Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero)

BIDANG K3 MEKANIK, (PAA ,PTP) PESAWAT UAP & BEJANA


TEKAN

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 185

KELOMPOK 4

1. NATANYEL
2. SEPTIAN PALAMBA
3. RIFKI SAPUTRA RIDWAN
4. DONNY ANJELIAS
5. SYACHRA RAMADHANA
6. KIKI FATMALA SARI
7. NUR INAYAH LESTARI UMAR
8. SULFIKAR

PENYELENGGARA

PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI

Makassar, 22 Januari – 02 Februari 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah Nya
kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya. Laporan PKL
ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dari pelatihan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 PT.Indotama Jasa Sertifikasi.

Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan lapangan
(PKL) secara offkine di PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR. Bidang yang
kami teliti adalah bidang K3 mekanik, (PAA ,PTP) & K3 pesawat uap & bejana tekan. Kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan rekan rekan
Indotama Jasa Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada rekan rekan
calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. Dalam penyusunan
laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu kami mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan dari laporan ini.

Tim Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan....................................................................................................................2

C. Ruang Lingkup...........................................................................................................................3

D. Dasar Hukum..............................................................................................................................3

BAB II KONDISI PERUSAHAAN........................................................................................................5

A. Gambran Umum.........................................................................................................................5

1. Sejarah singkat....................................................................................................................5

1.1. Visi dan Misi...........................................................................................................6

1.2. Struktur Orginasi......................................................................................................6

1.3. Jumlah Tenaga Kerja...............................................................................................7

1.4. Kondisi Lokasi Dan Fasilitas...................................................................................7

B. TEMUAN...................................................................................................................................9

1.1. Temuan Positif.........................................................................................................9

1.2. Temuan Negatif....................................................................................................10

BAB III ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI........................................................................11

Analisa Temuan Positif K3 Uap dan Bejana Tekan.....................................................................11

Analisa Temuan Positif K3 Pesawat Angkat dan Angkut............................................................12

Analisa Temuan Positif K3 Mekanik...........................................................................................14

Analisa Temuan Negatif K3 Uap dan Bejana Tekan...................................................................16

BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................20

ii
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20

B. Saran........................................................................................................................................21

BAB V DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI.......................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam usahanya untuk


mencapai pertumbuhan ekonomi salah satunya mengandalkan pada sektor industri.
Menteri Perindustrian berpandangan bahwa Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat
dikategorikan sebagai sebuah negara industri. Pasalnya, sektor industri merupakan
kontributor terbesar bagi perekonomian nasional dengan sumbangannya mencapai lebih
dari 20 persen. Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat sehingga
Indonesia banyak terdapat berbagai jenis industri. Industri tersebut dalam mengelola
aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat teknologi mulai dari teknologi yang
sederhana hingga teknologi maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan, semakin
tinggi pula risiko bahaya yang dihadapi.

Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE),


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu bidang kegiatan yang
ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai
ilmu dan penerapannyayang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan
pekerjaan guna menjamin keselamatan tenagakerja dan aset perusahaan agar terhindar
dari kecelakaan dan kerugian lainnya.

Pemahaman Secara umum, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


merupakan suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara
mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) mempunyai tujuan untuk menciptakan tempat kerja yang
nyaman, dan sehat sehingga dapat
menekan serendah mungkin resiko kecelakaan dan penyakit. K3 merupakan aspek yang
penting dalam usaha meningkatkan kesejahteraan serta


produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi akan menekan tingkat kecelakaan yang
menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Keselamatan
kerja rendah maka akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada
produktivitas yang menurun. Kecelakaan akan mengurangi produktivitas dan
meningkatkan biaya produksi. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD,
perawatan mesin dan pengaturan, jam kerja yang manusiawi. Pada dasarnya setiap
tenaga kerjamaupun perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu kemungkinan bahaya
besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit
akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman
dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurangmemadai.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Mekanik adalah serangkaian kegiatan


pengawasan dan semua tindakan yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan atas
pemenuhan pelaksanaan Peraturan Perundang- undangan terhadap obyek pengawasan
K3 Mekanik ditempat kerja meliputi K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut dan K3
Pesawat Tenaga Produksi.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari laporan Praktek Kerja Lapangan mengenai K3 mekanik pada


Pesawat Angkat Aangkut (PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) diantaranya
untuk mengevaluasi dan memeriksa pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
pada pekerjaan mekanik yang dilakukan pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA
dan PTP sebagaimana tercantum dalam UU. No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan
kerja. Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan implementasi K3 pada pekerjaan mekanik di PAA dan PTP serta memberikan
rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan
mekanik di PAA dan PTP.

Tujuan dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) mengenai K3 Mekanik


pada PAA dan PTP diantaranya sebagai berikut :


1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para calon Ahli K3 Umum
mengenai penilaian implementasi K3 pada pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan
bejana tekan di PAA dan PTP untuk memastikan bahwa pelaksanaannya memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan.
2. Mengidentifikasi risiko-risiko dan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada
pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP.
3. Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
pada pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP,
termasuk perbaikan pada prosedur kerja, penggunaan alat dan perlengkapan
keselamatan yang sesuai, dan pelatihan karyawan tentang K3.
4. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP, sehingga
dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan cedera pada pekerja. Sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.

C. Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup kegiatan Praktik Kerja Lapangan


dilaksanakan di PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero) Makassar antara lain
:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada lingkungan kerja pada Lingkungan
Kerja
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mekanik pada Pesawat Angkat Aangkut
(PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pengoperasian & penggunaan alat.

D. Dasar Hukum

Dalam menganalisa dan memberikan saran terkait dengan gaps(celah), penulis mengacu
kepada berbagai Undang-Undang dan Peraturan yang ada antara lain sebagai berikut :
1. Dasar Hukum (Umum)
 Undang-Undang Uap 1930 (1) tentang Pesawat Uap dan Ketel Uap


 Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar Hukum K3 Mekanik
 Permenaker No.1/MEN/1992 tentang syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja pesawat karbid
 Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
pesawat tenaga dan produksi
 Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan pesawat angkat dan pesawat
angkut.
3. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
 Peraturan Uap 1930
 Permenaker No.1/MEN/1988 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator
pesawat uap
 Permenaker No.37 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bejana
tekan dan tangki timbun.


BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN

A. Gambran Umum

1. Sejarah singkat

PT. Industri Kapal Indonesia (persero) atau PT. IKI adalah sebuah Badan usaha milik
negara yang pada awal berdirinya PT. Industri Kapal Indonesia (persero) dibangun
dengan dua proyek pembangunan galangan kapal, masing-masing proyek galangan
kapal paotere dan proyek galangan kapal tallo. Dimulai sebagai Makassar Proyek
Shipyard pada tahun 1963 yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1977. PT IKI yang
berkantor pusat di Makassar, Sulawesi Selatan adalah galangan kapal terbesar di
Indonesia timur dengan meter di Makassar dan Bitung, Sulawesi Utara. Pemerintah
telah menunjuk PT IKI sebagai Pusat Industri Maritim untuk Indonesia timur terutama
untuk Kapal Perikanan, Kapal Penumpang, Ferry (Ro-Ro), Cargo dan setiap industri
proyek industri terkait. Yard Makassar untuk mendukung Pelabuhan Makassar, salah
satu dari empat Harbours utama di Indonesia. Sementara halaman Bitung adalah untuk
mendukung pengembangan sektor perikanan di bagian utara kepulauan Indonesia
Timur (KTI). Dua meter dari PT IKI berperan aktif dalam mempromosikan
pembangunan nasional nasional negara itu.

1963 : Mulai dari Proyek Galangan Kapal Makassar.

1977 : Didirikan pada 29 Oktober 1977 dengan Akta Notaris Siske Limowa
Nomor:122 sebagai realisasi dari PP 17/1977 termasuk Bitung DanWayame
Ambon (Berita Negara RI No. 64 Tahun 1981).

1984 : Nama perusahaan berubah menjadi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
(Berita Negara RI No. 73 Tahun 1985).

1996 : Penugasan pembangunan kapal penangkap ikan Minajaya 31unit.

1999 : Wayame galangan kapal diserahkan kepada PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya
(Persero).


2002 : Ikan Proyek Minajaya Kapal resmi dihentikan, perusahaanmulai
kondisi tidak sehat

2012 : Restrukturisasi dan Revitalisasi dimulai dengan 6 kerja sama dengan beberapa
sektor BUMN dan swasta dengan fokus padapeningkatan fasilitas jangka
panjang yang rusak.

