Oleh:
Dhenara Madumeta B2019002
Fanesah Tri Astianah B2019005
Nurina Dewi B2019010
Suryati B2019017
Nadya Alifah Putri B2019021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................... ii
Daftar Gambar.............................................................................................. v
Ringkasan .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan
Lampiran ..........................................................................................................
10
3
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kegiatan Pengabdian Masyarakat.............................................. 6
Tabel 2 Anggaran Biaya........................................................................... 8
4
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemecahan Masalah.................................................. 3
5
PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
MAHASISWA KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
Alamat : Kruwed, Selokerto, Sempor, Kebumen Regency, Central Java 54421, Indonesia
Web : https://selokerto.kec-sempor.kebumenkab.go.id Email : selokertosempor@gmail.com
RINGKASAN
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISA SITUASI
Angka stunting di Indonesia sama dengan jumlah stunting pada anak-anak di Benua Afrika.
Karena itu presiden RI sangat prihatin dengan kondisi stunting di Indonesia. Padahal jika bicara
kondisi ekonomi dan sumberdaya alam dan manusianya, negara kita lebih maju ketimbang negara-
negara di Benua Afrika. Karena itu, pemerintah pusat meminta komitmen seluruh kepala daerah
untuk menurunkan tingginya angka stunting di Indonesia. Kasus stunting (tumbuh pendek) di
kabupaten Kebumen terbilang tinggi. Berdasarkan data pemantauan status gizi (PGS) tahun 2017,
kasus stunting di Kabupaten Kebumen mencapai 28,5 %. Secara nasional angka ini meningkat dari
tahun 2016 sebesar 27,5% meski demikian, kasus stunting di Kebumen masih dibawah provinsi
jawa tengah sebesar 28,9% dan nasional 37%.
Salah satu desa yang masih menjadi perhatian di wilayah Puskesmas sempor I yaitu Desa
Selokerto. Dikarenakan di Desa Selokerto terdapat bayi balita yang mengalami stunting sejumlah
18 orang. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas
kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita usia 0 - 5 tahun dan teknik
pemberian MP-ASI.
B. PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan uraian pada analisis situasi, Salah satu permasalahn kesehatan yang dighadapi
di desa Selokerto saat ini adalah tingginya angka stunting pada bayi balita. Selain itu terbatasnya
tenaga konselor yang ada di Desa Selokerto, sehingga efektifitas pemberian motifasi pemenuhan
gizi seimbang kurang menyeluruh meskipun tidak lepas dari permasala internal ibu pada saat
hamil diantaranya pemeriksaan rutin pada saat hamil, pemenuhan gizi saat hamil, permasalahan
ekonomi, dukungan keluarga, dan informasi yang kurang tentang pemenuhan gizi seimbang.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pencegahan stunting pada bayi balita usia 0-5 tahun, dengan
tujuan untuk menurunkan angka stunting serta meningkatkan pengetahuan ibu mengenai cara
pengolahan makanan dan pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita. Serta melakukan pijat tuina
pada bayi balita yang mengalami masalah nafsu makan.
1
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
Solusi yang ditawarkan untuk permasalah yang terjadi pada mitra adalah dengan melakukan
penyuluhan mengenai cara pengolahan makanan dan pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita.
Serta melakukan pijat tuina pada bayi balita yang mengalami masalah nafsu makan.
Pengusul dan mitra telah melakukan diskusi untuk menangani permasalahan- permasalahan yang
mucul. Adapun masalah yang pertama yakni tingginya angka stunting di Desa Selokerto. Untuk
itu, solusi yang yang disepakati oleh pengusul dan mitra yaitu memberikan penyuluhan secara
langsung di Aula Desa Selokerto mengenai cara pengolahan makanan dan pemenuhan gizi
seimbang pada bayi balita. Serta melakukan pijat tuina pada bayi balita yang mengalami masalah
nafsu makan.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan pengetahuan tentang stunting dan gejala- gejalanya serta bagaimana cara
pencegahannya.
2. Memberikan pengetahuan tentang gizi seimbang pada orang tua yang memiliki balita.
3. Dapat merubah pola makan anak balita menjadi lebih baik dan lebih bergizi.
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan ini adalah sarana untuk melakukan kegiatan mengenai stunting serta
terpenuhinya operasional yang menunjang kegiatan para kader sehingga dapat sedini mungkin
mencegah terjadinya stunting pada bayi balita di desa Selokerto.
2
D. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
3
E. KHALAYAK SASARAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-5 tahun dengan stunting sejumlah
18 orang.
F. KETERKAITAN
Kegiatan dilakukan atas kerjasama antara beberapa sektor terkait, diantaranya adalah
4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE KEGIATAN
1.Tahap 1: Persiapan
Pada tahap pertama melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Sempor I dan Desa Selokerto
untuk persiapan pengabdian.
2.Tahap 2: Penjaringan
Pada tahap kedua melakukan penjaringan pada ibu yang memiliki bayi usia 0-5tahun yang
mengalami stunting. Selanjutnya memberikan undangan pada ibu yang memiliki bayi balita yang
sesuai dengan kriteria.
Pada tahap ketiga akan dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada
balita.
Pada tahap keempat akan diberikan form pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan Ibu
terhadap balita gizi seimbang dan MP-ASI untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebelum
diberikan materi. Bentuk form pretest yaitu dengan mengisi lembar pertanyaan yang sudah
disediakan panitia.
Pada tahap kelima, akan diberikan materi tentang Stunting selama kurang lebih 1 jam secara
langsung di aula balaidesa Selokerto. Materi diberikan menggunakan media powerpoint dan
leaflet.
5
Pada tahap ke enam, akan diberikan materi tentang MP-ASI yang dilakukan secara langsung di
aula balaidesa selokerto. Adapun materi yang disampaikan melalui media powerpoint dan leaflet.
Isi materi berupa pengertian MP-ASI, Waktu pemberian MP-ASI, Cara membuat MP-ASI.
Pada tahap ke tujuh, dilakukan post test untuk mengukur tingkat pengetahuan Ibu terhadap balita
gizi seimbang dan MP-ASI. Post test dilakukan dengan mengisi lembar pertanyaan yang sudah
disiapkan panitia.
Pada tahap ke delapan, akan dilakukan pijat tuina yang bisa diberikan pada anak yang mengalami
masalah nafsu makan
9. Tahap 9 : Evaluasi
Tahap ke sepuluh, yaitu dilakukan lomba MP-ASI yang akan dilakukan hari sabtu, tanggal 22
Januari 2022. Perlombaan dilakukan secara onlen dengan mengirimkan video dan foto proses
pembuatan MP-ASI.
6
Lomba MP-ASI Sabtu, 22 Januari 2022 Onlen
Pemantauan pemberian gizi Minggu 23 Januari 2022 Rumah ibu yang memiliki
balita
Untuk menjamin proses pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan maksimal
maka perlu dibuat pengaturan tugas masing masing anggota tim pengabdian masyarakat
Tugas ketua pelaksana dalam program ini meliputi: Menyusun proposal, memimpin
pembuatan intrumen pelaksanaan kegiatan, melakukan koordinasi dengan mitra dan
memastikan mitra siap sebagai sasaran kegiatan. Saat kegiatan pemberian materi ASI
menjadi narasumber. Saat evaluasi program rencana tindak lanjut sebagai penanggung
jawab kegiatan. Serta bertanggung jawab dalam membuat laporan akhir kegiatan.
Tugas Anggota 1: Membantu ketua dalam menyiapkan bahan usulan proposal dan
instrumen, melakukan koordinasi dengan mitra, menjadi narasumber kedua dalam
kegiatan pemberian materi mengenai MP-ASI, membantu menyusun laporan kegiatan
dan berkoordinasi dengan mahasiswa.
7
form). Bersama mahasiswa membuat dokumentasi kebidanan, mengupload di
instagram, dan membantu penyusunan laporan keuangan pelaksanaan kegiatan.
C. RANCANGAN EVALUASI
Setelah dilakukan penyuluhan akan dilakukan pemantauan pada hari ke lima yaitu pada hari
minggu 23 Januari 2022
1. Memotivasi ibu untuk memberikan makanan menu seimbang pada bayinya dan mengikuti
posyandu secara rutin.
8
BAB IV
A. ANGGARAN BIAYA
A. Pemasukan
No Pemasukan Jumlah Total
1 UNIVERSITAS Rp. Rp.
Muhammadiyah Gombong
2 Desa Selokerto Rp. Rp.
Tot Rp.
al
B. Pengeluaran
9
a. FC Lembar 20 500 Rp. 10.000
observasi
Total Rp. 1.018.000
DAFTAR PUSTAKA
Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA (2016). Stunting, Underweight and Overweight in ChildrenAged 2.0–
4.9 Years in Indonesia: Prevalence Trends and Associated Risk Factors. PLoS ONE 11(5): e0154756.
doi:10.1371/journal.pone.0154756
World Health Organization. (2010). Interpretation Guide Nutrition Landscape Information System (NLIS).
Who, 1–51. Https://Doi.Org/10.1159/000362780.Interpretation
10
LAMPIRAN
SEIMBANG
Pekerjaan : .................................................
1. Stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,
11
2. Penyebab terjadinya stunting yaitu tidak tercukupinya kebutuhan gizi
MPASI dengan gizi yang cukup bagi bayi diatas 6 bulan hingga 2
tahun.
kembang anak
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan
12
pada bayi usia 6-24.
12. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk
13. Pemberian ASI saja sudah cukup untuk anak pada usia 0-24 bulan
14. Setelah umur bayi lebih dari 6 bulan tidak perlu diberkan ASI lagi.
mungkin.
produksi ASI.
orang dewasa.
kasar.
berlemak.
23. Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci bersih di
13
air mengalir dan direndam di air mendidih.
24. Saat bayi lahir, ASI belum banyak keluar sebaiknya tetap disusukan
pada bayi.
25. Bila bayi sudah diberikan susu formula/ makanan tambahan pada usia 6
14
LEMBAR REKAP OBSERVASI KEBERHASILAN PEMENUHAN GIZI
SEIMBANG
Pekerjaan : .................................................
1. Stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,
15
dungan hingga anak-anak berusia 2 tahun.
MPASI dengan gizi yang cukup bagi bayi diatas 6 bulan hingga 2
tahun.
kembang anak
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan
12. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk
16
kelompok yang paling susah menderita kelainan gizi.
13. Pemberian ASI saja sudah cukup untuk anak pada usia 0-24 bulan
14. Setelah umur bayi lebih dari 6 bulan tidak perlu diberkan ASI lagi.
mungkin.
produksi ASI.
orang dewasa.
kasar.
berlemak.
23. Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci bersih di
24. Saat bayi lahir, ASI belum banyak keluar sebaiknya tetap disusukan
17
pada bayi.
25. Bila bayi sudah diberikan susu formula/ makanan tambahan pada usia 6
18
LEMBAR REKAP OBSERVASI KEBERHASILAN PEMENUHAN GIZI
SEIMBANG
Petunjuk Pengisian:
Isilah jawaban pada kolom dan lembar yang sudah disediakan! (diisi oleh edukator)
19
14 Berhasil/ Tidak Berhasil*
20