Anda di halaman 1dari 7

Bahan Ajar

Konsep Dasar dan Managemen K3


A. Pendahuluan
Arti dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, menuju pada peningkatan taraf hidup (Standard of Living) dan kesejahteraan umat.
Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai sasaran terperinci sebagai berikut:
1. Mencegah terjadinya kecelakaan
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat pekerjaan
3. Mencegah/mengurangi kematian
4. Mencegah/mengurangi cacad permanen
5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-bangunan, alat-alat kerja, mesin-medin, instalasi-instalasi dan
sebagainya
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat kerja dan sumber-sumber produksi lain-lainnya sewaktu kerja dan lain sebagainya
8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, aman dan nyaman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja
9. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, industri serta pembangunan.
Pada umumnya setiap proses/aktifitas pekerjaan mempunyai resiko kegagalan (risk of failures). Pekerja dapat menderita penyakit yang
mungkin disebabkan oleh pekerjaannya (occupational disease) atau menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work-related
disease). Karena alasan tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational health).
Tenaga kerja menurut Undang-undang tanggal 19 Nopember 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja adalah tiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi
kebutuhan masyarat. Arti Tenaga kerja disini sangatlah luas, meliputi semua pejabat Negara seperti Presiden, Ketua MPR, DPA, DPR,
Kopelisian, semua pengusaha, Buruh, pekerja dan sebagainya. Sedangkan tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk suatu keperluan atau suatu usaha dan dimana
terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya termasuk tempat kerja semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Secara konseptual keselamatan & kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle factor"

Manajemen k3 1
Bahan Ajar

Gambar 1. Triangle Factor K3 kerja


Sumber: http://rockyvalentino.blogspot.com/2010/..

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat,
bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.

B. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pandangan yang melihat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kerangka sebagai suatu pendekatan ilmiah tampak seperti pada definisi
yang di kemukakan Occupational Safety and Health Act (OSHA) sebagai berikut:
Occupational Health and Safety concern the application of scientific principles in understanding the nature of risk to the safety of people
and property in both industrial & non industrial environments. It is multi disciplinary profession based upon physics, chemistry
biology and behavioral sciences with applications in manufacturing, transport, storage and handling of hazardous material and domestic
and recreational activities. (OSHA, USA)

Manajemen k3 2
Bahan Ajar

Definisi tersebut menekankan prinsip ilmiah yang mendasari Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta keilmuan dasar yang menjadi
pendukungnya. Sedangkan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health Committee
dalam kerangka pendekatan praktis atau suatu program, yaitu:
Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well being
of workers in all occupations; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions;
the protection of workers in their employment from risks resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of
the worker in an occupational environment adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to man
and each man to his job. (Joint committee: ILO & WHO)

Penjelasannya:
1. The promotion and maintenance: memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua
jenis pekerjaan.
2. The prevention: mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka.
3. The protection: melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan.
4. The adaptation of work to man and each man to his job: Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan
kondisi fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya.

C. Konsep Dasar K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin antara ilmu-ilmu kesehatan, ilmu perilaku, ilmu alam,
teknologi dan lain-lain baik yang bersifat kajian maupun ilmu terapan dengan maksud menciptakan kondisi sehat dan selamat bagi pekerja,
tempat kerja, maupun lingkungan sekitarnya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah
diperlukan sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi (Integrated Occupational Health and Safety Management
System) yang perlu dimiliki oleh setiap organisasi.
1. Kesehatan Kerja
Sehat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan
melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.

Manajemen k3 3
Bahan Ajar

Kesehatan kerja bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja
maupun penyakit umum. Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu
keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.
1. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja
merupakan salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
2. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun
nonmateril.
a. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut: baju kerja, helm, kaca mata, sarung tangan, sepatu
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut:
1) Buku petunjuk penggunaan alat
2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3) Himbauan-himbauan
4) Petugas keamanan

D. Tujuan K4
Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum yaitu:
1. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat
diwujudkan peningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
2. Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

Manajemen k3 4
Bahan Ajar

3. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
Sedangkan secara khusus antara lain:
1. Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja.
2. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil produksi.
3. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan
pekerjaan.

E. Landasan Hukum K3
Ada tiga alasan yang menyebabkan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yaitu:
1. Keselamatan adalah Hak Asasai Manusia (HAM)
2. HAM dilindungi oleh peraturan perundang-undangan
3. Efisiensi atau mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja
Untuk menjamin perlindungan pekerja atas keselamatan dan kesehatannya dalam bekerja, maka pemerintah mengatur pelaksanaanya
dalam undang-undang:
1. Undang-undang No. 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No. 120 Mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor
2. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja (lembaran Negara No. 55 Tahun 1969
3. Undang-undang No. 1 Tahu 1970 Tentang Keselamatan Keselamatan Kerja (lemberana Negara No. 1 Tahun 1970)
4. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5. Undang-undang No. 23 Tahun1992 Tentang Kesehata Kesehatan
6. Undang-undang RI No. 25 Tahun 1991 Tentang Ketenaga Kerjaan
7. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
8. Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
9. Standar K3 Internasional: ILO/OSH june 2001, Tentang Guidelines on Occupational Safety and Health Managemant Systems (OSHMS)
Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari
sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Manajemen k3 5
Bahan Ajar

F. Organisasi dan Manajemen K3


1. Organisasi K3
Untuk menjamin pekerja agar sehat, selamat dan sejahtera serta mendapatkan kepuasan kerja, maka perusahaan perlu membentuk
organisasi K3. Di beberapa perusahaan organisasi ini dinamakan Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Occupupational Health an
Safety/OHS), bagian keselamatan dan kesehatan kerja (OHS) atau bahkan digabungkan dengan kesehatan lingkungan menjadi bagian
keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan (Safety Health and Evironment/SHE). Organisasi ini biasanya ada dibawah pengawasan Departemen
Sumber Daya Manusia atau Departeman Produksi.
Depnakertrans mensyaratkan dibentuknya Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang anggotanya terdiri dari 50%
wakil manajmen dan 50% wakil pekerja. Organisasi ini berfungsi menangani masalah dibidang K3, memuat kebijakan atau prosedur kerja yang
berguna dalam melindungi keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Manajemen K3
Dalam menciptakan tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas dibutuhkan suatu sistem manajemen yang khusus mengatur K3, bertujuan
untuk:
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri atau
pekerja-pekerja bebas.
2. Sebagai upaya pembebasan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktifitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan kerja dan
pelipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.
Perencanaan Manajemen K3 minimal harus meliputi:
a) Kepemimpinan dan administrasinya
b) Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terpadu
c) Pengawasan
d) Analisis pekerjaan dan procedural
e) Penelitian dan analisis pekerjaan
f) Latihan bagi tenaga kerja
g) Pelayanan kesehatan kerja
h) Penyediaan alat perlindungan diri
i) Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

Manajemen k3 6
Bahan Ajar

j) Sistem pemeriksaan dan pendataan.


Penerapan manajemen K3 juga mempunyai banyak manfaat bagi industri, antara lain:
a) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
b) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
c) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam bekerja.
d) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
e) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
f) Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat semakin lama.

Daftar Referensi
Joko Kustono. (2005). CD. Universitas Negeri Malang
Peraturan Pemerintah. 1982. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1984. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1987. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
Peraturan Pemerintah. 1996. Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Jakarta, Menteri Tenaga Kerja
http://rockyvalentino.blogspot.com/2010/..

Manajemen k3 7

Anda mungkin juga menyukai