Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA BPK E DI RT 04 RW 02


DESA PEKUNCEN KECAMATAN SEMPOR
KABUPATEN KEBUMEN

Laporan Individu PKMD

Disusun Oleh:
Siti Nurfay Waluyo (B2020016)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK E


RT 04 RW 02 DESA PEKUNCEN
KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

Laporan Individu Keluarga Binaan


Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui
Tanggal…………………

Menyetujui

Pendidik Klinik Puskesmas Pendidik Klinik Akademik


(Bidan Desa)

(Esti Rettiningsih, S.Tr.Keb) (Wulan Rahmadhani, S.ST., MMR, Dr.PH)


HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BAPAK E


RT 04 RW 02 DESA PEKUNCEN
KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

Laporan Individu Keluarga Binaan


Telah Memenuhi Persyaratan Dan Disetujui
Tanggal…………………

Ketua Prodi Kebidanan Kepala Desa


Program DIII
Universitas Muhammadiyah Gombong

(Siti Mutoharoh, S.ST., MPH) (Hasto Nugroho, S.Pd)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat saya pengkajian Survey Mawas Diri (SMD) di Desa
Pekuncen RT 04 RW 02 saya menemukan keluarga Tn. E yang merupakan
pasangan usia subur yang memiliki 2 anak, anak pertama jenis kelamin
perempuan berusia 5 tahun 6 bulan dan anak kedua jenis kelamin laki-laki
berusia 19 bulan. Anak kedua Tn. E, status gizinya menurut BB per TB
masuk dalam kategori gizi kurang, sedangkan status gizi menurut TB per
U masuk dalam kategori stunting. Ibu memiliki riwayat penyakit TB paru
yang sudah melakukan pengobatan sesuai standar sehingga ibu sudah
sembuh, ibu juga memiliki penyakit hipertensi dan sudah melakukan
pengobatan secara teratur, ibu menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang yaitu IUD. Sedangkan, Tn. E sendiri merokok.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga
dan membantu mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga.
Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan
kesehatan. Pada keluarga Tn. E terdapat beberapa masalah, dari beberapa
masalah tersebut nantinya akan dicari penanganan masalah.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. E di RT
04 RW 02 Desa Pekuncen, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen
sebagai bukti pelaksanaan praktik kebidanan komunitas dan melaksanakan
implementasi sesuai dengan prioritas masalah. Diharapkan keluarga lebih
mengerti dan memahami tentang pentingnya kesehatan keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas terhadap
keluarga Tn. E yang dalam keluarganya memiliki balita gizi kurang
dan stunting, serta ibu yang memiliki riwayat penyakit TB paru dan
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa mampu melakukan perencanaan, diagnosa dan
penatalaksanaan terhadap keluarga Tn. E.
b) Mahasiswa dan keluarga dapat mengidentifikasi masalah
kebidanan di dalam keluarga.
c) Mahasiswa dan keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
umum di dalam keluarga.
d) Mahasiswa membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah
yang ada pada keluarga Tn. E.
e) Keluarga mampu mengubah perilaku hidup agar lebih sehat.
f) Melaksanakan evaluasi kebidanan komunitas

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan terhadap keluarga
binaan dengan baik sehingga tercermin citra bidan yang profesional.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan keluarga binaan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
tambahan sumber kepustakaan bagi Universitas Muhammadiyah
Gombong pada asuhan kebidanan komunitas.
3. Bagi Keluarga Binaan
Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi
keluarga Tn. E guna mewujudkan keluarga yang sehat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pasangan Usia Subur


1. Pengertian
Pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami isteri yang
isterinya berusia antara 15–49 tahun. Sebab, kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan
seksual dapat mengakibatkan kehamilan (Ajar, Ibu, and Anak 2015).

B. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


1. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Kementrian 2011).
2. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih
dan sehat. Hal tersebut menjadi penting untuk dilakukan agar
masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau
menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul.
Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam implementasinya,
kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area, seperti
sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat (Kementrian
2011).
3. Indikator PHBS
a. Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter,
bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada
kelompok masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis
untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi (paraji). Selain
tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh
dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko (Kementrian
2011).
b. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi,
yaitu pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain,
sejak kelahiran hingga usia enam bulan (Kementrian 2011).
c. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin
setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau per-tumbuhan balita tersebut setiap bulan.
Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah dilakukan
penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat).
Dari catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari
bayi dan balita tersebut (Kementrian 2011).
d. Menggunakan Air Bersih.
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari
seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air
yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit (Kementrian 2011).
e. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat
menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang
menempel di tangan sehingga tangan bersih dan terbebasas dari
kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan melakukan
aktifitas yang menggunakan tangan, seperti meme-gang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan
maupun sebelum menyusui bayi. Pada situasi berkembangnya virus
korona seperti saat ini, cuci tangan menggunakan sabun dengan air
mengalir adalah keharusan. Mencuci tangan harus memperhatikan
aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari tangan
(Kementrian 2011).
f. Gunakan Jamban Sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok
atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak
berbau, tidak dapat dijamah oleh hewan seperti serangga dan tikus,
tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman
digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan
ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun,
dan alat pembersih yang memadai (Kementrian 2011).
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan
rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan
nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas
bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media penyimpanan lainnya
yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan secara
teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M
(Menguras, Mengubur, Menutup) dan melakukan fogging di
tempat-tempat yang dimungkinkan adanya jentik nyamuk secara
berkala (Kementrian 2011).
h. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan
yang bersih dan sehat seperti mengandung banyak vitamin, serat,
mineral dan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh serta bermanfaat
bagi kesehatan (Kementrian 2011).
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun
kegiatan lain yang mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis
aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
yakni olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-
lainnya (Kementrian 2011).
j. Tidak merokok.
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas
udara yang dihirup. Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya
adalah nikotin, tar, dan karbon monoksi-da (CO) (Kementrian
2011).

C. Kebutuhan Gizi Balita


1. Pengertian
Kata Nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih
dikenal dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan
yang menyehatkan. Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan
makanan yang dikonsumsi. Namun tidak semua makanan yang
dikonsumsi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan. Banyak makanan
yang beredar dilingkungan sekitar anak mengandung zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh bahkan tergolong berbahaya, seperti halnya
makan yang mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan,
yang akan memberikan dapat negative pada tubuh anak sehingga dapat
menghabat proses pertumbuhan dan perkembangan anak (Rahmi
2020).
2. Fungsi
Menurut (Rahmi 2020), fungsi zat gizi yaitu:
a. Sumber energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan
menjadi kurang geraknya atau kurang giat dan merasa cepat lelah.
b. Menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada
sel yang sudah ada.
c. Memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau aus
terpakai, yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh
yaitu terjadinya jaringan penutup luka.
d. Mengatur metabolisme dan berbagi keseimbangan dalam cairan
tubuh (keseimbangan air, asam basa dan mineral).
e. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit sebagai anti oksidan dan antibodi lainnya.
Makanan yang dikonsumsi harusnya mengandung zat gizi yang
mempunyai tiga fungsi penting untuk tubuh, yaitu: sebagai sumber
energi terdapat pada karbohidrat, protein, dan lemak. Memelihara
jaringan tubuh dan pertumbuhan terdapt pada protein, mineral, dan air.
Mengatur proses dalam tubuh : protein, mineral, air, dan vitamin.
Berikut tabel kandungan nutrisi pada setiap makanan (Rahmi 2020).
3. Macam-Macam Zat Gizi
D. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang
mengalami kenaikan tekanan darah di atas batas normal yang akan
menyebabkan kesakitan bahkan kematian (HIPERTENSI 2021).
Seseorang akan dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya
melebihi batas normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg (HIPERTENSI
2021). Tekanan darah naik apabila terjadinya peningkatan sistole, yang
tingginya tergantung dari masing-masing individu yang terkena,
dimana tekanan darah berfluaksi dalam batas-batas tertentu, tergantung
posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang dialami (HIPERTENSI
2021).
2. Gejala
Menurut (HIPERTENSI 2021) gejala hipertensi yakni:
a. Sakit pada bagian belakang kepala
b. Leher terasa kaku
c. Sering kelelahan bahkan mual
d. Pandangan jadi kabur
e. Bahkan sebagian besar hipertensi ini tidak memiliki gejala
3. Akibat
Menurut (HIPERTENSI 2021) akibat yang dapat ditimbulkan oleh
hipertensi adalah:
a. Penyakit Jantung
b. Gagal jantung kongesif
c. Stroke
d. Gangguan penglihatan
e. Gagal ginjal
f. Gagal jantung
g. Bahkan komplikasi
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
Menurut (HIPERTENSI 2021) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hipertensi yaitu:
a. Genetik (keturunan)
b. Gaya hidup
c. Jenis kelamin
d. Usia
e. Kebiasaan merokok
5. Cara Mencegah
a. Mengatasi Obesitas/ Menurunkan Kelebihan Berat Badan
b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh
c. Ciptakan Keadaan Rileks
d. Melakukan Olahraga Teratur
e. Berhenti merokok
E.
BAB III
ASUHAN/MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA KELUARGA BINAAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Kepala Keluarga
Nama : Tn. E
Umur : 29 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP/Sederajat
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Pekuncen 04/02
Anggota 1
Nama : Ny. Y
Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA/Sederajat
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pekuncen 04/02
Anggota 2
Nama : An. S
Umur : 5 tahun 6 bulan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Pekuncen 04/02
Anggota 3
Nama : An. A
Umur : 19 bulan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Pekuncen 04/02

2. Penghasilan keluarga rata-rata perbulan : < 1.000.000


3. Kepemilikan Jaminan Kesehatan : KIS
4. Kesehatan Lingkungan Rumah (Kepala Keluarga)
a. Kebiasaan makan
1) Keluarga Tn. E makan teratur dengan frekuensi 3-4 kali per hari
2) Keluarga memakan makanan yang memenuhi gizi seimbang
dengan Jenis nasi, sayur, dan lauk
3) Keluarga melakukan kebiasaan cuci tangan dengan air sebelum
makan dan sesudah makan
4) Cara pengolahan makanan memenuhi syarat kesehatan
5) Keluarga menggunakan bahan masak garam beryodium
b. Sanitasi Lingkungan
1) Keluarga memiliki satu jamban
2) Jamban keluarga cukup bersih
3) Keluarga memiliki kandang ternak
4) Kandang ternak keluarga cukup bersih
5) Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah
6) Sampah di lingkungan rumah tidak berserakan
7) Pembuangan air limbah rumah tangga, keluarga memiliki resapan
air limbah di halaman
8) Keluarga memiliki sumber air bersih yaitu sumur
c. Indicator Capaian Keluarga yang Diharapkan Pada Program Indonesia
Sehat
1) Keluarga mengikuti program KB
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi dalam keluarga sudah mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapatkan ASI Ekslusif
5) Balita pada keluarga Tn. E mendapatkan pemantauan pertumbuhan
(penimbangan)
6) Di dalam keluarga terdapat penderita TB paru dan sudah
mendapatkan pengobatan sesuai standar
7) Di dalam keluarga terdapat penderita hipertensi dan sudah
melakukan pengobatan secara teratur
8) Di dalam keluarga tidak terdapat penderita gangguan jiwa
9) Di dalam keluarga terdapat anggota keluarga yang merokok, yaitu
Tn. E sendiri
10) Keluarga merupakan anggota jaminan kesehatan nasional
11) Keluarga memiliki akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
d. Pengkajian Pasangan Usia Subur
1) Ibu tidak ingin memiliki anak lagi dalam waktu dekat
2) Ibu memakai alat kontrasepsi berupa IUD
3) Ibu menggunakan alat kontrasepsi karena disarankan petugas
kesehatan
4) Pengetahuan ibu mengenai KB cukup baik
5) Pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS cukup baik
e. Pengkajian Balita An. A
1) An. A berusia 19 bulan
2) An. A rutin dibawa ke Posyandu oleh ibunya
3) An. A memiliki buku KIA/KMS
4) Tinggi badan An. A saat ini 73 cm dan bulan lalu 72 cm
5) Berat badan An. A saat ini 8 kg dan bulan lalu 8,2 kg
6) Status gizi menurut BB per TB An. A masuk dalam kategori gizi
kurang
7) Status gizi menurut TB per U An. A masuk dalam kategori stunting
8) An. A mendapatkan ASI Ekslusif sampai 6 bulan
9) An. A tidak diberikan susu formula dan makanan tambahan lainnya
(pisang, madu) sebelum usia 6 bulan
10) Usia anak ketika diberikan MPASI yaitu 6 bulan
11) Perkembangan anak normal
12) An. A mengalami batuk pilek dalam 3 bulan terakhir
13) Imunisasi yang didapatkan An. A sudah lengkap
14) An. A sudah mendapatkan vitamin A (pada usia 6 bulan –
sekarang)

B. Analisis Data
No. Data Masalah
1. Keluarga Tn. E Keluarga Tn. E masih
DS : Kurangnya perilaku hidup kurang pengetahuan
bersih dan sehat, ibu mengatakan tentang PHBS
suaminya merokok
DO : Pengetahuan PHBS masih
kurang, kebersihan lingkungan
rumah kurang
2. Keluarga Tn. E Kurangnya pengetahuan
DS : Ibu mengatakan An. A nafsu klien tentang gizi balita
makannya kurang dan penanganan pada
DO : Status gizi An. A kurang dan anak yang kurang nafsu
termasuk stunting makan
3. Keluarga Tn. E Beresiko tinggi pada
DS : Ibu mengatakan dirinya kehamilan selanjutnya
memiliki penyakit hipertensi
DO : TD ibu 170/98 mmHg

C. Perumusan Masalah
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS

No Kriteria Penilaian Skor Pembenaran

a. Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 Keluarga kurang


1) Potensial : 1 pengetahuan
2) Resiko :2 tentang PHBS
3) Aktual :3
Bobot : 1
b. Kemungkinan masih dapat 1/2 x 2 1 Keluarga dapat
diubah menerima
1) Mudah :2 penjelasan yang
2) Sebagian :1 diberikan
3) Tidak dapat : 0
Bobot : 2
c. Potensial pencegahan 2/3 x 1 2/3 Adanya
1) Tinggi :3 keinginan
2) Cukup :2 keluarga untuk
3) Rendah : 1 memperbaiki
Bobot : 1 kesehatan
d. Penonjolan masalah 1/2 x 1 ½ Masalah tidak
1) Segera ditangani : 2 dirasakan
2) Ada masalah tapi tidak
segera ditangani : 1
3) Masalah tidak dirasakan
:0
Bobot : 1
Jumlah 2½

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi balita dan penanganan pada


anak yang kurang nafsu makan
No. Kriteria Penilaian Skor Pembenaran
a. Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Keuarga kurang
1) Potensial : 1 pengetahuan
2) Resiko : 2 tentang gizi
3) Aktual : 3 balita
Bobot : 1
b. Kemungkinan masih dapat 2/1x 2 2 Keluarga dapat
diubah menerima
1) Mudah : 2 penjelasan yang
2) Sebagian : 1 diberikan
3) Tidak dapat: 0
Bobot : 2
c. Potensial pencegahan 2x1 2 Keluarga
1) Tinggi : 3 memiliki potensi
2) Cukup : 2
3) Rendah : 1
Bobot : 1

d. Penonjolan masalah 1/2 x 1 1/2 Masalah


1) Segera ditangani : 2 sebagian
2) Ada masalah tapi tidak dirasakan
segera ditangani : 1
3) Masalah tidak dirasakan
:0
Bobot : 1

Hipertensi beresiko tinggi pada kehamilan selanjutnya

No Kriteria Penilaian Skor Pembenaran

a. Sifat masalah 1/3 x 2 2/3 Beresiko jika


1) Potensial : 1 keluarga ingin
2) Resiko :2 memiliki anak
3) Aktual :3 lagi
Bobot : 1
b. Kemungkinan masih dapat 1/2 x 1 1 Penyakit ini
diubah riwayat dari dulu
1) Mudah :2 dan keluarga
2) Sebagian :1
3) Tidak dapat : 0
Bobot : 2
c. Potensial pencegahan 2/3 x 2 4/3 Adanya
1) Tinggi :3 keinginan untuk
2) Cukup :2 memperbaiki
3) Rendah : 1 kesehatan
Bobot : 1
d. Penonjolan masalah 1/2 x 2 1 Masalah
1) Segera ditangani : 2 dirasakan
2) Ada masalah tapi tidak
segera ditangani : 1
3) Masalah tidak dirasakan
:0
Bobot : 1
Jumlah 4

D. Prioritas Masalah
1. Kurangnya pengetahuan tentang PHBS
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang Gizi Balita dan cara menangani
anak yang kurang nafsu makan

E. Perencanaan
1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang PHBS
2. Lakukan pendidikan kesehatan tentang Gizi Balita
3. Ajarkan ibu pijat tuina untuk menambah nafsu makan anak
4. Berikan susu formula untuk membantu pertumbuhan anak
5. Lakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
DAFTAR PUSTAKA

Ajar, Buku, Kesehatan Ibu, and D A N Anak. 2015. Bahan Ajar.


HIPERTENSI, Buku Saku. 2021. Buku Saku Hipertensi Si Pembunuh Senyap
“Yuk Kenali Pencegahan Dan Penangananya.”
Kementrian, Kementrian kesehatan RI Tahun. 2011. “Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.” Peraturan Menteri Kesehatan No. 2406
TAHUN 2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik: 4.
Rahmi, Putri. 2020. “Peran Nutrisi Bagi Tumbuh Dan Kembang Anak Usia Dini.”
Pusat Jurnal UIN Ar-Raniry (Universitas Islam Negeri) 15: 274–82.

Anda mungkin juga menyukai