1.1. Visi dan Misi

• Visi Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat danberdaya
saing tinggi

• Misi Selalu meningkatkan kualitas yang haik berdasar pada pelayanan yang tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk
peningkatan nilai perusahan.

1.2. Struktur Orginasi


1.3. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar


sebanyak 200 pekerja, dan telah membentuk P2K3 dengan jumlah angota Ahli K3
UMUM sebanyak 6 orang dan 1 orang Ahli K3 Lingkungan.

1.4. Kondisi Lokasi Dan Fasilitas

PT. IKI (Persero) Makassar berlokasi di Jalan Galangan Kapal No.31, Kaluku
Bodoa, Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan luas wilayah galangan
317.000 m2 dan tersambung dengan pantai Paotere, yang tidak jauh dari pusat kota
Makassar yaitu sekitar 3,5 km dengan kedalam perairan 7 - 8 meter.

Beberapa fasilitas yang ada di PT. IKI sebagai penunjang proses

produksi dan reparasi yaitu :

a. Graving Dock 10.000 DWT dengan ciri-ciri panjang 120 meter, lebar 28 meter,
dan tinggi 8 meter.

b. Side track yang memiliki 8 lines, 2 lines 300 m/lines, 4 lines 80 m/lines dan
2 lines 70 m/lines.

c. Skif lifting dengan panjang 45 meter 3.500 DWT.

d. Building Berth dengan 4 unit kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 unit kapal
dengan ukuran diatas 500 GRT.

e. 3 Outfitting quay/jetty yang memiliki panjang 800 meter, 3 tower crane


60 ton dan water front 895 m2 .

f. Electrical Power meliputi PLN 2x600 kVA & Generator 3 x 450 kVA.

PT.IKI merupakan BUMN yang mereparasi dan memproduksi kapall baru,


meningkatkan dan menambah fasilitas yaitu Graving Dock bertujuan untuk reparasi
kapal berukuran 15.000 DWT, dan Building Berth tempat membangun kapal dengan
ukuran 15.000 DWT.


Sarana, dan prasarana, serta fasilitas lain yang dimiliki yaitu:

Sarana dan Prasarana jumlah

Alat peluncuran (slipway) horizontal dan miring 4 buah

Sandblasting Equipment 1 buah

Profile Bending Machine 500 ton 1 buah

Water Blasting Equipment 1 buah

Horizontal Crane 3 buah

Tower Crane 3 buah

Crawler Crane 400 ton 1 buah

Graving Dock atau dok kolam 4 buah

Mobile Crane atau derek bergerak 6 buah

CNC Cutting Machine 1 buah

Forklift 4 buah

Mesin gerinda atau mesin pemotong dan mesin Frais .

Bor .

Gergaji .

Alat las .


Fasilitas

Dermaga kapal (Panjang perairan dan


dermaga masing-masing 796 m dan 196 m)

Workshop

Gudang plat

bengkel mesin, pipa, & kayu

ruang kompresor

Mould loft.

Kantor.

Air bersih

Listrik

kantin

B. TEMUAN

1.1. Temuan Positif

Dari hasil observasi di P.T Industri Kapal Indonesia(IKI) Kami menemukan


beberapa temuan positif berupa:

1. Unit tangki timbun terdapat di lokasi Slipway

2. PT.Industri Kapal Indonesia(PERSERO) memiliki sertifikat spesialis dan surat


izin operasional pesawat angkat dan pesawat angkut

3. Perusahaan memiliki tiap crane yang mampu beroperasi dengan baik

4. Pengoperasian hoist crane sesuai dengan aturan pengoperasian/ mengikuti batas


bebanyang telah ditentukan

5. Perusahaan memiliki forklift dilokasi tersebut sebanyak 4 unit

6. Perusahaan memiliki mesin bubut yang mampu beroperasi dengan baik.

7. Pekerja atau personal telah mengikuti pelatihan dan pembinaan Teknik dan
9
Kesehatan kerja (K3) bidang lain.

8. Operator sudah memenuhi syarat untuk pengoperasian alat yang dapat mengangkut
40-80 ton.
9. Perusahaan memiliki Forklift dilokasi tersebut sebanyak 4 unit
10. Perusahaan memiliki mesinbubut yang mampuberoperasi dengan baik.
11. Pekerja atau personel telah mengikuti pelatihan dan pembinaan Teknik
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang Las

1.1. Temuan Negatif

Dari hasil observasi di P.T Industri Kapal Indonesia (IKI) Kami menemukan
beberapa temuan positif berupa:

1. Banyak selang gas yang tidak rapi , berhamburan dilantai kerrja dan para pekerja
tidak menggunakan APD yang lengkap

2. Terdapat 1 mesin Press Hydrolic yang usia penggunaanya cukup lama dan jarang
dilakukan riksa uji berkala.

3. Terdapat 1 unit Tower crane yang sudah tidak dioperasikan (Rusak)

4. Operator excavator tidak menggunakan APD

5. Terdapat alat crawder crane yang tidak beroperasi terparkir didekat pintu akses
masuknya tenaga kerja ke ruangan workshop.

9
BAB III
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI

Analisa Temuan Positif K3 Uap dan Bejana Tekan

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

Area yang ada di


Permenaker No 37
sekitar penyimpanan
Area tangki Tahun 2016 Tentang
Terdapat 1 gas harus dilakukan
penyimpanan gas K3 Bejana Tekan dan
unit tangki pembersihan secara
1 Slipway sudah diberikan Tangki Timbun pada
penyimpanan berkala agar digunakan
pagar agar lebih Pasal 48 ayat
gas yang untuk jangka waktu yang
aman (3) dan Pasal 56
masih da panjang
ayat (1)

11
Analisa Temuan Positif K3 Pesawat Angkat dan Angkut

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

Bimbingan dan
Pelatihan K3 harus tetap UU No. 1 tahun 1970
PT.Industri Kapal dipertahankan dan rutin tentang Keselamatan
Semua personil
Indonesia (PERSERO) dilakukan serta kerja Pasal 13 Dan
Operator pesawat
memiliki sertifikat penambahan pelatihan Permenaker RI No. 8
angkat dan pesawat
1 Kantor spesialis dan surat izin khusus spesialis PAA tahun 2020 tentang K3
angkut telah
operasional pesawat dan PTP serta memiliki Pesawat Angkat dan
mempunyai SIO dan
angkat dan pesawat SIO bagi operator dan Angkut Pasal 140 ayat
masih berlaku (PAA)
angkut wajib diperpanjang (1) dan pasal 165
setiap 5 tahun sekali ayat (2)

PERMEN No.8 Tahun


Perusahaan memiliki Tiap crane dapat Tiap crane harus rutin
2020 tentang K3
Dalam tiap crane yang berfungsi dengan dilakukan agar berfungsi
2 Pesawat Angkat dan
workshop mampu beroperasi baik dan layak secara optimal dalam
Pesawat Angkut.
dengan baik untuk dioperasikan
Pasal 46 ayat 2

12
Pengoperasian hoist
crane sesuai dengan
Rutin pemeriksaan secara
aturan pengoperasi an/ UU No. 1 tahun 1970
Kondisi mesin hoist berkala agar
mengikuti batas beban tentang Keselamatan
3 Platershop crane beroperasi kondisi bisa dipastikan
berupa 5 ton dan kerja Pasal 3 (1) poin
dengan baik mampu beroperasi saat
dioprasikan oleh head p, pasal 9
pengoperasian
oprator platershop

Permen No 08 Tahun
Operator sudah
Di depan Pemeriksaan berkala 2020 Tentang
memenuhi syarat
area Pengoperasia alat sebaiknya rutin Keselamatan dan
untuk pengoperasian
4 Platershop (chain sling) sudah dilakukan agar kondisi KesehatanKerja
alat yang dapat
& sesuai dengan SOP alat dipastikan mampu Pesawat Angkat dan
mengangkut 40-80 ton
Workshop beroperasi dengan baik Angkut. Pasal 46 ayat 2

13
Analisa Temuan Positif K3 Mekanik

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

Permen No 08Tahun
2020 Tentang
Perusahaan memiliki Forklift dapat Pengoperasian dan Keselamatan dan
Assembly Forklift dilokasi berfungsi dengan pemakaian sesuai Kesehatan Kerja
1
Point tersebut sebanyak 4 baik dan layak denganjenis dan Pesawat Angkat dan
unit untuk dioperasikan kapasitasnya. Angkut. Pasal 67poin
a, pasal 165poin 7,
pasal 154

Permenaker No.38

Mesin bubut tahun 2016 tentang


Perawatan mesin
dapat berfungsi keselamatan dan
Perusahaan memiliki Pesawat Tenaga Dan
Workshop dengan baikdan kesehatan kerja pesawat
mesinbubut yang Produksi harusrutin
2 (mesin layak untuk tenaga dan produksi,
mampuberoperasi dilakukan agar
bubut) dioperasikan padapasal 4(1), pasal 5
dengan baik. berfungsi secara
(4), pasal
optimal..
110 (1), dan pasal 127
(2) huruf b,

14
UU No. 1 Tahun1970
Pekerja atau personel Tentang Keselamatan
telah mengikuti Kerja Pasal 12
APD yang digunakan
pelatihan dan Sudah mengikuti Permenaker RI No.37
Workshop sesuai dengan
3 pembinaan Teknik aturan dan tahun 2016 tentang K3
Listrik peruntuhan pekerjaan
Keselamatan Dan menggunakan APD Bejana Dan Tangki
yangdilakukan
Kesehatan Kerja (K3) Timbun Pasal 59 ayat
Bidang Las (3) dan (4) serta pasal
64

15
Analisa Temuan Negatif K3 Uap dan Bejana Tekan

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

Permenaker RI No.
Kondisi lingkungan Pembinaan dan
Banyak selang 37 tahun 2016
kerja yang tidak pelatihan kepada tenaga
Di gas yang tidak tentang K3 Bejana
aman dan para kerja terkait kesadaran
1 rapi Tekan Dan Tangki
Workshop pekerja yang tidak dan pemahaman
berhamburan Timbun Pasal 18
menggunakan APD pentingnya penerapan
dilantai kerja ayat (1) Dan Pasal
Dapat menimbulkan K3 dilingkungan kerja
dan para 48 ayat (1)
potensi bahaya
pekerja tidak
terhadap para tenaga
menggunakan
kerja
APD yang
Lengkap

16
terdapat 1 mesin Mesin press hidrolik Permenaker No. 37
Press Hidrolik Yang Jarang dilakukan Sebaiknya pihak tahun 2016 Bab III
yang Usia pemeriksaan dan perusahaan melaukan pasal 7 tentang
Di
2 penggunannya pengujian akan perawatan dan Riksa Syarat Syarat
workshop
cukup lama dan berpotensi mengalami secara berkala keselamatan dan
jarang dilakukan kerusakan Dan mengingat mesin kesehatan kerja
Riksa Uji mengakibatakan tersebut sudah bejana tekanan dan
berkala kecelakaan kerja beroperasi cukup lama tangki timbun
kepada tenaga kerja

16
Analisa Temuan Negatif K3 Pesawat Angkat dan
Angkut

No Foto Lokasi Temuan Analisis Rekomendasi Dasar hukum

Terdapat 1 unit mobile Dasar hukum


Terdapat 1 unit Sebaiknya tower
Di halaman
crane yang sudah tidak Peraturan menteri
mobile crane yang crane yang sudah
Assembly
1 beroperasi di tempatkan ketenagakerjaan
tidak beroprasi tidak digunakan
Point
pada area yang tidak No.8 Tahun 2020,
(Rusak) supaya segera di
depan kantor
semestinya dan pasal 69 ( b )
bongkar dan
berpotensi
dipindahkan ketempat
menimbulkan bahaya
yang lebih Aman

17
2 Assembly Terdapat Operator Para Operator excavator Pentingnya bagi pihak
No.8 Tahun 2010
Point di excavator tidak yang sedang bekerja dari Perusahaan
dermaga menggunakan APD tidak menerapkan K3 dan melakukan pelatihan & Pasal 4 (1) tentang
melanggar aturan tentang pembinaan ke pada penggunaan wajib
penggunan APD semua operator terkait APD dilokasi kerja
pentingnya penggunaan No.8 Tahun 2010
APD di dalam Pasal 4 (1) tentang
lingkungan kerja penggunaan wajib
APD dilokasi kerja

