KELOMPOK 4
1. NATANYEL
2. SEPTIAN PALAMBA
3. RIFKI SAPUTRA RIDWAN
4. DONNY ANJELIAS
5. SYACHRA RAMADHANA
6. KIKI FATMALA SARI
7. NUR INAYAH LESTARI UMAR
8. SULFIKAR
PENYELENGGARA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah Nya
kami berhasil menyelesaikan penulisan laporan PKL ini tepat pada waktunya. Laporan PKL
ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dari pelatihan Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (AK3) Umum yang diadakan oleh PJK3 PT.Indotama Jasa Sertifikasi.
Dalam penyusunan laporan PKL ini kami melakukan praktek kunjungan lapangan
(PKL) secara offkine di PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA MAKASSAR. Bidang yang
kami teliti adalah bidang K3 mekanik, (PAA ,PTP) & K3 pesawat uap & bejana tekan. Kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada para instruktur Ahli K3 Umum dan rekan rekan
Indotama Jasa Sertifikasi atas bimbingan dan dorongannya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan PKL ini sesuai waktu yang ditentukan. Kemudian kepada rekan rekan
calon AK3 Umum atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. Dalam penyusunan
laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu kami mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun sehingga tercapainya
kesempurnaan isi maupun penulisan dari laporan ini.
Tim Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
C. Ruang Lingkup...........................................................................................................................3
D. Dasar Hukum..............................................................................................................................3
A. Gambran Umum.........................................................................................................................5
1. Sejarah singkat....................................................................................................................5
B. TEMUAN...................................................................................................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................20
ii
A. Kesimpulan..............................................................................................................................20
B. Saran........................................................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
1
produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi akan menekan tingkat kecelakaan yang
menyebabkan sakit, cacat, dan kematian dapat ditekan sekecil mungkin. Keselamatan
kerja rendah maka akan berpengaruh buruk terhadap kesehatan sehingga berakibat pada
produktivitas yang menurun. Kecelakaan akan mengurangi produktivitas dan
meningkatkan biaya produksi. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD,
perawatan mesin dan pengaturan, jam kerja yang manusiawi. Pada dasarnya setiap
tenaga kerjamaupun perusahaan tidak ada yang menghendaki terjadinya kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu kemungkinan bahaya
besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit
akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman
dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurangmemadai.
2
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman para calon Ahli K3 Umum
mengenai penilaian implementasi K3 pada pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan
bejana tekan di PAA dan PTP untuk memastikan bahwa pelaksanaannya memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan.
2. Mengidentifikasi risiko-risiko dan bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada
pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP.
3. Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
pada pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP,
termasuk perbaikan pada prosedur kerja, penggunaan alat dan perlengkapan
keselamatan yang sesuai, dan pelatihan karyawan tentang K3.
4. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerjaan mekanik pada pesawat uap dan bejana tekan di PAA dan PTP, sehingga
dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan cedera pada pekerja. Sebagai
salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Umum.
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
Dalam menganalisa dan memberikan saran terkait dengan gaps(celah), penulis mengacu
kepada berbagai Undang-Undang dan Peraturan yang ada antara lain sebagai berikut :
1. Dasar Hukum (Umum)
Undang-Undang Uap 1930 (1) tentang Pesawat Uap dan Ketel Uap
3
Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
2. Dasar Hukum K3 Mekanik
Permenaker No.1/MEN/1992 tentang syarat-syarat keselamatan dan
kesehatan kerja pesawat karbid
Permenaker No. 38 Tahun 2016 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
pesawat tenaga dan produksi
Permenaker No. 8 Tahun 2020 tentang Keselamatan pesawat angkat dan pesawat
angkut.
3. Dasar Hukum K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Peraturan Uap 1930
Permenaker No.1/MEN/1988 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator
pesawat uap
Permenaker No.37 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja bejana
tekan dan tangki timbun.
