ACCIDENT FREE
01 Keinginan untuk selamat dan terhindar dari bahaya
BUSSINESS INTERUPTION
02 Keinginan untuk terhindar dari kerugian materi akibat kecelakaan
COSTUMER SATISFACTION
04 Desakan dari pihak luar dan tuntutan masyarakat
SASARAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
REF. UU NO 1 TH 1970
• Melindungi Para Pekerja dan
Orang Lain di Tempat Kerja
• Menjamin Setiap Sumber
Produksi Dipakai Secara Aman
dan Efisien
• Menjamin Proses Produksi
Produktivitas
02 Berjalan Lancar
meningkat
LAMBANG K3
Arti (Makna) Tanda Palang
Bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
• Filosofi
• Hukum
• Kemanusiaan
UTAMAKAN • Ekonomi
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN • Keilmuan
KERJA
PENDEKATAN K3
Filosofi
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya,
untuk meningkatkan kesejahteraan
KELANGSUNGAN PEMBANGUNAN.
PENDEKATAN K3
PENERAPAN K3, HARUS BERDASARKAN STANDAR
Code & Standar Peraturan Perundangan (Hukum)
SNI 04-0225-2011, tentang Kelistrikan
UU No 1 Tahun 1970 tentang
SNI 03-1735-2000, Tentang tata cara
Keselamatan Kerja
perencanaan akses bangunan dan akses
UU No 13 Tahun 2003 tentang
lingkungan untuk pencegahan bahaya
Ketenagakerjaan
kebakaran pada bangunan gedung.
PP No. 50/2012 Tentang Penerapan
SNI 03-1745-2000, Tentang tata cara
Sistem Manajemen Keselamatan dan
perencanaan dan pemasangan sistem pipa
Kesehatan Kerja (SMK3)
tegak dan selang untuk pencegahan
Permen PUPR No 21 Tahun 2019 tentang
bahaya kebakaran pada bangunan atau
Pedoman Sistem Manajemen
gedung.
Keselamatan Konstruksi
“ACCIDENT PREVENTION”
3 DEFINISI
BAHAYA
PENGERTIAN BAHAYA
05 Psychological
Hazard
01 Physical Hazard
Biological
06 Hazard
02 Chemical Hazard
07 Ergonomic
03 Electrical Hazard
Unsafe Action
adalah perilaku atau sikap dari pekerja atau orang di
tempat kerja yang tidak mematuhi/ tidak sesuai
dengan persyaratan, prosedur standar keselamatan
dan kesehatan kerja
02 ORANG/ TENAGA
KERJA
METODA KERJA
03 (CARA) /
PROSEDUR
04 ALA
T
LINGKUNGAN /
05 LOKASI
Faktor-factor yang mempengaruhi-
Kecelakaan
Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat
Inspeksi K3
Identifikasi
Hazard Syarat K3
Konsep K3
STEP 2
PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI STEP 4
a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Pengendalian OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
dan Peluang a. Perencanaan Keselamatan Konstruksi
b. Rencana Tindakan (Sasaran dan Program) b. Pengendalian Operasi
c. Standar dan Peraturan Perundangan c. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
KONSEP K3 DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI
ASPEK ASPEK TENAGA
KERJA & K3
TEKNIS
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
ASPEK
MEWUJUDKAN BANGUNAN /
INFRASTRUKTUR TEKNIS
PEMAKAIAN
ASPEK ASPEK TENAGA
KERJA & K3
TEKNIS
Penerapan K3
dalam tahapan pekerjaan konstruksi
K3 Tahap Perencanaan / Manajemen
a. Safety Plan / Rencana K3
b. HIRADC/ Identifikasi & Pengendalian Potensi Bahaya
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pekerjaan
IDENTIFIKASI
d. Kompetensi K3 Personil/ Pekerja POTENSI
e. Jaminan Sosial bagi tenaga kerja BAHAYA /
f. dsb HAZARD
BERDASARKAN
K3 Alat Kerja / Alat Bantu Pekerjaan Konstruksi STANDAR
a. Pesawat Angkat & Angkut
b. Perancah/ Scaffolding
STANDA
R
1. PERATURAN/ REGULASI K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI
5 KECELAKAAN
KONSTRUKSI
TEORI KECELAKAAN
01 02 03 04
ACCIDENT DAN INCIDENT
Accident
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga/tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia, harta benda, dan lingkungan
Incident
Suatu keadaan/kondisi apabila pada saat itu
sedikit saja ada perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan
(accident)
PENYEBAB KECELAKAAN DAN
AKIBAT KERUGIANNYA
KECELAKAAN
ADALAH AKIBAT DARI RANGKAIAN SEBAB-
AKIBAT (DOMINO EFFECTS)
C1 : Terbentur (pada umumnya menunjukan kontak atau persinggungan dengan benda tajam atau
benda keras yang mengakibatkan tergores, terpotong, tertusuk, dan lain-lain).
C2 : Terpukul (pada umumnya karena yang jatuh, meluncur, melayang, bergerak, dan lain-lain).
C3 : Tertangkap pada, dalam dan diantara benda (terjepit, tergigit, tertimbun, tenggelam, dan lain-
lain).
C4 : Jatuh dari ketinggian yang sama.
C5 : Jatuh dari ketinggian yang berbeda.
C6 : Tergelincir.
C7 : Terpapar (pada umumnya berhubungan dengan temperatur, tekanan udara, getaran, radiasi, suara,
cahaya, dan lain-lain).
C8 : Penghisapan, penyerapan (menunjukan proses masuknya bahan atau zat berbahaya ke dalam
tubuh, baik melalui pernafasan ataupun kulit dan yang pada umumnya berakibat sesak nafas,
keracunan, mati lemas, dan lain-lain).
C9 : Tersentuh aliran listrik.
C10 : Dan lain-lain.
KOMUNIKASI
6 KESELAMATA
N
KONSTRUKSI
Unsur Terkait dalam Proyek
Konstruksi
Pemilik Proyek Instansi Teknis
Masyarakat
Kontraktor
Proyek
Konstruksi
Sub Kontraktor Pemasok dll
Emergency Safety
Elemen Comittee
Limbah Program Safety
Promotion
Lingkungan Safe
Work
Transpo Ijin Practices
rt Kerja
Safety Contractor Safety
Equipment Inspection
Safety Insp.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan
“
Pengertian Induksi Keselamatan Konstruksi adalah
penjelasan dan pengarahan tentang keselamatan
kosntruksi, berkaitan dengan potensi bahaya
kecelakaan
yang terhadap akibat struktur
keselamata konstruksi, public,
keselamatan tenaga kerja,
n
kesehatan kerja, dan keselamatan lingkungan,
“
termasuk bahaya, tanggap darurat,
dan
pengendalian
cara-cara yang tepat
Prinsip Keselamatan Konstruksi
Mutu
Zero :
SMKK Mutu : Zero Defect
K3 : Zero accident
K3
• LINGKUP PEKERJAAN KONSTRUKSI
LAINNYA
: konstruksi ini sangat banyak ragam dan
jenisnya, diantaranya contohnya
• Pekerjaan :
– .Pekerjaan persiapan, (pembersihan, land clearing, cut & fill)
PEMAHAMAN – Pekerjaan tanah, bawah tanah, termasuk galian,
timbunan dan trowongan.
TERHADAP
– Pekerjaan struktur bawah, struktur atas, dan lain-lainnya
PERSYARATAN
– .Pekerjaan bawah air
TEKNIS ATAS
– .Pekerjaan pemindahan, pengangkutan, transportasi
STANDAR & KODE-
dan pengangkatan material
KODE – .Pekerjaan timbunan, pemadatan dan pengaspalan.
DAN PERATURAN – . Pekerjaan pemeliharaan yang menggunakan
PERUNDANGAN peralatan
bantu, mesin perkakas, mesin pembangkit tenaga
dan lainnya, dan peralatan
pompa
– .Pekerjaan Drilling & Grouting,
A2K4-Indonesia – Pekerjaan Arsitektur 48
Persyaratan Umum K3 Konstruksi :
1. Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. APD_Alat Pelindung Diri
(PPE_Personal Protective Equipment)
4. Proteksi Kebakaran dan Pencegahan
5. Tanda-tanda, Sinyal, dan Barikade
6. Materials Handling, (Storage),
Penyimpanan Penggunaan, dan
Pembuangan
7. Pengelasan dan Pemotongan
8. Perlindungan Jatuh
A2K4-Indonesia 49
9. Proteksi Area Kerja konstruksi
STANDAR DAN KODE-KODE
(STANDARD & CODES)
UMUM
perusahaan.
c) Topik materi induksi harus dimasukkan dalam suatu daftar periksa dan akan menjadi
acuan bagi pelaksana induksi. Topik tersebut sekurang-kurangnya mencakup:
1. Hak dan kewajiban karyawan dan pengusaha dalam hal Keselamatan dan
Kesehatan Kerja berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Kebijakan dan sistem manajemen K3 perusahaan.
3. Peraturan umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan.
4. Prestasi K3 dan pengalaman kegagalan sistem K3 (Kecelakaan).
5. Gambaran umum kegiatan perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
6. Prosedur penanganan gawat darurat, nomor telepon, komunikasi saluran radio,
7. Prosedur evakuasi dan tempat berkumpul bila ada kebakaran dan atau keadaan
darurat.
8. Denah lokasi proyek dan Pusat Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K), Induksi
diakhiri dengan evaluasi tertulis dan diberikan kartu identitas karyawan. Peserta
dan penyaji induksi menandatangani daftar periksa.
INDUKSI a) Induksi dilakukan saat tamu akan masuk ke daerah kerja.
b) Induksi untuk tamu diberikan oleh pegawai K3 atau petugas lain yang ditunjuk,
TAM Topik/materi induksi dimasukan dalam suatu brosur yang disediakan khusus untuk
petunjuk tamu, mencakup
U 1. Gambaran
2. Kebijakan
umum proyek.
perusahaan dan proyek tentang K3.
3. Kewajiban tamu selama berada di lingkungan proyek.
4. Tempat berkumpul bila ada kebakaran dan fasilitas lainnya
Para tamu tersebut selalu didampingi oleh pengawas daerah
kerja
atau orang yang ditunjuknya bila tamu tersebut hendak ke lapangan.
Tamu yang sudah mendapat induksi
diberikantanda pengenal tamulvisitor.
SAFETY MORNING TALK
Tujuan
1. Penjelasan informasi K3 secara periodik keseluruh
tingkatan pekerja.
2. Semua potensi sumber bahaya dan penyakit yang berada
pada lingkungan pekerjaan di identifikasi dan diantisipasi
3. Meningkatkan pemeliharaan-pembiasaan Kondisi K3
yang aman, sikap dan perilaku kerja bermutu dan effisien
serta konsisten.
SIKLUS K3
1. SIKLUS HARIAN K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah:
- Suatu kegiatan yang dilakukan setiap pagi hari yang mendiskusikan masalah K3 dengan
pekerja, sebagai persiapan pelaksanaan pekerjaan.
- Dilakukan oleh kelompok kescil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis
- Dipimpin langsung oleh kepala group.
10 mnt
safety
talkle
Final Inspection
Check prior to start
Daily
of work
Safety
Work Cycle
Site Patrol
clean up guidance,
and
Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle)
WAKTU TEMPAT
NO. URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PELAKSA DILAKSA
N AAN NAKAN
1. 10 Mnt a. Setiap hari kerja a. Semua pekerja a. Di tempat a. Meng-absen pekerja &
Safet y b. 08.00 – 08.10 b. Pekerja kontraktor terbuka di site pemeriksaan kesehatan secara
Talk utama d an sub visual
Meetin g kontraktor b. Senam pagi
c. Dipimpin oleh c. Pengumuman info yg bersifat
pemimpin Gr umu
up Kerja m
d. Pelatihan praktis
e. Bukti kegiatan: daftar hadir,
risalah, dll.
2. Inspection a.Setiap hari kerja a. Setiap grup kerja a. Di tempat pera- a. Pemeriksaan kesiapan alat
Pr ior to b.08.10 – 08.25, 15 b. Pekerja kontraktor lat an diparkir/ b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
Strart o f m utama dan sub dileta kkan risalah, dll.
Work enit kontraktor
c.Sebelum menggu- c. Dipimpin oleh
na kanperalatan pemimpin Grup
Kerja
3. Patrol a.Setiap hari kerja a. Safety supervisor a. Seluruh areal a. Pemeriksaan pelaksanaan
Guida nce b.08.25 – 16.30 proy ek pekerja an
& Superv b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
ision risalah, dll.
4. Site Check a.Setiap hari kerja a. Setiap hari kerja a. Tempat kerja a. Pembersihan tempat kerja dan
b.16.30 – 16.45, 15 m b. Pekerja kontraktor alat
enit utama dan sub kerja dari kotoran
kontraktor b. Bukti kegiatan: daftar hadir,
c. Dipimpin oleh risalah, dll.
pemimpin Grup
5. Final Check a. Setiap hari kerja Kerja a. Tempat kerja
b. 16.45 – 17.00, 15 c. Pemeriksaan hasil site Clean
Pertemuan Kelompok
Pekerja K3
(Tool Box Meeting)
Pertemuan Kelompok Pekerja dapat dilaksanakan kapan Dipimpin oleh Kepala Anggota pertemuan
saja (sewaktu-waktu) dengan durasi waktu pertemuan Regu (Mandor yang kelompok pekerja
cukup pendek, berkisar 10 s/d 15 menit atau lebih, dan sudah dilatih) adalah kelompok
tempat pelaksanaannya dimana saja di lokasi tempat kerja pekerja yang terlibat
(lapangan). dalam proses
pekerjaan secara
Pertemuan Kelompok Pekerja harus dilaksanakan langsung dilapangan
minimal 1 kali dalam 1 minggu, yang lebih utama, dapat
dilaksanakan setiap hari.
TEMPAT
N WAKTU
URAIAN KETERLIBATAN DI MATERI
PEL
LAKSANA
O AKSANAA
KAN
. N
1. Weekly a.Setiap hari a.Kontraktor Utama a. Di a.Pemantauan
Meeting S 1. Site Manager kantor kebersiha n, 30
abtu 2. Supervisor Kontrakt menit sebelum m
b.10.30 – 3.Safety Superv or Utama eeting
11.3 0, 60 isor b. Materi meeting:
menit b. Kontraktor 1.Evaluasi pelaksa
Utama naan Daily
1. Foreman Meeting
c. Dipimpin oleh: 2.Kompiling data
Sit e Manager d aily meting
c.Bukti kegiatan:
daftar hadir,
risalah, dll.
SIKLUS K3
3. SIKLUS BULANAN K3 (Monthly Safety
Work Cycle):
Siklus aktifitas safety yg dilakukan
secara periodik setiap akhir bulan.
Bertujuan:
a. Evaluasi oleh manajemen proyek
thdp pelaksanaan proyek
selama 1 bulan
b. Penyampaian informasi-2 dari
manajemen proyek kepada
personil kunci proyek.
c. Penentuan program-program
yang bersifat strategis.
Siklus Bulanan K3 (Monthly Safety Work Cycle)
N WAKTU TEMPAT
URAIAN KETERLIBATAN MATERI
PEL DILAKSANAK
O AKSANAA AN
. N
1. Monthly a.Setiap hari a.Kontraktor a. Di kantor a. Evaluasi
Meeting S abtu pada Utama Kontrak pelaksana
minggu a.1. Project Man tor Utama an weekly meeting
terak hir ager b.Compiling data
b.13.00 – a.2. Safety of Daily
15.0 0, 120 Coor dinator Meeting and
menit a.3. Weekly
Construction Meeting
Manager c. Penyusunan
a.4. Site laporan
Mnager kepada P2K3
a.5. Safety d.Informasi
Supe rvisor lainnya e.Bukti
b.Dipimpin oleh kegiatan:
Pr oject daftar hadir,
PENYEBARAN KOMUNIKASI
KESELAMATAN KONSTRUKSI
LAINNYA
CONTOH PENYEBARAN KOMUNIKASI
KESELAMATAN KONSTRUKSI MELALUI
MADING
7 APD &
APK
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Pelindun
Helme g Mata
Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja t
yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh dari
paparan bahaya secara langsung ketika melakukan
pekerjaan, antara lain: Maske
rPelindun
a. Topi pelindung kepala (helmet), g
Romp
i
Telinga
b. Pelindung mata spectacles/googles,
c. Pelindung mulut dan hidung (masker),
d. Pelindung telinga (ear plugs), Celan Sarun
a g
e. Pelindung/sarung tangan (safety gloves), Kerja Tanga
n
f. Selempang penahan tubuh (fullbody harness),
Sepatu
g. Sepatu pelindung kaki (safety shoes), keselamata Full
n body
h. Rompi keselamatan, harness
i. Dll.
ALAT PELINDUNG KERJA (APK)
PENERAPAN K3 PADA ALAT PERLENGKAPAN
KERJA DALAM PEKERJAAN KONSTRUKSI
Adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja terhadap paparan
bahaya ketika melakukan pekerjaan, yaitu membuat kondisi selamat
(Safe Condition) untuk bekerja, antara lain:
a. Pagar pelindung tapi di ketinggian;
b. Pagar pelindung tepi tangga naik-turun;
c. Safety barrier, concrete barrier ;
d. Safety net, falling object protection ;
e. Safety life lines ;
f. Railing jembatan kerja;
g. Dll.
PERALATA
N KERJA
104
Penggunaan Safety Belt
105
PEMASANGAN BEKISTING
K3 Pekerjaan Galian/ Tanah
Potensi Bahaya/Hazard Pekerjaan Galian/ Tanah
Apa potensi bahayanya ?
Fakta/ Unsafe Dinding penahan tanah galian tidak
Condition rapat
122
Potensi Bahaya Alat Penunjang (Safety Net)
Apa potensi bahayanya?
• Pasal 2.6.1.
Bila perlu untuk mencegah
bahaya, jaring/jala (alat
penampung yang cukup
kuat) harus disediakan atau
pencegahan lain yang
effektif harus dilakukan
untuk menjaga agar tenaga
kerjaterhindar dari
kejatuhan benda.
Potensi Bahaya Alat Penunjang (Guard Rail)
Apa potensi bahayanya?
2.7. PERLINDUNGAN AGAR ORANG TIDAK
JATUH/
GUARD RAIL AND TOE
1. BOARDS
Semua terali pengaman dan pagar pengaman untuk
memagar lantai yang terbuka, dinding yang terbuka gang
tempat kerja yang ditinggikandan tempat tempat lainnya;
untuk mencegah orang jatuh, harus;
a) Terbuat dari bahan dan konstruksi yang baik
dan kuat.
b) Antara 1 m dan 1,5 m di atas lantai peralatan
(platform)
c) Terdiri dari :
I. Dua rel, 2 tali atau 2 rantai
II. Tiang penyangga
III.Pinggir pengaman (toe board) untuk mencegah
orang terpeleset atau benda-benda yang jatuh
Pasal 8, Permenaker No.1 tahun 1980
KASUS 1
Lakukan identifikasi sumber
bahaya, berikan rekomendasi apa
saja yang perlu dilakukan dalam
proses pengendalian sesuai
GAMBAR dibawah ini.!
8 MANAJEMEN DAN
ADMINISTRASI
K3
Unit / P2K3
KONSTRUKSI
Selebaran /
Spanduk K3,
Inspeksi Rambu-rambu
Saran –
saran K
Safety Patrol
3. Sistem Pengendalian & Fasilitas permanen,
Kantor
Monitoring Penerapan Audit
Peralatan, mesin-perkakas
Transportasi
K3 Perlengkapan pengaman
Persiapan Tanggap Darurat
Kunjungan K3 Insiden dan kecelakaan
kesehatan
4. Penerapan teknis
K3 konstruksi asuransi
Higiene Proyek
Lingkungan
46 halaman Anas Zaini Z.IKsan - A2K4-Indonesia workshop,
Barak Kerja,
138
mess pegawai.
PERMENAKERTRANS
NO. PER. 01/MEN/1980
tentang K3 PADA
KONSTRUKSI
BANGUNAN
Di dalamnya telah ditetapkan berbagai prosedur K3 yang harus
dilaksanakan di sektor kegiatan konstruksi, antara lain :
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan
kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. Permenaker Nomor 18 Tahun
2017 tentang Tata Cara pelaporan ketenagakerjaan di perusahaan dalam
jaringan
Harus segera disusun suatu unit K3 dan diberitahukan kepada setiap tenaga
kerja.
Unit K3 tersebut bertujuan untuk mencegah kecelakaan,
peledakan, PAK, P3K dan usaha-usaha penyelamatan.
kebakaran,
Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan.
dst …s/d Pasal 106
139
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN K3
ADMINISTRASI K3
1. INTERNAL
a. Pengelola Proyek
b. Kantor Pusat pengelola Proyek
2. EKSTERNAL
a. DINAS TENAGA KERJA KANTOR SETEMPAT
b. SUKU DINAS TENAGA KERJA WILAYAH
LAPORAN DIBUAT SECARA RUTIN DAN BERKALA MEMAKAI FORMULIR YANG SUDAH
DISIAPKAN, DAN MENDAPATKAN PENGESAHANNYA
LAPORAN DISUSUN / DIBUAT OLEH AHLI K3 KONSTRUKSI
OHT 4 – 09
Rekaman dan Pengendalian
rekaman
• Organisasi harus
menetapkan dan
memelihara prosedur
untuk melakukan
identifikasi,
pemeliharaan dan
pemusnahan dari
rekaman K3, seperti
hasil-hasil audit dan
tinjauan ulang;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan
Kerja
Susunan P2K3
Diatur
dan
tetapka
n oleh Manajemen
Menter
i Sekretaris : AK3
Anggota
Peratur :
anDilantik (Bipartite)
pelaksa : Disnaker
na
Fungsi Permen
WadahNo.
kerjasama peningkatan bidang K3
04/ TRIPARTITE
Men/
1987
Ketua :
YANG DILAPORKAN RUTIN SETIAP 3
1. BULAN KINERJA K3 ( FR & SR), Berdasarkan SK Dirjen
STATISTIK
Binawas Ketenagakerjaan NOMOR : KEP. 84/BW/1998
TANGGAL : 8 APRIL 1998
2. Masalah pengelolaan kesehatan tenaga kerja dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK), sesuai dengan yang
dimaksudkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Penyakit Akibat
Kerja
3. Kegiatan P2K3 dan monitoringnya
4. Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan berdasarkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: 03/Men/98,
Tentang Tatacara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan
Kerja
Tugas
dan
Fungsi
Penga
was untuk mencegah atau
Dimaksudkan
memperbaiki kesalahan, penyimpangan,
• Poli
ketidaksesuaian, pelanggaran dan lainnya
sio dengan yang telah
yang tidak sesuai
ditentukan nel
• Adv
PENERAPAN
2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
Pasal 5
Peg. Dokter
Ahli P2K3
Pengawas Prsh
K3
Industri PJK
3
10/20/2020
Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang
keselamatan dankesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri
Tenaga Kerja.
Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam
perusahaan yang bersangkutan serta dapat memberikan
dan penerangan efektif pada para pekerja yang
bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan suatu Badan yang terdiri dari unsur-
unsur penerima kerja, pemberi kerja dan
Pemerintah (tripartite).
10/20/2020 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Pasal 11
Pengurus diwajibkan:
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai
Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempattempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14
Pengurus diwajibkan:
a.
b. Memasang dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14
Pengurus diwajibkan:
a.
b.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai
dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-
ahli keselamatan kerja.
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru
Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi
Oparetor Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 01/ 1979 - Syarat dan
Kwalifikasi Operator Angkat dan
Angkut
- Per.Menaker No. 02/ 1992 - Ahli K3 Tehnis Lif
-- Kep.Menaker
Kep.Menaker No. 407/ 1999 - Kompetensi
186/1999
Pengorganisasian Penanggulangan
Kebakaran
- KepMenaker No. 187 /1999 Kompetensi Petugas
Kimia.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
Pendekatan Kelembagaan
dan Sistem
- Per.Menaker No. 04/ 1987 - P2K3
- Per.Menaker No. 04/ 1995 - Perusahaan Jasa K3
- Per.Menaker No. 05/ 1996 - SMK3
- Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan
Kecelakaan
TERIMA KASIH