Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PT.

SOLUSI
BANGUN ANDALAS
JALAN UJUNG BARU PELABUHAN BELAWAN, MEDAN BELAWAN KOTA 20411 SUMATERA
UTARA

PENGAWASAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BIDANG LINGKUNGAN


KERJA, KESEHATAN KERJA, BAHAN-BAHAN BERBAHAYA (B3)

KELOMPOK III Batch 62

1. Arifin Eko Nugroho (Ketua)


2. Rudy Putra Michael Siahaan, ST (Wakil Ketua)
3. Desra Dinisari, AM.d (Sekretaris)
4. Yusuf Wira Laputra (Anggota)
5. Agus Pamungkas (Anggota)
6. Andi Nurul Endah Yuniarsih (Anggota)
7. Marthin Febrianto Pakpahan (Anggota)

PJK3 PT. BINA SELAMAT VERITAS


21 Agustus – 02 September 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan Rahmat-
Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan mengenai
pengawasan K3 Lingkungan kerja, Kesehatan kerja, Bahan berbahaya dan Beracun di PT.
Solusi Bangun Andalas, yang berada di Kota Medan tepatnya pada Jalan Ujung Baru
Pelabuhan Belawan, Medan Belawan Kota, 20411 Sumatera Utara. Laporan ini
dimaksudkan sebagai persyaratan yang harus kami lakukan dalam Pelatihan dan Sertifikasi
Calon Ahli K3 Umum. Laporan ini dibuat berdasarkan Observasi Virtual pada PT. Solusi
Bangun Andalas terkait bidang Lingkungan kerja, Kesehatan kerja, Bahan berbahaya dan
Beracun di PT. Solusi Bangun Andalas. Penyusunan laporan disusun agar dapat diterima
oleh Tim Penguji dan rekan Pembinaan serta Sertifikasi Calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (AK3) Umum Bacth 62.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dan Ibu para Pembina K3 dari Kementrian Tenaga Kerja Republik Indonesia
(RI).
2. Bapak dan Ibu para Pengajar / Instruktur dari Dinas Tenaga Kerja.
3. Tim PJK3 dari PT. Lima Prima Solusindo sebagai Penyelenggara.
4. PT. Solusi Bangun Andalas yang telah bersedia memberikan izin dan membantu
kami dalam melakukan Observasi Visual.
5. Rekan-rekan Pembinaan dan Sertifikasi Calon AK3U Batch 62 dan semua pihak
yang telah membantu hingga selesainya penulisan laporan ini.

Kritik dan saran terhadap penulisan laporan sangat kami harapkan untuk perbaikan
kedepandan kemanfaatan laporan ini terhadap keilmuan kami khususnya program K3
secara umum.

Tim Penyusun

ttd
Kelompok-3 AK3U Batch 62

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ..................................................................................... 2
1.4 Dasar Hukum............................................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................................... 4
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................................ 4
2.1 Sejarah Perusahaan ................................................................................................... 4
2.2 Flow Chart Perusahaan ............................................................................................. 5
2.3 Visi dan Misi Perusahaan .......................................................................................... 6
2.4 Struktur Organisasi ................................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................... 8
PERMASALAHAN DI LAPANGAN ..................................................................................... 8
3.1 Kondisi dan Situasi PT Solusi Bangun Andalas........................................................ 8
3.2 Hasil Temuan Positif................................................................................................. 9
3.3 Hasil Temuan Negatif ............................................................................................. 27
BAB IV ............................................................................................................ 34
PENUTUP ............................................................................................................................. 34
4.1 Kesimpulan & Saran ............................................................................................... 34

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

K3 merupakan suatu upaya untuk menekan atau mengurangi resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Dalam dunia usaha dan industri, penerapan K3 sangatlah penting untuk
diperhatikan. Hal ini dilakukan agar pekerja terhindar dari berbagai kecelakaan kerja yang
dapat berdampak pada tingkat produktivitas pekerja dan dapat mempengaruhi kualitas
produk dalam suatu produksi (Tjandra,2006). Berdasarkan data International Labour
Organization pada tahun 2013, disebutkan bahwa 15 detik terdapat 1 tenaga kerja yang
meninggal dunia akibat kecelakaan kerja (Kemenkes,2014). Menurut International Labour
Organization (2013), dalam istilah ekonomi diperkirakan bahwa kerugian tahunan akibat
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di beberapa negara dapat mencapai empat persen
(4%) dari Produk Nasional Bruto (PNB). Proses Industrialisasi masyarakat Indonesia
berkembang pesat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam.
Perkembangan industri yang pesat ini diiringi pula oleh adanya risiko bahaya yang lebih
besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana penggunaan mesin dan
peralatan kerja yang semakin kompleks untuk mendukung berjalannya proses produksi. Hal
ini dapat menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (Novianto dalam arif dkk,
2010).
Adapun undang – undang yang mengatur tentang Kelembagaan K3, Keahlian K3 dan
bidang SMK3 di tempat kerja adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja. Undang-undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja dalam
melaksanakan keselamatan kerja.
2. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan – peraturan lainnya seperti PP,
PERMENAKER, KEPMENAKER, SE, serta Surat keputusan yang dimana nantinya
menjadi acuan hukum dalam penerapan K3 di lingkungan kerja.

Para calon Ahli K3 Umum melakukan Praktek Kerja Lapangan secara virtual dengan
menonton video yang telah disediakan dan melakukan obsevasi serta dapat melihat
penerapan, persyaratan dan pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Solusi
Bangun Andalas yang meliputi Kesehatan kerja, Lingkungan kerja dan Bahan - bahan
berbahaya.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya pelatihan dan observasi langsung
adalah :
1. Para calon Ahli K3 Umum dapat memahami peraturan perundang - undangan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ditempat kerja.
2. Memberikan pengetahuan, keterampilan serta kesadaran peran calon Ahli K3
umum dalam menjaga keselamatan kerja di tempat kerja.
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 di tempat kerja, sehingga para calon
K3 umumdapat menerapkan keahliannya tersebut diperusahaan tempatnya bekerja.
4. Sebagai dasar dan persyaratan untuk dapat menempuh sertifikasi sebagai Ahli K3
Umum.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang Lingkup Praktik Kerja ini adalah:


1. Bidang Kesehatan Kerja
2. Bidang Lingkungan Kerja
3. Bidang Bahan Berbahaya dan Beracun

1.4 Dasar Hukum

Dasar - dasar hukum mengenai kesehatan kerja, lingkungan kerja, bahan berbahaya
danberacun yaitu :
1. Undang - Undang No. 1 Tahun 1970, Tentang Keselamatan Kerja.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Indonesia Nomor 74 Tahun 2001,
Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 04 Tahun 1987, Tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 02 Tahun 1992, Tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Koperasi RI No.
Per/01/MEN/1976, Tentang Kewajiban Latihan Hiperkes bagi Dokter Perusahaan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per/02/MEN/1980, Tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per/03/MEN/1982, Tentang

2
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
8. Peraturan Menteri No. Per 15/MEN/ VIII/ 2008, Tentang Pertolongan pertama pada
kecelakaanditempat kerja.
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 5 tahun 2018, Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerjadi Lingkungan Kerja.
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2008, Tentang Tata
Cara pemberian simbol dan label bahan berbahaya dan beracun.
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2020, Tentang Penyimpanan
limbah bahan berbahaya dan beracun.
12. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 Tahun 1999, Tentang pengendalian
bahan kimia berbahaya di tempat kerja.
13. Keputusan Dirjen Kep 53/DJPPK/VIII/2009, Tentang Pelatihan dan Pemberian
Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Solusi Bangun Andalas (SBA)


PT. Semen Andalas Indonesia Cab Belawan (1983-1996) merupakan suatu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya PT. Semen Andalas Indonesia
Cabang Belawan (1983-1996). PT. Semen Andalas Indonesia Cab Belawan adalah pabrik
pengantongan semen bagian wilayah Sumatera Utara, pembangunannya berlangsung selama
38 bulan dengan luas 10,765 M2 dan selesai pada Tanggal 2-8 Agustus tahun 1983. dipimpin
oleh Mr.William dan wakilnya Mr. Danton pada tahun 1983-1988. Lokasi PT.Semen Andalas
Indonesia tepatnya berada di JL.Pelabuhan Ujung Baru, Kecamatan Medan Belawan,
Kelurahan Belawan I, Kota Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan secara deskriptif analitis dalam menganalisis yang difokuskan pada sejarah
berdirinya PT. Semen Andalas Indonesia Cab Belawan 1983-1996. Dalam penelitian ini
digunakan metode sejarah yaitu Heuristik (Dalam pengumpulan data), Verifikasi (Kritik),
Interpretasi (Penafsiran) dan Historiografi (Penulisan). Pada saat pengumpulan data tahap
awal yang dilakukan untuk mencari data melalui sumber tertulis yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan dan menggunakan penelitian lapangan seperti wawancara.

PT.Semen Andalas Indonesia tepatnya berada di JL. Pelabuhan Ujung Baru,


Kecamatan Medan Belawan, Kelurahan Belawan I, Kota Medan, Sumatera Utara. Pada sak
semen PT.Semen Andalas Indonesia terdapat logo yang bergambar gajah, pemilihan logo
gajah sendiri dikarenakan Aceh sebagai pusat produksi bahan baku dikenal memiliki populasi
gajah yg banyak. Sedangkan nama Semen Andalas sendiri pada PT. Semen Andalas Indonesia
dipilih dikarenakan Aceh sebagai pusat produksi yang juga termasuk pulau sumatera, jadi
pemilihan nama dibuat Semen Andalas yang memiliki makna nama lama dari pulau sumatera.
Dari produksi PT. Semen Andalas Indonesia Cab Belawan menampung hasil produksi 1,2 jt
Ton per tahun lebih besar dari Dumai, Batam dan lhoksumawe pada tahun sebelumnya
dikarenakan permintaan pasar lebih besar pada daerah wilayah Sumatera Utara, hasil produksi
yang berupa serbuk semen yang telah jadi setiap seminggu 2 kali dikirim dari Aceh melalui
jalur laut dengan kapal khusus ke daerah Belawan. Dari segi tenaga kerja pada tahun 1983 PT.
Semen Andalas Indonesia Cab Belawan berjumlah 101 pekerja dan berkembang pada tahun
1996 menjadi 113 pekerja yang meliputi Manager, HOD Belawan (Head of departement),
Team leader, Staff dan Outsourching. Proses perekrutan pekerja pada PT.Semen Andalas

4
Indonesia Cab Belawan dengan syarat pendidikan SMA, D3 dan S1 yang berasal dari daerah
lokal seperti wilayah Sumatera Utara sendiri dan non lokal.

Belawan dipilih sebagai lokasi pabrik PT .Semen Andalas Indonesia disebabkan


karena Sumatera Utara sebagai pintu masuk jalur perdagangan laut dan juga memiliki pusat
pasar yang besar dalam kebutuhan semen dalam membangun infrastruktur didaerah yang
berada di Sumatera Utara. Bahan baku dari Aceh kemudian dikirim lewat jalur laut dengan
menggunakan kapal khusus mengangkut semen. PT.Semen Andalas Indonesia Cab Belawan
memiliki dermaga sendiri khusus bersandarnya kapal. Pada tanggal 11 April 1995,
PT.Rencong Aceh Semen dan Blue Circle Industries mengundurkan diri sebagai pemegang
saham. Pada tahun 1996, saham PT.Semen Andalas Indonesia dipegang oleh Lafarge dari
Perancis yaitu sebuah perusahaan produsen semen terbesar di dunia yang berpusat di Perancis.
Mengenai pemindahan saham dari Cementia Holding A.G kepada Lafarge antara lain karena
ditutupnya kran ekspor semen dari PT.Semen Andalas Indonesia Cab Belawan dan
permintaan pasar yang menurun sehingga mengakibatkan penjualan menjadi rendah
dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian pada Tanggal 8 April 2010, nama PT. Semen
Andalas Indonesia berubah secara resmi menjadi PT.Lafarge Cement Indonesia berdasarkan
keputusan Menteri Hukum dan Asasi Manusia Republik Indonesia pada tahun 2010,
sementara produk semen tetap bernama Semen Andalas.

2.2 Flow Chart PT. Solusi Bangun Andalas (SBA)

Gambar 2.2 Flow Chart Proses Produksi PT. Solusi Bangun Andalas

5
2.3 Visi dan Misi PT. Solusi Bangun Andalas (SBA)

Visi PT. Solusi Bangun Andalas adalah sebagai berikut :


Menjadi pemimpin sejati di bidang bahan bangunan dengan cara menjadi yang
terbaik melalui pertumbuhan yang cepat dengan memberikan nilai tambah dan
mencapai kepemimpinan pasar global di dalam usaha lokal melaui prinsip
pengelolaan “Multi Lokal”.

Adapun M isi PT Solusi Bangun Andalas adalah sebagai berikut :


a. Menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi pembangunan berkesinambungan untuk
masyarakat dan ramah lingkungan.
b. Lebih memprioritaskan masyarakat sekitar untuk memperoleh pekerjaan-pekerjaan
kontrak yang sesuai dengan kompetensinya.
c. Melindungi lingkungan hidup dan membantu kebutuhan masyarakat sekitar dalam hal
pendidikan, kesehatan, pengembangan ekonomi, serta sosial dan yang sangat penting
adalah keagamaan.

2.4 Struktur Organisasi


PT. Solusi Bangun Andalas memiliki struktur organisasi perusahaan dan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan pembantu di tempat kerja
yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan
kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (Permenaker No. 04 Tahun 1987). Berikut Struktur Organisasi PT. Solusi
Bangun Andalas :

6
Gambar 2.4 Sturktur Organisasi Perusahaan

P2K3 diketuai oleh Alwin Husaini selaku Direktur Utama yang memiliki peran
pengambil keputusan tertinggi, Sekretaris P2K3 yaitu Hakiki Hadi yang sudah memiliki
sertifikat Ahli K3 Umum lalu anggota dari wakil perusahaan dan wakil tenaga kerja,
berikut struktur P2K3 dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :

No Jabatan Dalam Pengurus P2K3 Nama


1 KETUA ALWIN HUSANI
2 SEKRETARIS HAKIKI HADI
3 PELAKSANA HARIAN JUHERI
4 ANGGOTA SRI KURNIAWATI
5 ANGGOTA YUSMANSYAH
6 ANGGOTA RAMLII
7 ANGGOTA MISLI
8 ANGGOTA AMRIZAL
9 ANGGOTA KOKO WIGUNA

Tabel 2.4 Struktur P2K3

7
BAB III
PERMASALAHAN DILAPANGAN

3.1 Kondisi PT. Solusi Bangun Andalas

Hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa lingkungan kerja di PT. Solusi
Bangun Andalas merupakan unit pengantongan semen terbesar di Indonesia dan termasuk
bagian dari Semen Indonesia Grup (SIG). Perusahaan ini terletak di Jl. Ujung Baru Pelabuhan
Belawan.

Saat ini kami melakukan praktek kerja lapangan untuk pengawasan dan sertifikasi
ahli K3 Umum. Program-program yang mendukung keselamatan dan kesehatan kerja seperti
adanya perlengkapan P3K untuk penanganan pertama pada karyawan yang mengalami
kecelakaan kerja, lingkungan kerja yang nyaman serta tempat penyimpanan limbah B3.
Beberapa hasil pengamatandan observasi di perusahaan PT. Solusi Bangun Andalas kami dapat
menggolongkannya menjadi dua temuan yaitu temuan positif dan temuan negatif dalam bidang
Kesehatan kerja, Lingkungan kerja dan Bahan berbahaya dan beracun, antara lain sebagai
berikut :

8
3.2 Hasil Temuan Positif

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
1 PT. Solusi Telah ditunjuknya Tidak ada Diperhatikan masa berlaku UU NO 1 Tahun 1970 tentang
Bangun personel ahli K3 Pengawasan K3 di nya sehingga tidak Kesehatan dan Keselamatan
Andalas
. yang masih aktif tempat kerja sesuai ditemukan lisensi yang Kerja Pasal 5
masa berlaku perundang undangan sudah expired.
lisensinya sd 30 yang berlaku
sept 2024 sehingga resiko
terjadi accident lebih
sering terjadi
2 PT. Solusi Telah tersedia Ketidaknyamanan 1. Menjaga Kebersihan Undang-undang No. 1
Bangun ruangan P3K untuk dalam melakukan Ruangan dan Tahun 1970 pasal 3 ayat
Andalas – karyawan yang tindakan menyediakan fasilitas 1 huruf e
Ruang P3K mengalami pertolongan pertama ruang P3K sesuai dengan (1) Dengan peraturan
kecelakaan maupun pada kecelakaan. ketentuan peraturan. Perundangan ditetapkan
pekerja yang sedang 2. Menjaga minimal jumlah syarat-syarat keselamatan
sakit pada saat kebutuhan perlengkapan kerja untuk :
sedang bekerja yang P3K Memberi pertolongan pada
dilengkapi dengan kecelakaan;

fasitilias ruang P3K PER 1/MEN/1976 pasal 1


Setiap perusahaan

9
diwajibkan untuk
mengirimkan setiap dokter
perusahaannya untuk
mendapatkan latihan dalam
bidang Hygiene
Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
PER.15/MEN/VIII/2008
Pasal I ayat (1)
Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di tempat kerja
selanjutnya disebut dengan
P3K di tempat kerja, adalah
upaya memberikan
pertolongan pertama secara
cepat dan tepat kepada
pekerja/buruh dan/atau
orang lain yang berada di
tempat kerja, yang
mengalami sakit atau cidera
di tempat kerja
Pasal 2 ayat (1) Pengusaha

10
wajib menyediakan petugas
P3K dan fasilitas P3K di
tempat kerja.
Pasal 8 ayat (1) Fasilitas
P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) meliputi: a. ruang
P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat
transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa
alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat
kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat
khusus.
Pasal 9 ayat (1)
(1) Pengusaha wajib
menyediakan ruang P3K
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam

11
hal :
a. mempekerjakan
pekerja/buruh 100 orang atau
lebih;
mempekerjakan pekerja/buruh
kurang dari100 orang dengan
potensi bahaya tinggi.

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
3 PT. Solusi Terdapat beberapa Dapat menimbulkan Diperbanyak lagi beberapa UU No. 1 Tahun 1970 Pasal 3
Bangun pohon dan tanaman di lingkungan kerja tanaman sebagai bentuk ayat 1 huruf (k) dan (i)
Andalas - Jalur area pabrik, serta yang panas dan penghijauan dan media (1) Dengan peraturan
Menuju lingkungan kerja berdampak pada untuk penyegaran udara perundangan ditetapkan syarat-
Packing Room bersih dehidrasi pada yang cukup serta tega syarat keselamatan kerja
karyawan. kebersihan yang terkontrol untuk :
Lingkungan yang dan terkoordinir. k. Menyelenggarakan
kotor menyebaban penyegaran udara yang cukup
penyebaran factor i. Memelihara kebersihan,
biologi ke karyawan kesehatan dan ketertiban

12
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
4 PT. Solusi Dalam menangani Tanpa pemberian Memastikan Update dalam UU No.1 Tahun 1970
Bangun Andalas bahan kimia, telah Label dan MSDS, melampirkan MSDS Pasal 3 ayat 1 (h)
penanganan limbah
– TPS LB3 dilakukan pemberian Mencegah dan
B3 dapat
label pada setiap mempengaruhi mengendalikantimbulnya
wadah bahan kimia keselamatan kerja, penyakit akibat kerja baik
misalnya terjadinya
dan memiliki MSDS, fisik maupun
kebakaran ataupun
serta telah ledakan yang terjadi psikis,peracunan, infeksi,
ditempatkan di akibat salah dan penularan.
penanganan limbah
bangunan terpisah. KEP.187/MEN/1999
B3 tersebut.biologi
ke karyawan Pasal 2
Pengusaha atau pengurus
yang menggunakan,
menyimpan, memakai,
memproduksi, dan
mengangkut bahan kimia
berbahaya di tempat kerja
wajib mengendalikan bahan
kimia berbahaya untuk
mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan

13
penyakit akibat kerja
Pasal 3 (a)
Pengendalian bahan
kimia berbahaya
sebagaimana dimaksud
pasal 2 meliputi:
a. Penyediaan Lembar Data
Keselamatan Bahan dan Label

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
5 PT. Solusi Tempat sampah Sampah berserakan Setiap area di lingkungan UU No 1 Tahun 1970 Pasal
Bangun Andalas tertutup, dipisah dan dan tercium bau PT Solusi Bangun Andalas 3Ayat 1 butir I memelihara
– WS Area diberikan label untuk menyengat yang disarankan untuk kebersihan, kesehatan dan
masing masing jenis mengakibatkan tersedianya tempat sampah ketertiban
sampah yaitu lingkungan menjadi dengan memisahkan jenis Permenaker No 5 Tahun 2018
organik, non organik tidak bersih sampah menjadi tiga yaitu Pasal 37 :
(1) Tempat sampah dan
dan bahan berbahaya organik, non organik, dan
peralatan kebersihan
bahan berbahaya
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (3) huruf c harus
disediakan pada setiap tempat

14
kerja
(2) tempat sampah
sebagaimana dimaksud pada
a. ayat (1) paling sedikit harus
: terpisah dan diberikan label
untuk sampah oranik, non
organik, dan bahan berbahaya
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. dilengkapi dengan penutup
dan terbuat dari bahan kedap
air, dan tidak menjadi sarang
lalat atau binatang serangga
yang lain

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
7 PT. Solusi Pihak Pertama Limbah B3 yang Menjamin agar tidak terjadi UU No.1 Tahun 1970 Pasal 3
pencemaran lingkungan
Bangun melakukan dibiarkan dan tidak ayat 1 (h)
Andalas – TPS penyimpanan limbah dikelola sesuai Mencegah dan mengendalikan
LB3 / B3 sedangkan untuk dengan prosedur timbulnya penyakit akibat kerja

15
Document Pengelolaan Limbah dapat menyebabka baik fisik maupun
Control B3 dan domestik timbulnya berbagai psikis,peracunan, infeksi, dan
dilakukan oleh pihak penyakit kerja penularan.
Kedua dan Ketiga PP No. 101/PP/2014
Pasal 12 ayat 1
Setiap orang yang
menghasilkan limbah B3 wajib
melakukan penyimpanan
limbah B3
UU No. 32 Tahun 2009
Pasal 59 ayat 3
Dalam hal setiap orang tidak
mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3,
pegelolaaannya diserahkan
kepada pihak lain.

16
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
8 PT. Solusi Adanya rambu area Tidak adanya Memelihara dan melakukan UU No.1 Tahun 1970Pasal 14
Bangun ruang terbatas rambu-rambu pada pemeriksaan secara berkala huruf (b)
Andalas - (Confined Space) area kerja dapat Memasang dalam tempat
Confined menyebabkan kerjayang dipimpinnya,
Space (Ruang terjadinya semua gambar keselamatan
Terbatas) kecelakaan kerja kerja yang diwajibkan dan
terutama pada area semua bahan pembinaan
khusus seperti lainnya, pada tempat-tempat
Ruang terbatas, yang mudah dilihat dan
dikarenakan yang terbaca menurut petunjuk
menangani kawasan pegawai pengawas atau ahli
tersebut yaitu Ahli Keselamatan Kerja
K3 ruang terbatas.

17
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
9 Andalas – Utama Ruang Ruang terbatas Ketentuan-ketentuan dalam ayat
Confined terbatas dilakukan/dikerjakan (1) tersebut berlaku dalam
Space (Ruang bukan oleh ahli nya tempat kerja di mana : dibuat,
Terbatas)/ sehingga dicoba, dipakai atau
Document menyebabkan dipergunakan mesin,pesawat,
Control kecelakaan kerja. alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau
dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;
dibuat, diolah, dipakai,
dipergunakan, diperdagangkan,
diangkut atau disimpan bahan
atau barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi,bersuhu
tinggi;
Pasal 3 ayat (1 ) huruf a dan c
Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat

18
keselamatankerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi
kecelakaan;
c. mencegah dan mengurangi
bahaya peledakan;
Kep.113/DJPPK/ IX/2006
tentang Pedoman Teknis
Petugas K3 Ruang Terbatas
Confined Spaces). PetugasK3
Confined Spaces terdiri dari 2
jenjang meliputi Petugas Madya
dan PetugasUtama.
SE.NO. 01/DJPPK/I/2011
tentang kompetensi, kurikulum
dan persyaratan khusus Petugas
Keselamatan& Kesehatan Kerja
Utama Ruang Terbatas
(Confined Space)

19
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
10 PT. Solusi Terdapat Kotak P3K Obat-obatan yang Kotak P3K terdapat di 5 Undang-undang No. 1
Bangun disertai dengan disediakan expired titik area dan menggunakan Tahun 1970 pasal 3 ayat
Andalas – Area inspection checklist dan minimnya jenis kotak A, yaitu tiap 1 huruf e
Kerja di masing-masing ketersediaan obat- kotak yang tersedia untuk (3) Dengan peraturan
area. obatan P3K setiap 25 pekerja. Perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan

(4) kerja untuk : e. memberi


pertolonganpada kecelakaan;
Pasal 8 ayat (1) Fasilitas P3K
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal 2 ayat (1) hurufb
meliputi:
b. kotak P3K dan isi; Pasal 10
huruf (a,b dan c)dan disertai

20
lampiran I, IIdan III
Kotak P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) huruf b harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. terbuat dari bahan yang kuat
dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang
P3K berwarna hijau;
b. isi kotak P3K sebagaimana
tercantum dalam lampiran II
Peraturan Menteri ini dantidak
boleh diisi bahan ataualat
selain yang dibutuhkanuntuk
pelaksanaan P3K di tempat
kerja;
c. penempatan kotak P3K :
1.pada tempat yang mudah
dilihat dan dijangkau,
diberi tanda arah yang jelas,
cukup cahaya serta mudah
diangkat apabila akan

21
digunakan;
2. disesuaikan dengan jumlah
pekerja/buruh, jenis dan
jumlah kotak P3K
sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III
Peraturan Menteri ini;
3. dalam hal tempat kerja
dengan unit kerja berjarak
500 meter ataulebih
masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh;
4. Dalam hal tempat kerja
pada lantai yangberbeda di
gedung bertingkat,maka
masing - masing unit kerja
harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh.

22
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
11 PT. Solusi
Bangun Ditemukan Prosedur Terjadi kepanikan Permenkes NO 48 Tahun 2016
Andalas – Area tanggap darurat di dan ketidak tahuan Tentang Keselamatan dan
Lobby pintu lobby dalam hal Kesehatan Kerja Perkantoran.
evakuasi dan
pengambilan
keputusan saat
terjadi keadaan
darurat/bencana.

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
12 PT. Solusi Pelaksanaan MCU Undang-Undang No.1 Tahun
Bangun kepada pegawai Terjadinya Secara konsisten 1970 Pasal 8 ayat 1 :
Andalas – perusahaan baik penyakitakibat melakukanpemeriksaan Pengurus diwajibkan
MCU pegawai organik kerja terjadi kesehatan bagikaryawan, memeriksakan kesehatan

23
dannon organik keadaan baik pemeriksaan awal, badan, kondisi mental dan
secara rutin 1 tahun darurat/bencana. berkala dan khusus. kemampuan fisik dari
sekali, mencakup tenaga kerja yang akan
keseluruhan jenis diterimanyamaupun akan
pemeriksaan, dipindahkan sesuai dengan
dilaksanakan oleh sifat-sifat pekerjaan yang
klinik laboratorium diberikan padanya.
pemenang tender,
Peraturan Menteri Tenaga
hasil mcu juga
Kerja dan Transmigrasi
diberikan kepada
Nomor 2 Tahun 1980 Pasal 2
pegawai.
ayat :
(1) Pemeriksaan Kesehatan
Bekerja ditujukan
agar tenaga kerja yang
diterima berada dalam
kondisi kesehatan yang
setinggi-tingginya,
tidak mempunyai
penyakit menular yang
akan mengenai tenaga
kerja lainnya, dan cocok

24
untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga
keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja
yang bersangkutandan
tenaga kerja lain- lainya
yang dapat dijamin.
(2) Semua perusahaan
sebagaimana tersebut
dalam pasal 2 ayat (2)
Undang- undang No. 1
Tahun.1970 harus
Mengadakan
Pemeriksaan Kesehatan
sebelum Kerja.

25
Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
13 PT. Solusi Safety Induction di Terjadinya UU nomor 1 Tahun 1970 yang
Bangun Lobby / ruang kecelakaan kerja berisi tentang keselamatan kerja
Andalas – Area tunggu akibat Bab 5 pasal 9 ayat 1 dan 2.
Lobby tamu/kontraktor
tidak mengetahui
potensi bahaya
yang ada.

26
3.3 Hasil Temuan Negatif

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
1 PT. Solusi 1. Tidak terdapat 1. Jika terjadi insiden 1. Pemasangan Sign/ UU No 1 Tahun 1970 Pasal 2
Bangun rambu penamaan (kontak langsung Penamaan TPS Limbah ayat 2b :
Andalas – Area gudang Limbah denganlimbah B3 B3 Ketentuan-ketentuan dalam
Pengelolaan B3 Kimia) dengan 2. Pemasanagan wastafel ayat (1) tersebut berlaku dalam
limbah B3 2. Tidak adanya membilas air atau adanyasumber air tempat kerja di mana : dibuat,
pada TPS LB3 tempatsumber air terlalu lama dapat (shower) untuk mencuci diolah, dipakai, dipergunakan,
(wastafel/ menyebabkan kulit atau mata jika terjadi diperdagangkan, diangkut atau
shower) & iritasi sampai luka keadaan darurat disimpan bahan atau barang
sabun. bakar 3. Pemasangan Ketinggian yang : dapat meledak, mudah
3. Pemasangan 2. Penanganan APAR disesuaikan terbakar,menggigit, beracun,
APAR tidak insiden kebakaran standar pemasanagan menimbulkan infeksi, bersuhu
sesuai Standar akan membutuhkan APAR. tinggi;
Tinggi maksimal waktu yang lama PP 22 Tahun 2021,
125 cm untuk mengambil
Penyelenggaraan Perlindungan
APAR & setiap
dan Pengelolaan Lingkungan
pengecekan APAR
Hidup
akan tidak
Pasal 291 Peralatan
ergonomis.
penanggulangan keadaan

27
darurat meliputi :
a. Alat Pemadam Api
b. Alat Penanggulangan
keadaan darurat lain yang
sesuai Permenaker No. 4
tahun 1980
Pasal 4 ayat 3 :
Tinggi APAR maksimal 125 cm
atau sedada orang dewasa
normal

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
2 PT. Solusi Tidak ada bak Tumpahan/ ceceran Dibuat tempat penampung UU no 1 1970
Bangun Andalas penampung di TPS limbah B3 jika terjadi
Limbah B3 yang Pasal 2 Ayat 2b :
– TPS Limbah B3 Limbah B3 jika terjadi tumpahan atau kebocoran
tumpahan atau masuk ke saluran air tangki b. dibuat, diolah, dipakai,
kebocorantangki/ tong
masyarakat dapat dipergunakan, diperdagangkan,
limbah B3
merusak diangkut atau disimpan
lingkungan. bahan atau barang yang : dapat
Pencemaran itu meledak, mudah terbakar,
juga akan
menggigit, beracun,
memengaruhikesehatan
masyarakat sekitar.

28
menimbulkan infeksi, bersuhu
tinggi;
Kepmenenaker 187 Tahun
2016 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah dan
Daur Ulang, Pembuangan dan
Pembersihan Limbah dan
Sampah Golongan Pokok
Pengelolaan Limbah Bidang
Pengelolaan Limbah Industri

Point 3.18 Tempat


Penyimpanan Sementara
adalah tempat yang
disediakan penghasil
limbah B3 untuk
menyimpan limbah B3
sebelum diangkut dan/atau
diolah oleh perusahaan
penghasil atau pihak ketiga

29
sesuai dengan peraturan
dan perundang undangan
yang berlaku

Permen LHK No 6 Tahun


2021 Pasal 60 ayat h :
Bak penampung tumpahan
untuk menampung ceceran,
tumpahan Limbah B3
dan/atau air hasil
pembersihan ceceran atau
tumpahan Limbah B3

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
3 PT. Solusi Tidak ditemukan Pertolongan Memasang pemberitahuan Undang-Undang Republik
Bangun pemberitahuan tentang nama petugas P3K Indonesia Nomor 1 Tahun
pertama pada
Andalas – tentangnama Petugas di tempat kerja pada tempat 1970 Pasal 14 poin b :
Ruang P3K P3K ditempat kerja pekerja yang
yang mudah terlihat. Memasang dalam tempat kerja

30
pada tempat yang mengalami yang dipimpinnya, semua
mudah terlihat kecelakaan kerja gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan
sulit diberikan,
pembinaan lainnya, pada
gagal tempat-tempat yang mudah
meminimalisir dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas
cedera parah.
atau ahli keselamatan kerja.
Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
Nomor 15 Tahun 2008 Pasal
7ayat (1) : Pengurus wajib
memasang pemberitahuan
tentang nama dan lokasi
petugas P3K di tempat kerja
pada tempat yang mudah
terlihat.

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
4 PT. Solusi Ruang P3K terletak Pertolongan
Bangun di tempat yang tidak terlambat dalam Ruang P3K dipindah atau Permenaker NO 15 Tahun 2008
Andalas – sesuai persyaratan memberikan first disesuaikan agar dekat Pasal 9 Ayat 2 butir a
Ruang P3K Permenaker, jarak aid pada korban, dengan jalan keluar, toilet 1. Dekat dengan toilet/kamar
antara ruang P3K dan peratan dan area kerja serta dkat mandi
dengan area kerja kurang maksimal parkir agar mudah dalam 2. Dekat dengan jalan keluar

31
jauh (dilantai ). serta proses penanganan evakua 3. Mudah dijangkau dari area
ketidaknyamanan kerja
dalam melakukan 4. Dekat dengan tempat parkir
Tindakan
pertolongan
pertama pada
kecelakaan.

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
5 PT. Solusi Pekerja Tidak Terjadinya Petugas diwajibkan Permenakertrans NO 8 Tahun
Bangun memakai Safety kecelakaan kerja memakai APD , safety 2010 tentang APD
Andalas – Area Gloves material produksi glove yang sesuai standart
Packing semen masuk ke sela-sela Perusahaan.
jari dan tangan
menjadi
terkontaminasi
material produksi.
Serta terkena
mesin produksi
yang sedang

32
beroperasi

6 PT. Solusi Pekerja tidak Kerusakan mata Petugas diwajibkan Permenakertrans NO 8 Tahun
Bangun memakai Kacamata akibat percikan memakai APD , Helm las 2010 tentang APD
Andalas – Area Las / Helm Las api las bahkan atau kacamata las yang
Kerja penyakit mata sesuai standart Perusahaan.
akibat kerja

Analisa Potensi
No Lokasi Dokumentasi Temuan Rekomendasi/Sasaran Peraturan Perundangan
Bahaya
7 PT. Solusi Assembly Point / Apabila terjadi Sesuai Permen yang Permen PUPR No. 14 Tahun
Bangun Titik Kumpul gempa atau sudah ditetapkan yaitu 2017 tentang persyaratan
Andalas – letaknya bencana, minimum 20 M dari kemudahan bangunan gedung
Outdoor berdampingan / kemungkinan bangunan
dekat dengan tertimpa bangunan
Gedung/ bangunan

33
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada PT. Solusi Bangun


Andalas, menurut kami telah memenuhi persyaratan Undang - Undang No.1 Tahun 1970
Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta PP 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
SMK3 sehingga telah memenuhi 166 kriteria, dan Kepmen No. 101 Tahun 2014 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, serta Permenaker No.
12/MenLHK/2020, Tentang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dapat
disimpulkan sebagai berikut:

a. Lingkungan Kerja
Dalam penerapan di perusahaan agar dapat menjaga dan merawat kebersihan lingkungan
kerja serta rutin melakukan pemeriksaan faktor bahaya di tempat kerja dan melaporkan
ke pihak berwenang sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
b. Kesehatan Kerja
Dalam penerapan di perusahaan agar dapat meningkatkan penyediaan fasilitas P3K, agar
tindakan pertologan pertama pada kecelakaan atau sakit ditempat kerja dapat di tangani
dengan nyaman.
c. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengelolaan dan penyimpanan limbah sudah dilakukan dengan baik, hanya saja ada
beberapa temuan yang mengindikasikan masih adanya yang bisa diperbaiki dan
sempurnakan.

4.1 Saran

Berdasarkan hasil temuan diatas yang kami dapatkan dari PT. Solusi Bangun
Andalas, maka saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut :

a. Temuan positif dari penerapan SMK3 yang sudah ada dapat dipertahankan dan
ditingkatkan agar kedepan menjadi lebih baik lagi.
b. Terhadap b e b e r a p a temuan negatif diatas diharapkan peran serta manajemen dalam
hal memperbaiki, mengontrol dan mengawasi seluruh penerapan SMK3 agar tercapainya
improvement yang lebih baik.

34

Anda mungkin juga menyukai