Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (P.K.L)

PT. GEORG FISCHER INDONESIA

BIDANG KELEMBAGAAN K3, KEAHLIAN K3 & PENERAPAN SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 1

1. AGAM SAMSINAR
2. DIMAS ADIPATI PRABOWO
3. GORDON BERNARDUS PARHUSIP
4. JOJOR ITO PAKPAHAN
5. SAIFANNUR S. I.Kom

PENYELENGGARA
PT. KEM INDONESIA
01 FEBRUARI 2023

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 3


A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 3
B. MAKSUD DAN TUJUAN ................................................................... 4
C. RUANG LINGKUP ............................................................................ 5
D. DASAR HUKUM ............................................................................... 6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ............................................................... 8


A. SEJARAH SINGKAT......................................................................... 8
B. VISI DAN MISI PERUSAHAAN ........................................................ 8
C. STRUKTUR ORGANISASI ............................................................... 9
D. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN RISIKO PERUSAHAAN ................. 11

BAB III TEMUAN DAN ANALISA ............................................................. 14


A. TEMUAN POSITIF .......................................................................... 14
B. TEMUAN NEGATIF ........................................................................ 20

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 26


A. KESIMPULAN ................................................................................. 26
B. SARAN ............................................................................................ 27

REFERENSI .............................................................................................. 28

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan operasional yang aman, efektif dan efisien didalam suatu
perusahaan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan. Hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem produksi yang ada di dalam
perusahaan, oleh sebab itu pengendalian proses produksi dalam
perushaan tersebut yang menentukan untuk mencapai target yang
diinginkan. Siste produksi pada umumnya sudah di rencanakan
sebelum perusahaan tersebut beroperasi. Baik buruknya system
produksi dalam suatu perusahaan sangat mempengaruhi pelaksanaan
proses produki dalam perusahaan tersebut.

Proses industrialisasi masyarakat Indonesia berkembang pesat


dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beranekaragam.
Perkembangan industri pesat ini diiringi pula oleh adanya resiko
bahaya yang besar dan beraneka ragam Karena adanya alih teknologi
dimana penggunaan mesin dan peralatan kerja yang semakin
kompleks untuk mendukung berjalannya proses produksi. Hal ini
dapat menimbulkan masalah kesehatan dan dan keselatan kerja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor penting


dalam rangka perlindungan dunia kerja, dan juga sangat penting untuk
produktivitas dan kelangsungan dunia usaha. Keselamatan Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (K3L) adalah salah satu hak dasar bagi pekerja
yang merupakan komponen dari hak azasi manusia (HAM). Sistem
Manajemen K3L bertujuan melindungi pekerja atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan demi kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional, menjamin
keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, dan
memelihara serta menggunakan sumber-sumber produksi secara

3
aman dan efisien. Dengan itu petingnya K3 tercantum pada Undang
Undang No 1 tahun 1970 sebagai dasar keharusan mengerti,
mengenal, dan memahami tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

Kelembagaan K3, keahlian K3 dan penerapan SMK3 merupakan


hal yang penting diterapkan diperusahaan untuk mewujudkan
implementasi K3 ditempat kerja. Kelembagaan K3 diantaranya
perusahaan wajib membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) yaitu suatu lembaga yang dibentuk
diperusahaan untuk membantu melaksanakan dan menangani usaha-
usaha keselamatan dan kesehatan kerja dimana anggotanya terdiri
dari pengusaha dan pekerja. Ahli K3 merupakan bagian pentig yang
harus ada dalam sumber daya manusia dalam suatu perusahaan
seperti ahli K3, Teknisi, Juru Ahli dan operator yang terlisensi yang
menjalankan fungsinya agar opersional berjalan dengan aman , Efektif
dan Efisien.

Melalui Prakter Kerja Lapangan ( PKL ) ini selain menjadi tugas


untuk calon ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) umum juga
diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran terkait
dalam kelembagaan K3, keahlian K3, SMK3, kesehatan kerja,
ergonomic, lingkungan kerja, bahan berbahaya, konstruksi, bangunan,
listrik, penanggulangan kebakaran, pesawat angkat dan angkut,
pesawat tenaga dan produksi, pesawat uap dan bejana tekan
sehingga sesuai dengan ketetapan perundangan dan syarat-syarat
K3.

B. Maksud dan Tujuan


Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) adalah suatu sarana dalam
merangkai sebuah kegiatan dalam pelatihan ahi K3 umum yang
bertujuan untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan peserta

4
pelatihan dalam konteks yang lebih mudah sehingga peserta memiliki
semua pengetahuan secara teori dan juga pengetahuan dilpangan
serat implementasi teori tersebut secara langsung. Selain itu PKL ini
juga dimaksudkan untuk membekali engetahuan untuk para calon
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum ( AK3U ) mengenal K3
dengan praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan
keselatan dan kesehatan kerja ditempat kerja yang meliputi ;
persyaratan kelengkapan kelembagaan dan keahlian, kelengkapan
sarana lingkungan kerja dan bahaya beracun, persyaratan kesehatan
kerja , sarana penanggulangan kebakaran, listrik dan konstruksi
bangunan serta persyratan dalam mekanik, bejana uap dan bejana
tekan.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini merupakan salah


satu dari kegiatan pembinaan calon ahli keselatan dan Kesehatan
Kerja Umum ( AK3U ) dalam mengidentifikasi bahaya dan resiko
ditempat kerja. Melaluai PKL ini, maka calon AK3U dapat mengetahui
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan bidang yang ditentukan
dalam Surat Keputusan Penunjukan ( SKP ), seperti yang dijelaskan
dalam peraturan menteri tenaga kerja nomor Per-02/MEN/1992
tentang tata cara penunjukan , kewajiban dan wewenang ahli
keselamatan dan keehatan kerja pada pasal 9 dan pasal 10.
Pelaksanaan PKL ini dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2023 di
PT. Georg Fischer Indonesi secara Virtual Zoom.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup perusahaan selama kegiatan Praktik Kerja


Lapangan (PKL) untuk calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum (AK3U) adalah di perusahaan dengan bisnis pembuatan pipa
dengan data-data sebagai berikut:
Nama : PT Georg Fischer Indonesia

5
Alamat : Dusun Sukamulya RT 019/RW 006 Anggadita Klari, Kab.
Karawang, Jawa Barat 41371

Tanggal : 01 Februari 2023


Waktu : 09.00 – Selesai

Ruang lingkup pengamatan terdiri dari :


Penerapan K3 Kelembagaan, Keahlian, dan Penerapan SMK3

D. Dasar Hukum
a. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 Tahun 1992
tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1987 tentang
(P2K3);
g. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 tentang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3);
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1976 tentang Wajib
Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan;
i. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Para Medis Perusahaan;
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 15/MEN/VIII/2008 tentang
P3K di Tempat Kerja;
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 26 Tahun 2014 tentang
Auditor SMK3;

6
l. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 18 Tahun 2016 tentang
Dewan K3 Nasional;
m. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja;
n. Permenakertrans RI No. Per-01/MEN/I/2007 tentang pedoman
pemberian penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja
o. Permenaker RI No. Per-26/MEN/2014 tentang penyelenggaraan
penilaian penerapan SMK3
p. Permenaker RI No. Per-18/MEN/2016 tentang dewan
keselamatan dan kesehatan kerja
q. Kepmenaker RI No. Kep-1135/MEN/1987 tentang bendera k3
r. Kepmenakertrans RI No. Per-239/MEN/2003 tentang pedoman
pelaksanaan sertifikasi kompetensi calon AK3U

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT Georg Fischer Indonesia

Sejarah singkat PT. Georg Fischer Indonesia merupakan bagian


dari perusahaan Georg Fischer Company. Georg Fischer ( disingkat
GF ) terdiri dari tiga ( 3 ) divisi GF piping System, GF Casting Solution
dan GF Machining Solution. Didirikan pada tahun 1802, Coorporation
berkantor di Swiss dan hadir di 33 negara, dengan 140 perusahaan,
57 diantarana fasilitas produksi. Georg Fischer Company
menghasilkan penjualan sebesar CHF 3,184 Miliar pada tahun 2020.
Georg Fischer Companypiping mengakusisi PT. Eurpipe Solutions
Indonesia ( sebelumnya Tyco Europipe Indonesia ) yang telah
berganti nama menjadi Georg Fischer Inonesia berdiri pada tahun
1992 yang berloksi di dusun Sukamulya, Anggadyta klari Kabupaten
Karawang Jawa Barat dengan luas aeal pabrik sekitar 5.377,6 m³
dengan total karyawan 133 orang.

B. Visi dan Misi Perusahaan


Visi PT Georg Fischer Indonesia:
Menjadi perusahaan Global leader dibidang perpipaan plastic dan
logam, menyediakan solusi terintegrasi yang dinamis dimana bisa
meningkatkan costumer prodak dan mengoptimalisasi proses
produksi.
Misi PT Georg Fischer Indonesia:
Menghasilkan perpipaan plastic yang bebas perawatan dan
berumur panjang dengan layanan di semua fase proyek, dang
menghasilkan produk-produk pipa yang unggul seperti ringan, tahan
korosi, instalasi mudah dan dinding bagian dalam yang halus yang
memungkinkan laju aliran lebih baik dan lebih sedikit penumpukan.

8
C. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Georg Fischer Indonesia

Gambar 2. Struktur Organisasi P2K3 PT Georg Fischer Indonesia

9
Gambar 3. Struktur Tanggap Darurat Bencana

10
D. Identifikasi Bahaya dan Resiko Perusahaan

No HAZARD RISIKO TINDAK LANJUT KETERANGAN


1 Pengoperasian  Dapat  Operator  Sudah
pesawat mengganggu alur Forklift wajib memiliki
angkut lalu lintas saat mengikuti peronil k3
(Forklift) bekerja pelatihan dan pesawat
 Beban terjatuh mendapatka angkat dan
ketika sedang di n sertifikat angkut
angkat dan lisensi kategori
 Kecelakaan K3 operator
Forklift pada  Pembuatan forklift
pejalan kaki bisa jalur khusus
terjadi Forklift  Sudah
 Karyawan dapat  Pemasangan terdapat garis
tertindih barang rambu pada tanda
dari palet jalur khusus pembatas
forklift barang
 Pemasangan
rambu “awas
tertimpa
barang”
diarea
penyimpanan
barang
 Pemberian
pengaman
agar barang
tidak terjatuh
 Pembuatan
jalur khusus di
pejalan kaki

2 Listrik  Konslating listrik  Melakukan Sudah memiliki


tegangan Perawatan Teknisi K3 listrik
 Tersengat listrik
tinggi berkala
terhadap
instalasi
listrik (panel
listrik)

 Perawatan

11
berkala pada
alat
(perkakas)
listrik

 Dilakukan
pengujian
dan
pemeriksaan

3 Pengeporasian  Paparan  Petugas Memakai APD


mesin system kebisingan Hydrant
pompa hidran (Operator
 Cidera tangan
Mesin

 Kesetrum Pompa)
Memilki
Ketarampilan
dan Lisensi

 Pemasangan
Pelindung
(Guarding)
Mesing yang
berputar

 Penggunaan
APD bagi
operator
yang sesuai,
seprti :
earmuff/earpl
ug

12
Bahaya Dilakukan
Memasang
indusksi listrik pemeriksaan
Gangguan syaraf tanda pembatas
4 tegangan kesehataan yang
otak jarak minimal ke
tinggi di luar bertugas di ruang
trafo
trafo trafo

13
BAB III
TEMUAN & ANALISA

A. Temuan & Analisa Positif


KLAUSAL
SARAN/REKOMEN DASAR
NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS DALAM
DASI HUKUM
SMK3
1. Kantor Telah dibentuk Dengan adanya Bila terdapat Peraturan
P2K3 yang pembentukan P2K3 di perubahan dalam Menteri
disahkan oleh Perusahaan, dapat struktur organisasi Tenaga Kerja
Dinas membantu dalam P2K3, maka harus No.04 Tahun
Ketenagakerja identifikasi bahaya di melaporkan data 1987 pasal 3
an tempat kerja. Dan terupdate ke pihak
melakukan investigasi Disnaker setempat
bila terjadinya
kecelakaan kerja.

14
2. kantor Laporan Menjadi tolak ukur Sistem pelaporan Peraturan
kegiatan P2K3 terlaksananya kegiatan mengenai kegiatan Menteri
telah dilakukan terkait penerapan K3 di P2K3 dapat Tenaga Kerja
secara rutin dalam Perusahaan, serta dilakukan secara No.04 Tahun
yaitu per 3 membantu pemerintah berkala yaitu setiap 1987 pasal 12
bulan sekali ke dalam upaya mengetahui 3 bulan sekali
Dinas berapa besar risiko yang
Ketenagakerja terjadi pada setiap
an Perusahaan
3 kantor Sekretaris Sesuai dengan peraturan Selalu memastikan Permenaker
P2K3 perundang- undangan untuk keberlakuan No 4 Tahun
merupakan yang berlaku sekretaris lisensi AK3U yang 1987 Pasal 3
seorang Ahli P2K3 yang memiliki dimiliki oleh Ayat (2)
K3 Umum lisensi AK3U dapat Sekretaris P2K3
dikatakan seorang ahli (masa berlaku 3
yang berkompeten tahun sekali)

15
4. kantor Petugas P3K Dengan adanya petugas Setiap kegiatan Permenaker
Telah P3K yang berjumlah 29 yang dilakukan oleh No. 15 Tahun
Terpenuhi yaitu orang maka sudah tim P3K harus 2008 ,
berjumlah 29 mencukupi dengan selalu dilaporkan Lampiran 1
Orang jumlah karyawan yang kepada pihak
terdapat di Perusahaan pengurus untuk
sebanyak 133 orang mengetahui
kelengkapan dan
fasilitas yang
tersedia
5 kantor Operator Dapat mengurangi Operator yang telah Permenaker
Pesawat tingkat kecelakaan kerja memiliki lisensi K3 No. 8 Tahun
Angkat dan dengan adanya operator Operator PPA harus 2020
Angkut Telah yang telah memiliki meningkatkan dan
Memilki Lisensi lisensi K3 Operator PPA menerapkan potensi
K3 Operator keselamatan dalam
PAA (Forklift bekerja
dan Crane)

16
6 Kantor Operator Dapat mengurangi Operator yang telah Permenaker
Pesawat tingkat kecelakaan kerja memiliki lisensi K3 No. 8 Tahun
Angkat dan dengan adanya operator Operator PPA harus 2020
Angkut Telah yang telah memiliki meningkatkan dan
Memilki Lisensi lisensi K3 Operator PPA menerapkan potensi
K3 Operator keselamatan dalam
PAA (Forklift bekerja
dan Crane)
7 kantor Adanya 1 Dengan adanya Teknisi Teknisi K3 Listrik Permenaker
Orang Teknisi K3 Listrik dapat dapat No. 12 Tahun
K3 Listrik melakukan pemeriksaan menjalankan/melak 2015, Permen
serta pemeliharaan ukan tugas dan No. 33 Tahun
secara berkala sehingga tanggung jawab 2015
dapat mengurangi secara konsisten
potensi risiko kecelakaan
kerja di Perusahaan

17
8 kantor Kebijakan K3 Dapat meningkatkan Kebijakan K3 yang PP No. 50
Telah disusun kesadaran seluruh telah disusun dan Tahun 2012
dan ditetapkan karyawan dan orang lain ditetapkan harus di
oleh pimpinan yang memasuki wilayah sosialisasikan
tertinggi Perusahaan untuk tetap kepada seluruh
menaati ketentuan K3 pekerja dan orang
yang berlaku lain yang memasuki
wilayah Perusahaan
9 kantor Bendera K3 Dengan pemasangan Tetap berkomitmen Kepmen No.
Telah bendera K3 di pada penerapan K3 1135 Tahun
terpasang Perusahaan, maka dapat di Perusahaan 1987, Lampiran
disebelah kiri digambarkan bahwa 4
bendera merah Perusahaan telah
putih berkomitmen dalam
dihalaman penerapan K3
depan kantor
perusahaan

18
10 kantor Adanya Ahli K3 Umum dapat Melakukan UU No. 1
penunjukan menganalisa dan monitoring untuk Tahun 1970
Ahli K3 Umum mengidentifikasi sumber pemakaian dan
pada bahaya yang terdapat di ketersediaan APD
perusahaan tempat kerja serta Ahli di Perusahaan
tersebut K3 Umum dapat
melakukan pengecekan,
penerapan SMK3 di
Perusahaan

19
B. Temuan & Analisa Negatif
KLAUSAL
DALAM
SARAN/REKOM DASAR
NO FOTO LOKASI TEMUAN ANALISIS SMK3
ENDASI HUKUM
(BILA
PERLU )
1. Mading Pada struktur P2K3 Dengan jumlah Melakukan KEMENAKER
Perusahaan jumlah anggota tidak anggota 12 penunjukan No. 4 Tahun
sesuai dengan orang, maka anggota P2K3 1987
ketentuan. dapat lebih yang seimbang
Jumlah anggota yang mudah untuk yaitu dari
ada pada struktur : mengidentifikasi management
9 Orang (3 bahaya risiko yang memiliki
manajemen, 6 yang terdapat di jabatan struktural
pekerja non staff) setiap unit kerja dan dari
karyawan
2. Perusahaan Perusahaan tidak Dengan adanya Melakukan Kepmenaker
memiliki petugas K3 petugas K3 Kimia penunjukan 187 Tahun 1999
Kimia yang memiliki maka dapat perwakilan dari pasal 17

20
lisensi membantu karyawan untuk
Perusahaan menjalani
dalam pelatihan K3
mengidentifikasi Kimia di PJK3
risiko yang yang nantinya
berkaitan dengan akan dijadikan
bahan kimia di sebagai Ahli K3
Perusahaan Kimia di
tersebut Perusahaan
3. Kantor Sudah menerapkan Belum dilakukan Melakukan Peraturan
SMK3 namun belum audit Eksternal pengajuan untuk Pemerintah No.
sesuai berdasarkan berdasarkan PP Audit Eksternal 50 Tahun 2012
PP 50 Tahun 2012 50 Tahun 2012 SMK3 agar tentang
dalam mendapatkan Penerapan
menerapkan sertifikat SMK3 SMK3
SMK3 Peraturan
Menteri Tenaga
Kerja dan
Transmigrasi

21
No. 18 Tahun
2008 tentang
Penyelenggara
Audit SMK
4 kantor Sudah dilakukan Agar para pekerja Melakukan Undang-Undang
pemasangan dan orang lain pemasangan UU No. 01 Tahun
kebijakan-kebijakan yang memasuki No 1 tahun 1970 1970 tentang
K3, namun masih Perusahaan dalam bentuk x- Keselamatan
belum ada dapat lebih banner / leaflet Kerja,
pemasangan UU No mudah untuk yang di pasang di Peraturan
1 tahun 1970 sebagai mengetahui berbagai titik area Pemerintah No.
induk undang-undang peraturan kerja perusahaan 50 Tahun 2012
tentang Keselamatan perundang ataupun audio, tentang
Keselamatan Kerja undangan yang sehingga dapat Penerapan
terdapat di dibaca/ didengar SMK3
dalamnya oleh seluruh
karyawan dan
orang lain

22
5 Proses Operator Pesawat Akan Perusahaan Permenaker No.
produksi Tenaga Produksi membahayakan harus 38 tahun 2016
belum memiliki apabila mesin memberikan
Lisensi produksi di pelatihan kepada
operasikan oleh operator PTP
operator yang untuk
tidak memiliki mendapatkan
lisensi operator sebuah lisensi
PTP atau SIO
6 Gudang Area penyimpanan Para pekerja Melakukan UU No. 1 Tahun
barang/bahan tidak dapat mengalami pemasangan 1970 pasal 3
memiliki rambu- kecelakaan kerja rambu-rambu dan pasal 14
rambu peringatan : berupa tertimpa peringatan
- Tumpukan barang/bahan tumpukan
Barang serta tertabrak barang, tertimpa
- Tertimpa forklift yang barang dan jalur
Barang sedang beroprasi forklift di lokasi
- Jalur Forklift di tempat kerja tempat kerja

23
7. kantor Ruang P3K tidak Didalam ruangan Pembuatan Permenaker No.
memiliki ventilasi atau P3K harus ventilasi atau 15 Tahun 2008
exaust fan memiliki sirkulasi exaust fan pasal 9
udara yang tepat Pada ruangan
P3K untuk
kelancaran
sirkulasi udara
8 kantor Belum memiliki Untuk Segera Kepmenaker
petugas kebakaran mempermudah mengidentifkasi No. 186 tahun
kelas A, C dan B. dalam kebutuhan 1999
penanggulangan personil
kebakaran kebakaran kelas
B (1 orang), C
dan kelas A
beserta
pemenuhan
pelatihannya
9 Dokumen Juru Ikat (Rigger) Dapat Mengikutsertakan Permenaker No.
belum memiliki lisensi menimbulkan operator juru ikat 08 Tahun 2020

24
potensi bahaya untuk
apabila operator mendapatkan
tidak memiliki lisensi
lisensi
10 Wawancara PT. GFI belum Akan berpotensi Melakukan - UU No. 1
memiliki sertifikat Ahli risiko berbahaya pelatihan bagi Tahun 1970
Tenaga Kerja bagi pekerja yang tenaga kerja tentang
Bangunan Tinggi belum memiliki bangunan tinggi Keselamatan
keahlian yang agar memiliki Kerja
bekerja pada sertifikat keahlian - Permenaker
bangunan tinggi dibidangnya No. 09 Tahun
2016 tentang
K3 dalam
Bekerja Pada
Ketinggian
pasal 31

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan melalui pengamatan video
Perusahaan dan interview bersama Bapak Ali Akbar selaku
narasumber PT. Georg Fischer Indonesia, maka dapat disimpulkan
bahwa Penerapan K3 dalam hal SMK 3 dan kelembagaan sudah
cukup baik :

1. Penerapan K3 Kelembagaan diterapkan dengan membentuk


Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang
telah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan telah dilakukan
pelaporan kegiatan P2K3 secara rutin setiap 3 bulan sekali.

2. Keahlian K3 telah diterapkan oleh Perusahaan dengan baik


meskipun masih terdapat beberapa jumlah tenaga Ahli, Operator,
Juru Ahli maupun Petugas Ahli yang belum memiliki sertifikat
keahlian dibidangnya masing-masing.

3. Penerapan serta pelaksanaan K3 pada Perusahaan sudah sangat


efektif seperti pemasangan banner, bendera K3 dan melakukan
safety Campaign, safety patrol, safety drill serta workplace
assessment.

4. PT. Georg Fischer Indonesia sudah menerapkan SMK3 namun


belum sesuai berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 yaitu Audit
Eksternal

5. Peningkatan penerapan K3 pada PT. Georg Fischer Indonesia


sudah meningkat dilihat dari program HSE di tahun 2022.

26
B. Saran
Adapun saran setelah melakukan Prakter Kerja Lapangan di PT.
Georg Fischer Indonesia adalah :

1. Penerapan serta pelaksanaan lebih ditingkatkan lagi dengan


melakukan penunjukan pelatihan Ahli K3 Kimia, bagian Kebakaran,
Dokter yang belum memiliki SKP sehingga penerapan pada K3 di
Perusahaan dapat lebih baik, efektif dan efisien.
2. Memiliki Dokter Perusahaan, karena melihat dari jumlah karyawan
serta tingkat risiko yang dapat terjadi pada tempat kerja serta SDM
yang berjalan pada Perusahaan tersebut.
3. Perusahaan perlu memperhatikan mengenai K3 yang
dijalankan/diterapkan pada tempat kerja, baik dari kesesuaian
ruang P3K, Lisensi, Kelengkapan rambu-rambu peringatan maupun
cara penyampaian kebijakan-kebijakan yang telah diberlakukan.
4. Perusahaan perlu membuat daftar identifikasi semua PJK3 yang
digunakan baik dalam bidang pelatihan, pemeriksaan dan
pengujian maupun pemeriksaan kesehatan, sehingga dapat mudah
dilakukan evaluasi secara terukur sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

27
REFERENSI

1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 Tahun 1992
tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/MEN/1987 tentang (P2K3);
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/MEN/1992 tentang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3U);
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1976 tentang Wajib
Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1979 tentang Kewajiban
Latihan Hyperkes Bagi Para Medis Perusahaan;
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 15/MEN/VIII/2008 tentang P3K di
Tempat Kerja;
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 26 Tahun 2014 tentang Auditor
SMK3;
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja;

28

Anda mungkin juga menyukai