PENYELENGGARA
PT. Safety First Indonesia
Yogyakarta, 26 Oktober 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini
disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai
salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calonAhli K3 Umum.
Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan
ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh Staff di PT. Safety First Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Ahli
K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 12 tahun 2020 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan
kerjasama yang baik.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat,
sehingga sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun
berharap semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara pelatihandan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
D. Dasar Hukum.................................................................................................. 2
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 66
B. Saran.............................................................................................................. 69
Lampiran ................................................................................................................. 76
BAB I
PENDAHULUAN
1. A LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan
program pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya
kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi
pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak
begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini.
Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas
kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang prima.
Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pelatihan Ahli K3 Umum yang
diselenggarakan oleh Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia,
serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan Calon Ahli K3 Umum, maka
wajib dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dengan melaksanakan PKL,
diharpakan Calon Ahli K3 Umum dapat melakukan observasi dan
mengimplementasikan teori yang sudah didaptkan selama pelatihan dengan
Praktek K3 di Lapangan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Adi Satria Abadi
yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang
memproduksi sarung tangan kerja, sarung tangan baseball dan kanebo khususnya
sarung tangan golf. PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan Sistem
Manajemen K3 didalam segala aktivitas yang ada di lingkup produksi. Hal ini
dibuktikan oleh sertifikasi yang telah diraih oleh perusahaan tersebut
1
Umum
d. Calon Perseta Ahli K3 Umum diharapkan mampu untuk
mengidentifikas, menganalisa dan meberikan saran atau rekomendasi
1. C RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah
: a. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
b. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Kimia
Berbahaya c. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik
d. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
e. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana
Tekan f. Pelaksanaan K3 di Bidang
Listrik
g. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi dan Kebakaran
h. Pelaksanaan K3 di Bidang Kelembagaan dan
Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
1. D DASAR HUKUM
1) Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan dan
Bahan Kimia Berbahaya :
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
bahan Berbahaya Dan Berbahaya
c. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya Beracun
d. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 Tentang Bangunan
Gedung e. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
f. Permen Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2014 Baku Mutu Air Limbah
g. Permen Kesehatan No.416 Tahun 1990 Syarat-Syarat Dan
Pengawasan Kualitas Kulit
h. Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan
Kimia dalam Tempat Kerja
2) Dasar Hukum Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun :
a. Undang- Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930)
b. Permenaker No.08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat Dan Angkut
c. Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun
d. Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat
Angkat Dan Angkut
e. Permenaker No.38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga Dan Produksi
Pada kondisi normal, PT. Adi Satria Abadi melakukan operasional produksi
dari Hari Senin-Kamis, jam 07.30-16.00 (dengan waktu istirahat 30 menit per
hari) dan hari jum’at dari jam 07.30-16.30 (dengan istrihat 30 menit). Namun,
karena terjadi COVID, perusahaan ini menerapkan 2 shift yaitu kelompak A
dan B. Dengan system kerja, off satu hari kerja dan hari berikutnya mulai
bekerja kembali. Dalam memenuh kewajiban perusahaan di bidang Pelayanan
Kesehata, PT. Adi Satria Abadi menyediakan Klinik Perusahaan dan
menyelenggarajan Tes Kesehaatan sebanyak 2X / Tahun (meliputi : cek
pernafasan, pendengaran dan MCU Umum). Pemeriksaan kesehata dilakukan
per 6 bulan sekali dengan pembagian max 100 org. Dan sisanya pada 6
bulan berikutnya. Untuk fasilitas pendukung lainnya, terdapat 18 kamar
mandi yang digunakan secara bersama untuk karyawan wanita dan laki-laki
pada bagian produksi. Dan 8 toilet pada office karyawan. Di bagian produksi
dan office disediakan loker masing-masing dan ruang ganti yang dipisah
anatra laki-laki dan perempuan.
Untuk melakukan Pengawasan, Penerepan K3 di Tempat Kerja, serta untuk
menghindari Potensi Kecelakaan Kerja yang akan terjadi di tempat Kerja, maka
perusahan menyediakan APD kepada para Tenaga Kerja, membetuk HSE &
Security, yang terdiri dari 1 orang Ahli K3 Umum dan 5 orang Petugas
Lingkungan yang sudah terakreditasi, dimana 5 Petugas Lingkungan ini
memilik tanggung jawab terhadap IPAL. HSE Officer berfungsi untuk meeting
room, ruang arsip dokumen, evaluasi, rapat rutin yang dilakukan 1 kali per bulan
selama COVID-19 dan seminggu sekali sebelum terjadinya COVID-19. Susunan
Sturuktur organisasi HSE dibagi menjadi dua bagian divisi, yaitu Divisi
Lingkunan dan Divisi K3 (dapat dilihan di gambar 2.1) dan untuk program
kerja karyawan HSE, dapat dilihan di gambar 2.2 Protokol COVID
diterapkan di perusahaan ini, sebelum memasuki perusahaan diharuskan
mencuci tangan terlebih dahulu, melakukan pengcekan suhu oleh petugas. Dan
setiap jam 10 dilakukan pengecekan kondisi karyawan di bagian masing-
masing . Jika suhu mencapai 38℃, maka pegawai tersebut akan disarankan
untuk istirahat di rumah. Perusahaan ini melakukan kegiatan disinfekta,
edukasi terkait COVID-19 dan menerapkan jaga jarak ketika bekerja,
penggunaan masker dan penyediaan hand sanitizer.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi HSE
Bahan baku utama yang digunakan dalama proses produksi dalam pembuatan
sarung tangan golf adalah kulit domba dan kambing yang sudah dihilangkan
bulunya. Bulu domba didapakan secara impor maupun ekspor. Tahapan-
tahapan proses produksi terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Proses Basah, dengan tahapan :
a. Scuding : Mengikis kulit domba atau kambing untuk menghilangkan
lemak yang masih menempel di kulit tersebut.
b. Stunning : Proses perendaman kulit domba atau kambing ke dalam
drum kayu dengan campuran bahan-bahan kimia yang lainnya. Diputar selama
9
jam. Satu drum kay dapat memuat 2000 lembar kulit. Dan diutuhkan waktu
2,5 hari. Dan penggunana mesin ini selama 8 jam dalam per hari.
c. Wet Blue: Pemilih grade wet blue
d. Shaving : Menggunakan mesin shaving yang menggunakan mata pisau
betujuan untuk menyamarakan ketebalan kulit, dengan range ketebalan
0,5 mm
e. Pewarnaan (dyeing): 2000 lembar kulit dimasukan kembali ke dalam drum
kay dan diberi campuran bahan kimia lainnya dan diberikan
perwarna. Sehingga menghasilkan warna yang berbeda-beda.
Proses Basah membutuhkan waktu sekita 6 hari kerja dari pickle sampai
ke dying. Setelah melalui proses perwarnaan, selanjutnya diteruskan ke
proses kering yang dibagi menjadi beberapa tahapan.
Limbah yang dihasilkan dar proses produksi terbgi menjadi Limbah B3 yang
terdiri dari Limbah Cair & Padat dan LimbahHasil Scrub. Pengolahan masing-
masing limbah tersebut berbeda. Pengolahan Limbah B3 Cair dilakukan dengan cara
menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), proses pengolahan
limbah dijelaskan pada gambar 2. . Pengolahan Limbah Padat B3 berasal dari
endapan bahan kimia, limbah tersebut akan dimasukan ke dalam karung sak dan
dilakuka press setiap hari, lalu karung tersebut dipindahkan ke TPS yang ada di
lingkungan internal perusahaan . Sedangkan untuk Limbah hasil scrub akan
dimasukan ke dalam karung dan diangkut ke TPS perusahaan setiap hari. Proses
lebih lanjut terkait Limbah B3 Padat dan Limbah Hasil Scrub yang berada di
TPS perusahaan, akan dibawa oleh pihak ketiga setiap sebulan sekali.
PT. Adi Satria Abadi memiliki Gedung Khusus untuk penyimpan chemical.
Bahan chemical yang mudah terbakar ditempatkan. di bagian luar Gedung Utama.
Total jenis bahan kimia yang ada Gedung kimia sekitar 100-an item. PT. Adi Satria
9
Abadi telah menerapkan penyelenggaraan LBKD/MSDS dan setiap item bahan
kimia diberikan pelabelan, sekitar 90% program ini sudah terlaksana dengan baik di
perusahaan. LKBD/MSDS di tempatkan dibagian admin dan akan memberikan
informasi ke pada operator yang beradan di Gedung Chemical terkait LKBD/MSDS.
PT. Adi Satria Abadi mengadakan pengadaan 22 Apar dimana 20 Apar berisi
powder dan 2 Apar berisi 𝐶𝑂2 . Terdapat kotak 14 P3K yang tersebar di setiap
bagian produksi. Jalur Evakuasi, Denah Evakuasi dan Titik Kumpul. Dan di masing-
masing tempat kerja terdapat SOP dan safety sign. Perawatan Gedung dan
Kerusukan Struktur Bangunan dilakukan oleh Divisi Teknik dan Bangunan,
perawatan gedung dilakukan secara rutin. Di setiap ruangan kerja tidak
disediakan Alat Ukur Kelembapan Internal. Namun, pelaksaaan pengujian
kebisingan, kelembapan, pencahayaan dilakukan secara rutin oleh pihak
Hiperkes. Hanya saja dilakukan checking di beberapa tempat bagian saja, tidak
keseluruhan ruangan.
Mesin dan peralatan yang digunakan yaitu mesin khusus di bagian produksi
untuk mempress ketebalan kulit, mesin boiler yang digunakan untuk memanaskan
air yang akan dipakai untuk perendaman kulit yang masih kotor. Selain itu, terdapat
juga mesin generator untuk membangkitkan tenaga listrik, mesin forklift untuk
membantu proses pengangkatan dan pemindahan barang-barang dengan jumlah 1
mesin. Ada juga lift barang yang dibuat khusus oleh team divisi maintenance di
perusahaan tersbut. Serta terdapat beberapa tangka timbun yang digunakan untuk
menyimpan solar dan minyak tanah.
Terkait dengan penerapan dan pelaksaan K3 di PT. Adi Setia Abadi baru
berjalan kurang lebih satu tahun, sehingga terkait Pelaporan K3 per 3 bulan ke
disnaker, belum dilakukan. Namun, untuk peaporan terkait Pengolahan Limbah,
sudah diterapkan dan pelaporan rutin dilakukan. Pengecekan dan pengujian
kelayakan (riksa uji) untuk mesin-mesin yang digunakan di perushaan, hanya
dilakukan oleh maintenance perusahaan saja, belum ada Ahli K3 khusus yang
tersetifikasi di bidang tersebut. Pegecekan dan pegujian untuk kebisingan,
kelembapan, pencahayaan dilakukan oleh pihak Hiperkes. Untuk seluruh operator
yang berada di perusahaan ini, hanya ada beberpa yang sudah tersetifikasi atau
memiliki SIO. Contohnya, pada penggunaan mesin forklift, hanya da 5 orang
operator, 1 diantaranya sudah memiliki SIO dan lainnya belum memilik SIO. Dan
10
pengoperasin forklift hanya dari belajar mandiri dan dibimbing oleh operator yang
sudah memiliki SIO. Namun, pada pelaksanaannya, 4 orang yang tidak memilik
SIO tersesbut bekerja tanpa ada pengawasan dari operator yang memilik SIO.
Perawatan dan pemeliharaan mesin forklift dilakukan setiap hari dan sebelum
digunakan. Di setiap ruang kerja, sudah ditempelken SOP di bagian tersebut.
PT.Adi Satria Abadi melakuka rutin setiap tahun terkait penggunaan APAR.
Namun, belum melaksanakan pelatihan Simulasi tanggap darurat.
2. B Temuan Lapangan
Berdasarkan hasil observasi di PT. Adi Satria Abadi, didaptka 2 jenis temuan
pada perushaan tersebut, yaitu temuan positif dan temuan negative
11
11. Pengecekan kualitas air secara berkala setiap 1 bulan sekali ke Dinas
Lingkungan Hidup yang ada di Bantul
12. Penyediaan LBKD/MSDS oleh perusahaan
b. Temuan Negatif
1. Ada tangga diatas pintu
2. Atap Gedung sudah mengalami perkaratan
3. Terdapat atap yang mengalami pengelupasan akibat ruangan yang terlalu
lembap
4. Penggunaan APD belum maksimal
5. Pemisahan toilet antara laki-laki dan wanita
6. Oli berserakan di lantai
7. Belum adanya Petugas Kimia atau Ahli K3 Bahan Kimia Berbahaya
b. Temuan Negatif
1. Dari 4 orang operator forklift, 3 diantaranya belum memiliki SIO
2. Tidak ada pengawasan oleh operator forkflift yang memiliki SIO
dalam pengoperasian forkflift yang dilakukan oleh operator yang belum
memiliki SIO
3. Belum dilakukan uji riksa terhadap semua mesin-mesin produksi atau mesin
lainnya yan berada di lingkungan tempat kerja
4. Terdapat transmisi rantai yang tidak memiliki pelindung/pengaman
b. Temuan Negatif
1. Ditemukan atap dan jendela pada bangunan yang rusak
2. Tidak memiliki system manajemen LOTO khususnya paada Kapasitor Bank,
Box Breaker atau alat-alat lainnya untuk kegiatan maintanance
3. Terdapat kerusuakan pengamanan pada alat charger aki yang dapat
menimbulkan potensi bahaya bagi tenaga kerja
b. Temuan Negatif
1. Belum tersedianya ruangan khusus P3K
2. Belum ada lisensi petugas P3K
3. Belum dilakukannya pemeriksaan awal bagi calon tenaga kerja baru
4. Belum ada simulasi keadaan darurat
5. Belum terdapt sistim proteksi kebakaran selain APAR
6. Masih ditemukan beberapa tenaga kerja yang belum patuh menggunakan
APD
7. Terdapat 3 operatot forkflift yang belum memiliki SIO
8. Tidak melakukan riksa uji untuk sarana produksi yang ada di lingkungan
kerja
9. Belum menerapkan keseluruahn penerapan tingkat awal SMK3
10. Belum pernah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerja dan audit internal
SMK3
11. Belum memiliki Ahli K3 Kimia
12. Belum memiliki Ahli K3 Teknisi Listrik
13. Belum memiliki Ahli K3 Kebakaran
1
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Berikut ini adalah Analisa Temuan Positif dan Analisa Temuan Negatif Bidang Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
1
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik
Menangkap muatan Permenaker No.2 Tahun 1989 Pasal 2
petir dan ayat 1 “ Instalasi penyalur petir harus
Adanya penyalur menyalurkannya ke direncanakan, dibuat, dipasang dan
7. Wawancara
bumi dipelihara sesuai dengan ketentuan
petir
Melindungi area dalan peraturan Menteri ini atau sesuai
pabrik standar yang diakui
Permenaker No. 2 Tahun 1989 Pasal 1
huruf H “Instalasi pneyalur petir ialah
Menyalurkan
seluruh susunan saranan penyalur petir
muatan listrik dari
Instalasi peralatan terdiri atas penerima, penghantar,
petir ke bumi
8. Wawancara listrk sudah penurunan (Down Conductor) elektroda
terhubung ke tanah Mencegah bumi termasuk perlengkapan lainnya
(Grounding) terjadinya kerusakan yang merupakan satu kesatuan yang
pada alat produksi berfungsi untuk menangkap muatan
petir dan menyalurkan ke bumi
31
KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN & KEAHLIAAN
DAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
40
mengalami Pasal 82 Ayat 1: Pekerja/ buruh
disminorhea perempuan berhak memperoleh
istirahat selama 1,5 bulan sebel um
saatnya melahirkan anak dan 1,5
bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau
bidan
43
B. Analisa Temuan Negatif
44
45
46
47
48
yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai denga n”
Jika
diharuskan
pengoperasian Permenaker No.08
Kelalaian dari
forkflit Tahun 2020 Pasal
pihak
dilakukan oleh 141 Ayat (2)
operator 300
Wawancara operator yang “Pengoperasian
forklift yang
belum (Risiko belum memilik Pesawat Angkat dan
Tidak ada pengawasan oleh SIO, harus ada Pesawat Angkut
memiliki SIO Tinggi,
yang dilakukan oleh operator
2. karena hanya 10 2 15 perbaikan pendampingan harus dilakukan
forkflift yang memiliki SIO
mengetahui dengan dari operator oleh Operator
dalam pengoperasian forkflift
prosedur segera, atau rekan dengan kualifikasi
yang dilakukan oleh operator
penggunaan melibatkan kerja yang sesuai jenis dan
yang belum memiliki SIO
berdarsarkan managemen) lainnya, untuk kapasitas Pesawat
“learning menghindari Angkat dan Pesawat
byself” risko yang
Angkut.”
tidak
diinginkan
Wawancara Terjadi 180 Permenaker No.08
kesalahan Tahun 2020 Pasal
Melakukan uji
Belum dilakukan uji riksa oleh dari (Risiko 173 Ayat (3) “
3. 6 2 15 riksa secara
disnaker setempat atau Ahli penerapan Substansial, Pemeriksaan dan
berkala
SOP di perlu pengujian
K3 Spesialis tempat kerja tindakan
terhadap semua 49
m esin-mesin produksi perbaikan) sebagaimana
m atau esin lainnya yan dimaksud pada ayat
(I) dan ayat (2)
li berada di
harus dilakukan
ngkungan tempat kerja
oleh:
a. Pengawas
Ketenagakerjaan
Spesialis K3
Pesawat Angkat
dan Pesawat
Angkut;
b. Penguji K3 yang
mempunyai
kompetensi di
bidang Pesawat
Angkat dan
Pesawat Angkut;
atau
c. Ahli K3 Bidang
Pesawat Angkat
dan Pesawat
Angkut.
Terdapat 45 Diberikan Permen No.38
4. transmisi 3 1 15 cover Tahun 2016
rantai yang (Risiko pelindung
50
51
sebagaimana
dimaksud pada
ayat 2 harus dapat :
e. Melindungi dari
tindakan
pengoperasian
yang salah
f. Mencegah
pendekatan
terhadap bagian
atau daerah
yang berbahaya
selama
beroperasi
g. Memperlancar
proses
produksi; dan
h. Berfungsi
secara otomatis
dan sesuai
dengan
pengoperasia n
Peswat Tena ga
dan Produksi .”
52
53
54
KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN & KEAHLIAAN
DAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Peraturan
Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi Rating Saran /
No Lokasi Perundang-
Bahaya Peluang Pemajanan /Akibat Risiko Rekomendasi
Undangan
Akan Permenaker No.15
45
menimbulkan Tahun 2008 Pasal 2
kesulitan Menyediakan Ayat 1 “Pengusaha
Wawancara (Risiko
penanganan fasilitas ruang wajib menyediakan
sedang,perlu
1. pertolongan 3 1 15 P3K tersendiri
Belum tersedianya ruangan tindakan petuas P3K
pertama jika di Lingkungan
khusus P3K perbaikan dan fasilitas P3K
terjadi Kerja
namun dapat di tempat
kecelakaan di
dijadwalkan)
tempat kerja kerja
Jika PP No Pasal 3 Ayat 1
pertolongan “Petugas P3K di
90
pertama tempat kerja
Memeberikan
dilakukan oleh sebagaimana
(Risiko delegasi
Wawancara tenaga kerja dimaksud dalam
Substansial, karyawan
yang tidak
2. 3 2 15 perlu untuk megikuti pasal 2 ayat (1) harus
memiliki
tindakan latihan untuk memiliki lisensi dan
Belum ada lisensi petugas P3K pengetahuan
perbaikan mendapatkan buku kegiatan P3K
P3K, akan
namun dapat lisensi P3K dari Kepala Instansi
menyebabkan
dijadwalkan)
PAK atau yang bertanggung
fatality jawab di bidang
55
ketenagakerjaan
setempat.”
UU No.1 Tahun
Melaksanakan 1970 Pasal 8 Ayat 1
dan “ Pengurus
menerapkan diwajibkan
Tidak Pemeriksaan memeriksakan
Wawancara mengetahui Tes Kesehatan kesehatan badan,
keadaan 36 di awal kerja kondisi ental dan
Belum dilakukannya kesehatan dengan
3. 6 2 3 kemampuan fisik
pemeriksaan awal bagi calon awal pekerja (Risiko bekerjasama
sebelum dari tenaga kerja
tenaga kerja baru sedang) Bersama pihak
masuk kerja rumah sakit yang akan
atau dokter diterimanya maupun
yang ditunjuk akan dipindahkan
oleh sesuai dengan sifat-
perusahaan sifat pekerjaan yang
diberikan padanya
Ketidaktahuan 84 Direncanakan PP No. 21 Tahun
Wawancara agenda untuk 2008 Pasal 1 Ayat 4
untuk
(Risiko melakukan “Kesiapsiagaan
mengambil Substansial, simulasi
Belum ada simulasi 6 2 7 adalah serangkain
4. tanggap
tindakan jika perlu
keadaan darurat kegiatan yang
terjadi keadaan tindakan darurat di
perbaikan tempat kerja dilakukan untuk
darurat min per bu lan mengantisipasi
namun dapat
56
dijadwalkan) sekali bencana melalui
pengorganisasian
serta melalui
langkah yang tepat
guna dan berdaya
guna.”
Menambah Kepmenaker No.186
kan system Tahun 1999 Pasal 2
smoke Ayat 2 huruf b
alarm, “Kewajiban
sehingga
mencegah.
bisa
270 Mengurangi dan
mendapatk
Tidak dapat an warning memadamkan
(Risiko kebakaran di tempat
Wawancara mendeteksi ketika ada
Tinggi,
titik api kerja sebagaimana
5. dini adanya 6 3 5 perbaikan
Belum terdapt sistim proteksi yang dimaksud pada ayat
kebakaran di dengan
kebakaran selain APAR muncul (1) meliputi :
segera dan
tempat kerja Melakukan b. Penyediaan
melibatkan
pemasangan
managemen) sarana deteksi,
system
alarm pemadam
proteksi
kebakaran kebakaran dan
pasif & aktif sarana evakuasi
di seluruh
area kerja
57
Akan UU No.1/1970 Pasal
menimbulkan 12 “ Dengan
420
kecelakaan peraturan
(Risiko
Wawancara kerja jika perundangan diatur
sangat Memberikan
disaat bekerja
tinggi, edukasi dan kewadjiban dan atau
6. Masih ditemukan beberapa tidak 6 10 7
lakukan meakukan hak tenaga kerdja
tenaga kerja yang belum patuh menggunakan
penghentian pengawasan untuk :
menggunakan APD APD dan
kegiatan Memakai alat-alat
tenaga kerja
segera)
dalam kondisi perlindungan diri
lelah jang diwadjibkan;
Perusahaan Pemernaker No.09
Kurangnya
perlu Tahun 2010
pengetahuan
melakukan
mengenai
meng-
pengoperasian Pasal 3:
agendakan
forklift dapat 150 “Pengusaha atau
pelatihan utuk
menyebabkan pengurus dilarang
Wawancara operator
kemungkinan (Risiko
forkflit. Jika mempekerjakan
7. kesalahan saat 10 2 15 Substansial,
Terdapat 3 operatot forkflift pengoperasian, terkendala operator dan/ atau
perlu
yang belum memiliki SIO uang, pelatihan petugas pesawat
seperti : tindakan
bias dijatah angkat dan angkut
Beban perbaikan)
dengan peserta
terjatuh yang tidak memiliki
1 orang/per
Operator Lisensi K3 dan buku
tahun.
tertimpa kerja”
Sehingga
beban
dalam jangka
58
Tabrakan waktu 4 tahun, Pasal 5:
forklift semua operator “Pesawat angkat dan
forkflift angkut harus
memiliki SIO
dioperasikan oleh
operator pesawat
angkat dan angkut
yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai dengan”
PP No.50 Tahun
2012 Lampiran II
Performance 7.3 Tentang
Melakukan
mesin Peralatan
perencanaan
mengalami Pemeriksaan/Inspek
70 terkait uji riksa
Wawancara penurunan si, Pengukuran dan
pada setiap
setiap Pegujian
(Risiko mesin, min uji
Tidak melakukan riksa uji tahunnya
8. 10 1 7 Substansial, riksa dilakukan 7.3.1 Terdapat
untuk sarana produksi yang Tidak perlu sesuai dengan prosedur yang
mengetahui
ada di lingkungan kerja tindakan aturan yang terdokumentasi
kelayakan
perbaikan) berlaku sesuai mengenai
mesin yang
dengan jenis
digunakan identifikasi,
mesinnya
kalibrasi,
pemeliharaan dan
penyimoanan
59
untuk alat
pemeriksaan, ukur
dan uji mengenai
K3
7.3.2 Alat
dipelihara dan
dikalibrasi oleh
petugas atau pihak
yang
berkompenten dan
berwenang dari
dalam dan/atau
luar perusahaan
Membuat Permenaker No.5
JSA (Job Tahun 1996
Menimbukan Safet Lampiran IV huruf
126
Wawancara kemungkinan Assement) a “ Perusahaan kecil
untuk terjadi atau media atau perusahaan
(Risiko
Belum menerapkan kecelakaan penilain yang
9. 3 6 7 Substansial, dengan tingkat
keseluruhan penerapan tingkat kerja, penyakit lainnya,
perlu risiko rendah harus
awal SMK3 (yaitu persiapaan akibat kerja sehingga
tindakan menerapkan
atau perencanaan) dan kerugian memiliki
perbaikan) sebanyak 64 (enam
lainnya gambaran
terhadap puluh empat)
potensi kriteria”
60
bahaya yang
akan terjadi
dan cara
penganggula
nnya seperti
apa
Membuat
perhitungan
manajemen
risiko, agar
bisa
menentukan
skala
prioritas
yang akan
diterapakan
dahulu
Pihak PP No.50 tahun
Belum
perusahaan 2012 Psal 14 Ayat 1
mednapatkan
Wawancara segera dan 2 :
tolak ukur
18 membentuk/ 1) Pengusaha wajib
untuk
Belum pernah dilakukan menyediakan
10. melakukan 3 3 2 melakukan
pemantauan dan evaluasi (Risiko tim audit
evaluasi terkait pemantauan dan
kerja dan audit internal Sedan) internal
penerapan K3 evaluasi kinerja
SMK3 ataupun
yang sudah K3.
bekerja sama
berlangsung
dengan pihak 2) Pemantauan dan
61
penyedia jasa evaluasi kinerja
lainnya, K3 sebagaimana
untuk dimaksud pada
melakukan
ayat (1) melalui
pemantauan
pemeriksaan,
dan evaluasi
kinerja pengujian,
internal pengukuran, dan
SMK3 audit internal
melalui Audit SMK3 dilakukan
Internal. oleh sumber
daya manusia
yang kompeten.
Mendelegasikn Kepmenaker 187
salah satu Tahun 199 Pasal 3
700 karyawan “pengedalian bahan
untuk
Terkontamina kimia berbahaya
(Risiko mendapatkan
Wawancara si bahan sebagaiman
sangat kompetensi
kimia dimaksud pasal
11. 10 10 7 tinggi, dalam
Belum memiliki Ahli K3 berbahaya 2 ,meliputi :
lakukan penanganan
Kimia Penunjukan petugas
penghentian bahan kimia
kegiatan berbahaya K3 Kimia dan Ahli
segera) yang Kimia
selanjutnya
akan menjadi
62
petugas bahan
kimia
berbahaya
Kurangnya Permenaker No.12
pengetahuan tahun 2015 Pasal 2
penanganan 700
Mendelegasikn “Pengusaha
K3 teknisi
salah satu dan/atau pengurus
listrik dapat (Risiko
Wawancara karyawan wajib melaksanakan
mengakibatkan sangat
untuk K3 Listrik di temapt
12. : Terjadi 10 10 7 tinggi,
Belum memiliki Ahli K3 mendapatkan kerja
konsleting/ lakukan
Listrik kompetensi
arus pendek penghentian
dalam Bidang
yang kegiatan
Kelistrikan
menimbulkan segera)
kerusakan dan
kebakaran
Minimnya Kepmenaker
pengetahuan 700 Mendelegasikn No.186 tahun 1999
tentang salah satu Psal 5 huruf d “Ahli
penanganan (Risiko karyawan
Wawancara K3 Spesialis
K3Kebakaran sangat untuk
penanggulan
13. dapat 10 10 7 tinggi, mendapatkan
Belum memiliki Ahli K3 kebakaran sebagai
mengakibatkan lakukan kompetensi
Kebakaran
penanganan penghentian dalam Bidang penanggung jawab
terjadinya kegiatan Teknik teknis.”
kebakaran segera) Kebakaran
kurang efektif
Keterangan :
64
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian
cidera, sakit, dll) / C
64
BAB IV
PENUTUP
4A. KESIMPULAN
Berikut ini ada kesimpulan dari hasil observasi video di PT. Adi Satria Abadi,
yaitu :
1. K3 Lingkungan Kerja
PT. Adi Satria Abadi sudah sudah menciptakan lingkungan kerja
yang aman dalam hal penanganan limbah. Namun, terkait pemeliharaan
dan perawatan bangunan Gedung belum terlaksana dengan maskimal. Selain
itu, fasilitas yang dimiliki oleh PT. Adi Satria Abadi sudah cukup lengkap,
memiliki 18 kamar mandiwashtafel, tempat sampah yg disesuaikan dengan
jenis sampah, alat kebersihan, ventilasi udara yang sudah memadai, serta
pencahayaan yang cukup baik Di setiap ruang kerja, sudah tertempel
SOP dan Kotak P3K. Pengawasan dan pemeliharaan mesin atau perlatan
yang berbuhungan dengan pekerjaan dan lingkungan sekitar, dilakukan
secara rutin sesuai divisnya masing-masing.
5. K3 Kesehatan Kerja
PT. Adi Satria Abadi dalam pelayanan kesehatan kepada para tenaga
kerja telah mendirikan klinik perusahaan dan telah menempatkan kotak
P3K di beberapa tempat kerja, pihak perusahaan juga telah melakukan
pemeriksaan
67
berkala bagi semua tenaga kerja guna mengetahui ada/ tidaknya gangguan
kesehatan selama bekerja. Memberikan hak kepada ibu menyusui untuk
dapat memompa ASI dan menyusui dengan mendirikan ruang laktasi
di area perusahaan. Dalam kaitannya dengan masa pandemi Covid-19, pihak
PT. Adi Satria Abadi juga telah menerapkan protocol kesehatan bagi tenaga
kerja dan orang lain yang berada di lingkungan kerja. Hal ini
dilakukan dengan disediakannya tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh
saat akan memasuki perusahaan, dan melakukan penyemprotan disinfektan
setiap satu minggu sekali. Akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan
yang ditemukan di PT. Adi Satria Abadi berkaitan dengan masalah
kesehatan kerja yaitu belum tersedianya ruang P3K dan toilet yang belum
terpisah antara perempuan dan laki-laki.
68
kesejahteraan seluruh tenaga kerjanya, yaitu adanya kebijakan pemberian
makan siang dan susu, kebijakan bekerja 8 jam/ hari atau 40 jam/ minggu,
kebijakan hal cuti hamil bagi ibu hamil, kebijakan cuti haid bagi tenaga
kerja wanita, dan kebijakan pengikutsertaan program jaminan kerja bagi
seluruh tenaga kerja. PT. Adi Satria Abadi yang bergerak dibidang
penyemakaan kulit telah melakukan pelabelan dan MSDS pada bahan kimia
berbahaya di tempat kerja. Pihak perusahaan juga tertib melakukan safety talk
dan menyediakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja. Adanya SOP
di tempat kerja juga memudahkan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan
sehingga kemungkinan adanya kesalahan kecil. P2K3 PT. Adi Satria Abadi
juga selalu melakukan rapat evaluasi bulanan. Sarana jalan keluar juga
sudah dipasang di area perusahaan meliputi rambu dan tanda evakuasi.
Akan tetapi belum pernah dilakukan simulasi keadaan darurat bagi
tenaga kerja. Sistem proteksi kebakaran di tempat kerja hanya tersedia
APAR. PT. Adi Satria Abadi belum menerapkan keseluruhan penerapan
tingkat awal SMK3, belum dilakukan evaluasi dan audit SMK3. Disekitar
area perusahaan juga belum tertempel komitmen penerapan kebijakan K3.
Masih adanya ten aga kerja yang tidak patuh menggunakan alat
perlindungan diri.
4B. SARAN
1. K3 Lingkungan Kerja
a. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu melakukan perbaikan terhadap
bagian Gedung yang sudah mengalami Kerusha
b. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu melakukan perawatan di
seluruh bangunan Gedung, terutama melakukan pengecetan supaya
terlihat segar dan bersih, melakukan pembersihan di bagian Gedung
yang tercecer oleh oli, sehingga tidak menyebabkan pekerja terpleset
c. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu memberikan fasilitas kamar
mandi yang terpisah antara perempuan dan laki-laki di bagian produksi
d. PT. Adi Satria Abadi diharapkan membangunan kantin atau ruang makan
di Tempat Kerja
69
e. PT. Adi Satria Abadi seharusnya membuat kamar mandi terpisah antara
laki-laki dan perempuan di ruang produksi
70
5. K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahliaan, Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a. Perlu dilakukannya penerapan SMK3 tingkat awal di perusahaan 2.
b. Melakukan audit SMK3 baik secara internal maupun eksternal 3.
c. Melakukan kewajiban pemeriksaan kesehatan awal bagi calon tenaga
kerja baru di perusahaan.
d. Penempatan komitmen kebijakan K3 di seluruh area perusahaan
71
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang- Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930)
Undang- Undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Undang- Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang- Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang- Undang No.24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Berbahaya
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Beracun
Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemn
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah No.88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Permenaker No. 15 Tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Permenaker No. 04 Tahun 1987 Tentang Panitian Penyelenggara Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permen Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2014 Baku Mutu Air Limbah
Permen Lingkungan Hidup No.416 Tahun 1990 Syarat-Syarat Dan Pengawasan
Kualitas Kulit
Permenaker No.08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat Dan Angkut
Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekanan Dan Tangki Timbun
Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan
Angkut
Permenaker No.38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga Dan Produksi
Permenaker No.2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Permenaker No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik
Di
Tempat Kerja
Permenaker No.04 Tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Permenaker No.12 tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja
Permenaker No.04 Tahun 1987 Tentang Panitian Penyelenggara Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permenaker No.05 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Lingkungan Kerja
Permenaker No.15 tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan
Angkut
Permenaker No.02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Permenaker No.05 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia dalam
Tempat Kerja
SE-07/MEN/1990 Tentang Pengelompokan Upah
73
LAMPIRAN
1. Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya
74
76
77
2. Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun
78
65
3. Listrik, Konstruksi dan Kebakaran
80
4. Kesehatan Kerja, Kelembagaan & Keahliaan Dan Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
81
82