3) merupakan hal yang wajib bagi setiap proses pekerjaan di
tempat kerja, seperti tertuang dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja. penerapan (K3) di tempat kerja merupakan cara yang tepat
untuk mengatasi dampak negative dari proses industry dan efektif untuk
meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan. Keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja terhadap pekerja yang berkaitan dengan alat kerja, bahan
dan proses pengolahan, tempat kerja, lingkungan kerja, serta cara bekerja. Dengan
adanya pengetahuan tentang (K3) diharapkan dapat mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. penyakit akibat kerja dapat mengakibatkan
penurunan produktivitas kerja, kerugian berupa cacat atau cidera yang bersifat
sementara maupun permanen atau bahkan terjadi kematian serta kerusakan
property dan lingkungan.

PT Multi Nabati Sulawesi (MNS) merupakan salah satu perusahaan yang


bergerak di industry minyak kelapa dan minyak sawit mentah yang berproduksi sejak
tahun 1992 dalam upaya melakukan pengolahan bahan mentah menjadi bahan siap
produksi. PT Multi Nabati Sulawesi harus selalu memperhatikan proses pengolahan
yang di laksanakan oleh tenaga kerja agar supaya bisa menghasilkan produk yang
berkualitas agar siap bersaing di pasaran, bersamaan dengan hal tersebut PT. Multi

3
Nabati Sulawesi juga harus menerapkan kebijakan dan norma-norma (K3) untuk
melindungi setiap tenaga kerja yang ada karena mengingat proses produksi yang
dilakukan menggunakan alat dan mesin yang berpotensi menyebabkan resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. dalam penerapan kebijakan
dan norma-norma (K3) di tempat kerja harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 50 tahun 2012 yaitu Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3).

Berdasarkan uraian diatas, sebagi calon Ahli (K3) Umum diperlukan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) untuk menganalisis dan mengetahui penerapan (K3) di
sebuah perusahaan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan bagi calon Ahli K3 Umum sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman calon
Ahli K3 dalam mempersiapkan diri untuk memasuki ruang lingkup dunia kerja.
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai bahan seminar dan salah satu syarat menyelesaikan pelatihan
calon Ahli K3 Umum sehingga bisa mengaplikasikan teori dan praktik
dilapangan.
2. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang tenaga Ahli K3 Umum
diperusahaan tempatnya bekerja, sehingga dapat memastikan penerapan
K3 di perusahaan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
1.3 Ruang Lingkup
Kegiatan praktik kunjungan lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang
lingkup tugas dan fungsi dari ahli K3 Umum pengawasan peraturan
perundangan K3 bidang pengawasan SMK3, mekanik (alat angkat angkut) dan
tenaga produksi serta Pesawat uap dan Bejana Tekan, K3 konstruksi bangunan,
K3 penaggulangan kebakaraan instalasi listrik, K3 kesehatan lingkungan kerja
serta bahan bahaya dan beracun di PT. Multi Nabati Sulawesi.

4
1.4 Dasar Hukum
1. Kelembagaan & Keahlian K3
a. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2).
b. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.4/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukkan Ahli.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.4/MEN/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02 Tahun 1992 tentang Tata Cara
Penunjukkan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
f. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja SE.03/MEN/DJPPK/I/2011 tentang
Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yang selanjutnya disebut Ahli K3.
g. Peraturan Menteri Tenaga KerjaRepublik Indonesia No.
Per.03/Men/1998tentang Tata Cara Pelaporan dan
PemeriksaanKecelakaan
2. Dasar Hukum Sistem Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
3. Dasar Hukum K3 Mekanik (Pesawat Angkut Dan Angkut)
a. Permen No.8 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat Dan Angkut
b. Permenakartrans Nomor Per.9/Men/2010 Tentang Operator Dan
Petugas Pesawat Angkat Dan Angkut
4. Dasar Hukum Pesawat Uap
a. UU Uap Tahun 1930
b. Peraturan Uap 1930

5
c. Permenakaer Nomor.1/Men/1998 Tentang Kwalifikasi Dan Syarat-
Syarat Operator Pesaat Uap
5. Dasar Hukum Bejana Tekan
a. Permenakartrans No 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Tenaga Kerja Bejana Tekan Dan Tangki Timbun
6. Dasar Hukum Tenaga Produksi
a. Permenakartrans No 37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Tenaga Kerja Bejana Tekan Dan Tangki Timbun
7. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tenntangBangunan Gedung
c. Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
d. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.20/DJPPK/VI/2004 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang
Konstruksi Bangunan
8. Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik
a. Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Listrik Di Tempat Kerja
b. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentangketenagalistrikan
c. Permenaker RI No. 31 Tahun 2015 Dan Permenaker RI No.
PER.02/MEN/1989 Tentangpengawasaninstalasipenyalurpetir
d. Permenaker RI No. 6 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Elevator Dan Eskalator
e. Kep. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial Dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP.407/BW/1999 Tentang Persyaratan,
Penunjukan, Hak Dan Kewajiban Teknisi Lift
f. Kep. Dirjen Panwasnaker Dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015
Tentang Pembinaan Teknisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Listrik
g. Kep. Dirjen Panwasnaker Dan K3 No. KEP.47/PPK&K3/VIII/2015
Tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Bidang Listrik

6
h. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.89/PPK/XII/2012 Tentang
Pembinaan Calon Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Spesialis Listrik
9. Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerjarepublik Indonesia No. 186 Tahun
1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebaran Di Tempat Kerja
b. Permenakertrans Ri No. Per.04/Men/1980 Tentang Syarat-Syarat
Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
c. Instruksi Menaker Ri No. Ins 11/M/Bw/1997 Tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/Prt/M/2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung Dan Lingkungan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun
1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatic
10. Dasar Hukum Kesehatan Kerja
a. Peraturan Pemerintah No.88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
b. Peraturan Presiden No.7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat Kerja
c. Kepmenakerno.333/Men/1989 Tentang Diagnosa Dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja
d. Permenakertrans No.Per.02/Men/1980 Tentang Pemeriksaan
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
e. Permenakerno.I/Men/1981tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja
11. Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
a. Permenakerno.5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
b. Permenaker No.9 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
12. Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya Dan Beracun
a. Permenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja.

7
BAB II

KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Multi Nabati Sulawesi bergerak di bidang usaha pengolahan minyak


Nabati, minyak kelapa. PT. Multi Nabati Sulawesi merupakan salah satu dari anak
perusahaan WILMAR Grup yang berlokasi di Bitung, Sulawesi Utara.PT. Multi
Nabati Sulawesi adalah satu perusahaan investasi asing yang terlibat dalam
industri minyak kelapa (CCNO ) dan minyak sawit mentah (CPO)dan memiliki
fasilitas sebagai pabrik pengolahan kopra dan pabrik pengolahan sawit. Selain
pabrik berlokasi di Madidir, juga memiliki pengolahan kopra yang terletak di
Gorontalo Desa Maleo, dan Luwuk Desa Kilongan. PT. Multi Nabati Sulawesi pada
awal memiliki nama Bukit Zaitun, kemudian pada tahun 1992 menjadi PT.
Sirontalo Perkasa sampai tahun 2000, kemudian tahun 2000 yang berganti lagi
menjadi PT. Multi Nabati Sulawesi Unit Maleo sampai dengan sekarang.
2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Multi Nabati Sulawesi terletak di lokasi Jl. Raya Madidir, Madidir
Tengah, Kota Bitung. Anda juga dapat menghubungi bisnis ini melalui telepon di
nomor 0438-30391. PT. Multi Nabati Sulawesi dapat
dijangkaudenganmudahmelaluitransportasiumummaupunpribadi.

8
Gambar2.2.1PT.Multi Nabati Sulawesi Manado

Gambar2.2.2 Lokasi PT.Multi Nabati Sulawesi Manado


Sumber:Maps Google
12.3 Visi dan Misi
1. Visi
 Menjadi perusahaan kelas dunia yang dinamis dibisnis agrikultur dan
industry terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap
mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar dunia melalui
kemitraan dan manajemen yang baik.
 Menjadi perusahaan yang dinamis dibidang industry melalui sinergi dan
konsistensi pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (LK3) dan social pada setiap kegiatan bisnis.
 Nihil

Kecelakaan Kerja dan Nihil Pencemaran Lingkungan

9
2. Misi
 Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholder
 Menerapkan system manajemen LK3 secara berkesinambungan
 Membangun system LK3 dan social yang berintegrasi dengan system
operasional untuk tujuan tercapainya kinerja yang optimal

2.4 Jumlah Karyawan PT. Multi Nabati Sulawesi Manado


Berikut merupakan jumlah karyawan di PT.Multi Nabati Sulawesi Manado yang
terdiri dari :
1. Operator : 600 orang
2. Karyawan : 400 orang

Shift Kerja
Terdapat 3 (tiga) shift kerja di PT. Multi Nabati Sulawesi, yaitu
- Shift pagi, pukul 8 pagisampaipukul 5 sore
- Shift sore,pukul 3 sore sampaipukul 1 pagi
- Shift malam, pukul 2 pagi sampai pukul 7 pagi
Sarana Pokok dan Fasilitas Kerja Penunjang
Sarana pokok dan fasilitas kerja penunjang di PT. Multi Nabati Sulawesi,
yaitu:
- Mushola
- Kantin
- Klinik dan laboratorium
- Ambulance
- Mobil pemadam kebakaran

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran hubungan antara pemilik


usaha dengan bawahannya. PT. Multi Nabati Sulawesi telah memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan telah menetapkan pembagian tugas operasional
dalam perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 2. Struktur
Organisasi PT. Multi Nabati Sulawesi sebagai berikut :

10
Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Multi Nabati Sulawesi Manado
Sumber:PT.Multi Nabati Sulawesi Manado

2.6 TEMUAN LAPANGAN PT. MULTI NABATI SULAWESI


1. Temuan positif
a. Penerapan SMK3
b. Safety Education
c. Memiliki tanda bahaya peringatan percikan api dari tungku boiler
d. Boiler telah di lakukan riksa uji awal dan berkala
e. Semua alat pemadam kebakaran tersedia
f. Adanya fasilitas lampu darurat pada setiap ruangan.
g. Tersedianyakotak P3K sesuai dengan peraturan perundang-undangan
h. Tersedianya tempat sampah
2. Temuan Negatif
a. Petugas Ahli K3 Umum
b. Confinet space
c. kait (hook) tidak dilengkapi dengan kunci pengaman
d. Terlihat warna cat pada tabung sudah berkarat
e. Terdapat kabel - kabel yang tidak tertata rapi dan berada diluar
bangunan
f. Tidak dipasangnya cross line pada saat kegiatan konstruksi dalam
perusahaan

11
g. Terdapat sisa material yang berserakan di jalan pintu masuk.
h. Isi kotak P3K tidak Lengkap

BAB III
ANALISA

A. Analisa danTemuan Positif

12
B. Analisa danTemuan Negatif
C.

13
14

Anda mungkin juga menyukai