Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN (Persero) UPDK Tello


BIDANG K3 MEKANIK PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3


UMUM ANGKATAN KE - 100

KELOMPOK II

1. MUH SUL ADHAR SYAM


2. IHWANUDDIN
3. IRFAN BURHAMAH
4. ISHAK
5. IVAN IRIANTO ABU
6. M.DZULJALALI WAL IKRAM
7. MUH NUR AZHARI
8. YUNITA H. SAIMAN

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar, 16 Januari – 28 Januari 2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
pertolonganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PLN (Persero) UPDK Tello. Laporan praktek kerja
lapangan individu ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Pelatihan Calon Ahli K3 Umum (AK3U) yang diselenggarakan oleh PT. INDOTAMA
JASA SERTIFIKASI. Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan
penulis mendaptkan bimbingan dan dukungan dari pihak PT. PLN (Persero) UPDK Tello
yang terlibat dalam kelancarakan
pembuatan laporan praktek kerja lapangan serta pelatatihan Calon Ahli K3 Umum.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan praktek kerja
lapangan ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak demi kemajuan bersama dimasa mendatang dan laporan ini bisa bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.

Penyusun,

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan.......................................................................................2
1.3 Ruang lingkup................................................................................................2
1.4 Dasar Hukum.................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
KONDISI PERUSAHAAN............................................................................................4
2.1 Gambaran Umum..........................................................................................4
2.1.1 Lokasi Perusahaan.................................................................................5
2.2 Visi dan Misi...................................................................................................5
2.3 Struktur Organisasi.......................................................................................6
2.4 Jumlah Tenaga Kerja PT.PLN UPDK Tello.................................................7
2.5 Alat Mekanik...................................................................................................7
2.5.1 Syarat – Syarat K3 Pengawasan Mekanik...........................................7
2.5.2 Pemeriksaan dan Pengujian Mekanik.................................................8
2.6 Pesawat Angkat Angkut...............................................................................9
2.6.1 Syarat-syarat K3 Pesawat Angkat Angkut........................................10
2.6.2 Pemeriksaan K3 Pesawat Angkat Angku..........................................10
2.7 Pesawat Uap dan Bejana Tekan...................................................................11
2.7.1 Syarat- Syarat K3 Pengawasan Pesawat Uap dan Bejana Tekan........11
2.7.2 Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan.............11
2.8 Temuan Lapangan PT.PLN (persero) UPDK Tello....................................12
2.8.1 Temuan positif..........................................................................................12
2.8.2 Temuan negatif.........................................................................................12
BAB III........................................................................................................................14
ANALISIS...................................................................................................................14
3.1 ANALISIS TEMUAN POSITIF........................................................................14
3.2 ANALISIS TEMUAN NEGATIF......................................................................16

ii
BAB IV........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
4.1 KESIMPULAN.................................................................................................20
4.2 SARAN.............................................................................................................20

iii
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan
kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Menurut Khamidinal , keselamatan kerja adalah
upaya atau antisipasi untuk meminimalkan semua kemungkinan hal yang dapat menimbulkan
keadaan bahaya. Berdasarkan undang-undang RI No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Pasal 3 menyatakan bahwa, keselamatan kerja memiliki tujuan untuk mencegah dan
mengurangi kecelakaan; mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; memberi
pertolongan pada kecelakaan; mencegah, mengurangi kebakaran; memberi kesempatan atau
jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran; mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan; dan memberi alat- alat pelindung diri pada para pekerja.
Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang
terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko yang
dilakukan. Secara garis besar kejadian kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu
tindakan manusia yang tidak memenuhi keselamatan kerja dan keadaan-keadaan lingkungan
yang tidak memenuhi keselamatan yang tidak memenuhi keadaan yang aman. Dalam sebuah
perusahaan, tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting, Tenaga kerja
merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat, dengan begitu
tenaga kerja merupakan penggerak utama dalam kelangsungan bisnis perusahaan dan
ekonomi bangsa.
Praktek kerja lapangan adalah salah satu sarana dalam rangka mendapatkan pengetahuan
terkait dunia kerja khususnya mengenai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan untuk menjadikan persyarat bagi para calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum. Praktek kerja lapangan ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) UPDK Tello.
PT. PLN (Persero) UPDK Tello merupakan salah satu pembangkit Tenaga Uap, Tenaga
Diesel dan Tenaga Gas di Sulawesi Selatan yang mulai beroperasi sejak tahun 1971. PT. PLN
(Persero) UPDK Tello dalam upaya untuk mejadi pemasok listrik yang handal haruslah
senantiasa meningkatkan kinerja karyawan dengan memperhatikan kenyamanan dan
keamanan karyawannya ketika bekerja.

1
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan PKL
A. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga peserta pelatihan AK3U tidak
hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga memiliki keahlian di lapangan yang
merupakan implementasi teori secara langsung.
B. Untuk melihat penerapan K3 di lapangan dan regulasi Undang-Undang K3
C. Menggambarkan secara jelas mengenai temuan-temuan selama kegiatan PKL
berlangsung khusunya di PT. PLN (Persero) UPDK Tello.
D. Merupakan salah satu bagian dari kegiatan pelatihan calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat
kerja.

1.3 Ruang lingkup


Kegiatan praktik kunjungan lapangan ini berorientasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan
fungsi dari ahli K3 Umum pengawasan peraturan perundangan K3 bidang Mekanik, Alat
angkat angkut serta Pesawat uap dan Bejana Tekan

1.4 Dasar Hukum


Dasar Hukum sebagai berikut :
Beberapa landasan hukum yang dipakai untuk penerapan K3 bidang mekanik, pesawat uap dan
bejana tekan serta alat angkat angkut di lingkungan kerja PT PLN adalah sebagai berikut :
A. Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
B. Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Sedangkan apabila peraturan perundangan tadi kami kelompokan menurut beberapa bidang
yang kami ambil dilaporan praktek kerja lapangan ini, maka sebagai berikut :
1. Dasar Hukum K3 Mekanik
 Permenaker No. 38 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Tenaga dan Produksi
 Permenaker No.08 Tahun 2020, Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
2. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
 Undang-undang Uap 1930

2
 Pesawat Uap Tahun 1930
 Permenakertrans No.02/Men/1982 Tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja
 Undang-Undang no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 Permenaker No.01/Men/1988 tentang kulasifikasi syarat-syarat operator
Pesawat Uap
 Permenakertrans No.37 Tahun 2016, Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Bejana Tekan Dan Tangki Timbun

3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum
Dalam meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya, maka pemerintah
dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap sebanyak 2 unit yang berlokasi di
Tello. Pada tahun 1971 mulai beroperasi dan diresmikan oleh presiden Republik Indonesia
Soeharto. Untuk menunjang kelancaran pasokan listrik, maka pada tahun 1973 dibangun 2
unit mesin Diesel dengan daya terpasang berlokasi di area PLTU Tello.
Pada bulan Juni 1976 dibentuk Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor
Tello dengan Unit Asuhan PLTD Bontoala dan GI / Transmisi. Tahun 1976 PLN Wilayah
VIII mendapat tambahan 1 Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG).
Dengan berkembangnya pembangunan di kota Makassar dan sekitarnya serta sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. PLN
(PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello mendapatkan beberapa pembangkit.

Gambar 1. PT.PLN(Persero) UPDK Tello

4
2.1.1 Lokasi Perusahaan
PT. PLN (Persero) UPDK Tello terletak di Jl. Urip Sumohardjo KM 7 Tello Baru
Makassar dan lokasi PT. PLN(Persero) UPDK Tello dapat dijangkau dengan mudah
menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Gambar 2. Lokasi PT. PLN (Persero) UPDK Tello

2.2 Visi dan Misi


 Visi
Menjadi Unit Pembangkitan yang handal, efisien dan berwawasan lingkungan.
 Misi
 Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
 Melaksanakan pemeliharaan yang berorientasi kepada “On Condition Base
Maintenance” serta selalu mengikuti dan memperlihatkan buku petunjuk pabrik
dan pengalaman operasi
 Memantau dan mengendalikan secara terus menerus pengaruh operasi
pembangkitan terhadap lingkungan
 Kecelakaan nihil

5
2.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu gambaran hubungan antara pemilik usaha dengan
bawahannya. PT.PLN (Persero) UPDK Tello telah memiliki struktur organisasi secara
tertulis dan telah menetapkan pembagian tugas operasional dalam perusahaan. Struktur
Organisasi PT.PLN (Persero) UPDK Tello yaitu sebagai berikut :

Gambar 3. Struktur Organisasi PT.PLN(Persero) UPDK Tello

Pada gambar diatas terlihat dalam struktur organisasi ini pemiliki PT.PLN (Persero)
UPDK Tello telah memberikan wewenang dan tanggung jawab sepenuhnya

6
kepada masing-masing bawahannya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing- masing
dalam struktur organisasi yang ada di PT.PLN (Persero) UPDK Tello.

2.4 Jumlah Tenaga Kerja PT.PLN UPDK Tello


 Jumlah Tenaga Kerja 239 orang
 Personil ahli k3 umum 2 orang
 Personil ahli k3 listrik 1 orang
 Petugas k3 kimia 1 orang
 Petugas p3k 1 orang

2.5 Alat Mekanik


2.5.1 Syarat – Syarat K3 Pengawasan Mekanik
A. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengaman mesin yang akan harus
dianalisa sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam model Code of Safety
Regulations for Industrial Establishment. Dalam regulasi 82 dari model kode ini
dijelaskan sebagai berikut;
B. Pengaman-pengaman harus direncanakan, dibuat dan dipakai sehingga memenuhi
kebutuhan perlindungan yang positif.
 Tidak menggangu keamanan dan ketenangan bagi operator.
 Mencegah pendekatan terhadap semua wilayah berbahaya.
 Tidak mengganggu jalannya produksi.
 Dapat dipergunakan secara otomatis atau dengan sedikit usaha.
 Sesuai untuk pekerjaan dan mesin.
 Lebih disenangi dalam bentuk sudah terpasang (built in).
 Tidak mengganggu kebutuhan merawat.
 Tahan terhadap pemakaian jangka Panjang
 Tahan terhadap pemakaian secara normal dan dalam keadaan
 shock.
 Tahan lama, tahan api dan tahan korosi.
 Tidak menimbulkan bahaya.
 Melindungi kecerobohan pemakaian yang tidak terduga.
 Pengaman dan biaya produksi.
 Pengaman mesin yang langsung terpasang.

7
 Perlengkapan Keselamatan Kerja Keran Angkat; dynamometer dan
2.5.2 Pemeriksaan dan Pengujian Mekanik
A. Beberapa persyaratan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan
produksi,antara lain
1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan, pengujiandan
penerbitan pengesahan pemakaian pesawat;
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan (fabrikasi).
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan atau pemasangan.
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala atau khusus)
 Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau
modifikasi.
 Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan penerbitan pengesahan
pemakaian, termasuk pemakaian baru
2. Prosedur pemeriksaan dan pengujian
 Prosedur kegiatan pemeriksaan dan pengujian pada tahap
pembuatan.
 Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
 Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapan
pemakaian.
 Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
B. Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengujian serta Penerbitan Pengesahan
Pemakaian Pesawat Angkat dan Angkut, adalah;
1. Pokok-pokok kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian;
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pembuatan danpengujian
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan dan atau pemasangan.
 Pemeriksaan dan pengujian pada tahap pemakaian (berkala atau
khusus).
 Pemeriksaan dan pengujian berkaitan dengan reparasi atau
modifikasi.

8
2. Prosedur pemeriksaan dan pengujian kegiatan pemeriksaan dan pengujian
pada tahap pembuatan
 Prosedur pemeriksaan dan pengujian pada tahap perakitan atau
pemasangan.
 Prosedur pemeriksaan berkala atau khusus pada tahapan
pemakaian. Ketentuan khusus pada pemeriksaan dan pengujian.
3. prosedur penerbitan pengesahan pemakaian pesawat tenaga dan produksi,
pengesahan pemakaian baru

2.6 Pesawat Angkat Angkut


Peralatan angkat adalah alat yang dikontruksikan atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurun muatan. Pesawat angkat dan angkut adalah alat yang
digunakan untuk mengankat atau memindahkan sebuah benda dengan jarak, besardan
berat tertentu yang sulit untuk dilakukan ataupun tidak mungkin dilakukan dengan
tenaga manusia.
Pesawat angkat angkut dapat dibedakan menjadi tiga sesuai dengan cara
mekanisme angkutnya, seperti:
A. Hydraulic handling device Hydraulic handling device merupakan pesawat angkut
dengan cara pengangkutan dengan menggunakan media berupa cairan atau liquid
sebagai media pengangkutan.
B. Pneumatic handling system Pneumatic handling system merupakan pesawat angkut
dengan cara pengangkutan dengan menggunakan media berupa udara, gas sebagai
sarana pengangkutannya.
C. Mechanical cara pengangkutan dengan menggunakan tenaga dari mesin sebagai
sarana pengangkutannya, contoh conveyor belt menggunakan tenaga mesin
sebagai pengangkutanya
2.6.1 Syarat-syarat K3 Pesawat Angkat Angkut
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh alat angkat angkut jika akan dipakai di area
produksi meliputi
A. Konstruksi harus kuat.
B. Layak dioperasikan.

9
C. Safety devices terpasang dan berfungsi dengan baik disertai contoh
gambar.
D. Dilakukan pemeriksaan dan pengujian
E. Dilakukan perawatan dengan baik
F. Dioperasikan sesuai dengan SOP dan oleh operator yang memiliki
sertifikat.
G. Operatornya harus dilengkapi dengan alat pelindung diri
2.6.2 Pemeriksaan K3 Pesawat Angkat Angkut
A. Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang
undangan yang di dalamnya membahas tentang
 Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan.
 Pemeriksaan dan pengujian pertama.
 Pemeriksaan dan pengujian berkala.
B. Tahapan pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga produksi
 Pemeriksaan data.
 Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist terhadap seluruh komponen
dan pengecekan dimensi.
 Pemeriksaan Non-Destructive Testing (NDT) terhadap seluruh komponen yang
menerima beban dan atau komponen yang diragukan kekuatannya.
 Pengujian pada kondisi dinamis dan lingkungan kerja
 Laporan hasil pemeriksaan dan pengujian dengan menggunakan formulir.

2.7 Pesawat Uap dan Bejana Tekan


Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung maupun
tidak langsung, berhubung dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja dengan
tekanan yang lebih besar dari tekanan udara.
2.7.1 Syarat- Syarat K3 Pengawasan Pesawat Uap dan Bejana Tekan Pemeriksaaan dan
pengujian dilakukan mulai tahap fabrikasi (pembuatan) pada tahap perakitan atau
pemasangan, tahap pemakaian, tahap reparasi atau modifikasi serta pemasangan
kembali karena pemindahan pesawat uap. Penerbitan ijin pesawat uap dikeluarkan
untuk pemakaian baru dan saat mutasi ijin pemakaian karena penjualan atau
pemindahan pesawat uap jenis

10
berpindah. Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh pegawai pengawas atau ahli
K3 pesawat uapdan bejana tekan seperti halnya pada pesawat uap, pedoman ini
diperuntukan untuk bejana tekandan harus diketahui oleh semua pihak terkait
terutama pemerintah daerah kabupaten dan kota yang menangani langsung
pelaksanaan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan menurut UU
No.22 tahun 1999. Pemeriksaan atau pengujian dilakukan oleh Ahli K3 Spesialis
Pesawat Uap dan Bejana Tekan.Sedangkan pengesahan pemakaian baru harus
ditangani oleh kepala dinas setelah di paraf oleh pegawai pengawas dan atasan
langsung pegawai pengawas.
2.7.2 Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pemeriksaan dan pengujian dari
pesawat uap dan bejana tekan, adalah:
A. Jenis pemeriksaan dan pengujian berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
B. Pemeriksaan dan penguian dalam proses pembuatan.
 Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pembuatan
 Pemeriksaan bahan baku material yang akan digunakan untuk
pembuatan unit atau komponen pemeriksaan awal.
 Pemeriksaan pada saat dan atau pada akhir pekerjaan pembuatan unit atau
komponen.
 Pengujian
 Pembuatan data
 teknik pembuatan dan laporan pengawasan
 pembuatan unit atau komponen.
C. Pemeriksaan dan pengujian pertama
 Pemeriksaan dokumen teknik yang disyaratkan untuk pemasangan dan atau
pemeriksaan.
 Pemeriksaan unit atau komponen.
 Pemeriksaan teknis menyeluruh saat perakitan dan akhir perakitan.
 Pengujian-pengujian.
 Pencatatan pada buku akte izin Pemakaian.
D. Pemeriksaan dan pengujian berkala
 Pengecekan dokumen teknik terkait syarat pemakaian.

