Manajemen k3 1
Bahan Ajar
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Manajemen k3 2
Bahan Ajar
Definisi tersebut menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi
pendukungnya. Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health Committee
dalam kerangka pendekatan praktis atau suatu program, yaitu:
Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well being
of workers in all occupations; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions;
the protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of
the worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to man
and each man to his job. (Joint committee: ILO & WHO)
Penjelasannya:
1. The promotion and maintenance: memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua
jenis pekerjaan.
2. The prevention: mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka.
3. The protection: melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan.
4. The adaptation of work to man and each man to his job: Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan
kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya.
C. Konsep Dasar K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin antara ilmu-ilmu kesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam,
teknologi dan lain-lain baik yang bersifat kajian maupun ilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja,
tempat kerja, maupun lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah
diperlukan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi (Integrated Occupational Health and Safety Management
System) yang perlu dimiliki oleh setiap organisasi.
1. Kesehatan Kerja
Sehat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Manajemen k3 3
Bahan Ajar
Kesehatan kerja bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja
maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu
keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
2. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
nonmateril.
a. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut: baju kerja, helm, kaca mata, sarung tangan, sepatu
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut:
1) Buku petunjuk penggunaan alat
2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3) Himbauan-himbauan
4) Petugas keamanan
D. Tujuan K4
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu:
1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat
diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
Manajemen k3 4
Bahan Ajar
3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan secara khusus antara lain:
1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan
pekerjaan.
E. Landasan Hukum K3
Ada tiga alasan yang menyebabkan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yaitu:
1. Keselamatan adalah Hak Asasai Manusia (HAM)
2. HAM dilindungi oleh peraturan perundang-undangan
3. Efisiensi atau mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja
Untuk menjamin perlindungan pekerja atas keselamatan dan kesehatannya dalam bekerja, maka pemerintah mengatur pelaksanaanya
dalam undang-undang:
1. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
2. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (lembaran Negara No. 55 Tahun 1969
3. Undang-undang No. 1 Tahu 1970 Tentang Keselamatan Keselamatan Kerja (lemberana Negara No. 1 Tahun 1970)
4. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. Undang-undang No. 23 Tahun1992 Tentang Kesehata Kesehatan
6. Undang-undang RI No. 25 Tahun 1991 Tentang Ketenaga Kerjaan
7. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
8. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
9. Standar K3 Internasional: ILO/OSH june 2001, Tentang Guidelines on Occupational Safety and Health Managemant Systems (OSHMS)
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari
sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Manajemen k3 5
Bahan Ajar
Manajemen k3 6
Bahan Ajar
Daftar Referensi
Joko Kustono. (2005). CD. Universitas Negeri Malang
Peraturan Pemerintah. 1982. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1984. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1987. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1996. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
http://rockyvalentino.blogspot.com/2010/..
Manajemen k3 7