REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS JEMBER
L LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Oleh:
3.
Mengetahui
Dosen Fakultas Keperawatan
Universitas Jember
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal
dengan judul “Pendidikan Kesehatan Deteksi Dini Dan Pencegahan Low Back
Pain Pada Petani Di Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember”.
Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Bedah
pada Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Dalam penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu menyelesaikan tugas ini diantarnya:
Penulis juga menerima kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi penulis dan pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
PRAKATA ........................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan .................................................................................................. 3
2.2 Manfaat ................................................................................................ 4
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran.................................................................................... 5
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah .......................................................... 6
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah ........................................................... 7
4.2 Khalayak Sasran ................................................................................... 7
4.3 Metode yang digunakan ....................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9
DAFTAR LAMPIRAN
2.1 Tujuan
1. Tujuan Umum
Penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara lama bertani dengan resiko terjadinya low back pain pada petani
di Dusun Curahdami Desa Sukorambi Kabupaten Jember
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui deskripsi responden (nama, usia, jenis kelamin)
b. Mengetahui adanya keluhan nyeri punggung bawah pada petani di
Dusun Curahdami Desa Sukorambi Kabupaten Jember
c. Mengetahui durasi bertani pada petani di Dusun Curahdami Desa
Sukorambi Kabupaten Jember
d. Menganalisa adanya hubungan bertani terhadap resiko terjadinya
low backpain.
2.2 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan terutama
tentang ergonomi ketika melakukan pekerjaan. Karena berhubungan
dengan resiko terjadinya low back pain.
2. Manfaat praktis
a) Bagi pekerja tani di Dusun Curahdami Desa Sukorambi Kabupaten
Jember dapat memahami sikap bertani yang baik dan benar agar
terhindar dari kecelakaan kerja sekaligus dapat menerapkan ilmu
ergonomi dalam melakukan pekerjaan supaya terhindar dari keluhan
nyeri pada muskuloskeletal
b) Bagi Penyuluh dapat menambah ilmu pengetahuan dan menerapkan
tentang ilmu ergonomi, keselamatan, dan kesehatan kerja serta
tentang low back pain yang terjadi pada petani di Dusun Curahdami
Desa Sukorambi Kabupaten Jember
c) Bagi instusi pendidikan agar dapat dimanfaatkan dalam dunia
pendidikan sebagai pemahaman dan pengembangan informasi
mengenai low back pain.
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
Pengaturan posisi kerja yang benar dan mengurangi berat beban yang akan
dipikul sangat diperlukan pada pekerja tani untuk mencegah terjadinya
penyakit low back pain. Posisi kerja dan mengangkat atau memikul beban
yang berlebihan dapat menjadi faktor resiko terjadinya low back pain.
Sehingga petani perlu melakukan latihan punggung untuk mengurangi rasa
nyeri yang timbul akibat faktor-faktor penyebab dari low back pain. Petani
juga harus memperhatikan kebiasaan hidup sehat seperti menkonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang, berjalan setiap hari dengan
menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja untuk mengurangi
kecelakaan kerja yang akan terjadi, serta menghubungi petugas kesehatan jika
mengalami rasa nyeri yang terus menerus.oleh karena itu, perlu adanya
pendidikan kesehatan kepada kelompok petani khususnya di daerah
Sukorambi untuk meminimalisir terjadinya low back pain.
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
Pemateri menjelaskan
secara singkat tentang Pemateri memberikan Re
konsep dasar, inforcement positif pada
pencegahan dan klien setelah melakukan
penanganan Low tindakan
Back Pain
Badan Pusat Statitik. 2018. Kabupaten Jember Dalam Angka 2018. Jember: BPS
kabupaten Jember
Badan Pusat Statitik. 2018. Kecamatan Sukorambi Dalam Angka 2018. Jember:
BPS kabupaten Jember
Kaur. 2015. Prevalensi keluhan Low Back Pain (LBP) Pada Petani Di Wilayah
Kerja UPT Kesmas Payangan Gianyar.ISM. Denpasar. 5(1): 49-59.
2. Jenis Kelamin L
6. E-mail bsetioputro@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Tahun Masuk-
2001-2006 2012-2015
Lulus
1.
2.
3.
1.
2.
Lampiran 5. Materi
1. Definisi
Low Back Pain atau nyeri punggung bawah merupakan nyeri yang
dirasakan pada daerah punggung bagian bawah, bukan merupakan
penyakit ataupun diagnosis untuk suatu penyakit, tetapi merupakan istilah
untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi yang terkena dengan berbagai
variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah
sampai lipat pinggul bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral,
nyeri dapat menjalar sampai ke arah tungkai dan kaki (Syuhada dkk.,
2018).
2. Penyebab
Low back pain pada petani kebanyakan disebabkan oleh faktor
pekerjaan yang jenis pekerjaannya mengangkat dan menyemprot (Sitepu,
2015). Menurut penelitian, pekerja pada usia >35 tahun dengan masa kerja
>10 tahun lebih banyak mengalami low back pain. Pekerja yang postur
punggungnya tidak normal misalnya membungkuk pada saat menanam
atau yang lainnya merupakan kegiatan yang statis dan dilakukan secara
terus menerus selama beberapa jam, pada sikap kerja yang statis peredaran
darah ke otot akan berkurang sehingga glukosa dan oksigen ke otot
menjadi terhambat dan harus menggunakan cadangan yang ada dan sisa
metabolisme dalam tubuh tidak bisa dibuang, oleh karena itu otot yang
bekerja statis akan terasa nyeri dan menjadi lelah. Pekerja yang
mengangkat berat beban >5 kg juga mengakibatkan low back pain karena
beban yang terlalu berat ataupun kemampuan fisik yang terlalu lemah
dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit
akibat kerja, terdapat beberapa bukti bahwa semakin banyak jumlah yang
diangkat dalam sehari oleh seseorang maka akan lebih cepat mengurangi
ketebalan dari intervertebral disc atau elemen yang berada diantara segmen
tulang belakang. (Syuhada, 2018)
3. Manifestasi Klinis
Penderita Low Back Pain memiliki keluhan yang beragam
tergantung dari patofisiologinya, perubahan kimia atau biomekanik dalam
siklus intervertebralis, dan umumnya mereka mengalami nyeri. Nyeri
miofasial khas ditandai dengan nyeri serta nyeri tekan pada daerah yang
bersangkutan (triggerpoints), kehilangan ruang gerak kelompok otot yang
tersangkut (loss of range of motion) dan nyeri radikuler yang terbatas pada
saraf tepi. Keluhan nyeri sendiri sering hilang bila kelompok otot tersebut
direnggangkan (Kurniawan dkk, 2017).
Menurut Mc. Kenzie, Low Back Pain mekanik ditandai dengan
gejala sebagai berikut (Kurniawan dkk, 2017):
1. Nyeri terjadi secara intermitten atau terputus – putus
2. Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
meringankan ataupun memperberat keluhan.
3. Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan memburuk
setelah digunakan beraktivitas
4. Tidak ditemukan tanda – tanda radang seperti panas, warna kemerahan
ataupun pembengkakan
5. Dapat terjadi morning stiffness
6. Nyeri bertambah hebat bila bergerak ekstensi, fleksi, rotasi, berdiri,
berjalan maupun duduk
7. Nyeri berkurang bila berbaring
8. Tanda dan gejala Low Back Pain yang beresiko HNP (Hernia Nukleus
Pulposus) :
a. Nyeri punggung yang menjalar hingga tungkai bahkan sampai ibu
jari kaki.
b. Nyeri pinggang bawah yang timbul setelah trauma.
c. Nyeri hebat seperti ditusuk-tusuk dan terjadi secara intermitten.
d. Intensitas nyeri bertambah hebat saat mengejan, bersin, dan
mengangkat benda berat.
4. Deteksi Dini
a. Inspeksi
Pada inspeksi yang peru diperhatikan :
1) Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya
angulasi, pelvis yang miring atau asimetris, muskular paravertebral
atau pantat yang asimetris, postur tungkai yang abnormal 13.
2) Observasi punggung, pelvis, dan tungkai selama bergerak apakah
ada hambatan selama melakukan gerakan.
3) Pada saat penderita menanggalkan atau mengenakan pakaian,
apakah ada gerakan yang tidak wajar atau terbatas.
4) Observasi penderita saat berdiri, duduk, bersandar maupun
berbaring dan bangun dari berbaring.
5) Perlu dicari kemungkinan adanya atrofi otot, fasikulasi,
pembengkakan, perubahan warna kulit.
b. Palpasi dan perkusi
1) Pada palpasi, terlebih dahulu diraba daerah yang sekitarnya paling
ringan rasa nyerinya, kemudian menuju ke arah daerah yang terasa
paliag nyeri.
2) Ketika meraba kolumna vertebralis seyogyanya dicari
kemungkinan adanya deviasi ke lateral atau anterior – posterior
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus
nyeri pinggang bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau
karena sebab yang lain.
1) Pemeriksaan sensorik
Bila nyeri pinggang bawah disebabkan oleh gangguan pada salah
satu saraf tertentu maka biasanya dapat ditentukan adanya gangguan
sensorik dengan menentukan batas-batasnya, dengan demikian
segmen yang terganggu dapat diketahui. Pemeriksaan sensorik ini
meliputi pemeriksaan rasa rabaan, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam
dan rasa getar (vibrasi). Bila ada kelainan maka tentukanlah batasnya
sehingga dapat dipastikan dermatom mana yang terganggu.
2) Pemeriksaan motorik
Dengan mengetahui segmen otot mana yang lemah maka segmen
mana yang terganggu akan diketahui, misalnya lesi yang mengenai
segmen L4 maka m. tibialis anterior akan menurun kekuatannya.
Pemeriksaan yang dilakukan :
a) Kekuatan Fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki,
ibu jari, dan jari lainnya dengan menyuruh penderita melakukan
gerakan fleksi dan ekstensi, sementara pemeriksaan menahan
gerakan tadi.
b) Perhatikan atrofi otot
c) Perlu perhatikan adanya fasikulasi ( kontraksi involunter yang
bersifat halus) pada otot – otot tertentu.
3) Pemeriksaan reflek
Reflek tendon akan menurun pada atau menghilang pada lesi
motor neuron bawah dan meningkat pada lesi motor atas. Pada nyeri
punggung bawah yang disebabkan HNP maka reflek tendon dari
segmen yang terkena akan menurun atau menghilang.
a) Refleks lutut/patela : lutut dalam posisi fleksi ( penderita dapat
berbaring atau duduk dengan tungkai menjuntai), tendo patela
dipukul dengan palu refleks. Apabila ada reaksi ekstensi tungkai
bawah, maka refleks patela postitif. Pada HNP lateral di L4-L5,
refleksi ini negatif.
b) Refleks tumit/achiles : penderita dalam posisi berbaring, lutut
dalam posisi fleksi, tumit diletakkan di atas tungkai yang
satunya, dan ujung kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan,
kemudian tendo achiles dipukul. Apabila terjadi gerakan plantar
fleksi maka refleks achiles positif. Pada HNP lateral L5-S1,
refleksi ini negatif.
Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu
menegakkan diagnosa LBP antara lain (Todingan, 2015) :
1. Tes Laseque (straight leg raising)
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetap
lurus. Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki
2. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya sama
seperti tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri
punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan
pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung
kaki.
3. Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jari
kaki. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri
akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat
sampai ujung kaki.
4. Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki diletakkan
pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan penekanan
pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa nyeri,
maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya
coxitis. Tes ini dilakukan pada kedua kaki
5. Tes Kontra Patrick
Dilakukan saat pasien tidur terlentang, sama halnya dengan
melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam (internal).
Tangan pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagian lateral dari
lutut. Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut ke rotasi dalam.
Apabila nyeri timbul (+) menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka.
6. Tes Valsalva
Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup
sekuat-kuatnya. Hasil positif pada hernia nukleus pulposus (HNP).
6. Pencegahan
a. Sebaiknya petani melakukan peregangan otot atau pemanasan sebelum
dan sesudah melakukan pekerjaan yang berat supaya tidak terjadi
ketegangan otot. (Sitepu, 2015)
b. Petani menyesuaikan batas kemampuan punggung sesuai dengan umur
dan beban yang akan diangkat supaya tidak terjadi low back pain.
(Sitepu, 2015)
c. Mengatur waktu istirahat.
d. Pencegahan primer melakukan teknik posisi postur tubuh yang tepat
saat bekerja untuk mencegah low back pain.
e. Pencegahan sekunder untuk mengurangi kejadian NPB (Nyeri
Punggung Belakang) dengan deteksi dini.
f. Melakukan pergerakan olahraga atau senam NPB.
7. Penatalaksanaan
Dari hasil penelitian para pekerja di harapkan untuk melakukan
peregangan sebelum melakukan pekerjaannya pada jam yang sama setiap
harinya agar menjadi sebuah kebiasaan, dan melakukan peregangan saat
tidak bekerja untuk menghindari posisi kerja statis dalam waktu lama.
Adapun beberapa terapi yang bisa kita lakukan di rumah sakit maupun
secara mandiri dengan tujuan :
1. Menghilangkan nyeri
2. Mempertahankan mobilitas
3. Meningkatkan mobilitas
4. Menghambat progresivitas
5. Mengurangi resiko cacat
1) Tirah baring
Tirah baring dilakukan selama selama 2-4 hari. Tirah baring yang
terlalu lama dapat mengakibatkan otot melemah. Pasien dapat berlatih
uuntuk kembali beraktivitas. Pasien dapat tidur di kasur yang keras
berlapis papan agar tidak melengkung, selama beberapa minggu
sampai 3 bulan.
2) Analgetik
Beberapa obat yang dapat digunakan yaitu paracetamol, ibuprofen,
obat anti inflamasi non steroid seperti naproxen. Obat anti inflamasi
non steroid dapat meredakan nyeri namun harus menggunakan resep
dokter karena dapat meimbulkan efek samping berupa kerusakan
ginjal dan gangguan pencernaan.
3) Obat pelemas otot
4) Kompres hangat
Namun apabila nyeri kronik bisa digunakan kompres panas
maupun dingin.
5) Latihan otot perut dan punggung
6) Segera menuju ke rumah sakit apabila Low Back Pain beresiko HNP,
untuk pemeriksaan lebih lanjut dan ditangani tenaga kesehatan.
7) Operasi
Menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga nyeri dan
gangguan dapat menghilang. Operasi harus dilakukan jika ada
kelainan neurologis misal paresis otot tungkai bawah, HNP (Hernia
Nukleus Pulposus) dan gangguan otonom.
1. Farmakologis
Terapi farmakologis (obat – obatan) yang digunakan untuk
mengobati Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah golongan anti
inflamasi opiod, analgesic non Opioid, paracetamol, antikonvulsan,
antidepresan dan muscle relaxant. Anti infamsi yang diberikan
terdapat dua golongan yaitu obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
dan steroid. Salah satu muscle relaxant yang digunakan adalah
Eperisone Hydrocloride. Eperisone Hydrocloride digunakan untuk
mengatasi penyakit yang berhubungan dengan rasa nyeri dan
kekakuan otot pada nyeri punggung bawah. Muscle relaxant biasanya
digunakan 7-14 hari untuk mengatasi nyeri akut.
Kortikosteroid merupakan golongan hormon steroid yang sangat
penting yang berefek pada fisiologi manusia. Mekanisme aksi
kortikosteroid sebagai anti inflamasi adalah dengan menghambat
sintesis asam arakidonat oleh pospolipid agar tidak membentuk
prostaglandin dan leukotrien untuk mengeluarkan mediator inflamasi
serta menurukan permeabilitas vaskular pada daerah yang mengalami
inflamasi.
Metilprednisolon diindikasikan untuk penekanan inflamasi dan
kelainan hiper-sensitivitas, inflamasi bowel parah, edema serebral
disertai dengan keganasan, rematik, dan inflamasi kulit. Dosis metil-
prednisolon untuk indikasi tersebut adalah 2-40 mg/hari secara
peroral, sedangkan dosis dengan pemberian secara intramuskular,
intravena lambat atau infus adalah 10-500 mg/hari.7 Metilprednisolon
mem-punyai waktu paruh 18-36 jam dan dapat mencapai kadar
plasma puncak (Cp max) dalam waktu minimal 1,1-2,2 jam.
2. Non Farmakologis
a. Masage atau Pijatan
merupakan manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yang
bertujuan untuk mengatasi masalah fisik, fungsional atau terkadang
psikologi. Teknik massage yang dapat dilakukan antara lain: remasan,
selang seling tangan, gesekan, eflurasi, petriasi, tekanan menyikat.
Terapi yang satu ini dapat dilakukan secara mandiri di rumah,
pemberian media massage ini dioleskan pada punggung pasien dapat
berupa minyak , lotion, atau bedak, dengan kedua tangan terpais
langsung bersentuhan dengan punggung pasien lalu ratakan media
massage tersebut hingga merata keseluruh permukaan punggung
pasien. Gerakan massage dengan metode storking friction effeleurge,
vibratrion pada punggung di lakukan dengan usapan kedua tangan
dengan tekanan yang toleransi dengan pasien dengan gerakan dari
arah distal ke proksimal dengan tekanan yang kuat, lalu kembali
kearah distal dengan tekanan yang minimal.
b. Relaksasi atau Guide Imagery
yaitu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa nyeri
dengan mendorong pasien untuk mengkhayal dengan bimbingan.
Relaksasi adalah keadaan dimana klien membayangkan dirinya dalam
keadaan damai dan tenang.
c. Stimulasi Saraf dengan Listrik Transkutan
d. Penggunaan Kompres Panas dan Dingin
Terapi dengan kompres panas bagian tubuh tertentu yang nyeri, otot
yang lelah akan membuka pembuluh darah sehingga meningkatkan
aliran oksigen dan menghilangkan iritasi kimia yang terjadi.
e. Sentuhan Terapeutik
f. Meditasi
g. Hipnotis dan Akupresur
Yaitu tehnik pengobatan cina untuk memblok chi dengan jarum dan
menusuknya ke titik-titik tubuh tertentu yang bertujuan untuk
menciptakan keseimbangan yin dan yang
h. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
modalitas fisioterapi yang paling sering digunakan untuk mengatasi
nyeri, misalnya untuk kasus-kasus trauma, inflamasi, cidera, seperti
wiplash injury dan nyeri punggung bawah. TENS dapat digunakan
untuk nyeri kronis dan akut pada segala kondisi.
i. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah teknik yang dilakukan untuk mengalihkan
perhatian klien dari nyeri seperti; melakukan hal yang sangat disukai,
bernafas lembut dan berirama secara teratur.
j. Terapi Musik
Terapi music adalah proses intrapersonal untuk digunakan untuk
mempengaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik dan spiritual,
untuk mendukung proses belajar dan membangun rasa percaya diri.
Lampiran 6. Media
1. Flipchart
2. Leaflet
Lampiran 7. Rincian Penggunaan Dana
(Peserta penyuluhan)
(Penyampaian yel-yel bersama)