Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BATTERY TECHNOLOGY INDONESIA (TWS)
TANGERANG

PENGAWAS K3: BIDANG KELEMBAGAAN, KEAHLIAN, DAN SISTEM


MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

KELOMPOK 1

1. Alfathir Esya Haque


2. Annisa Inayati Nur Rahmastio
3. Ikhsan Prasetyana Firdaus
4. Inayah Suci Nurbaiti
5. Nugroho Wisnu Murti
6. Rionaldi Prasetyo Utomo
7. Tiur Maria Simarmata
8. Vira Tazkia Mubarokah

PENYELENGGARA
PT. MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
JAKARTA, 12 - 25 FEBRUARI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat,


rahmat,dan karunia- Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan dengan judul
“Pengawasan K3 Bidang Kelembagaan, Keahlian, dan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Battery Technology
Indoesia (TWS) Kabupaten Tangerang Banten”.Dalam penyusunan laporan
ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah terlibat: PT. Battery Technology Indonesia (TWS) ,Panitia, dan teman-
teman pelatihan calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian laporan ini. Dalam penulisan laporan ini kami
menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan didalamnya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan selanjutnya. Besar harapan kami bahwa laporan ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan.

Jakarta, 21 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)........................................2
1.3 Ruang Lingkup.................................................................................................3
1.4 Landasan Hukum..............................................................................................3
BAB II........................................................................................................................6
KONDISI PERUSAHAAN........................................................................................6
2.1 Profil Perusahaan..............................................................................................6
2.2 Gambaran Umum Perusahaan..........................................................................6
2.4 Penerapan Norma K3 Secara Umum Di Perusahaan.......................................8
2.5 Temuan Hasil Observasi...................................................................................9
1.5 4.1 Kesimpulan...............................................................................................29
1.6 4.2 Saran.........................................................................................................29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. (TWS)...................................15


Tabel 3. 1 Temuan Positif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)..............18
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)............29

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 PT Battery Technology Indonesia (TWS).........................................11


Gambar 2. 2 Struktur Perusahaan...........................................................................13
Gambar 2. 3 Layout Tempat Kerja........................................................................14

v
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Jaminan penerapan K3 tertuang dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1970


yang menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. Keselamatan dan kesehatan
kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani.

Keselamatan dan Kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah


segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan kerja dan Kesehatan
tenaga kerja melaui upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
(Permen No.50/2012, Pasal 1, ayat 2). Tujuan K3 untuk menjamin keselamatan
setiap orang yang berada di tempat kerja, menjamin pemakaian dan penggunaan
sumber produksi secara aman dan efisien. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja
maka para pihak diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman
dan nyaman serta mencapaiketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi.

Bahaya di tempat kerja dapat menyebabkan cedera, sakit bahkan kematian.

Terdapat sumber bahaya di tempat kerja dari banyak aspek diantaranya peralatan,
bahan berbahaya, proses pengolahan, dan prosedur pekerjaan. Risiko kegagalan pada
setiap aktivitas pekerjaan dapt disebabkan oleh perencanaan kurang sempurna,
pelaksanaan kurang cermat maupun tidak disengaja. Salah satu risiko pekerjaan yang
terjadi yaitu adanya kecelakaan kerja. Kecelakaan dapat terjadi, seberapapun
kecilnya dapat menyebabkan kerugian. Menurut International Labour Organization
(ILO) setiap tahun ada lebih dari 250 jutakecelakaan di tempat kerja dan lebih dari
160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta
pekerja meninggal akibat kecelakaandan sakit di tempat kerja (Ismara et al., 2014).
Dalam Undang – Undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dan
Ahli K3 Umum yang bertugas mengawasi atau ditaatinya regulasi yang berlaku. K3
bukan hanya urusan EHS Officer ataupun top management saja, tetapi seluruh

1
tenaga kerja yang berada di perusahaan harus terlibat didalam masalah K3.

2
Terbentuknya suatu kelembagaan K3 yang disebut Panitia Pembinaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) merupakan wadah bagi perusahaan dan
tenaga kerja untuk membantu mengurangi risiko dan bahaya akibat kerja yang
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, hal ini tertera dalam Undang-undang
No.50/2012 tentang SMK3.

Potensi kecelakaan kerja harus dapat dihilangkan atau setidaknya dikurangi


dampaknya. Untuk mencegah terjadinya potensi kecelakaan kerja penerapan SMK3
dapat membantu menganalisis dan mengkategorikan potensi kecelakaan kerja
sekaligus menyediakan solusi agar bahaya dapat dihilangkan atau dikurangi.
Tindakan ini termasuk memeriksa pabrik/ laboratorium, proses kerja dan sistem
kerja (perizinan sistem kerja), hal-hal yang mempengaruhi perilaku, kualifikasi dan
pelatihan sesuai pekerjaan, serta level instruksi, supervisi, dan pengontrolan.
Penerapan K3 tidak hanya dilakukan di tempat kerja, tapi secara tidak kita sadari
sudah diterapkan didalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Kuncinya
adalah kesadaran akan adanya potensi bahaya dan perilaku yang merupakan
kebiasaan untuk bekerja secara selamat dan sehat.

Calon Ahli K3 Umum diharapkan mampu mengidentifikasi potensi dan


sumber bahaya yang ada ditempat kerja, salah satunya lingkungan kerja, kesehatan
kerjadan pengendaliannya dengan mengimplementasikan konsep K3 sesuai dengan
regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, untuk mendapatkan Calon Ahli K3 Umum
yang berkompeten perlu adanya Praktik Kerja Lapangan (PKL) untuk memahami
dan mengembangkan prinsip – prinsip K3. Pada kesempatan ini peserta pelatihan
AK3U Batch 341 regional jakarta melakukan PKL di PT. Battery Technology
Indonesia (Tws) di Tangerang. PT. BatteryTechnology Indonesia (Tws).

1.2 Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Maksud dan tujuan dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT.
Battery Technology Indonesia (Tws) ialah untuk memenuhi syarat penilaian
pelatihan Calon Ahli K3 Umum Sertifikasi KEMNAKER RI. Berikut maksud dan
tujuan dri Praktik Kerja Lapangan (PKL) :
1. Melakukan identifikasi penerapan Norma K3 bidang Kelembagaan,
Keahlian dan SMK3 di PT. Battery Technology Indonesia (Tws).
2. Melakukan identifikasi terkait penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. Battery Technology
3
Indonesia (Tws).
3. Melakukan identifikasi penerapan K3 pada bidang keahlian di PT.
Battery Technology Indonesia (Tws).

1.3 Ruang Lingkup


Berikut merupakan yang menjadi ruang lingkup Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dengan objek penerapan pada bidang Kelembagaan, Keahlian
dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
dilaksanakan di PT. Battery Technology Indonesia (TWS) :
1. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada bidang
Kelembagaan.
a. Struktur Bagan P2K3 (Pengesahan Ketua dan Sekretaris
P2K3).
b. Struktur Petugas Tanggap Darurat (Emergency Response)
c. Laporan Triwulan K3
d. Meeting bulanan K3
2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada bidang Keahlian.
a. Pelatihan dan Lisensi
b. Ahli K3 Umum
3. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
a. Safety Induction kepada karyawan baru dan tamu
perusahaan.
b. Alat Pelindung Diri.
c. Dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP), Job
Safety Analysis (JSA), Job Safety Operation (JSO),
Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control
(HIRARC).
d. Audit Internal dan Audit Eksternal.
e. Employee Recognition (Pengakuan Karyawan)
f. Penghargaan K3 (Zero Accident dan SMK3 Certificate)
1.4 Landasan Hukum
Landasan hukum Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan acuan hukum
yang tertera di peraturan perundang-undangan. Berikut merupakan landasan
landasan hukum Praktik Kerja Lapangan :
4
1. K3 secara umum :
a. UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan Penghidupan yang layak bagi Manusia.
b. Undang – Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c. Permenaker Nomor 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri.
2. Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
a. Undang - Undang RI No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan .
b. Undang - Undang RI No.24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
c. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
d. Peraturan Pemerintah No.44 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.4 tahun 1987 tentang Panitia


pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tata cara penunjukan ahli
keselamatan kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.2 tahun 1992
tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.186 tahun 1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia nomor 236 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001 Bidang Penempatan Tenaga Kerja di
Kabupaten/Kota.
j. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.04/MEN/1987 tentang
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
k. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.02/MEN/1992 tentang
Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
l. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
5
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan.
m. Permenaker Nomor 26 Tahun 2014 Penyelenggaraan Penilaian
SMK3

6
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2. 1 PT Battery Technology Indonesia (TWS)

Nama Perusahaan : PT Battery Technology Indonesia (TWS)

Bidang Usaha : Manufaktur Baterai

Alamat : Jl. Arya Kemuning Jalan Raya Cadas – Kukun No. 77


Periuk, Banten.
Jumlah Tenaga Kerja : 200 Orang
Pria : 37
Orang
Wanita : 150 Orang
Waktu Kerja : 8 Jam (2 Shift)
Shift I : Senin - Jumat Jam 07.00 - 16.00
Shift II : Senin - Jumat Jam 20.00 - 05.00
Website : https://pt-battery-technology indonesia.business.site/#details

2.2 Gambaran Umum Perusahaan


Perusahaan PT. Battery Technology Indonesia (TWS) merupakan
perusahaan yang memproduksi suatu baterai yang berteknologi berbasis
Lithium yang inovatif, dan perusahaan ini didirikan pada tahun 1998. Dengan
25 tahun pengembangan, perusahaan PT. Battery Technology Indonesia
(TWS) berkembang menjadi beberapa cabang di seluruh dunia termasuk di
China, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, dan Indonesia. Pada
kantor cabang Indonesia tepat berada di Tangerang, yang memiliki 187
karyawan 10+ engineers untuk melayani pasar dunia khususnya pasar Asean.
Perusahaan PT. Battery Technology Indonesia (Tws) Indonesia telah

7
menerapkan

8
manajemen yang baik dengan ddibuktikantersertifikasi ISO 9001 pada tahun
2015, dengan hal tersebut dikatakan memiliki sistem manajemen mutu yang
bermanfaat dalam peningkatan performa organisasi, meningkatkan
kepercayaan pelanggan, dan daya saing organisasi.
PT. Battery Technology Indonesia (TWS) selalu mengikuti praktik
nilai yang berfokus pada pelanggan dan kami berkomitmen untuk
menyediakan solusi inovatif sebagai tanggapan terhadap pertumbuhan pesat
aplikasi baterai lithium-ion yang baru. Dengan memiliki luas area 4.000 m2
dan memiliki kapasitas produksi 500 MWh dengan cara produksi sepenuhunya
otomatis. Produk yang dihasilkan adalah berupa beberapa jenis baterai seperti
baterai smartphone dan salah satu produk barunya mereka berupa baterai
SWAP yang digunakan sebagai sumber energi bagi motor listrik yang
menjalin kerjasama dengan Smoot Motor.
Dalam setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi masing - masing
sebagai panduan dan dasar untuk mencapai tujuan jangka panjang masing -
masing perusahaan. Dengan begitu visi dan misi merupakan elemen sangat
penting bagi perusahaan termasuk perusahaan PT. Battery Technology
Indonesia (Tws), memiliki visi dan misi sebagai berikut :
- Visi PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah menciptakan
kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
- Misi PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah menjadi
pemimpin industri dalam sektor solusi energi yang dapat diisi ulang.

2.3 Layout dan Struktur Perusahaan


Berikut terdapat struktur perusahaan PT. Battery Technology Indonesia
(TWS) yaitu dapat dilihat pada gambar.

9
Gambar 2. 2 Struktur Perusahaan
Disetiap perusahaan tentu memiliki informasi mengenai layout
tempat kerja. Layout perusahaan merupakan organisasi ruang dan tata
letak fisik di dalamsuatu perusahaan atau kantor yang memiliki dampak
signifikan terhadapproduktivitas, efisiensi operasional, dan kesejahteraan
karyawan.

Gambar 2. 3 Layout Tempat Kerja

2.4 Penerapan Norma K3 Secara Umum Di Perusahaan


Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
10
Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-
akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat
dilakukan atau tidak (Nuraini, 2012). Tujuan dari keselamatan dan kesehatan
kerja adalah:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja


baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik- baiknya
selektif mungkin.
Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja yang dimaksud dengan tempat kerja adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup, terbuka, bergerak atau tetap dimana pekerja bekerja,
atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber lainnya. Penerapan Norma K3
pada perusahaan PT. Technology Battery Indonesia memiliki beberapa dasar
hukum pelaksanaan yang telah dirangkum sebagai berikut:
- Menurut Undang-Undang No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
yaitu suatu tempat yang dilakukan pekerjaan bagi usaha, adanya tenaga
kerja yang bekerja disuatu tempat serta adanya sumber bahaya yang
mengancam di tempat kerja.
- Menurut Peraturan pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang SMK3 yaitu
Setiap Perusahaan mewajibkan dalam penerapan SMK3 diperusahaanya
apabila mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang.
- Permenaker No. 4 Tahun 1987 tentang panitia pembina keselamatan dan
kesehatan kerja ( P2K3 ). yaitu tiap -tiap pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3, keanggotaan P2K3 terdiri dari Ketua, Serketaris dan
Anggota. dan P2K3 di tetapkan oleh Mentri atau pejabat yang ditunjuknya
atas usul dari pengusaha atau pengurus yang bersangukan.

2.5 Temuan Hasil Observasi


Berikut ini merupakan hasil temuan selama observasi di PT. Batettery
Technology Indonesia (TWS)

11
Tabel 2. 1 Temuan Hasil Observasi Lapang di PT. (TWS)

No Temuan Positif Temuan Negatif

1. Telah terbentuk struktur Rambu assembly point yang


terhalang
organisasi P2K3 di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS)
dengan jumlah tenaga kerja 187
orang dan setiap bulan ada
pertemuan P2K3
2. Telah terdapat keanggotaan Rambu jalur evakuasi berada
kepengurusan pada setiap bidang dibawah sehingga sulit terlihat
keahlian masing-masing di PT.
Technology Indonesia (TWS)

12
3. Telah terdapat Emergency Road APAR yang sudah expired
Map di PT. Technology Indonesia
(TWS)
4. Telah tersedia APD yang APAR over pressured
digunakan oleh tenaga kerja yang
telah disesuaikan dengan standar
dan kebutuhan masing-masing
pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Petugas K3 dan Ahli K3 pada Pekerja tidak
lingkungan kerja telah memiliki menggunakan APDlengkap.

lisensi atau sertifikat yang sesuai


standar sebagai bukti kompetensi
Karyawan
6. Petugas P3K telah memiliki Terdapat rambu Assembly Point
keterampilan dan telah mengikuti Tidak terdapat jalur
pelatihan P3K untuk memberikan evakuasi.
pertolongan pertama terhadap
kecelakaan kerja.
7. Petugas atau Operator telah
dilakukan Training awareness
setiap 1 tahun sekali dan teknis
setiap 6 bulan sekali sebagai
bukti
kinerja pekerja (ISO)
8. Operator telah memiliki SIO

13
9. Terdapat kebijakan K3 dengan
adanya safety induction beserta
safety talk setiap hari untuk
pekerja baru dan tamu sebelum
memulai pekerjaan.

10. Terdapat pemilahan APAR


dengan jenis berbeda untuk di
ruangan tertentu
11 Terdapat Audit SMK3 Internal
yang dilakukan 6 bulan sekali
12 Terdapat pelaporan angka
kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang dilakukan setiap
3 bulan sekali kepada Disnaker
Provinsi

13 Terdapat pemeriksaan Kesehatan


atau MCU yang sesuai standar
untuk penilaian kondisi kesehatan
pekerja yang dilakukan setiap
awal proses penerimaan karyawan
kerja dan setiap 1 tahun sekali.
14 Terdapat ruang makan untuk
tenaga kerja sebagai bentuk
pemenuhan kebutuhan dan
sebagai manajemen kebersihan
pada tempat kerja
15. PT. Battery Technology
Indonesia telah memiliki APAR
yang tersebar di berbagai ruangan
dengan jenis powder dan CO2.

14
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Tabel 3. 1 Temuan Positif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang Kelembagaan
1. Organisasi Panitia Struktur organisasi Adanya tim yang 1. P2K3 mengadakan 1. UU No.1 tahun 1970 tentang
Pembina Keselamatan kelembagaan di PT. fokus dalam agenda meeting Keselamatan Kerja pasal 10 ayat 1.
dan Kesehatan Kerja Battery Technology menjalankan secara rutin 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
2. P2K3 membuat No. Per-04/MEN/1987 tentang
(P2K3) di PT. Battery Indonesia (TWS) terdiri program-program
laporan triwulan panitia pembina keselamatan dan
Technology Indonesia dari Ketua, Sekretaris 1, K3 di Perusahaan. kesehatan kerja pasal 5 ayat 1.
kepada Disnaker.
sudah terbentuk dan dan Sekretaris 2. Jumlah 3. Peraturan Pemerintah RI No. 50
telah disahkan oleh tenaga kerja di PT. Tahun 2012 Tentang Penerapan
Dinas Ketenagakerjaan Battery Technology Sistem Manajemen Keselamatan
setempat. Indonesia (TWS) >100 dan Kesehatan kerja dalam
(tidak diperkenankan orang. Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3 di 1.4 .4, 1.4.5
disebarkan)

15
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
2. Setiap anggota Sudah ada anggota Pencegahan dan Perusahaan 1. Pencegahan dan Penanggulangan
Kepengurusan memiliki kelembagaan pada Pencegahan dan mempertahankan  Keputusan Menteri Tenaga
keahlian pada masing- masing-masing bidang Penanggulangan kepengurusan yang Kerja RI No : KEP -
masing bidang, yaitu : Kebakaran yang memiliki keahlian pada
keahlian di 186/MEN/1999 Tentang Unit
1. Pencegahan dan dibentuk untuk masing-masing bidang.
PT. Technology menangani masalah Penanggulangan Kebakaran Di
penanggulangan
Indonesia penanggulangan Tempat Kerja, Pasal 1, 2, 3, 5, 6,
kebakaran
(TWS) yang terdiri dari kebakaran di tempat 7
2. Kontrol B3
Pencegahan dan kerja yang meliputi dan 8.
3. Tanggap darurat administrasi,
Penanggulangan  Peraturan Pemerintah RI No. 50
keseluruhan identifikasi sumber
Kebakaran, Tahun 2012 Tentang Penerapan
bahaya, pemeriksaan
Kontrol Sistem Manajemen
dan perbaikan sistem
Bahan Beracun proteksi kebakaran. Keselamatan dan Kesehatan kerja
Berbahaya (B3), dan dalam Pedoman PenilaianPenerapan
Tanggap Darurat SMK3 di 8.3 Tentang Pemeriksaan
Keseluruhan. dan Pengkajian Kecelakaan
2. Kontrol Bahan Beracun
Berbahaya :
● Keputusan Menteri Tenaga
Kerja RI No. KEP. 187/MEN/1999
Pada pasal 1, 2,3 (a), 6, 20,
● Peraturan Pemerintah RI No.
50 Tahun 2012 Tentang

16
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
kerja dalam Pedoman
Penilaian Penerapan SMK3 di
9.3 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
(BKB)
3. Tanggap Darurat
 Peraturan Pemerintah RI No.
50 Tahun 2012 Tentang
Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan
kerja dalam Pedoman Penilaian
Penerapan SMK3dalam poin 6.7
Kesiapan Untuk Menangani
Keadaan Darurat
3. Emergency Road Map PT. Battery Technology Mempermudah Membentuk struktur 1. Peraturan Pemerintah RI No. 50
Indonesia (TWS) telah pekerja jika terjadi organisasi emergency Tahun 2012 Tentang Penerapan
memiliki Emergency keadaan darurat dan melakukan latihan Sistem Manajemen Keselamatan
Road Map atau denah
tanggap darurat pada dan Kesehatan kerja dalam
jalur evakuasi
seluruh karyawan

17
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
Pedoman Penilaian Penerapan
SMK3 di 6.7.5

4. APD PT. Battery Technology Melindungi pekerja Melakukan 1. Permenaker Nomor 8 Tahun
(tidak diperkenankan Indonesia (TWS) telah dari bahaya pemeriksaaan berkala 2010 tentang Alat Pelindung
untuk di kecelakaan kerja dan pada pemakaian dan Diri.
menyediakan APD sesuai
dokumentasikan )
dengan kebutuhan masing- lingkungan kerja kelayakan APD yang
masing bidang pekerja digunakan

18
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM

Bidang Keahlian

5. Petugas K3 dan Ahli K3 Penunjukan petugas K3 Meminimalisir Petugas K3 dan ahli 1. UU No.1 tahun 1970 tentang 18
dan ahli K3 sebagai
sudah sesuai dengan terjadinya K3 harus tegas dalam undang-undang tentang
upaya perusahaan
kemampuan dan menjalankan Undang- kecelakaan kerja menjalankan undang- Keselamatan Kerja
Undang Keselamatan
keterampilan dan Penyakit undang keselamatan 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Kesehatan Kerja
(tidak diperkenankan (K3) di perusahaan. Akibat Kerja dan kesehatan kerja RI No. Per. 02/MEN/1992
untuk di (PAK), serta di perusahaan. tentang tata cara Penunjukan
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
dokumentasikan ) menjalankan Perusahaan konsisten No. Per. 02/MEN/1992 tentang tata
program-program mempertahankan cara Penunjukan Kewajiban dan
Kewenangan Ahli Keselamatan dan
K3 di perusahaan. kualitas para tenaga Kesehatan Kerja
ahli agar pelaksanaan 4. PP No.50 Tahun 2012
poin 1.2.2 dan 1.2.5
K3 berjalan dengan
baik dan terhindar
dari risiko bahaya.
Adanya penambahan
ahli di masing-
masing bidang K3.

19
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
tahun pada
perusahaan tersebut.

6. Petugas P3K PT. Battery Technology 1. Memberikan Penemuan peletakan 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Indonesia memiliki tidakan P3K di kotak P3K R1 No. Per. 15/ MEN/ VIII/
petugas khusus tempat kerja sudah mudah 2008
P3K yang telah 2. Merawat dijangkau dan terlihat tentang Pertolongan pertama
mengikuti fasilitas P3K di sesuai dengan pada kecelakaan di tempat kerja
pelatihan dasar P3K tempat kerja regulasi, namun menteri tenaga kerja dan
yang bertujuan untuk 3. Mencatat kertas ceklis transmigrasi RI. Pasal 1, 2 (1), 3,
memberikan kegiatan P3K pemakaian kotak P3K 4, 6, 9, 10
pertolongan pertama dalam buku sulit terlihat dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50
terhadap kejadian kegiatan dijangkau Tahun 2012 Tentang Penerapan
kecelakaan kerja. 4. Melaporkan Sistem Manajemen Keselamatan
kegiatan P3K dan Kesehatan kerja dalam

20
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
kepada Pedoman Penilaian Penerapan
pengurus SMK3 di 6.8.2
7. Kinerja pekerja (ISO) PT. Battery Technology Meningkatkan Melaksanakan Lampiran II PP No.50 Tahun 2012
Indonesia melakukan pengetahuan dan pelatihan ISO terbaru tentang Penerapan Sistem Manajemen
pelatihan awareness kemampuan untuk para pekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
setiap satu tahun sekali kepada para 12.3
dan enam bulan sekali pekerja.
untuk teknis.
8. Surat Izin Operasi (SIO) PT. Battery Technology Melaksanakan Perusahaan PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang
Indonesia telah pengoperasian alat melaksanakan Penerapan Sistem Manajemen
memiliki izin dan sesuai dengan pemeriksaan SIO Keselamatan danKesehatan Kerja Pasal
legalitas dalam standar dan operator secara 10 Ayat 3 huruf b
pengoperasian alat berat peraturan yang berkala.
seperti forklift. ditetapkan oleh
perundang-
undangan yang
berlaku.

Bidang SMK3

21
9. Kebijakan K3 Kebijakan K3 telah Jika tenaga kerja Penambahan PP No.50 Tahun 2012 tentang
disosialisasikan dengan mengetahui tentang baliho/poster tentang Penerapan Sistem Manajemen
adanya safety induction kebijakan K3 dan K3 untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bagi pekerja baru dan pentingnya, maka meingkatkan pasal 8
tamu, dan safety talk dapat mengurangi pengawasan
setiap hari sebelum bahkan kebijakan K3 serta
memulai pekerjaan. menghilangan menerapkan program
terjadinya kecelakaan K3
kerja dan PAK

22
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
10. APAR PT. Battery Technology APAR yang APAR dapat 1. Peraturan Pemerintah No. 50
Indonesia telah dilakukan digunakan untuk tahun2012 pasal 13 ayat 3(f)
memiliki APAR yang pemeliharaan dapat memadamkan api 2. Peraturan menteri 19
cukup dan tersebar dipastikan berfungsi pada mula terjadi ketenagakerjaan RI No. 04
secara merata dengan jika terjadi keadaan kebakaran Tahun 1980 Tentang syarat-
APAR Jenis Powder gawat darurat syarat pemasangan dan
dan CO2. pemeliharaan APAR
3. PP No. 50 Tahun 2012 poin
6.5.1

11. Audit SMK3 internal Dilakukan audit Dilaksanakan untuk Auditor Internal 1. PP No.50 Tahun 2012 tentang
dan eksternal i nternal SMK3 setiap 6 memeriksa SMK3 dilakukan Penerapan Sistem Manajemen
bulan sekali dan audit kesesuaian kegiatan pelatihan khusus Keselamatan dan Kesehatan Kerja
eksternal setiap 1 tahun perencanaan dan yaitu Auditor SMK3 DI 11.1
sekali. untuk menentukan pada PJK3 yang telah 2. Permenaker No. 26 Tahun 2014
efektifitas kegiatan ditunjuk oleh tentang penyelenggaraan penilaian
tersebut. Kemnaker untuk penerapan sistem manajemen
memperoleh lisensi keselamatan dan kesehatan
dan sertifikat kerja(SMK3)

23
MANFAAT LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
POSITIF YANG TIMBUL HUKUM
12. Laporan setiap tiga PT. Battery Technology Kondisi perusahaan Perusahaan harus 1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
bulan kepada Disnaker Indonesia (TWS) telah termasuk angka mempertahankan RI No Per-04/MEN/1987 pasal12
melaksanakan kejadian kecelakaan
Prov konsistensi dalam 2. PP No. 50 Tahun 2012 poin
kerja dan penyakit
kewajiban kepada 11.1.3
akibat kerja tercatat melakukan pelaporan
Disnaker Provinsi oleh Disnaker per tiga bulan sekali.
Banten yaitu dengan sehingga Perusahaan juga
melaporkan laporan memudahkan analisa sebaiknya
triwulan K3 termasuk dan evaluasi meningkatkan tindakan
angka kejadian program K3. preventif maupun
kecelakaan kerja dan promotif agar
penyakit akibat kerja meminimalisir
yang terjadi di terjadinya kecelakaan
perusahaan yang kerja maupun penyakit
dilaksanakan per tiga akibat kerja.
bulan sekali.

24
13. Pemeriksaan Kesehatan PT. Battery Technology Memantau dan Perusahaan harus 1. Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan
rutin bagi tenaga kerja Indonesia (TWS) telah mengontrol memastikan bahwa Transmigrasi RI No per-
(MCU) melakukan pemeriksaan kesehatan para pemeriksaan 02/MEN/1980 pasal 2 ayat 2
kepada para pekerja pekerja sehingga kesehatan
setiap satu tahun sekali dapat dilaksanakan rutin
dan sebelum pekerja mengidentifikasi setiap satu tahun
baru mulai bekerja. kemungkinan sekali untuk semua
penyakit akibat pekerja perusahaan,
kerja yang terutama bagi para
timbul. pekerja yang
membutuhkan
pemeriksaan
berdasarkan risiko
pekerjaan atau
kondisi kesehatan
tertentu.

25
Tabel 3. 2 Temuan Negatif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)

BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM

Bidang Kelembagaan

1 Rambu assembly point yang Assembly point yang Proses evakuasi pekerja Pemindahan 1. Permen PUPR No. 14 Tahun
terhalang. tertutupi dan terhalang akan menjadi sulit saat kandang burung, dan 2017 tentang Persyaratan
kandang burung dalam keadaan darurat menambah line area Kemudahan Pembangunan
sehingga sulit terlihat dikarenakan akses menuju Gedung.
khusus assembly
dan tidak bisa rambu assembly point point
dijadikan terhalang dan tidak terlihat
tempat berkumpul

26
2. Rambu jalur evakuasi Rambu sulit terlihat Dapat menyebabkan Rambu jalur 1. Lampiran II Peraturan
berada dibawah sehingga dan tertutup dengan pekerja kesulitan untuk evakuasi Pemerintah RI No. 50 Tahun
sulit terlihat tumpukan produk. mengakses jalan keluar harus 2012 tentang penerapan SMK3
apabila terjadi situasi berada pada lokasi elemen keamanan bekerja
yang
darurat. berdasarkan SMK3 sub elemen
muda
hterlihat kesiapan untuk menangani
keadaan darurat kriteria 6.7.5.
dan 2. Peraturan Pemerintah RI No. 50
memberikan Tahun 2012 tentang penerapan
petunjuk arah ke SMK3 elemen keamanan
tempat yang aman.
bekerja berdasarkan SMK3 sub
elemen area terbatas kriteria
3. 6.4.4.

27
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
Bidang SMK3
3 APAR yang sudah expired Perusahaan PT. APAR yang sudah expired Pengecekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Battery Technology tidak dapat digunakan dan APAR harus dan Transmigrasi No. Per-
Indonesia tidak berguna jika terjadi dilakukan secara 04/Men/1980 tentang syarat-
berkala dan harus
sudah menyediakan bahaya kebakaran di syarat pemasangan dan
segera dilakukan
APAR di setiap lokasi tempat kerja penggantian jika pemeliharaan Alat pemadam api
kerja namun masih ditemukan APAR ringan pasal 4 ayat 1.
ditemukan APAR yang sudah
yang sudah expired expired
dan belum dilakukan
penggantian
4 APAR over pressured Ditemukannya satu APAR dengan tekanan Pengecekan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
APAR yang terlalu tinggi dapat APAR harus dan Transmigrasi No. Per-
bertekanan tinggi yaitu mengakibatkan ledakan dilakukan secara 04/Men/1980 tentang syarat-
berkala dan harus
indikasi dari pressure pada APAR syarat pemasangan dan
segera dilakukan
gauge penggantian jika pemeliharaan Alat pemadam api
ditemukan APAR ringan pasal 4 ayat 1.
yang sudah tidak
layak untuk
digunakan.

28
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
pemberian tanda
pemasangan.

5 Pekerja tidak Pekerja tidak lengkap Dapat menyebabkan 1. Alat pelindung 1. Lampiran II Peraturan Pemerintah
menggunakan APD menggunakan APD potensi bahaya karena diri harus RI No. 50 Tahun 2012 tentang
lengkap. khususnya sarung tangan dapat tergores oleh digunakan penerapan SMK3 elemen
(tidak diperkenankan tangan. cutter dan terjepit. secara benar keamanan bekerja berdasarkan
untuk di dokumentasikan ) serta selalu SMK3 sub elemen sistem kerja
dipelihara kriteria 6.1.6
dalam kondisi 3. Lampiran Peraturan Menteri
layak pakai. Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2. Pelindung RI No. Per.08/MEN/VII/2010
tangan (Sarung tentang Alat Pelindung Diri
tangan) dapat elemen alat pelindung tangan
melindungi 5.1.
tangan dan jari-
jari tangan dari
pajanan api,
suhu panas,
dingin, radiasi,
arus listrik,
bahan kimia,
benturan,

29
BAHAYA LANDASAN
No. TEMUAN ANALISA REKOMENDASI
NEGATIF YANG TIMBUL HUKUM
pukulan dan
tergores,
terinfeksi, zat
pathogen dan
jasad renik.

6 Tidak terdapat jalur Tidak ditemukan Dapat menyebabkan Perlu dibuatkannya


evakuasi. jalur evakuasi pada potensi bahaya karena jalur evakuasi yang 1. Lampiran II Peraturan Pemerintah
gudang penyimpanan, tidak terdapat jalan keluar mudah terlihat dan RI No. 50 Tahun 2012 tentang
sehingga tenaga kerja yang dapat diakses apabila memberikan penerapan SMK3 elemen
harus menggunakan terjadi situasi dalam petunjuk arah ke keamanan bekerja berdasarkan
jalur yang sama keadaan darurat. tempat yang aman. SMK3 sub elemen kesiapan
dengan jalur masuk untuk menangani keadaan darurat
dan keluar pada saat kriteria 6.7.2.
situasi darurat.

30
BAB IV
PENUTUP
1.5 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi lapang yang telah dilaksanakan. Kesimpulan dari dari
observasi lapang di PT. Battery Technology Indonesia (TWS) Kota Tangerang
adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3 di PT.
Battery Technology Indonesia (TWS) telah berjalan dengan baik, dibuktikan
dengan banyaknya temuan temuan positif yang telah di lakukan pada saat
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, dan juga telah dilakukannya penerapan
sistim kerja yang mengedepankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
telah mengacu pada aturan dan regulasi yang berlaku.
2. Penerapan norma K3 di bidang kelembagaan keahlian dan SMK3 di PT.
Battery Technology Indonesia (TWS) yang berjalan dengan baik, yaitu adanya
organisasi P2K3, memiliki Emergency Road Map, menyiapkan dan
menggunakan APD untuk tenaga kerja maupun untuktamu yang mengunjungi
tempat produksi, sudah memasang rambu Assembly Point, sudah memiliki
Ahli K3, mempuai petugas P3K, mengukur standarpekerja (ISO), menerapkan
kebijakan K3, melakukan Audit internal, melakukan MCU. Sedangkan, yang
perlu perbaikan, yaitu: Rambu assembly point yang terhalang, rambu jalur
evakuasi berada dibawah sehingga sulit terlihat, APAR yang sudah expired,
APAR over pressured, pekerja tidak menggunakan APD lengkap, dan tidak
terdapat jalur evakuasi.

1.6 4.2 Saran


Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan norma K3
di PT.Battery Technology Indonesia (TWS) Saran yang dapat diberikan, yaitu:
1. Membentuk struktur organisasi emergency dan melakukan latihan tanggap
darurat bersama,serta melibatkan seluruh karyawan secara berkala.
2. Melakukan pengecekan berkala pada penggunaan APD dan kelayakan APD
3. Melakukan pelatihan kepada karyawan secara rutin. Pilih rambu keselamatan
yang memiliki desain yang jelas dan dapat dibaca dengan mudah.

31
4. Pastikan rambu keselamatan terbuat dari bahan yang tahan cuaca dan tahan
lama agar dapat memberikan informasi secara konsisten
5. Peletakan kotak P3K sudah mudah dijangkau dan terlihat sesuai dengan
regulasi, namun kertas ceklis pemakaian kotak P3K sulit terlihat dan dijangkau.
6. Melakukan pembekalan ISO terbaru pada pekerja.
7. Penambahan baliho/poster tentang K3 untuk meingkatkan pengawasan
kebijakan K3 serta menerapkan program K3.
8. Auditor Internal SMK3 dilakukan pelatihan khusus yaitu Auditor SMK3 pada
PJK3 yang telah ditunjuk oleh Kemnaker untuk memperoleh lisensi dan
sertifikat.
9. Perusahaan harus menentukan dan memperketat tindakan preventif maupun
promotif untuk menekan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
10. Identifikasi pekerja yang mungkin membutuhkan pemeriksaan lebih sering
berdasarkan risiko pekerjaan atau kondisi kesehatan tertentu.
11. Meningkatan kapasitas ruang makan dan memasang poster berisi tentang
kebutuhan kalori bagi pekerja

32
DAFTAR PUSTAKA

Darmayani, S., Sa’diyah, A., Supiati, S., Muttaqin, M., Rachmawati, F., Widia, C.,
Pattiapon, M. L., Rahayu, E. P., Indiyati, D., & Sunarsieh, S. (2023). Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3).
Ismara, K. I., Slamet, Hargiyarto, P., Solikhin, M., Yuniarti, N., Sugiyono, L, B., Khayati,
E. Z., Jatmiko, R. D., Fatah, A., Wulandari, B., Hidayat, N., & Wahyuni, I. (2014).
Buku Ajar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 ). Yogyakarta : Universitas
Negeri Yogyakarta, 62–74.
NurAini, L., & Wardani, R. S. (2018). Kepatuhan Terhadap Peraturan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Hubungannya Dengan Kecelakaan Kerja. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 10(2), 26-34.
Mangkunegara (2002). Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Hal 163.

33

Anda mungkin juga menyukai