Anda di halaman 1dari 16

PEKERJAAN : PENINGKATAN TEGALRAYUNG – BENDUNGAN DESA BENDUNGAN KECAMATAN SIMO

TAHUN ANGGARAN 2016


RENCANA PROGRAM MUTU KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA

I. PENDAHULUAN
Dokumen Manual Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) adalah Sistem
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten,
untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mewujudkan terjaminnya keselamatan,
kesehatan kerja dan pengendalian dampak lingkungan yang telah ditetapkan dan/ atau
disyaratkan dalam dokumen kontrak/ oleh pengguna jasa.

I.1 Maksud dan tujuan


Penerapan program manual keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan dengan sistem
yang efektif dan efisien, termasuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan
pengelolaan secara optimal terhadap sarana dan prasarana kerja yang
berkesinambungan dan pencegahan atas kerentanan kemungkinan timbulnya kecelakaan
kerja dan/ atau dampak negatif lingkungan diharapkan dapat memenuhi kelayakan suatu
perusahaan untuk melaksanakan kegiatan.
Manual K3L ini digunakan sebagai dasar acuan semua pihak terkait pelaksanaan kegiatan
di lapangan untuk tujuan kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh
perusahaan.
Sekilas tentang profil perusahaan, bahwa sebagai perusahaan penyedia jasa konstruksi
mempunyai kualifikasi non kecil yang bergerak dalam bidang Jasa Konstruksi dan
perdagangan umum disahkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional
(LPJKN) dalam bentuk penerbitan sertifikat badan usaha (SBU) dengan legalitas
kemampuan usaha sesuai bidang sub bidang yang tertera. Selain itu perusahaan resmi
menjadi anggota asosiasi perusahaan penyedia jasa konstruksi.

Ruang lingkup bisnis:


Kegiatan umum perusahaan kami adalah dalam bidang usaha penyedia jasa konstruksi
yang diantaranya bergerak dalam bidang :
Sipil, sub bidang :
1. Jalan raya, jalan lingkungan termasuk perawatannya;
2. Jembatan termasuk perawatannya;
3. Irigasi dan Drainasi, termasuk perawatannya;
4. Pengerukan dan Pengurukan, Termasuk Perawatannya;
5. Pekerjaan pelaksanaan pondasi, terasuk perawatannya;
6. Pekerjaan pembetonan .

Arsitektur, sub bidang :


1. Perumahan tunggal & koppel, termasuk perawatannya
2. Perumahan multi hunian, termasuk perawatannya
3. Bangunan komersial, termasuk perawatannya
4. Bangunan-bangunan non perumahan lainnya, termasuk perawatannya
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

1.2 Lingkup penerapan


Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini diberlakukan untuk seluruh
aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan
maupun di kantor perusahaan.
Seluruh aktivitas proses bisnis profesional perusahaan mencakup semua persyaratan yang
ditentukan oleh standar Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007.

1.3 Referensi
Dalam proses pengembangan sistem ini mengacu pada ketentuan hukum dan peraturan
perundang-undangan yang yaitu :

No. Uraian Judul


1 UU. No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja
2 UU No. 18 tahun 1999 Jasa Konstruksi
3 UU No. 13 tahun 2003 Ketenagakerjaan
4 PP No. 29 tahun 2000 Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
5 Kepres No. 80 tahun 2003 Pengadaan Barang & Jasa
Penyelengaraan Kursus/Latihan Kader-kader
6 PM Naker No. 65 Tahun 1969
Keselamatan Kerja
Pembentukan Panitia Pembina Keselatam
7 Kep Mennaker No 2 Tahun 1970
dan Kesehatan Kerja
Pembentukan Panitia Pembina K3 di
8 PerMenaker No 03 TAHUN 1970
perusahaan
Persyaratan penunjukaan dan wewenang
PerMenaker No Per 03/MEN/TAHUN serta kewajiban Pegawai Pengawas
9
1978 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselatam Kerja
Syarat-syarat Pemasangan dan
10 PerMenakerTras No : Per-04/Men/1980
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
Pemeriksaan Kesehatan tenaga Kerja dalam
11 PerMenakerTras No Per.02/Men/1980
penyelenggaraan Keselatan Kerja
Keselamatan dan Kesejatan Kerja Pada
12 PerMenakerTras No Per.01/Men/1980
Konstruksi Bangunan
13 PerMenakerTras No 01/Men/1981 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja Menteri Tenaga
14 PerMenakerTras No. 03/MEN/1982
Kerja & Transmigrasi
15 Permenaker No. 02/MEN/1983 Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
Panitia Pembina Keselamatan dan
PM Naker No Per 04/MEN/TAHUN
16 Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan
1987
ahli keselamatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
17 Kep Bersama Men Naker & Men Pu
tempat kegiatan
18 No KEP.174/MEN/86 & 104/KPTS/1986 Konstruksi
19 PerMenaker No. .02/MEN/Tahun 1989 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja
20 KepMennaker No KEP-245/MEN/1990
Nasional

2. Komitmen Manajemen
2.1 Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)
Perusahaan bertekad melaksanakan program MK3 untuk Keamanan, Keselamatan dan
Kesehatan untuk seluruh personil yang berada di lingkungan kegiatan dengan
menerapkan SMK3 sesuai peraturan dan perundang-undangan yang bertekad untuk
mencegah kemungkinan timbulnya kerusakan/ pencemaran lingkungan, mengendalikan
penggunaan sumber daya alam dan aspek lain yang berdampak negatif terhadap
lingkungan sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku secara konsisten dan
berkelanjutan.

2.2 Sasaran Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)


Perusahaan melaksanakan SMK3 dengan tujuan untuk :
• Mengeliminir kemungkinan terjadi peristiwa kecelakaan kerja/ kematian akibat
keteledoran/ kelalaian kerja untuk setiap pelaksanaan;
• Kejadian yang menimbulkan kecelakaan diupayakan nol peristiwa disetiap kegiatan;
• Kehilangan waktu kerja, diminimalisir sekecil mungkin untuk menjamin penyelesaian
kegiatan tepat waktu;
• Terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan;
Istilah dan Definisi Istilah dan Definisi
Guna mempermudah pemahaman dalam implementasinya, maka definisi dan
terminologi perlu diuraikan. Uraian mengikuti aturan yang tertuang dalam Standar
OHSAS 18001:2007;

Tempat Kerja
Semua lokasi fisik yang mana aktivitas kerja dilakukan di bawah pengendalian orang.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Bagian dari Sistem Manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Resiko (Risk):
Kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian yang membahayakan atau paparan dan
keparahan dari cidera atau sakit yg dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan2
tsb.

Penilaian Resiko (Risk Assessment):


Proses evaluasi resiko-resiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahayA, dengan
memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah
resiko dapat diterima atau tidak
Resiko yang dapat diterima (Acceptable Risk):
Resiko yang telah diturunkan sampai ke tingkat yang dapat ditolerir oleh organisasi
untuk memenuhi peraturan perundang-undangan dan kebijakan K3 organisasi)

Kejadian (Incident):
Kejadian yg berhubungan dengan kerja, di mana terjadi atau dapat terjadi, suatu
cidera, sakit (tanpa melihat keparahan) atau kematian
Suatu kecelakaan adalah suati insiden yang telah menimbulkan cidera, sakit penyakit
atau kematian. Suatu insiden dimana tidak ada cidera, sakit penyakit atau kematian
bisa disebut sebagai kejadian yang membahayakan. Sedang suatu keadaan darurat
adalah suatu jenis insiden

Bahaya (Hazard):
Sumber, situasi, atau tindakan yg berpotensi untuk menciderai dalam batasan cidera
manusia atau sakit atau kombinasinya.

Sakit Akibat Kerja


Kondisi fisik atau mental yang teridentifikasi timbul dari dan / atau lebih buruk oleh
aktivitas kerja dan / atau berhubungan dengan situasi kerja.

Identifikasi Bahaya (Hazard Identification):


Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya dan menentukan karakteristiknya.

Keselamatan (Safety):
Kebebasan dari resiko kerugian yang tidak dapat diterima

Audit:
Proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi, untuk memperoleh bukti
audit, dan mengevaluasinya secara obyektiv untuk menentukan apakah kriteria audit
telah dipenuhi .

Kriteria Audit (Audit Criteria):


Kumpulan kebijakan, prosedur atau persyaratan yang digunakan sebagai rujukan .

Bukti Audit (Audit Evidence):


Catatan, persyaratan atas fakta atau informasi lain yang relevan dengan audit kriteria
dan tertelusur .

Tujuan K3:
Sasaran K3, dalam hal kinerja K3 yang ditetapkan organisasi untuk dicapai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja/ K3 (Occupational healt & Safety/ OH&S)
Kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berdampak atau dapat berdampak, pada
kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain (termasuk pekerja kontrak
dan personel kontraktor atau orang lain di tempat kerja) .

Peningkatan berkesinambungan (Continual improvement):


Proses pengembangan SMK3 untuk mencapai peningkatan kinerja K3 secara
keseluruhan yang selaras dengan kebijakan K3 organisasi.

Organisasi (Organization):
Perusahaan, institusi atau asosiasi yang berbentuk badan usaha maupun tidak, yang
bersifat perorangan maupun umum, yang mempunyai fungsi dan administrasi .

Rencana K3 Proyek (RK3P):


Bagian dari manajemen K3 yang terfokus pada sasaran K3 dan proses-proses
pelaksanaan yang diperlukan serta berhubungan dengan sumber daya untuk
memenuhi sasaran K3.

Kinerja (Performance):
Hasil pengukuran SMK3 yang berhubungan dengan pengendalian K3 organisasi
berdasarkan pada sasaran K3.

Kesesuaian (conformity):
Pemenuhan terhadap segala sesuatu persyaratan.

Ketidaksesuaian (non conformity):


Tidak memenuhi suatu persyaratan, yaitu tidak terpenuhinya sebagian atau seluruh
persyaratan yang ditentukan (non fulfillment of a requirement).

Tindakan koreksi (Corrective Action)


Tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang telah terdeteksi atau
situasi yang tidak diinginkan lainnya .

Tindakan pencegahan (Preventive Action)


Tindakan untuk menghilangkan penyebab dari sebuah potensi ketidaksesuaian atau
situasi potensial lain yang tidak diinginkan .

Peningkatan berkelanjutan (Continual Improvement)


Proses terus menerus untuk meningkatkan sistem manajemen K3, untuk mencapai
peningkatan-peningkatan kinerja K3 secara keseluruhan, sesuai dengan kebijakan K3
organisasi.
2.3 Persyaratan umum
Perusahaan mengimplementasikan Sistem Manajemen K3 (SMK3) secara
berkesinambungan sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:2007.
Penerapan SMK3 diawali dengan menetapkan Kebijakan K3. Dari kebijakan tersebut
kemudian dibuat suatu perencanaan untuk pelaksanaan di lingkungan organisasi
termasuk di dalamnya menyangkut seluruh kegiatan operasionalnya. Perencanaan
yang telah dibuat kemudian di implementasikan. Selama penerapannya akan
dilakukan pemeriksaan secara berkala, jika ditemukan ketidaksesuaian dalam
implementasinya maka akan dilakukan tindakan koreksi. Untuk mengetahui
efektivitas dari penerapan SMK3 ini, secara berkala akan dilakukan Tinjauan
Manajemen. Hasil dan rekomendasi dari tinjauan manajemen akan digunakan sebagai
dasar untuk peningkatan secara berkesinambungan.

2.4 Kebijakan K3
Manajemen perusahaan menetapkan kebijakan K3 yang berlandaskan pada visi dan
misi organisasi, serta memberikan perhatian utama pada pemenuhan persyaratan-
persyaratan dan peningkatan berkesinambungan efektivitas dari SMK3 OHSAS
18001:2007.

Komitmen dari Kebijakan K3 adalah sebagai berikut:


“Perusahaan profesional bertekad melaksanakan K3 untuk Keselamatan dan
Kesehatan seluruh personil yang berada di lingkungan Organisasi demi kelancaran
pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan SMK3 sesuai Peraturan dan Undang-
undang yang berlaku secara konsisten dan berkesinambungan”
Kebijakan K3 ini kemudian juga dijadikan sebagai kerangka untuk menetapkan sasaran
K3.

2.5 Perencanaan
2.5.1 Perencanaan untuk identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko,
manajemen perusahaan menetapkan dan memelihara prosedur identifikasi
bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko yang terdokumentasi untuk
mengidentifikasi bahaya, menilai dan mengendalikan resiko yang
kemungkinan timbul pada kegiatan-kegiatan yannormalg meliputi :
• Kegiatan rutin dan tidak rutin.
• Kegiatan Normal dan Abnormal
• Kegiatan dari seluruh person yang mempunyai akses ke tempat kerja
(termasuk tamu dan pemasok).
• Fasilitas di tempat kerja, baik yang disediakan oleh organisasi maupun
pihak lain.

Perusahaan akan selalu memastikan bahwa hasil dari pemantauan dan efek
dari pengendalian yang dilakukan akan selaras dengan sasaran-sasaran K3
yang telah ditetapkan. Perusahaan akan senantiasa mendokumentasikan dan
memperbaharui informasi ini.
Dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko, perusahaan
menggunakan metodologi sebagai berikut :
• Memperhatikan lingkup, sifat dan waktu pelaksanaan proyek.
• Memberikan klasifikasi resiko dan identifikasi resiko yang dihilangkan
atau dikendalikan dengan tindakan seperti yang telah ditetapkan dalam
sasaran dan program manajemen K3
• Selalu konsisten dengan pengalaman operasional dan kemampuan
tindakan pengendalian resiko yang dipakai
• Memberikan masukan untuk penentuan persyaratan fasilitas, identifikasi
kebutuhan pelatihan dan/atau pengembangan pengendalian operasional
• Menyediakan pemantauan tindakan yang diperlukan untuk memastikan
efektivitas dan ketepatan waktu penerapannya

Identifikasi bahaya untuk kantor perusahaan ditinjau secara periodik


sekurang-kurangnya setiap satu tahun sekali, sedangkan untuk aktifitas
pelaksanaan kegiatan di lapangan dilakukan pada saat sebelum dimulai dan
selama pelaksanaan.

2.5.2 Persyaratan Hukum/Perundangan dan lainnya


Perusahaan telah menetapkan, memelihara dan mengindahkan rambu-rambu
hukum/ Perundang-undangan yang terdokumentasi untuk mengidentifikasi
dan mengakses persyaratan hukum/ perundangan dan persyaratan K3 lainnya
yang digunakan.
Identifikasi ini akan selalu diperbaharui sesuai dengan persyaratan
hukum/perundangan dan persyaratan lainnya yang terbaru secara perioik,
yaitu setiap 1 (satu) tahun sekali. Penggunaan perundangundangan dan
persyaratan-persyaratan ini akan diinformasikan kepada seluruh karyawan dan
fungsi yang relevan dalam organisasi.
2.5.3 Sasaran dan Program
Untuk peningkatan berkesinambungan dalam penerapan SMK3, manajemen
perusahaan telah menetapkan dan mendokumentasikan Sasaran K3 yang
konsisten dengan Kebijakan K3. Sasaran ini ditetapkan untuk seluruh fungsi
dan tingkat yang relevan dalam organisasi. Dalam mengembangkan dan
meninjau sasaran yang ditetapkan, perusahaan mempertimbangkan aspek-
aspek seperti :
• Persyaratan hukum/perundangan dan lainnya;
• Kebijakan;
• Bahaya dan resiko K3;
• Pilihan teknologi;
• Keuangan;
• Persyaratan operasional dan proses bisnis;
• Pandangan pihak lain.

Untuk mengukur efektivitas dan memenuhi kebutuhan peningkatan yang


berkesinambungan, perusahaan membuat Program Pencapaian Sasaran K3
yang terdokumentasi. Program tersebut berisi target-target yang terukur dan
rencana tindakan yang dilakukan oleh masing-masing proyek. Program ini
selalu dipantau dan dievaluasi hasilnya secara berkala.

4.4 Penerapan dan Operasional


4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang
Perusahaan telah menjamin ketersediaan sumber daya dengan menetapkan
person-person yang mempunyai peran, bertanggung jawab dan wewenang
sesuai dengan kompetensinya, untuk mengelola, melaksanakan, dan
memverifikasi serta memfasilitasi seluruh kegiatan SMK3 dalam organisasi.
Hirarki dan tanggung jawab person-person tersebut diatur dalam Struktur
Organisasi P2K3 yang disahkan oleh Manajemen Puncak (Managing Director).
Struktur organisasi yang ditetapkan juga menggambarkan hubungan secara
struktural dengan Manajemen Puncak (Managing Director).
Perusahaan juga berkomitmen untuk menyediakan sumber daya lainnya seperti
infrastruktur peralatan kerja, teknolog pelatihan, alat pelindung diri dan
keuangan
Untuk memastikan bahwa persyaratan SMK3 dikembangkan, diterapkan dan
dipelihara, Manajemen Puncak (Managing Director) menunjuk dan memberikan
wewenang dan tanggung jawab kepada Management Representative yang
bertindak sekaligus sebagai penanggung jawab Tim Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3) dan penunjukannya dikomunikasikan secara internal
dan eksternal.

4.4.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian


Perusahaan telah menetapkan prosedur pelatihan yang terdokumentasi untuk
memastikan bahwa karyawan-karyawan disetiap fungsi yang relevan dalam
organisasi dan telah menetapkan prosedur pelatihan yang terdokumentasi
untuk memastikan bahwa karyawan-karyawan disetiap fungsi yang relevan
dalam organisasi selalu peduli pada :
• Pentingnya kesesuaian antara Kebijakan K3 dan prosedurprosedurnya serta
persyaratan-persyaratan SMK3;
• Konsekuensi K3 pada kegiatan kerjanya, baik yang nyata maupun yang
potensial;
• Peran dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya dalam organisasi.

4.4.3 Konsultasi, Partisipasi dan Komunikasi


Perusahaan menetapkan Prosedur Konsultasi, Partisipasi dan Komunikasi yang
terdokumentasi untuk memastikan bahwa informasi yang berhubungan dengan
K3 telah diinformasikan kepada seluruh karyawan serta pihak ketiga dan
partisipasi dari semua tingkatan dalam organisasi sampai pada pekerja telah
diterapkan.

4.4.4 Dokumentasi
Perusahaan mengembangkan dan memelihara informasi melalui media yang
sesuai. Informasi ini menggambarkan elemen inti dari sistem manajemen dan
interaksinya serta memberikan arahan ke dokumentasi yang terkait.
Bentuk informasi Sistem Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja ini
dikelompokkan dan didokumentasikan sesuai dengan tingkatannya sebagai
berikut :
• Pernyataan Kebijakan dan Sasaran K3/OH&S (dokumen tingkat 1)
• Manual K3/OH&S (dokumen tingkat 1)
• Prosedur-prosedur (dokumen tingkat 2)
• Instruksi kerja (dokumen tingkat 3)
• Bukti-bukti dari aktivitas yang relevan dan rekaman yang terkait dengan
prosedur dan instruksi kerja

4.4.5 Pengendalian dokumen dan data


Untuk mengendalikan semua dokumen dan data perusahaan mengembangkan
dan memelihara prosedur pengendalian dokumen. Dengan prosedur ini dapat
dipastikan bahwa dokumen dan data :
• dapat ditemukan disetiap fungsi / bagian yang relevan.
• ditinjau secara berkala, direvisi (bila perlu) dan disetujui kecukupannya oleh
yang berwenang
• perubahan dan status revisi yang terkini dari dikumen diidentifikasi
• versi terkini tersedia di seluruh lokasi
• yang kadaluwarsa dimusnahkan
• disimpan untuk tujuan tertentu .
4.4.6 Pengendalian operasional
Perusahaan melakukan identifikasi operasi dan kegiatan yang berhubungan
dengan resiko, selain itu juga merencanakan kegiatan termasuk pemeliharaan
untuk memastikan seluruh kegiatan dijalankan dalam kondisi terkendali
dengan :
• Mengembangkan dan memelihara Prosedur Rencana K3 Proyek (RK3P)
untuk mengantisipasi situasi yang dapat mengarah ke penyimpangan
kebijakan dan sasaran K3
• Menspesifikasikan kriteria operasi dalam prosedur
• Mengembangkan dan memelihara Prosedur Penganganan dan
Penyimpanan Barang
• Mengembangkan dan memelihara Prosedur Penerapan Alat Pelindung Diri
dan Rambu K3 untuk menghilangkan atau mengurangi resiko K3 pada
sumbernya.

4.4.7 Siaga dan tanggap darurat


Perusahaan menetapkan dan memellihara rencana dan Prosedur Siaga dan
Tanggap Darurat untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan penyakit dan
cedera. Prosedur tersebut akan diuji dan dievaluasi secara berkala minimal 1
(satu) tahun sekali.

4.5 Pengecekan
4.5.1 Pemantauan & Pengukuran Kinerja
Perusahaan menetapkan dan memelihara Prosedur Analisis Kinerja Sistem K3.
Prosedur tersebut digunakan untuk melakukan pengukuran secara kualitatif
dan kuantitatif terhadap pencapaian sasaran K3, pemenuhan program K3,
kriteria operasional dan persyaratan hukum/perundangan, serta untuk
melakukan pemantauan kecelakaan, penyakit, insiden dan bukti historis lain
dari kekurangan kinerja K3.
Jika dalam melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja disyaratkan
menggunakan peralatan yang sesuai maka perusahaan akan selalu
memastikan bahwa alat dan alat ukur K3 yang digunakan akan selalu dalam
kondisi terkalibrasi. Hasil kegiatan perawatan dan kalibrasi akan disimpan.

4.5.2 Evaluasi Kepatuhan


Perusahaan menetapkan dan melakukan tinjauan dokumen dengan
membandingkan isi peraturan hukum dan persyaratan lainnya dengan
dokumen bukti implementasi dan melakukan interview langsung ke personil
terkait untuk mengetahui apakah yang bersangkutan benar-benar teah
melakukan aktivitas sesuai dengan persyaratan hukum dan lainnya.

4.5.3 Investigasi insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan koreksi serta pencegahan


Perusahaan menetapkan dan memelihara Prosedur Penanganan
Ketidaksesuaian dan Investigasi Insiden yang terdokumentasi untuk
menentukan tanggung jawab dan wewenang dalam :
• menangani dan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan, insiden dan
ketidaksesuaian yang terjadi
• mengambil tindakan untuk mengurangi segala konsekuensi yang timbul
dari kecelakaan, insiden atau ketidaksesuaian yang terjadi
• memprakarsai dan menyelesaikan tindakan koreksi dan pencegahan
• melakukan konfirmasi efektivitas dari tindakan koreksi dan pencegahan
yang dilakukan secara berkesinambungan.

Sebagai tindak lanjut dari penanganan Kecelakaan, Insiden dan


Ketidaksesuaian yang terjadi, Perusahaan juga menetapkan,
mengimplementasikan dan memelihara Prosedur Proses Peningkatan Kinerja
yang terdokumentasi. Penerapan tindakan koreksi dan pencegahan yang
direncanakan akan selalu ditinjau melalui proses penilaian resiko.
Tindakan koreksi dan pencegahan ini sekaligus dilakukan untuk menghilangkan
penyebab utama dan yang potensial, terhadap Kecelakaan, Insiden dan
Ketidaksesuaian yang terjadi.

4.5.4 Pengendalian Rekaman


Perusahaan menetapkan dan memelihara Prosedur Pengendalian Rekaman
untuk identifikasi, pemeliharaan dan disposisi dari rekaman atau bukti aktivitas
dari penerapan K3, termasuk didalamnya hasil audit dan tinjauan. Seluruh
rekaman akan disimpan sesuai kebutuhan lama penyimpanannya. Pengelolaan
rekaman ini juga dijadikan bukti yang bisa digunakan untuk
mendemonstrasikan kesesuaian terhadap spesifikasi K3/OH&S.

4.5.5 Audit Internal


Perusahaan menetapkan, mengimplementasikan dan memelihara Prosedur
Audit Internal yang terdokumentasi untuk memastikan kesesuaian dan
efektivitas SMK3. Implementasi yang efektif ini akan selalu diuji dan ditinjau
secara berkala oleh manajemen.
Penyusunan Program audit setidaknya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali yang
mengacu pada hasil penilaian resiko dari aktivitas dan hasil audit yang lalu.
Management Representative bertanggung jawab untuk administrasi sistem
audit internal dan mengembangkan program untuk audit internal berdasarkan
persyaratan SMK3.

4.6 Tinjauan manajemen


Manajemen Perusahaan melaksanakan tinjauan SMK3 secara berkala minimal 1 (satu)
tahun sekali. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kesesuaian dan efektivitas dari
Sistem Manajemen K3.
Tinjauan yang dilakukan, setidaknya mencakup masukan-masukan sebagai berikut :
• Kebijakan dan sasaran K3;
• Hasil audit K3;
• Laporan kecelakaan, insiden dan ketidaksesuaian;
• Proses peningkatan kinerja;
• Hasil tinjauan manajemen yang lalu;
• Perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen K3;
• peluang-peluang peningkatan.

Hasil tinjauan manajemen akan didokumentasikan untuk kemudian diedarkan kepada


seluruh personil yang terkait. Setidaknya hasil tinjauan ini mencakup keputusan dan
tindakan yang berhubungan dengan :
• Peningkatan efektifitas sistem manajemen K3 dan seluruh prosesprosesnya;
• Peningkatan produk yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan.
• Kecukupan sumberdaya.

Ketentuan tahap pelaksanaan tinjauan manajemen ini diuraikan dalam Prosedur


Tinjauan Manajemen yang terdokumentasi.

II. RENCANA MUTU DAN K3 PROYEK (RK3)


2.1. MAKSUD
Maksud dari prosedur ini adalah memberikan panduan dalam penyusunan RK3LP,
sehingga semua persyaratan yang ditetapkan dalam kontrak semua dapat tercakup dan
diterapkan.

2.2. LINGKUP
Prosedur ini berlaku selama proyek berlangsung, disiapkan sebelum pelaksanaan
proyek dan direvisi (jika diperlukan) selama pelaksanaan proyek di lingkungan
organisasi Perusahaan .

2.3. REFERENSI
2.3.1. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.
2.3.2. OHSAS 18001:2007 Klausul 4.4.6 : Pengendalian operasional.

2.4. DEFINISI
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3) – Dokumen yang berisi informasi dan
RK3, yang digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan untuk mencapai keselamatan
dan kesehatan kerja yang disyaratkan oleh pemilik proyek.

2.5. URAIAN KEGIATAN


2.5.1. Perencanaan - Kepala Pelaksana Proyek sebelum pelaksanaan pekerjaan atau
setidaknya 2 (dua) minggu setelah serah terima dokumen kontrak, mempunyai
kewajiban untuk membuat perencanaan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) di lingkungan proyeknya. Perencanaan tersebut didokumentasikan dalam
bentuk dokumen yang disebut dengan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(RK3).

Dokumen tersebut berisi antara lain :

1) Uraian Data Proyek;


2) Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko dan Penentuan Pengendalian;
3) Program Pencapaian Sasaran K3 Proyek
4) Struktur Organisasi Proyek
5) Struktur Organisasi P2K3
6) Daftar Sub kontraktor yang dominan dipakai di proyek
7) Daftar material yang memerlukan penanganan khusus
8) Daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
9) Daftar pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu
10) Daftar rambu-rambu yang digunakan.

5.2. Pengesahan; Rencana K3 dipresentasikan ke pengguna jasa untuk mendapatkan


persetujuan. Pengesahan RK3 maksimum 3 minggu setelah penandatanganan dokumen
kontrak.

5.3. Pelaksanaan; Seiring dengan pelaksanaan proyek maka sistem keselamatan dan
kesehatan kerja harus dilaksanakan mengacu pada RK3P yang telah disetujui dan
disahkan. Dalam kondisi tertentu penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) dapat dilaksanakan secepatnya tanpa
menunggu pengesahan RK3. Selama pelaksanaan Kepala Pelaksana Proyek wajib untuk
membuat laporan secara berkala kepada Kepala Divisi Teknik dan Operasional.

5.4. Pemantauan / Monitoring; Dilakukan secara berkala, sesuai dengan Daftar Rencana
Inspeksi. Proses ini dilakukan oleh Kepala Divisi Teknik dan Operasional. Jika dari hasil
pemantauan ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian, maka Kepala Pelaksana
Proyek wajib menindaklanjuti dengan Tindakan Koreksi dan Tindakan Pencegahan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

5.5. Evaluasi dan Tindak lanjut; RK3 dievaluasi selama pelaksanaan dan dapat direvisi sesuai
kebutuhan.

Boyolali, 4 Mei 2016


PT. GRAHA KREASINDO UTAMA

ARIS TEGUH PURWAKA, ST


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai