Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


PT. BATTERY TECHNOLOGY INDONESIA (TWS)
DI KOTA TANGERANG

BIDANG K3: LINGKUNGAN KERJA, KESEHATAN KERJA


DAN BAHAN BERBAHAYA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 UMUM

Disusun oleh:

ALFIAN SYIFANTONI

PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
2023
KONDISI PERUSAHAAN

• Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Battery Technology Indonesia (TWS)


Bidang Usaha : Manufactur Battery
Alamat Perusahaan : Jl. Arya Kemuning, Jl. Raya Cadas-Kukun No.77,
RT.003/RW.007, Periuk, Kecamatan Periuk, Kota
Tangerang, Banten 15131.
Jumlah Tenaga Kerja : 187 Orang
*) Perempuan 150 Orang
*) Laki-Laki 37 Orang
Waktu Kerja : 8 Jam (2 kali Shift)
*) Shift Pertama (Senin - Jum’at Pukul 07.00 Wib -16.00 Wib)
*) Shift Kedua (Senin - Jum’at Pukul 20:00 Wib – 05:00 Wib)
Website : http://www.tws.com

PT. Battery Technology Indonesia (TWS) adalah industri yang berfokus pada penyediaan teknologi
inovatif yang berbasis material Litium (Li). PT. Battery Technology Indonesia (TWS) didirikan pada tahun
1998 oleh CEO Mr. Raymond Leung di Guangzhou Tiongkok. PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
memiliki ± 2000 karyawan global untuk melayani pasar diseluruh dunia. PT. Battery Technology Indonesia
(TWS) selalu mengikuti praktik nilai-nilai yang berfokus pada pelanggan dan PT. Battery Technology TWS
berkomitmen untuk memberikan solusi inovatif sebagai respons terhadap pesatnya pertumbuhan aplikasi
baterai litium-ion.
PT. Battery Technology Indonesia (TWS) menyediakan layanan layanan terpadu dengen kualifikasi sel
Internal, kemampuan SMT (Surface Mount Technology), dan percetakan plastik sendiri. PT. Battery
Technology Indonesia (TWS) memproduksi berbagai battery yang digunakan untuk berbagai handphone
seperti Oppo, Vivo dan memproduksi battery yang digunakan untuk sepeda listrik.
• Visi dan Misi Perusahaan
a) Visi “ Menciptakan Kehidupan yang Lebih Baik Untuk Masyarakat”
b) Misi “Menjadi Pelopor Industri dalam Solusi Energi yang dapat di Isi Ulang”

Penerapan Norma K3 Secara Umum


Penerapan K3 keselamatan kesehatan kerja dalam perusahaan sangat penting dan dilindungi oleh
Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional. Permenaker RI No.5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3). Rangkuman dasar hukum tersebut antara lain:
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi satu usaha
• Adanya tenaga kerja yang bekerja disana
• Adanya sumber bahaya ditempat kerja
2. Permenaker RI No.5 Tahun 2018 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan area kerja
• Terdapat sumber bahaya fisik, kimia, ergonomi dan psikologi
3. Permenaker No.4 Tahun 1987 tentang panitia pembinda keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3)
• Pengusaha atau pengurus wajib membentuk P2K3
• Keanggotaan P2K3 terdiri dari Ketua, Sekertaris dan Anggota
• P2K3 ditetapkan oleh mentri atau pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus
yang bersangkutan
MATRIKS ANALISIS
DAN PEMECAHAN MASALAH

I. Temuan Positif di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)


1.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3
(tuliskan minimal 3 temuan positif pada tabel di bawah ini)
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Adanya rambu Assembly Point untuk Peraturan Menteri PUPR No. 14
memberikan informasi kepada tenaga kerja
bahwa tersedia titik kumpul
Tahun 2017 tentang Persyaratan
Kemudahan Pembangunan
Gedung.

2 Adanya penunjukan petugass K3 dan 1. UU No.1 tahun 1970 tentang


ahli K2 bertujuan untuk mengawasi 18 undang-undang yang
pekerja untuk ditaatinya K3 di
perusahaan membahas tentang
Keselamatan Kerja
2. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja RI No. Per.
02/MEN/1992 tentang tata cara
Penunjukan Kewajiban dan
Perugas K3 dan ahli K3 sudah Kewenangan Ahli
sesuai dengan keahlian
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
3. Peraturan Pemerintah No.50
Tahun 2012 poin 1.2.2 dan
1.2.5

3 (Tidak ada foto) Sudah adanya petugas yang memiliki Peraturan Menteri Tenaga
keterampilan dan sudah mengikutin Kerja R1 No. Per. 15/ MEN/
Adanya petugas P3K peatihan P3K
VIII/ 2008 tentang
Pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja
menteri tenaga kerja dan
transmigrasi RI. Pasal 1, 2 (1),
3, 4, 6, 9, 10
1.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Penerangan di setiap lingkungan kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja
sudah mencukupi. Dan Transmigrasi No. 1 Tahun
1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi
Bangunan, pasal 5

Lampu yang mencukupi


pencahayaan
2 (Tidak ada foto) Smoke detector untuk mendeteksi Keputusan Menteri Tenaga Kerja
secaara dini kebakaran melalui deteksi No. 186 Tahun 1999 tentang
Adanya smoke detector asap
Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja pasal 2
3 (Tidak ada foto) Pemeriksaan gardu dilakukan 1 tahun Permen No. 12 tahun 2015 Pasal
sekali untuk meminimalisin adanya 11 ayat(1) tentang K3 Listrik di
Pemeriksaan gardu kerusakan tak terdeteksi
Tempat Kerja

1.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Perusahaan menempatkan APAR di Keputusan Menteri Tenaga Kerja
tempat dengan potensi kebakaran tinggi RI NO. KEP-186/MEN/1999
sebagai penanggulangan dan/atau
pencegahan kebakaran. tentang Penanggulangan
Kebakaran pasal 2 ayat 2

Terdapat APAR di ruang


kompresor dan area bejana tekan
2 (Tidak ada foto) Perusahaan menekan potensi kecelakaan Peraturan Menteri
kerja dengan mengantisipasinya
menggunakan rekayasa engineering
Ketenagakerjaan RI No.37 Tahun
Terdapat indikator pressure
gauge, safety valve dan penangkal 2016 tentang Keselamatan dan
petir
Kesehatan Kerja Bejana Tekanan
dan Tangki Timbun Pasal 16 ayat
1
No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
3 Perusahaan meminimalisir kecelakaan kerja Peraturan Menteri
dengan mempekerjakan operator yang
sudah memiliki lisensi.
Ketenagakerjaan RI No. 9 Tahun
2010 tentang Operator Pesawat
Angkat dang Angkut Bab 1, Pasal
1 ayat 1.
Operator forklift sudah memiliki
lisensi Pesawat angkat & angkut

1.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya


No. Temuan Positif Detail Kesesuaian Dasar Hukum
1 Perusahaan melakukan pencegahan 1. Undang-undang No.1 Tahun
kecelakaan kerja dengan menggunakan 1970 Tentang Keselamatan
simbol-simbol bahaya untuk Kerja Pasal 14 Ayat C
memperingatkan adanya bahaya pada area 2. Peraturan Pemerintah No. 50
tersebut. Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lampiran
II
Terdapat safety sign di tempat yang
memiliki potensi bahaya.
2 Perusahaan meminimalisir pencemaran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
lingkungan dan mencegah pekerja terpajan dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021.
limbah kimia B3.
Tentang : Tata Cara dan Persyaratan
Pengelolaan Limbah Bahan
Terdapat TPS untuk limbah B3 hasil Berbahaya dan Beracun pasal 82 ayat
produksi dan dikelompokkan 1
berdasarkan jenisnya.

3 Perusahaana menyediakan fasilitas untuk Peraturan Menteri Kesehatan


pekerja Wanita untuk melakukan pemberian Republik Indonesia no.15 Tahun 2013
asi.
Tentang Cara Penyediaan Fasilitas
Khusus Menyusui dan/atau Memerah
Air Susu Ibu Pasal 1
Terdapat ruang Laktas
II. Temuan Negatif

2.1 Bidang Kelembagaan, Keahlian dan SMK3


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 (Tidak ada foto) Pekerja memiliki Melakukan pemeriksaan rutin Peraturan Pemerintah RI
potensi terpajan arus pada aliran dan merapihkan No. 50 Tahun 2012
Aliran listrik listrik kabel sebaik mungkin tentang Sistem
Manajemen K3 (SMK3)
lampiran II berdasarkan
kriteria 6.5.6
2 (Tidak ada foto) Kecelakaan kerja yang Menerapkan work permitt Peraturan Menteri
disebabkan oleh alat sebelum menjalankan forklift Ketenagakerjaan RI No. 8
Tidak memiliki izin kerja berat
forklift Tahun 2020 tentang
Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut.
3 (Tidak ada foto) Dapat terjadinya Melakukan eraturan Pemerintah RI
kegagalan perbaikan/penggantian smoke No. 50 Tahun 2012
Beberapa smoke detector penanggulangan dan
dalam keadaan rusak pencegahan kebakaran. detector yang rusak tentang Sistem
Manajemen K3 (SMK3)
lampiran II berdasarkan
kriteria 6.5.6

1.2 Bidang Konstruksi Bangunan, Listrik dan Penanggulangan Kebakaran


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 (Tidak ada Foto) Meningkatnya potensi Memberikan tanda jalur pada Peraturan Mneteri No. 01
pekerja tertabrak oleh jalan untuk pejalan kaki dan tahun 1980 tentang
forklift atau pesawat
Tidak terdapat jalur pejalan angkut lain yang jalur kendaraan alat berat Keselamatan dan
kaki di warehouse melintas Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
pasal 5.
2 (Tidak ada foto) Meningkatnya potensi Menempatkan APAR ditempat Peraturan Menteri Tenaga
kebakaran yang mudah dilihat dan mudah Kerja dan Transmigrasi
APAR di tempat yang
tidak mudah dijangkau dijangkau oleh karyawan RI No. 04 Tahun 1980
tentang Syarat-syarat
pemasangan dan
pemeliharaan APAR
pasal 4.
No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
3 (Tidak ada foto) Dapat terjadi Melakukan perbaikan jalan Peraturan Mneteri No. 01
kecelakaan apabila tahun 1980 tentang
kendaraan alat berat
Adanya keretakan pada melintas Keselamatan dan
lantai parkir Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
pasal 8.

2.3 Bidang Mekanik, Pesawat Uap dan Bejana Tekanan


No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 (Tidak ada Foto) Peraturan Menteri

Terdapat karat pada bejana Ketenagakerjaan RI


No.37 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bejana
Tekanan dan Tangki
Timbun Pasal 43 ayat 4
2 PerMen No.8 Tahun 2020
Pasal 14 Nomor 2 “Roda
bagaiamana dimaksud pada
ayat(1) dilarang digunakan jika
kondisi aus, getas, retak,
Ban forklift dalam keadaan berlubang pada permukaan
robek
ban, memiliki perubahan
dimensi baik roda maupun ban,
serta ban yang kedaluarsa”.
3 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI No. 8
Tahun 2020 tentang
Pesawat Angkat dan
Angkut Pasal 3b
Kunci forklift masih tergantung
tanpa ada operator
2.4 Bidang Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
No. Temuan Negatif Potensi Risiko Rekomendasi Perbaikan Dasar Hukum
1 1. Undang-undang No.1
Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja
Pasal 3 ayat 1
2. Permennaker No. 5
Tahun 2018
Keselamatan dan
Kesehatan kerja
dilingkungan kerja
Kabel yang bersesrakan di
warehouse
Pasal 5.

2 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI No 5
tahun 2018 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja pasal
Pencahayaan pada ruangan 23
Gudang redup dan suhu ruangan
panas.
3 Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan RI no.5
tahun 2018 tentang
Keselamatan Kerja
Lingkungan Kerja pasal
Tidak terdapat secondary
containment pada penyimpanan 23
bahan kimia
PENUTUP

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang penulis dapat berikan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL):

A. Pada bidang kelembagaan, keahlian dan SMK3, PT. Battery Technology Indonesia (TWS) telah
menjalankan peraturan perundang-undangan dengan baik. Berdasarkan hasil PKL di PT. Battery
Technology Indonesia (TWS) telah memiliki P2K3 dengan jumlah tenaga kerja tenaga kerja di PT.
PT. Battery Technology Indonesia (TWS) sebanyak 187 orang. PT. Battery Technology Indonesia
(TWS) memiliki ahli K3 Umum dengan SKP yang masih aktif telah sesuai dengan Peraturan mentri
Tenaga Kerja RI. No. 2 Tahun 1992 pasal 2. Namun, dilain sisi belum dilaksanakan secara maksimal
terkait work permitt terutama pada pekerjaan menggunakan alat berat.
B. Bidang konstruksi, bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran . PT. Battery Technology
Indonesia (TWS) telah menjalankan dengan baik. Terdapat instalasi keadaan gawat darurat di setiap
area kerja. Tetapi terdapat area berbahaya dikarenakan tidak adanya jalur khusus untuk pejalan kaki
dan kendaraan termasuk alat berat.
C. Di bidang Mekanik, Pesawat Uap, dan Bejana Tekan di PT. Battery Technology Indonesia (TWS)
juga telah menjalankan dengan baik, dengan adanya name plate pada bejana tekan kompreso,
namun terdapat temuan negatif seperti ban forklift tidak ada dalam keadaan baik.
D. Pada bidang Kesehatan kerja, Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya di . PT. Battery Technology
Indonesia (TWS). Juga sudah berjalan dengan baik, seperti terdapat dokumen Safety Data Sheet
(SDS) pada bahan kimia, dan dilakukannya Medical Chek Up (MCU) awal dan berkala serta
memiliki sistem ventilasi yang baik pada ruang kerja. Akan tidak tersedianya Secondary
Contaiment yang dapat menimbulkan risiko bahaya seperti tumpahan yang mengenai tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai