Anda di halaman 1dari 27

L AP O R AN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. DUGAPAT MAS KLATEN

PENGAWASAN NORMA K3 BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN,


LISTRIK, KEBAKARAN, LINGKUNGAN KERJA, ERGONOMI, B3,
MEKANIK, PUBT, KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN K3, dan
SMK3

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

OLEH :
AMIRUL TAUFIQULHAKIM

PT. MULTIKRIDA JAYA UTAMA


YOGYAKARTA, 24 NOVEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan ridho-
Nya maka laporan ini dapat terselesaikan. Shalawat beriring salam
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sang pembawa
kebenaran. Laporan ini disusun berdasarkan hasil analisa video pada
Perusahaan PT. Dugapat Mas Klaten, yang sebagai salah satu syarat
kelulusan dalam pelatihan calon Ahli K3 Umum.
Selama pelaksanaan pelatihan dan penyelesaian laporan ini
penyusun banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, sebagai


Lembaga yang mengeluarkan sertifikasi Ahli K3 umum.
2. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
3. Tim PT. Multikrida Jaya Utama yang telah menyelenggarakan
sertifikasi Ahli K3 Umum.
4. PT. Dugapatmas Klaten yang telah memberikan izin untuk
melakukan Praktek Kerja Lapangan.
5. Rekan-rekan Kelompok serta peserta pelatihan Ahli K3 Umum
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif
singkat, sehingga masih banyak kekurangan. Namun penyusun berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 24 November 2023

Amirul Taufiqulhakim

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


PRAKATA ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4
A. Maksud dan Tujuan ............................................................... 5
B. Ruang Lingkup ...................................................................... 6
C. Dasar Hukum ......................................................................... 6
BAB II KONDISI PERUSAHAAN ...................................................... 8
2.1 Gambaran Umum PT. Dugapatmas Klaten ............................ 8
2.2 Temuan Positif dan Negatif .................................................. 11
BAB III OBSERVASI ANALISA TEMUAN ...................................... 20
3.1 Analisa Temuan Positif ....................................................... 20

BAB IV PENUTUP ........................................................................... 25


4.1 Kesimpulan .......................................................................... 25
4.2 Saran .................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan program
pemerintah yang lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja yang mengakibatkan penderitaan bagi para
pekerja maupunkeluarga pekerja. Kerugian dari kecelakaan kerja tidak
hanya berdampak padatenaga kerja, namun juga pada perusahaan dan
lingkungan sekitar tempat usaha berada. Untuk mengantisipasi dan
mengurangi adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja inilah
sehingga penerapan K3 didalam tempat kerja sangat penting
penyelenggaraannya.
Sejalan dengan perkembangan industri, penerapan teknologi tinggi,
penggunaan bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks
tidak bisa dihindari, sehingga memerlukan tenaga kerja yang ahli dan
terampil. Berkembangnya ilmu dan teknologi dapat terlihat dalam
penggunaan mesin-mesin, peralatan produksi, bahan baku produksi
ataupun bahan berbahaya yang terus meningkat dan modern.
Semakin kompleksnya peralatan dan semakin canggihnya
penerapan teknologi dan proses industri yang berlangsung, maka
tingkat bahaya yang ditimbulkan akan semakin tinggi, baik secara
langsung ataupun tidak langsung yang akan berdampak pada tenaga
kerja dan lingkungan sekitarnya.Untuk itu pemerintah mengeluarkan
berbagai peraturan untuk kesehatan dan keselamatan kerja seperti UU
no 1 tahun 1970.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka
diperlukan adanya inspeksi mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja. Inspeksi tersebut merupakan langkah awal untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Di PT. Dugapat Mas Klaten ini terdapat beberapa ruang lingkup
K3

4
5

didalamnya yaitu K3 bidang Kesehatan kerja, bidang kelembagaan dan


penerapan, bidang lingkungan kerja dan bahan berbahaya beracun,
bidang listrik, penyalur petir, penanggulangan Kebakaran dan K3
bidang mekanik. Karena itulah PT. Dugapat Mas Klaten merupakan
lokasi yang tepat untuk kami calon ahli K3 umum dalam melakukan
observasi lapangan. Dalam hal ini juga di lingkungan kerja yang adadi
PT. Dugapat Mas Klaten perlu menjamin adanya pengawasan
kesehatan kerja yang di atur di Permen No. 33/1978 tentang
persyaratan penunjukan dan wewenang serta kewajiban pegawai
pengawas atau ahli K3, Permen No. 14/1987 tentang panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) dan PP. No. 50 Tahun 2012
tetntang SMK3.
Oleh karena itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui resiko
bahaya dan penerapan K3 yang terdapat di PT. Dugapat Mas Klaten
dalam bidang mekanik, pesawat uap dan bejana tekan. Kemudian akan
dilakukan analisa kesesuaian dan ketidaksesuaian terhadap peraturan
yang berlaku.

a. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari dilaksanakan PKL ini adalah :

1. Membekali para calon Ahli K3 melalui praktek nyata dalam


penerapan persyaratan dan pembinaan K3 ditempat kerja yang
meliputi bidang pengawasan Lingkungan Kerja dan bahan Kimia
Berbahaya di tempat Kerja

2. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 ditempat kerja,


sehingga para calon Ahli K3 dapat bertindak secara professional
didalam bekerja dan dapat memberikan kontribusi yang nilai
dalam menciptakan, menjaga dan meningkatkan kinerja K3
ditempat kerja yang menjadi ruang lingkup tanggung jawabnya.

3. Bisa mengaplikasikan praktek kerja lapangan sehingga bisa


mengetahui potensi yang bisa menimbulkan bahaya.
6

4. Menciptakan ruang lingkup kerja yang aman dan selamat sesuai


dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

b. Ruang Lingkup
1. Pelaksanaan K3 di bidang Kesehatan Kerja
2. Pelaksanaan K3 di bidang Keselamatan kerja
3. Pelaksanaan K3 di bidang Kelembagaan
4. Pelaksanaan K3 di bidang Bidang Lingkungan Kerja
5. Pelaksanaan K3 di bidang Bidang Ergonomi
6. Pelaksanaan K3 di bidang Bidang Bahan Kimia Berbahaya
7. Pelaksanaan K3 di bidang Mekanik
8. Pelaksanaan K3 di bidang Konstruksi Bangunan.
9. Pelaksanaan K3 di bidang Instalasi Listrik.
10. Pelaksanaan K3 di bidang Kebakaran.
11. Pelaksanaan K3 di bidang PUBT
12. Pelaksanaan K3 di bidang PAA

c. Dasar Hukum
1. Undang - Undang No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan
Konvensi ILO Nomor : 120 mengenai higiene dalam
perniagaan
2. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang No.24/2011 tentang BPJS
5. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/1976 tentang wajib latihan
Hyperkes bagi Dokter Perusahaan.
6. Permenakertrans No. Per 02/MEN/1988 tentang
PemeriksaanKesehatan TK Dalam Pelayanan Kerja
7. Permenakertrans Nomor Per. 01/Men/1981 tentang
KewajibanMelapor Penyakit Akibat Kerja
8. Permenakertrans Nomor Per. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja Sesuai Dengan Kemajuan Ilmu Pengetahuan
9. Permenaker nomor 02/Men/1980 tentang Pemeriksa Kesehatan
7

Tenaga Kerja Dalam Penyelenggara Keselamatan Kerja


10. Permenakertrans No. Per.15/VIII/2018 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Ditempat Kerja.
11. Permenaker Nomor PER-04/MEN/1987 tentang Tugas P2K3
12. Permenaker No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
13. Permenaker 05/tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
14. Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
15. Permenaker No. Per.01/Men/1980 Tentang K3 Konstruksi
16. Permenakertrans No. 04/Men/1980 Tentang Syaratsyarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR.
17. Permenakertrans No. 02/Men/1983 Tentang Instalasi Kebakaran
Instalasi Kebakaran Alarm Automatik.
18. Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja.
19. Permenaker No. 31 Tahun 2015 Tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir.
20. Kepmenaker No.186/MEN/1999 tentang
PenanggulanganKebakaran, Klasifikasi Bahaya Kebakaran.
21. Instruks i Menaker No. 11/M/BW/1997 Tentang Pengawasan
KhususPengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.
22. Surat Edaran Menaker No. 1/SE/1979 tentang Pengadaan
Kantindan Ruang Makan
23. Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3
8

BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum PT. Dugapat Mas Klaten

PT. Dugapat Mas merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada
sektor jasa industri rokok kretek. Perusahaan ini berdiri pada bulan Juni tahun
2007 yang berlokasi di Desa Blanceran, Jawa Tengah. Pada saat ini mempunyai
tenaga kerja yang berjumlah 1.308 (seribu tiga ratus delapan) orang dengan
mayoritas tenaga kerja perempuan. PT. Dugapat Mas mempunyai hubungan
kerjasama dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. untuk memproduksi
serta mengolah bahan baku rokok yang berasal dari PT. Hanjaya Mandala
Sampoerna sehingga siap untuk dipasarkan. Pada proses produksi rokok kretek
menggunakan peralatan mekanik pada. Peralatan mekanik tersebut tentunya
mempunyai unsur bahaya bagi tenaga kerja maupun orang lain yang berada di
tempat kerja.

1. Struktur Organisasi P2K3 PT. Dugapat Mas Klaten


9

Struktur organisasi PT Dugapat Mas Klaten


10

2.2 Temuan Positif dan Negatif


2.2.1 Kelembagaan dan Keahlian K3
a. Temuan positif
1) Struktur P2K3 sudah terbentuk
2) Terdapat tim tanggap darurat kebakaran (Balakar)
3) Memilik 2 ahli K3 umum, 2 orang ahli K3 kebakaran dan
1 orang ahli K3Lingkungan Kerja
4) Memiliki 1 orang ahlik K3 Audit internal
5) Memiliki fasilitas Kesehatan (Poliklinik)
6) Sudah terbentuk struktur P2HIV/Aids dan P2Covid19
11
Temuan negatif
Kurangnya tenaga ahli K3 kimia, ahli K3 listrik.

2.2.2 SMK 3
a. Temuan positif

1) Memiliki Struktur Organisasi P2K3


2) Memiliki Struktur Organisasi P2HIV/AIDS
3) Memiliki Struktur Organisasi P2Covid19
4) Memiliki Dokter dan Tenaga Kesehatan (Hiperkes
Perusahaan)
5) Melakukan Audit Internal setiap 1 Tahun sekali
6) Melakukan Riksa Uji
7) Menerapkan SMK3 dari Fasilitas K3, pemasangan
Rambu-rambu K3, Peraturan K3, Indikator Kinerja K3,
dan Spanduk serta Gambar K3 di Perusahaan
8) Penerapan log out tag out (LOTO).

9) Terdapat sedikit perbedaan elevasi pada area tempat cuci


alat yang beresiko tenaga kerja bisa tersandung dan
tergelincir akibat lantai yang licin
10) Memisahkan menejemen review dengan review
kebijakan dalam suatu meetingkhusus.
11) Tidak tersedianya BBS Form (Based Behaviour Safety)
untuk pelaporan berkala.

2.2.3 K3 Secara Umum


b. Temuan positif

1) Adanya Rambu-rambu / poster / spaduk / safety sign


2) Alat Pelindung Diri
3) SOP, JSA sudah ada di area kerja
4) Smoking Area
Kesehatan
5) Terdapat tenaga kesehatan dokter yang telah mengikuti
pelatihanhiperkes dan sudah mendapatkan SKP dari
kementerian.
6) Terdapat 2 paramedis yang telah mengikuti pelatihan
hiperkes.
7) Sudah dilakukan pemeriksaan tenaga kerja baikawal,
berkalamaupun khusus.
8) Perusahaan sudah memiliki fasilitas P3K dan petugasP3K.
9) Tersedia kantin yang sudah bersertifikat Hygine
dari dinas kesehatan dan menerapkanprotokol 12
kesehatan.
10) Perusahaan sudah ada program P2HIV/AIDS.
11) Pencahayaan dan sirkulasi udara cukup baik.
12) Tersedia 2 tandu yang berada di poliklinik dan ruang
produksi.
c. Kelembagaan
1) Perusahaan sudah membentuk P2K3 dimana
ketua yaitu pemimpin tertinggi di perusahaan dan
sekretaris Ahli K3 Umum.
2) Perusahaan sudah memiliki kebijakan SMK3.
3) Perusahaan telah memiliki kebijakan K3.
13

4) Perusahaan sudah memiliki petugas damkar.


5) Perusahaan menggunakan pesawat angkat angkut yaitu
jenis forklift

6) Operator forklift sudah memiliki lisensi dari


Kementerian Ketenagakerjaan
7) Data forklift (mengangkut beban sudah sesuai, tiap
karton boxmemiliki berat 130 kg).
8) Forklift sudah melakukan pemeriksaan.
9) Perusahaan sudah melakukan safety meeting yang
diadakansetiap 1 bulan sekali oleh P2K3.

d. SMK3
1) Perusahaan telah memberikan sosialisasi dan
training K3 dan kebakaran
2) Tersedia jalur evakuasi dan titik kumpul pada
area kerja perusahaan
3) Pemeriksaan APAR secara rutin.
4) Pemeriksaan instalasi listrik.
e. K3 Konstruksi
1) Pada atap bengunan gedung produksi sudah terdapat adanya
ventilasi pencahayaan.

2) Jarak antar gedung atau bangunan lainnya tidak


mengganggu masuknya cahaya siang ke tempat kerja
f. K3 Listrik
1) Perusahaan sudah melakukan pemeriksaan dan pengujian
instalasi listrik serta mendapatkan sertifikat peijinan
instalasi listrik.
14

2) Perusahaan sudah memiliki personel teknisi K3 listrik


3) Perusahaan sudah melakukan pemasangan rambu- rambu
bahaya pada peralatan yang berhubungan dengan listrik
4) Perusahaan memiliki pembangkit listrik cadangan dengan
kapasitas 140 KVa yang sudah dilengkapi dengan surat
perizinan serta pengujian secara berkala setiap 5 tahun sekali
dari disnaker DIY.
5) Perusahaan melakukan pemeriksaan dan pengujian secara
berkala instalasi listrik yaitu setiap 1 tahun sekali dan 5 tahun
sekali oleh disnaker provinsi.
g. K3 Penanggulangan Kebakaran
1) Telah memiliki Ahli K3 Spesialis Kebakaran berjumlah 2 orang.Adanya
pelatihan cara menggunakan APAR bagi para karyawan.
2) Penempatan alat APAR diberbagai titik gedung dan memudahkan para
karyawan menemukan alat APAR tersebut.
3) Terdapat penduan berupa Dena jalur evakuasi ketika sewaktu- waktu
terjadi kebakaran ataupun keadaan darudat lainnya.
4) Penyediaan jalur evakusi diamana jalur evakuasi salah satu bagian dari
protksi pasif.
5) Menyediakan apar.
6) Melakukan pemeriksaan apar.
7) Memiliki tim penanggulangan kebakaran’
8) Pemberian pelatihan 1 tahun sekali dalam teknik pemadaman apidnegan
mengggunakan apar mau pun memnggunakan lap basah ‘
9) Penempatan apar yang mudah di lihat dan di jangkau.
10) Memeiliki stiker tanda apar.
11) Memliki poster cara penggunaan apar’
12) Memiliki petugas penanngulanan dari kleas d c b
h. K3 Lingkungan Kerja
1) Perusahaan telah membentuk struktur organisasi Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dan menerapkan Sistem
Manajemen K3 (SMK3) yang telah teraudit Lanjut.
2) Terdapat poliklinik dengan paramedis dan dokter yang sudah berlisensi
Kementerian
3) Terdapat ventilasi di sepanjang ruangan sebelah kiri dan kanan ruangan
15

Kantin dan telah mendapatkan sertifikat penjamah makanan dari dinas kesehatan, dan meja
yang telah dilengkapi dengan standar protokol kesehatan
4) Tersedianya Loker Khusus untuk karyawan/ti sehingga dapat digunakan
untuk menyimpan barang- barang pribadi
5) Ruangan Produksi/kerja memiliki pencahayaan alami yang baik dan
pencahayaan buatan
6) Adanya titik kumpul saat evakuasi adanya potensi bahaya.
7) Adanya pengukuran kualitas udara ambien dan emisi gas buang
i. K3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki Timbun
1) Sudah dilaksanakannya riksa uji pertama forklift
2) Adanya bukti pengecekan kondisi forklift oleh operator yang telah
memiliki SIO sebelum digunakan
3) Adanya alat pengaman forklift, penandaan tombol penggerak dan
penghenti untuk mesin forklift, serta name plate
4) Pemakaian alat tidak melebihi dari spesifikasi teknis bebanmaksimal dari
pabrik. Spesifikasi beban maksimal 1,5 ton dan digunakan 1,3 ton.
5) Terdapat garasi forklift yang rata
16

6) Adanya Standar Operasional untuk penggunaan forklift


7) Kompresorsudah dilengkapi name plate, alat pengaman dan
pelindung, serta manometer
8) Mesin produksi(sharpener, genset, bor) sudah memiliki
name plate
9) Mesin produksi (genset, sharpener) sudah memiliki :
Genset : Name Plate, Alat pengaman (safety device),
Governor, Regulator atau pengatur pada penggerak mula harusdilengkapi
dengan penghenti otomatis,
Grounding.

Sharpener : name plate, alat pelindung.

2.2.3 Temuan Negatif


a. Kesehatan
1) Tanda palang dikotak P3K berwarna merah.
2) Jumlah kotak P3K tidak sesuai dengan banyaknya tenaga kerja.
3) Terdapat sebagian meja yang tidak diberi pembatas atau tabirkaca.
4) Posisi duduk tenaga kerja yang tidak ergonomis.
5) Ruang loker digunakan sebagai tempat makan.
b. Kelembagaan
1) Tidak menggunakan APD : sarung tangan dan masker.
2) Tidak menggunakan APD : helm, sepatu safety dan sarung
tangan.
3) Tidak adanya bukti dokumentasi rapat P2K3 bulanan (safety
meeting).
c. SMK3
1) Tempat sampah tidak dilengkapi dengan tutup.
2) Peletakan barang yang tidak rapi.
3) Peletakan helm di atas loker.
4) Kurangnya kamar mandi yang tersedia. Saat ini hanya ada 17
(berdasarkan pernyataan sekretaris P2K3 divideo observasi menit ke
18.59).
17

5) Tidak ada tanda batas/jalur lintas forklift.

6) Handlift tidak memiliki intruksi kerja dan/atau


checklistperawatan.
7) Jumlah petugas pemadam kebakaran tidak sesuai aturan
d. K3 Konstruksi
Atap bangunan belum menggunakan lapisan alumunium foil
untuk menyerap sinar matahari sehingga dapat mengganggu
produktivitas pekerja dan penyakit akibat kerja.
e. K3 Listrik
1) Penghantar penurunan diletakkan melewati saluran
drainase
2) Beberapa kabel masih belum tertata rapi dan belum diberi
kabel protektor.
f. K3 Penanggulangan Kebakaran
1) Penepatan petunjuk jalur menuju pintu darurat yang
terletak dibagian atas membuat sulit terlihat saat
gumpalan asap akibat kebakaran di dalam gedung.
2) Belum tersedianya sprinkler, sebaiknya menggunakan
splinkler dry pipe system.
3) Peta jalur evakuasi terlalu kecil.
g. K3 Lingkungan Kerja
1) Jumlah Loker tidak mencukupi sehingga penyimpanan di
luar loker, menyulitkan akan pengambilan barang dan
bisa terjatuh
2) Tempat sampah umum yang terlalu kecil, penutup disalah
1 tempat sampah hilang dan tidak mendukung pemilahan
sampah untuk aktivitas daur ulang
3) Area kaki pekerja dipakai untuk penyimpanan barang
yang membuat pergerakan kaki pekerja tidak
18

nyaman dan area sulit dibersihkan


4) Warna tanda keselamatan berupa palang warnamerah
yang seharusnya berwarna hijau
5) APD yang digunakan tidak memenuhi standar, seperti
helm keamanan, sepatu dan sarung tangan
6) Penerangan,kebersihan dan kondisi
kebersihan toilet yangkurang baik
7) Bahan yang disimpan di Ruang Produksi bukan
merupakanmaterial produksi akan menjadi tempat debu
menumpuk
8) Sambungan Instalasi Listrik dibiarkan Terbuka Tanpa
Pelindung(kotak Sambung)
9) Jumlah kamar mandi tidak sesuai dengan rasio
jumlah karyawan/ti
h. K3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekanan dan Tangki
Timbun

1) Tidak adanya sertifikasi operator


mesin perkakasdan produksi

2) Belum melaksanakan riksa uji berkala genset

3) Tidak ada cairan pendingin pada mesin bor

4) Tidak ada alat pelindung pada mesin bor

5) Belum ada SIO untuk operator genset

6) Tidak adanya jalur khusus atau pembatas


untuk forklift yang berada di antara
sepanjang jalan lokasi parkir hingga lokasi
produksi
7) Pandangan operator terhalang oleh
19

benda yang diangkat

8) Belum dilakukan hydrostatic test pada kompresor


20

BAB III OBSERVASI


ANALISA TEMUAN

3.1 Analisa Temuan Positif

No Foto Temuan Analisis Saran/Rekomendasi Dasar Hukum


1 Keahlian K3 Perusahaan memiliki Pentingnya pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1970, UU No. 23
Ahli K3 Umum 2 Program K3 di perusahaan Tahun 1992 tentang Kesehatan,
orang, Ahli K3 hendaknya selalu dan UU No. 13 Tahun 2003
Dari Pemaparan PKL Online Kebakaran 1 orang, dilakukan pelatihan tentang Ketenagakerjaan
dan Ahli K3 program K3 secara berkala
Lingkungan Kerja 1 sehingga tersedia tenaga
orang Ahli pada setiap divisi K3
2 Keahlian K3 Perusahaan telah Dalam upaya meninjau UU No 1 Tahun 1970 tentang
memiliki Ahli K3 Audit dan menilai penerapan Keselamatan Kerja, UU No. 23
Internal sebagai P2K3 berhasilnya Sistem Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Perusahaan Manajemen K3 di dan UU No. 13 Tahun 2003
perusahaan diperlukan tentang Ketenagakerjaan
evaluasi yang bersifat rutin

3 Keahlian K3 Perusahaan telah Dokter dan Paramedis di UU No 1 Tahun 1970 tentang


memiliki satu orang perusahaan harus Keselamatan Kerja, UU No. 23
Dokter Perusahaan mendapatkan pelatihan Tahun 1992 tentang Kesehatan,
dan dua orang dalam bidang Higiene di dan UU No. 13 Tahun 2003
Paramedis perusahaan tentang Ketenagakerjaan
Perusahaan. Telah
tersedianya Poliklinik
milik perusahaan
sebagai pelayanan
21

kesehatan di
perusahaan
4 Dari Pemaparan PKL Online Keahlian K3 Perusahaan telah Perusahaan perlu UU No 1 Tahun 1970 tentang
memiliki Emergency melakukan pelatihan Keselamatan Kerja pasal 3,
Response Team kepada Emergency Kepmenaker No 186 Tahun 1999
untuk mengatasi Response Team untuk pasal 2
kondisi darurat. meningkatkan
Memiliki Team Ketangkasan Tenaga Kerja
Balakar dengan
orang-orang yang
berkompeten dan
memiliki 30 APAR
sesuai dengan
regulasi
(penempatannya)
5 Kelembagaan K3 Perusahaan sudah Untuk menjalankan UU No 1 Tahun 1970, Permenaker
memiliki organisasi program dan kebijakan K3 No 4/Men/1987 pasal 4,
yang bergerak secara menyeluruh. Kepmenaker No 4/Men/1987, dan
dibidang pengelolaan Memonitor dan Permenaker No 4/Men/1995
keselamatan dan mengevaluasi program- tentang PJK3
kesehatan kerja program K3 di perusahaan.
seperti P2K3,
P2HIVAIDS, dan
P2Covid19
6 Kelembagaan K3 Terdapat kebijakan Untuk menjalankan UU No 1 Tahun 1970, Permenaker
K3 yang dituangkan program dan kebijakan K3 No 4/Men/1987 pasal 4,
secara tertulis dalam secara menyeluruh. Kepmenaker No 4/Men/1987, dan
pembentukan P2K3. Memonitor dan Permenaker No 4/Men/1995
Kebijakan P2K3, mengevaluasi program tentang PJK4
P2HIV/AIDS, dan kebijakan K3 di
P2Covid19 perusahaan serta
membentuk komitmen
untuk K3 di Perusahaan
22

7 SMK3 Perusahaan ini telah Perusahaan perlu UU No. 1 Tahun 1970 tentang
bekerja sama dengan meningkatkan kerja sama Keselamatan Kerja pasal 9,
beberapa PJK3 dalam dengan PJK3 dengan Permenaker No 4 Tahun 1995
melakukan bidang lainnya selain tentang PJK3 (pasal 3 poin C dan
pemeriksaan dan pemeriksaan dan D serta pasal 4 poin 1B dan 2A
pengujian (Dengan pengujian. Dengan Audit
Audit Eksternal). tingkat awal 64 kriteria,
Perusahaan ini telah lanjut Audit Transisi 122
diaudit oleh PJK3 kriteria, dan Audit Lanjutan
(Perusahaan Jasa 166 kriteria
Keselamatan Kerja),
yaitu PT. JAN
lembaga independen
yang bergerak
dibidang jasa
keselamatan dan
kesehatan kerja
8 SMK3 Terdapat Indikator Dibuat lebih banyak UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14
Kinerja K3, Peraturan sehingga mudah dan tentang kewajiban pengurus, PP
umum K3, Rambu- sering dilihat pekerja baik No 50 Tahun 2012 tentang
rambu K3. Tersedia didalam ruangan dan luar Penerapan SMK3
juga spanduk atau tempat kerja
gambar K3 yang
sesuai dan terpasang
dengan baik
9 SMK3 Terdapat Lebih diperbanyak lagi UU No 1 Tahun 1970 tentang
display/rambu untuk untuk display evakuasi Keselamatan Kerja pasal 14b, PP
jalur evakuasi apabila maupun keterangan No. 50 Tahun 2012 tentang
dibutuhkan untuk darurat lainnya. Penerapan SMK3
keadaan darurat,
seperti arah panah
evakuasi, peta
evakuasi, dan
assembly point / titik
berkumpul
23

10 SMK3 Terdapat Fasilitas K3 Sebaiknya untuk UU No 1 Tahun 1970,


di perusahaan, seperti penempatan, ditempatkan Permenakertrans No
Rambu P3K, Kotak pada area yang mudah 15/Men/VII/2008
P3K dan isinya, Alat terlihat, mudah dijangkau /
Evakuasi dan diraih, pada saat terjadi
Transportasi Darurat keadaan darurat

11 SMK3 Terdapat Petugas Petugas P3K harus UU No 1 Tahun 1970,


P3K, dan Fasilitas memiliki lisensi sehingga Permenakertrans No
P3K di Perusahaan perlu adanya pelatihan 15/Men/VII/2009
P3K agar memiliki
pengetahuan dan
keterampilan dibidang
P3K. Lalu untuk setiap
fasilitas P3K perlu
dilakukan pemeriksaan
/inspeksi rutin agar
ketersediaannya selalu
ada saat dibutuhkan
12 SMK 3 Terdapat log out tag Para perkerja diharapkan PP No. 50 Tahun 2012 tentang
out (LOTO) yang mengetahui kegunaan penerapan sistem manajemen K3
merupakan LOTO, karena saat kriteria 6.5.8
penerapan sistem terjadinya kecelakaan
penguncian diharapkan perkerja secara
pengoprasian untuk tanggap menekan tombol
mencegah agar untuk meng-non aktifkan
sarana produksi tidak semua peralatan
dihidupkan sebelum
saatnya
24

3.1 Analisis Temuan Negatif

No Foto Temuan Analisis Saran/Rekomendasi Dasar Hukum


1 Dari Pemaparan PKL Online Keahlian Tidak terdapatnya tenaga Ahli K3 Sebainya diagendakan UU No. 1 Tahun
K3 Kelistrikan dan Ahli K3 Kimia untuk pelatihan Ahli K3 1970, UU No. 23
Kelistrikan dan Ahli K3 Tahun 1992 tentang
Kimia Kesehatan, dan UU
No. 13 Tahun 2003
tentang
Ketenagakerjaan
2 SMK3 Terdapat undakan tangga pada Sebaiknya diberikan UU No. 1 Tahun
area tempat cuci alat yang penanda pada undakan 1970 pasal 14
beresiko tenaga kerja bisa tangga, dan diberikan tentang kewajiban
tersandung dan tergelincir akibat gambar/petunjuk/rambu pengurus, PP No 50
lantai yang licin seperti peringatan ada Tahun 2012 tentang
undakan tangga dan Penerapan SMK3
lantai licin "Rambu hati2
Tersandung"

3 Dari Pemaparan PKL Online SMK 3 Audit ke-4 PT dugampat pada Perlunya mating khusus PP No 50 Tahun
tahun 2019 terdapat sedikit untuk membahas 2012 tentang
kekurangan yang didapati yaitu kebijakan K3 guna Penerapan SMK3
belum memisahkan majemen mengulas lebih detail
review dengan review kebijakan penerapan kebijakan K3
K3dalam satu meeting khusus yang berlangsung
dalam perusahaan
25

4 Dari Pemaparan PKL Online SMK 3 Tidak tersedianya BBS Form BBS form (Based PP No 50 Tahun
(Based Behaviour Safety) untuk Behaviour Safety) 2012 tentang
pelaporan yang dilakukan setiap mempermudah untuk Penerapan SMK3
satu bulan sekali yang kita mengenali perilaku
diberlakukan untuk semua kerja yang berpotensi
depaartemen/perkerja/karyawan. menimbulkan bahaya
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil PKL Online pada PT. Dugapat Mas dapat disimpulkan
bahwa :
1. Penerapan K3 di PT. Dugapat Mas sebagian besar sudah
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Hasil Identifikasi dan analisa yang didapatkan dari PKL Online antara
lain :
3. Temuan Positif
a. Temuan positif pada kelembagaan dan keahlian K3 : Struktur
P2K3 sudah terbentuk, terdapat juga stuktur P2HIV/AIDS dan
P2Covid19, terdapat tim tanggap darurat yaitu tim Balakar,
memiliki Ahli K3 (Ahli K3 Umum, Ahli K3 Kebakaran, Ahli K3
Lingkungan Kerja, dan Ahli K3 Audit Internal), Memiliki fasilitas
kesehatan seperti Poliklinik.
b. Temuan positif pada Penerapan SMK3 : Memiliki struktur
organisasi P2K3, Memiliki Dokter dan Paramedis tenaga kesehatan,
perusahaan dapat melakukan audit internal, dan melakukan riksa uji
pada alat kerja, alat angkat dan angkut, lingkungan kerja, serta
penerapan LOTO
c. Temuan positif K3 secara umum : Adanya rambu / poster / safety
sign, alat pelindung diri (APD), SOP, JSA, dan xx sudah ada di
area kerja, serta terdapat Smoking Area.
4. Temuan Negatif
a. Temuan negatif pada keahlian K3 yaitu kurangnya Ahli K3 Kimia
karena didalam perusahaan terdapat Limbah B3 yang
membutuhkan penanganan khusus, baik limbah B3 medis dan non
medis. Kurangnya Ahli K3 Listrik. Kurangnya ketersediaan Toilet
pada perusahaan.
b. Temuan negatif pada penerapan SMK3 masih ditemukan beberapa
bagian yang kurang sesuai antara lain : kurangnya rambu / penanda /
safety sign pada elevasi tangga di area cuci, memisahkan
menejemen review dengan dan review kebijakan secara terpisah,
serta penambahan BBS form (Based Behaviour Safety)
4.2. Saran
Berdasarkan hasil PKL Online dan analisa yang dilaksanakan pada
PT. Dugapat Mas terdapat beberapa saran, antara lain :

1. Sebelum memasuki area pabrik/area kerja harus dalam keadaan


mengenakan APD lengkap. Khususnya untuk bagian Quality,
Produksi, Gudang yang memiliki potensi bahaya paling tinggi. Selain
itu dapat diberlakukannya sistem sanksi bagi pelanggar.
2. Menambah jumlah toilet sesuai dengan aturan K3, untuk Perusahaan
yang memiliki tenaga kerja 1300 orang, perlu 36 unit toilet, dan baiknya
diberi penanda peruntukan toilet tersebut untuk pria atau wanita
3. Melakukan selalu pelatihan rutin dan penyuluhan serta kedisiplinan
terkait 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
4. Mengagendakan orang / tenaga kerja untuk mengikuti pelatihan Ahli K3
Kelistrikan dan juga Ahli K3 Kimia.
5. Perlu adanya Management Review perusahaan setiap 6 bulan sekali
(bentuk komunikasi serta sosialisasi perusahaan terhadap
karyawan/teanga kerja perusahaan.
6. Perlu adanya sosialisasi pendistribusian form BBS (Based Behaviour
Safety) untuk semua department. Hal ini merupakan upaya
pencegahan secara proaktif yang berfokus pada perilaku berbahaya di
area kerja.

Anda mungkin juga menyukai