Anda di halaman 1dari 13

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Muda K3 Konstruksi


Jenjang : 7 (Tujuh)
Nama Asesi : Muhammad Faeza, ST
FOTO ASESI NIK Asesi : 1771062404920002
Tgl. Asesmen : Senin, 5 Januari 2023
TUK : P3SM Jawa Barat
Nama Asesor : 1. Dr. Ing. Ir. Widodo
Brontowiyono, M.Sc
2. Teguh Marsetiawan
Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi
Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan K3
Konstruksi
• UUD 1945
UUD 45
• UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
Pasal 27 ayat 2:
• UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja Tiap‐tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan

• UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi

• UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung UU NO. 14 tahun1969 Ketentuan pokok Mengenai Tenaga Kerja
• UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja
Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja serta perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam halkecelakaan kerja
5. (tidak berlaku)
Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi
Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan K3
Konstruksi

UU NO. 23Tahun 1992 UU NO. 28 Tahun 2002


Tentang Kesehatan Tentang Kesehatan
Pasal 23 :
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewejudkan
PELAKSANAAN TEKNIS K3
produktifitas kerja yang optimal.
1. • Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
2. • Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
penyakit akibat kerja.
3. • Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. • Kelengkapan sarana pengolahan limbah
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
5. • Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
ayat 2 dan ayat 3 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

UU NO. 18 Tahun 1999 UU NO. 13 Tahun 2003


Tentang Jasa Konstruksi Tentang Ketenegakerjaan
1. Pasal 22 kontrak kerja konstruksi
Pasal 86:
Kontrak kerja konstruksi sekurang- kurangnya harus mencakup
• Pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
uraian mengenai perlindungan tenaga kerja yang memuat
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
ketentuan tentang kewajiban dalam pelaksanaan K3.
2. Pasal 23 Penyelenggaraan Pekerja Konstruksi
Pasal 87:
ayat 2 : penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
• Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
memenuhi ketentuan keamanan, keselamatan dan kesehatan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
kerja , perlindungan tenaga kerja serta lingkungan setempat
yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
untuk menjamin terwujudnya pekerjaan konstruksi
Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Komunikasi K3 Konstruksi

Komunikasi K3 adalah suatu kegiatan yang dilakukan pada suatu perusahaan untuk membangun tingkat kesadaran
keselamatan dan kesehatan kerja untuk karyawan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan membuat rencana
dan program yang berkelanjutan.

Tujuan dan Manfaat Komunikasi K3

1. Komunikasi K3 untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman


2. Memberitahukan kepada seluruh pekerja mengenai potensi bahaya yang ada di Perusahaan
3. Membangun kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja
4. Mengajarkan keperdulian terhadap lingkungan
5. Refresh informasi terbaru perihal keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Identifikasi Potensi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah upaya


untuk mengetahui, mengenal,
dan memperkirakan adanya
bahaya pada suatu sistem,
seperti peralatan, tempat kerja,
proses kerja, prosedur, dll.
Merencanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Sasaran dan Program K3 Konstruksi

3 (tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang


No 1 Tahun 1970 tersebut antara lain : Melindungi dan menjamin
keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman
dan efisien. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Sasaran utama adalah menjamin keselamatan pekerja dan orang


lain yang bekerja pada tempat tersebut. Seperti yang diketahui
bahwa pekerja memang memiliki peranan penting dalam sebuah
tempat kerja. Jadi tentunya perlindungan pada pekerja mesti
diprioritaskan oleh K3 ini.
Melaksanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Pelatihan K3 Konstruksi
Melaksanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Simulasi Tanggap Darurat


Kesiapsiagaan darurat membantu meminimalkan cidera pada manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian asset/ peralatan dan dampak reputasi yang dapat terjadiakibat
dari keadaan darurat. Perlu dipahami bahwa ukuran dan kompleksitas proyek, serta
akses dan lokasi, memiliki pengaruh pada tingkat perencanaan yang diperlukan untuk
keadaan darurat. Oleh karena itu sangat disarankan agar konstruktor memastikan
bahwa anggota staf di lokasi membantu mengembangkan rencana tanggap darurat.

Perencanaan harus dimulai sebelum pekerjaan apapun dimulai pada proyek. Meski mungkin
ada sedikit waktu antara pemberian kontrak dan dimulainya proyek, tanggap darurat yang baik
rencana dapat bersifat umum dan, dengan beberapa perubahan kecil, dapat dengan mudah
diadaptasi ke situs tertentu dan siap diimplementasikan. Hal ini terutama terjadi ketika
kontraktor mengkhususkan diri pada tipe yang serupa proyek.
Melaksanakan Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Inspeksi K3 Konstruksi

Inspeksi K3 adalah suatu upaya untuk memeriksa


atau mendeteksi semua faktor (peralatan, proses
kerja, material, area kerja, prosedur) yang
berpotensi menimbulkan cedera atau penyakit
akibat kerja (PAK), sehingga kecelakaan kerja
ataupun kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
Mengawasi Sistem Manejemen K3 Konstruksi

Pengontrolan Tindakan dan Kondisi Tidak Aman


Pengendalian resiko merupakan suatu hierarki (dilakukan berurutan
sampai dengan tingkat resiko/bahaya berkurang menuju titik yang
aman). Hierarki pengendalian tersebut antara lain ialah eliminasi,
substitusi, perancangan, administrasi dan Alat Pelindung Diri
(APD) yang terdapat pada tabel berikut :

Perilaku tidak aman tersebut yaitu tidak


menggunakan APD sesuai dengan ketentuan, tidak
mengembalikan dan merapikan peralatan setelah
bekerja, merokok di tempat kerja, bercanda
berlebihan di tempat kerja, tidak menggunakan
safety belt saat bekerja pada ketinggian dan
menggunakan peralatan yang tidak aman untuk
bekerja.
Mengawasi Sistem Manejemen K3 Konstruksi
Pelaporan Kecelakaan Kerja
Sebagian besar laporan Tidak ada insiden benar atau salah, ketika datang ke pelaporan, terutama
kecelakaan kerja diajukan untuk karena apa yang tampaknya kecil bisa berakhir menjadi sesuatu yang besar di
kecelakaan dan cedera, tetapi juga masa depan. Namun, ada empat jenis insiden yang harus selalu dilaporkan dan
dapat diisi untuk kerusakan tidak pernah diabaikan.
properti, kesalahan perilaku,
masalah keselamatan, dan
masalah keamanan.
Mengawasi Sistem Manejemen K3 Konstruksi
Pengukuran Pencapaian Pelaksanaan Rencana K3 Konstruksi
Pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif dan
metode pengukuran reaktif di tempat kerja. Prioritas pengukuran kinerja
K3 menggunakan metode pengukuran proaktif dengan tujuan untuk
mendorong peningkatan kinerja K3 dan mengurangi kejadian kecelakaan
kerja di tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai