Anda di halaman 1dari 82

Materi 1 :

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT


K3 KONSTRUKSI / KESELAMATAN KONSTRUKSI
Disampaikan oleh :
Ir. M. Mushanif Mukti, MKKK, CSP, IPU
Ketua Bidang Litbang & Standarisasi
DPP Perkumpulan Ahli Keselamatan konstruksi Indonesia
( PAKKI)
BRIEFT CV
Nama : Ir. M. Mushanif Mukti, MKKK, CSP, IPU
Tempat, Tgl Lahir : Purwokerto, 16 Mei 1951
Gender, Status, Agama : Pria, Kawin, Islam
Alamat : Jl Anggur No F5, Komplek Depkes II, Jatibening, Bekasi 17412
Pendidikan Formal : S1 Teknik Sipil FT UGM 1978, S2 Magister K3 FKM UI 2006
Pelatihan : RCC Penilai Ahli LPJK 10-2021, Auditor Training Kenaker 09-2013, RCC Asesor LPJKN 03-
2013, ToT Kemnaker 03-2014, ToT LPJKN 04-2010, Management Trainee LPPM 1980, dll
Pengalaman Pekerjaan : PT Wijaya Karya 2080-2006, Konsultan Konstruksi s/d kini
Keahlian :  Ahli K3 Konstruksi Utama (SKA No: 1.6.603.1.041.09.1005361)
 Ahli Sistem Manajemen Mutu Madya (SKA No 1.6.604.2.041.09.1109806)
 Ahli Manajemen Proyek Konstruksi Madya (SKA No 1.6.602.2.041.09.1109806)
 Penilai Ahli Terdaftar LPJK N (SK LPJKN No 41/KPTS/LPJK-N/II/2015 , No Reg: 019/PA/LPJK-N/PA/II/2015)
Organisasi : Ketua Litbang & Standarisasi, DPP Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia
Kegiatan :  Konsultan Manajemen Konstruksi & SMK3
 Auditor SMK3 PT Alkon Indo Sertifikasi (Kemnaker RI No: Kep. B-18/NAKER-BINWASK3/VIII/2016)
 Construction Safety Trainer (Kemnaker RI, No: 061/TOT/PK3/F-FA/31/XI/12014)
 Nara sumber bimbingan
MODUL AHLIteknis
MUDA dan berbagi seminar
K3 KONSTRUKSI - terkait Keselamatan Konstruksi
11/28/2023 2
Tilpon & E-mail : +6281317074068 ; mmushanifmukti@gmail.com
PAKKI 2023
SKKNI 350-2014
Ahli Muda K3 Konstruksi

3
TUJUAN PENGAJARAN

Tujuan Umum
Mampu menjelaskan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya
terkait pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi.

Tujuan Khusus:
• Mampu menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan
lainnya terkait Keselamatan
Konstruksi dengan baik.
• Mampu menerapkan Standar dan
Peraturan Perundang-undangan
dalam tahap perencanaan RKK

4
OUTLINE 01 Undang-Undang

Peraturan Pemerintah dan Peraturan


02
Presiden

Peraturan Menteri
03
Keputusan Menteri dan Instruksi Menteri

04 Surat Edaran Menteri

05 Standard
01 Undang-Undang
UNDANG-UNDANG

1. Undang-Undang Nomor 1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang-Undang Nomor 28 Th 2002 tentang Bangunan Gedung
3. Undang-Undang Nomor 13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Undang-Undang Nomor 36 Th 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor 24 Th 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
6. Undang-Undang Nomor 02 Th 2017 tentang Jasa Konstruksi
7. Undang-Undang Nomor 11 Th 2020 tentang Cipta Kerja
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
PASAL 1

1) TEMPAT KERJA UNSUR TEMPAT KERJA MELIPUTI:


 RUANGAN/ LAPANGAN • PENGURUS
• SUMBER BAHAYA
 TERTUTUP/ TERBUKA • USAHA
 BERGERAK/ TETAP
2) PENGURUS: PUCUK PIMPINAN (BERTANGGUNG JAWAB/ KEWAJIBAN)
3) PENGUSAHA: ORANG/ BADAN HUKUM YANG MENJALANKAN USAHA
ATAU TEMPAT KERJA
BAB II
RUANG LINGKUP
PASAL 2

1) TEMPAT KERJA, DALAM WILAYAH HUKUM REPUBLIK INDONESIA


a. DARAT, TANAH, UDARA
b. PERMUKAAN AIR, DALAM AIR
c. UDARA
2) RINCIAN TEMPAT KERJA, TERDAPAT SUMBER BAHAYA YANG BERKAITAN DENGAN:
a. KEADAAN MESIN/ ALAT/ BAHAN
b. LINGKUNGAN KERJA
c. SIFAT PEKERJAAN
d. CARA KERJA
e. PROSES PRODUKSI
3) KEMUNGKINAN UNTUK PERUBAHAN ATAS RINCIAN TEMPAT KERJA
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3

1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan


kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970
• PerMenaker No. 04/1980 - APAR
• PerMenaker No. 37/2016 - K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbunan
• PerMenaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik
• PerMenaker No. 03/1985 - K3 Pemakaian Asbes
• PerMenaker No. 38/2016 - K3 Pes. Tenaga & Prod.
• PerMenaker Np. 05/2018 - K3 Lingkungan Kerja
• PerMenaker No. 03/1998 - Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
• PerMenaker No. 12/2015 - K3 Listrik di Tempat Kerja
• PerMenaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• PerMenaker No. 02/1982 - Syarat dan Kualifikasi Juru Las
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

