FACHMY MUSFIRAH
KELAS A
PENYELENGGARA
06 – 18 Maret 2023
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
tugas laporan praktek kerja lapangan (PKL).
Dengan adanya penilisan Laporan kelompok ini menjadi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program pelatiahan Calon Ahli K3 Umum di PT. Indotama Jasa
Sertifikasi (IJS) yang diselenggarakan di PT. Sucofindo, Cabang Makassar.
Penyusun juga hendak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, membimbing penulis dalam penyelesaian laporan ini yaitu pihak
penyelenggara pelatihan calon AK3U ini PT. Sucofindo, Cabang Makassar yang telah
memberikan kesempatan untuk melakukan PKL terkait penerapan K3, serta teman-
teman Batch Ke- 113 pada kegiatan Pelatihan Calon Ahli K3 Umum ini.
Penyusun menyadari bahwa pembuatan laporan praktek kerja lapangan ini masih
terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan ini sangat diharapakan oleh penyusun. Sehingga menjadi bahan perbaikan
untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi yang
membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
SAMPUL
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB IV PENUTUP....................................................................................................... 29
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 29
B. Saran ................................................................................................................. 30
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dalam fase berkembang sehingga meningkatnya
berbagai perusahaan produksi maupun jasa, oleh karena itu Menurut UU No.01 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja menjelaskan bahwa setiap setiap perusahaan wajib
memastikan keselamatan dan Keamanan secara umu bagi asset serta terkhusus
kesehatan untuk tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja, dan sumber
produksi, berhak mendapatkan perlindungan untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas Nasional.
Tidak ada perusahaan yang menghendaki terjadinya kecelakaan kerja,
pencemaran lingkungan maupun penyakit akibat kerja yang merupakan kerugian
bagi perusahaan. Kerugian dapat terjadi akibat kelalaian perusahaan dalam
memanajemen atau menangani bahaya dan risiko yang dapat terjadi, sehingga
perusahaan wajib untuk memanajemen semua komponen yang ada di perusahaan
untuk meminimalisir kemungkinan risiko yang terjadi, sesuai dengan UU No. 1 tahun
1970 pada pasal 9 bahwa perusahaan wajib menunjukkanan menjelaskan bahaya di
tempat kerja serta memenuhi semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha
dan tempat kerja yang dijalankannya. Sebagaimana amanat yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 pasal 5 bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) yang
terintegrasi dengan manajemen perusahaan. Perusahaan yang dimaksud ini adalah
perusahaan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang dan perusahaan yang
memiliki potensi bahaya tinggi. Berdasarkan amanat tersebut, setiap perusahaan
yang dimaksud wajib untuk melaksanakan program keselamatan dan kesehatan
kerja yang dapat menjamin dan melindungi tenaga kerja termasuk orang lain yang
berada di lingkungan tempat kerja.
Untuk menjamin terlaksananya sistem manajemen keselamatan dan
kecelakaan kerja dibutuhkan soarang Ahli dibidang keselamatan dan kesehatan
kerja. Perusahaan dengan kondisi tertentu wajib memiliki setidaknya seorang Ahli
4
K3 yang telah mengikuti pelatihan dan bersertifikat untuk membantu mengawasi
pelaksanaan peraturan perundang undangan.
Untuk menjadi seorang ahli K3, dibutuhkan wadah yang mampu membina
seorang calon ahli K3. Lewat aturan Peraturan Menteri Tenaga Kerja NO.PER-
04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja bahwa
Perusahaan Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (PJK3) adalah perusahaan
yang usahanya di bidang jasa K3 untuk membantu pelaksanaan pemenuhan syarat-
syarat K3 sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut, penerapan K3 wajib diterapkan setiap perusahaan
sebagai komitmen pengusaha dalam upaya pengendalian dan menghilangkan
potensi bahaya serta melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja. sebagai bentuk pemahaman mengenai penerapan K3 diperusahaan
maka dilakukannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai penerapan di
teori di lapangan, yang akan di PT. Sucofindo, Cabang Makassar. Pelaksanaan ini
untuk meninjau temuan-temuan positif dan negatif mengacu pada kesesuaian
terhadap aturan perundang-undangan sebagai salah satu pedoman agar mengetahui
pelaksanaan K3 ditempat kerja.
B. Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut:
5
C. Ruang Lingkup
2. Pengesahan P2K3
4. Audit SMK3
1. Pengertian lingkungan kerja, iklim kerja, Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB),
kebisingan, getaran, radiasi gelombang radio atau gelombang mikro, radiasi ultra
6
ungu (ultra violet), medan magnet statis, tekanan udara ekstrim, pencahayaan,
kualitas udara dalam ruangan (KUDR), Nilai Ambang Batas (NAB), higiene,
sanitasi, Bahan Kimia berbahaya, Nilai Ambang Kuantitas (NAK), Lembar Data
Keselamatan Bahan (LDKB), label, Globally Harmonised Systems (GHS),
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya (DPPB), ruang terbatas (confined
spaces), bekerja pada ketinggian (working at height) dan alat pelindung diri (APD).
2. Faktor-faktor lingkungan kerja yang berdampak pada kesehatan tenaga kerja.
7
Ruang Lingkup K3 Listrik
2. Sistem Proteksi Kebakaran; aktif (APAR, hidran, springkler, dll) dan pasif
(material dinding tahan api/fire retardant)
3. Personil pemadam kebakaran terlatih (training K3, lisensi K3, dll)
3. Tata cara pemeriksaan dan tata laksana teknis K3 bejana tekanan dan tangki
timbun.
8
D. Dasar hukum
Dasar Hukum sebagai berikut :
Dasar Hukum (Umum)
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Dasar Hukum Keahlian dan Kelembagaan K3
a. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
b. Peraturan Menteri tenaga kerja No. 02/MEN/1992 Tentang Tata Cara
Petunjukan, Kewajiban, Dan Wewenang Ahli Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1995 Tentang. Perusahaan
Jasa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.155/MEN/1984 Tentang
Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
KEP.125/MEN/82, Tentang Pembentukan, Susunan Dan Tata Kerja Dewan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Wilayah Dan Panitia Pembina Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
e. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No. Per-01/MEN/1/2007
Tentang Pedoman Pemberian Penghargaan K3
f. Peraturan Menteri tenaga kerja RI No. Per-26/MEN/2014 Tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajement Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
g. Peraturan Menteri tenaga kerja RI No. Per-18/MEN/2016 Tentang Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
h. Peraturan Menteri tenaga kerja RI Kep-1135/MEN/1987 Tentang Bendahara
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-245/MEN/1990 Tentang Hari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
k. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No. Per-239/MEN/2003
9
Tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
l. Peraturan Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
Per372/MEN/XI/2009 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010-2014
m. Surat Edaran Menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI No.
SE.02/MEN/DJPPK/I/2011 Tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja Seabagaimana Dimaksud Dalam Undang Undang No. 1
Tahun 1970 Yg Selanjutnya Disebut Ahli K3
n. Keputusan Dirjen Penmbinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
Kep37/DJPPK/XI/2004 Tentang Kelengkapan dan Identitas Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o. Keputusan Dirjen Penmbinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 No.
Kep-69/PPK dan K3/XII/2015 Tentang Pedoman Pembinaan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dasar Hukum SMK3
a. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen K3
Dasar Hukum K3 Kesehatan Kerja
a. PP 88 tahun 2019 tentang Kesehatan kerja
b. Peraturan Presiden No. 7 tahun 2019 tentang penyakit akibat kerja
c. Permenaker No. I/Men/1976 tentang kewajiban latihan hyperkes bagi
dokter perusahaan
d. Permenaker No. I/Men/1979 tentang kewajiban latihan Hygiene Perusahaan
kesehatan dan keselamatan Kerja bagi Paramedis Perusahaan
e. Kepmenaker No. 333/Men/1989 tentang diagnosa dan pelaporan penyakit
akibat kerja
f. Permenakertrans No. Per. 02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan
dan keselamatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja
g. Permenaker No. I/Men/1981 tentang kewajiban melapor penyakit akibat
kerja
h. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
10
i. Kepmenaker No. 312 tahun 2020 tentang pedoma penyusunan
perencanaan keberlangsungan usaha dalam menghadapi pandemi penyakit
j. Kepmenaker No. 317 tahun 2020 tentang senam pekerja sehat
k. Kepmennakertrans No. KEP. 68/MEN/IV/2004 tentang pencegahan dan
penanggulangan hiv/aids di tempat kerja
l. Permenaker No. 11/Men/VI/2005 tentang pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya di tempat kerja
m. Permenaker No. 15/Men/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja
n. Instruksi Mennaker No. Ins.03/M/Bw/1999 tentang pengawasan terhadap
pengelolaan makanan di tempat kerja
o. Mennakertrans No. Se. 01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan
ruangan makan
p. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 20 tahun 2005
tentang petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan
hiv/aids di tempat kerja
q. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 22 tahun 2008
tentang petunjuk teknis penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
r. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 53 tahun 2009
tentang pedoman pelatihan dan pemberian lisensi petugas pertolongan
pertama pada kecelakaan di tempat kerja
s. SE. Dirjen Binawas No. Se. 86/Bw/1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan Bagi tenaga kerja
Dasar Hukum K3 Lingkungan Kerja
a. Permanakertrans No. 8 tahun 2010 tentang alat pelindung diri
b. Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
lingkungan kerja
c. Permenaker No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan kesehatan kerja
dalam pekerjaan pada ketinggian
d. SK Dirjen pembinaan pengawasan ketenagakerjaan No.
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman Teknis Petugas K3 Ruang terbatas
11
(confined space)
e. Keputusan Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 84 Tahun
2012 tentang tata cara penyusunan dokumen pengendalian potensi
bahaya besar dan menengah
Dasar Hukum K3 Bahan Berbahaya
a. Permenaker No. 187/Men/1999 tentang pengendalian bahankimia
berbahaya di tempat kerja
Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tenntang Bangunan Gedung
c. Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
d. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikasi
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi
Bangunan
Dasar Hukum K3 Instalasi Listrik
a. Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja
b. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
c. Permenaker RI No. 31 tahun 2015 dan Permenaker RI No.
PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
d. Permenaker RI No. 6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Elevator dan Eskalator
e. Kep. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP.407/BW/1999 tentang Persyaratan, Penunjukan,
Hak dan Kewajiban Teknisi Lift
f. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.48/PPK&K3/VIII/2015 tentang
Pembinaan Teknisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Listrik
g. Kep. Dirjen Panwasnaker dan K3 No. KEP.47/PPK&K3/VIII/2015 tentang
Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang
Listrik
12
h. Kep. Dirjen Panwasnaker No. KEP.89/PPK/XII/2012 tentang Pembinaan
Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Spesialis Listrik.
Dasar Hukum K3 Penanggulangan Kebakaran
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia No. 186 Tahun 1999
tentang Unit Penanggulangan Kebaran di Tempat Kerja
b. Permenakertrans RI No. PER.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
c. Instruksi Menaker RI No. INS 11/M/BW/1997 tentang pengawasan khusus
K3 penanggulangan kebakaran
d. Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 tentang persyaratan
teknis sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 2 tahun 1983 tentang instalasi alarm
kebakaran automatic
Dasar Hukum K3 Mekanik
a. Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pesawat Tenaga dan Produksi
b. Permenaker No.8 Tahun 2020, Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
a. Undang-undang Uap 1930
b. Pesawat Uap Tahun 1930
c. Permenakertrans No.02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat
Kerja
d. Undang-Undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
e. Permenaker No.01/Men/1988 tentang kulasifikasi syarat-syarat operator
Pesawat Uap
f. Permenakertrans No.37 Tahun 2016, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan Dan Tangki Timbun.
13
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
14
C. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sucofindo, Cabang Makassar
PT. Sucofindo, Cabang Makassar memiliki jumlah tenaga kerja
sebanyak 127 orang yang terdiri dari:
1. Tenaga kerja laki-laki: 107 orang
2. Tenaga kerja perempuan: 20 orang
D. Jam Kerja Karyawan PT. Sucofindo, Cabang Makassar
PT. Sucofindo, Cabang Makassar memiliki 1 shift kerja, diantaranya
adalah sebagai berikut:
A. Fasilitas Kantor
1. Kantor Utama
3. Mushollah
4. Parkiran
5. Wc
6. Dapur
8. Tempat sampah
9. Kotak P3K
11. Apar/Hydrant
13. Wastafel
15
14. Loker Karyawan
B. Pergudangan
3. Pengukuran cahaya
4. Pengukuran kebisingan
5. Pengukuran getaran
16
BAB III
17
mempekerjakan tenaga
kerja lebih dari 100
orang.
b. Suatu tempat kerja
dimana pengurus
mempekerjakan tenaga
kerja kurang dari 100
orang akan tetapi
menggunakan bahan,
proses, alat dan atau
instalasi yang besar
resiko bahaya terhadap
keselamatan dan
kesehatan kerja
• Permenaker RI No.26
Tahun 2014. Pasal 10.
tentang penyelenggaraan
penilaian penerapan sistem
manajemen keselamatan
PT. Sebagai bukti dan kesehatan kerja, yaitu :
SUCOFINDO Adanya sertifikat perusahaan telah 1. Pelaksanaan Audit
2 Tetap dipertahankan
CABANG SMK3 melaksanakan Eksternal SMK3
MAKASSAR audit SMK3 dilakukan oleh auditor
SMK3 yang ditunjuk
oleh Direktur Jenderal.
2. Auditor SMK3
Sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 meliputi:
18
• Auditor eksternal
junior SMK3, Auditor
eksternal senior SMK3
• Peraturan Menteri Tenaga
Kerja RI No PER
04/MEN/1987 tentang
Panitia Pembina
Keselamatan dan
Kesehatan kerja serta tata
cara penunjukan ahli
3.
Keselamatan kerja. pada
3. Adanya struktur Sebagai usaha
pasal 2 ayat 1 dan 2 huruf
4. kepengurusan menjaga K3 dalam
Dokumen struktur a:
P2K3 dengan ahli rangka Tetap dipertahankan
P2K3 (1) Setiap tempat kerja
K3 umum sebagai melancarkan usaha
dengan kriteria tertentu
sekretaris produksi
pengusahaatau pengurus
wajib membentuk P2K3.
(2) Tempat kerja dimaksud
ayat (1) ialah:
a. tempat kerja dimana
pengusaha atau pengurus
mempekerjakan 100 orang
atau lebih
19
Pemeriksaan Pemeriksaan Sebaiknya PERMENAKERTRANS
rutin karyawan kesehatan pada perusahaan No. PER -02/MEN/1980
karyawan PT. melakukan tentang pemeriksaan
Sucofindo, pengawasan terhadap kesehatan dan
cabang pemeriksaan keselamatan tenaga
Makassar kesehatan karyawan kerja dalam
dilakukan secara agar jika ditemukan penyelenggaraan
5. berkala 1 tahun karyawan yang keselamatan kerja Pasal
sekali untuk terkena Penyakit 3 ayat 2: “Semua
memantau Akibat Kerja (PAK) perusahaan
kondisi dapat segera sebagaimana dimaksud
Dokumen
kesehatan ditangani dan diobati pasal 2 (2) tersebut
pemeriksaan
pekerja diatas harus melakukan
Faktor Ergonimi
4. pemeriksaan kesehatan
berkala bagi tenaga
kerja
sekurangkurangnya 1
tahun sekali kecuali
ditentukan lain oleh
Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga
Kerja”
20
Permenaker no. 5 tahun
2018 tentang
Menghindari keselamatan dan
5. dehidrasi bagi Menata tata letak Kesehatan kerja,
Gedung utama para karyawan tempat air minum agar lingkungan kerja, pasal 9
Ketersediaan
dan yang Berada di tidak terkontaminasi ayat 5 huruf e yang
Air Minum
laboratorium setiap lantai dengan lingkungan berbunyi “ pengendalian
Gedung dan kerja sebagaimna di maksud
Laboratorium pada ayat (4) dilakukan
melalui: e. menyediakan
air minum”.
Permenaker No 187
Tahun 2018 Pasal 2 :
“Pengusaha atau
Pengurus yang
Sebaiknya
menggunakan,
perusahaan lebih
Perusahaan menyimpan, memakai,
mengawasi terkait
Perusahaan PT. sudah memproduksi dan
6. Dokumen prosedur pengolaan
Sucofindo telah menggunakan mengangkut bahan kimia
prosedur limbah B3 di
memiliki langkah baik berbahaya di tempat
pengelolaan perusahaan agar
dokumen untuk kerja wajib
limbah terhindar dari resiko
tersebut pengelolaan mengendalikan bahan
resiko kecelakaan
limbah B3 kimia berbahaya untuk
kerja dan penyakit
mencegah terjadinya
akibat kerja.
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja”.
21
7. Undang-undang No. 1
Pemasangan Tahun 1970 Tentang
APAR pada Perlu penambahan Keselamtan Kerja, pasal 3
setiap lokasi pemasangan tanda ayat (1) huruf b, d, dan q
PT. Sucofindo APAR yang telah sesuai identitas APAR di atas Peraturan Menteri
Cab. Makassar terpasang dengan regulasi / APAR tersebut Tenaga Kerja Dan
aturan Transmigrasi No. 04
Tahun 1980, Pasal 4
ayat (3)
Kabel Grounding
penghantar
penangkal petir Analisis
Analisis positif rekomendasi/perbaikan Permenaker no. 12 tahun
Pemasangan Kedalaman telah 2015 tentang keselamatan
8.
PT. Sucofindo Terdapat Grounding telah sesuai dengan regulasi dan kesehatan kerja Listrik
Cab. Makassar penyalur petir tepat, dipasang 3 meter kebawah di tempat kerja pasal 2,
pada tanah, pasal 3 huruf a b dan c
sehingga ketika
terjadi hantaran
petir tidak
sampai
22
menimbulkan
bahaya sehingga
hantaran
langsung
ketanah
23
B. Analisa Temuan Negatif
24
Permenaker No. 5 tahun
Sebaiknya
Tidak 2018 tentang K3 lingkungan
menerapkan
teraturnya kerja pasal 27 ayat (1) “
5R di laboratorium
2. 2 Material peletakan halaman sebagaimna
2. tersebut agar indah di
Laboratorium Sipil Berantakan atau dimaksud dalam pasal 26
pandang dan tidak
penyimpanan ayat (2) huruf a harus:
mengganggu
material uji bersih, tertata rapi, rata dan
pekerjaan
tidak becek.
25
Sebaiknya
perusahaan memiliki
petugas P3K di
perusaahaan
Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 187 Tahun
1999 pasal 6 : “Lembar
Dengan tidak Data Keselamatan Bahan
Sebaiknya pada
adanya pelabelan sebagaimana dimaksud
Tidak terdapat kemasan limbah B3
yang dilekatkan dalam pasal 4 dan Label
Label pada tersebut dilekatkan
4. Tempat atau dibubuhkan sebagaimana dimaksud
tempat label identitas limbah
penyimpanan pada kemasan dalam pasal 5 diletakkan
sementara penyimpanan/ B3 sehingga mudah
limbah B3 limbah B3 dapat ditempat yang mudah
kemasan lim di ketahui jenis
menimbulkan diketahui oleh tenaga kerja
bah B3 Limbah B3, waktu,
bahaya terhadap dan Pegawai Pengawas
tipe Limbah B3, dll
pekerja Ketenagakerjaan.
26
Terdapat pada Peraturan menteri tenaga
ruang rapat tidak kerja dan transmigrasi no. 2
Tidak terdapat terdapat proteksi Rekomendasi tahun 1983 pasal 3 ayat (1)
proteksi kebakaran pemasangan pada
Ruang Rapat PT.
5. kebakaran (springkler) pada springler pada
Sucofindo Cab. atap ruangan, ruangan tersebut
Makassar sehingga ketika agar dapat
terjadi kebakaran mengeksekusi ketika
pada ruangan terjadi kebakaran
tersebut bisa yang timbul oleh api
mengeksekusi api
di area tersebut.
Ditemukan blower
Undang-undang n0.1 tahun
yang dipakai
1970 pasal 9 ayat (1) huruf b
ruang teknisi tidak Untuk temuan kondisi
Peraturan menteri tenaga
terdapat tersebut seharusnya kerja dan transmigrsi no. 1
PT. Sucofindo Ditemukan pengaman pada diberi pengaman agar tahun 1980 pasal 3 ayat (3)
6. blower tersebut, tidak membahayakan
Cab. Makassar blower
sangat berpotensi atau melukai
melukai karyawan karyawan pada
ketika terkena ruangan tersebut.
langsung oleh
kipas yang aktif
tersebut
27
Sesuai dengan Permen no
Tanpa adanya
38 tahun 2016 pasal 15
pemasangan Harus dilakukan bahwa setiap Pesawat
pelat nama, pemasangan plat Tenaga dan Produksi
maka karyawan untuk alat tenaga
Tidak harus diberi plat nama
ataupun dan produksi
PT. Sucofindo terdapat plat yang memuat data
pengunjung sebagai sumber
cabang nama pada pesawat tenaga dan
tidak dapat informasi mengenai
7. makassar peralatan produksi
mengetahui alat tenaga produksi
mesin diesel
jenis tenaga tersebut paling tidak
produksi yang pemasangangannya
digunakan dan
informasinya
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil PKL ini adapun kesimpulan dari PKL ini adalah sebagai berikut :
1. PT. SUCOFINDO Cabang Makassar memiliki ahli keselamatan dan Kesehatan
kerja (AK3)
2. PT. SUCOFINDO Cabang Makassar telah memiliki organisasi P2K3 yang
sudah di sahkan oleh disnaker setempat
3. PT. SUCOFINDO Cabang Makassar sudah sepenuhnya melakukan SMK3
dilingkungan perusahaan
4. Dari proses analisa yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa
lingkungan kerja dan kesehatan kerja pada PT. Sucofindo Cabang Makassar
sudah baik, hanya perlu dilakukan peningkatan kualitas dari lingkungan dan
kesehatan kerja. Dengan menyediakan tempat sampah organik, anorganik,
dan bahan B3 secara terpisah, memperhatikan bahan/material yang telah
dipakai agar tidak mengahalangi jalan apabila terjadi keadaan darurat. Untuk
aspek ergonomic, di Gedung utama telah menerapkan meja dan kursi standar
dan jarak antar staff yang cukup luas.
5. Sebagian besar PT. Sucofindo Cabang Makassar telah menerapkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
6. Dari Hasil Observasi di temukan kekurangan pada stralasi listrik yang tidak rapi
dan tata bangunannya yang kurang layak untuk area oprasional
7. Kurangnya rambu-rambu pada area genset
8. Penerapan pengawasan K3 di bidang pesawat mekanik, pesawat angat dan
angkut, K3 Pesawat uap dan bejana tekan sudah berjalan dengan baik. sudah
layak operasi sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Ada beberapa peralatan Pesawat angkat angkut yang belum tersimpan
dengan baik dan guna untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
10. Operator Teknisi dan operator mesin pompa diesel sudah memiliki surat ijin
operasi (SIO) sesuai ketentuan yang berlaku.
29
B. Saran
Bedasarkan hasil PKL ini Adapun saran yang diiberikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu diperhatikan fungsi dari p2k3 terkait dengan pengawasan k3
dilingkungan kerja
2. Perlu memperhatikan terkait masa berlaku dari sertifikat dan juga lisensi dari
ahlki keselamatan dan Kesehatan kerja (AK3)
3. Perlunya dilakukan peningkatan kualitas dari segi lingkungan kerja dan
peningkatan fasilitas limbah B3, implementasi budaya 5R serta fasilitas
kesehatan kerja. Dan pentingnya pengadaan lisensi para ahli/personil.
4. Dilakukan perbaikan seperti pemberian rambu-rambu dipanel listrik,area-
area yang berbahaya ,dan meninjau ulang material penunjang disekitar
penempatan titik hydrant berada
5. memperhatikan selalu serta penggunaan APD dan mengutamakan
keselamatan. Hal – hal yang telah dijalankan sesuai ketentuan dan SIO
operator mekanik perlu dipertahankan.
30
BAB V
DAFTAR PUSTAKA/REVERENSI
Peraturan mentri tenaga kerja dan transmigrasi No. 03 Tahun 1982 Tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pesawat
tenaga produksi
PERMENAKERTRANS PER.02/MEN/1989 Tentang Pengawasan Penyalur Petir
Permenaker No. 12 Tahun 2015 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja
31
32