4
BAB II
KONDISI
PERUSAHAAN
A. Gambran Umum
1. Sejarah singkat
PT. Industri Kapal Indonesia (persero) atau PT. IKI adalah sebuah Badan usaha milik
negara yang pada awal berdirinya PT. Industri Kapal Indonesia (persero) dibangun
dengan dua proyek pembangunan galangan kapal, masing-masing proyek galangan
kapal paotere dan proyek galangan kapal tallo. Dimulai sebagai Makassar Proyek
Shipyard pada tahun 1963 yang didirikan pada tanggal 29 Oktober 1977. PT IKI yang
berkantor pusat di Makassar, Sulawesi Selatan adalah galangan kapal terbesar di
Indonesia timur dengan meter di Makassar dan Bitung, Sulawesi Utara. Pemerintah
telah menunjuk PT IKI sebagai Pusat Industri Maritim untuk Indonesia timur terutama
untuk Kapal Perikanan, Kapal Penumpang, Ferry (Ro-Ro), Cargo dan setiap industri
proyek industri terkait. Yard Makassar untuk mendukung Pelabuhan Makassar, salah
satu dari empat Harbours utama di Indonesia. Sementara halaman Bitung adalah untuk
mendukung pengembangan sektor perikanan di bagian utara kepulauan Indonesia
Timur (KTI). Dua meter dari PT IKI berperan aktif dalam mempromosikan
pembangunan nasional nasional negara itu.
1977 : Didirikan pada 29 Oktober 1977 dengan Akta Notaris Siske Limowa
Nomor:122 sebagai realisasi dari PP 17/1977 termasuk Bitung DanWayame
Ambon (Berita Negara RI No. 64 Tahun 1981).
1984 : Nama perusahaan berubah menjadi PT. Industri Kapal Indonesia (Persero)
(Berita Negara RI No. 73 Tahun 1985).
1999 : Wayame galangan kapal diserahkan kepada PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya
(Persero).
5
2002 : Ikan Proyek Minajaya Kapal resmi dihentikan, perusahaanmulai
kondisi tidak sehat
2012 : Restrukturisasi dan Revitalisasi dimulai dengan 6 kerja sama dengan beberapa
sektor BUMN dan swasta dengan fokus padapeningkatan fasilitas jangka
panjang yang rusak.
• Visi Menjadi perusahaan galangan kapal dan engineering yang kuat danberdaya
saing tinggi
• Misi Selalu meningkatkan kualitas yang haik berdasar pada pelayanan yang tepat
waktu, tepat mutu dan tepat biaya serta mengutamakan kepuasan pelanggan untuk
peningkatan nilai perusahan.
6
1.3. Jumlah Tenaga Kerja
PT. IKI (Persero) Makassar berlokasi di Jalan Galangan Kapal No.31, Kaluku
Bodoa, Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dengan luas wilayah galangan
317.000 m2 dan tersambung dengan pantai Paotere, yang tidak jauh dari pusat kota
Makassar yaitu sekitar 3,5 km dengan kedalam perairan 7 - 8 meter.
a. Graving Dock 10.000 DWT dengan ciri-ciri panjang 120 meter, lebar 28 meter,
dan tinggi 8 meter.
b. Side track yang memiliki 8 lines, 2 lines 300 m/lines, 4 lines 80 m/lines dan
2 lines 70 m/lines.
d. Building Berth dengan 4 unit kapal berukuran 6.500 DWT dan 10 unit kapal
dengan ukuran diatas 500 GRT.
f. Electrical Power meliputi PLN 2x600 kVA & Generator 3 x 450 kVA.
7
Sarana, dan prasarana, serta fasilitas lain yang dimiliki yaitu:
Forklift 4 buah
Bor .
Gergaji .
Alat las .
8
Fasilitas
Workshop
Gudang plat
ruang kompresor
Mould loft.
Kantor.
Air bersih
Listrik
kantin
B. TEMUAN
7. Pekerja atau personal telah mengikuti pelatihan dan pembinaan Teknik dan
9
Kesehatan kerja (K3) bidang lain.
8. Operator sudah memenuhi syarat untuk pengoperasian alat yang dapat mengangkut
40-80 ton.
9. Perusahaan memiliki Forklift dilokasi tersebut sebanyak 4 unit
10. Perusahaan memiliki mesinbubut yang mampuberoperasi dengan baik.
11. Pekerja atau personel telah mengikuti pelatihan dan pembinaan Teknik
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Bidang Las
Dari hasil observasi di P.T Industri Kapal Indonesia (IKI) Kami menemukan
beberapa temuan positif berupa:
1. Banyak selang gas yang tidak rapi , berhamburan dilantai kerrja dan para pekerja
tidak menggunakan APD yang lengkap
2. Terdapat 1 mesin Press Hydrolic yang usia penggunaanya cukup lama dan jarang
dilakukan riksa uji berkala.
5. Terdapat alat crawder crane yang tidak beroperasi terparkir didekat pintu akses
masuknya tenaga kerja ke ruangan workshop.
9
BAB III
ANALISA TEMUAN HASIL OBSERVASI
11
Analisa Temuan Positif K3 Pesawat Angkat dan Angkut
Bimbingan dan
Pelatihan K3 harus tetap UU No. 1 tahun 1970
PT.Industri Kapal dipertahankan dan rutin tentang Keselamatan
Semua personil
Indonesia (PERSERO) dilakukan serta kerja Pasal 13 Dan
Operator pesawat
memiliki sertifikat penambahan pelatihan Permenaker RI No. 8
angkat dan pesawat
1 Kantor spesialis dan surat izin khusus spesialis PAA tahun 2020 tentang K3
angkut telah
operasional pesawat dan PTP serta memiliki Pesawat Angkat dan
mempunyai SIO dan
angkat dan pesawat SIO bagi operator dan Angkut Pasal 140 ayat
masih berlaku (PAA)
angkut wajib diperpanjang (1) dan pasal 165
setiap 5 tahun sekali ayat (2)
12
Pengoperasian hoist
crane sesuai dengan
Rutin pemeriksaan secara
aturan pengoperasi an/ UU No. 1 tahun 1970
Kondisi mesin hoist berkala agar
mengikuti batas beban tentang Keselamatan
3 Platershop crane beroperasi kondisi bisa dipastikan
berupa 5 ton dan kerja Pasal 3 (1) poin
dengan baik mampu beroperasi saat
dioprasikan oleh head p, pasal 9
pengoperasian
oprator platershop
Permen No 08 Tahun
Operator sudah
Di depan Pemeriksaan berkala 2020 Tentang
memenuhi syarat
area Pengoperasia alat sebaiknya rutin Keselamatan dan
untuk pengoperasian
4 Platershop (chain sling) sudah dilakukan agar kondisi KesehatanKerja
alat yang dapat
& sesuai dengan SOP alat dipastikan mampu Pesawat Angkat dan
mengangkut 40-80 ton
Workshop beroperasi dengan baik Angkut. Pasal 46 ayat 2
13
Analisa Temuan Positif K3 Mekanik
Permen No 08Tahun
2020 Tentang
Perusahaan memiliki Forklift dapat Pengoperasian dan Keselamatan dan
Assembly Forklift dilokasi berfungsi dengan pemakaian sesuai Kesehatan Kerja
1
Point tersebut sebanyak 4 baik dan layak denganjenis dan Pesawat Angkat dan
unit untuk dioperasikan kapasitasnya. Angkut. Pasal 67poin
a, pasal 165poin 7,
pasal 154
Permenaker No.38
14
UU No. 1 Tahun1970
Pekerja atau personel Tentang Keselamatan
telah mengikuti Kerja Pasal 12
APD yang digunakan
pelatihan dan Sudah mengikuti Permenaker RI No.37
Workshop sesuai dengan
3 pembinaan Teknik aturan dan tahun 2016 tentang K3
Listrik peruntuhan pekerjaan
Keselamatan Dan menggunakan APD Bejana Dan Tangki
yangdilakukan
Kesehatan Kerja (K3) Timbun Pasal 59 ayat
Bidang Las (3) dan (4) serta pasal
64
15
Analisa Temuan Negatif K3 Uap dan Bejana Tekan
Permenaker RI No.
Kondisi lingkungan Pembinaan dan
Banyak selang 37 tahun 2016
kerja yang tidak pelatihan kepada tenaga
Di gas yang tidak tentang K3 Bejana
aman dan para kerja terkait kesadaran
1 rapi Tekan Dan Tangki
Workshop pekerja yang tidak dan pemahaman
berhamburan Timbun Pasal 18
menggunakan APD pentingnya penerapan
dilantai kerja ayat (1) Dan Pasal
Dapat menimbulkan K3 dilingkungan kerja
dan para 48 ayat (1)
potensi bahaya
pekerja tidak
terhadap para tenaga
menggunakan
kerja
APD yang
Lengkap
16
terdapat 1 mesin Mesin press hidrolik Permenaker No. 37
Press Hidrolik Yang Jarang dilakukan Sebaiknya pihak tahun 2016 Bab III
yang Usia pemeriksaan dan perusahaan melaukan pasal 7 tentang
Di
2 penggunannya pengujian akan perawatan dan Riksa Syarat Syarat
workshop
cukup lama dan berpotensi mengalami secara berkala keselamatan dan
jarang dilakukan kerusakan Dan mengingat mesin kesehatan kerja
Riksa Uji mengakibatakan tersebut sudah bejana tekanan dan
berkala kecelakaan kerja beroperasi cukup lama tangki timbun
kepada tenaga kerja
16
Analisa Temuan Negatif K3 Pesawat Angkat dan
Angkut
17
2 Assembly Terdapat Operator Para Operator excavator Pentingnya bagi pihak
No.8 Tahun 2010
Point di excavator tidak yang sedang bekerja dari Perusahaan
dermaga menggunakan APD tidak menerapkan K3 dan melakukan pelatihan & Pasal 4 (1) tentang
melanggar aturan tentang pembinaan ke pada penggunaan wajib
penggunan APD semua operator terkait APD dilokasi kerja
pentingnya penggunaan No.8 Tahun 2010
APD di dalam Pasal 4 (1) tentang
lingkungan kerja penggunaan wajib
APD dilokasi kerja
19
BAB IV
PENUTU
P
A. Kesimpulan
4. Posisi mesin dan peralatan yang ada di bagian Mekanik mekanik Pesawat
Angkat Angkut (PAA) dan Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan belum tertata dengan baik.
20
B. Saran
Berdasarkan hasil
1. Kebersihan dan kerapian di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI) lebih ditingkatkan
lagi, terkhusus pada mesin-mesin yang tidak digunakan lagi dan yang sedang
perbaikan (maintenance) dalam ruangan mekanik Pesawat Angkat Angkut (PAA) dan
Pesawat Tenaga dan Produksi (PTP) serta K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
2. Pemasangan Rambu Tanda Bahaya (Safety Sign) dan peremajaan kembali Garis
pembatas (safety line) pada setiap lokasi kerja.
3. Perlunya pengawasan secara ketat pada penggunaan APD yang lengkap pada setiap
pekerja di PT. Industri Kapal Indonesia (IKI).
5. Perlunya penanganan lebih lanjut terhadap alat dan peralataan yang sudah rusak
dan tidak layak pakai, agar tidak menjadi potensi bahaya bagi para tenaga kerja.
21
BAB V
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI
Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08 tentang
penggunaan waji APD dilokasi kerja
Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.37 tentang K3
Bejana Tekan dan Tangki Timbun
Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.38 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja pesawat tenaga dan produksi, padapasal
Indonesia. 2020. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.08 tentang K3
Pesawat Angkat dan Angkut
P.T IKI (Parseo). 2022. COMPANY PROFILE P.T INDUSTRI KAPAL INDONESIA
22
LAMPIRAN
24