KETENTUAN UMUM

“Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan


kesehatan serta kenyamanan gedung”

PELAKSANAAN TEKNIS K3

a. Kewajiban di bidang penanggulangan kebakaran


b.Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
c. Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
d.Kelengkapan sarana pengolahan limbah
e.Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
Persyaratan Ayat 1
Keandalan Pasal 17
Persyaratan keselamatan bangunan gedung meliputi
Bangunan Gedung persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan, serta kemampuan
Bagian Keempat
bangunan gedung dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.
Paragraf 2
Persyaratan
keselamatan Pasal 18
Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk
mendukung beban muatan

Pasal
Pasal 19
2 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran

Bangunan Gedung dieselenggarakan


berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta
keserasian bangunan gedung dengan Pasal 20 Pengamanan terhadap bahaya petir
lingkungannya
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Pasal 86

Pekerja/buruh mempunyai hak untuk


memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB XII KESEHATAN KERJA
Pasal 164

Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk Pemerintah menetapkan standar


melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas 5 kesehatan kerja.
1
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pengelola tempat kerja wajib menaati
standar kesehatan kerja dan menjamin
6 lingkungan kerja yang sehat serta
Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor
2 formal dan informal. bertanggung jawab atas terjadinya
kecelakaan kerja.

Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik
4
darat, laut, maupun udara serta kepolisian
Republik Indonesia.
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial

Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.

18
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
menteri teknis terkait memperhatikan
kondisi geografis yang rawan gempa
dan kenyamanan lingkungan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
Ayat Ayat c. pelaksanaan suatu proses
pembangunan, pemeliharaan,
5 2
Pasal pembongkaran, dan/atau pembangunan
kembali;
d. penggunaan material, peralatan
59 dan/atau teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Ayat Ayat a. mutu bahan;
4 3 b. mutu peralatan;
c. K3;
d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
Standar K4 setiap produk Jasa Konstruksi e. mutu hasil pelasanaan jasa konstruksi;
diatur oleh menteri teknis terkait sesuai f. operasional dan pemeliharaan;
dengan kewenangannya
g. perlindungan sosial tenaga kerja;
h. pengelolaan lingkungan hidup
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Pengawasan Sanksi

Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

Pasal 59 ayat (1)


Dalam setiap penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa wajib memenuhi
Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Pasal 59 ayat (2)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna
Jasa, dan Penyedia Jasa wajib memenuhi
standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

21
Peraturan Pemerintah dan
02 Peraturan Presiden
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden

a. PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja dan


Jaminan Kematian

b. PP No. 88/2019 Tentang Kesehatan Kerja

c. PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020 Tentang


Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

d. Perpres 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Perpres No 16 Tahun 2018


Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
PP No. 44/2015 Tentang Penyelenggaraan Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
Ayat 1
Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah manfaat berupa
uang tunai dan/atau pelayanan kesehatan yang diberikan pada saat peserta
mengalami kecelakaan kerja atau penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Pasal 1
Ayat 6
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.

MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020 Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
• Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi harus menerapkan
prinsip Konstruksi Berkelanjutan
Dalam menyusun Standar K4 untuk • Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
setiap produk Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
menteri teknis terkait
memperhatikan kondisi geografis
yang rawan gempa dan kenyamanan Pengesahan atau persetujuan atas:
lingkungan terbangun 84F a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84H 84G c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau
84 teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi

Standar K4 paling sedikit meliputi:


Standar K4 setiap produk Jasa 84H 84 G a. mutu bahan; f. operasional dan pemeliharaan;
Konstruksi diatur oleh menteri teknis b. mutu peralatan; g. perlindungan sosial tenaga kerja;
terkait sesuai dengan c. K3; h. pengelolaan lingkungan hidup.
kewenangannya d. prosedur pelaksanaan Jasa Konstruksi;
e. mutu hasil pelaksanaan jasa konstruksi;
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
“SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI”

84J Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan


Keselamatan
Keselamatan & Keselamatan Keselamatan
Keteknikan
Kesehatan Kerja Publik Lingkungan
Menjamin Konstruksi K3

▪ Tenaga kerja konstruksi ▪ Masyarakat ▪ Lingkungan Alam


▪ Bangunan/aset ▪ Pemasok, Tamu, Terpapar
Objek konstruksi Subpenyedia ▪ Lingkungan Terbangun
▪ Peralatan, material ▪ Pemilik proyek
▪ Masyarakat ▪ Lingkungan
yang sekitar Proyek terdampak proyek
Diselamat ▪ Pengguna Jasa
kan
Pencegahan Kecelakaan Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
PERMEN PUPR 10/2021, PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
BAB I Ketentuan Umum
Bab II Penerapan SMKK
Bagian Kesatu : Umum
Bagian Kedua : Rancangan Konseptual SMKK
Bagian Ketiga : Rencana Keselamatan Konstrukai (RKK)
Bagian Keempat : Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan Program Mutu
Bagian Kelima : Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
Bagian Keena : Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
Bagian Ketuju : Penerapan SMKK Tahap Pembangunan
Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 : Tahap Pemilihan Penyedia Jasa
Paragraf 3 : Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Paragraf 4 : Tahap Serah Terima Pekerjaan
Bab III Komponen Kegiatan Penerapan SMKK
Bagian Kesatu : Umum
Bagian Kedua : Risiko Keselamatan Konstruksi
Bagian Ketiga : Unit Keselamatan Konstruksi
Bagian Keempat : Biaya Penerapan SMKK
BAB IV Pembinaan dan Pengawasan
BAB V Ketentuan Peralihan
Bab VI Ketentuan Penutup 29
LAMPIRAN PERMEN PUPR 10/2021, PEDOMAN SMKK
Sub Lampiran Tentang Format
Sublampiran A Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang (TTJW)  TTJW Pengguna Jasa
 TTJW Penyedia Jasa
Sublampiran B Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian  Tahapan Kegiatan, Tata Cara, Format dll
Mutu (PMPM) Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran C Rancangan Konseptual SMKK  Rancangan Konseptual SMKK Pengkajian/Perencanaan
 Rancangan Konseptual SMKK Perancangan
Sublampiran D Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)  RKK Pengawasan
 RKK Pelaksanaan
Sublampiran E Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)  RMPK
Sublampiran F Program Mutu  Program Mutu
Sublampiran G Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan  RKPPL
Lingkungan (RKPPL)
Sublampiran H Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)  RMLLP
Sublampiran I Format Laporan Pelaksanaan  Format format Laporan Pelaksanaan
Sublampiran J Kriteria Penentuan Tingkat Risiko Keselamatan  Format Surat Penetapan Risiko dari Pengguna Jasa
Konstruksi  Kriteria Penetapan Tingkat Risiko
 Daftar Pekerjaan Konstruksi & Tingkat Risikonya
30
RKK PENGAWASAN RKK PEELAKSANAAN
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK) RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK)
OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN OLEH PENYEDIA JASA PENGAWASAN
RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RKPPL) PEKERJAAN (RMLLP)
OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN

COVER DOKUMEN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS PEKERJAAN
BAB III PELAPORAN KEGIATAN
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020

Pasal 1

Keselamatan Konstruksi adalah segala 84I


kegiatan keteknikan untuk mendukung Sistem Manajemen Keselamatan
Pekerjaan Konstruksi dalam Konstruksi merupakan pemenuhan
mewujudkan pemenuhan standar terhadap Standar Keamanan,
keamanan, keselamatan, kesehatan Keselamatan, Kesehatan, dan
dan keberlanjutan (K4) yang menjamin Keberlanjutan dengan menjamin
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan keteknikan konstruksi,
keselamatan dan kesehatan tenaga keselamatan dan Kesehatan kerja,
kerja, keselamatan publik dan keselamatan publik, dan keselamatan
lingkungan. lingkungan
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
• Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
01
01 •• Organisasi pengelola SMKK;
Komitmen Keselamatan Konstruksi dan partisipasi tenaga kerja;
Kepemimpinan dan dan
partisipasi tenaga • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan.
kerja dalam • IBPRP;

05
keselamatan
konstruksi 02 02 • Rencana tindakan keteknikan, manajemen dan tenaga kerja
yang tertuang dalam sasaran dan program;
Evaluasi kinerja Perencanaan • pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
penerapan SMKK keselamatan Keselamatan Konstruksi.

SMKK konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
03 •

Kompetensi tenaga kerja;• Manajemen Komunikasi; dan
Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
04 03
Operasi Dukungan
keselamatan • Perencanaan Implementasi RKK
konstruksi
keselamatan
konstruksi
04 •

Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi darurat; dan
• Investigasi Kecelakaan Konstruksi.

• Pemantauan atau inspeksi;


Pasal 85L s.d Pasal 85Q 05 • Audit; • Tinjauan Manajemen; dan
• Evaluasi; • Peningkatan Kinerja
35 Keselamatan Konstruksi.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Integrasi Mutu dan Lingkungan dalm Keselamatan Konstruksi pada
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

Pasal 84R, S, T, U, V

PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Pasal 84L Pasal 84L
PROCUREMENT PELAKSANAAN
Pasal 84S Pasal 84T
Rancangan Konseptual, Dok. RMPK &
Rancangan RKK
DOKUMEN Konseptual SMKK
KAK, HPS, Risk Analysis, Penawaran RKK Program
Pelaksanaan
RKPPL RMLLP
Biaya SMKK Teknis Mutu Risiko sedang &
besar

Jasa Konsultansi Konstruksi Pengawasan/MK harus memiliki Ahli


Pengguna/Konsultan Pengkajian/ K3 Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi, sementara untuk
PELAKU Konsultan Perencanaan/ Pekerjaan Konstruksi harus memiliki Ahli K3 Konstruksi, ahli
Konsultan Perancangan Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Konstruksi
36
QHSE IN CONSTRUCTION CYCLE

Project Preliminary Detailed Tendering Construction Operation


Stages Fesibility study Design Design & Maintenance Demolition

Feasibiliy of the
project
Business Risk Concep
Management t
Assess design
Brainstorming Redesign Award
meeting to control
risk contract Practical
Finalize Completion
Hazards
d /
identification Risk Draft
QHSE Design criteria: assessment & Risk Tender Handover
Concern • Durabitity mitigation Issue tender
& • Constructability Tender Construction
Activities • Serviceability Evaluation
Risk Control
in each • Operability Measures
Maintenace
works
Stages • Maintainability Optimized safe work Demolition
environment works
Optimized safe
work
Review environment

Review

Communication, Cooperation and Coordination


 Feasibility  QHSE Concerns  QHSE’s Hazards &  Outline QHSE Plan  Construction  QHSE in O & M  QHSE in Demol
Deliver- Report  Preliminary Impact Summary  Construction OHSE QHSE Plan  Info from demol
ables hazards  Mitigation Risk In Plan Proposal  Info from O & M
 Design  QHSE Plan  Feedback to
Criteria analysis detailed design Implementation  Feedback to design Client/Designer
HEALTH & SAFETY FILES
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pemutakhiran Dokumen SMKK
Pasal 84 U

RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja,
Pengguna Jasa melakukan pengawasan
termasuk perubahan organisasi; pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,
tambah/kurang; dan Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
c. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
kehilangan harta benda, waktu kerja, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli yang
kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan membidangi Keselamatan Konstruksi
lingkungan. dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.

38
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Tahapan Serah Terima (Penyelesaian) Pekerjaan Konstruksi
Pasal 84 Y
Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan
penyerahan pekerjaan yang telah selesai
100% (seratus perseratus) dari Penyedia
kepada Pengguna Jasa dalam kondisi
SERAH TERIMA
dan standar sebagaimana disyaratkan
KEPADA
dalam kontrak SERAH TERIMA AKHIR PENYELENGGARA
PEKERJAAN (FHO) INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa
harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
SERAH TERIMA PERTAMA dimutakhirkan; dan
PEKERJAAN (PHO) Setelah PHO pekerjaan SMKK diterapkan Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan. konstruksi bangunan yang sudah
memperhitungkan Keselamatan Konstruksi yang
Laporan dokumen hasil penerapan SMKK (sebagaimana dalam kontrak) disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
- Laporan pelaksanaan RKK berdasarkan
- Dokumen RMPK dan pemutakhirannya hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
- Dokumen Program Mutu dan pemutakhirannya dimutakhirkan.
- Dokumen RKPPL dan pemutakhirannya
- Dokumen RMLLP dan Pemutakhirannya 39
- Surat keterangan nihil kecelakaan konstruksi
Pasal 84 AA- AC
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang
menangani Keselamatan Konstruksi di bawah
KONSTRUKSI pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi kerja Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
yang dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi kerja di • Ahli K3 Konstruksi Utama /Ahli Keselamatan Konstruksi
RISIKO BESAR Utama; atau
bidang K3 Konstruksi.
• berkoordinasi dengan pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
Madya dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tertinggi Pekerjaan Konstruksi
tahun.
Anggota • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
wajib memiliki kompetensi kerja RISIKO SEDANG Madya; atau
yang dibuktikan dengan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
Ket:
kepemilikan kompetensi kerja Muda dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi kecil, Pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat merangkap Muda ; atau
sebagai pimpinan UKK.
RISIKO KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi sedang dan besar, Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus memiliki SKK
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus Petugas Keselamatan Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
membentuk UKK yang terpisah dari struktur dengan ketentuan perudang-undangan
organisasi Pekerjaan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 84 AE
Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi (1s.d5)
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
BESAR

• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
• menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
SEDANG

Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);


• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.

• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
KECIL

Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Ketentuan Lain Risiko Keselamatan Konstruksi
Pasal 84 AE
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
(6s.d10) Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
Risiko Keselamatan Konstruksi ditentukan a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
dengan memilih Risiko Keselamatan
Konstruksi yang lebih tinggi
1 3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4 Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
menentukan kebutuhan Ahli K3
sedikit penggunaan peralatan mesin,
Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi
kebutuhan Personel Keselamatan
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi,
Konstruksi ditentukan oleh penilaian
tidak untuk menentukan kompleksitas atau
Risiko Keselamatan Konstruksi
segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
42
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Biaya Penerapan SMKK

PALING sedikit mencakup: Pasal 84 AF Pasal 84 AG

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Pemutakhiran dokumen SMKK dalam hal
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan terjadi:
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan
baru serta perubahan lingkup pekerjaan
4. Asuransi dan perizinan pada kontrak, termasuk pekerjaan
5. Personel Keselamatan Konstruksi tambah/kurang; dan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan b. kecelakaan Konstruksi yang
7. Rambu- rambu yang diperlukan mengakibatkan kehilangan harta benda,
waktu kerja, kematian, cacat tetap
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi dan/atau kerusakan lingkungan.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian tidak dapat mengusulkan perubahan
risiko Keselamatan Konstruksi anggaran biaya penerapan SMKK
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pembinaan Penerapan SMKK
Pasal 84 AH

Penerapan Penetapan Pemantauan Pengembangan


SMKK Kebijakan dan Evaluasi Kerja Sama

1 2 3 4

Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan


fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan pembinaan penerapan SMKK dalam
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan dan pengawasan mewujudkan
pelatihan kewenangannya penerapan SMKK Keselamatan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020 Pengawasan Penerapan SMKK
Pasal 84 AI
Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan Bupati/walikota melakukan
Menteri melakukan Pemerintah Pusat pengawasan penerapan SMKK
pengawasan tertib penerapan pengawasan penerapan SMKK
(GWPP) di daerah pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi dan
SMKK pada Pekerjaan melakukan pengawasan Konsultansi Konstruksi
Konstruksi dan Konsultansi Konsultansi Konstruksi terhadap
penerapan kebijakan terhadap pembiayaan yang pembiayaan yang berasal dari
Konstruksi yang berasal dari SMKK yang dilakukan berasal dari anggaran
anggaran pendapatan dan anggaran pendapatan dan belanja
oleh gubernur dan pendapatan dan belanja daerah daerah kabupaten/kota dan/atau
belanja negara dan/atau yang bupati/walikota di provinsi dan/atau yang
memiliki Risiko Keselamatan yang memiliki
wilayah kewenangannya memiliki Risiko Keselamatan Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi besar Konstruksi sedang kecil

Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
laporan penyelenggaraan pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri dan SMKK kepada gubernur sebagai wakil
pengawasan SMKK kepada nyampaikan laporan menteri yang menyelenggarakan pemerintah pusat yang menjadi satu
Menteri melalui unit organisasi penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
yang membidangi Jasa Konstruksi SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang tidak laporan penyelenggaraan pemerintah
terpisahkan dengan laporan penyeleng- daerah kabupaten/kota
garaan pemerintah daerah provinsi

Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Komite Keselamatan Konstruksi
PASAL 123A
melakukan pengawasan penerapan SMKK dan yang bertugas membantu dalam
penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.
Dibentuk oleh Tugas
Menteri
Struktur Komite • Pemantauan dan evaluasi yang • Memberikan saran,
diperkirakan memiliki Risiko pertimbangan, dan
• Ketua sedang & besar rekomendasi kepada Menteri
• Investigasi keselamatan terhadap hasil PE
• Sekretaris konstruksi • Tugas lain dari Menteri
• Bidang Koordinator & anggota sesuai bidang
• Sekretariat Koordinator & anggota
Kewenangan
• memasuki tempat kerja • meminta data yang berhubungan
Konstruksi; dengan tugas komite; dan
• meminta keterangan dari pihak • melakukan koordinasi dengan pihak
terkait; terkait Keselamatan Konstruksi.
Peraturan Menteri
03
Keputusan Menteri dan
Instruksi Menteri
DAFTAR PERATURAN DAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 DARI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA

48
Peraturan Menteri

Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang
a Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan f Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia
b Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja g Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan

Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Permen PUPR No.10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
c Pelindung Diri h Manajemen Keselamatan Konstruksi

Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Permen PUPR No.8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
d dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja i Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan Bangunan

Permen PUPR No. 14/PRT/M/2020 Tentang Standar dan


e Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
Keputusan Menteri dan Instruksi Menteri

a Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran


Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Permenaker No. 1/1980 Keselamatan & Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan
Pasal 3

01 02 03
Pada setiap pekerjaan konstruksi Sewaktu pekerjaan dimulai harus Unit K3 tersebut meliputi usaha-usaha
bangunan harus diusahakan segera disusun suatu unit K3, hal terhadap: kecelakaan, peledakan,
pencegahan atau dikurangi terjadinya tersebut harus diberitahu kepada penyakit akibat kerja, pertolongan
kecelakaan atau sakit akibat kerja setiap tenaga kerja. pertama pada kecelakaan dan usaha-
terhadap tenaga kerjanya. usaha penyelamatan.
Permenaker No. 4/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja P2K3 dan
Pengangkatan Ahli K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah
Pasal 1 badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha
dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3

Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan

Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.
Permen PUPR 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia

Pasal 3 ayat 1 Lampiran


Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi Petugas Keselamatan Konstruksi :
pelaksanaan Pemilihan Penyedia Jasa adalah orang atau petugas K3 Konstruksi yang
Konstruksi melalui Pengadaan memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh unit kerja yang
Langsung, Tender Terbatas, atau menangani Keselamatan Konstruksi di Kementerian
Tender/Seleksi di lingkungan
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan/atau
kementerian/lembaga, atau perangkat
yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang
daerah yang pembiayaannya dari
berwenang yang mengacu Standar Kompetensi Kerja
anggaran pendapatan dan belanja
negara atau anggaran pendapatan dan Nasional Indonesia (SKKNI) dan ketentuan peraturan
belanja daerah. perundangundangan
PERMEN PUPR NO. 10 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Pasal 2
1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan SMKK.
2) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
3) Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia yang
memberikan layanan:
a. konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
4) Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan SMKK dalam memberikan
layanan:
a. pengkajian;
b. perencanaan; dan
c. Perancangan
5) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK

UU No. 2/2017 UU No. 11/2020 UU No. 1/1970 UU No. 13/2003


tentang tentang tentang tentang
Jasa Konstruksi Cipta Kerja Keselamatan Kerja Ketenagakerjaan

PP No. 14/2021 PP No 50/2012


tentang tentang
Perubahan PP No. 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi Kerja (SMK3)

Permen PUPR No.10 Tahun 2021 tentang Pedoman SMKK


Lanjutan Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK

UU No 2/2017 tentang Jasa Konstruksi PP No.14 Tahun 2021tentang Perubahan PP No.


• Keamanan dan keselamatan menjadi asas 22/2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.2/2017
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi • Pedoman tanggung jawab dan pemerintah pusat
• Terwujudnya keselamatan publik dan kenyamanan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
lingkungan terbangun adalah tujuan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi melalui penataan
sistem Jasa Konstruksi Permen PUPR No 28/2016 tentang Pedoman AHSP
Bidang Pekerjaan Umum (proses revisi)
• Perhitungan biaya untuk Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang bersifat umum dialokasikan dalam
Biaya Umum
• Keperluan K3 bersifat khusus diakomodir dalam AHSP
Permen PUPR No.10/2021 tentang Pedoman Sistem Khusus K3
Manajemen Keselamatan Konstruksi
• Penerapan SMKK Permen PUPR 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan
• Komponen Kegiatan Penerapan SMKK Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
• Pembinaan dan Pengawasan Komponen/Item pekerjaan penerapan SMKK
• Ketentuan Peralihan dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan
besaran biaya sesuai dengan kebutuhan.
Permenaker No. 5 Tahun 2021
Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Pasal 2 Pasal 4
Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat K3 Peraturan Menteri ini mengatur mengenai syarat-
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan syarat K3 dalam:
Angkut. Syarat K3 dilaksanakan sesuai dengan standar a. perencanaan, pembuatan, pemasangan dan/atau
nasional Indonesia dan standar internasional. perakitan, pemakaian atau pengoperasian,
pemeliharaan dan perawatan, perbaikan,
perubahan atau modifikasi, serta pemeriksaan dan
Pasal 3 pengujian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut;
Pelaksanaan syarat K3 Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan dan
Alat Bantu Angkat dan Angkut bertujuan: b. perencanaan, pembuatan, pemakaian,
a. melindungi K3 Tenaga Kerja dan orang lain yang berada di pemeliharaan dan perawatan, serta pemeriksaan
Tempat Kerja dari potensi bahaya Pesawat Angkat, dan pengujian Alat Bantu Angkat dan Angkut.
Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat dan Angkut;
b. menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan
Pesawat Angkat, Pesawat Angkut, dan Alat Bantu Angkat
dan Angkut; dan
c. menciptakan Tempat Kerja yang aman dan sehat untuk
meningkatkan produktivitas.
Peraturan Lain-lain

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


Per.13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
Kimia di Tempat Kerja
• Permenaker No.3/Men/1985 Tentang K3 Pemakaian Asbes
• Permenaker No.3/Men/1986 Tentang Syarat K3 di Tempat Kerja Yang
Mengelola Pestisida
• Permenegara Lingkungan Hidup Nomor 05 tahun 2012, Tentang Jenis
Rencana Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal
• Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari
Tua
a. Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998, Tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan

b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 51/Men/1999 Tentang Faktor

Fisika di Tempat Kerja


c. Kepmenaker No.187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia

Berbahaya di Tempat Kerja

Keputusan Menteri
Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
A SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1 2 3 4
MEMBENTUK MENYEDIAKAN MENGEDUKASI MENGUKUR SUHU
SATGAS FASILITAS SEMUA ORANG SEMUA ORANG
PENCEGAHAN PENCEGAHAN UNTUK MENJAGA SETIAP PAGI, SIANG
COVID-19 COVID-19 DIRI DARI COVID-19 DAN SORE

PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


PENGGUNA JASA SATUAN TUGAS
PEKERJAAN PEKERJAAN
DAN PENYEDIA JASA PROYEK
KONSTRUKSI KONSTRUKSI

7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT

PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

SATGAS PENCEGAHAN COVID-19


Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan:
✔ Dibentuk oleh Pejabat Pembuat 1. sosialisasi;
Komitmen (PPK) proyek 2. pembelajaran (edukasi);
✔ Meupakan bagian dari Unit 3. promosi teknik;
Keselamatan Konstruksi (UKK) 4. metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan;
5. berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID-19
✔ Berjumlah paling sedikit 5 (lima) Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya
orang yang terdiri atas: COVID-19 di lapangan;
1. 1 (satu) Ketua merangkap 6. pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19
anggota; dan kepada semua pekerja dan tamu proyek;
7. pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian
2. 4 (empat) Anggota yang mobilisasi/demobilisasi pekerja;
mewakili Pengguna Jasa dan 8. pemberian vitamin dan nutrisi tambahanguna peningkatan
Penyedia Jasa. imunitas pekerja;
9. pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan; dan
Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi 10.melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja
dengan Satgas Penanggulangan COVID-19 yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan
Kementerian PUPR (PDP) dan merekomendasikan dilakukan penghentian
kegiatan sementara.
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal
27 Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi PEMBERHENTIAN PEKERJAAN SEMENTARA
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar, jika terindikasi:
Jika karena sifat dan urgensinya tetap harus
dilaksanakan, Penyelenggaraan Jasa
Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di
1 Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan
pusat sebaran
ketentuan:

1) Mendapatkan persetujuan dari Menteri


Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus
2 Pekerjaan Umum dan Perumahan
Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Rakyat; dan
2) Melaksanakan protokol pencegahan
Pimpinan Kementerian/ Lembaga/Instansi/ Kepala Daerah telah COVID-19 dengan disiplin tinggi dan
3 mengeluarkan peraturan untuk menghentikan kegiatan dilaporkan secara berkala oleh Satgas
sementara akibat keadaan kahar Pencegahan COVID-19.
B Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020
tanggal 27 Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam
TINDAK LANJUTJasa
Penyelenggaraan TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
Konstruksi
Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi ditetapkan untuk diberhentikan sementara akibat keadaan
kahar maka diberlakukan ketentuan:
C
A MEKANISME PENGHENTIAN MEKANISME PERGANTIAN
B KOMPENSASI UPAH
PEKERJAAN SEMENTARA SPESIFIKASI
1) Usulan penghentian sementara dapat Pergantian spesifikasi dapat diusulkan Penghentian sementara
dilakukan oleh PPK dan/atau Penyedia jika dalam Kontrak Penyelenggaraan
Jasa berdasar usulan Satgas Pencegahan
tidak melepaskan hak dan
Jasa Konstruksi memiliki kendala kewajiban Pengguna Jasa
COVID-19 setelah dilakukan Identifikasi dalam proses pengiriman material
Potensi Bahaya COVID-19 di Lapangan dan Penyedia Jasa terhadap
dan/atau peralatan dan/atau suku
2) Mendapatkan persetujuan dari cadang impor akibat barang tsb
Tenaga Kerja Konstruksi,
Kasatker/KPA dan Kabalai berasal dari negara yang ditetapkan Subkontraktor, Produsen
3) Waktu penghentian paling sedikit 14 sebagai negara terjangkit COVID-19 dan Pemasok yang terlibat
(empat belas) hari kerja atau sesuai pembatasan jalur pengadaan barang
dengan kebutuhan impor di Indonesia
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal
27 Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi
USULAN BIAYA TAMBAHAN

Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa


Untuk memastikan KEWAJARAN
Konstruksi TETAP DILANJUTKAN
HARGA BIAYA TAMBAHAN
✔ Pelaksanaan pencegahan dan penanganan COVID-19 di
lapangan dapat diusulkan menjadi biaya tambahan Untuk memastikan kewajaran harga Biaya Tambahan
penerapan SMKK sesuai peruntukannya melalui Kabalai/Kasatker menyampaikan permohonan
kepada APIP untuk melakukan reviu usulan
Adendum Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
pemenuhan terhadap pembayaran upah Tenaga Kerja
✔ Dalam hal Kontrak Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tetap Konstruksi, Subkontraktor, Produsen dan Pemasok
dilanjutkan, pemberian kompensasi biaya upah Tenaga selama masa penghentian sementara.
Kerja dan Subkontraktor/ Produsen/Pemasok harus tetap
dilakanakan 🡺 Dapat diusulkan sebagai biaya
C PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PELAKSANAAN
PENGADAAN BARANG JASA KONSTRUKSI
FILOSOFI: kemudahan dan perluasan akses dalam proses pengadaan jasa konstruksi yang dapat
dilakukan secara online maupun offline tetap memperhatikan kaidah-kaidah dalam proses
pengadaan barang jasa konstruksi.

Ruang Lingkup mencakup:


A. Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan
B. Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi Secara Offline dan/atau Online
C. Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan Evaluasi Kewajaran Harga
D. Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara Online
04 Surat Edaran Menteri
Surat Edaran Menteri

SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
a Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi

SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di
b
Lingkungan Kementerian PU

SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
c dalam Penyelenggara Jasa Konstruks

SE Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen Penawaran
d Pengadaan Jasa Konstruksi sesuai Permen PUPR No. 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Tujuan:
Pada Sektor Konstruksi di Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
Lingkungan Kementerian PU sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 18 TAHUN 2020
PELAKSANAAN TATANAN HIDUP NORMAL BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MAKSUD OUTLINE PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan tatanan
hidup normal baru (new normal) dalam 1 Protokol Umum
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di
Kementerian PUPR 2 Protokol Pemilihan
Penyedia

TUJUAN 3 Protokol Pelaksanaan


Pekerjaan
Untuk mendukung keberlangsungan
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi 4 Protokol Penyesuaian
berjalan dengan aman, efektif, dan Kontrak
efisien dengan tetap mengutamakan
upaya pencegahan penularan COVID-19
A. PROTOKOL DI
TEMPAT KERJA
▪ Tempat kerja merupakan lokus interaksi

1
dan berkumpulnya orang
▪ Yang dimaksud tempat kerja mencakup
lokasi perkantoran serta lokasi
pekerjaan konstruksi (direksi kit dan
lapangan)
PROTOKOL
UMUM
B. PROTOKOL BAGI
PENYELENGGARA
Pedoman New Normal ini berlaku bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelengaraan jasa
konstruksi (pengguna jasa, penyedia jasa
konsultansi konstruksi, penyedia jasa pekerjaan
konstruksi, tenag kerja kontruksi)
A. PROTOKOL DI TEMPAT KERJA
PROTOKOL UMUM

1 2 3 4 5

Penyediaan tempat Penerapan higiene


Penggunaan Masuk ke tempat
Pengaturan karantina/isolasi dan sanitasi
masker kerja
penerimaan tamu mandiri lingkungan kerja

6 7 8 9 10

Pencegahan Pengaturan Pengaturan tempat Pengaturan tempat


Pengaturan toilet
penularan physical distancing ibadah makan/ kantin
umum

11 12 13

Pengaturan Pengaturan Pemantauan


penyediaan penyediaan kesehatan yang
transportasi mess/barak kerja proaktif
PROTOKOL UMUM
B. PROTOKOL BAGI PENYELENGGARA

Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran

2 Mekanisme Kehadiran Pelaksanaan Pengadaan


Barang/Jasa Bagi Tim Pokja Pemilihan

2 3
Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara
Offline dan/atau Online

PROTOKOL 4
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga

PEMILIHAN 5
Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
Online
PENYEDIA
6 Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding

7 Mekanisme Rapat Persiapan Penunjukan Penyedia

Mekanisme Rapat Persiapan Penandatanganan


8
Kontrak

9 Mekanisme Penandatanganan Kontrak


3 PROTOKOL 4 PROTOKOL
PENYESUAIAN KONTRAK
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Mekanisme Penyesuaian terhadap Rencana Keselamatan
Konstruksi (RKK)
Protokol Pelaksanaan Pemutakhiran RKK disetujui dan ditetapkan oleh PPK untuk dijadikan
Jasa Konsultansi sebagai acuan penambahan biaya penerapan SMKK
Mekanisme Penyesuaian Spesifikasi Teknis dan Kerangka
Acuan Kerja (KAK)
Protokol Pelaksanaan ▪ Kontrak Pekerjaan Konstruksi yang terkendala pengadaan material
dan/atau mobilisasi material dan/atau peralatan dan/atau suku
Pekerjaan Konstruksi cadang impor, dapat diusulkan pergantian spesifikasi teknis
▪ Kontrak Jasa Konsultansi Konstruksi yang terkendala pembatasan
pergerakan orang ataupun potensi risiko keselamatan yang tinggi,
Protokol Pelaksanaan dapat diusulkan penyesuaian KAK
Padat Karya Mekanisme Penyesuaian Harga Kontrak
Harga Kontrak Jasa Konsultansi & Pekerjaan Konstruksi dapat
disesuaikan sebagai akibat penyesuaian RKK, Spesifikasi dan KAK
Protokol Pelaksanaan Mekanisme Penyesuaian Metode Pelaksanaan
Pemantauan dan Evalusi serta Penyesuain metode kerja dapat dilaukan dengan pertimbangan
pencegahan dan pengendalian COVID-19
Investigasi Keselamatan
Konstruksi Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Kontrak
a. Mekanisme Penghentian Pekerjaan Sementara
b. Mekanisme Penyesuaian Masa Pelaksanaan Pekerjaan
05 Standar
STANDAR
• SNI : Standar Nasional Indonesia;
• ANSI : American National Standards Institute;
• ASME : American Society of Mechanical Engineers;
• BS : British Standard Institute;
• JIS : Japanese Industrial Standard;
• ISO : International Organization for Standardization;
• CMAA : Crane Manufactures association of America;
• DIN : Deutshes Institute fur Normunge;
• SAE : Society of Automotive Engineers;
• PCSA : Power Crane and Shovel Association;
• API : American Petroleum Institute;
Persyaratan Lainnya

SNI:

❑ SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Bahan Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.

❑ SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi ❑ Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
Listrik 2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
❑ SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.

❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut


❑ SNI 8730 : 2019 tentang Keselamatan dan Kesehatan bersama-sama dengan panitia pembina keselamatan
Kerja pada Konstruksi dan Ereksi Gelagar Beton kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi
pengurus atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab
Pracetak Jembatan kepada pemimpin proyek.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)
• KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 350 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK JASA
ARSITEKTUR DAN TEKNIK SIPIL; ANALISIS DAN UJI TEKNIS BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI
• KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN NOMOR 60 TAHUN 2022 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL
INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK AKTIVITAS ARSITEKTUR DAN
KEINSINYURAN; ANALISIS DAN UJI TEKNIS PADA JABATAN KERJA AHLI KESELAMATAN KONSTRUKSI
• KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2022 TENTANG PENETAPAN STANDAR
KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK JASA
ARSITEKTUR DAN TEKNIK SIPIL, ANALISIS DAN UJI TEKNIS PADA JABATAN KERJA PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
• KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2019 TENTANG PENETAPAN STANDAR
KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK AKTIVITAS
ARSITEKTUR DAN KEINSINYURAN; ANALISIS DAN UJI TEKNIS BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA JABATAN KERJA
PERSONIL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
• KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145 TAHUN 2019 TENTANG PENETAPAN STANDAR
KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI AKTIVITAS PROFESIONAL ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK AKTIVITAS
KANTOR PUSAT DAN KONSULTANSI MANAJEMEN PADA JABATAN KERJA AHLI SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI
• KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN STANDAR
KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK JASA HUKUM
DAN AKUNTANSI PADA JABATAN KERJA AHLI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
79
Standar Internasional
ISO 45001: 2018 Tentang Sistem Manajemen K3
ISO 45001:2018 ─ Occupational health and safety management systems ─ Requirements with
guidance for use, telah rilis pada tanggal 12 Maret 2018. ISO 45001:2018 adalah standar
internasional pertama di dunia yang menetapkan persyaratan atau pedoman untuk sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
ISO 45001:2018 dapat dikatakan sebagai "milestone". Standar ini menyediakan kerangka kerja
yang kuat dan efektif untuk mengurangi risiko di tempat kerja dan menciptakan tempat kerja yang
aman dan sehat untuk pekerja, kontraktor, pemasok, pengunjung, dan tamu, yang
memungkinkan sebuah organisasi untuk proaktif meningkatkan kinerja SMK3-nya.
Meskipun ISO 45001 mengacu pada OHSAS 18001 ─ sebagai tolak ukur pertama untuk K3 - ISO
45001:2018 adalah standar baru dan berbeda, bukan revisi atau pembaruan. Secara bertahap,
ISO 45001:2018 akan menggantikan OHSAS 18001:2007 selama tiga tahun ke depan.

80
TERIMA KASIH
SKKNI 350-2014 SKKNI 055 - 2022
Pelaksana Pekerjaan Operasi Dan
Ahli Muda K3 Konstruksi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Anda mungkin juga menyukai