Oleh :
Kurnia Ardiansyah Akbar, S.KM., M.KKK. NIP.198907222015041001
Dr. Isa Ma’rufi, S.KM., M.Kes. NIP. 197509142008121002
Ragil Ismi Hartanti, dr., MSc. NIP. 198110052006042002
Jember merupakan salah satu daerah di jawa timur yang memiliki komoditas sektor
pertanian yang besar. Tembakau, jagung dan padi merupakan tiga komoditi utama
Kabupaten Jember di sektor pertanian. Potensi pertanian yang besar tersebut menjadikan
mayoritas masyarakat Kabupaten Jember berkerja di sektor pertanian atau agroindustri.
Banyaknya masyarakat yang berkecimpung disektor pertanian memunculkan berbagai
dampak baik yang positif maupun yang negatif. Salah satu dampak negatif yang terjadi
akibat tingginya masyarakat yang bekerja disektor pertanian Kabupaten Jember adalah
tingginya kelompok berisiko yang mengalami penyakit akibat kerja (PAK) sektor
agroindustri.
Bahaya PAK sektor agroindstri sangatlah luas mulai gangguan akibat paparan kimia
pestisida, gangguan biologis, gangguan fisik serta gangguan ergonomi, sehingga perlu
penanganan segera dengan upaya promotif dan preventif terhadap kelompok berisiko
tersebut. Salah satu kelompok berisiko terkait sektor agroindustri di Kabupaten Jember
adalah Kelompok Tani Karya Bakti yang bertempat di Dusun Curah Ancar Desa
Rambipuji Kecamatan Rambipuji yang masyoritas anggota kelompok tani (POKTAN)
tersebut melakukan pertanian padi.
Berdasarkan survey awal melalui kegiatan kuliah K3 sektor Agroindustri yang dilakukan
mahasiswa ditemukan bahwa gangguan otot dan rangka terkait posisi kerja tidak sangat
tinggi bahkan penggunaan alat pelindung diri (APD) jarang digunakan oleh petani yang
tergabung pada POKTAN Karya Bakti. Jika masalah tersebut tidak ditangani dengan
segera lambat laun kesehatan petani tersebut akan menurun. Oleh karena itu diperlukan
upaya promotif dan preventif untuk menyelesaikan masalah gangguan otot dan rangka
terkait posisi kerja tidak sangat tinggi bahkan penggunaan alat pelindung diri (APD)
jarang digunakan oleh petani dengan teknik penyuluhan untuk memberikan tambahan
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran kepada petani terkait terkait APD dan ergonomi.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
bagaimanakah pendekatan yang harus dilakukan agar terjadi peningkatan pengetahuan dan
pemahaman serta kesadaran petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Bakti
Dusun Curah Ancar Desa Rambipuji Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember terhadap
alat pelindung diri dan sikap kerja ergonomis.
2
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Gangguan Muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal atau disebut dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
adalah sekumpulan gejala yang berhubungan dengan jaringan otot, tendon, ligamen,
kartilago, sistem saraf, struktur tulang dan pembuluh darah dengan gejala adanya rasa
nyeri, kesemutan, bengkak, rasa terbakar serta gangguan tidur yang akhirnya
mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pergerakan dan koordinasi
gerakan anggota tubuh dan ekstremitas sehingga dapat mengakibatkan efisiensi kerja
berkurang dan produktifitas kerja menurun (Humantech, 2009).
Definisi lain menjelaskan gangguan muskuloskeletal (MSDs) adalah serangkaian
sakit pada otot, tendon, dan saraf. Aktivitas dengan tingkat repetisi tinggi dapat
menyebabkan kelelahan pada otot, merusak jaringan hingga kesakitan serta
ketidaknyamanan, hal ini terjadi meskipun tingkat gaya yang dikeluarkan ringan dan
postur kerja memuaskan. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
gangguan musculoskeletal merupakan suatu gangguan yang menyerang otot, tendon, dan
saraf manusia yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan secara repetitif dengan
postur janggal (Bridger, 2008).
Beberapa penyebab aktivitas pekerjaan dengan posisi yang cenderung salah
menyebabkan stress mekanik pada otot, ligamen, dan persendian sehingga menyebabkan
rasa sakit pada otot rangka. Pekerjaan tersebut juga membutuhkan energi yang lebih besar
pada beberapa bagian otot, sehingga meningkatkan kerja jantung dan paru-paru untuk
menghasilkan energi yang lebih banyak lagi sehingga dampak kerusakan otot rangka yang
ditimbulkan semakin kuat (Bridger, 2008).
4
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Jadi semakin tua usianya semakin besar
resiko terjadinya gangguan muskuloskeletal.
b. Posisi Kerja
Berdasarkan posisi tubuh, posisi kerja dalam ergonomi terdiri dari :
1) Postur Netral (Neutral Posture) ialah postur dimana seluruh bagian tubuhberada
pada posisi yang sewajarnya/seharusnya dan kontraksi otot tidak berlebihan sehingga
bagian organ tubuh, saraf jaringan lunak dan tulangtidak mengalami pergeseran,
penekanan, ataupun kontraksi yang berlebihan
2) Postur Janggal (Awkward Posture), ialah postur dimana posisi tubuh (tungkai,
sendi dan punggung) secara signifikan menyimpang dari posisinetral pada saat melakukan
suatu aktivitas yang disebabkan oleh beberapa penyebab aktivitas pekerjaan yang
cenderung salah menyebabkan stress mekanik pada otot, ligamen, dan persendian
sehingga menyebabkan rasa sakit pada otot rangka. Selain itu juga membutuhkan energi
yang lebih besar pada beberapa bagian otot, sehingga meningkatkan kerja jantung dan
paru-paru untuk menghasilkan energi yang lebih banyak lagi sehingga dampak kerusakan
otot rangka yang ditimbulkan semakin kuat (Bridger, 2007).
b. Frekuensi
Frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya gerakan yang dilakukan dalam suatu
periode waktu. Jika aktivitas pekerjaan dilakukan secara berulang, maka dapat disebut
sebagai repetitive. Gerakan repetitif dalam pekerjaan, dapat dikarakteristikan baik sebagai
kecepatan pergerakan tubuh, atau dapat diperluas sebagai gerakan yang dilakukan secara
berulang tanpa adanya variasi gerakan. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan
akibat beban kerja terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Posisi
tangan dan pergelangan tangan beresiko apabila dilakukan gerakan berulang/frekuensi
sebanyak 30 kali dalam semenit dan sebanyak 2 kali permenit utuk anggota tubuh seperti
bahu, leher, punggung dan kaki (Tarwaka, 2010)
c. Durasi
Durasi adalah jumlah waktu terpanjang faktor resiko. Durasi dapat dilihat sebagai
menit-menit dari jam kerja/hari pekerja terpajan resiko. Secara umum,semakin besar
pajanan durasi pada faktor resiko, semakin besar pula tingkat resikonya (Humantech,
2009).
d. Force atau beban
Force merupakan usaha yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan. Pekerjaan yang
menuntut penggunaan tenaga besar, maka akan memberikan beban pada otot, tendon,
5
ligamen, dan sendi. Menurut ILO, beban maksimum yang diperbolehkan untuk diangkat
oleh seseorang adalah 23-25 kg. Bentuk dan ukuran objek juga ikut mempengaruhi yaitu
ukuran objek harus cukup kecil. Agar dapat diletakkan sedekat mungkin dengan tubuh.
Lebar objek yangbesar dapat membebani otot pundak/bahu adalah lebih dari 300-400 mm,
panjang lebih dari 350 mm dengan ketinggian lebih dari 450 mm (Humantech, 2009).
e. Masa Kerja
Masa kerja merupakan faktor resiko dari suatu pekerja yang terkait dengan lamanya
bekerja. Hal ini dapat berupa masa kerja dalam suatu perusahaan dan masa kerja dalam
suatu unit produksi. Masa kerja merupakan faktor resiko yang sangat mempengaruhi
seorang pekerja untuk meningkatkan resiko gangguan muskuloskeletal, terutama untuk
jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan kerja yang tinggi. Masa kerja mempunyai
hubunganyang kuat dengan keluhan otot (Humantech, 2009).
6
3.4 Metode Pengukuran Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk
mengukur rasa sakit otot para pekerja. Nordic Body Map merupakan salah satu bentuk
checklist ergonomi. Nordic Body Map adalah instrumen pengukuran yang paling sering
digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja karena sudah
terstandarisasi dan tersusun rapi (Santoso, 2007).
7
BAB IV
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
8
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Cormier Y and Schuyler M, 2006. Hypersensitivity pneumonitis and organic dust toxic
syndromes. In Bernstein L (ed), Asthma in the workplace. 3th edition. New York:
Taylor & Francis Goup.
Guyton AC, 2001. Buku Teks Fisiologi Kedokteran, Alih bahasa Adji Dharma dan
Lukmanto. Jakarta: EGC.
Mangkunegoro H, 2003. Diagnosis dan Penilaian Cacat Pada Penyakit Paru Kerja,
Bagian Pulmonologi FKUI, Unit Paru RS Persahabatan. Jakarta: Balai Penerbit UI.
Notoatmodjo, S. 2003b. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Parkers WR, 1982. Occupational lung disorders. 2nd edition. London: Butterwort.
Sumakmur, PK, 2002. Higiene perusahaan dan keselamatan kerja, Jakarta: PT Gunung
Agung.
Tjen D, 1999. Pengaruh Debu Terhadap Kesehatan Paru. Yogyakarta: Gajah Mada
Unversity Press.
Triatmo W, Adi MS, Yusniar HD, 2006. Paparan Debu Kayu Dan Gangguan Fungsi
Paru Pada Pekerja Mebel (Studi di PT Alis Jaya Ciptatama). J Kesehat Lingkung
Indones. Vol.5 No.2.
WHO, 1999. International statistical classification of deseases and related health
problems ( ICD-10). In occupational health. WHO/SDE/OEH/99.11.
Yunus, F, 2000. Dampak debu industri pada pekerja. Cermin Dunia Kedokteran Respir:
5-34.
10
Lampiran 1. Surat Mitra
11
Lampiran 2. Perencanaan Anggaran dan Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
Bulan
Jadwal Kegiatan
5 6 7
Proposal kegiatan pengabdian masyarakat √
Persiapan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat √
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat √
Laporan kegiatan pengabdian masyarakat √ √
12
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Tim Pelaksana
Ketua Pelaksana:
Nama : Kurnia Ardiansyah Akbar, S.KM., M.KKK.
Tempat dan tanggal lahir : Lumajang, 22 Juli 1989
NIP : 198907222015041001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I / IIIb
Jabatan : Tenaga Pengajar
Instansi : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bidang Keahlian : Kesehatan Keselamatan Kerja
Pendidikan Terakhir : S2 Kesehatan Keselamatan Kerja UNAIR
Anggota :
Nama : Dr. Isa Ma’rufi, S. KM., M.Kes
NIP : 19750914200812002
Pangkat/Golongan : Penata / III-c
Jabatan : Lektor
Instansi : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bidang Keahlian : Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan
Kerja
Pendidikan Terakhir : S3 Ilmu Kedokteran Unair Surabaya
Anggota
Nama : Ragil Ismi Hartanti, dr., MSc.
NIP : 198110052006042002
Pangkat/Golongan : Penata muda/III-a
Jabatan : Asisten Ahli
Instansi : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Bidang Keahlian : Kesehatan Keselamatan Kerja
Pendidikan Terakhir : S2 Ilmu kesehatan kerja FK-UGM
13