11
 Pemeriksaan kondisi fisik serta perlengkapannya.
 Pembuatan laporan pemeriksaan dan atau pengujian berkala atau
pemeriksaan khusus
 Pencacatan pada buku akte izin Pemakaian.
E. Pemeriksaan khusus modifkasi reparasi
Pemeriksaan kondisi fsik pesawat uap yang akan dilakukan reparasi modifkasi.
 Pemeriksaan dokumen teknik terkait dengan syarat pekerjaan.
 Pemeriksaan pada saat dan akhir pekerjaan.
 Pengujian seperlunya

2.8 Temuan Lapangan PT.PLN (persero) UPDK Tello


2.8.1 Temuan Positif
 OverhedCrane yang terawat dengan baik

 Terdapatnya peringatan area berbahaya

 Operator PAA sudah memiliki SIO

 Terdapat 4 buah air receiver tank

2.8.2 Temuan Negatif


 Kait (hook) pada Gantry Crane tidak dilengkapi dengan kunci pengaman

 Forklift masih melekat pada drum dan tempat parkir yang tidak tepat

 Mesin Produksi tidak dirawat dengan baik; terdapat beberapa bagian yang mulai
berkarat

 Di tempatkannya Electric Forklift Bukan pada tempat khusus (di sela kawat
pembatas)

 Banyaknya barang-barang yang tidak berguna di area pesawat uap dan bejana
tekan

 Tidak adanya lebel nama, produksi pada pesawat produksi

12
BAB III
ANALIS
A

3.1 Analisa Temuan Positif

No Foto Lokasi Temuan Analisa Saran Dasar Hukum

PT.PLN Overhed Dengan adanya Sudah baik Permenaker 08 tahun


UPDK Crane overhead crand dan 2020 pasal 1 poin 3 yaitu
dan gantry tetap di pesawat angkat angkut
Tello yang
crane dapat pertahank adalah pesawat atau
terawat mempermudah an peralatan yang dibuat
dengan mengangkut dan konstruksi untuk
material. memindahkan benda
baik
atau muatan atau orang
secara horizontal
1 vertical
diagonal dengan
menggunakan kemudi
baik bergerak diatas
landasan permukaan
maupun rel atau secara
terus menerus dengan
menggunakan bantuan
ban atau rantai atau rol

PT.PLN Terdapat Dengan adanya Sudah baik Peraturan pemerintah


nya peringatan tentang tenaga kerja
UPDK bahaya tersebut dan
peringtan No. 1 Tahun 1988
Tello sehingga orang tetap di Pasal 2 yang meliputi
area orang yang kualifikasi wewenang,
berbahay melintas di pertahank
syarat-syarat kewajiban
a sekitaran area an melapor
2 dapat
mengetahui
bahaya tersebut
dan
juga
mengindarinya

13
PT.PLN Operator Dengan adanya Agar Permenaker No. 08
UPDK PAA operator yang Sertifikat tahun 2020 tentang
Tello sudah memiliki SIO SIO dapat tentang k3 Pesawat
memiliki maka perusahaan ditunjukka angkat dan angkut Pasal
SIO ahli k3 PAA n 141 ayat (2) Pasal ayat
3 (1) huruf a Pasal 145
huruf b Pasal 147
ayat (1) huruf
a
Pasal 148 ayat 1

PT.PLN Terdapat 4 Untuk Sudah Permenaker 37 Tahun


UPDK buah air menyimpan bagus, 2016 Pasal 2 yaitu
Tello receiver udara dan rutin tetap meliputi kegiatan
tank di lakukan pertahank perencanaan, pembuatan,
pengecekan an pemasangan, pengisian,
berkala pengawas pengangkut, pemakaian,
an dan pemeliharaan, perbaikan,
pemelihar modifikasi
4 aannya penyimpanan dan
pemeriksaan serta
pengujian.

