Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

K
DENGAN KASUS GASTRITIS DI DUSUN UJONG GAMPONG
GAMPONG PAYA PUTEUET KECAMATAN MUARA DUA
KOTA LHOKSEUMAWE

Disusun Oleh :

LILY RAHMI
NPM : ............................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan

asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi

penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang

sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita,

sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan di

sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh

dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang

mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah

penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag. (Sulastri, 2012).

Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita

kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri

ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya.

Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan

yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat

mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak

berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan makan teratur. (Wijoyo,

2009).

Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan

gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,


sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam

meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga

itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam

keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat

Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi

lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (Wijoyo.

2010).

Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan

pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

angka kejadian Gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi

mencapai 91,6 % yaitu di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti

Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang

35,3 %, Aceh 31,7 % dan Pontianak 31,2 %. Hal tersebut disebabkan oleh pola

makan yang kurang sehat (Gustin, 2011).

Di Kota Lhokseumawe penyakit Gastritis menempati urutan ke 2 dari

10 penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas

Kesehatan Kota Lhokseumawe 2020) dan hasil studi pendahuluan di

Puskesmas Muara Dua didapatkan kasus penyakit Gastritis sebanyak 1061

orang tahun 2019 dan meningkat tahun 2020 sebanyak 1382 orang dan

menempati urutan ke 2 dari 10 penyakit terbesar (Puskesmas Muara Dua,

2021)

Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga dalam bentuk studi


kasus dengan judul: “Asuhan Keperawatan keluarga Pada Tn. I Dengan

Gastritis di Dusun Ujong Gampong Desa Paya Punteuet Kecamatan Muara

Dua Kota Lhokseumawe”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan laporan ini agar penulis mampu

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. I dengan Gastritis di

Dusun Ujong Gampong Desa Paya Punteuet Kecamatan Muara Dua Kota

Lhokseumawe.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada keluarga Ny. K dengan salah satu anggota

keluarga Tn. I menderita Gastritis.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. K dengan

salah satu anggota keluarga Tn. I menderita Gastritis.

c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk mengatasi

masalah keperawatan pada keluarga Ny. K dengan salah satu anggota

keluarga Tn. I menderita Gastritis.

d. Menerapkan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

disusun pada keluarga Ny. K dengan salah satu anggota keluarga Tn. I

menderita Gastritis.

e. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan pada keluarga Ny. K dengan salah satu

anggota keluarga Tn. I menderita Gastritis.


C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil laporan asuhan keperawatan keluarga ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan informasi tentang asuhan

keperawatan pada keluarga Ny. K dengan salah satu anggota keluarga Tn. I

menderita Gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar

tentang asuhan keperawatan pada keluarga Ny. K dengan salah satu

anggota keluarga Tn. I menderita Gastritis.

b. Bagi Penulis

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan

pengalaman khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu

anggota keluarga Ny.K menderita Gastritis.

D. Metode Penelitian

Metode kegiatan dan pelaporan yang digunakan dalam asuhan

keperawatan keluarga ini adalah metode deskriptif dalam bentuk studi kasus

pada keluarga Ny. K dengan salah satu anggota keluarga Tn. I menderita

Gastritis. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :

1. Wawancara

Mengadakan tanya jawab dengan keluarga mengenai klien dengan

gangguan sistem pencernaan (Gastritis). Wawancara dilakukan selama


proses keperawatan berlangsung.

2. Observasi

Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan

secara langsung pada keluarga Ny. K khususnya pada Pada Tn. I yang

menderita Gastritis.

3. Studi Kepustakaan

Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan

yang menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan

perencanaan keperawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut WHO dalam Sulistyo Andarmoyo (2012), keluarga adalah

kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian

darah, adopsi atau perkawinan. Sedangkan menurut Raisaner dalam Jhonson

(2010), keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri

dari bapak, ibu, adik, kakak dan nenek.

2. Tujuan Pembentukan Keluarga

Menurut Andarmoyo (2012) tujuan dasar pembentukan keluarga

adalah :

a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap

perkembangan individu

b. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga

dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat

c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota

keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi

dan kebutuhan seksual.

d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan

identitas seseorang individu dan perasaan harga diri.


3. Sasaran Asuhan Keperawatan

Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga

resiko tinggi yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak

lanjut, yaitu :

a. Keluarga sehat

Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi

memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan

tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan

terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan

Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan

untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga,

keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut

Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan

dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan/kesehatan

misalnya: klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif,

tindakan pembedahan, penyakit terminal (Muslihin, 2012).

4. Struktur keluarga

Menurut Muslihin (2012), struktur keluarga menggambarkan

bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada

beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari

bermacam - macam, diantaranya adalah :


a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui

jalur ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah suami.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

5. Fungsi keluarga

Friedman (1998) dalam Padila, (2012) menyebutkan lima fungsi dasar

keluarga :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial.

b. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan

yang dialami individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar


berperan dalam lingkungan sosial.

c. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program

keluarga berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.

d. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin

atau pra keluarga sejahtera).

e. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat

anggota yang sakit.

6. Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.

c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing–masing

d. Sosialisasi antar anggota keluarga.

e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.


g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya, (Jhonson,

2010).

7. Ciri-ciri keluarga

Menurut Robert dan Charles dalam Fadila, (2012) ciri - ciri keluarga

adalah :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan

dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.

Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai

berikut :

a. Suami sebagai pengambil keputusan.

b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.

c. Berbentuk monogram.

d. Bertanggung jawab.

e. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.

f. Ikatan keluarga sangat erat.

g. Mempunyai semangat gotong-royong.


8. Tipe keluarga

Menurut Padila (2012), tipe keluarga dapat digolongkan kedalam

beberapa tipe, yaitu :

a. Keluarga tradisional

a. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya

keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan

orangtua tiri.

b. Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak

ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan

karier keduanya.

c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian.

d. Bujangan dewasa sendiri.

e. Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang

berhubungan.

f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

anaknya sudah terpisah.

b. Keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu.

3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.


4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan

monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,

sumber yang sama.

9. Tahap perkembangan keluarga

Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan

meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik,

namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-

tahap perkembangan keluarga yaitu :

a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-

masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui

perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-

masing :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang

menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak

pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan seksual dan kegiatan keluarga


3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak

pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak

yang lain juga harus terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang

paling repot).

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

d. Keluarga dengan anak sekolah : Tahap ini dimulai saat anak masuk

sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal,

sehingga keluarga sangat sibuk :

1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

e. Keluaraga dengan anak remaja : Dimulai pada saat anak pertama berusia
13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada

saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah

melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang

lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya.

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.

4) Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

5) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) : Tahap ini dimulai pada saat

anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir

meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak

dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap

tinggal bersama orang tua :

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa

tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga


g. Keluarga usia pertengahan : Tahap ini dimulai pada saat anak yang

terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu

pasangan meninggal :

1) Mempertahankan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak.

3) Meningkatkan keakraban pasangan

4) Keluarga usia lanjut

h. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai

keduanya meninggal :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan

keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan


keluarga, perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan

keperawatan. (Abi Muslihin, 2012).

Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian

Menurut Andarmoyo (2012), pengkajian adalah suatu tahapan dimana

seorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap

anggota keluarga yang dibinanya, hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya

dalam pengkajian keluarga adalah :

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Kepala Keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang

di identifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi

keluarga dengan mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang

sudah dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain

sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian

mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga

tersebut, tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.

Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan


konstelasi keluarga (pohon keluarga).

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga

pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,

namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.


b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan

penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang

biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi

dengan denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW).

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat, meliputi kebiasaan, lingkunga fisik, aturan atau

kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat

kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau

dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan

dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi anggota keluarga.


2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi Efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta

pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan

sikap saling menghargai

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta

perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit,


sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

a) Berapa jumlah anak ?

b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluarga ?

c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga ?

5) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah :

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan ?

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga ?

f. Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek dan panjang

b) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan

c) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

d) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji

sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor.


e) Strategi koping yang digunakan

Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila

menghadapi permasalahan/stress.

f) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stress

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

Metode yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

h. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon

keluarga tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar

seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat, (Setiadi, 2008).

Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :

a. Analisa data

Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan

konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa


data yaitu : validasi data, mengelompokkan data, membandingkan

dengan standart dan membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang

diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang diperlukan

diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :

1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang

meliputi :

a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga.

b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga.

c) Keadaan gizi anggota keluarga.

d) Status imunisasi anggota keluarga.

e) Kehamilan dan KB.

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi :

a) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi,

luas rumah dan sebagainya.

b) Sumber air minum.

c) Jamban keluarga.

d) Tempat pembuangan air limbah.

e) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

3) Karakteristik keluarga, yang meliputi :

a) Sifat-sifat keluarga.

b) Dinamika dalam keluarga.

c) Komunikasi dalam keluarga.

d) Interaksi antara anggota keluarga.


e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota

keluarga.

f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, (Setiadi,

2008)

b. Perumusan masalah

Menurut Setiadi (2008) dalam bukunya keperawatan keluarga

mengemukakan, komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi

problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/ simpton (tanda).

1) Masalah (Problem)

Suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah

(tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga)

yang diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan

pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas

dan sesingkat mungkin, (Setiadi, 2008).

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA

(North American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi

(2008) adalah sebagai berikut :

a) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan

(1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis

lingkungan).

(2) Resiko terhadap cidera.

(3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

b) Diagnosa keperawatankeluarga pada masalah struktur komunikasi\


(1) Komunikasi keluarga disfungsional

(2) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran

(3) Berduka dan antisipasi

(4) Berduka disfungsional

(5) Isolasi sosial

(6) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang

sakit terhadap keluarga)

(7) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang

tua.

(8) Perubahan penampilan peran

(9) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah

(10) Gangguan citra tubuh

c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perubahan menjadi orang tua

(3) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(4) Berduka dan diantisipasi

(5) Koping keluarga tidak efektif atau menurun

(6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(7) Resiko terhadap tindakan kekerasan

d) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi sosial

(1) Perubahan proses keluarga

(2) Perilaku mencari bantuan kesehatan


(3) Konflik peran orang tua

(4) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(5) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(6) Kurang pengetahuan

(7) Isolasi sosial

(8) Kerusakan interaksi sosial

(9) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(10) Ketidakpatuhan

e) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

(4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga

(5) Resiko terhadap penularan penyakit

f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

(1) Potensial peningkatan koping keluarga

(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan

(4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.

2) Penyebab (etiologi)

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan

mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu sebagai berikut :


a) Mengenal masalah keluarga

b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi

dari diagnosis keperawatan keluarga adalah adanya :

a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan

kesalahan persepsi).

b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).

Sedangkan menurut Komang (2010) mengacu pada 5 tugas

keluarga yaitu :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga

dengan Gastritis menurut NANDA NIC-NOC 2015 adalah :

a) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan nutrien yang tidak adekuat.

b) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang

tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah.

c) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.


d) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit dan

proses penyakit.

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada

keluarga yang mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan

etiologi (Komang, 2010) adalah :

a) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah.

b) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas

(skala Baylon dan Maglaya).

Tabel 2.1 Skala Bailon dan Maglaya

Kriteria Skor Bobot


1. Sifat Masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat) 3
1
b. Ancaman kesehatan 2
c. Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah yang dapat di
ubah
2
a. Mudah 2
1
b. Sebagian
0
c. Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi 3
1
b. Cukup 2
c. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
1
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Setiadi (2008)

Skoring :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor
X Bobot
Angka Tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Menurut Padila (2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang

mempengaruhi :

a. Kriteria pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3, diberikan pada

tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh

keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1.

b. Kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah.

2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.

3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat


dan dukungan masyarakat.

c. Kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu

memperhatikan faktor – faktor berikut :

1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu

ada.

3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah.

4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah

masalah.

d. Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai

persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan perencanaan

untuk mengatasi masalah keluarga, (Setiadi, 2008).

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi

dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar. Selanjutnya

intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang

mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku). Semua


intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun terapi

komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuan

keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan. Kriteria dan

standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik tentang hasil

yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus yang

ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor,

sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan

kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan.

standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun

masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda, (Padila, 2012)

4. Implementasi

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap

ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi

perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim

perawatan kesehatan di rumah. (Setiadi,2008).

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan

terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

keluarga dalam mencapai tujuan, ( Setiadi, 2008 )


C. Konsep Dasar Teori Gastritis

1. Pengertian.

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan

inflamasi jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang

lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang

berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan.

Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa

kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

(Widja, 2009).

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.

Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan

yang terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa

bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal

sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut

atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis

bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi

yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung (Admin,

2012).

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan

submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya

infiltrasi sel- sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu

penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi

menjadi beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan


permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh

ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter

pylory. (Soeparman, 2001).

2. Etiologi.

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis

yang amat penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada

orang dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi

infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi

pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori

menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju, prevalensi infeksi kuman

H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H.

pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di

negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan, 2006).

Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di

komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun

presentase keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan

menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering

diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).

Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya

pengeluaran asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung

yang lemah, Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih

banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan


saluran cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly 2009 ).

Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama

aspirin, Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang

disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk

usus – lambung, Endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal

lisol, merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis,

trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan

syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan

terlalu banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu

berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan

alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut

disebabkan oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat

menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan

parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2001).

3. Patofisiologi.

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan

gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat-

obat anti peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung

merangsang difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan

perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,

Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat, Perfusi


mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling

berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa

lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam

lambung juga terpacu ( Inayah, 2004).

Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung

melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas

siklooksigenase mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting

untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding

merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung yang amat penting.

Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti

inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal.

Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut

bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat

menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan

faktor defensif terganggu (Hirlan, 2001).

4. Manifestasi klinis.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung,

muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula

perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul

dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan

anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan

kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai

keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea,
dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoer dkk., 1999 ).

5. Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis

dan melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk

perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang

diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya

adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak duodenum dan

6o-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan

endoskopi ( Mansjoer dkk, 2012).

6. Patogenesis.

Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung

adalah sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion

H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam

lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat

menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-

daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu.

Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat

kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2004).

7. Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi

makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas

dan asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi


antasida sebelum makan (Misnadiarly, 2009). Yang perlu dilakukan dalam

pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang terjadi,

mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian

obat-obat H2 blocking, antasid atau obat- obat ulkus lambung lainnya.

Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk

mengeradikasi kuman tersebut (Inayah 2004).

Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk

melakukan eradiksi adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya

dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin,

amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin (Hirlan, 2006).

8. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari

alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan

melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan

perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka

penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk

hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari

pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung

mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena.

Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin

diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi (Smeltzer dkk., 2001).


BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini akan disajikan mengenai asuhan keperawatan keluarga pada

Tn. I dengan Gastritis di Dusun Ujong Gampong Desa Paya Punteuet Kecamatan

Muara Dua Kota Lhokseumawe mulai tanggal 30 Agustus s/d 4 September 2021

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sebagai berikut :

A. PENGKAJIAN

I. DATA UMUM

1. Nama KK : Ny. K

2. Usia KK : 60 tahun

3. Alamat KK : Dusun Ujong Gampong Paya Punteuet

4. Pekerjaan KK : Ibu Rumah Tangga

5. Pendidikan KK : SD

6. Komposisi Keluarga :

Hubungan Status
No Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan
Keluarga Imunisasi
1 Karmiah P Istri 60 Thn SD IRT -
2 Ismadi L Anak 46 Thn SLTA Mekanik
3 Jaswana P Anak 41 Thn SLTA Belum Kerja
4 Asmaul Husna P Anak 35 Thn SLTA Pelajar
5 Muhammad Maulidar L Anak 25 Thn SD Pelajar
6 Syair Juandd L Anak 22 Thn SD Pelajar
7. Genogram Keluarga :

Keterangan :

= Laki-laki meninggal

= Perempuan meningggal

= Klien

8. Tipe keluarga

Tipe keluarga Ny. K adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga

terdiri dari ayah, ibu dan anak.

9. Suku bangsa

Keluarga Ny. K berasal dari suku Aceh. Dalam kehidupan sehari-

hari keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Aceh, adat

kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan

sehari-hari adalah bahasa Aceh.

10. Agama

Seluruh anggota Keluarga Ny. K menganut agama Islam dan taat

menjalankan sholat lima waktu. Ny. K sering mengikuti pengajian yang


ada di lingkungannya serta berdoa agar Tn. I dapat sembuh dari penyakit

yang dideritanya.

11. Status sosial ekonomi keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga dan

anggota keluarga (anak) kurang lebih 1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang

diperlukan keluarga yaitu :

a) Makan Rp. 1.200.000,-

b) Bayar Listrik Rp. 100.000,-

c) Pendidikan Rp. 100.000,-

d) Lain-lain Rp. 100.000,-

Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada

ruang tamu terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah dan

ruang dapur terdapat 1 kompor gas.

12. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan

menonton TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah

kadang-kadang jala-jalan ke kota untuk makan-makan atau menikmati

suasana luar rumah.

II. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

13. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Pada saat ini keluarga Ny. K sedang berada pada tahap

perkembangan keluarga dewasa dan Ny. K menuju usia lansia.


14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas

perkembangan keluarga usia dewasa dimana keluarga sudah melakukan

sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan

lagi adalah fasilitas dan lingkungan rumah yang dapat mendukung

perilaku hidup bersih dan sehat bagi semua anggota keluarga.

15. Riwayat Keluarga Inti Ny. K

Salah satu anggota keluarga Ny. K yaitu anak yang beranama Tn.

I mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan

muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok,

sehari 1 bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali.

Tn. I tampak meringis menahan sakit apabila penyakitnya

kambuh, skala nyeri 6. Ny. K mengatakan anggota keluarga yang lain

tidak ada penyakit kronis yang dialami dan belum pernah diopname di

rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. Status

imunisasi anak-anaknya tidak lengkap.

16. Riwayat keluarga sebelumnya

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada

kedua orang tua Tn. I dan Ny. K, tetapi kedua orang tua pernah

menderita penyakit lambung.


III. Pengkajian lingkungan

17. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluarga Ny. K dan Tn.I adalah rumah

milik sendiri dengan luas 7 m x 8 m, lantai semen dan keadaan rumah

tampak kurang rapi. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar

tidur, 1 ruang dapur dan ruang bengkel yang berdempetan dengan

rumah/ Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela berdebu,

jendela kamar jarang di buka sehingga siang hari tampak gelap. Kamar

mandi dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber air keluarga

berasal dari sumur galian yang tidak berasa, tidak berbau, dan tidak

berwarna, sumber penerangan memakai lampu listrik.

Denah Rumah Ny. K :

DAPUR

KAMAR TIDUR

RUANG
TAMU BENGKEL

KAMAR TIDUR

TERAS RUMAH
18. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan

jumlah penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah,

umumnya tetangga adalah suku Aceh, tidak ada kesulitan dalam

kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga

ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan

anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman di sekitar rumah.

Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara Ny. K.

19. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan komunitas dan Tn. I

bekerja di bengkel yang terletak disamping rumah dari jam 08.00 pagi

sampai dengan jam 17.00 sore, sedangkan anggota keluarga lainnya

keluar rumah jika bekerja dan bermain dengan tetangga atau teman-

temannya.

20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Ny, K

termasuk masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga

aktif berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran

Idul Fitri.

IV. Struktur keluarga

21. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Aceh dalam berkomunikasi Tn. I

berbicara lembut dengan ibunya maupun dengan anggota keluarga yang


lain dan begitupun sebaliknya.

22. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Ny. K yang berperan dalam mengambil

keputusan. Setiap keputusan yang diambil oleh Ny. K sebagai kepala

keluarga selalu dimusyawarakan dengan anggota keluarga yang lain.

23. Struktur peran (formal dan informal)

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya

masing-masing Ny. K mencari nafkah dan juga membantu mendidik

anak. Ny. K mendidik anak, memelihara rumah dan membantu

ekonomi keluarga dalam hal mencari nafkah dibantu oleh anak-

anaknya.

24. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus

melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota

keluarga yang sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di

toko obat atau mencari alternatif pengobatan lainnya. Bila belum

sembuh di bawa ke puskesmas atau rumah sakit.

V. Fungsi keluarga

25. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik,

kebutuhan anak-anak lebih diutamakan.

26. Fungsi sosial

Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan


anaknya.

27. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga telah melakukan fungsi perawatan kesehatan dengan

baik, dimana keluarga selalu berusaha merawat anggota keluarga yang

sakit dengan mencari pengobatan baik secara modern maupun

tradisional.

28. Fungsi Reproduksi

Ny. K sudah menjalankan fungsi reproduksinya dengan baik, sedangkan

Tn.I saat ini belum menikah dan belum mempunyai keturunan.

29. Fungsi Ekonomi

Kepala keluarga bekerja sebagai ibu rumah tangga dan dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari Ny. K dibantu oleh anggota keluarga

yang lain, yaitu anak-anaknya.

VI. Stress dan koping keluarga

30. Stersor jangka pendek dan jangka panjang

a. Stressor jangka pendek

Tn. I mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati dan mual stelah

makan atau kelelahan.

b. Stresor jangka panjang

Tn. I merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut

opname di rumah sakit, karena menghabiskan waktu dan membutuhkan

biaya yang banyak


31. Kemampuan keluarga merespon terhadap situasi/stressor

Keluarga berusaha mencari pengobatan untuk keluarganya yang sakit

dan berpasrah pada Allah SWT untuk kesembuhan anggota keluarga yang

sakit.

32. Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah, baik masalah

ekonomi, masalah kesehatan atau masalah lainnya.

33. Strategi adaptasi disfungsional

Tidak ada strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga

seperti marah, setiap ada masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan

bersama keluarga.

VII. Pemeriksaan Fisik

Ny. K Tn. I Nn. J Nn. AH Tn. M Tn. S


DATA
(60 Thn) (46 Thn) (41 Thn) (35 Thn) (25 Thn) (22 Thn)
TD : 140/80 TD : 110/80 TD : 120/80 TD : 120/80 TD : 110/80 TD : 110/80
Temp : 36oC Temp : 37oC Temp : 36oC Temp : 36oC Temp : 36oC Temp : 35oC
TTV Pols : 60x/m Pols : 70x/m Pols : 64x/m Pols : 65x/m Pols : 60x/m Pols : 68x/m
Resp : 38x/m Resp :40x/m Resp :40x/m Resp :40x/m Resp :34x/m Resp : 40x/m

Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala Kulit kepala
bersih dan bersih dan bersih dan bersih dan bersih dan bersih dan
Kepala Rambut tidak Rambut tidak Rambut tidak Rambut tidak Rambut tidak Rambut tidak
berketombe berketombe berketombe berketombe berketombe berketombe
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kaku kuduk, kaku kuduk, kaku kuduk, kaku kuduk, kaku kuduk, kaku kuduk,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak
Leher ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak
ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan ditemukan
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis vena jugularis
Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri Simetris kiri
dan kanan dan dan kanan dan dan kanan dan dan kanan dan dan kanan dan dan kanan dan
Dada bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas bunyi nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Tidak ada Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan, didaerah nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan, nyeri tekan,
dan tidak ada epigastrium, dan
skalatidak ada dan tidak ada dan tidak ada dan tidak ada
Abdomen pembengkakan nyeri 6 dan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
hati tidak ada hati hati hati hati
pembengkakan
hati
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
normal dan normal dan normal dan normal dan normal dan normal dan
Ekstremitas pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan pergerakan
normal normal normal normal normal normal

VIII. Harapan keluarga

Harapan keluarga kiranya Tn. I cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas atau rumah sakit selalu dilayani dengan baik.


ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 Data Subjektif : Ketidakmampuan Nyeri Akut
Tn. I mengatakan nyeri ulu keluarga dalam
hati bila terlambat makan, mengenal masalah
pusing, mual dan muntah.

Data Objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar promag

2 Data subjektif Ketidakmampuan Resiko


Tn. I mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbangan
sarapan pagi, cukup kopi anggota keluarga nutrisi kurang dari
dan rokok sudah terasa yang sakit kebutuhan tubuh
kenyang.

Data objektif
a. Sakit ulu hati, mual dan
muntah
b. Tampak lemah

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut pada keluarga Ny. K khususnya Tn.I berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Ny. K

khususnya Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.


Skoring Prioritas Masalah

1. Diagnosa 1 : Nyeri akut pada keluarga Ny. K khususnya Tn.I berhubungan


dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

No Kriteria Skor Pembenaran


Tn. I sakit maag dan
memerlukan tindakan
1 Sifat masalah : Aktual 3/3 X 1 = 1
segera untuk mencegah
komplikasi.
Fasilitas kesehatan
(puskesmas) dapat
Kemungkinan masalah
2 dijangkau dengan mudah
diubah : Mudah 2/2 X 1 = 2
sehingga keluarga dapat
memanfaatkan
Gastritis atau maag dapat
Potensial masalah untuk
3 2/3 X 1 = 2/3 diobati dan dicegah bila
dicegah : Cukup
keluarga mengetahui.
Menonjolnya masalah : Ada masalah, namun
4 Ada, tetapi tidak harus 1/2 X 1 = ½ keluarga menganggap tidak
segera diatasi perlu segera ditangani
Total 4 1/6

2. Diagnosa II : Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada


keluarga Ny. K khususnya Tn. I berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Skor Pembenaran


Masalah bersifat ancaman
1 Sifat masalah : ancaman 2/3 X 1 = 2/3
karena belum terjadi
Masalah dapat diubah
dengan mudah dengan cara
Kemungkinan masalah diubah :
2 memberikan penyuluhan
Mudah 2/2 X 1 = 1
tentang penyakit yang
dialami Tn. I
Masalah belum berat tetapi
Potensial masalah untuk
3 2/3 X 1 = 2/3 bila dibiarkan dapat menjadi
dicegah : Cukup
aktual.
Ada masalah namun
Menonjolnya masalah : Ada,
4 1/2 X 1 = ½ keluarga menganggap tidak
tetapi tidak harus segera diatasi
perlu segera ditangani
Total 2 5/6
C. Intervensi Keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. K

Tujuan NOC
No Diagnosa Keperawatan NIC
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Nyeri akut pada keluarga Ny. K Setelah dilakukan Setelah dilakukan Gastritis 1. Keluarga Mampu 1.Kaji pengetahuan
khususnya Tn.I berhubungan dengan Kunjungan sebanyak kunjungan 1x45 adalah proses menyebutkan defenisi tentang Gastritis
ketidakmampuan keluarga dalam 3 x45 menit keluarga menit keluarga inflamasi Gastritis atau maag 2.Diskusikan dengan
mengenal masalah. mampu mengenal mampu mengenal pada lapisan 2. Keluarga mampu keluarga tentang
masalah kesehatan masalah Gastritis. mukosa dan menyebut kan penyebab pengertian Gastritis
tentang Gastritis submukosa dari gastritis dengan menggunakan
lambung.. 3. Keluarga mau menyebut leafleat/lembar balik
kan tanda dan gejala 3.Evaluasi kembali
Gastritis pengertian Gastritis
4. Keluarga mengetahui cara pada keluarga
penanganan gastritis 4.Berikan pujian pada
5. Keluarga mampu merawat keluarga atas jawaban
anggota keluarga yang yang benar
sakit gastritis
2 Resiko perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan Keluarga mampu Keluarga 1. Keluarga menyatakan 1. Gali pengetahuan
kebutuhan tubuh pada keluarga Ny. K kunjungan 3 x 45 Menjelaskan mampu keputusan dalam mengatasi keluarga tentang diet
khususnya Tn. I berhubungan dengan menit keluarga tentang pentingnya Menjelaskan kurang nafsu makan Tn. I makanan gastritits
ketidak mampuan keluarga merawat mampu mengenal, diet makanan dan tentang 2. Tn. I Makan secara teratur 2. Diskusikan bersama
anggota keluarga yang sakit. memutuskan dan pola makan untuk penting nya 3. Makanan cukup mengandung keluarga tentang
merawat anggota penyakit Gastritis diet makanan TKTP pengertian diet
keluarga dengan Gastritis 4. Makanan tidak boleh 3. Jelaskan kepada
ketidakseimbangan mengandung gas, asam atau keluarga penyebab
nutrisi : kurang dari pedas kurang nafsu makan
kebutuhan tubuh 5. Porsi makan sedikit demi sedikit 4. Jelaskan dampak yang
ditimbulkan akibat
salah diet
5. Beri kesempatan pada
keluarga untuk
bertanya

6. Bantu keluarga untuk


mengulangi apa yang
telah dijelaskan
7. Beri pujian atas
prilaku yang benar
D. Implementasi

Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Respon Ttd


Nyeri akut pada keluarga Ny. K 1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S : Ny. K dan Tn. I mampu menjelaskan
khususnya Tn. I berhubungan dengan maag kembali tentang pengertian, penyebab,
ketidakmampuan keluarga dalam 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu tanda dan gejala Gastritits.
mengenal masalah. gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny. K mengatakan dapat membuat
gejalanya pengobatan tradisional
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk
Ny. K mengatakan akan memberitahu
menanyakan kembali hal-hal yang belum
dimengerti anaknya untuk tidak merokok dan
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang minum kopi
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan
gejalanya. O : Tn. I menjelaskan bahwa gastritis adalah
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga infeksi pada lambung dan penyebabnya
menyebutkan kembali tentang pengertian, adalah bakteri dan makanan asam serta
penyebab, tanda dan gejala gastritis rokok. Tanda dan gejalanya biasanya
6. Menganjurkan Tn. I untuk santai dan tidak stres nyeri ulu hati, mual, muntah dan kurang
7. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal nafsu makan.
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian Ny. K dapat mendemonstrasikan
diparut campurkan air secukupnya kemudian
pembuatan obat tradisional kunyit.
disaring. Minum 2 kali sehari.
8. Mendiskusikan dengan keluarga untuk Tn. I dapat memperagakan tehnik
memodifikasi lingkungan rumah relaksasi untuk mengatasi nyri
9. Memberitahu keluarga khususnya Tn. I agar tidak
merokok dan minum kopi dan makanan yang A : Masalah Teratasi
dapat meningkatkan asam lambung.
10. Mendiskusikan dengan keluarga untuk P :-
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit
Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Respon Ttd
Resiko perubahan nutrisi kurang dari 1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S : Ny. K dan Tn. I mampu menjelaskan
kebutuhan tubuh pada keluarga Ny. K penyakit gastritis kembali tentang diet untuk penyakit
khususnya Tn.I berhubungan dengan 2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet gastritis
ketidakmampuan keluarga merawat untuk sakit gastritis
anggota keluarga yang sakit. 3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk O : Ny. K dan Tn. I menjelaskan bahwa
menanyakan kembali hal-hal yang belum diet untuk makanan yang di
dimengerti konsumsi yaitu TKTP, menghindari
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang yang asam, pedas dan rokok dan
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh kopi/
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa
yang harus dihindari.
A : Masalah Teratasi
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh P: -
dimakan
E. Evaluasi

No Diagnosa Keperawatan Hari/Tanggal Evaluasi Ttd


1 Nyeri akut pada keluarga Ny. K khususnya Tn. I S : Ny. K dan Tn. I mampu menjelaskan kembali tentang pengertian,
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam penyebab, tanda dan gejala Gastritits.
mengenal masalah. Ny. K mengatakan dapat membuat pengobatan tradisional
Ny. K mengatakan akan memberitahu anaknya untuk tidak
merokok dan minum kopi
O : Tn. I menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi pada lambung
dan penyebabnya adalah bakteri dan makanan asam serta rokok.
Tanda dan gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah dan
kurang nafsu makan.
Ny. K dapat mendemonstrasikan pembuatan obat tradisional
kunyit.
Tn. I dapat memperagakan tehnik relaksasi untuk mengatasi nyri
A : Masalah Teratasi

P :-
2 Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada S : Ny. K dan Tn. I mampu menjelaskan kembali tentang diet untuk
keluarga Ny. K khususnya Tn.I berhubungan dengan penyakit gastritis
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit. O : Ny. K dan Tn. I menjelaskan bahwa diet untuk makanan yang di
konsumsi yaitu TKTP, menghindari yang asam, pedas dan
rokok dan kopi/
A: Masalah Teratasi
P: -
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai