3
TUJUAN PENGAJARAN
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan peraturan
perundangan dan persyaratan lainnya
terkait pelaksanaan Keselamatan
Konstruksi.
Tujuan Khusus:
• Mampu menjalankan peraturan
perundangan dan persyaratan
lainnya terkait Keselamatan
Konstruksi dengan baik.
• Mampu menerapkan Standar dan
Peraturan Perundang-undangan
dalam tahap perencanaan RKK
4
OUTLINE 01 Undang-Undang
Peraturan Menteri
03
Keputusan Menteri dan Instruksi Menteri
05 Standard
01 Undang-Undang
UNDANG-UNDANG
KETENTUAN UMUM
PELAKSANAAN TEKNIS K3
Pasal
Pasal 19
2 Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
Pasal 86
Pasal 87
Setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan.
UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
BAB XII KESEHATAN KERJA
Pasal 164
Upaya kesehatan kerja berlaku bagi setiap orang Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
3 selain pekerja yang berada di lingkungan tempat 7 jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
kerja. lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Upaya kesehatan kerja berlaku juga bagi kesehatan
pada lingkungan tentara nasional Indonesia baik
4
darat, laut, maupun udara serta kepolisian
Republik Indonesia.
UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
Pasal 3
BPJS bertujuan untuk mewujudkan
terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap
Peserta dan/atau anggota Pasal 14
keluarganya.
Setiap orang, termasuk orang asing
yang bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia, wajib
menjadi Peserta program Jaminan
Sosial.
18
UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
Dalam menyusun Standar K4 untuk Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa
setiap produk Jasa Konstruksi, dan Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
menteri teknis terkait memperhatikan
kondisi geografis yang rawan gempa
dan kenyamanan lingkungan Ayat Pengesahan atau persetujuan atas:
terbangun a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
1 perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
Ayat Ayat c. pelaksanaan suatu proses
pembangunan, pemeliharaan,
5 2
Pasal pembongkaran, dan/atau pembangunan
kembali;
d. penggunaan material, peralatan
59 dan/atau teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi
Pengawasan Sanksi
Pasal 80 Pasal 96
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai Setiap Penyedia Jasa dan/atau Pengguna Jasa yang tidak
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi: Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
• tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi; sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai
• tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai dengan sanksi administratif berupa:
ketentuan peraturan perundangan-undangan; dan • peringatan tertulis;
• tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam • denda administratif;
menyelenggarakan Jasa Konstruksi. • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau pencabutan izin.
UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
21
Peraturan Pemerintah dan
02 Peraturan Presiden
Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden
Ayat 1
Pasal 4 Setiap Pemberi Kerja selain penyelenggara negara wajib mendaftarkan dirinya dan
Pekerjanya sebagai Peserta dalam program JKK dan JKM kepada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dukungan dari Kementerian PUPR
PP No. 88 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
MEMULIHKAN
MENANGANI setelah penanganan
MENINGKATKAN Jika terjadi gangguan gangguan kesehatan
MENCEGAH kesehatan atau pengaruh dilakukan,
Selama pekerjaan
buruk yang diakibatkan oleh selanjutnya kita
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kita wajib berlangsung, kita
pekerjaan, maka kita wajib wajib memulihkan
mencegah gangguan kesehatan dan pengaruh wajib meningkatkan
melakukan pertolongan kondisi pekerja baik
buruk akibat pekerjaan dengan cara pengetahuan,
pertama pada cedera dan pemulihan medis
mengidentifikasi dan mengendalikan potensi budaya hidup bersih
sakit, melakukan diagnosis maupun pemulihan
bahaya kesehatan, memenuhi persyaratan dan sehat, budaya
dan tata laksana penyakit; pekerjaannya.
kesehatan, melindungi kesehatan reproduksi, K3, penerapan gizi
kerja, peningkatan serta menangani kasus
memeriksa kesehatan secara berkala, menilai kegawatdaruratan medik
kelaikan bekerja, memberi imunisasi, melakukan kesehatan fisik dan
mental dan/atau rujukan.
kewaspadaan standar, dan surveilans kesehatan
kerja sesuai dengan lingkup pekerjaan masing-
masing pekerja di lapangan.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020 Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan (K4)
• Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi harus menerapkan
prinsip Konstruksi Berkelanjutan
Dalam menyusun Standar K4 untuk • Setiap penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan
setiap produk Jasa Konstruksi, Penyedia Jasa wajib memenuhi standar K4
menteri teknis terkait
memperhatikan kondisi geografis
yang rawan gempa dan kenyamanan Pengesahan atau persetujuan atas:
lingkungan terbangun 84F a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau
perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan,
pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
84H 84G c. pelaksanaan suatu proses pembangunan,
Pasal pemeliharaan, pembongkaran, dan/atau
pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau
84 teknologi; dan/atau,
e. hasil layanan Jasa Konstruksi
Metode Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (HIRAO), Prosedur Kerja Aman, Analisis
Pencegahan Keselamatan Konstruksi (AKK), RKK, RMPK, Program Mutu, RKPPL, dan RMLLP.
