Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak terduga
tersebut disebabkan karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsure
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencenaan, tidak diharapkan oleh
karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil maupun penderitaan dari
yang paling ringan sampai kepada yang paling berat dan tidak diinginkan.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan
kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :
89
1. Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja merupakan suatu ilmu yang penerapannya untuk
meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan melaluii pemeriksaan
kesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi.
2. Keselamatan Kerja
Selain kesehatan yang tak kalah pentingnya adalah Keselamatan Kerja.
Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar dari bahaya saat melakukan
kerja. Menurut Suma’mur (1987), keselamatan kerja adalah keselamatan
yang mengoperasikan, mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.
90
Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat
dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik
adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain
menjadi hambatan langsung, juga merugikan secara tidak langsung yakni
kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk
beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. (Suma’mur,
1985).
91
kesehatan kerja, dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengana prosedur
yang ada.
92
tenaga kerjanya itu sendiri, demi menghindari kewajiban membayar
kompensasi kepada tenaga kerjanya.
1) Alasan Manusiawi
93
Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha melakukan
sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan suatu tindakan yang tidak
manusiawi.
2) Alasan Ekonomi
Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian
ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya
pengobatan, dan biaya santunan kecelakaan.
3) Alasan UU dan Peraturan
UU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi
bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak
kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunan dengan
menggunakan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan
kompleksitas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan
kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari
94
yang paling ringan sampai pada yang paling berat. Untuk menghindari risiko
dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya pada
laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti
pemakaian APD, apabila petugas laboratorium tidak menggunakan alat
pengaman, akan semakin besar kemungkinan petugas laboratorium
terinfeksi bahan berbahaya, khususnya berbagai jenis virus (Dian dan
Athena, 2006).
95
Setiap pekerjaan mempunyai resiko, baik besar maupun kecil. Itulah
mengapa penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) diperlukan
dalam setiap profesi, tidak terkecuali untuk mereka yang berkecimpung di
bidang Survei Pemetaan. Walaupun sekilas tidak berbahaya, namun
kenyataannya profesi Survei Pemetaan tidak sesederhana kelihatannya.
Banyak kondisi yang berpotensi menyebabkan luka, penyakit, cacat bahkan
kematian pada pekerja dalam pelaksanaan tugasnya.
96
detik dan akurasi pengukuran terhadap jaraknya adalah 5+3ppm serta
perlengkapannya, tegantung dari pekerjaan yang dilakukan. Beserta
dengan kelengkapan lainnya, seperti statif dan lainnya.
2. Komputer (hardware dan software), printer ukuran A3 (di kantor).
3. Kamera
4. Kompas (Shunto), GPS Handheld
5. Perlengkapan lapangan.
97
d. Mencegah/ mengurangi cacat tetap.
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya.
f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin kehidupan produktifnya.
g. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber
produksi lainnya.
h. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
i. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja yang
ditujukan bagi:
Manusia (pekerja dan masyarakat)
Benda (alat, mesin, bangunan dll)
Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-
tumbuhan).
98
Gambar 4.1. Helm Pengaman (Safety Helmet)
99
Gambar 4.3. Sarung Tangan Kulit (Safety Gloves)
100
Gambar 4.4. Sepatu (Safety Shoes)
Sepatu Boot
Berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda
berat, tertusuk benda tajam, terkena pecahan kaca, terkena cairan panas
atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan
licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan
yang lebih maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi
hingga ke betis dan tulang kering.
Berikut merupakan Gambar 4.5 adalah contoh sepatu Boot.
101
3) Alat Perlindungan Diri pada Alat Survei
Payung dan Jas hujan
Payung merupakan alat pelindung diri dari hujan maupun panas matahari
yang paling umum digunakan oleh berbagai kalangan. Ketika musim
penghujan sudah tiba payung jadi salah satu benda yang wajib dibawa
ketika keluar rumah, baik itu mau pergi kerja, sekolah, maupun aktivitas
luar rumah lainnya.
Selain payung, jas hujan juga bias dimanfaatkan sebagai pelindung diri dari
hujan, juga dapat digunakan untuk pelindung alat, agar seluruh alat
terselimuti oleh jas hujan. Demi menghindari air hujan yang bias merusak
atau menggangu sistem kerja alat survei yang digunakan.
102
Tidak menjamin pemakainya bebas kecelakaan.
Cara pemakaian alat pelindung diri yang salah.
Alat pelindung diri tak memenuhi persyaratan standar.
Alat pelindung diri yang sangat sensitif terhadap perubahan tertentu.
Alat pelindung diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti kanister,
filter, dan penyerap (cartridge).
Alat Pelindung Diri dapat menularkan penyakit bila dipakai berganti-ganti.
103
Memeriksa Alat Pelindung Diri sebelum dipakai untuk mengetahui
adanya kerusakan atau tidak layak pakai.
Memastikan Alat Pelindung Diri yang digunakan aman untuk
keselamatan, jika tidak sesuai maka perlu diganti dengan yang baru.
Dijaga keadaannya dengan pemeriksaan rutin yang menyangkut cara
penyimpanan, kebersihan, serta kondisinya.
Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan alat kerja yang
kualitasnya tidak sesuai persyaratan, maka alat tersebut ditarik serta
tidak dibenarkan untuk dipergunakan.
104
Tenaga kerja/ laboran/ praktikan bekerja dengan produktif
sehingga meningkatkan hasil produksi/prakteknya. Khusus bagi
tenaga kerja, hal ini akan menambah keuntungan bagi tenaga kerja
yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial sehingga
kesejahteraan akan terjamin.
105
UU K3 menetapkan syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
dengan alat pelindung diri kepada pekerja. Pasal 9 Ayat (1) UU K3 mewajibkan
manajemem perusahaan untuk menunjukkan dan menjelaskan:
a. Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya.
b. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap kerja yang aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Adapun peraturan lainnya yang mengatur tentang APD salah satunya adalah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Permenakertrans tersebut mengatur APD
sebagimana termuat pada Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 2 ayat (1) seperti berikut:
a. Pasal 1 ayat (2) tentang Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja
“Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul
dari pekerjaan atau lingkungan kerja”.
b. Pasal 2 ayat (1) tentang Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja
“Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempatkerja”
Pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan zat gizi serta
penyelenggaraan makanan ditempat kerja”.
106
11. Aplikasi K3 dan APD
Dasar –Dasar Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama yang mutlak dilakukan untuk keselamatan adalah
seperti berikut:
Usaha menyadarkan kembali, dapat dilihat seperti Gambar 4.6.
Menghindari Pendarahan
Penderita luka parah membutuhkan pertolongan yang dilakukan
segera oleh tenaga P3K yang terlatih, apabila tenaga medis tidak
cepat didapat/ datang ke lokasi kejadian. Sebaiknya suatu
pekerjaan harus mempunyai tenaga medis yang profesional, atau
tenaga P3K yang terlatih. Agar, jika terjadi sesuatu hal kecelakaan
yang tidak diinginkan, korban bias langsung dapat ditangani secara
cepat, atau setidaknya mempunyai pekerja yang mengetahui
tindakan yang harus dilakukan untuk pertolongan pertama sampai
pertolongan semestinya datang/ sampai kelokasi kejadian.
107
menolong korban. Berikut Gambar 4.7 adalah Gambar yang
meunjukan tempat P3K.
108
luka pada mata,
luka kecil dan
sengatan listrik.
Pendarahan hidung
- Dudukan korban dengan tenaga dengan kepala menunduk
- Cegahlah korban memaksa darah keluar dari hidungnya
- Pijit, atau mintalah korban untuk memijit cuping hidungnya
keras–keras (Gambar 4.8)
- Jika pendarahan tidak berhenti selama 5–10 menit usahakan
agar mendapat perawatan medis.
109
- Tutup dan tekanlah luka dengan tangan atau pencet tepi
luka bersama–sama agar menutup, jika sempat tutuplah
luka dengan sapu tangan, atau kain yang bersih sebelum
ditekan
- Penekanan dapat dilakukan dengan memberi bantalan tipis
pada luka kemudian diikat erat – erat dengan perban.
Bantalan harus cukup lebar menutupi seluruh luka dan
seluruh bantalan harus trtutup perban.
- Jika penderita merasakan kesakitan karena ikatan perban
terlalu kencang, ikatan perban (Gambar 4.9)
- Jika pendarahan masih berlangsung, beri bantalan dan
perbanlah lagi, tanpa melepas ikatan bantalan yang
pertama.
- Bahan yang dipakai untuk menekan pendarahan terbuat dari
bahan kayu, atau logam. Cara seperti ini dapat pula
digunakan untuk menolong korban yang patah tulang.
Kejutan
Hampir setiap kecelakaan, cedera atau luka-luka selalu diikuti
oleh kejutan. Keadaan penderita pucat, dingin dan lunak
kulitnya lemas badan dan denyut nadi makin cepat mungkin
juga tidak sadarkan diri.
- Pindahkan korban di tempat yang nyaman dan tenang.
- Jaga korban agar tenang dan tetap hangat badannya.
110
- Longgarkan baju.
- Usahakan agar korban merasa tenang dan yakinkan bahwa
pertolongan segera dating
Keracunan
Untuk semua peristiwa keracunan, Kirimkan kepada tenaga
medis secepat mungkin.
- Pindahkan ketempat yang segar.
- Lakukan seperti merawat shock.
- Buat pertolongan pernafasan, jika pernafasan berhenti.
Jangan melakukan pertolongan pernafasan melalui kontak
mulut ke mulut, bila terjadi racun terminum melalui mulut
(asam, alkali dan lain-lain)
- Amankan dan simpan cairan yang diduga racun untuk
contoh.
- Ambil dan muntahkan korban untuk pemeriksaan
dokter/klinik
Luka Bakar Api
Penanganan segera secara medis tergantung pada sejauh mana
tingkat penderitaannya.
- Penanganan terbaik luka bakar adalah dengan mengucurkan
air dingin dan bersih kebagian yang terbakar (Gambar 4.10)
- Jangan menarik atau menyobek baju dari luka bakarnya.
- Jangan mencoba memindah benda-benda yang menempel
pada kulit yang terbakar.
- Lakukan perawatan seperti menangani kejutan (shock).
- Tutuplah luka bakar dengan bahan-bahan steeril seperti
perban kering, handuk atau kertas jika ada.
- Jangan sentuh bagian luka bakar yang menggelembung,
atau bagian otot-otot yang terbakar.
111
Gambar 4.10. Mengucurkan Air Dingin Pada Luka
Luka mata:
112
- Perbanlah matanya longgar-longgar
- Bimbinglah korban untuk perawatan
- Jangan menyentuh mata
113