Penempatan alat yang Penempatan alat yang Dasarhukum


Terdapat alat crawler tidak beroperasi berada tidak beroperasi berada Peraturan menteri
crane yang tidak ditempat yang tidak ditempat yang tidak ketenagakerjaan
Depan pintu beroperasi terparkir seharusnya dan berpotensi seharusnya dan No.8 Tahun 2020,
masuk didekat pintu akses bahaya dan mengganggu berpotensi bahaya dan pasal 69 ( b )
workshop masuknya tenaga kerja aktivitas para tenaga kerja mengganggu aktivitas
ke ruangan Workshop yang ada disekitar para tenaga kerja yang
lingkungan tersebut ada disekitar
lingkungan tersebut

19
BAB IV
PENUTU
P

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan serta penerapan observasi Praktek Kerja


Lapangan (PKL) di PT.Industri Kapal Indonesia (PT.IKI) terkain K3 mekanik
Pesawat Angkat Angkut (PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3
Pesawat Uap dan Bejana Tekan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. PT.Industri Kapal Indonesia (PT.IKI) dalam melaksanakan standar operasional


prosedur (SOP) pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mekanik Pesawat
Angkat Angkut (PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan sudah dilaksanakan dengan baik seperti lisensi operator
dan beberapa alat mekanik telah dilakukan riksa uji dan sudah layak operasi
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Penerapan K3 mekanik Pesawat Angkat Angkut (PAA) dan Pesawat Tenaga


dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan sudah dijalankan,
walaupun masih ada beberapa hal yang terlupakan dan belum diindahkan.

3. Operator mekanik sudah memiliki Surat Izin Operasi (SIO), beberapa


peralatan telah memiliki Surat Keterangan Kelayakan (SKK) sesuai ketentuan
yang berlaku, hanya beberapa sudah mati dan belum diperpanjang.

4. Posisi mesin dan peralatan yang ada di bagian Mekanik mekanik Pesawat
Angkat Angkut (PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan belum tertata dengan baik.

5. Terdapat beberapa Penerapan Standar Operasional Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) yang tidak sesuai, di karenakan kurangnya Pengawasan dari Pihak
Management K3 pada PT.Industri Kapal Indonesia (PT.IKI) yang disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari pekerja/karyawan tentang
pentingnya Penerapan K3 dilingkungan tempat kerja.

20
B. Saran

Berdasarkan hasil

1. Kebersihan dan kerapian di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) lebih ditingkatkan
lagi, terkhusus pada mesin-mesin yang tidak digunakan lagi dan yang sedang
perbaikan (maintenance) dalam ruangan mekanik Pesawat Angkat Angkut (PAA) dan
Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan.

2. Pemasangan Rambu Tanda Bahaya (Safety Sign) dan peremajaan kembali Garis
pembatas (safety line) pada setiap lokasi kerja.

3. Perlunya pengawasan secara ketat pada penggunaan APD yang lengkap pada setiap
pekerja di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI).

4. Perlunya pembinaan pada pekerja dalam meningkatkan kesadaran dan ketaatan


terhadap standar prosedur kerja yang sesuai dengan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta memperbaharui Surat Izin Operasi (SIO) dan Surat Keterangan
Memenuhi Persyaratan K3 (SKK) yang sudah tidak berlaku.

5. Perlunya penanganan lebih lanjut terhadap alat dan peralataan yang sudah rusak
dan tidak layak pakai, agar tidak menjadi potensi bahaya bagi para tenaga kerja.

21
BAB V
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Indonesia.1970. Undang Undang Nomor. 01 tentang Keselamatan kerja kerja

Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08 tentang
penggunaan waji APD dilokasi kerja

Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.33

Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.37 tentang K3
Bejana Tekan dan Tangki Timbun

Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.38 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pesawat tenaga dan produksi, padapasal

Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08 tentang K3
Pesawat Angkat dan Angkut

P.T IKI (Parseo). 2022. COMPANY PROFILE P.T INDUSTRI KAPAL INDONESIA

22
LAMPIRAN

PKL/Kunjungan Lapangan Calon AK3U Di PT. Industri Kapal Indonesia

24

Anda mungkin juga menyukai