PERMEN PUPR 10/2021, PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
BAB I Ketentuan Umum
Bab II Penerapan SMKK
Bagian Kesatu : Umum
Bagian Kedua : Rancangan Konseptual SMKK
Bagian Ketiga : Rencana Keselamatan Konstrukai (RKK)
Bagian Keempat : Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dan Program Mutu
Bagian Kelima : Rencana Kerja Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
Bagian Keena : Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP)
Bagian Ketuju : Penerapan SMKK Tahap Pembangunan
Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 : Tahap Pemilihan Penyedia Jasa
Paragraf 3 : Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
Paragraf 4 : Tahap Serah Terima Pekerjaan
Bab III Komponen Kegiatan Penerapan SMKK
Bagian Kesatu : Umum
Bagian Kedua : Risiko Keselamatan Konstruksi
Bagian Ketiga : Unit Keselamatan Konstruksi
Bagian Keempat : Biaya Penerapan SMKK
BAB IV Pembinaan dan Pengawasan
BAB V Ketentuan Peralihan
Bab VI Ketentuan Penutup 29
LAMPIRAN PERMEN PUPR 10/2021, PEDOMAN SMKK
Sub Lampiran Tentang Format
Sublampiran A Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang (TTJW) TTJW Pengguna Jasa
TTJW Penyedia Jasa
Sublampiran B Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Tahapan Kegiatan, Tata Cara, Format dll
Mutu (PMPM) Pekerjaan Konstruksi
Sublampiran C Rancangan Konseptual SMKK Rancangan Konseptual SMKK Pengkajian/Perencanaan
Rancangan Konseptual SMKK Perancangan
Sublampiran D Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) RKK Pengawasan
RKK Pelaksanaan
Sublampiran E Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) RMPK
Sublampiran F Program Mutu Program Mutu
Sublampiran G Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan RKPPL
Lingkungan (RKPPL)
Sublampiran H Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) RMLLP
Sublampiran I Format Laporan Pelaksanaan Format format Laporan Pelaksanaan
Sublampiran J Kriteria Penentuan Tingkat Risiko Keselamatan Format Surat Penetapan Risiko dari Pengguna Jasa
Konstruksi Kriteria Penetapan Tingkat Risiko
Daftar Pekerjaan Konstruksi & Tingkat Risikonya
30
RKK PENGAWASAN RKK PEELAKSANAAN
RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK) RENCANA MUTU PEKERJAAN KONSTRUKSI (RMPK)
OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN OLEH PENYEDIA JASA PENGAWASAN
RENCANA KERJA PENGELOLAAN DAN RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RKPPL) PEKERJAAN (RMLLP)
OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN OLEH PENYEDIA JASA PELAKSANAAN
COVER DOKUMEN
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II RENCANA MANAJEMEN LALU LINTAS PEKERJAAN
BAB III PELAPORAN KEGIATAN
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 1
05
keselamatan
konstruksi 02 02 • Rencana tindakan keteknikan, manajemen dan tenaga kerja
yang tertuang dalam sasaran dan program;
Evaluasi kinerja Perencanaan • pemenuhan standar dan peraturan perundangan-undangan
penerapan SMKK keselamatan Keselamatan Konstruksi.
SMKK konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya);
03 •
•
Kompetensi tenaga kerja;• Manajemen Komunikasi; dan
Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
04 03
Operasi Dukungan
keselamatan • Perencanaan Implementasi RKK
konstruksi
keselamatan
konstruksi
04 •
•
Pengendalian Operasi Keselamatan Konstruksi
Kesiapan dan tanggapan terhadap Kondisi darurat; dan
• Investigasi Kecelakaan Konstruksi.
Pasal 84R, S, T, U, V
PENGKAJIAN &
TAHAPAN PERENCANAAN
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
Pasal 84L Pasal 84L
PROCUREMENT PELAKSANAAN
Pasal 84S Pasal 84T
Rancangan Konseptual, Dok. RMPK &
Rancangan RKK
DOKUMEN Konseptual SMKK
KAK, HPS, Risk Analysis, Penawaran RKK Program
Pelaksanaan
RKPPL RMLLP
Biaya SMKK Teknis Mutu Risiko sedang &
besar
Feasibiliy of the
project
Business Risk Concep
Management t
Assess design
Brainstorming Redesign Award
meeting to control
risk contract Practical
Finalize Completion
Hazards
d /
identification Risk Draft
QHSE Design criteria: assessment & Risk Tender Handover
Concern • Durabitity mitigation Issue tender
& • Constructability Tender Construction
Activities • Serviceability Evaluation
Risk Control
in each • Operability Measures
Maintenace
works
Stages • Maintainability Optimized safe work Demolition
environment works
Optimized safe
work
Review environment
Review
RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja,
Pengguna Jasa melakukan pengawasan
termasuk perubahan organisasi; pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan
Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi,
tambah/kurang; dan Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
c. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi,
kehilangan harta benda, waktu kerja, ahli Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli yang
kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan membidangi Keselamatan Konstruksi
lingkungan. dan/atau petugas Keselamatan Konstruksi.
38
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Tahapan Serah Terima (Penyelesaian) Pekerjaan Konstruksi
Pasal 84 Y
Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan
penyerahan pekerjaan yang telah selesai
100% (seratus perseratus) dari Penyedia
kepada Pengguna Jasa dalam kondisi
SERAH TERIMA
dan standar sebagaimana disyaratkan
KEPADA
dalam kontrak SERAH TERIMA AKHIR PENYELENGGARA
PEKERJAAN (FHO) INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa
harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
SERAH TERIMA PERTAMA dimutakhirkan; dan
PEKERJAAN (PHO) Setelah PHO pekerjaan SMKK diterapkan Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan. konstruksi bangunan yang sudah
memperhitungkan Keselamatan Konstruksi yang
Laporan dokumen hasil penerapan SMKK (sebagaimana dalam kontrak) disusun oleh Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
- Laporan pelaksanaan RKK berdasarkan
- Dokumen RMPK dan pemutakhirannya hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
- Dokumen Program Mutu dan pemutakhirannya dimutakhirkan.
- Dokumen RKPPL dan pemutakhirannya
- Dokumen RMLLP dan Pemutakhirannya 39
- Surat keterangan nihil kecelakaan konstruksi
Pasal 84 AA- AC
UNIT KESELAMATAN bertanggungjawab kepada unit yang
menangani Keselamatan Konstruksi di bawah
KONSTRUKSI pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi kerja Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
yang dibuktikan dengan
sertifikat kompetensi kerja di • Ahli K3 Konstruksi Utama /Ahli Keselamatan Konstruksi
RISIKO BESAR Utama; atau
bidang K3 Konstruksi.
• berkoordinasi dengan pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
Madya dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga)
tertinggi Pekerjaan Konstruksi
tahun.
Anggota • Ahli K3 Konstruksi Madya /Ahli Keselamatan Konstruksi
wajib memiliki kompetensi kerja RISIKO SEDANG Madya; atau
yang dibuktikan dengan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
Ket:
kepemilikan kompetensi kerja Muda dengan pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi kecil, Pimpinan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan Konstruksi
tertinggi Pekerjaan Konstruksi dapat merangkap Muda ; atau
sebagai pimpinan UKK.
RISIKO KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi.
2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko
Keselamatan Konstruksi sedang dan besar, Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi harus memiliki SKK
Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi harus Petugas Keselamatan Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
membentuk UKK yang terpisah dari struktur dengan ketentuan perudang-undangan
organisasi Pekerjaan Konstruksi
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pasal 84 AE
Kriteria Risiko Keselamatan Konstruksi (1s.d5)
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
BESAR
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
• menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
• menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
• bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
SEDANG
• bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
KECIL
Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
• mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Ketentuan Lain Risiko Keselamatan Konstruksi
Pasal 84 AE
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
(6s.d10) Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
Risiko Keselamatan Konstruksi ditentukan a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
dengan memilih Risiko Keselamatan
Konstruksi yang lebih tinggi
1 3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4 Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
menentukan kebutuhan Ahli K3
sedikit penggunaan peralatan mesin,
Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi
kebutuhan Personel Keselamatan
dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi,
Konstruksi ditentukan oleh penilaian
tidak untuk menentukan kompleksitas atau
Risiko Keselamatan Konstruksi
segmentasi pasar Jasa Konstruksi.
42
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Biaya Penerapan SMKK
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) Pemutakhiran dokumen SMKK dalam hal
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan terjadi:
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan
baru serta perubahan lingkup pekerjaan
4. Asuransi dan perizinan pada kontrak, termasuk pekerjaan
5. Personel Keselamatan Konstruksi tambah/kurang; dan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan b. kecelakaan Konstruksi yang
7. Rambu- rambu yang diperlukan mengakibatkan kehilangan harta benda,
waktu kerja, kematian, cacat tetap
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi dan/atau kerusakan lingkungan.
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian tidak dapat mengusulkan perubahan
risiko Keselamatan Konstruksi anggaran biaya penerapan SMKK
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun 2020
Pembinaan Penerapan SMKK
Pasal 84 AH
1 2 3 4
Pengguna Jasa menyampaikan Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
laporan penyelenggaraan pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri dan SMKK kepada gubernur sebagai wakil
pengawasan SMKK kepada nyampaikan laporan menteri yang menyelenggarakan pemerintah pusat yang menjadi satu
Menteri melalui unit organisasi penerapan kebijakan urusan pemerintahan dalam negeri kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
yang membidangi Jasa Konstruksi SMKK kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan yang tidak laporan penyelenggaraan pemerintah
terpisahkan dengan laporan penyeleng- daerah kabupaten/kota
garaan pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
PP No. 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan PP No. 22 Tahun
2020
Komite Keselamatan Konstruksi
PASAL 123A
melakukan pengawasan penerapan SMKK dan yang bertugas membantu dalam
penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi.
Dibentuk oleh Tugas
Menteri
Struktur Komite • Pemantauan dan evaluasi yang • Memberikan saran,
diperkirakan memiliki Risiko pertimbangan, dan
• Ketua sedang & besar rekomendasi kepada Menteri
• Investigasi keselamatan terhadap hasil PE
• Sekretaris konstruksi • Tugas lain dari Menteri
• Bidang Koordinator & anggota sesuai bidang
• Sekretariat Koordinator & anggota
Kewenangan
• memasuki tempat kerja • meminta data yang berhubungan
Konstruksi; dengan tugas komite; dan
• meminta keterangan dari pihak • melakukan koordinasi dengan pihak
terkait; terkait Keselamatan Konstruksi.
Peraturan Menteri
03
Keputusan Menteri dan
Instruksi Menteri
DAFTAR PERATURAN DAN PERUNDANGAN TERKAIT K3 DARI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA
48
Peraturan Menteri
Permenakertrans No. PER.01/MEN/1980 Tentang Permen Ketenagakerjaan No. 8 Tahun 2020 tentang
a Keselamatan & Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan f Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat Angkat dan
Pesawat Angkut
Permenaker No. PER.04/MEN/1987 Tentang Panitia
b Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Permen PUPR No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja g Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan
Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Permen PUPR No.10 Tahun 2021 tentang Pedoman Sistem
c Pelindung Diri h Manajemen Keselamatan Konstruksi
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Permen PUPR No.8 Tahun 2021 tentang Penilai Ahli,
d dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja i Kegagalan Bangunan dan Penilaian Kegagalan Bangunan
01 02 03
Pada setiap pekerjaan konstruksi Sewaktu pekerjaan dimulai harus Unit K3 tersebut meliputi usaha-usaha
bangunan harus diusahakan segera disusun suatu unit K3, hal terhadap: kecelakaan, peledakan,
pencegahan atau dikurangi terjadinya tersebut harus diberitahu kepada penyakit akibat kerja, pertolongan
kecelakaan atau sakit akibat kerja setiap tenaga kerja. pertama pada kecelakaan dan usaha-
terhadap tenaga kerjanya. usaha penyelamatan.
Permenaker No. 4/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja P2K3 dan
Pengangkatan Ahli K3
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut P2K3 ialah
Pasal 1 badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerja sama antara pengusaha
dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 2 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
Pasal 3 Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan
Pasal 4 P2K3 mempunyai tugas memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.
Permen PUPR 14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
Pasal 2
1) Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi harus menerapkan SMKK.
2) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
3) Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penyedia yang
memberikan layanan:
a. konsultasi manajemen penyelenggaraan konstruksi;
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan;
c. Pekerjaan Konstruksi; dan
d. Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi.
4) Selain layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyedia Jasa juga harus menerapkan SMKK dalam memberikan
layanan:
a. pengkajian;
b. perencanaan; dan
c. Perancangan
5) Penerapan SMKK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan,
Kesehatan, dan Keberlanjutan.
Turunan Peraturan Perundangan terkait SMKK
Keputusan Menteri
Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tentang Protokol
Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
A SKEMA PROTOKOL PENCEGAHAN COVID-19 DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
1 2 3 4
MEMBENTUK MENYEDIAKAN MENGEDUKASI MENGUKUR SUHU
SATGAS FASILITAS SEMUA ORANG SEMUA ORANG
PENCEGAHAN PENCEGAHAN UNTUK MENJAGA SETIAP PAGI, SIANG
COVID-19 COVID-19 DIRI DARI COVID-19 DAN SORE
7 6 5
MELAKUKAN TINDAKAN ISOLASI MENGHENTIKAN SEMENTARA MEMBUAT KERJASAMA
& PENYEMPROTAN DISINFEKTAN PEKERJAAN JIKA TERINDIKASI PENANGANAN SUSPECT
SARANA & PRASARANA KANTOR ADA TENAGA KERJA YANG COVID-19 DENGAN RS DAN
& LAPANGAN TERPAPAR COVID-19 PUSKEMAS SETEMPAT
PENGGUNA DAN/ATAU
PENYEDIA JASA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PEKERJAAN
PENYEDIA JASA PEKERJAAN
KONSTRUKSI KONSTRUKSI
KONSTRUKSI
Lampiran II Instruksi Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020 tanggal 27
Maret 2020 Tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
SE Menteri Kimpraswil No. Um 03.05-mn/426 tanggal 24 Agustus 2004 Hal Pencegahan Kecelakaan Kerja pada
a Pelaksanaan Kegiatan Konstruksi
SE Menteri PU No. 13/SE/M/2012 Tentang Program Penanggulangan HIV dan AIDS Pada Sektor Konstruksi di
b
Lingkungan Kementerian PU
SE Menteri PUPR No. 18/SE/M/2020 Tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New Normal)
c dalam Penyelenggara Jasa Konstruks
SE Menteri PUPR No. 22/SE/M/2020 Tentang Persyaratan Pemilihan dan Evaluasi Dokumen Penawaran
d Pengadaan Jasa Konstruksi sesuai Permen PUPR No. 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan
Jasa Konstruksi melalui Penyedia
Maksud:
Untuk menjadi acuan teknis bagi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS pada sektor kontruksi di
Surat Edaran Menteri PU No 13/2012 Iingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yaitu pada
tentang proyek-proyek konstruksi bersumber dana APBN.
Program Penanggulangan HIV dan
AIDS Tujuan:
Pada Sektor Konstruksi di Agar program penanggulangan HIV dan AIDS pada
Lingkungan Kementerian PU sektor konstruksi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
umum dilaksanakan mengikuti langkah-langkah dan
upaya yang standar sesuai dengan Surat Edaran ini.
SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO 18 TAHUN 2020
PELAKSANAAN TATANAN HIDUP NORMAL BARU (NEW NORMAL)
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MAKSUD OUTLINE PEDOMAN
Sebagai pedoman pelaksanaan tatanan
hidup normal baru (new normal) dalam 1 Protokol Umum
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi di
Kementerian PUPR 2 Protokol Pemilihan
Penyedia
1
dan berkumpulnya orang
▪ Yang dimaksud tempat kerja mencakup
lokasi perkantoran serta lokasi
pekerjaan konstruksi (direksi kit dan
lapangan)
PROTOKOL
UMUM
B. PROTOKOL BAGI
PENYELENGGARA
Pedoman New Normal ini berlaku bagi seluruh
pihak yang terlibat dalam penyelengaraan jasa
konstruksi (pengguna jasa, penyedia jasa
konsultansi konstruksi, penyedia jasa pekerjaan
konstruksi, tenag kerja kontruksi)
A. PROTOKOL DI TEMPAT KERJA
PROTOKOL UMUM
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10
11 12 13
Protokol saat
Protokol pada perjalanan
Protokol Protokol
saat perjalanan Protokol saat dinas dengan
kesehatan selama di
ke/dari tempat tiba di rumah transportasi
pribadi tempat kerja
kerja darat, udara,
dan laut
1 Mekanisme Penyampaian Jaminan Penawaran
2 3
Mekanisme Pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi secara
Offline dan/atau Online
PROTOKOL 4
Mekanisme Pelaksanaan Klarifikasi, Negosiasi, dan
Evaluasi Kewajaran Harga
PEMILIHAN 5
Mekanisme Pendampingan yang Dilaksanakan Secara
Online
PENYEDIA
6 Mekanisme Penyampaian Jaminan Sanggah Banding
SNI:
❑ SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Bahan Semen Portland Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
❑ SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi ❑ Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar
tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
Listrik 2011 (PUIL 2011) kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
❑ SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan
❑ Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja
Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan secara penuh (full-time) untuk mengurus dan menye-
Gedung lenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
80
TERIMA KASIH
SKKNI 350-2014 SKKNI 055 - 2022
Pelaksana Pekerjaan Operasi Dan
Ahli Muda K3 Konstruksi Pemeliharaan Jaringan Irigasi