Anda di halaman 1dari 46

K E M E N T E R IA N PE K E R JAAN U M U M DAN PE R U MAHAN RAKYAT

D I R E KTO RAT J E N D E RAL S U M B E R DAYA AI R


SATUAN KERJA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA III
PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM
Jl. Pepaya No. 26 Pekanbaru, Telp.0761-22473 Fax : 0761-22473, Email : perencanaanbwss3@gmail.com

LAPORAN
RANCANGAN
KONSEPTUAL SMKK
(

DED Pembangunan Pengaman


Tebing Sungai Kampar
Kec. Kampa Kab. Kampar
DAFTAR ISI

1. Latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup


2. Peraturan perundang undangan yang meliputi :
a. Peraturan perundang undangan yang berlaku
b. Ketentuan lainnya.
3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi :
a. Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
b. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
c. Identifikasi faktor resiko K3 konstruksi
d. Perencanaan
e. Sasaran K3 dan Program K3
f. Prosedur kebijakan, prosedur identifikasi faktor resiko, prosedur
sasaran dan program k3
4. Pengukuran
5. Tanggap Darurat dan Instruksi kerja Kesehatan dalam bekerja.
6. Tinjauan manajemen.
7. Kesimpulan
8. Penutup
9. Daftar pustaka
10. Lampiran Fasilitas K3
I. LATAR BELAKANG, MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan
jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu
keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas
kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan
sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini
keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi
sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan
pekerjaan.
Secara singkatnya latar belakang Program K3 ini adalah :
 Kegiatan Konstruksi merupakan unsur yang penting dalam pembangunan
 Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan
antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan.
 Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan
ketentuan K3 yang berlaku.

1.2 Maksud, Tujuan Dan Ruang Lingkup


(1) Maksud Rancangan Konseptual SMKK ini sebagai acuan bagi
penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang
dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi.

(2) Tujuan Rancangan Konseptual SMKK ini agar semua pemangku kepentingan
mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penyelenggaraan sistem
manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum khususnya untuk pekerjaan ini,
sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit
akibat kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman,
yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

(3) Ruang Lingkup Rancangan Konseptual SMKK ini mengatur penyelenggaraan


sistem manajemen K3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum bagi pelaksanaan
pekerjaan ini dengan seluruh uraian pekerjaannya semenjak persiapan hingga
penyelesaian pekerjaan, yang telah diperhitungkan sebagai Proyek dengan Resiko
Kecelakaan Tinggi.
Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan. Apalagi dengan di berlakukannya protokoler
kesehatan untuk menanggulangi bahaya dari penyakit covid-19 yang di sebabkan
oleh virus corona, maka penerapan K3 harus betul-betul di terapkan dengan
benar.
b.Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :
1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan
3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
4) Proses produksi
5) Karakteristik dan sifat pekerjaan
6) Teknologi dan metodologi kerja
c. Penerapan K3 dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di laksanakan.
d.Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung
jawab atas keberhasilan usaha K3.

II. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN


a. Peraturan perundang undangan yang berlaku

No. Undang-Undang Peraturan / Perundang-Undangan


UUD 1945 Undang-undang dasar
Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja
Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan
Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja
Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi
Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

b. Ketentuan lainnya.

PERATURAN / KETENTUAN PERATURAN / KETENTUAN


Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980 Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan
03/Men/1998 Kecelakaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Kualifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Keran
Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989 Angkat
Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Kerja Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll
Per 04/Men/1987
Keselamatan Kerja
Peraturan Menteri Perburuhan No. Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta
7tahun 1964 Penerangan Dalam Tempat Kerja
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat
Kep-186/Men/1999 Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.:
Pesawat Angkat Dan Angkut
Perm05/Men/1985
Nllal Ambang Batas Faktor Flslka Dl Tempat
Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999
Kerja
Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara
Surat Edaran No. Seso1/Men/1997
Lingkungan Kerja
Surat Edaran Dirjen Binawas No.
Penggunaan Alat Pelindung Dirl
05/Bw/1997
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Kualifikasi Juru Las
02/Men/1982
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
K 3 Pada Konstruksi Bangunan
01/Men/1980
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan
04/Men/1980 Aiat Pemadam Api Ringan
Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Kebijakan Keuangan dan Stabilitas Sistem
Keuangan untuk Penanganan Pandemi
coronavirus disease 2019 ( Covid-19)

III. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


A. PENGERTIAN SMK3

Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam Rancangan Konseptual


SMKK ini yang dimaksud dengan :

1. K3
adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.

2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang selamat, aman,
efisien dan produktif.

3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah


SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum
(masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung
fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan
air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai,
irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan lainnya.

4. Ahli K3 Konstruksi
adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat penugasannya yang
dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang dan sudah berpengalaman
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja.
5. Petugas K3 Konstruksi
adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia
Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.

6. P2K3 (Panitia Pembina K3)


adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah
kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling
pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah
pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3
Konstruksi.

7. Tempat kerja
adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya
baik didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

8. Bahaya K3
adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang
memadai.

9. Risiko K3
adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan
akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.

10. Kategori Risiko K3


berupa tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi perbedaan pendapat tentang
penentuan kategori risiko, harus diambil tingkat risiko yang lebih tinggi.

11. Risiko Tinggi


mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat
membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan lingkungan
serta terganggunya kegiatan konstruksi.

12. Risiko Sedang


mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta terganggunya kegiatan
konstruksi.

13. Risiko Kecil


mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan
keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi.

14. Manajemen Risiko


adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari kegiatan
mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko. M

15. Pengguna Jasa


adalah perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan /
proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi.

16. Satuan Kerja


adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah yang bertanggung jawab kepada
Menteri yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana APBN Departemen
Pekerjaan Umum.

17. Pejabat Pembuat Komitmen


adalah pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja.

18. Penyedia barang/jasa


adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan
layanan jasa konstruksi.

19. Jasa Pemborongan


adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud fisik lainnya yang
perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai
penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta pelaksanaannya diawasi
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

20. Jasa Konsultansi


adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang yang meliputi jasa
perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa pelayanan profesi
lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya berbentuk
piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan kerja yang
ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna
Anggaran.

21. Kegiatan Swakelola


adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan/ dilaksanakan, dan
diawasi sendiri oleh pengguna jasa.

22. Pemangku Kepentingan


adalah pihak-pihak yang berinteraksi dalam kegiatan konstruksi meliputi Pengguna
Jasa, Penyedia Jasa dan pihak lain yang berkepentingan.

23. Audit Internal K3 Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum


adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor K3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian
terhadap efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum di
lingkungan kerja.
24. Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum oleh Penyedia
Jasa adalah Audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh
auditor internal Penyedia Jasa.

25. Laporan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum


adalah hasil audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh
auditor yang berisi fakta yang didapatkan pada saat pelaksanaan Audit K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

26. RK3K (Rencana K3 Kontrak)


adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa
dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

27. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan


Umum adalah kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap kinerja
Penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi
pengumpulan data, analisa, penilaian, kesimpulan dan rekomendasi tingkat
penerapan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

28. Tenaga Kerja


adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan dan/atau di tempat kerja

B. KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Kami, PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN yang bergerak dalam bidang
Konsultan Teknik berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara :
1. Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
2. Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja kepada pihak terkait.
4. Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan
program keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara
berkesinambungan.
C. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA

TABEL IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RESIKO K3


DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Perusahaan : PT. Laudah Rekayasa Konsultan

Kegiatan : DED Pembangunan Pengaman Tebing Sungai Kampar Kec. Kampa Kab. Kampar
Tanggal Dibuat :

PENILAIAN RESIKO
SKALA PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA DAMPAK PRIORITAS
KEKERAPAN KEPARAHAN TINGKAT RESIKO
PENGENDALIAN RESIKO K3 (Nama Petugas)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. PEKERJAAN PERSIAPAN Jenis Bahaya Dan Resiko :


1 Survey dan Pengukuran - kecelakaan lalu lintas, konflik Luka ringan, luka 1 3 3 1 Prosedur Tanggap Darurat - Petugas K3 Konstruksi
sosial, kehujanan longsoran, berat, cacat anggota Sosialisasi Masyarakat nama Personil Ahli K3
nyamuk malaria, terjatuh/ tubuh, meninggal APD : Safety shoes, masker debu,
tersandung dan ular, binatang obat anti malaria, rompi safety,
buas jas hujan Safety belt (bila
diperlukan)

2 Mobilisasi dan Demobilisasi - Terjadi insiden berupa Luka ringan, luka 1 2 3 3 Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
kecelakaan pada saat berat, cacat anggota keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
mobilisasi maupun tubuh, meninggal berwarna, helm, sarung tangan,
demobilisasi peralatan,
kacamata, sepatu safety dan
tertabrak kendaraan, alat
berat, terlindas, terjepit. penempatan rambu yang dapat
Sehingga terjadi luka ringan terlihat dengan jelas. Peralan K3
dan luka berat. dilapangan

3 Fasilitas sementara - Terjadi Insiden Berupa Pekerja Debu, kebisingan, 3 3 3 3 Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
Terkena Peralatan Kerja/Alat asap, getaran terkena keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
Berat Sehingga Terjadi Luka cangkul tertimbun berwarna, helm, sarung tangan,
terpukul jatuh dari
kacamata, sepatu safety dan
atap
penempatan rambu yang dapat
terlihat dengan jelas. Peralan K3
dilapangan
II. PEKERJAAN TANAH
1 Uji Bor Inti dan Uji Laboratorium - Terjadi gangguan kesehatan Luka ringan, luka 1 2 1 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
akibat kondisi lingkungan berat, cacat anggota yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
tempat
Terjadi kerja tidak
Insiden memenuhi
Berupa Pekerja tubuh, meninggal disediakan safety sesuai
Terkena Peralatan Kerja/Alat standard kerja, akan di sediakan
Berat Sehingga Terjadi Luka rambu peringatan ditempat
yang mudah terlihat

2 Pekerjaan Timbunan Tanah Didatangkan - Luka ringan, luka 1 2 2 1 Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
berat, cacat anggota keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
Terkena Peralatan Kerja/Alat
tubuh, meninggal berwarna, helm, sarung tangan,
Berat Sehingga Terjadi Luka
kacamata, sepatu safety dan
- Terjadi gangguan kesehatan penempatan rambu yang dapat
akibat kondisi lingkungan terlihat dengan jelas. Peralan K3
tempat kerja yang tidak dilapangan
memenuhi syarat
- Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material >
Sehingga Terjadi Luka Ringan
dan Luka Berat

3 Pengerjaan Pemadatan Tanah - Luka ringan, luka 1 2 2 1 Akan di berikan panduan - Petugas K3 Konstruksi
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
berat, cacat anggota keselamatan, diberi rompi nama Personil Ahli K3
Terkena Peralatan Kerja/Alat
tubuh, meninggal
Berat Sehingga Terjadi Luka berwarna, helm, sarung tangan,
kacamata, sepatu safety dan
- Terjadi gangguan kesehatan
penempatan rambu yang dapat
akibat kondisi lingkungan
tempat kerja yang tidak terlihat dengan jelas. Peralan K3
memenuhi syarat dilapangan
- Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Tertimbun Material >
Sehingga Terjadi Luka Ringan
dan Luka Berat

4 Pekerjaan Galian Tanah - Luka ringan, luka 1 2 2 1 Akan disediakan peralatan kerja - Petugas K3 Konstruksi
Terjadi insiden berupa pekerja berat, cacat anggota
yang sesuai standard, akan nama Personil Ahli K3
terjatuh didalam lubang tubuh, meninggal
disediakan safety sesuai
galian> sehingga terjadi luka
standard kerja, akan di sediakan
ringan dan luka berat, terjadi
rambu peringatan ditempat
insiden berupa pekerja
yang mudah terlihat
kejatuhan material galian

-
Terjadi Insiden Berupa Pekerja
Terkena Peralatan Kerja/Alat
Berat Sehingga Terjadi Luka

- Terjadi gangguan kesehatan


akibat kondisi lingkungan
tempat kerja yang tidak
memenuhi syarat
IDENTIFIKASI KECELAKAAN

N Jenis Sasaran K3 Program


Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko K3
o Pekerjaan Proyek Sumber Daya
1. Survey dan - Terjatuh - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Pengukuran - Kelelahan Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
- Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Gangguan binatang kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
Mobilisasi dan - Terjatuh - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Demobilisasi - Kelelahan Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
- Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
Fasilitas - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
sementara - Tertabrak kendaraan Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
2. Uji Bor inti dan - Terluka kena alat bor - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Uji Laboratorium - Terkontaminasi alat uji Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
lab terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Keracunan di kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
laboratorium Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
3. Pekerjaan - Tertimbun material - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Timbunan Tanah tanah Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Didatangkan - Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Terkena alat kerja kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
menyebakan luka Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
ringan/berat helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
4. Pengerjaan - Tertimbun material - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Pemadatan tanah Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Tanah - Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Terkena alat kerja kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
menyebakan luka Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
ringan/berat helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
5. Pekerjaan Galian - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Tanah menyebakan luka Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
ringan/berat terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Terjatuh ke lubang kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
galian Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
6. Pembuatan - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Hexapod menyebakan luka Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
ringan/berat terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- Tertabrak kendaraan kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
- Terkena polusi di lokasi Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
kerja helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
7. Penempatan - Terjadi Insiden Berupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Hexapod Pekerja Terkena Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Peralatan Kerja/Alat terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Berat Sehingga Terjadi kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Luka Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
- Tertimpa Material helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
8. Pengadaan Mini - Terjadi Insiden Berupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Pile 20x20 Pekerja tertabrak Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
kendaraan pengangkut terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Sehingga Terjadi Luka kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
9. Pemancangan - Terjadi Insiden Berupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
Mini Pile 20 x 20 Pekerja Terkena Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Secara Mekanis Peralatan Kerja/Alat terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Berat Sehingga Terjadi kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Luka Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
- Terjadi Insiden Berupa helm proyek, sarung
Pekerja Tertimbun tangan, rompi, sepatu
Material > Sehingga safety dan pelindung
Terjadi Luka Ringan mata, akan di sediakan
dan Luka Berat rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
10 Cerucuk tiang - Tertimpa tiang - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. pancang kayu pancang Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
atau dolken ø 8- - Terkena alat kerja terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
10 cm hingga luka kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
11 Pengadaan Spun - Terjadi Insiden Berupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Pile 30 Pekerja tertabrak Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
kendaraan pengangkut terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Sehingga Terjadi Luka kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
- Tertimpa Material Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
12 Pemancangan - Terjadi Insiden Berupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Spun pile 30 Pekerja Terkena Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Peralatan Kerja/Alat terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Berat Sehingga Terjadi kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Luka Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
- Terjadi Insiden Berupa helm proyek, sarung
Pekerja Tertimbun tangan, rompi, sepatu
Material > Sehingga safety dan pelindung
Terjadi Luka Ringan mata, akan di sediakan
dan Luka Berat rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
13 Pemasangan - Terjadi Insiden Barupa - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Bronjong pekerja terkena Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
peralatan kerja, > terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Sehingga terjadi luka kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
ringan dan Luka berat Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
- Tangan pekerja terjepit helm proyek, sarung
batu, luka ringan dan tangan, rompi, sepatu
luka berat, tangan safety dan pelindung
pekerja tertusuk ujung mata, akan di sediakan
kawat bronjong, luka rambu peringatan
ringan dan luka berat ditempat yang mudah
terlihat
14 Pekerjaan Beton - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. K-225 - Tertimpa material Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
- Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
pengangkut kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
- Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
15 Pekerjaan Lantai - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Kerja - Tertimpa material Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
- Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
pengangkut kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
- Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
16 Pekerjaan - Tertusuk besi - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Pembesian - Terjepit Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
- Kelelahan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
- kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
17 Pekerjaan - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Bekisting - Tertimpa material Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
Dengan - Tertabrak kendaraan terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
Multiplek 12 mm pengangkut kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
(Ekspose) - Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
18 Pekerjaan - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. Geotektile - Tertimpa material Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
19 Pipa Galvanis - Terkena alat kerja - Seluruh - Akan disediakan - Bahan/Peralatan K3 1 Set
. - Tertimpa material Personil yang peralatan kerja yang - Pengadaan rambu
terlibat Nihil sesuai standard, akan peringatan bahaya dilokasi
kecelakaan disediakan safety sesuai pekerjaan,
Kerja standard kerja seperti - Petugas K3 1 Orang
helm proyek, sarung
tangan, rompi, sepatu
safety dan pelindung
mata, akan di sediakan
rambu peringatan
ditempat yang mudah
terlihat
SELURUH BIAYA K3 SUDAH TERMASUK DI DALAM BIAYA PROYEK

Tabel C.1. TABEL PENGISIAN PENILAIAN RESIKO


Keterangan :
E : Ekstrim atau Signifikan
H : Risiko Tinggi
M : Risiko Sedang
L : Risiko Rendah
D. PERENCANAAN

1. Ruang Lingkup
Bagian ini menerangkan tentang identifikasi bahaya, penilaian resiko dan
pengendalian resiko, persyaratan hukum dan persyaratan lainnya, sasaran dan
program keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Referensi
2.1. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.1 : Planning for Hazard Identification,
Risk Assesment and Risk Control
2.2. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.2 : Legal and Other Requirements
2.3. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.3 : Objectives
2.4. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.4 : OH & S Management Program(s)

3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


3.1. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN memastikan bahwa perencanaan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini dilaksanakan
dalam usaha memenuhi persyaratan yang diperlukan serta memastikan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini tetap terpelihara.
3.2. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mengidentifikasi, menilai, mengendalikan resiko
keselamatan kerja, dari kegiatan, jasa dan fasilitas.
3.3. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN memastikan hasil dari penilaian dan
pengaruh dari pengendalian dipertimbangkan dalam menetapkan sasaran
keselamatan dan kesehatan kerja dan memelihara informasi yang relevan
dengan perubahan yang diperlukan, mencakup aktivitas rutin dan non
rutin dan aktivitas dari semua personil yang memiliki akses ke tempat
kerja (termasuk sub kontraktor dan pengunjung).
3.4. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN melakukan proses identifikasi
terhadap resiko keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan untuk setiap rencana pengembangan atau aktivitas
baru atau perubahan aktivitas dan jasa.
3.5. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN menetapkan, memelihara dan
menerapkan prosedur untuk mengetahui dan memenuhi persyaratan
hukum dan persyaratan lainnya yang diikuti oleh perusahaan dan relevan
dengan resiko keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan, jasa dan
fasilitasnya.
3.6. Peraturan-peraturan dan persyaratan hukum yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja, harus terdaftar dan terdokumentasi
sehingga memudahkan dalam pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
3.7. PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN menjaga informasi peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya tetap up-to-date dan
dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak yang terkait.
3.8. Departemen terkait harus menyusun program kerja K3 yang disetujui oleh
MR untuk mencapai setiap sasaran K3 yang dibuat berdasarkan evaluasi
kinerja sebelumnya, bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.
3.9. Penetapan dan peninjauan sasaran dan program K3, PT. LAUDAH
REKAYASA KONSULTAN mempertimbangkan :
3.9.1. Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya.
3.9.2. Bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.

4. Dokumen Terkait
4.1. PK3. 4.3.1 Prosedur Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian Risiko dan
Pengendalian Risiko.
4.2. PK3. 4.3.2 Prosedur Identifikasi Perundang-undangan dan Persyaratan
Lain.
4.3. PK3. 4.3.3 Prosedur Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program K3.
E. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3

SASARAN K3
1. ZERO ACCIDENT
i. Meninggal / Cacat Tetap (0%)
ii. Kehilangan Jam Kerja akibat Kecelakaan kerja maksimal 1 %
iii. Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5 %
2. PEMENUHAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN SMK3
3. PEMAHAMAN DAN KESADARAN K3 SELURUH KARYAWAN
i. Penggunaan APD 95 %
ii. Laporan kerja K3 minimal 1 kali dalam sebulan
PROGRAM K3
- Mengidentifikasi dan rnernbuat analisa Bahaya dan Resiko setiap pekerjaan.
- Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan dikeluarkannya Surat Ijin
Kerja
- Melakukan Safety Briefing di setiap awal bekerja kepada seluruh pengawas
dan pekerja.
- Melakukan Safety Patroli dan Inspeksi terhadap Lokasi Kerja, Metode dan
Peralatan
- Kerja.
- Mernbuat rnetode pengarnanan dan pengawasan terhadap alat selarna
bekerja
- khususnya alat angkat, angkut dan rnuat.
- Penyediaan alat dan pendukung keselarnatan kerja (Rambu-rambu, APD,
Pemadam kebakaran, P3K).
- Membatasi kerja lernbur
- Pemeriksaan kesehatan setiap pekerja beresiko tinqgi ( secara periodik )
- Menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan
- Meningkatkan kedisiplinan terhadap pernakaian APD rnelalui inspeksi dan
- punishment (bila diperlukan)
- Mensosialisasikan Peurundang-undangan dan Peraturan K3
- Memberikan training / pelatihan internal yang berhubungan dengan
kesadaran K3
F. PROSEDUR
III.1 PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL, PENILAIAN RISIKO
DAN PENGENDALIAN RESIKO
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penilaian risiko yang meliputi risiko
kesehatan dan keselamatan kerja secara formal sebelum melakukan suatu
kegiatan melalui identifikasi setiap bahaya dan risiko yang timbul dari seluruh
aktivitas, produk dan jasa yang dilakukan, melakukan penilaian tingkat risiko
serta menentukan pengendalian risiko untuk diterapkan dalam aktivitas kerja
sehari-hari.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini diaplikasikan diseluruh aktivitas baik rutin maupun non rutin (baru
ataupun modifikasi) dalam penyelenggaraan kegiatan jasa dan fasilitas pada
semua bagian termasuk juga kontraktor, sub kontraktor, pengunjung yang
berada di lingkungan kerja PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN

3. Uraian Umum
3.1. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi yang dapat menyebabkan
cidera atau sakit (bagi pekerja, kontraktor, pengunjung atau masyarakat
sekitar) atau kerusakan terhadap properti perusahaan.
3.2. Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi cidera, sakit atau kerusakan
terhadap properti perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.
3.3. Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan
menggunakan parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.
3.4. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan mengakibatkan kepada
kematian, penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kehilangan
lainnya.
3.5. Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan atau memiliki
potensi untuk terjadi kecelakaan. Sebuah insiden dimana tidak ada
penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kerugian lainnya juga
diartikan sebagai sebuah ”hampir celaka (near-miss)”. Pengertian
”insiden” termasuk juga ”hampir celaka (near-miss)”.
3.6. Hirarki pengendalian tersebut adalah pengendalian risiko yang meliputi:
3.6.1. Eliminasi merupakan metode yang paling effektif untuk
menghilangkan sumber bahaya (menghilangkan proses).
3.6.2. Substitusi merupakan metode yang dilakukan apabila bahaya tidak
bisa dieliminasi yaitu dengan penggantian (mengganti motor
diesel dengan motor elektrik, menggunakan gerinda yang bebas
debu).
3.6.3. Rekayasa engineering misalnya dengan menambahkan guarding
atau penutup, mengisolasi area kerja yang berbahaya (isolasi area
berdebu).
3.6.4. Pengendalian secara administrasi misalnya, IK, pengawasan,
pelatihan, rambu-rambu dan rotasi kerja.
3.6.5. Alat Pelindung Diri/APD (helmet, sepatu safety, sabuk pengaman,
pelindung telinga, sarung tangan, pelindung mata/muka).
3.7. Tim K3 adalah tim penilai risiko yang terdiri dari perwakilan dari masing-
masing unit kerja yang bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko.

4. Prosedur
4.1. Management Representative
4.1.1. Mengkoordinasikan pelaksanaan identifikasi, penilaian awal bahaya
dan risiko di seluruh area PT. LAUDAH REKAYASA KONSULTAN.
4.1.2. Bersama-sama dengan Tim K3 melakukan evaluasi hasil identifikasi
dan penilaian risiko yang dilakukan.
4.2. Manager Terkait dan/atau Tim K3
4.2.1. Identifikasi Bahaya
4.2.1.1. Pada tahap awal, Tim K3 akan melakukan identifikasi
bahaya dengan mempertimbangkan:
1. Aktivitas rutin dan non rutin.
2. Aktivitas terhadap semua orang yang mempunyai
akses ke area kerja baik kontraktor/pengunjung,
termasuk traffic activity dari Kantor Pusat ke Site atau
sebaliknya baik terhadap orang maupun terhadap
material.
3. Perilaku manusia, kapabilitas dan faktor manusia lain,
seperti tidak tahu, kurang hati-hati, ceroboh.
4. Bahaya-bahaya yang berasal dari luar area kerja yang
dapat memberikan pengaruh merugikan terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja seperti adanya
sabotase.
5. Bahaya disekitar area kerja yang terkait dengan
pekerjaan baik fisika (bising, getaran, suhu, tekanan,
listrik), kimia (bersifat meledak, cairan yang mudah
terbakar, bahan beracun, gas dan partikel di udara),
biologi (virus, bakteri, jamur, serangga dan
keracunan), ergonomi (tata letak yang tidak baik,
desain peralatan yang tidak sesuai, radiasi (paparan
sinar X atau sinar UV) dan psikologis (stress).
6. Infrastruktur, peralatan/material yang berada di dalam
area kerja. Bahaya ini dapat ditentukan dengan
melihat apa saja yang dapat mencelakai personil atau
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
7. Identifikasi bahaya juga dilakukan terhadap
perubahan/pengembangan yang ada di PT. LAUDAH
REKAYASA KONSULTANbaik terhadap aktivitas maupun
terhadap alat/mesin/material, segala perubahan yang
terjadi dikendalikan melalui dokumen terdokumentasi.
8. Modifikasi terhadap sistem manajemen K3 termasuk
perubahan yang bersifat sementara dan dampaknya
terhadap proses dan aktivitas.
9. Bahaya dan risiko yang timbul dari peraturan baru atau
perubahan peraturan yang terkait dengan lingkup
sistem manajemen K3, dimasukkan dalam identifikasi
bahaya dengan memasukkan peraturan perundangan
ke dalam HIRAC.
10. Perancangan area kerja, proses, instalasi,
permesinan/peralatan, prosedur operasi dan pekerjaan
dalam organisasi termasuk penyesuaian terhadap
manusia .
11. Dalam melakukan identifikasi bahaya
didokumentasikan dengan menggunakan formulir
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian
Risiko.
4.2.2. Penilaian Risiko
4.2.2.1. Setelah semua bahaya dapat diidentifikasi selanjutnya
dilakukan assesment risiko yang dapat timbul dari tiap
bahaya itu dengan memperhatikan keparahan risiko,
kemungkinan terjadi, pengendalian risiko dan kesadaran
risiko.
4.2.2.2. Penilaian resiko dilakukan berdasarkan kriteria penilaian
risiko.
4.2.2.3. Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian resiko tersebut
membutuhkan investasi yang cukup besar maka
pelaksanaan pengendalian tersebut dimasukkan dalam
objective, tujuan dan program (OTP) diajukan oleh Tim K3
dan disetujui oleh Direktur.
4.2.2.4. Bila ada aturan yang mengatur, maka bahaya akan di
kendalikan sesuai dengan aturan tersebut.
4.2.2.5. Penyampaian hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko kepada Ketua Tim K3 untuk
mendapatkan persetujuan.
4.3. Management Representative
4.3.1. Mengevaluasi hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko yang telah dilakukan oleh Tim K3.
4.3.2. Bertanggung jawab dalam pemantauan tindakan pengendalian
risiko agar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
4.3.3. Melakukan tinjauan tindakan pengendalian risiko untuk menilai
apakah tindakan pengendalian yang ada sudah efektif. Jika
ternyata belum maka perlu ditentukan bentuk tindakan
pengendalian yang baru.
4.3.4. Jika terjadi kecelakaan harus dilakukan proses review untuk melihat
pengendalian yang sudah ditetapkan dan atau menambahkan
kegiatan tersebut sebagai bahan untuk dilakukan HIRAC.

5. Lampiran
5.1. Kriteria Pembobotan Risiko.
5.2. Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko.
5.3. Formulir Rencana Tindakan Pengendalian Risiko.
III.2 PROSEDUR IDENTIFIKASI PERUNDANG-UNDANGAN DAN
PERSYARATAN LAIN
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan yang relevan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penerapan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Uraian Umum
3.1. Perundang-undangan dan persyaratan lain yang dimaksud di sini
mencakup:
3.1.1. Peraturan Pemerintah.
3.1.2. Persyaratan Pelanggan.
3.1.3. Persyaratan Lainnya.
3.2. Hasil identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dijadikan
sebagai
acuan dalam menyusun tujuan dan program keselamatan dan kesehatan
kerja.
3.3. Identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dievaluasi dan
di up-date
sekurang-kurangnya satu tahun sekali, kecuali yang ditentukan oleh
pelanggan.
3.4. Setiap perubahan perundang-undangan dan persyaratan lain
dikendalikan
sesuai dengan revisi yang terbaru.
3.5. Sumber-sumber untuk identifikasi perundang-undangan dan
persyaratan lain
antara lain:
a) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
b) Departemen Kesehatan.
c) Pelanggan.
d) Persyaratan lain yang relevan.
4. Prosedur

4.4. Management Representative


4.4.1. Memilih dan menetapkan perundang-undangan dan persyaratan lain
yang relevan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Bila diperlukan dapat
berkoordinasi dengan Manager Terkait.
4.4.2. Mendistribusikan hasil penetapan perundang-undangan dan
persyaratan lain beserta lampirannya ke bagian terkait berdasarkan
ketentuan pada prosedur pengendalian dokumen (PK3. 4.4.5).
4.4.3. Menjelaskan keterkaitan dan hubungan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang telah diidentifikasi dengan bahaya dengan
menggunakan formulir Identifikasi Perundang-Undangan dan
Persyaratan Lainnya (PK3. 4.3.2/L1).
4.4.4. Mengendalikan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
berlaku.
4.4.5. Melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi perundang-undangan
dan persyaratan lain yang telah ditetapkan minimal setiap 1 (satu)
tahun sekali atau setiap waktu bila diperlukan.
4.4.6. Memperbaharui perundang-undangan dan persyaratan lain, jika
terdapat perubahan, perkembangan/penambahan berdasarkan hasil
update.
5. Lampiran
5.4. PK3. 4.3.2/L1 Formulir Identifikasi Perundang-Undangan dan
Persyaratan Lain.
III.3 PROSEDUR PENETAPAN TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam penetapan tujuan, sasaran dan
program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi penetapan tujuan, sasaran dan penyusunan program
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. LAUDAH REKAYASA
KONSULTANyang akan dicapai sejalan dengan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja.
3. Uraian Umum
3.6. Input dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
adalah:
3.6.1. Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan.
3.6.2. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian resiko dan
pengendalian resiko.
3.6.3. Persyaratan hukum dan perundang-perundangan.
3.6.4. Pilihan teknologi.
3.6.5. Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis.
3.6.6. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait.
3.6.7. Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran yang ditetapkan
sebelumnya.
3.6.8. Rekaman-rekaman terdahulu terhadap ketidaksesuaian K3,
kecelakaan, insiden dan kerusakan fasilitas/sarana kerja.
3.6.9. Hasil dari tinjauan manajemen.
3.6.10. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan
karyawan.
3.7. Dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
sebaiknya memiliki nilai-nlai SMART, yaitu :
Spesific (bukan bersifat umum)
Measurable (dapat diukur)
Achievable (dapat dicapai)
Realistic (realistis)
Time frame (jangka waktu)
3.8. Input program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah:
3.8.1. Kebijakan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.
3.8.2. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan.
3.8.3. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan
pengendalian resiko.
3.8.4. Detail proses dari jasa yang dihasilkan.
3.8.5. Tinjauan dari perubahan teknologi yang sesuai.
3.8.6. Aktivitas tindakan perubahan.
3.8.7. Ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran K3.
4. Prosedur
3.1. Direktur Utama
4.1.1. Menetapkan dan menyetujui tujuan, sasaran dan program
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan
menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L1.
3.2. Management Representative
4.2.1. Meninjau dan menetapkan tujuan, sasaran dan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja setelah berkoordinasi dengan Tim
K3, dengan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L1.
4.2.2. Menyerahkan sasaran dan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja ke Direktur Utama untuk mendapatkan persetujuan.
3.3. Manager / Tim K3
4.3.1. Membuat tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dari masing-masing bagian dengan menggunakan
formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja menggunakan formulir formulir PK3. 4.3.3/L1.
4.3.2. Menyerahkan tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja ke Management Representative.
3.4. Manager / Tim K3 / Management Representative
4.4.1. Mengkoordinir pelaksanaan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
4.4.2. Memonitor pelaksanaan program manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
4.4.3. Melaporkan hasil perkembangan program manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja kepada Direktur Utama, dengan menggunakan
formulir PK3. 4.3.3/L2 beserta lampiran lainnya (jika ada).
4.4.4. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja.
4.4.5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Lampiran
5.1. PK3. 4.3.3/L1 Formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program
Manajemen K3.
5.2. PK3. 4.3.3/L2 Formuir Laporan Perkembangan Penetapan Tujuan,
Sasaran dan Program Manajemen K3.
IV. KESIAGAAN DAN KETANGGAPAN DARURAT

1. Tujuan
Prosedur ini memberikan pedoman dalam menghadapi keadaan darurat,
menyelamatkan tenaga kerja, asset perusahaan dan lingkungan kerja.

2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan kesiagaan dan ketanggapan darurat
penanganan kebakaran, penanganan kecelakaan kerja atau darurat medis
(PPPK).

3. Uraian Umum
3.1. Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi kebakaran,
kecelakaan kerja, darurat medis dan kejadian lain yang memerlukan
penanganan segera dan terpadu.
3.2. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali yang
dapat menimbulkan kerugian pada manusia, barang dan lingkungan.
3.3. Darurat medis adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang dan perlu
penanganan yang serius. Pada umumnya keadaan ini disebabkan karena
keletihan, pingsan, sakit, keracunan dan lain-lain.
3.4. Emergency plan harus disiapkan untuk kondisi darurat yang mungkin
terjadi dan mencakup :
3.4.1. Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.
3.4.2. Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan selama
kejadian darurat.
3.4.3. Kewajiban semua personel selama kejadian darurat.
3.4.4. Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas personel dengan
tanggung jawab khusus selama kejadian darurat (seperti
pemadaman kebakaran, P3K dan sebagainya).
3.4.5. Proses evakuasi.
3.4.6. Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan darurat
yang dipersyaratkan.
3.4.7. Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan kejadian
darurat.
3.4.8. Komunikasi dengan badan pemerintah.
3.4.9. Komunikasi dengan publik.
3.4.10. Pengamanan catatan dan perlatan penting.
3.4.11. Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti denah
lokasi perusahaan/proyek, data material berbahaya, instruksi kerja
dan nomor telepon penting.
3.5. Peralatan darurat untuk penanggulangan jika terjadi kondisi darurat yang
harus ada dilokasi kerja (bila dapat diterapkan) harus disesuaikan dengan
aktivitas potensi kondisi darurat, diuji kelayakannya dalam waktu yang
terancana diantaranya :
3.5.1. Sistem alarm
3.5.2. Lampu dan tenaga listrik darurat
3.5.3. Peralatan pemadam kebakaran
3.5.4. Fasilitas komunikasi
3.5.5. Tempat perlindungan
3.5.6. Hydrant
3.5.7. Stasiun pencuci mata
3.5.8. Alat perlolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
3.6. Setiap lokasi kegiatan kerja perusahaan harus menentukan tempat yang
aman (assembly point) yang berfungsi sebagai tempat berkumpul selama
kegiatan evakuasi. Khusus untuk area project, disesuaikan dengan
customer dan kondisi lapangan.
V. INSTRUKSI KERJA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. KESEHATAN DALAM BEKERJA
Tahapan
 Buanglah sampah pada tempat-tempat yang sudah disediakan.
 Jagalah alat-alat, material-material dan peralatan tersimpan secara teratur pada
tempat-tempat yang sudah disediakan.
 Jika terdapat paku-paku yang menonjol keluar pada kayu yang masih akan
dipakai, maka paku-paku tersebut harus dicabut. Paku-paku yang menonjol
keluar pada potongan kayu yang tidak akan dipakai lagi, maka paku-paku harus
dibengkokkan atau kayu dibuang ditempat pembuagan sampah.
 Setiap luka koyak, luka lecet, atau luka tusuk memerlukan pengobatan segera
dan harus dijaga agar tetap bersih. Luka-luka tusuk merupakan tempat-tempat
berbahaya bagi infeksi tetanus, karena itu jagalah agar tetap bersih dan tertutup.
 Cucilah selalu tangan-tangan anda sebelum merokok atau memegang makanan
dan sesudah memegang bahan-bahan beracun.

2. MENGANGKAT DENGAN AMAN


 Angkatlah dengan santai pilihlah posisi yang dirasakan baik, dengan tidak
membungkukkan tulang punggung.
 Hindari usaha yang tak perlu, jangan tempatkan barang-barang yang mana
kemudian harus diangkat kembali.
 Hindari meliukkan badan yang tak perlu, putar kaki anda bukan pinggul atau
pundak anda. Sisakan ruang yang cukup guna menggeser kaki anda sehingga
tidak harus meliukkan tubuh anda.
 Hindari mengulurkan badan, kendalikan barang-barang yang berada di dekat
badan. Hindari mengulur yang panjang untuk mengankat suatu barang.
 Hindari bobot yang berlebihan, jika muatan terlalu berat bantulah atau gunakan
suatu alat mekanis jika alat itu tersedia.
 Angkat secara perlahan, lancar dan dengan tidak menghentakkannya.
 Jangan angkat jika batuan mekanis memungkinkan.

3. MENYALAKAN DAN MENGGUNAKAN MESIN BOR DAN GERINDA


 Dalam persiapan penggunakan mesin gerinda, pastikan sirkulasi udara berjalan
dengan baik.
 Pastikan memakai masker untuk menghindari uap/debu dari sisa bor/gerinda dan
kaca mata untuk menghindari percikan/debu bor/gerinda.
 Nyalakan/tekan tombol on pada mesin bor/gerinda.
 Pegang dengan hati-hati dan benar object kerja yang akan dibor atau digerinda.
 Bila memungkinkan gunakan ragum untuk memegang object kerja pada saat
mengebor.
 Pada saat benda kerja di bor/gerinda, konsentrasilah pada benda kerja.
 Matikan/tekan tombol off pada mesin bor/gerinda.
 Setelah bekerja segera bersihkan area kerja dan buang sampah bekas hasil
bor/gerinda pada tempat yang telah disediakan.
4. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
 Pekerja wajib menggunakan alat pelidung diri dengan benar sesuai dengan
kegiatan pekerjaannya.
 Pekerja wajib memelihara alat pelindung diri sebaik-baiknya.
 Sebelum dan sesudah pemakaian alat pelindung diri pekerja harus melakukan
pengecheckan dan pembersihan secara menyeluruh terhadap kondisi masing-
masing alat pelindung diri.
 Tidak boleh menyalahgunakan atau pelanggaran dalam penggunaan alat
pelindung diri, diantaranya :
a. Kegagalan untuk memelihara alat pelindung diri yang disediakan.
b. Penolakan dengan sengaja untuk memakai alat pelindung diri yang
dibutuhkan.
c. Mendapatkan kecelakaan karena kegagalan memakai alat pelindung
diri.

Uraian Penjelasan
1. Aspek penting yang dikendalikan :  APD : Alat pelindung diri,
Gangguan kesehatan karena aspek yaitu alat yang digunakan untuk
lingkungan debu, kebauan, kebisingan, memberikan perlindungan dan
limbah cair dan padat, percikan api las, keselamatan personal pribadi.
tumpahan bahan kimia.
 Adapun tujuan
2. Alat pelindung diri yang penggunaan alat pelindung diri
digunakan : (APD) ini sebagai pengendalian
 Masker dampak ling-kungan yang terjadi
 Ear plug, ear muff pada kegiatan pekerjaan.
 Sarung tangan
 Kaca mata
 Safety shoes
3.
Langkah kerja :
a. Pastikan sebelum melakukan
kegiatan pekerjaan pergunakan alat
pelindung diri (APD) sesuai dengan
aspek lingkungan yang terjadi di area
pekerjaan.
b. Pakaialah secara benar alat
pelindung diri (APD) tersebut,
sehingga dalam upaya pencegahan
gangguan kesehatan dapat secara
efektif.
c. Laporkan segera apabila alat
pelindung diri (APD) rusak atau tidak
berfungsi dengan baik ke bagian
terkait untuk dimintakan penggan-
tian.
d. Selesai.

SLOGAN K3

1. Mulailah keselamatan dan kesehatan kerja dari lingkungan terdekat.


2. Pikirkanlah keselamatan dan kesehatan kerja sebelum bekerja.
3. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan kerja.
4. Pastikan pekerjaan anda benar.
5. Periksalah alat-alat sebelum digunakan.

WAJIB BACA

1. Pakailah alat pelindung diri.


2. Mulailah pekerjaan dengan semangat dan akhirilah dengan selamat.
3. Selain petugas dilarang masuk area proyek.
4. Hindarilah kecelakaan dalam bekerja keluarga anda menunggu di
rumah.
5. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan.
GUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SESUAI DENGAN KEGIATAN
PEKERJAANNYA

GUNAKAN PELINDUNG GUNAKAN PELINDUNG GUNAKAN MASKER


TANGAN MATA PELINDUNG

GUNAKAN PELINDUNG GUNAKAN HELM GUNAKAN PELINDUNG


TELINGA KESELAMATAN KAKI

5. PENGOPERASIAN PERALATAN BERGERAK (MOBILE EQUIPMENT)


 Mengoperasikan dengan aman dan menjaga peralatan bergerak sesuai dengan
perintah yang diberikan.
 Segera melaporkan kepada Tim K3 keadaan dan pengoperasian yang tidak
sesuai.
 Segera melaporkan bila terjadi kecelakaan ataupun kejadian yang berhubungan
dengan peralatan bergerak.
 Pada setiap awal dan sesudah mengoperasikan peralatan bergerak operator
mengechek kondisi.
6. PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN
Tujuan : Memberikan petunjuk untuk penggunaan alat pemadam api
ringan (APAR).
Cakupan : Petunjuk ini berlaku untuk semua bagian dalam mengendalikan
dan mencegah dampak lingkungan dari bahaya kebakaran.
Uraian Penjelasan
1. Aspek penting yang Apar adalah alat pemadam api
dikendalikan: berbentuk tabung (berat maksimal 16
Bahaya kebakaran. Kg) yang mudah dioperasikan oleh satu
2. Langkah kerja : orang.
a. Turunkan alat
pemadam api ringan (APAR)
dari tempatnya (dinding
tembok atau bracket).
b. Cabut pen
pengaman dan bebaskan
selang.
c. Uji di tempat
dengan mengarahkan
semburan ke atas agar tidak
membahayakan orang lain. Gambar 1 Gambar 2
Langkah ini tidak perlu
dilakukan bila Anda sudah
dekat sekali dengan lokasi
kebakaran.
d. Menuju lokasi
kebakaran. Ambil posisi
dengan jarak sekitar 3 meter Gambar 3 Gambar 4
dari api.
e. Sikap posisi kuda-
kuda. Arahkan nozzle pad
pangkal api. Tekan tuas
penyemprot (handle),
semprotkan alat pemadam api
ringan (APAR) dengan cara
dikibas-kibas sampai api bisa
dimatikan atau minimalisasi.
f. Selesai.

Anda mungkin juga menyukai