Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PT PLN UPDK TELLO MAKASSAR
BIDANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN, K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
INSTALASI LISTRIK, K3 ELEVATOR & ESKALATOR

PELATIHAN CALON K3 UMUM


ANGKATAN KE-100
KELOMPOK 3

1. MUH. NUR ALIM ALIK


2. MUH TAUFIK ASRI
3. MUHAMMAD ANUGRAH AWALUDDIN
4. NEYSAPUTRI RAHMADANTY
5. NUR SALIM
6. NURUL MAGHFIRAH ISTIKHORY
7. PURNAWARMAN
8. ZULFIKAR SAMAD

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja lapangan terkait K3 di PT
PLN UPDK Tello Makassar.
Dengan adanya penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan individu ini
merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Pembinaan Calon Ahli K3 Umum (AK3U) yang diselenggarakan oleh PT.
INDOTAMA JASA SERTIFIKASI. Selama pelaksanaan praktek kerja
lapangan dan pembuatan laporan, penyusun mendapatkan bimbingan,
dukungan dari pihak PT PLN UPDK Tello Makassar yang terlibat dalam
kelancaran pembuatan laporan PKL serta pelatihan Calon Ahli K3 Umum.
Penyusun menyadari bahwa pembuatan laporan praktek kerja
lapangan masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran dari
berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini sangat diharapkan oleh
penyusun. Sehingga menjadi bahan berbaikan untuk menyempurnakan
laporan ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi saat ini , kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal
tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia; telah
ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia
di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku
sehat, memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Menurut UU No.01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
menjelaskan bahwa setiap tenaga kerja, orang lain yang berada di tempat
kerja, dan sumber produksi, berhak mendapatkan perlindungan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas Nasional. Atas dasar tersebut,
dalam UU No.13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 menyatakan bahwa setiap
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
Dalam UU No.30 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1 Menyatakan bahwa suatu
bentuk energi sekunder yang dibangkitkan, ditransmisikan, dan
didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak meliputi listrik
yang dipakai untuk komunikasi, elektronika, atau isyarat.
Berdasarkan hal tersebut maka penerapan K3 wajib diterapkan setiap
perusahaan sebagai komitmen pengusaha dalam upaya pengendalian dan
menghilangkan potensi bahaya serta melindungi tenaga kerja. sebagai
bentuk pemahaman mengenai penerapan K3 di perusahaan maka praktek
kerja lapangan dilakukan di PT PLN UPDK Tello Makassar. untuk
mengidentifikasi mengenai penerapan K3 khususnya dalam bidang
konstruksi bangunan, Listrik, Penanggulangan Kebakaran, Elevator dan
Eskalator

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan dari Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mengetahui tugas dan wewenang dari seorang Ahli K3 Umum
diperusahaan tempatnya bekerja, sehingaa dapat memastikan
semuanya berjalan secara profesional dalam hal pengambilan
keputusan yang tepat sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan
memberi kontribusi yang positif bagi perushaan.
2. Memberikan pengalaman serta pengamatan secara langsung kepada
calon ahli K3 dalam penerapan di tempat kerja.
3. Menganalisa kesesuaian peraturan perundang-undangan lingkup K3
Konstruksi Bangunan, Listrik, Penanggulangan Kebakaran, Elevator
dan Eskalator

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari laporan PKL ini adalah dengan data-data perusahaan
sebagai berikut:
Nama : PT. PLN (Persero) UPDK Tello Makassar
Adapun ruang lingkup pengamatan adalah sebagai berikut.
1. K3 Konstruksi bangunan
2. K3 Penanggulangan kebakaran
3. K3 Instalasi listrik
4. K3 Elevator dan Eskalator

D. DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum K3 Konstruksi Bangunan
a. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
pasal 3 ayat 1 huruf o
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Tahun 1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja pada Konstruksi
Bangunan.
c. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum No. KEP-174/MEN/1986 No, 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
d. Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER.
08/MEN/VII/2010 tentang Alat pelindung diri pasal 1(1) Huruf I
lampiran poin 8. Alat Pelindung Jatuh.
e. PP No 16 Pasal 1 tahun 2021 tentang Bangunan Gedung
f. Permen PU No. 24/PRT/M/2008. Tentang Pedoman Pemeliharaan
Bangunan Gedung
2. Dasar Hukum K3 Kebakaran
a. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Pasal 2, ayat 2(a); Pasal 3 ayat 19(b)
b. Permenaker RI No. 04 Tahun 1980 tentang Syarat-Syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186 Tahun 1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
3. Dasar Hukum K3 Listrik
a. Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
Pasal 2, Ayat 2(q); Pasal 3, Ayat(q)
b. Kepdirjen No. Kep. 47/PP2K&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Calon
Ahli K3 Listrik
c. Permenaker No. 33 Tahun 2015 Tahun 2015 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 31 Tahun
2015 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 6 Tahun 2017 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Elevator dan Eskalator
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
A. GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA
1. Sejarah Singkat
Pada tahun 1914 untuk pertama kalinya Kota Makassar mengenal dan
memanfaatkan energi yang bertenaga uap (mesin uap) yang berlokasi di pelabuhan
Makassar. Pada tahun 1925 dengan mengikuti perkembangan dan kebutuhan akan
listrik dibangunlah PLTU yang berlokasi di Sungai Jeneberang Pandang-Pandang
Sungguminasa dengan kapasitas 2 x 1000 kw yang dikelola NV. NIGEM.

Pada tahun 1948 mulai dibangun PLTD dengan daya terpasang 8.110 kw
yang berlokasi di Bontoala Makassar. Dengan meningkatnya kebutuhan akan listrik
maka dalam hal ini PLN merencanakan membangun PLTU sebanyak 2 unit dengan
daya terpasang 12,5 MW.Pada tahun 1962-1963 pemerintah mengadakan studi
kelayakan oleh Departemen PUTL dan Energainvest Yugo. Pada tahun 1966 dimulai
pembangunan PLTU yang berlokasi di Tello.

PLTU Tello mulai beroperasi dan diresmikan oleh Bapak Presiden RI,
Soeharto pada tahun 1973, dipasang 2 buah mesin diesel dengan daya terpasang
masing-masing sebesar 2,84 MW yang berlokasi di dekat PLTU Tello. Pada tahun
1976, tepatnya bulan Juni dibentuk unit-unit sektor Tello. Dengan nama PLN Wilayah
VIII dengan unit asuhan PLTD Bontoala dan Gardu Induk Transmisi.

Pada tahun yang sama PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello mendapat
tambahan 1 unit PLTG dengan daya terpasang 14,66 MW. Dengan berkembangnya
pembangunan di Kota Makassar, serta sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang
meningkat, PLN mendapat tambahan beberapa pembangkit yaitu:

1. Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alston dengan daya terpasang 21,35 MW.
2. Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi dengan daya terpasang 2 x 12,6
MW
3. Tahun 1989 dibangun 2 unit PLTD SWD dengan daya terpasang 2 x 12,4 MW.
4. Tahun 1997 di bangun 2 unit PLTG GE dengan daya 2 x 33,4 MW.

Untuk menyalurkan saluran energi dan pembangkit-pembangkit yang berada


di lingkungan kerja PT. PLN Makassar kepada pelanggan, serta untuk menunjang
dan mengantisipasi peningkatan beban pada daerah-daerah baru, maka tahap
pertama sejak tahun 1969 dibangun saluran transmisi sistem tegangan 30 KV dan
Gardu Induk (Tello, Bontoala, Kalukuang, Sungguminasa, Parangloe, Mandai, dan
Tonasa I). Selanjutnya di bangun saluran transmisi sistem tegangan 70 KV dan
sistem tegangan 150 KV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa II, Daya, Tello, dan
Tello Lama) serta perluasan Gardu Induk Existing.

Pusat-pusat pembangkit PT PLN Makassar beroperasi dalam sistem


kelistrikan Sulawesi-Selatan yang terinterkoneksi dengan PLTA Bakaru, PLTG
Sengkang, PLTD Suppa serta Unit Sektor Tello. Sedangkan peraturan beban sistem
kelistrikan Sulawesi selatan dikelola oleh Unit Pengaturan Beban (UP2B).

2. Visi dan Misi


a. Visi
- Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumpu kembuh
kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi
insani
- Menjadi unit pembangkitan yang andal, efisien dan berwawasan
lingkungan.
b. Misi
- Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lainnya yang terkait,
berorientasi kepada pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
- Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas masyarakat
- Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi
- Menjalan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan
- Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
- Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada “On
Condition Base Maintenance” serta selalu mengikuti dan
memperlihatkan buku petunjuk pabrik dan pengalaman operasi
- Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh
operasi pembangkitan terhadap mutu.
- Kecelakaan nihil.
3. Struktur Organisasi
4. Jumlah Tenaga Kerja
5. Shift Kerja
6. Sarana Pokok dan Fasilitas Penunjang

Sarana pokok dan fasilitas kerja penunjang di PT. PLN (Persero) UPDK Tello,
yaitu :
● Pos Pengamanan (Pos Security)
● Area parkir kendaraan
● Aula sikarannuang
● Klinik Perusahaan
● Kantin
● Musholla
● Toilet
● Jalur pejalan kaki & Assembly point

B. TEMUAN
1. Temuan Positif
- Tersedianya APAR dan HYDRANT
- Tersedianya Alarm Tanda Bahaya
- Adanya jalur evakuasi dan titik kumpul
- Terdapat Ahli K3 listrik
- Terdapat Ahli K3 Umum
- APAR yang terpasang di ruang terbuka sudah dilindungi dengan
penutup
2. Temuan Negatif
- Kabel yang sudah terkelupas
- Tidak ada stiker warning
- Lampu box tidak menyala
- Kurangnya peringatan yang tertera pada setiap pagar
- Posisi APAR yang tidak sesuai prosedur
- Terdapat alat kebersihan di sekitar APAR
- Jalur evakuasi yang sudah terhalang pohon
- Beberapa penanda titik kumpul sudah mulai pudar
- Beberapa stiker penanda sudah pudar
- Terdapat akar pohon yang hampir menembus pagar
BAB III
ANALISA
A. Analisa Temuan Positif

No Foto Analisa Dasar Hukum

1. Memiliki 1 unit Keputusan Menteri


Fire Fighting Tenaga Kerja RI No.
Station KEP.186/MEN/1999
tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Ditempat
Kerja

2. Penyelenggaraan Keputusan Menteri


latihan dan gladi Tenaga Kerja RI No.
penanggulangan KEP.186/MEN/1999
kebakaran tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Ditempat
Kerja

2. Sudah terdapat Instruksi Menteri Tenaga


Hydrant (Barel & Kerja No: INS.
Box) sesuai 11/M/BW/1997, Petunjuk
dengan regulasi Umum Nomor 3
yang ditempatkan
pada jarak yang
ditentukan, total
10 pilar hydrant

3. Memiliki APAR Peraturan Menteri


jenis Karbon Tenaga Kerja dan
Dioksida (CO2), Transmigrasi
Baik sekali untuk No:PER.04/MEN/1980,
golongan Lampiran 2
Aparat-Aparat
Listrik
Bertegangan

4. APAR yang Peraturan Menteri


berada di ruang Tenaga Kerja dan
terbuka telah Transmigrasi
dilindungi dengan No:PER.04/MEN/1980
tutup pengaman pasal 10
5. Petunjuk Permenaker nomor 4
penggunaan tahun 1980. Tentang
APAR syarat-syarat
pemasangan APAR
dan pemeliharaan

6. Tersedianya Alarm Permenaker


Bahaya No.Per-02/MEN/1983
tentang instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik

7 Terdapat lokasi Permenaker No. 1


titik kumpul Tahun 1980 Bab II
(Assembly point) Pasal 5.1

8 Terdapat tanda Keputusan Menteri


arah titik kumpul Tenaga Kerja RI No.
KEP.186/MEN/1999
tentang Unit
Penanggulangan
Kebakaran Ditempat
Kerja Pasal 2 ayat 2(b)

9 Terdapat rambu Permenaker No 15 tahun


K3 penanda 2012 tentang Kesehatan
bahaya di sekitar dan Keselamatan Kerja
gardu listrik Listrik di Tempat kerja
B. Analisa Temuan Negatif

No Foto Analisa Saran Dasar Hukum

1. 1. Lampu box Penambahan Permenaker


tidak stiker No 12 tahun
menyala warning dan 2015 tentang
2. Tidak ada memperbaiki Kesehatan dan
stiker tanda lampu box Keselamatan
“warning” Kerja Listrik di
Tempat kerja
pasal 3 poin a.

2. Tanda titik kumpul Melakukan UU No.1 Thn


sudah mulai pudar pengecatan 1970 pasal 2
ulang untuk ayat 2 huruf C
tanda titik yang
mulai pudar

3. Stiker penanda Memperbarui UU No.1 Thn


sudah mulai pudar stiker yang 1970 pasal 2
sudah mulai ayat 2 huruf C
pudar

4. Ada sebagian Memotong UU No.1 Thn


Tanda arah titik dahan pohon 1970 pasal 2
kumpul tertutup yang ayat 2 huruf C
ranting pohon menghalangi
tanda titik
kumpul

5. Masih ada Memindahkan Pert.Menaker


beberapa lokasi APAR No
pemasangan posisi agar sesuai :PER.04/MEN/
APAR tidak sesuai dengan regulasi 1980 Pasal 6
prosedur

6. Kurangnya stiker Menambahkan Permenaker


penanda “bahaya” stiker tanda No 12 tahun
pada pagar bahaya di pagar 2015 tentang
Kesehatan dan
Keselamatan
Kerja Listrik di
Tempat kerja
7. Terdapat kabel Mengganti Permenaker
yang terkelupas di kabel yang telah No 12 tahun
kamar mandi terkelupas 2015 tentang
dengan kabel Kesehatan dan
yang baru Keselamatan
Kerja Listrik di
Tempat kerja
pasal 3

8. Akar pohon yang Adanya UU No.1 Thn


menembus dinding tindakan 1970 pasal 2
pembatas hingga perbaikan pada ayat 2 huruf C
retak. bangunan yang
retak, contoh
menebang
pohon agar
akarnya tidak
merusak
bangunan, dan
perbaikan
kembali
bangunan yang
rusak

Terdapat alat Paralatan Peraturan


kebersihan kebersihan Menteri Tenaga
disekitar APAR ditempatkan di Kerja dan
tempat yang Transmigrasi
semestinya Nomor: PER
agar tidak 01/MEN/1980
menyulitkan tentang
ketika bahaya Keselamatan
kebakaran dan Kesehatan
terjadi Kerja pada
Konstruksi
Bangunan
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang dihasilkan dari pengamatan yang telah dilakukan di
PT PLN UPDK Tello Makassar mengenai pengawasan K3 pada bidang K3 konstruksi
bangunan, K3 Penanggulangan kebakaran, K3 Instalasi listrik, K3 elevator dan
eskalator ditemukan banyak temuan yang belum sesuai dengan prosedur yang ada,
namun beberapa temuan sudah memenuhi standar regulasi.
Pada bidang K3 konstruksi bangunan, telah terdapat lokasi titik kumpul, dan
tanda arah titik kumpul yang telah sesuai dengan regulasi. Namun, ditemukan juga
temuan negatif, yaitu, tanda titik kumpul yang pudar, label yang sudah pudar, tanda
arah titik kumpul yang tertutup ranting daun, dan adanya dinding pembatas yang
retak akibat akar pohon.
Pada bidang K3 penanggulangan kebakaran, banyak ditemukan temuan
positif berupa telah tersedianya 1 unit fire fighting station, hydrant (barrel & box),
APAR yang sesuai dengan peruntukannya, petunjuk penggunaan APAR, dan alarm
bahaya yang telah sesuai dengan regulasi. Ditemukan juga temuan negatif berupa
adanya beberapa pemasangan posisi APAR yang belum sesuai dan adanya alat
kebersihan yang diletakkan di sekitar APAR.
Pada bidang K3 instalasi listrik, ditemukan temuan positif berupa adanya
rambu K3 penanda bahaya di sekitar gardu listrik yang telah sesuai dengan regulasi.
Namun, ditemukan banyak temuan negatif berupa lampu box tidak menyala, tidak
ada stiker “warning” pada box, kurangnya stiker penanda “bahaya” pada pagar, dan
adanya kabel yang telah terkelupas di dalam kamar mandi.
B. SARAN
1. Perlu adanya peningkatan pada setiap bidang K3 di PT PLN UPDK Tello
Makassar agar dapat memenuhi standar regulasi yang ada.
2. Diadakan program penghargaan dan sanksi untuk pekerja yang patuh
maupun melanggar terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bidang K3
Konstruksi Bangunan, K3 Penanggulangan kebakaran, dan K3 Listrik.
3. Perlu adanya perawatan rutin terhadap fasilitas yang terdapat di PT PLN
UPDK Tello Makassar.

Anda mungkin juga menyukai