Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PT. ADI SATRIA ABADI

BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LINGKUNGAN


KERJA DAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA, K3 MEKANIK, K3 PESAWAT
UAP DAN BEJANA TEKAN, K3 LISTRIK, K3 KONSTRUKSI DAN
KEBAKARAN, KELEMBAGAAN KEAHLIAN DAN SISTIM MANAGEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE – 6 TAHUN 2022

Disusun oleh : SYAMSUL BAHRI

PENYELENGGARA
PT. Safety First Indonesia
Yogyakarta, 26 Oktober 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga laporan praktik kerja lapangan ini dapat terselesaikan. Laporan ini
disusun berdasarkan hasil kunjungan lapangan pada PT. Adi Satria Abadi yang sebagai
salah satu syarat kelulusan dalam pelatihan calonAhli K3 Umum.
Selama pelatihan, pelaksanaan PKL dan penyusunan laporan, penyusun telah
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terkait hal tersebut, kami menyampaikan
ucapan terimakasih yang mendalam kepada:
1. Seluruh Staff PT. Adi Satria Abadi yang telah memberikan izin untuk
melakukan kegiatan kunjungan lapangan.
2. Seluruh Staff di PT. Safety First Indonesia selaku penyelenggara pelatihan Ahli
K3 Umum,yang telah memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan
kegiatan praktik kerja lapangan (PKL) dan penyusunan laporan.
3. Rekan-rekan peserta pelatihan Ahli K3 Umum angkatan 12 tahun 2020 yang
telah mampu menjaga suasana pelatihan yang kondusif dan dapat mewujudkan
kerjasama yang baik.
Penyusunan laporan ini dikerjakan dalam kurun waktu yang relatif singkat,
sehingga sangat wajar apabila masih banyak kekurangannya. Akhir kata, penyusun
berharap semoga laporan ini dapat memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara pelatihandan dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, 26 Oktober 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Maksud Dan Tujuan ...................................................................................... 1

C. Ruang Lingkup ............................................................................................... 2

D. Dasar Hukum.................................................................................................. 2

BAB II KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum Tempat Kerja ................................................................ 5

B. Temuan-temuan di Lapangan .................................................................... 11

BAB III ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Analisa Temuan Positif ............................................................................... 16

B. Analisa Temuan Negatif .............................................................................. 44

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 66

B. Saran.............................................................................................................. 69

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 74

Lampiran ................................................................................................................. 76
BAB I
PENDAHULUAN

1. A LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan
program pemerintah. Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya
kecelakaan yang terjadi ditempat keja yang mengakibatkan penderitaan bagi
pekerja maupun keluarga pekerja. Karena frekuensi kecelakaan kerja tidak
begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini.
Kondisi kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas
kerja yang baik pula pekerja yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi kesehatan yang prima.
Sebaliknya, keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyababkan tenaga kerja
tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya.
Sebagai salah satu syarat untuk kelulusan pelatihan Ahli K3 Umum yang
diselenggarakan oleh Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia,
serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan Calon Ahli K3 Umum, maka
wajib dilakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Dengan melaksanakan PKL,
diharpakan Calon Ahli K3 Umum dapat melakukan observasi dan
mengimplementasikan teori yang sudah didaptkan selama pelatihan dengan
Praktek K3 di Lapangan.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT. Adi Satria Abadi
yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang
memproduksi sarung tangan kerja, sarung tangan baseball dan kanebo khususnya
sarung tangan golf. PT. Adi Satria Abadi sudah menerapkan Sistem
Manajemen K3 didalam segala aktivitas yang ada di lingkup produksi. Hal ini
dibuktikan oleh sertifikasi yang telah diraih oleh perusahaan tersebut

1. B MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
a. Untuk mempraktikan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
b. Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di
lapangan khususnya di bidang Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya.
c. Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3

1
Umum
d. Calon Perseta Ahli K3 Umum diharapkan mampu untuk
mengidentifikas, menganalisa dan meberikan saran atau rekomendasi

1. C RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Kerja Praktek Lapangan ini adalah
: a. Pelaksanaan K3 di Bidang Lingkungan Kerja
b. Pelaksanaan K3 di Bidang Bahan Kimia
Berbahaya c. Pelaksanaan K3 di Bidang Mekanik
d. Pelaksanaan K3 di Bidang Pesawat Uap
e. Pelaksanaan K3 di Bidang Bejana
Tekan f. Pelaksanaan K3 di Bidang
Listrik
g. Pelaksanaan K3 di Bidang Konstruksi dan Kebakaran
h. Pelaksanaan K3 di Bidang Kelembagaan dan
Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)

1. D DASAR HUKUM
1) Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan dan
Bahan Kimia Berbahaya :
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
bahan Berbahaya Dan Berbahaya
c. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya Beracun
d. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 Tentang Bangunan
Gedung e. Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
f. Permen Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2014 Baku Mutu Air Limbah
g. Permen Kesehatan No.416 Tahun 1990 Syarat-Syarat Dan
Pengawasan Kualitas Kulit
h. Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan
Kimia dalam Tempat Kerja

2) Dasar Hukum Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun :
a. Undang- Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930)
b. Permenaker No.08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat Dan Angkut
c. Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bejana Tekanan Dan Tangki Timbun
d. Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat
Angkat Dan Angkut
e. Permenaker No.38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga Dan Produksi

3) Dasar Hukum Listrik, Konstruksi dan Kebakaran :


a. Undang- Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang- Undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
c. Permenaker No.2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
d. Permenaker No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat Kerja
e. Permenaker No.04 Tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
f. Kepmenaker No.186 Tahun 1999 Tentang Unit Penanggulan Kebakaran Di
Tempat Kerja

4) Dasar Hukum Kesehatan Kerja, Kelembagaan & Keahliaan, Sistim


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) :
a. Undang- Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
b. Undang- Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
c. Undang- Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
d. Undang- Undang No.24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial)
e. Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemn
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
f. Peraturan Pemerintah No.88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja

g. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana
h. Permenaker No.12 tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Listrik Di Tempat Kerja
i. Permenaker No.04 Tahun 1987 Tentang Panitian Penyelenggara Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
j. Permenaker No.05 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Di Lingkungan Kerja
k. Permenaker No.15 tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan
l. Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat
Angkat Dan Angkut
m. Permenaker No.02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
n. Permenaker No.05 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
o. Kepmenaker 187 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
Di Tempat Kerja
p. SE-07/MEN/1990 Tentang Pengelompokan Upah
BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN

2. A Gambaran Umum Tempat Kerja

PT. Adi Satria Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak


dibidang penyamakan kulit, berdiri sejak tahun 1994. Lokasi perusahaan
ini awalnya berada di Jogja dan Magelang untuk pabrik produksi basah dan
produksi kering menpati Lingkungan Industri Kecil. Perusahaan ini
menempati Kawasan Industry yang disediakan oleh Pemerintah Bantul, sejak
tahun 2003.
PT. Adi Satria Abadi mempunyai 2 divisi pabrik yaitu Divisi
Pengolahan Sarungan tangan yang berada di Daerah Kalasan dan Divisi
penyamakan Kulit yang berada di Bantul. Divisi Penyamakan Kulit bertugas
untuk memproduksi bahan baku pembauatan sarung tangan, sarung tangan
kerja, sarung tangan skie dalam bentuk lembaran kulit. Divisi Penyamakan
Kulit mempunyai luas tanah 1,5 Ha dan luas bangunan 700 meter. Untuk
Pabrik Penyamakan Kulit mempunya pegawai sebanyak 213 orang, yang
terdiri dari 36 Perempuan, 177 Laki-Laki. Jumlah pegawai tetap ada 208
orang dan pegawai kontrak ada 6 orang. Serta di Perusahaan ini juga terdapat
Serikat Perkerja Buruh.
Penerepan K3 di PT.Adi Satri Abadi adalah sebuah komitmen
perusahaan yang tercantum didalam dokumen Perjanjaian Kerja Bersama (PKB)
karyawan dan manajemen yang dalam pembahasannya diwakilkan oleh Serikat
Pekerja Nasioanl (SPN). Beberapa pasal yang tercantum di dokumen PKB
tersebut adalah mengeian Ketersediaam APD dan Kewajiban perusahaan
untuk menyediakan APD. PKB tersebut diesebarluaskan secara terbuka kepada
karyawan.
Disamping itu, Semua karyawan di PT. Adi Satria Abadi didaftarkan
ke Program BPJS Ketegakerjaan (meiputi :JKK, JK, JP dan JHT) serta
diikutkan program BPJS Kesehatan (termasuk suami istri dan anak).
Perusaaan ini memberikan subsidi 50% dari iuran wajib yang dibebankan
kepada karyawan, memberikan makan siang dan susu setiap hari di jam
istirahat. Dan selema pandemic COVID-19, perusahaan memberikan
minuman jahe setiap hari selasa-kamis.

Pada kondisi normal, PT. Adi Satria Abadi melakukan operasional produksi
dari Hari Senin-Kamis, jam 07.30-16.00 (dengan waktu istirahat 30 menit per
hari) dan hari jum’at dari jam 07.30-16.30 (dengan istrihat 30 menit). Namun,
karena terjadi COVID, perusahaan ini menerapkan 2 shift yaitu kelompak A
dan B. Dengan system kerja, off satu hari kerja dan hari berikutnya mulai
bekerja kembali. Dalam memenuh kewajiban perusahaan di bidang Pelayanan
Kesehata, PT. Adi Satria Abadi menyediakan Klinik Perusahaan dan
menyelenggarajan Tes Kesehaatan sebanyak 2X / Tahun (meliputi : cek
pernafasan, pendengaran dan MCU Umum). Pemeriksaan kesehata dilakukan
per 6 bulan sekali dengan pembagian max 100 org. Dan sisanya pada 6
bulan berikutnya. Untuk fasilitas pendukung lainnya, terdapat 18 kamar
mandi yang digunakan secara bersama untuk karyawan wanita dan laki-laki
pada bagian produksi. Dan 8 toilet pada office karyawan. Di bagian produksi
dan office disediakan loker masing-masing dan ruang ganti yang dipisah
anatra laki-laki dan perempuan.
Untuk melakukan Pengawasan, Penerepan K3 di Tempat Kerja, serta untuk
menghindari Potensi Kecelakaan Kerja yang akan terjadi di tempat Kerja, maka
perusahan menyediakan APD kepada para Tenaga Kerja, membetuk HSE &
Security, yang terdiri dari 1 orang Ahli K3 Umum dan 5 orang Petugas
Lingkungan yang sudah terakreditasi, dimana 5 Petugas Lingkungan ini
memilik tanggung jawab terhadap IPAL. HSE Officer berfungsi untuk meeting
room, ruang arsip dokumen, evaluasi, rapat rutin yang dilakukan 1 kali per bulan
selama COVID-19 dan seminggu sekali sebelum terjadinya COVID-19. Susunan
Sturuktur organisasi HSE dibagi menjadi dua bagian divisi, yaitu Divisi
Lingkunan dan Divisi K3 (dapat dilihan di gambar 2.1) dan untuk program
kerja karyawan HSE, dapat dilihan di gambar 2.2 Protokol COVID
diterapkan di perusahaan ini, sebelum memasuki perusahaan diharuskan
mencuci tangan terlebih dahulu, melakukan pengcekan suhu oleh petugas. Dan
setiap jam 10 dilakukan pengecekan kondisi karyawan di bagian masing-
masing . Jika suhu mencapai 38℃, maka pegawai tersebut akan disarankan
untuk istirahat di rumah. Perusahaan ini melakukan kegiatan disinfekta,
edukasi terkait COVID-19 dan menerapkan jaga jarak ketika bekerja,
penggunaan masker dan penyediaan hand sanitizer.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi HSE

Gambar 2.2 Kegiatan Karyawan HSE

Bahan baku utama yang digunakan dalama proses produksi dalam pembuatan
sarung tangan golf adalah kulit domba dan kambing yang sudah dihilangkan
bulunya. Bulu domba didapakan secara impor maupun ekspor. Tahapan-
tahapan proses produksi terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Proses Basah, dengan tahapan :
a. Scuding : Mengikis kulit domba atau kambing untuk menghilangkan
lemak yang masih menempel di kulit tersebut.
b. Stunning : Proses perendaman kulit domba atau kambing ke dalam
drum kayu dengan campuran bahan-bahan kimia yang lainnya. Diputar selama
9
jam. Satu drum kay dapat memuat 2000 lembar kulit. Dan diutuhkan waktu
2,5 hari. Dan penggunana mesin ini selama 8 jam dalam per hari.
c. Wet Blue: Pemilih grade wet blue
d. Shaving : Menggunakan mesin shaving yang menggunakan mata pisau
betujuan untuk menyamarakan ketebalan kulit, dengan range ketebalan
0,5 mm
e. Pewarnaan (dyeing): 2000 lembar kulit dimasukan kembali ke dalam drum
kay dan diberi campuran bahan kimia lainnya dan diberikan
perwarna. Sehingga menghasilkan warna yang berbeda-beda.
Proses Basah membutuhkan waktu sekita 6 hari kerja dari pickle sampai
ke dying. Setelah melalui proses perwarnaan, selanjutnya diteruskan ke
proses kering yang dibagi menjadi beberapa tahapan.

2. Proses Kering, dengan tahapan :


a. Kesrik : Menghaluskan dan melenturkan kulit domba dan kambing,
sehingga medapatkan luas kulit yang diinginkan
b. Setter Drying : Melakukan pemanasan kulit dengan dijemur dibawah sinar
matahari, dengan tujuan untuk mengeringkan kulit tsb
c. Hanging : Melakukan penjemuran di lantai 2, pengangkatan menggunakan
lift barang (dibuat sendiri oleh divisi Teknik dan mekanik). Dijemur
selama 1 hari untuk menghilangkan kadar air di dalam kulit agar
tesktru kulit menjadi keras
d. Miling (Pelemasan) : Jika sudah kering, dilakukan proses pelemasan
menggunaka drum kay yang diiisi dengan bola-bola karet yang
berjumlah 50 pcs, bertujuan untuk melemaskan kulit tersebut.
e. Stacking : pelenturan bagian luar
f. Poles : Mengkilatkan kulit
g. Tooggle : Setiap kulit dibentangkan dan ditumpuk menjadi sehingga
mendapatkan luas yang optimal dan dimasukkan ke oven ± 60 menit,
sehingga kulit tidak mengalami shrinkaged (pengerutan)

Limbah yang dihasilkan dar proses produksi terbgi menjadi Limbah B3 yang
terdiri dari Limbah Cair & Padat dan LimbahHasil Scrub. Pengolahan masing-
masing limbah tersebut berbeda. Pengolahan Limbah B3 Cair dilakukan dengan cara
menyediakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), proses pengolahan
limbah dijelaskan pada gambar 2. . Pengolahan Limbah Padat B3 berasal dari
endapan bahan kimia, limbah tersebut akan dimasukan ke dalam karung sak dan
dilakuka press setiap hari, lalu karung tersebut dipindahkan ke TPS yang ada di
lingkungan internal perusahaan . Sedangkan untuk Limbah hasil scrub akan
dimasukan ke dalam karung dan diangkut ke TPS perusahaan setiap hari. Proses
lebih lanjut terkait Limbah B3 Padat dan Limbah Hasil Scrub yang berada di
TPS perusahaan, akan dibawa oleh pihak ketiga setiap sebulan sekali.

Gambar 2.3 Proses Pengolahan Limbah B3 Cair

PT. Adi Satria Abadi memiliki Gedung Khusus untuk penyimpan chemical.
Bahan chemical yang mudah terbakar ditempatkan. di bagian luar Gedung Utama.
Total jenis bahan kimia yang ada Gedung kimia sekitar 100-an item. PT. Adi Satria

9
Abadi telah menerapkan penyelenggaraan LBKD/MSDS dan setiap item bahan
kimia diberikan pelabelan, sekitar 90% program ini sudah terlaksana dengan baik di
perusahaan. LKBD/MSDS di tempatkan dibagian admin dan akan memberikan
informasi ke pada operator yang beradan di Gedung Chemical terkait LKBD/MSDS.
PT. Adi Satria Abadi mengadakan pengadaan 22 Apar dimana 20 Apar berisi
powder dan 2 Apar berisi 𝐶𝑂2 . Terdapat kotak 14 P3K yang tersebar di setiap
bagian produksi. Jalur Evakuasi, Denah Evakuasi dan Titik Kumpul. Dan di masing-
masing tempat kerja terdapat SOP dan safety sign. Perawatan Gedung dan
Kerusukan Struktur Bangunan dilakukan oleh Divisi Teknik dan Bangunan,
perawatan gedung dilakukan secara rutin. Di setiap ruangan kerja tidak
disediakan Alat Ukur Kelembapan Internal. Namun, pelaksaaan pengujian
kebisingan, kelembapan, pencahayaan dilakukan secara rutin oleh pihak
Hiperkes. Hanya saja dilakukan checking di beberapa tempat bagian saja, tidak
keseluruhan ruangan.
Mesin dan peralatan yang digunakan yaitu mesin khusus di bagian produksi
untuk mempress ketebalan kulit, mesin boiler yang digunakan untuk memanaskan
air yang akan dipakai untuk perendaman kulit yang masih kotor. Selain itu, terdapat
juga mesin generator untuk membangkitkan tenaga listrik, mesin forklift untuk
membantu proses pengangkatan dan pemindahan barang-barang dengan jumlah 1
mesin. Ada juga lift barang yang dibuat khusus oleh team divisi maintenance di
perusahaan tersbut. Serta terdapat beberapa tangka timbun yang digunakan untuk
menyimpan solar dan minyak tanah.
Terkait dengan penerapan dan pelaksaan K3 di PT. Adi Setia Abadi baru
berjalan kurang lebih satu tahun, sehingga terkait Pelaporan K3 per 3 bulan ke
disnaker, belum dilakukan. Namun, untuk peaporan terkait Pengolahan Limbah,
sudah diterapkan dan pelaporan rutin dilakukan. Pengecekan dan pengujian
kelayakan (riksa uji) untuk mesin-mesin yang digunakan di perushaan, hanya
dilakukan oleh maintenance perusahaan saja, belum ada Ahli K3 khusus yang
tersetifikasi di bidang tersebut. Pegecekan dan pegujian untuk kebisingan,
kelembapan, pencahayaan dilakukan oleh pihak Hiperkes. Untuk seluruh operator
yang berada di perusahaan ini, hanya ada beberpa yang sudah tersetifikasi atau
memiliki SIO. Contohnya, pada penggunaan mesin forklift, hanya da 5 orang
operator, 1 diantaranya sudah memiliki SIO dan lainnya belum memilik SIO. Dan

10
pengoperasin forklift hanya dari belajar mandiri dan dibimbing oleh operator yang
sudah memiliki SIO. Namun, pada pelaksanaannya, 4 orang yang tidak memilik
SIO tersesbut bekerja tanpa ada pengawasan dari operator yang memilik SIO.
Perawatan dan pemeliharaan mesin forklift dilakukan setiap hari dan sebelum
digunakan. Di setiap ruang kerja, sudah ditempelken SOP di bagian tersebut.
PT.Adi Satria Abadi melakuka rutin setiap tahun terkait penggunaan APAR.
Namun, belum melaksanakan pelatihan Simulasi tanggap darurat.

2. B Temuan Lapangan
Berdasarkan hasil observasi di PT. Adi Satria Abadi, didaptka 2 jenis temuan
pada perushaan tersebut, yaitu temuan positif dan temuan negative

1. Bidang K3 di Lingkungan Kerja Dan Bahan Kimia Berbahaya


a. Temuan Positif
1. Terdapat 18 kamar mandi untuk penggunaan bersama (laki-laki dan
perempuan di bagian produksi
2. Perusahaan sudah menerapkan protocol kesehatan selama COVID-19,
dibuktikan dengan pengadaan Alat Pengecek Suhu, Hand Sanitizer dan
Washtafel
3. Perusahaan memiliki tempat sampah dengan label organic, non organic
dan bahan berbahaya
4. Perusahaan menyediakan kipas angin, agar sirkulasi udara lancer
5. Pengujian kebisingan, kelembapan, pencahayaan secara berkala oleh pihak
Hiperkes
6. Perusahaan sudah menerapkan Pengolahan Limbah menggunakan
Instalasi Pengolahan Air Besih (IPAL)
7. Perusahaan mempunyai Gedung chemical. Bahan kimia yang mudah
terbakar ditaruh di luar Gedung ok (penyimpanan oli, dan bahan bakar solar)
8. Perusahaan sudah melakukan pelabelan pada Bahan Kimia yang berbahaya
9. Terdapat kolam ikan sebagai indicator pencemaran lingkungan terhadap
kualitas air di tempat kerja
10. Perusahaan sudah menerapkan SOP terkait Pengolahan air Limbah dan
disebarkan kepada petugas yang bersangkutan

11
11. Pengecekan kualitas air secara berkala setiap 1 bulan sekali ke Dinas
Lingkungan Hidup yang ada di Bantul
12. Penyediaan LBKD/MSDS oleh perusahaan

b. Temuan Negatif
1. Ada tangga diatas pintu
2. Atap Gedung sudah mengalami perkaratan
3. Terdapat atap yang mengalami pengelupasan akibat ruangan yang terlalu
lembap
4. Penggunaan APD belum maksimal
5. Pemisahan toilet antara laki-laki dan wanita
6. Oli berserakan di lantai
7. Belum adanya Petugas Kimia atau Ahli K3 Bahan Kimia Berbahaya

2. Bidang K3 di Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki


Timbun a. Temuan Positif
1. Operator Forklift sudah memiliki Surat Izin Operasi (SIO) berjumlah 1
orang 2. Terdapat name plat and capacity pada mesin forklift
3. Pemeliharaan dan perawatan mesin Forkflift dilakukan secara rutin oleh
Opeartor Forkflit
4. Terdapat nameplate name tag pada Tangki Timbun
5. Terdapat nameplate name tag pada pesawat uap
6. Terdapat Pressure Gauge pada boiler (bejana tekan)
7. Dilakukan pemeriksaan rutin
8. Terdapat SOP dalam penggunaan Hot Water Boiler
9. Terdapat keterangan mengenai kapasitas dari Hot Water Boiler

b. Temuan Negatif
1. Dari 4 orang operator forklift, 3 diantaranya belum memiliki SIO
2. Tidak ada pengawasan oleh operator forkflift yang memiliki SIO
dalam pengoperasian forkflift yang dilakukan oleh operator yang belum
memiliki SIO
3. Belum dilakukan uji riksa terhadap semua mesin-mesin produksi atau mesin
lainnya yan berada di lingkungan tempat kerja
4. Terdapat transmisi rantai yang tidak memiliki pelindung/pengaman

3. Bidang K3 di Listrik, Konstruksi dan Kebakaran


a. Temuan Positif
1. Adanya sign jalur evakuasi dan titi kumpul
2. Memiliki 22 APAR dan form pemeriksaan APAR
3. Pengecekan rutin APAR setiap 1 tahun sekali
4. Pelatihan pengunaan APAR yang dilakukan setiap satu tahun sekali
5. Teradapat denah instalasi listrik
6. Adanya penyalur petir
7. Instalasi dan peralatan lisrik sudah terhubung ke tanah (grounding)
8. Sudah terbentuknya HSE yang membawahi K3 Listrik, Mekanik &
Kontruksi, Pemadam Kebakaran

b. Temuan Negatif
1. Ditemukan atap dan jendela pada bangunan yang rusak
2. Tidak memiliki system manajemen LOTO khususnya paada Kapasitor Bank,
Box Breaker atau alat-alat lainnya untuk kegiatan maintanance
3. Terdapat kerusuakan pengamanan pada alat charger aki yang dapat
menimbulkan potensi bahaya bagi tenaga kerja

4. Bidang K3 di Kesehatan Kerja, Kelembagaan & Keahliaan Dan Sistim


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Temuan Positif
1. Sudah terbentuknya organisasi P2K3
2. Memiliki 1 orang Ahli K3 Umum
3. Memiliki 5 orang yang sudah tersetifikasi untuk pengelolaan IPAL
4. Terdapatnya organisasi Serikat Pekerja yang berada di Internal Tempat
Kerja dan berasosiasi dengan Serikat Pekerja Nasioanal (SPN)
5. Adanya PKB yg dihasilkan dari diskusi antara pihak SPN dan perusahaan
6. Memiliki 1 operator forkflit yang memiliki SIO

7. Memasang safety sign di setiap


8. Terdapat ruang laktasi
9. Terdapat Klinik Perusahaan dengan visit dokter sebanyak 2 kali dalam
seminggu
10. Penerapan protocol pencegahan COVID -19
11. Terdapat 14 kotak P3K
12. Mempunyai Petugas P3K
13. Melaksanakan pelatihan petugas P3K di tempat kerja yang bekerjasama
dengan PMI Jogjakarta
14. Terdapat kebijakan pemberian makan siang, minuman bergizi dan uang
transport
15. Pemberlakuan kebijakan hari kerja dari senin-jum’at dengan durasi jam dari
jam 07.00-16.00
16. Berpartisipasi dalam BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan
17. Kebijakan hak cuti hamil bagi ibu hamil dan cuti haid bagi tenaga kerja
wanita
18. Kebijakan terkait tes kesehatan 2 kali dalam setahaun dengan tempo
pelaksaan 6 bulan untuk sekitar 110 karyawan dan 6 bulan berikutnya untuk
sisa karyawan tersebut. Tes kesehatan meliputi Pendengaran, Penglihatan
dan MCU
19. Rapat evaluasi P2K3 yang dilakukan sebulan sekali ketika covid-19 dan
seminggu sekali ketika kondisi normal
20. Safety talk sebelum memulai pekerjaan
21. Penyediaan APD untuk para pekerja

b. Temuan Negatif
1. Belum tersedianya ruangan khusus P3K
2. Belum ada lisensi petugas P3K
3. Belum dilakukannya pemeriksaan awal bagi calon tenaga kerja baru
4. Belum ada simulasi keadaan darurat
5. Belum terdapt sistim proteksi kebakaran selain APAR
6. Masih ditemukan beberapa tenaga kerja yang belum patuh menggunakan
APD
7. Terdapat 3 operatot forkflift yang belum memiliki SIO
8. Tidak melakukan riksa uji untuk sarana produksi yang ada di lingkungan
kerja
9. Belum menerapkan keseluruahn penerapan tingkat awal SMK3
10. Belum pernah dilakukan pemantauan dan evaluasi kerja dan audit internal
SMK3
11. Belum memiliki Ahli K3 Kimia
12. Belum memiliki Ahli K3 Teknisi Listrik
13. Belum memiliki Ahli K3 Kebakaran
1
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Berikut ini adalah Analisa Temuan Positif dan Analisa Temuan Negatif Bidang Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya

A. Analisa Temuan Positif

1
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
instalasi, perlengkapan dan
peralatan listrik
 Menangkap muatan Permenaker No.2 Tahun 1989 Pasal 2
petir dan ayat 1 “ Instalasi penyalur petir harus
Adanya penyalur menyalurkannya ke direncanakan, dibuat, dipasang dan
7. Wawancara
bumi dipelihara sesuai dengan ketentuan
petir
 Melindungi area dalan peraturan Menteri ini atau sesuai
pabrik standar yang diakui
Permenaker No. 2 Tahun 1989 Pasal 1
huruf H “Instalasi pneyalur petir ialah
 Menyalurkan
seluruh susunan saranan penyalur petir
muatan listrik dari
Instalasi peralatan terdiri atas penerima, penghantar,
petir ke bumi
8. Wawancara listrk sudah penurunan (Down Conductor) elektroda
terhubung ke tanah  Mencegah bumi termasuk perlengkapan lainnya
(Grounding) terjadinya kerusakan yang merupakan satu kesatuan yang
pada alat produksi berfungsi untuk menangkap muatan
petir dan menyalurkan ke bumi

31
KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN & KEAHLIAAN
DAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

NO Lokasi Temuan Dampak/Manfaat Peraturan Perundang-Undangan


Permenaker No.04 Tahun 1987 pasal 1
“Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan kerja yang disebut P2K3
Melakukan ialah badan pembantu di tempat kerja
Telah terbentuk pengawasan terhadap yang merupakan wadah kerjasama
1. Wawancara
organisasi P2K3 implementasi K3 di antara pengusaha dan pekerja untuk
Tempat Kerja mengembangkan kerjasma saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan K3

UU No.01 tahun 1970 Pasal 1 “Ahli


Keselamatan Kerja ialah tenaga teknis
Melakukan berkeahlian khusus dari luar
Memiliki 1 orang Ahli pengawasan terhadap Departemen Tenaga Kerja yang
2. Wawancara
K3 Umum implementasi K3 di ditunjuk oleh Menteri Tengan kerja
Tempat Kerja untuk megawasi ditaati undang-udang
ini.

Memiliki 5 orang yang Mengurangi dampak UU No.32 Tahun 2009 Tentang


3. Wawancara
sudah tersetifikasi untuk pencemaran Perlindungan dan Pengelolaan
32
33
membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh.”
 UU No.13 Tahun 2003 Paasal 116
Ayat 1 “Perjanjian kerja bersama
dibuat oleh serikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat
pekerja/serikat buruh yang telah
tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
Adanya PKB yang  Sebagai bentuk
ketenagakerjaan dengan pengusaha
dihasilkan dari diskusi wujud komitmen
atau beberapa pengusaha
antara SPN dan perusahaan dalam
Ayat 2 “ Penyusunan perjanjian kerja
perusahaan. PKB menerapakan K3 di
bersama sebagaimana dimaksud
5. Wawancara tersebut merupakan perusahaan
dalam ayat (1) dilaksanakan secara
bentuk komitemn  Terdapat jaminan
musya-warah.”
perusahaan dalam terkait
menerapkan K3 di penyelenggaran K3
PP No. 5 Tahun 2012 Lampiran I
lingkungan kerja di tempat kerja
huruf A tentang Penetapan Kebijakan
K3 Point 1 :
1. Penyusunan kebijakan K3 dilakukan
melalui:
a. tinjauan awal kondisi K3; dan
b. proses konsultasi antara pengurus
dan wakil pekerja/buruh.
34
35
36
37
38
dalam penanganan pentjegahan ketjelakaan dan
Pertolongan Pertama pemberantasan kebakaran serta
Pada Kecelakaan peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerdja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada ketjelakaan.”
SE-07/MEN/1990 poin 1.C “Tunjangan
Tidak Tetap: adalah suatu pembayaran
secara langsung atau tidak langsung
berkaitan dengan pekerja, yang
diberikan secara tidak tetap untuk
pekerja dan keluarganya serta
Terdapat kebijakan dibayarkan menurut satuan waktu yang
pemberian makan siang, Pemenuhan gizi untuk tidak sama dengan waktu pembayaran
14. Wawancara
upah pokok, seperti Tunjangan
minuman bergizi dan karyawan
uang transport Transport yang didasarkan pada
kehadiran, Tunjangan Makan dapat
dimasukkan ke dalam tunjangan tidak
tetap apabila tunjangan tersebut
diberikan atas dasar kehadiran
(pemberian tunjangan biasa dalam
bentuk uang atau fasilitas makan).
Pemberlakuan Penerapan jam kerja Pasal 77 Ayat (2) “Waktu kerja
15. Wawancara kebijakan hari kerja dari yang sesuai aturan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
senin-jum’at dengan tidak membuat para meliputi :
39
durasi jam dari jam kerja merasa stress atau a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40
07.00-16.00 (8 jam/hari kelelahan di tempat (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
atau 40 jam/minggu) kerja untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu, atau
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40
(empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1
(satu) minggu.”
Berpartisipasi dalam Untuk mendapat UU No.24 tahun 2011 (Badan
Program BPJS Jaminan perlindungan Penyelanggara Jaminan Sosial) Pasal
Ketenagakerjaan (JKK, Kecelakaan Kerja, 6 ayat 2 “BPJS sebagaiman dimaksud
16. Wawancara
JK, JHT, JP) serta Kematian, Hari Tua dan dalam pasal 5 ayat 2 huruf b
Program BPJS Pensiun di Tempat menyelenggarakan program JKK, JK,
Kesehatan Kerja JHT, JP
 Memberikan hak Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
bagi tenaga kerja tentang Ketenagakerjaan
Kebijakan hak cuti wanita yang sedang  Pasal 81 ayat 1: Pekerja/
hamil bagi ibu hamil hamil untuk buruh perempuan yang dalam
17. Wawancara
dan cuti haid bagi mempersiapkan masa haid merasakan
tenaga kerja wanita persalinannya sakit dan
 Memberikan hak memberitahukan kepada pengusaha,
bagi tenaga kerja tidak wajib bekerja pada hari
wanita yang sedang pertama dan kedua pada waktu haid.

40
mengalami  Pasal 82 Ayat 1: Pekerja/ buruh
disminorhea perempuan berhak memperoleh
istirahat selama 1,5 bulan sebel um
saatnya melahirkan anak dan 1,5
bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau
bidan

Permenaker No.02 Tahun 1980 Pasal 3


Ayat (1) “Pemeriksaan Kesehatan
Berkala dimaksudkan untuk
Kebijakan terkait tes
mempertahankan derajat kesehatan
kesehatan 2 kali dalam  Untuk mengetahui
tenaga kerja sesudah berada dalam
setahaun dengan tempo derajat kesehatan
pekerjaannya, serta menilai
pelaksaan 6 bulan untuk tenaga kerja
kemungkinan adanya pengaruh-
sekitar 110 karyawan  Untuk
pengaruh dari pekerjaan seawal
18. Wawancara dan 6 bulan berikutnya mempertahankan
mungkin yang perlu dikendalikan
untuk sisa karyawan derajat kesehatan
dengan usaha-usaha pencegahan.”
tersebut. Tes kesehatan tenaga kerja sesudah
Ayat (2) “Semua perusahaan
meliputi Pendengaran, berada dalam
sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2)
Penglihatan dan MCU pekerjaannya
tersebut di atas harus melakukan
Awal
pemeriksaan kesehatan berkala bagi
tenaga kerja sekurang-kurangnya 1
tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh
41
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja.”
 UU N0. 1 Tahun 1970 Pasal 10
Ayat (1) “Menteri Tenaga
Kerja berwenang membentuk
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
guna memperkembangkan kerjasama
sling pengertian dan pasrtisipasi
Rapat evaluasi P2K3 Menghimpun dan efektif dari pengusaha atau
yang dilakukan sebulan mengelola data pengurus dan tenaga kerja dalam
19. Wawancara sekali ketika covid-19 mengenai Keselamatan tempattempat kerja untuk
dan seminggu sekali dan Kesehatan Kerja melaksanakan tugas dan kewajiban
ketika kondisi normal (K3) di tempat kerja bersama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja,
dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi

 Permenaker No 04. Tahun


1987 Pasal 3 Ayat (1) “P2K3
mempunyai tugas memberikan
Melakukan Safety Talk Memberikan edukasi saran 1970 Pasaldan
UU No.1 Tahun 9 Ayat (3)
20. Wawancara
sebelum memulai terkait potensi yang “Pengurus diwadjibkan
42
pekerjaan akan terjadi jika tidak menjelenggarakan pembinaan bagi
bekerja sesuai SOP dan semua tenaga kerdja jang berada
menggunakan APD dibawah pimpinannja, dalam
pentjegahan ketjelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerdja, pula dalam pemberian
pertolongan pertama pada ketjelakaan.
UU No.1 Tahun 1970 Pasal 14 huruf c
“Pengarus diwajibkan :
c.Menjediakan setjara tjuma-tjuma,
 Mencegah terjadinya semua alat perlindungan diri jang
Penyakit Akibata diwadjibkan pada tenaga kerdja jang
Penyedian APD untuk Kerja atau kecelekaan berada dibawah pimpinannja dan
21. Wawancara
tenaga kerja kerja menjediakan bagi setiap orang lain
 Melindungi diri dari jang memasuki tempat kerdja tersebut,
potensi bahaya disertai dengan petundjuk-petundjuk
jang diperlukan menurut petundjuk
pegawai pengawas atau achli
keselamatan kerdja.”

43
B. Analisa Temuan Negatif

44
45
46
47
48
yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai denga n”
Jika
diharuskan
pengoperasian Permenaker No.08
Kelalaian dari
forkflit Tahun 2020 Pasal
pihak
dilakukan oleh 141 Ayat (2)
operator 300
Wawancara operator yang “Pengoperasian
forklift yang
belum (Risiko belum memilik Pesawat Angkat dan
Tidak ada pengawasan oleh SIO, harus ada Pesawat Angkut
memiliki SIO Tinggi,
yang dilakukan oleh operator
2. karena hanya 10 2 15 perbaikan pendampingan harus dilakukan
forkflift yang memiliki SIO
mengetahui dengan dari operator oleh Operator
dalam pengoperasian forkflift
prosedur segera, atau rekan dengan kualifikasi
yang dilakukan oleh operator
penggunaan melibatkan kerja yang sesuai jenis dan
yang belum memiliki SIO
berdarsarkan managemen) lainnya, untuk kapasitas Pesawat
“learning menghindari Angkat dan Pesawat
byself” risko yang
Angkut.”
tidak
diinginkan
Wawancara Terjadi 180 Permenaker No.08
kesalahan Tahun 2020 Pasal
Melakukan uji
Belum dilakukan uji riksa oleh dari (Risiko 173 Ayat (3) “
3. 6 2 15 riksa secara
disnaker setempat atau Ahli penerapan Substansial, Pemeriksaan dan
berkala
SOP di perlu pengujian
K3 Spesialis tempat kerja tindakan
terhadap semua 49
m esin-mesin produksi perbaikan) sebagaimana
m atau esin lainnya yan dimaksud pada ayat
(I) dan ayat (2)
li berada di
harus dilakukan
ngkungan tempat kerja
oleh:
a. Pengawas
Ketenagakerjaan
Spesialis K3
Pesawat Angkat
dan Pesawat
Angkut;
b. Penguji K3 yang
mempunyai
kompetensi di
bidang Pesawat
Angkat dan
Pesawat Angkut;
atau
c. Ahli K3 Bidang
Pesawat Angkat
dan Pesawat
Angkut.
Terdapat 45 Diberikan Permen No.38
4. transmisi 3 1 15 cover Tahun 2016
rantai yang (Risiko pelindung
50
51
sebagaimana
dimaksud pada
ayat 2 harus dapat :
e. Melindungi dari
tindakan
pengoperasian
yang salah
f. Mencegah
pendekatan
terhadap bagian
atau daerah
yang berbahaya
selama
beroperasi
g. Memperlancar
proses
produksi; dan
h. Berfungsi
secara otomatis
dan sesuai
dengan
pengoperasia n
Peswat Tena ga
dan Produksi .”

52
53
54
KESEHATAN KERJA, KELEMBAGAAN & KEAHLIAAN
DAN SISTIM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Peraturan
Potensi Probability/ Pemaparan/ Konsekuensi Rating Saran /
No Lokasi Perundang-
Bahaya Peluang Pemajanan /Akibat Risiko Rekomendasi
Undangan
Akan Permenaker No.15
45
menimbulkan Tahun 2008 Pasal 2
kesulitan Menyediakan Ayat 1 “Pengusaha
Wawancara (Risiko
penanganan fasilitas ruang wajib menyediakan
sedang,perlu
1. pertolongan 3 1 15 P3K tersendiri
Belum tersedianya ruangan tindakan petuas P3K
pertama jika di Lingkungan
khusus P3K perbaikan dan fasilitas P3K
terjadi Kerja
namun dapat di tempat
kecelakaan di
dijadwalkan)
tempat kerja kerja
Jika PP No Pasal 3 Ayat 1
pertolongan “Petugas P3K di
90
pertama tempat kerja
Memeberikan
dilakukan oleh sebagaimana
(Risiko delegasi
Wawancara tenaga kerja dimaksud dalam
Substansial, karyawan
yang tidak
2. 3 2 15 perlu untuk megikuti pasal 2 ayat (1) harus
memiliki
tindakan latihan untuk memiliki lisensi dan
Belum ada lisensi petugas P3K pengetahuan
perbaikan mendapatkan buku kegiatan P3K
P3K, akan
namun dapat lisensi P3K dari Kepala Instansi
menyebabkan
dijadwalkan)
PAK atau yang bertanggung
fatality jawab di bidang

55
ketenagakerjaan
setempat.”
UU No.1 Tahun
Melaksanakan 1970 Pasal 8 Ayat 1
dan “ Pengurus
menerapkan diwajibkan
Tidak Pemeriksaan memeriksakan
Wawancara mengetahui Tes Kesehatan kesehatan badan,
keadaan 36 di awal kerja kondisi ental dan
Belum dilakukannya kesehatan dengan
3. 6 2 3 kemampuan fisik
pemeriksaan awal bagi calon awal pekerja (Risiko bekerjasama
sebelum dari tenaga kerja
tenaga kerja baru sedang) Bersama pihak
masuk kerja rumah sakit yang akan
atau dokter diterimanya maupun
yang ditunjuk akan dipindahkan
oleh sesuai dengan sifat-
perusahaan sifat pekerjaan yang
diberikan padanya
Ketidaktahuan 84 Direncanakan PP No. 21 Tahun
Wawancara agenda untuk 2008 Pasal 1 Ayat 4
untuk
(Risiko melakukan “Kesiapsiagaan
mengambil Substansial, simulasi
Belum ada simulasi 6 2 7 adalah serangkain
4. tanggap
tindakan jika perlu
keadaan darurat kegiatan yang
terjadi keadaan tindakan darurat di
perbaikan tempat kerja dilakukan untuk
darurat min per bu lan mengantisipasi
namun dapat
56
dijadwalkan) sekali bencana melalui
pengorganisasian
serta melalui
langkah yang tepat
guna dan berdaya
guna.”
 Menambah Kepmenaker No.186
kan system Tahun 1999 Pasal 2
smoke Ayat 2 huruf b
alarm, “Kewajiban
sehingga
mencegah.
bisa
270 Mengurangi dan
mendapatk
Tidak dapat an warning memadamkan
(Risiko kebakaran di tempat
Wawancara mendeteksi ketika ada
Tinggi,
titik api kerja sebagaimana
5. dini adanya 6 3 5 perbaikan
Belum terdapt sistim proteksi yang dimaksud pada ayat
kebakaran di dengan
kebakaran selain APAR muncul (1) meliputi :
segera dan
tempat kerja  Melakukan b. Penyediaan
melibatkan
pemasangan
managemen) sarana deteksi,
system
alarm pemadam
proteksi
kebakaran kebakaran dan
pasif & aktif sarana evakuasi
di seluruh
area kerja
57
Akan UU No.1/1970 Pasal
menimbulkan 12 “ Dengan
420
kecelakaan peraturan
(Risiko
Wawancara kerja jika perundangan diatur
sangat Memberikan
disaat bekerja
tinggi, edukasi dan kewadjiban dan atau
6. Masih ditemukan beberapa tidak 6 10 7
lakukan meakukan hak tenaga kerdja
tenaga kerja yang belum patuh menggunakan
penghentian pengawasan untuk :
menggunakan APD APD dan
kegiatan Memakai alat-alat
tenaga kerja
segera)
dalam kondisi perlindungan diri
lelah jang diwadjibkan;
Perusahaan Pemernaker No.09
Kurangnya
perlu Tahun 2010
pengetahuan
melakukan
mengenai
meng-
pengoperasian Pasal 3:
agendakan
forklift dapat 150 “Pengusaha atau
pelatihan utuk
menyebabkan pengurus dilarang
Wawancara operator
kemungkinan (Risiko
forkflit. Jika mempekerjakan
7. kesalahan saat 10 2 15 Substansial,
Terdapat 3 operatot forkflift pengoperasian, terkendala operator dan/ atau
perlu
yang belum memiliki SIO uang, pelatihan petugas pesawat
seperti : tindakan
bias dijatah angkat dan angkut
 Beban perbaikan)
dengan peserta
terjatuh yang tidak memiliki
1 orang/per
 Operator Lisensi K3 dan buku
tahun.
tertimpa kerja”
Sehingga
beban
dalam jangka
58
 Tabrakan waktu 4 tahun, Pasal 5:
forklift semua operator “Pesawat angkat dan
forkflift angkut harus
memiliki SIO
dioperasikan oleh
operator pesawat
angkat dan angkut
yang mempunyai
Lisensi K3 dan buku
kerja sesuai dengan”
PP No.50 Tahun
2012 Lampiran II
 Performance 7.3 Tentang
Melakukan
mesin Peralatan
perencanaan
mengalami Pemeriksaan/Inspek
70 terkait uji riksa
Wawancara penurunan si, Pengukuran dan
pada setiap
setiap Pegujian
(Risiko mesin, min uji
Tidak melakukan riksa uji tahunnya
8. 10 1 7 Substansial, riksa dilakukan 7.3.1 Terdapat
untuk sarana produksi yang  Tidak perlu sesuai dengan prosedur yang
mengetahui
ada di lingkungan kerja tindakan aturan yang terdokumentasi
kelayakan
perbaikan) berlaku sesuai mengenai
mesin yang
dengan jenis
digunakan identifikasi,
mesinnya
kalibrasi,
pemeliharaan dan
penyimoanan
59
untuk alat
pemeriksaan, ukur
dan uji mengenai
K3
7.3.2 Alat
dipelihara dan
dikalibrasi oleh
petugas atau pihak
yang
berkompenten dan
berwenang dari
dalam dan/atau
luar perusahaan
 Membuat Permenaker No.5
JSA (Job Tahun 1996
Menimbukan Safet Lampiran IV huruf
126
Wawancara kemungkinan Assement) a “ Perusahaan kecil
untuk terjadi atau media atau perusahaan
(Risiko
Belum menerapkan kecelakaan penilain yang
9. 3 6 7 Substansial, dengan tingkat
keseluruhan penerapan tingkat kerja, penyakit lainnya,
perlu risiko rendah harus
awal SMK3 (yaitu persiapaan akibat kerja sehingga
tindakan menerapkan
atau perencanaan) dan kerugian memiliki
perbaikan) sebanyak 64 (enam
lainnya gambaran
terhadap puluh empat)
potensi kriteria”
60
bahaya yang
akan terjadi
dan cara
penganggula
nnya seperti
apa
 Membuat
perhitungan
manajemen
risiko, agar
bisa
menentukan
skala
prioritas
yang akan
diterapakan
dahulu
Pihak PP No.50 tahun
Belum
perusahaan 2012 Psal 14 Ayat 1
mednapatkan
Wawancara segera dan 2 :
tolak ukur
18 membentuk/ 1) Pengusaha wajib
untuk
Belum pernah dilakukan menyediakan
10. melakukan 3 3 2 melakukan
pemantauan dan evaluasi (Risiko tim audit
evaluasi terkait pemantauan dan
kerja dan audit internal Sedan) internal
penerapan K3 evaluasi kinerja
SMK3 ataupun
yang sudah K3.
bekerja sama
berlangsung
dengan pihak 2) Pemantauan dan
61
penyedia jasa evaluasi kinerja
lainnya, K3 sebagaimana
untuk dimaksud pada
melakukan
ayat (1) melalui
pemantauan
pemeriksaan,
dan evaluasi
kinerja pengujian,
internal pengukuran, dan
SMK3 audit internal
melalui Audit SMK3 dilakukan
Internal. oleh sumber
daya manusia
yang kompeten.
Mendelegasikn Kepmenaker 187
salah satu Tahun 199 Pasal 3
700 karyawan “pengedalian bahan
untuk
Terkontamina kimia berbahaya
(Risiko mendapatkan
Wawancara si bahan sebagaiman
sangat kompetensi
kimia dimaksud pasal
11. 10 10 7 tinggi, dalam
Belum memiliki Ahli K3 berbahaya 2 ,meliputi :
lakukan penanganan
Kimia Penunjukan petugas
penghentian bahan kimia
kegiatan berbahaya K3 Kimia dan Ahli
segera) yang Kimia
selanjutnya
akan menjadi

62
petugas bahan
kimia
berbahaya
Kurangnya Permenaker No.12
pengetahuan tahun 2015 Pasal 2
penanganan 700
Mendelegasikn “Pengusaha
K3 teknisi
salah satu dan/atau pengurus
listrik dapat (Risiko
Wawancara karyawan wajib melaksanakan
mengakibatkan sangat
untuk K3 Listrik di temapt
12. : Terjadi 10 10 7 tinggi,
Belum memiliki Ahli K3 mendapatkan kerja
konsleting/ lakukan
Listrik kompetensi
arus pendek penghentian
dalam Bidang
yang kegiatan
Kelistrikan
menimbulkan segera)
kerusakan dan
kebakaran
Minimnya Kepmenaker
pengetahuan 700 Mendelegasikn No.186 tahun 1999
tentang salah satu Psal 5 huruf d “Ahli
penanganan (Risiko karyawan
Wawancara K3 Spesialis
K3Kebakaran sangat untuk
penanggulan
13. dapat 10 10 7 tinggi, mendapatkan
Belum memiliki Ahli K3 kebakaran sebagai
mengakibatkan lakukan kompetensi
Kebakaran
penanganan penghentian dalam Bidang penanggung jawab
terjadinya kegiatan Teknik teknis.”
kebakaran segera) Kebakaran
kurang efektif
Keterangan :

Rating Risiko (RR) = Peluang (P) x Pemaparan (E) x Konsekuensi (C)

PELUANG (kemungkinan atau peluang kejadian tersebut terjadi) /

KATEGORI PENJELASAN NILAI


Sangat mungkin
Sangat mungkin atau hampir pasti akan terjadi (peluang
terjadi / hampir 10
terjadinya 1 kali dalam 10 kali kesempatan
pasti
Dapat terjadi atau suatu hal yang tidak mungkin untuk
Mungkin terjadi terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 100 kali 6
kesempatan)
Tidak biasa Dapat merupakan kejadian yang tidak biasanya akan terjadi
namun bisa namun kemungkinannya tetap ada (peluang terjadinya 1 kali 3
terjadi dalam 1000 kali kesempatan)
Kemungkinan terjadinya kecil atau merupakan suatu
Kecil
kebetulan (peluang terjadinya 1 kali dalam 10.000 kali 1
kemungkinannya
kesempatan)
Sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi / terjadi setelah
Sangat kecil
bertahun-tahun terpapar (peluang terjadinya 1 kali dalam 0.5
kemungkinannya
100.000 kali kesempatan)
Secara praktek tidak mungkin terjadi / hampir tidak
Tidak mungkin
muungkin terjadi (peluang terjadinya 1 kali dalam 0.2
terjadi
1.000.000 kali kesempatan)
PEMAPARAN (frekwensi dan lamanya pemaparan bahaya tersebut) /
KATEGORI PENJELASAN NILAI
Kontinyu Sangat sering atau pekerjaan yang rutin dilakukan 10
Seringkali Terjadinya sekali sampai beberapa kali sehari 6
Kadang-Kadang Sekali seminggu sampai beberapa kali sebulan 3
Tidak Biasanya Sekali dalam sebulan sampai sekali setahun 2
Jarang Sekali dalam beberapa tahun 1
Sangat Jarang Belum pernah terjadi pemaparan 0.5

64
AKIBAT (keparahan dari hasil yang yang dikeluarkan oleh suatu kejadian
cidera, sakit, dll) / C

KATEGORI PENJELASAN NILAI


Katastropi Menimbulkan banyak korban jiwa 100
Bencana Menimbulkan beberapa korban jiwa 40
Sangat Serius Menimbulkan satu kematian 15
Menimbulkan cidera serius (menyebabkan cacat anggota
Serius 7
tubuh)
Perawatan
Menimbulkan cidera yang memerlukan perawatan medis 3
Medis
Cidera yang bersifat minor atau hanya memerlukan
Perawatan P3K 1
pengobatan P3K
Penilaian Resiko
 diatas 400 : Risiko sangat tinggi, lakukan penghentian kegiatan segera
 200 – 400 : Risiko tinggi, perbaikan dengan segera (keterlibatan managemen)
 50 – 200 : Risiko substansial, perlu tindakan perbaikan
 10 – 50 : Risiko sedang, perlu tindakan perbaikan namun dapat dijadwalkan
 dibawah 10 : Risiko rendah

64
BAB IV
PENUTUP

4A. KESIMPULAN
Berikut ini ada kesimpulan dari hasil observasi video di PT. Adi Satria Abadi,
yaitu :

1. K3 Lingkungan Kerja
PT. Adi Satria Abadi sudah sudah menciptakan lingkungan kerja
yang aman dalam hal penanganan limbah. Namun, terkait pemeliharaan
dan perawatan bangunan Gedung belum terlaksana dengan maskimal. Selain
itu, fasilitas yang dimiliki oleh PT. Adi Satria Abadi sudah cukup lengkap,
memiliki 18 kamar mandiwashtafel, tempat sampah yg disesuaikan dengan
jenis sampah, alat kebersihan, ventilasi udara yang sudah memadai, serta
pencahayaan yang cukup baik Di setiap ruang kerja, sudah tertempel
SOP dan Kotak P3K. Pengawasan dan pemeliharaan mesin atau perlatan
yang berbuhungan dengan pekerjaan dan lingkungan sekitar, dilakukan
secara rutin sesuai divisnya masing-masing.

2. K3 Kimia Bahan Berbahaya


PT Adi Satria Abadi sudah menerapkan K3 Bahan Kimia Berbahaya
dengan Sangat Baik. Bahan-bahan kmia tersebut disimpan di Gudang
Kimia dan diberikan pelabelan di setiap item-nya. Pengadaan MSDS/LKBD
ditempatkan di bagian Admin dan untuk bahan-bahan kimia yang explosive
ditempatkan di luar Gedung. Selain itu, untuk menghindara pecemaran
lingkungan akibat bahan kimia tersebut, perushaan telah menerapkan
Pengelolaan Air Limbah dengan bentuk Instalasasi Pengelolaan Air Limbah
(IPAL) yang dibawahi oleh Divisi HSE Lingkungan dengan 5 orang pertugas
yg sudah tersetifikasi. Terkait dengan indicator pencemaran akibat limbah
bahan kimia tersebut dapat teridentifikasi secara langsung dari kualitas air
yang ada di lingkungan kerja tersebut, sebagai salah satu penerapannya,
perusahaan ini menerapkan bio-indikator yaitu dengan adanya kolam ikan.

3. K3 Mekanik , Bejana tekan dan Tangki Timbun


PT. Adi Satria Abadi telah melakukan penerapan pengawasan K3 di
bidang mekanik, serta sudah berjalan dengan baik dimana terbukti adanya
Surat Ijin Operator (SIO) kelas II, alat pelindung atau pengaman pada
forklift, dan beberapa dokumentasi terkait dengan prosedur intruksi kerja,
inspeksi atau maintenance mesin produksi secara berkala yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut, adanya emergency shutdown pada mesin
produksi, forklift, dan genset.
PT. Adi Satria Abadi sudah melengkapi bejanan tekan dengan
nameplate dan pressure gauge agar tekanan gas yang berada didalam
dapat terbaca. Namun PT. Adi Satria Abadi belum melakukan uji riksa pada
bejana tekan
PT. Adi Satria Abadi mempunyai tanki timbun dimana tanki timbun
tersebut telah adanya nameplate, safety sign, dan alat pemadam api ringan
(APAR). Namun tangki timbun yang berada pada.

4. K3 Listrik, Konstruksi dan Penanggulan Kebakaran


PT Adi Satria Abadi sudah menjalankan dengan baik sesuai dengan
regulasi yang mengatur tentang K3 Listrik terkait structural K3, instalasi
listrik maupun penghantar petir dan document pendukung kerja (SOP).
Akan tetapi ada beberapa kekurangan dalam factor ergonomic dan
pemeliharaan peralatan listrik yang digunakan. Mengenai bidang
konstruksi sudah melaksanakan sesuai dengan regulasi yang berlaku
terkait bangunan gudang, kantor, dan IPAL. Namun ada beberapa
kekurangan dalam perawatan dan pemeliharaan sector kontrusksi. Dan
bidang Penanggulangan Kebakaran juga sudah melaksanakan sesuai
dengan regulasi yang berlaku. Terkait APAR dan Pembinaan terhadap
tenaga kerja dalam pelatihan penanggulangan kebakaran.

5. K3 Kesehatan Kerja
PT. Adi Satria Abadi dalam pelayanan kesehatan kepada para tenaga
kerja telah mendirikan klinik perusahaan dan telah menempatkan kotak
P3K di beberapa tempat kerja, pihak perusahaan juga telah melakukan
pemeriksaan

67
berkala bagi semua tenaga kerja guna mengetahui ada/ tidaknya gangguan
kesehatan selama bekerja. Memberikan hak kepada ibu menyusui untuk
dapat memompa ASI dan menyusui dengan mendirikan ruang laktasi
di area perusahaan. Dalam kaitannya dengan masa pandemi Covid-19, pihak
PT. Adi Satria Abadi juga telah menerapkan protocol kesehatan bagi tenaga
kerja dan orang lain yang berada di lingkungan kerja. Hal ini
dilakukan dengan disediakannya tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh
saat akan memasuki perusahaan, dan melakukan penyemprotan disinfektan
setiap satu minggu sekali. Akan tetapi masih terdapat beberapa kekurangan
yang ditemukan di PT. Adi Satria Abadi berkaitan dengan masalah
kesehatan kerja yaitu belum tersedianya ruang P3K dan toilet yang belum
terpisah antara perempuan dan laki-laki.

6. K3 Kelembagaan dan Keahliaan


Hasil analisa dalam bidang kelembagaan dan keahlian didapatkan bahwa
PT. Adi Satria Abadi sudah membentuk P2K3 sebagai badan pembantu
penerapan K3 di perusahaan. Pihak perusahaan juga telah mempekerjakan
beberapa tenaga ahli dibidangnya seperti memilik 5 tenaga kerja bersertifikasi
IPAL untuk pengolahan limbah, 1 orang operator forklift bersertifikat SIO,
dan memiliki Ahli K3 Umum. PT. Adi Satria Abadi juga telah membentuk
unti tanggap darurat penanganan kebakaran dan melakukan pelatihan APAR
bagi tenaga kerja. Hal ini dilakukan untuk kesiapsiagaan terjadinya
bencana kebakaran, sehingga dampak yang diakibatkan dapat
diminimalisir. Tenaga kerja di PT. Adi Satria Abadi juga telah tergabung
dalam Serika Pekerja Nasional (SPN). Namun masih terdapat tenaga kerja
yang belum tersertifikasi untuk melakukan pekerjaannya, yaitu masih
terdapat 3 orang operator forklift yang belum tersertifikasi SIO, tidak adanya
Ahli K3 Kimia, Ahli K3 Teknisi Listrik, dan Ahli K3 Kebakaran.

7. K3 Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


PT. Adi Satria Abadi dalam malaksanakan penerapan K3 di tempat kerja
telah memberikan beberapa kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan

68
kesejahteraan seluruh tenaga kerjanya, yaitu adanya kebijakan pemberian
makan siang dan susu, kebijakan bekerja 8 jam/ hari atau 40 jam/ minggu,
kebijakan hal cuti hamil bagi ibu hamil, kebijakan cuti haid bagi tenaga
kerja wanita, dan kebijakan pengikutsertaan program jaminan kerja bagi
seluruh tenaga kerja. PT. Adi Satria Abadi yang bergerak dibidang
penyemakaan kulit telah melakukan pelabelan dan MSDS pada bahan kimia
berbahaya di tempat kerja. Pihak perusahaan juga tertib melakukan safety talk
dan menyediakan alat perlindungan diri bagi tenaga kerja. Adanya SOP
di tempat kerja juga memudahkan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan
sehingga kemungkinan adanya kesalahan kecil. P2K3 PT. Adi Satria Abadi
juga selalu melakukan rapat evaluasi bulanan. Sarana jalan keluar juga
sudah dipasang di area perusahaan meliputi rambu dan tanda evakuasi.
Akan tetapi belum pernah dilakukan simulasi keadaan darurat bagi
tenaga kerja. Sistem proteksi kebakaran di tempat kerja hanya tersedia
APAR. PT. Adi Satria Abadi belum menerapkan keseluruhan penerapan
tingkat awal SMK3, belum dilakukan evaluasi dan audit SMK3. Disekitar
area perusahaan juga belum tertempel komitmen penerapan kebijakan K3.
Masih adanya ten aga kerja yang tidak patuh menggunakan alat
perlindungan diri.

4B. SARAN
1. K3 Lingkungan Kerja
a. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu melakukan perbaikan terhadap
bagian Gedung yang sudah mengalami Kerusha
b. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu melakukan perawatan di
seluruh bangunan Gedung, terutama melakukan pengecetan supaya
terlihat segar dan bersih, melakukan pembersihan di bagian Gedung
yang tercecer oleh oli, sehingga tidak menyebabkan pekerja terpleset
c. PT. Adi Satria Abadi diharapkan mampu memberikan fasilitas kamar
mandi yang terpisah antara perempuan dan laki-laki di bagian produksi
d. PT. Adi Satria Abadi diharapkan membangunan kantin atau ruang makan
di Tempat Kerja

69
e. PT. Adi Satria Abadi seharusnya membuat kamar mandi terpisah antara
laki-laki dan perempuan di ruang produksi

2. K3 Bahan Kimia Berbahaya


PT. Adi Satria Abadi diharapkan mendelegasikan salah satu karyawan
untuk mendapatkan kompetensi dalam penanganan bahan kimia
berbahaya yang selanjutnya akan menjadi petugas bahan kimia berbahaya.

3. K3 Mekanik , Bejana tekan dan Tangki Timbun


a. PT. Asa Abadi Staria seharusnya melakukan uji riksa pada mesin
produksi, forkflit, genset, bejana tekan dan tangki timbun.
b. PT. Adi Satria Abadi harus melakukan sosialisasi dan pengawasan
kepada semua unit yang mengalami kerusakan sensor alarm atau
emergency shutdown dan alat pengaman yang sudah tidak
berfungsi dengan melakukan perbaikan pada mesin produksi, forkflit,
genset, bejana tekan dan tangka timbun
c. PT. Adi Satria Abadi harus melakukan evaluasi kembali terhadap alat
pengaman kebakaran, menyediakan fasilitas pencegahan kebakaran pada
area tanki timbun, serta PT. Adi Satria Abadi perlu melakukan modifikasi
atau penambahan perlengkapan fasilitas alat yang dapat membaca
leveling atau volume meter pada tanki timbun. Dan adanya peninjauan
kembali terhadap struktur tanki timbun sehingga digantikan menjadi
fondasi dengan konstruksi kuat untuk menahan beban tangki timbun
pada saat terisi penuh.

4. K3 Listrik, Konstruksi dan Penanggulan Kebakaran


a. Perlu dilakukannya penegasan dalam system maintenance peralatan
kelistrikan,
b. perbaikan bangunan yang mendukung produksi perusahaan,
c. pemasangan alat proteksi kebakaran untuk penanggulangan kebakaran.

70
5. K3 Kesehatan Kerja, Kelembagaan dan Keahliaan, Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
a. Perlu dilakukannya penerapan SMK3 tingkat awal di perusahaan 2.
b. Melakukan audit SMK3 baik secara internal maupun eksternal 3.
c. Melakukan kewajiban pemeriksaan kesehatan awal bagi calon tenaga
kerja baru di perusahaan.
d. Penempatan komitmen kebijakan K3 di seluruh area perusahaan

71
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang- Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonantie 1930)
Undang- Undang No.28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Undang- Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang- Undang No. 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang- Undang No.24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Berbahaya
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
Beracun
Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 Tentang Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemn
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah No.88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Permenaker No. 15 Tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Permenaker No. 04 Tahun 1987 Tentang Panitian Penyelenggara Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permen Lingkungan Hidup No.05 Tahun 2014 Baku Mutu Air Limbah
Permen Lingkungan Hidup No.416 Tahun 1990 Syarat-Syarat Dan Pengawasan
Kualitas Kulit
Permenaker No.08 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat
Angkat Dan Angkut
Permenaker No.37 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bejana
Tekanan Dan Tangki Timbun
Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan
Angkut

Permenaker No.38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pesawat
Tenaga Dan Produksi
Permenaker No.2 Tahun 1989 Tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Permenaker No.12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik
Di
Tempat Kerja
Permenaker No.04 Tahun 1980 Tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
Permenaker No.12 tahun 2015 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Listrik Di
Tempat Kerja
Permenaker No.04 Tahun 1987 Tentang Panitian Penyelenggara Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
Permenaker No.05 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di
Lingkungan Kerja
Permenaker No.15 tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Pemernaker No.09 Tahun 2010 Tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat Dan
Angkut
Permenaker No.02 Tahun 1980 Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Permenaker No.05 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
Kepmenaker No. Kep 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia dalam
Tempat Kerja
SE-07/MEN/1990 Tentang Pengelompokan Upah

73
LAMPIRAN
1. Lingkungan Kerja dan Bahan Kimia Berbahaya

74
76
77
2. Mekanik, Pesawat Uap, Bejana Tekan dan Tangki Timbun

78
65
3. Listrik, Konstruksi dan Kebakaran

80
4. Kesehatan Kerja, Kelembagaan & Keahliaan Dan Sistim Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

81
82

Anda mungkin juga menyukai