3.2 Analisa Temuan Negatif

14
No Foto Lokasi Temuan Analisa Saran Dasar Hukum

PT.PLN Kait (hook) Berpotensi Kait Permenaker No. Per


UPD pada Gantry terjadi kejadian sebaiknya 05/Men/1995 pasal 14
Crane tidak yang di lengkapi ayat 2 yang berisi: Kait
K dilengkapi berbahaya pengunci harus dilengkapi
1 Tello dengan karena beban pengaman dengan kunci
kunci angkut lepas untuk pengamanan
pengaman mencegah
kecelakaa
n kerja
PT.PLN Forklift Forklif yang di Sebaiknya Pemenakertrans No.8
UPDK masih parkir di forklift Tahun 2020 tentang K3
Tello melekat depan pintu yang pesawat angkat angkut
pada drum sehinnga digunakan BAB 5 Pasal 126 Ayat
dan tempat menghalangi seharusny a 2
parkir yang jalan masuk di parkir di Huruf (b) tentang alat
tidak tepat area bantu angkat dan angkut
2
khusus agar harus disimpan ada
tidak tempat khusus yang
menghalan melindungi dari panas,
gi jalan cairan, bahan berbahaya,
masuk dan memiliki sirkulasi
udara
yang baik
PT.PLN Mesin Bisa Sebaiknya Permenaker No.38 Tahun
UPDK Produksi mengakibat perawatan 2015 tentang
Tello tidak kan harus keselamatan dan
dirawat korsleting dilakukan kesehatan kerja pesawat
3
dengan lisrtik yang secara tenaga produksi pasal 5
baik; diakibatkan berkala ayat 4 “ pemakaian atau
terdapat oleh jaring pengoperasian
beberapa laba-laba

15
bagian yang pesawat tenaga dan
mulai produksi sebagaimana
berkarat dimaksud dalam pasal 4
harus dilakukan
pemeriksaan dan
pengujian sebelum
digunakan serta
dilakukan pemeliharaaan
secara
berkala
PT.PLN Di Hal ini dapat Sebaiknya Pemenakertrans No.8
UPDK tempatkan menyebabka n forklift Tahun 2020 tentang K3
Tello nya Electric terganggunya yang di pesawat angkat angkut
Forklift akses serta gunakan BAB 5 Pasal 126 Ayat
Bukan pada dapat seharusny a 2
tempat menyebabka n di parkir di Huruf (b) tentang alat
khusus (di kecelakaan area bantu angkat dan angkut
4
sela kawat kerja khusus agar harus disimpan ada
pembatas) mudah di tempat khusus yang
jangkau melindungi dari panas,
cairan, bahan berbahaya,
dan memiliki sirkulasi
udara
yang baik
PT.PLN Banyaknya Sebaiknya Permen No. 04 Tahun
UPDK barang- area pada 1985 pasal 35 yaitu
Hal ini dapat
Tello barang yang mesin di semua alat
mengakibatk
tidak bersihkan perlindungan harus di
an penyebab
5 berguna di dari barang- rencanakan, di buat, di
kecelakaan
area barang yang pasang, dan digunakan
kerja pada
pesawat uap tidak sesuai ketentuan yang
tempat kerja
dan penting berlaku

16
bejana yang dapat
tekan berpotensi
mengakiba
tkan
kecelakaa
n kerja
PT.PLN Tidak Hal ini dapat Sebaiknya Permenaker no.38 tahun
UPDK adanya dapat dilakukan 2016 tentang k3 pesawat
Tello lebel menyebabka n pembenah tenaga dan produksi pasal
nama, potensi an dengan 15 Setiap pesawat tenaga
produksi bahaya mencantu dan produksi harus diberi
6 pada kecelakaan mkan lebel plat nama yang memuat
pesawat nama dan data pesawat tenaga dan
produksi produksi produksi

PT.PLN Tidak Hal ini dapat Sebaiknya Permenaker no.37 tahun


7 UPDK adanya hasil menyebabkan di lakukan 2016 tentang k3 bejana
Tello riksa uji kecelakaan pembenaha tekan tangki timbun pasal
kerja dan n dengan 69 pemeriksaan
peledakan melakukan sebagaimana dimaksud
riksa uji dalam pasal 68 merupakan
kegiatan mengamati ,
menganilisis,
membandingkan ,
menghitung dan mengukur
bejana tekan tangki timbun
untuk memastikan
terpenuhinya undang-
undang dan standar yang

