Anda di halaman 1dari 9

KD 3.

1 Memahami persyaratan, keselamatan, kesehatan kerja dan


lingkungan (K3L)

A. Definisi K3L

Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya terbagi


menjadi 3 (tiga) versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi, Keilmuan serta
menurut standar OHSAS 18001:2007.

Berikut adalah pengertian dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


tersebut :
1. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur.
2. Pengertian (Definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan.
3. Pengertian (Definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat
berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian K3 yang umum (paling sering)
digunakan di antara versi-versi pengertian K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) lainnya.

B. Undang-Undang K3L
Undang-Undang yang mengatur K3 adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja
dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang
baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD)
dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan.  Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan
Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga
diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan
kerja.
4. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga


mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah :

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan


Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
4. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja.

C. Tujuan K3L
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki beberapa tujuan dalam
pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Di dalamnya terdapat 3 (tiga) tujuan utama dalam Penerapan K3 berdasarkan Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain :
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat
kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

D. Ruang lingkup K3L


Mengacu pada pengertian K3 di atas, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
oleh perusahaan dalam pelaksanaan K3, yaitu:
1. Lingkungan Kerja
Ini adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi
lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk
meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.
2. Alat Kerja dan Bahan
Ini adalah semua alat kerja dan bahan yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memproduksi barang/ jasa. Alat-alat kerja dan bahan merupakan penentu dalam
proses produksi, tentunya kelengkapan dan kondisi alat kerja dan bahan harus
diperhatikan.
3. Metode Kerja
Ini merupakan standar cara kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar tujuan
pekerjaan tersebut tercapai secara efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan
kerja terjaga dengan baik. Misalnya, pengetahuan tentang cara mengoperasikan mesin
dan juga alat pelindung diri yang sesuai standar.

E. Jenis kecelakaan kerja


Menurut Bird dan Germain “1990” terdapat tiga jenis kecelakaan kerja yaitu:
1. Accident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.

Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga jenis
yaitu (Suma’mur, 1981):

1. Kecelakaan Kerja Ringan


Yaitu kecalakan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu dan bisa melakukan
pekerjaannya kembali atau istirahat <2 hari. Contoh terpeleset, tergores, terkena
pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
2. Kecelakaan Kerja Sedang
Yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama >2
hari. Contoh: terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan Kerja Berat
Yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan kegagalan fungsi tubuh.
Contoh: patah tulang.
F. Pengendalian kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut (Suma’mur, 2009):

1. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja yaitu:
a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,
pencahayaan dan penerangan ditempat kerja dan pengaturan suhu udara dari
ruang kerja.
b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja
yang dapat menjamin keselamatan.
c. Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan
tempat dan ruangan.
2. Faktor Mesin Dan Peralatan Kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya
pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak
antara lain bagian yang berputar.
Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti
efektif tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan
ukurannya yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya
keselamatan pekerja dilindungi.
3. Faktor Perlengkapan Kerja
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi
pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang
kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam
penggunaannya.
4. Faktor Manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal
yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari
perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya
ketidakcocokan fisik dan mental.

G. Tindakan setelah terjadi kecelakaan kerja

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :

1. Pemasangan poster/himbauan tentang K3


2. Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu dll)
3. Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.
4. Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga.
5. Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.
6. Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai.
7. Penempatan material/bahan yang sensitif/berbahaya dengan benar
8. Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan
residu lainnya.
9. Penyediaaan alat pemadam kebakaran
10. Penempatan Satpam.
11. Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.

Pemeliharaan Kesehatan :

1. Penyediaan air bersih.


2. Pembuatan sarana MCK yang memadai.
3. Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja.
4. Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.
H. Alat pelindung diri
Sikap dan tindakan demi keselamatan kerja dengan jalan mencegah terjadinya
kecelakaan pada waktu bekerja di bengkel atau di lapangan kerja pada umumnya adalah
suatu keharusan. Tidak ada manusia yang menginginkan dirinya celaka apalagi sampai
menyebabkan kematian. Maka dari itu keselamatan kerja mempunyai fungsi mencegah
kecelakaan di lapangan atau bengkel pada saat melakukan pekerjaan. Berikut adalah jenis
keselamatan kerja yang harus kita ketahui.
1. Keselamatan kerja dalam industri (Industrial Safety)
2. Keselamatan kerja di pertambangan (Mining Safety)
3. Keselamatan kerja dalam bangunan (Building & Construction Safety)
4. Keselamatan kerja lalu lintas (Traffic Safety)
5. Keselamatan kerja penerbangan (Flight Safety)
6. Keselamatan kerja kereta api (Railway Safety)
7. Keselamatan kerja di rumah (Home Safety)
8. Keselamatan kerja di kantor (Office Safety)

Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau
perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat
melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat
Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.

Jenis alat-alat pelindung diri

1. Pelindung Tangan
Berikut adalah beberapa jenis sarung tangan dengan fungsi yang berbeda-beda.
a. Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan
melindungi tangan dari terpotong benda-benda tajam
b. Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar
c. Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun
d. Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik
e. Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam, bergelombang dan
kotor
f. Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api
g. Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

2. Pelindung kaki
Berikut adalah jenis pelindung kaki dengan fungsi yang berbeda-beda.
a. Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindungi jari kaki dari kejatuhan benda
b. Metatarsal, sepatu yang didesain khusus untuk melindungi seluruh kaki dari
bagian tuas sampai jari.
c. Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan
melindungi dari tusukan pada kaki
d. Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya
cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin.
e. PVC boots, sepatu yang melindungi dari lembab dan membantu berjalan di tempat
becek
f. Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah
g. Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

3. Pelindung Kepala
a. Helm Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh dan melindungi dari
sengatan listrik sampai 2.200 volts.
b. Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari
sengatan listrik sampai 20.000 volts.
c. Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari
sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak
(korosif).

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

4. Pelindung Mata
a. Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai
pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca
mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata
biasa.
b. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass
sebab lebih menempel pada wajah.

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

5. Pelindung Wajah
a. Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya
percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Biasanya dipakai
bersamaan dengan penggunaan helm.
b. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata.
Terdapat lensa penahan khusus yang berfungsi untuk menyaring intensitas cahaya
dan energi panas yang dihasilkan dari proses pengelasan.

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

6. Pelindung badan
Apron (Celemek)
Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari
percikan bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam
proses persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan
Adhesive (perekat).

https://produksielektronik.com/wp-content/uploads/2015/03/apron-celemek.jpg
7. Pelindung Hidung dan Mulut
a. Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan  seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan
kimia yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker
umumnya dipakai di proses menyolder.
b. Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan  
seperti Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia,
debu, Uap, Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai
oleh Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan
Kimia lainnya.

https://edoc.site/keselamatan-kerja-dan-kesehatan-lingkungan-2-pdf-free.html

8. Pelindung telinga
a. Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran
yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug,
Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan
oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi
seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksi lainnya.

https://5.imimg.com/data5/JL/EM/MY-5600546/ear-plugs-500x500.jpg

b. Penutup Telinga (Ear Muff)


Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup
yang terbuat dari bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian luar telinga
(daun telinga). Ear Muff sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator
(Genset).

https://images.homedepot-static.com/productImages/14841be9-369a-4cf9-a76e-08234c65c910/
svn/3m-ear-muffs-90561-4dc-64_1000.jpg
Daftar Pustaka

Bennet N.B. Silalahi, Dr, MA, 1995 Rumondang B. Silalahi, MPH. Manejemen Keselamatan &
Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit PT Pustaka Binaman Pressindo.

Moore C.J, and Alliot V, 1981. Industrial Safety and Health at Work. Heinemann Educational
Book, London.

S.A. Dalih dan Sutarmo, 1982, Keselamatan Kerja dalam Tatalaksana Bengkel 1. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai