KELOMPOK 3
1. AND
2. HEN
3. ADI
4. SIT
5. KUS
6. AGU
PENYELENGGARA
PT. LENTERA SAFETY
BEKASI, 22 MARET 2017
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 3
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................... 5
1.3. Ruang Lingkup ...................................................................................... 5
1.4. Dasar Hukum ........................................................................................ 5
BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 18
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 18
4.2. Saran ……............................................................................................. 19
4.3 Daftar Pustaka ………………………………………………………... 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kegagalan (Risk off Failures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan atau
saat terjadi kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian
(Loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah kondisi pekerja
(Unsafe act) atau kelelahan (Fatigue), kondisi kerja (Unsafe Condition) dan pekerjaan
yang tidak aman (Unsafe Working Condition). Hal –hal tersebut yang mengakibatkan
Cause) adalah salah satunya kurangnya training dan karakteristik dari pekerjaan itu
terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan
yang mudah menjadi penyebab kecelakaan kerja (elevasi, temperatur, arus listrik,
mengangkut benda-benda berat dan lain sebagainya), sudah sewajarnya bila pengelola
proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada
prioritas pertama.
khusus yang menangani masalah keselamatan kerja. Ruang lingkup kerja organisasi atau
unit tersebut dimulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta
Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat
3
waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan
membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi
para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja. Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas
merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan industrial ekonomi antar
negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia.
Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah
mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar tersebut. Standar acuan terhadap
lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor
penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar
kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
4
B. Maksud dan Tujuan
1. Dengan diadakannya kegiatan PKL ini diharapkan para calon Ahli K3 Umum dapat
kelas terhadap pelaksanaan yang ada dilapangan, sehingga syarat untuk menjadi ahli
K3 yang profesional dan handal dapat terwujud dan terpenuhi terutama dalam hal
2. Menjadi bekal dan dasar pengetahuan bagi para Ahli K3 dalam hal penerapannya di
C. RUANG LINGKUP
D. DASAR HUKUM
1.1 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 tentang hak setiap warga negara atas
5
1.3 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
1.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 155/Men/1984 tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
(DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah (DK3W) dan Panitia
1.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan
Kerja.
1.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Kerja.
6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
7
• Zinc Plating
• Machining Process
• Assembling
Produk yang dihasilkan:
A. 2 Roda (Honda, Suzuki, Kawasaki):
1. Front Fork
Berbagai tipe Front Fork Joint set berkualitas tinggi yang diproduksi oleh ____
indonesia telah melalui proses manufaktur dan sinergi yang baik.
2. Rear Cushion
Berbagai tipe Rear Cushion sepeda motor berkualitas tinggi yang diproduksi oleh
____ indonesia telah melalui proses manufaktur dan sinergi yang baik.
3. Steering Stem
Steering Stem adalah komponen motor yang menghubungkan handlebars pada
steerer tube dari sebuah front fork.
8
Pelanggan PT. ____ Indonesia Manufacturing:
PT. ____ Indonesia Mfg. melayani permintaan pelanggan akan komponen otomotif. Pemimpin
industi otomotif mendapatkan keuntungan dari kerjasama dengan PT. ____ Indonesia Mfg.
Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik, PT. ____ Indonesia Mfg. juga melayani pasar
internasional.
Local Customer:
PT Honda Prospect Motor PT. Krama Yudha Tiga PT Astra Daihatsu Motor
Berlian Motors
Internasional Custamer:
Honda Philippines, Inc. (Philippine)
____ Corp (Japan)
American ____ Inc. (America)
Kesempatan Kerjasama
Kebijakan
PT. ____ Indonesia Manufacturing terbuka kepada semua pemasok yang tertarik bekerjasama
dalam aktifitas manufaktur. Kriteria utama kami dalam memilih rekan kerja adalah kompetitif
harga, kualitas produk, keamanan pengiriman, dan inovasi yang bekelanjutan untuk memenuhi
kepuasan pelanggan.
Produk-Produk
1. Aluminium die casting
2. Hot forging
3. Sinter metal
4. Stamping part
5. Machining part
9
6. Rubber part
7. Pipe
8. Round steel bars
9. Surface treatment
2.2. VISI
Menyediakan komponen otomotif kelas dunia, terutama shock absorber dan steering
sistem untuk pasar global OEM dan REM dengan kualitas terbaik dan aman untuk
2.3. MISI
1. Menjadi pemimpin industri shock absorber OEM di kawasan ASEAN dan sebagai
memberikan kepuasan pelanggan melalui kualitas produk yang bermutu tinggi yang
10
untuk mencapai suatu kondisi kerja yang bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit
11
2.5. Struktur Organisasi SMK3
Untuk Strukur Organisasi SMK3 ada dan terlaksana dengan baik sesuai jobdest
masing-masing. Posisinya secara struktural berada di level menengah namun untuk
alur instruksi langsung di bawah kendali top management.
Operator Boiler.
Adanya Struktur Tanggap Darurat kebakaran, dan telah MOU dengan pemadam
kebakaran kawasan.
Perusahaan telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh karyawan
sesuai dengan jenis pekerjaannya dan dilakukan dengan konsisten oleh seluruh
Terdapat klinik beserta Dokter yang on call, telah mendapatkan ijin Hyperkes 24 jam.
12
Pelatihan evakuasi untuk Simulasi kejadian kebakaran seluruh karyawan dilakukan
Terdapat struktur organisasi Emergency untuk genset, operator sudah terserifikasi Ahli
K3 listrik.
Sistem penerimaan tamu belum terlaksana dengan baik, hal ini terbukti dari tidak
diberikannya kartu visitor untuk seluruh peserta kunjungan lapangan pembinaan Ahli
Pada saat observasi lapangan belum semua area tersedia kotak P3K.
Hasil opservasi kami melalui wawancara pernah melakukan audit tetapi tidak
Kebijakan sudah ada tetapi pada saat observasi kami tidak menemukan kebijakan K3
tersebut tertempel.
13
B A B III
ANALISA
Hasil observasi kelompok 3 saat kunjungan industri di PT. ____ Indonesia Manufacturing
14
5 Penerapan Rambu-rambu 1. UU No 1 tahun 1970 tentang
SMK3 K3 terpasang pemasangan gambar
dengan baik keselamatan kerja
2. PP No. 50 tahun 2012
TERKENDALI
tentang SMK3
3. Permenaker No. 8 tahun
2010 tentang rambu
kewajiban penggunaan APD
6 Penerapan Perusahaan telah 1. UU No 1 Tahun 1970
SMK3 menyediakan (Keselamatan dan Kesehatan
Alat Pelindung Kerja) tentang penyediaan
Diri bagi TERKENDALI APD oleh pengurus.
Karyawannya 2. Permennaker No.08 Tahun
2010 tentang penyediaan
APD oleh pengurus.
7 Penerapan Perusahaan telah 1. UU No 1 Tahun 1970
SMK3 menyediakan tantang Keselamatan dan
Assembly Ponit kesehatan kerja.
TERKENDALI
(Titik Kumpul) 2. PP 50 tahun 2012 tentang
dan Petunjuk SMK3.
Jalur Evakuasi.
8 Penerapan Perusahan telah 1. Permenaker 01/MEN/1976
SMK3 menyediakan Tentang Wajib Latihan
Klinik dan Hiperkes Bagi Dokter
TERKENDALI
Dokter telah Perusahaan
tersertifikasi
dari Hiperkes
9 Penerapan Perusahaan 1. Permenaker
SMK3 melakukan PER.13/MEN/2011 Tentang
Pemantauan Nilai Ambang Batas Faktor
TERKENDALI
Lingkungan Fisika dan Faktor Kimia di
setiap 6 bulan tempat kerja.
sekali.
10 Kelembagaan Ada struktur 1. Kep. 311/BW/2002 Tentang
organisasi sertifikasi kopentensi
Emergency keselamatan dan kesehatan
genset, operator TERKENDALI kerja teknisi listrik
sudah
terserifikasi Ahli
K3 listrik.
15
site penerimaan dengan baik tentang ketenagakerjaan.
tamu belum jumlah 2. UU No 1 Tahun 1970
terlaksana tamu/orang lain (keselamatan dan kesehatan
dengan baik.
yang berada di kerja).
area pabrik,
- Dapat
memungkinkan
kejadian yang
tidak diinginkan
(Kerugian Asset
Perusahaan).
16
dokumen
pelaksaaan
Audit
5 Pabrik/ Kebijakan Tamu ataupun PP No. 50/2012 pasal 7 & 8
Site sudah ada tetapi karyawan tidak bisa tentang kebijakan K3
pada saat selalu membaca dan
observasi kami menerapkan
tidak kebijakan K3
menemukan tersebut
kebijakan K3
tersebut
tertempel.
17
B A B IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
industri, karena dapat menimbulkan kerugian baik bagi pekerja, pengusaha dan
pemerintah. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian materil dan kerugian non
material. Oleh karena itu, guna mengurangi angka kecelakaan dan kerugian,
meningkatkan produktivtas kerja dan mutu produk yang dihasilkan oleh sebuah
serta menjamin komitmen, perencanaan K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan
18
4.2. SARAN
19
4.3. DAFTAR PUSTAKA
20