17
berlaku
PT.PLN Tidak Hal ini dapat Sebaiknya Permenaker no.09 tahun
UPDK adanya menyebabkan teknisi dan 2010 tentang operator dan
Tello operator kecelakan kerja operator petugas pesawat angkat
crane dan dikarenakan forklift angkut
teknisi forklift pengoperasian berbeda/ Pasal 1 ayat 1
Operator adalah tenaga
merangkap pesawat angkat teknisi kerja yang mempunyai
sebagai angkut tidak forklift kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus
operator dilakukan oleh tersebut dalam pengoperasian
orang harus pesawat angkat dan
angkut.
mempunya ijin memiliki
atau lisensi lisensi Pasal 1 ayat 4
8 Teknisi adalah petugas
operator pelaksana pemasangan,
pemeliharaan, perbaikan
juga
dan/atau pemeriksaan
peralatan/komponen
pesawat angkat dan
angkut.

Pasal 3
Pengusaha atau
pengurus dilarang
mempekerjakan operator
dan/atau petugas
pesawat angkat dan
angkut yang tidak
memiliki Lisensi K3 dan
buku kerja.
9 PT.PLN Tidak Hal ini dapat Sebaiknya Permenaker no.08 tahun
UPDK adanya jalur menyebabkan dibuatkan 2020 tentang k3 pesawat
Tello khusus kerusakan jalur khusus angkat dan angkut
forklift pada forklift forklift dan Pasal 81
bahkan juga Landasan forklift, lift
kecelakaan penanda truck, reach stackers, dan
seperti area telehandler:
kehilangan lintasan  harus dikonstruksi
keseimbangan cukup kuat dan rata.
pada forklift  harus mempunyai
tersebut tanda area lintasan.
 tidak mempunyai
18
belokan dengan sudut
yang tajam.
 tidak mempunyai
tanjakan atau turunan
yang terjal yang dapat
mengganggu
keseimbangan.
,

19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang kami dilakukan pada Praktik Kerja Lapangan (PKL)
mengenai K3 mekanik, pesawat angkat angkut, K3 bidang pesawat uap dan bejana tekan di
PT. PLN(PERSERO) UPDK Tello ; Penerapan K3 mekanik, pesawat angkat angkut, K3
bidang pesawat uap dan bejana tekan dikategorikan cukup baik hanya saja masih terdapat
beberapa ketentuan-ketentuan belum terlaksana dengan baik sebagai mana yang telah di atur
dalam aturan perundang-undangan yang terkait seperti :

1. Kait (hook) pada Gantry Crane tidak dilengkapi dengan kunci pengaman,

2. masih terdapat alat yang tidak tersimpan pada tempatnya sesuai ketentuan, kebersihan
dan masih terdapat barang-barang yang tidak berguna di area pesawat uap dan bejana
tekan.

3. Mesin Produksi tidak dirawat dengan baik, terdapat beberapa bagian yang mulai
berkarat.

4. Electric Forklift bukan pada tempat khusus, Tidak adanya jalur khusus forklift.

5. Tidak adanya lebel nama, produksi pada pesawat produksi namun sejauh ini sudah cukup
baik dan perlu di tingkatkan ke arah yang lebih baik.

6. Tidak adanya hasil riksa uji / bukti dilakukannya riksa uji pada tangki timbun.

7. Operator pesawat angkat dan angkut hanya forklift saja dan tidak ada operator crane.

4.2 Saran
Dari hasil praktik kerja lapangan di PT. PLN(PERSERO) UPDK didapati bahwa dalam
penerapan K3 di tempat kerja masih ada temuan negatif maka dari itu diperoleh saran:
1. Kepada pihak pengurus
Pihak pengurus dalam hal ini pimpinan perusahaan agar bisa lebih mengawasi dan
memperbaiki penerapan K3 dalam perusahaan, karena dalam penerapannya masih ada
hal-hal yang tidak sesuai perundang-undangan dan juga masih beberapa peralatan dan
juga fasilitas yang harus di perbaiki dan benahi kembali agar tidak terjadinya kecelakaan
kerja.
2. Kepada para tenaga kerja

20
Tenaga kerja dalam hal ini semua pekerja baik dari karyawan ataupun operator yang ada
didalamnya, agar bisa menerapkan K3 agar peningkatan produksi, kesehatan dan
keselamatan kerja dapat terlaksana dengan baik.

21

Anda mungkin juga menyukai