Anda di halaman 1dari 7

BAB I

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI BENGKEL


Waktu : 8 x 45 Menit
Penyelarasan Materi
KD Indikator Pokok
SKKNI
3.1. Memahami Menjelaskan prinsip-
Prinsip-Prinsip prinsip keselamatan dan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Kesehatan Kerja
(K3)
4.1. Mengidentifikasi Mendeskripsikan potensi OTO.SM01.001.01
Potensi dan resiko dan risiko kece-lakaan Mengikuti Keselamatan
kecelakaan kerja kerja Prosedur dan
3.2. Mengklasifikasi Menjelaskan dan keselamatan Kesehatan
alat pemadam menyebutkan jenis-jenis kerja, kesehatan Kerja (K3)
kebakaran (APAR) Alat Pemadam Api Ri- dan lingkungan
ngan (APAR)
4.2 Menerapkan Mengoperasikan Alat
penggunaan alat Pemadam Api Ringan
pemadam (APAR) saat terjadi
kebakaran (APAR) kebakaran

A. Undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja (K3)


1. Definisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha untuk menghasilkan
lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan dan aman bagi para pekerja.
Tujuan K3L dalam UU No. 1 Tahun 1970 tentang K3
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahtraan hidup dan meningkatkan produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut.
c. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien.
2. Undang-undang tentang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L)
Perundang-undangan yang menjadi dasar keselamatan dan kesehatan kerja di
Indonesia, antara lain
a. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
Berisi tentang syarat-syarat keselamatan kerja.
1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2) Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
3) Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya

1 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.


5) Memberi pertolongan pada kecelakaan
6) Memberi alat perlindungan diri pada para pekerja
7) Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, embusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran
8) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan
9) Memperoleh penerangan cukup dan sesuai
10) Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11) Menyelenggarakan penyegaran udara cukup
12) Memeliharan kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya
14) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang
15) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan,
dan penyimpanan barang
17) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18) Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaanya menjadi bertambah tinggi
b. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
Berisi tentang kewajiban pengelolaan tempat kerja.
1) Pengelola tempat kerja wajib mentaati standar kesehatan kerja dan
menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas
terjadinya kecelakaan kerja
2) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang
terjadi di lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3) Pengusaha wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja
4) Pengusaha wajib menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan dan pemulihan serta wajib menanggung seluruh
biaya pemeliharaan kesehatan pekerja

2 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.


5) Pengusaha menanggung biaya atas dasar gangguan kesehatan akibat kerja
yang diderita oleh pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Mengatur tentang upah kerja, jam kerja, hak maternal (cuti hamil), cuti sampai
dengan keselamatan dan kesehatan kerja
Pada pasal 86 di jelaskan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama
B. Potensi bahaya dan kecelakaan kerja di lingkungan kerja
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan mengidentifikasi
berbagai jenis potensi bahaya di tempat kerja.
1. Pengertian potensi bahaya ditempat kerja
Potensi bahaya merupakan segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kerugian, kerusakan, cedera, sakit, kecelakaan, bahkan dapat
menyebabkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
Potensi bahaya yang tidak dikendalikan dapat berakibat kerugian
a) Pekerja, kerugian dapat bersifat langsung maupun tidak langsung
b) Properti, termasuk peralatan kerja dan mesin-mesin
c) Lingkungan, baik lingkungan di dalam perusahaan atau di luar perusahaan
d) Kualitas produk barang dan jasa
e) Nama baik perusahaan
Secara umum potensi bahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa faktor,
antara lain
a) Faktor teknis, berasal atau terdapat pada peralatan kerja atau jenis pekerjaan
b) Faktor lingkungan, bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku, baik
produk antara maupun hasil akhir
c) Faktor manusia, merupakan potensi bahaya yang cukup besar jika berada
dalam kondisi kesehatan yang tidak prima baik fisik maupun psikis.
2. Jenis potensi bahaya di tempat kerja
Potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan dapat dikelompokan
a. Potensi bahaya fisik, menyebabkan gangguan kesehatan tenaga kerja
b. Potensi bahaya kimia, berasal dari bahan-bahan kimia

3 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.


c. Potensi bahaya biologis, berasal atau disebabkan oleh kuman-kuman penyakit
yang berasal dari udara
d. Potensi bahaya fisiologis, bersumber pada penerapan sikap kerja dan
lingkungan kerja yang tidak ergonomic atau tidak sesuai dengan norma-norma
ergonomic yang berlaku dalam melakukan pekerjaan
e. Potensi bahaya psiko-sosial ditimbulkan oleh kondisi psikologis
ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapa perhatian
f. Potensi bahaya dari proses produksi, berasal atau timbul oleh beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi
3. Kecelakaan kerja
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan dan tidak disengaja terjadi serta
menimbulkan kerugian
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kerja
a. Tindakan tidak aman dari orang itu sendiri ( unsafe act) merupakan keadaan
atau perbuatan yang tidak aman dan menyebabkan kecelakaan kerja, contoh
tidak disiplin dan melanggar aturan
b. Lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition) merupakan keadaan
lingkungan yang tidak aman dan dapat menyebabkan kecelakaan kerja, dapat
dibagi menjadi dua yaitu
1) Kondisi mesin dan peralatan yang tidak aman
2) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia
Secara umum, ada tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu
a. Kecelakaan kerja ringan, kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu
dan pekerja dapat melakukan pekerjaannya kembali atau setelah istirahat
kurang dari 2 hari
b. Kecelakaan kerja sedang, kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan
istirahat selama lebih dari 2 hari
c. Kecelakaan kerja berat, kecelakaan kerja yang mengalami amputasi atau
kegagalan fungsi tubuh.
4. Pencegahan kecelakaan kerja
Berikut ini adalah langkah untuk mencegah kerja
a. Menerapkan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel
b. Memberikan peringatan dan pelatihan mengenai K3
c. Menciptakan lingkungan kerja yang aman

4 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.


d. Pengendalian sumber bahaya yang tidak aman bagi pekerja
e. Memenuhi syarat lingkungan kerja yang aman (hygiene umum, sanitasi,
ventilasi udara, pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan
suhu udara ruang kerja)
f. Memberikan pelatihan dan peraturan mengenai penggunaan alat pelindung diri
pada setiap pekerja
g. Menegakan disiplin kerja.
C. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan kelengkapan wajib yang harus dipakai saat bekerja di
bengkel, dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no.
Per.08/Men/VII/2010 menyatakan bahwa alat pelindung diri adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
1. Jenis alat pelindung diri
a. Pelindung kepala (Safety helmet)
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,
terantuk, kejatuhan atau terpukul benda tajam
atau keras, dll, berikut ini adalah beberapa jenis
helm yang digunakan saat bekerja
1) Kelas A, digunakan untuk keperluan umum
2) Kelas B, digunakan pada lingkungan kerja
listrik
3) Kelas C, digunakan untuk melindungi dari
panas
4) Kelas D, helm yang memiliki daya tahan yang
kecil terhadap panas

b. Pelindung mata

5 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.


Berfungsi melindungi mata dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan
partikel-partikel yang melayang di udara dan dalam air, percikan benda-benda
kecil, panas, atau uap panas, radiasi gelombang elektromagnetik, pancaran
cahaya, benturan atau pukulan benda, alat pelindung yang digunakan adalah
kacamata keamanan (safety glass) dan kacamata las.

c. Pelindung telinga
Berfungsi melindungi alat pendengaran dari kebisingan dan tekanan, ada 2
macam alat pelindung telinga, yaitu
1) Penutup telinga (ear muff) menutup seluruh telinga
2) Sumbat telinga (ear plug) dimasukan kedalam lubang telinga
d. Pelindung tangan
Berfungsi melindungi tangan dan jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu
dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, pukulan dan tergores, terinfeksi, ada
macam-macam sarung tangan antara lain :
1) Sarung tangan kain, digunakan untuk menguatkan pegangan agar tida
meleset
2) Sarung tangan asbes, digunakan untuk melindungi tangan dari bahaya
panas
3) Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda
tajam, percikan api dan benda dengan permukaan kasar
4) Sarung tangan karet, digunakan untuk pekerjaan pelapisan logam dan saat
bekerja dengan bahan kimia
e. Pelindung kaki
Berfungsi melindungi kaki dari tertimpa atau benturan benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, suhu ekstrem,
tergenlincir, terlindas dan terkena bahan kimia, pelindung yang digunakan
adalah sepatu, untuk di bengkel otomotif sepatu yang digunakan adalah sepatu
safety dan sepatu karet.
f. Pelindung badan
6 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.
Berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian dari bahaya
temperatur panas atau dingin yang ekstrem, pajanan api, dan benda-benda
panas, percikan bahan kimia, cairan dan logam panas, uap panas, benturan, dll,
jenis pelindung badan terdiri dari rompi ( vest), celemek (apron/coverall), jaket
dan pakaian kerja (wearpack).
g. Pelindung pernapasan
Berfungsi untuk melindungi organ pernapasan dengan cara menyalurkan udara
bersih, menyaring cemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu,
kabut, asap, gas beracun, dsb.
h. Pelindung muka
Berfungsi untuk melindungi muka dari paparan bahan kimia berbahaya,
percikan benda kecil, panas, radiasi, pancaran cahaya, benturan atau pukulan
benda keras atau tajam, pelindung muka digunakan untuk melindungi seluruh
bagian muka termasuk mata, jadi jika sudah menggunakan pelindung muka
tidak perlu menggukan pelindung mata.
2. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di bengkel otomotif
Berikut ini beberapa usaha K3 yang harus dilaksanakan agar tidak terjadi
kecelakaan di bengkel otomotif
a. Semua sumber api harus dijauhkan dari area bengkel untuk mencegah
kebakaran
b. Gunakan kunci sesuai tempat dan fungsinya
c. Sediakan APAR di dalam bengkel
d. Bersihkan oli/pelumas yang tumpah di lantai
e. Gunakan kacamata pengaman bila dibutuhkan
f. Gunakan wearpack
g. Gunakan sepatu khusus
h. Kangan menggunakan aksesoris (cincin, kalung, gelang)
i. Hindari bekerja berbaring di lantai tanpa alas
D. Prosedur dan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK)
E. Alat pemadam api ringan (APAR)

7 Modul Teknologi Dasar Otomotif, Editor : Chandra Irawan, S.T.

Anda mungkin juga menyukai