Anda di halaman 1dari 39

1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. R


DENGAN GASTRITIS

OLEH :
SELVYANA TA’DUNG

NIM 202106040151

UNIVERSITAS KADIRI
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
2

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan


asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi
penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan
yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh
kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan
gangguan di system pencernaan. Permasalahan dalam system pencernaan
tidak boleh dibiarkan. Ada berbagai gangguan system pencernaan atau
penyakit yang mungkinterjadi dan seringdibiarkan oleh banyak orang, salah
satunya adalah penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag.
(Sulastri, 2017)
Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita
kenal dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri
ulu hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeriperut dan lain sebagainya.
Penyakit maag sangat mengganggu karena sering kambuh akibat
pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag
adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali
sehingga tidak berlebihanya itu dengan menghilangkan stres dan makan
teratur. (Wijoyo, 2018).
Penyakit Gastritis yang cukupbesar di masyarakat dapat
menyebabkan gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga
masyarakat luas, sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan
perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi
perawatan keluarga itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga,
mengambil keputusan dalam keluarga untuk untuk mengatasi atau
mencegah terjadinya komplikasi akibat Gastritis, merawat anggota keluarga
dengan Gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada. (Wijoyo. 2018)
Berdasarkan data dan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul:
“Asuhan Keperawatan keluarga Pada Tn. R Dengan Gastritis di
Desa Broges, Kobakma Kabupaten Mamberamo Tengah”.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan. (Salvicion G Bailon dan Aracelis
Maglaya 2013).
Keluarga adalah suatu system sosial yang beisi dua atau lebih
orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan ,
mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi pencetus, saling
pengertian dan saling menyanyangi (Achjar, 2010
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan perawatan (Freeman)
adalah keluarga sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat, keluarga sebagai
kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri,
masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit pada salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut,
keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat, perawat dapat menjangkau
masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara pasien sebagai
individu keluarga tetap berperan dalam pengambil keputusan dalam
pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang serasi untuk
mengembangkan potensi tiap individu dalam keluarga. Sedangkan tujuan
perawatan kesehatan keluarga adalah memungkinkan keluarga untuk
mengelola masalah kesehatan dan mempertahankan fungsi keluarga dan
melindungi serta memperkuat pelayanan masyarakat tentang perawatan
kesehatan.

2. Type-type keluarga :
a. Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan anak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
4

f. Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu tanpa


pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3. Tanggung Jawab Perawat


Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah
mempunyai tanggung jawab yang meliputi :
a. Memberikan pelayanan secara
langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau
psikososial, menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan
memberikan intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta
pemberi perawatan utama di keluarga dalam perencanaan sangaat
penting untuk menjaga kesinambungan perawatan selama perawat
tidak ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata dalam waktu
yang terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan
tanggung jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu
pendidikan kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan
di rumah.

b. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah
sangat penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dialaminya.
c. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para
professional lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga.
Focus peran perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah
kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas
kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk mememuhi kebutuhan tersebut
dan mengimplementasikan rencana yang disusun.
d. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan
selama periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah
lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
e. Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di
sini adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang
berhubungan dengan masalah pembayaran yang terkait dengan
pelayanan yang diberikan.
4. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks
dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan
keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.
5

a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya. Hal – hal yang dikaji dalam keluarga adalah :
1. Data umum :
o Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri
dari nama, jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur,
pendidikan, dan status imunisasi dari masing – masing anggota
keluarga serta genogram.
o Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga
beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper
keluarga tersebut.
o Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
o Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
o Status sosial ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu status social ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
o Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan saja keluarga pergi bersama – sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton
TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
o Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
o Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menjelaskan bagaimana tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendalanya.
o Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan
pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing – masing anggota dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga.
6

3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
b. Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik
tetangga dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat,
budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.
e. Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi
fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga
dan fasilitas sosial atau dukungan masyarakat setempat.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
c. Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

5. Fungsi keluarga
o Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota
keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
7

o Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau


hubungan dalam keluarga dan sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan
perilaku.
o Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaianan dan perlindungan
terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu
:
o mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga
mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan
meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan
yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
o mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah
yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai
sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau
fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan dan mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
o merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu
tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada
dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
o memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh
mana mengetahui sumber – sumbver keluarga yang
dimiliki, keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.
o menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
8

masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan


fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang
diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
o Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa
yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
o Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga
memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan,
dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

6. Stres dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
c. Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.

8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

 Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.


9

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data


yang didapatkana pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis
keperawatan :
 Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan.
 Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
 Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap
diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan skala prioritas.

 Perencanaan keperawatan keluarga.


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan
tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan Kriteria dan Standar. Kriteria dan standar
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.

 Tahapan tindakan keperawatan keluarga.


Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
2) Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak
melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang
dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap
tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara
perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan
10

sumber – sumber yang dapat digunakan keluarga dan


melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga dan membantu keluarga
menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
 Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang
sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai
dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan
secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
B.Konsep Dasar Teori Gastritis

1.Pengertian

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan
maag berasal dari bahasa yunani yaity gastro yang berarti perut atau lambung
dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit
tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. (Refelina Widja, 2018).

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakitini


sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam,
pedas atau bahkan sering telat makan(Admin, 2017).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel sel
radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada
umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam:
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung
yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau
oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001).
11

2. Etiologi.

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat


penting. Di negara berkembang prevalensi infeksiH. pylori pada orang dewasa
mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih
tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di
Indonesia, prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di
negara maju, prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah.
Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak
tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan,
2006).
Penggunaan antibiotic dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas
karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun presentase
keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan menunjukkan
respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga
penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006). Hal yang berpengaruh pada
timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam lambung yang berlebihan,
Pertahanan dinding lambung yang lemah, InfeksiH. pylori ketika asam lambung
yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan dinding lambung melemah,
Gangguan gerakan saluran cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly2018 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin,
Bahan kimia, misalnyalisol, Merokok, Alkohol, Stresfisis yang disebabkan luka
bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus – lambung,
Endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin, bahan kimia misal lisol,merokok,
alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,
refluk usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makanterlalu

banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu


berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penyebab lain mencakup dengan
alkohol, aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan
oleh mencerna makanan atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa
menjadi ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi. (Smeltze,
dkk 2001).
3.Patofisiologi.

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan


12

gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat obat anti
peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang
difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi
terjadi pada pasien dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga
difusi balik ion H+meningkat, Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam
lambung, Faktor ini saling berhubungan, misalnya stresfisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga timbul infark kecil,
disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).
Aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui
beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklo
oksigenase mukosa. Siklo oksigenase merupakan enzim yang penting untuk
pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding merupakan
salah satu factor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain
menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi
nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal.
Kerusakan tropical terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat
korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat
menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan
factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).
4.Manifestasi klinis.

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,


merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan
saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-
tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih
dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.( Mansjoerdkk., 1999 ).
5.Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena,
dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu
dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama.
Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori,
sebesar 100 % pada tukak duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
( Mansjoerdkk., 1999 ).
13

6.Patogenesis.

Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah


sebagai berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion
H+ meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam

lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah
daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana
asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat
kerusakan mukosa barier oleh cairan. (Inayah, 2004.).

7.Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan


lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,
berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum
makan (Misnadiarly, 2018)
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan
medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta
pemberian obat-obat H2 blocking, antacid atau obat obat ulkus lambung lainnya.
Pengobatan gastritis akibat infeksi kumanH. Pylori bertujuan untuk
mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang
telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi kuman
H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang dianjurkan
adalah Klaritomisin, Amoxicilin, Metronidazol dan Tetrasiklin (Hirlan, 2006).
8.Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol dan


makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa
dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas.
Bila gastritis diakibatkan oleh mencernamakanan yang sangat asamatau alkali,
pengobatanterdiridaripengenceran dan penetralisasianagenpenyebab.
Terapipendukungmencakupintubasi, analgesik dan sedatif,
antasidasertacairanintravena. Endoskopifiberoptikmungkindiperlukan.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
(Smeltzer dkk., 2001)
14

BAB III LAPORAN KASUS

A.PENGKAJIAN

1.DATA UMUM

a.Nama KK : Tn. R

b.Umur : 40 tahun

c.Agama : Kristen

d.Suku : Toraja

e.Pendidikan : SMA

f.Pekerjaan : Wiraswasta

g.Alamat : Kobakma

h. Komposisi Anggota Keluarga:

Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga


Hub. Pekerjaa Status
No Nama J.K Umur Pendidikan
Keluarga n Imunisasi
1 Ny.E P Istri 36 thn SMA IRT -
2 An. R L Anak 3 thn PAUD - Lengkap
15

i. Genogram

Keterangan :

= laki-laki
= perempuan
menikah

---------- tinggal serumah


Klien

j. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn. R adalah keluarga inti yaitu dalam satu keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak
k. Suku bangsa

Keluarga Tn. R berasal dari suku Toraja . Dalam kehidupan sehari-hari


keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Toraja, adat
kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dan bahasa Toraja.
l. Agama

Seluruh anggota Keluarga Tn. R menganut agama Kristen dan taat


Beribadah. Ny. E sering mengikuti Ibadah yang ada di lingkungannya
serta berdoa agar Tn. R dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
m. Status Social Ekonomi Keluarga

Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang


lebih 3.000.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu:
Makan Rp. 1.500.000
16

Pendidikan Rp. 300.000


Lain-lain Rp. 1.200.000
Barang yang dimiliki 1 buah speaker wireless. Pada ruang tamu
terdapat 1 set kursi plastik dan lemari pada ruang tengah dan ruang
dapur terdapat 2 kompor Hock.
n. Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan jalan-


jalan ke kali saat selesai ibadah hari Minggu atau hari libut lainnya.

2.Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangankeluarga pada saatini

Pada saat ini keluargaTn. R sedang berada pada tahap perkembangan


keluarga dengan anak prasekolah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan


keluarga anak usia prasekolah dimana keluarga sudah mengajarkan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan
lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
c. Riwayat Keluarga Inti

Tn. R mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Kalau sakit biasanya berobat ke Rumah Sakit atau Puskesmas.
Biasa merokok, sehari ½ bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan
sehari 3 kali, tapi kadang lambat makan. Tn. R tampak meringis
menahan sakit, skala nyeri 5-6. Ny. E mengatakan, tidak ada penyakit
kronis dan belum pernah diopname di rumah sakit karena penyakit
tertentu, paling sakit ringan.
Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek,
kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai opname di rumah sakit.
Status imunisasi lengkap

d.Riwayat keluarga sebelumnya


17

Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua
orang tua Tn. R dan Ny. E, tetapi kedua orang tua pernah menderita
Gastritis

3.Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang ditinggali keluargaTn. R adalah rumah milik sendiri dengan


status tanah di sewa denganluas 7 m x 8 m, lantai papan dan keadaan
rumah tampak kurang rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 2
kamar tidur, 1 ruang keluarga, dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan
ventilasi rumah baik, jendela berdebu, barang-barang berserakan di
ruang tamu, jendela kamar jarang di buka sehingga siang hari tampak
gelap. Kamar mandi dan jamban dengan keadaan kurang bersih, sumber
air keluarga berasal dari mata air yang sudah tertampung,tidak berasa,
tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai
Lampu solar listrik dan genset di malam hari.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga tinggal di lingkungan yang berada di desa dengan jumlah


penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah,
umumnya tetangga adalah suku Toraja dan Suku Yali (Papua), tidak ada
kesulitan dalam kehidupan sehari hari. Hubungan dengan tetangga baik,
keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan ibadah, kegiatan lingkungan,
sedangkan anak juga bersosialisasi denganteman-teman di sekitar
rumah. Sebagian besar tetangga masihada hubungan saudaraTn R.
c. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. R paling


sering keluar rumah saat bekerja, jam 07.00 pagi sudah berangk at ke
kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah
jika bermain dengan teman sebayanya.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat di sekitar. Tn.R termasuk


masyarakat yang disegani di sekitar lingkungan. Keluarga juga aktif
berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika hari Natal.
18

e. Sistem pendukung keluarga

Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan


dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan,
dimana keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.
4.Strukturkeluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn. R


berbicara lembut dengan istri mau pun anak-anaknya dan begitupun
sebaliknya.
2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluargaTn. R yang berperan dalam mengambil keputusan. Setiap


keputusan yang diambil oleh Tn. R sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarakan dengan Ny. E dan anggota keluarga yang lain.
3. Struktur peran

Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-


masing Tn R mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. E
mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal
mencari nafkah.
4. Nilai dan norma keluarga

Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus


melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota
yang sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di toko obat
atau mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas
5.Fungsi keluarga

1. Fungsi afektif

Keluarga telah menjalankan fungsi kasih saying dengan baik, kebutuhan


anak-anak lebih di utamakan.
2. Fungsisosialisasi
Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan
anaknya.
3. Fungsi Reproduksi
19

4. Fungsi Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari Tn.R kerja sebagai tukang/wiraswasta
5. Fungsi perawatan keluarga
Tn. R saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,
mual, muntah dan pusing.Tn. R jarang sarapan pagi, dan makan siang
biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 WIT . Tn. R mengatakan
bila sudah merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.
a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Ny. E mengatakan bahwa Tn. R sering kambuh maagnya, dan bila
kambuh maagnya Ny. E mengambil obat di RS.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutamaTn. R tidak langsung
di bawa kepuskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak sembuh baru
di bawa ke puskesmas
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Dalam
merawat Tn. R anggota keluarga hanya memberikan obat yang di beli
di kios Wamena seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui
kenapa Tn. R sering sakit ulu hati
d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan


jarang di buka, pakaian di gantung di dinding rumah.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti
puskesmas ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak
puskesmas dengan
Rumah tidak terlalu jauh.

6.Stress dan koping keluarga

1. Stersor jangka pendek dan jangka panjang


a. Stressor jangka pendek
Tn. R mengatakan sering mengeluh sakit ulu hati.
b. Stresor jangka panjang
Tn. R merasa khawatir bila maagnya sering kambuh dan takut
opname di rumahsakit, karena membutuhkan biaya yang banyak
20

2. Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping

a. Respon keluarga terhadap stresor


Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga
yang
sakit.
b. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada
masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
7.Pemeriksaan Fisik

Tabel 3.2 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga


DATA Tn. R Ny. E An.R

Tand a-tanda T:120/80 T:110/70m mHg, S:370C, P: 20


Vital m mHg, N: 80 N: 78 x/m, x/m
x/m, S: 370 C, P: 20 x/m
S: 370 C, P: 20
x/m
Kepala Kulit Kulit Kulit kepala
Kepala bersih Kepala bersih dan bersih dan
dan rambut tidak rambut tidak rambut tidak
Berketombe berketombe berketombe
Leher Tidak Tidak ada Tidak ada kaku
ada kaku Kaku kuduk,
kuduk, kuduk,pembesaran pembesaran
Pembesaran kelenjar tidakada, kelenjar tidak
kelenjar tidak pembesaran vena ada,
ada, jugularis tidak pembesaran
pembesaran ditemukan vena
vena jugularis jugularis
tidak ditemukan tidak
ditemukan
Aksila Suhu Suhu Suhu
0
badan: 37 C badan: 370C
badan: 370C

Dada Simetris Simetris Simetriski


kiri dan kanan, kiri dan kanan, ri dan kanan,
suaranafas suaranafas suara
vesikuler vesikuler nafasvesikuler
Abdomen Nyeri tekan Tidak ada Tidak
Di daerah pembengkakan, ada
epigastrium, hepar, ginjal tidak pembengkakan,
skala nyeri 6 teraba, bising usus hepar, ginjal
21

Tidak ada tidak teraba,


bising usus
pembengkakan, (+) (+)
hepar,
ginjaltidakteraba,
bising usus (+)
Ekstremitasata Kuku Kuku Kuku bersih
s bersih dan bersih dan pendek, dan pendek,
pendek, tidak ada kelainan tidak ada
pergerakan pergerakan, kelainan
tampak lemah, kekuatan otot 5 pergerakan,
kekuatan
kekuatan otot 5
otot 4
Ekstremitas Kuku Kuku Kuku bersih
bawah bersih dan bersih dan pendek, dan pendek,
pendek, tidak ada kelainan tidak ada
pergerakan pergerakan, kelainan
tampak lemah kekuatan otot 5 pergerakan,
kekuatan otot 4 kekuatan otot 5

8.Harapan keluarga

Harapan keluarga kiranya Tn. R cepat sembuh, dan bila berobat di

puskesmas selalu dilayani dengan baik

Analisa Data

Tabel 3.3 Analisa Data


No Data Etiologi Masalah

1 Data subjektif Ketidakmampuan Nyeri akut


Tn. R mengatakan nyeri keluarga dalam
ulu hati bila terlambat Mengenal
makan, pusing, mual dan masalah
muntah.

Data objektif
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obar maag
-
2 Data subjektif Ketidakmampuan Resiko
Tn. R mengatakan jarang keluarga merawat Ketidakseimbangan
sarapan pagi, cukup kopi anggota keluarga nutrisi kurang dari
dan yang sakit kebutuhan tubuh
Rokok sudah terasa
kenyang

Data objektif
a. sakit ulu hati, mual dan
muntah
22

b. tampak lemah

B.DiagnosaKeperawatan

(1) Nyeri akut pada keluargaTn. R khususnya Tn.R berhubungan dengan


tidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.
(2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.R
khususnya Tn. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit

Skoring Prioritas Masalah

a. Nyeri akut pada keluarga Tn. R khususnya Tn.R berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

Tabel 3.4 Skoring Prioritas Masalah diagnosa 1

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 3/3 X 1 = 1 Tn. R sakit maag dan


Aktual memerlukan tindakan segera
untuk mencegah komplikasi.
2 Kemungkinan Fasilitas kesehatan
masalah diubah : 2/2 X 1 = 2 (puskesmas) dapat dijangkau
Mudah dengan mudah sehingga
Keluarga dapat
memanfaatkan
3 Potensial masalah 2/3 X 1 = Gastritis atau maag dapat
untuk dicegah : 2/3 diobati dan dicegah bila
Cukup keluarga mengetahui.

4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah, namun keluarga


masalah : Ada, menganggap tidak perlu
tetapi tidak Segera ditangani
harus segera
diatasi
Total 4 1/6

b. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga

Tn.R khususnya Tn. R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit


23

Tabel 3.5 Skoring prioritas diagnosa 2

No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah : 2/3 X 1 = 2/3 Masalah bersifat ancaman


ancaman karena belum terjadi

2 Kemungkinan Masalah dapat diubah


masalah diubah : 2/2 X 1 = 1 dengan mudah dengan cara
Mudah memberikan penyuluhan
tentang penyakit yang dialami
Tn. R
3 Potensial 2/3 X 1 = 2/3 Masalah belum berat tetapi
masalah untuk bila dibiarkan dapat menjadi
dicegah : aktual.
Cukup
4 Menonjolnya 1/2 X 1 = ½ Ada masalah namun keluarga
masalah : Ada, menganggap tidak perlu
tetapi tidak segera ditangani
harus
segeradiatasi
Total 2 5/6
24

C.Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada keluargaTn. R


Tujuan Evaluasi

Diagnosa Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar Rencana


keperawatan

No
Nyeri Setelah dilakukan Kunjungan 1.Setelah a.Keluarga Gastritis a. Kaji
akut pada keluargaTn. sebanyak 3 x45 menit keluarga dilakukan Mampu adalah proses pengetahuan
R khususnya Tn.R mampu mengenal masalah kunjungan 1x menyebutkan inflamasi pada tentang Gastritis
berhubungan dengan kesehatan tentang Gastritis 4 menit defenisi lapisan mukosa b. Diskusikan
ketidakmampu- an keluarga Gastritis atau dan submukosa dengan keluarga
keluarga dalam mampu tentang
maag lambung..
mengenal masalah. mengenal pengertian
masalah Gastritis dengan
Gastritis menggunakan
leafleat/
lembarbalik
c. Evaluasikembali
pengertian
Gastritis pada
keluarga
d. Berikan pujian
pada
keluarga atas
jawaban yang
benar
b.Keluarga Penyebab a.Mengakaji
mampu nya adalah obat pengetahuan
menyebut analgetik anti Tentang
25

kan penyebab
penyebab Gastritis
dari

Gastritis inflamasi, b. Diskusikan dengan


merokok, keluarga tentang
Alkohol, c. penyebab Gastritis
Stresfisik , Evaluasi kembali tentang
lukabakar, sepsis d. penyebab Gastritis
Berikan Pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar.
c.Keluarga mau Tanda dan a. Kaji pengetahuan
menyebutkan gejalanyeri ulu Tentangtanda dan gejala
tanda dan hati, mual, Gastritis
gejala kembung, b.
Gastritis muntah, anemia. Diskusikan dengan
keluarga tentang tanda
dan gejala Gastritis
dengan menggunakan
leafleat/lembarbalik
c. Evaluasi kembali tanda
dan gejala Gastritis
pada keluarga
d. Berikan pujian pada
keluarga atas jawaban
yang benar
2.Setelah dilakukan Keluarga mampu Keluarga a. Kaji keputusan
kunjungan 1x 4 memutuskan member yang diambil oleh
menit keluarga merawat keluarga keputusan untuk b. keluarga
26

mampu yang sakit merawat c.


mengambil keluarga yang Diskusikan dengan
keputusan untuk Sakit yaitu keluarga tentang
dengan tehnik keputusan yang
distraksi dan telah dibuat
Evaluasi kembali tentang

Merawat klien relaksasi, keputusan


mengompres yang telah dibuat
dengan air d. Berikan pujian pada
hangat yang diisi keluarga atas jawaban
di botol yang benar
3.Setelah dilakukan Keluarga mampu a. Keluarga dapat a. Jelaskan pada
kunjungan 1x 4 memberikan menjelaskan keluarga cara
menit ramuan obat tentang cara membuat ramuan obat
keluarga tradisional untuk membuat untuk anggota
mampu merawat anggota keluarga ramuan obat b. keluarga yang sakit
anggota dengan kunyit
yang sakit
keluarga yang b. Keluarga dapat
sakit dengan mendemontras c.
mendemonstrasi ikan kembali Demonstrasikan
kan cara bersama keluarga
dengan benar
membuat cara membuat ramuan
ramuan obat cara membuat
obat Beri kesempatan
tradisional ramuan obat d. pada keluarga
dengan kunyit dengan kunyit Untuk
mendemonstrasikan
kembali
Beri pujian atas
Keberhasilan keluarga
27

4.Setelah dilakukan Keluarga mampu Keluarga a. Jelaskan pentingnya


kunjungan 1x45 memodifikasi memperlihatkan Lingkungan dalam
menit keluarga lingkungan lingkungan sekitar mencegah terjadinya
mampu rumah yang Gastritis
memodifikasi telah di b. Mendiskusikan dengan
keluarga cara

Lingkungan untuk modifikasi cMemodifikasi lingkungan


Mencegah terjadinya . Motivasi keluarga untuk
Gastritis memodifikasi lingkungan
d Beri pujian atas penataan
. yang telah dilakukan
5.Setelah dilakukan kunjungan Keluarga mampu Keluarga memba aJelaskan pada
1x 20 menit keluarga membawa balita wa Tn.R . keluargatentangkondisiTn.R
mampu kefasilitas kesehat an kepelayanan Motivasi keluarga untuk
memanfaatkan kesehatan untuk bmembawaTn. R
fasilitas kesehatan diperiksakan kondisi . Kepelayanan kesehatan Beri
dan mendapatkan pujian atas tindakan yang
pengobatan dilakukan keluarga
c
.
Risiko Setelah 1.Setelahdilakukankunjungan KeluargamampuMenjela a. Makan aGali pengetahuan
perub dilakukan 1x 45 skantentangpenting - secarateratur . keluargatentang diet
ahan Kunjunga menit keluargamampu nya diet makanan b. Makanancukupme makanangastrititsDiskusikanber
nutrisi n mengenal, memutuskan Gastritis ngandung sama
kuran sebanyak dan TKTP bkeluarga tentang
g dari merawatanggotakeluargad c. Makanantidakbole . pengertian diet
3 x45
kebut enganketidakseimbang an hmengandung Jelaskankepadakeluargapenye
uhan menit nutrisi : kurangdari gas, asamatau babkurangnafsumakan
tubuh kebutuhantubuh
pada keluarga
pedes cJelaskandampak yang
d. Porsimakansedikit ditimbulkanakibat salah diet
keluar mampu .
demi Beri kesempatan pada
ga mengenal keluargauntukbertanya
sedikit
Tn.R ,
28

khusu memutus dBantu keluargauntuk


snya kan, dan .
Tn. R merawat
berhu anggota
bunga keluarga e
n .
denga
n dengan
ketidaksei f
ketida
k mbangan .
mampu nutrisi :
an kurang
keluarg dari
amera kebutuha
wat n tubuh
anggota
keluarg
a

ya mengulangiapa yang telahdijelaskan


ng
sa
kit
g Beri pujian atas
. prilaku yang benar
2.Setelah KeluargamampMemutus Keluargamenyatakankeputusandalammengata a Jelaskan pada keluarga
dilakukan kanmasalah sikurangnafsumakan . mengenai tindakan
kunjunga kurangnafsumakan yang harusdilakukansaatTn. R
n 1x 45 kurangnafsumakan
menit Bimbing dan motivasi
keluargauntukmengambilkeputusand
keluarga
b alammenangani
mampu
. masalah diet gastritis
mengam Beri pujianatas
29

bil c keputusan yang


keputusa . diambiluntukmengatasimasalahmaka
n untuk n an pada Tn. R
mengata
si kondisi
ketidakse
imbanga
n

nutrisi :
Kurang
dari
kebutuha
n tubuh
3.Setelah Keluargamampumemberi a. Keluargadapatmenjelaskantentangcarapemb a Jelaskan pada
dilakukan kan diet sesuaianjuran eriandiit . keluargacarameningkatkan
kunjunga tinggienergitinggi p rotein.(TKTP) nafsumakan pada
n 1x 45 b. Keluargadapatmendemon Tn.Rdenganmenyajikan
makanan yang
menit
menarikDemontasikanbersamakel
keluarga
uargacara
mampu b
membuat makanan
merawat .
yang menarik
anggota
keluarga
yang
sakit
dengan
mendem
ontrasik
30

an cara trasikankembalidenganbenar : caramenyusun c. Beri kesempatan pada


membuat menu makanan dan menyajikanmakanan keluargauntukmendemontrasikanke
makanan mbali
menarik d. Beri pujianataskeberhasilankeluarga

D.Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Tabel 3.7 Implementasi dan Evaluasi pada keluargaTn. R

1. Nyeri akut pada keluargaTn. R khususnya Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah.
Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan
31

1. Menanyakan pada keluarga tentang gastritis atau S: Tn. R dan Ny. E mampu menjelaskan kembali
maag tentang pengertian, penyebab, tanda dan
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu gejalaGastritits
gastritis atau maag, penyebabnya, tanda dan Ny.E mengatakan dapat membuat pengobatan
gejalanya tradisional
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk Ny. E mengatakanakan memberitahu suaminya
menanyakan kembali hal-hal yang belum untuk tidak merokok di dalam rumah
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang O: Tn. R menjelaskan bahwa gastritis adalah infeksi
pengertian gastritis, penyebabnya, tanda dan pada lambung dan penyebabnya adalah bakteri
gejalanya. dan makanan asam serta rokok. Tanda dan
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga gejalanya biasanya nyeri ulu hati, mual, muntah
menyebutkan kembali tentang pengertian, dan kurang nafsu makan.
penyebab, tanda dan gejala gastritis Ny. E dapat mendemonstrasikan pembuatan
6. Memperagakan tehnik distraksi dan relaksasi obat tradisional kunyit.
dengan cara menarik napas dalam dan Tn. R dapat memperagakan tehnik relaksasi
membuang udara melalui mulut secara pelan-
pelan. A: Masalah Teratasi
7. MenganjurkanTn. R untuk santai dan tidak stres
8. Menjelaskan tentang pembuatan obat tradisonal P: -
kunyit dengan cara 2 batang kunyit kemudian
Diparut campurkan air secukupnya kemudian
disaring. Minum 2 kali sehari.
9. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah
10. Memberitahu keluarga khususnya Tn.R agar tidak
merokok
11. Mendiskusikan dengan keluarga untuk
memanfaatkan puskesmas bila keluarga
mengalami sakit
12. Mengevaluasi kembali pemahaman keluarga
mengenai pelayanan puskesmas
32

2. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.R khususnya Tn. R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tanggal DP Implementasi Evaluasi T.tangan
33

1. Menanyakan pada keluarga tentang diet untuk S: Tn. R danNy. E mampu menjelaskan kembali
penyakit maag tentang diet untuk penyakit maag
2. Menjelaskan pada keluarga tentang apa itu diet
untuk sakit maag O: Tn. R dan Ny. E menjelaskan bahwa diet untuk
3. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk makanan yang di konsumsiyaitu TKTP,
menanyakan kembali hal-hal yang belum menghindari yang asam, pedas dan rokok
dimengerti
4. Menanyakan kembali pada keluarga tentang A: Masalah Teratasi
pengertian diet dan makanan apa saja yang boleh
diberikan pada penyakit maag dan makanan apa P: -
yang harus dihindari.
5. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga
menyebutkan kembali tentang makanan yang
harus dihindari dan makanan yang boleh
dimakan.
34

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo (2017).Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik


Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Dinas Kesehatan Kolaka (2016), Profil kesehatan kabupaten Kolaka,Kolaka

Gustin, R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien
yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun 2011.

Hirlan (2018), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid2 edisi ketiga, Jakarta, FKUI
Inayah (2004).Asuhan keperawatan pada klien gangguan system pencernaan jilid I edisi I,
Jakarta, Salemaba Medika

Jhonson, (2018). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika
35

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GASTRITIS

IDENTIFIKASI MASALAH

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan mukosa
(jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag berasal dari
bahasa yunani yaity gastro yang berarti perut atau lambung dan titis yang berarti inflamasi
atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. (Refelina Widja,
2018).

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakitini sering


menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas atau
bahkan sering telat makan(Admin, 2017).

II. PENGANTAR

Topik : GASTRITIS

Sub Topik : Pentingnya Pengetahuan Tentang Gastritis

Sasaran : Keluarga Tn. R

Hari/Tanggal : Minggu,31 Juli 2022

Jam : 11.00 WIT - Selesai

Waktu : 30 menit

Tempat : Kediaman Tn. R

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang selama 30 menit, diharapkan keluarga Tn. R
yang menderita atau beresiko terhadap Gastritis dapat memahami.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Gastritis di kediaman Tn. R selama 30


menit, diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang:

1. Menjelaskan Pengertian Gastritis


2. Menyebutkan 2 Penyebab dari 4 Penyebab Gastritis
3. Menyebutkan 4 Tanda dan Gejala dari 11 tanda dan gejala Gastritis
36

V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN

N Wakt Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


o u Peserta

1. 5 Pembukaan :
menit
Menjawab
1. Memberi salam
salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Mendengarkan
3. Menyebutkan materi/pokok dan
bahasan yang akan disampaikan memperhatika
n

2. 10 Pelaksanaan :
menit
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur. Menyimak dan
memperhatika
Materi :
n
1. Pengertian Gastritis

2. Penyebab Gastritis

3. Gejala Gastritis

4. Dampak & Komplikasi yang terjadi

5. Pencegahan dan Penanganan

3. 10 Evaluasi :
menit
Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak dan
mendengarkan
Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan

Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya


37

Memberi kesempatan kepada keluarga untuk menjawab


pertanyaan yang dilontarkan

4. 5 Penutup :
menit
Menyimpulkan materi penyuluhan yang telah disampaikan Menjawab
salam
Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang
telah di berikan kepada peserta

Mengucapkan salam

IX. LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag
berasal dari bahasa yunani yaity gastro yang berarti perut atau lambung dan titis yang
berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi
berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung. (Refelina Widja, 2018).

B. Penyebab Gastritis
 Infeksi bakteri Helicobactery
 Stres berkepanjangan
 Merokok
 Konsumsi alkohol

C. Tanda dan Gejala

 Nyeri epigastrium
 Mual
 Kembung
 Muntah
 Cegukan
 Cepat merasa kenyang saat makan
 Buang air besar dengan tinja warna hitam
 Perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena
 Nyeri ulu hati
 Anoreksia
 Nausea

D. Makanan yang dianjurkan


38

 Makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan


 Makanan rendah lemak seperti ikan dan daging tanpa lemak
 Makanan rendah asam

E. Makanan yang tidak diperbolehkan

 Minuman berkafein
 Makanan yang digoreng
 Daging tinggi lemak
 Minuman bersoda
 Alkohol
 Tomat
 Bawang bombai

F. Pengobatan tradisonal untuk Gastritis

 Kunyit Secukupnya
 1 gelas air mendidih
 Madu atau gula merah

Cara membuat :

 Siapkan kunyit secukupnya


 Cincang kunyit sampai halus
 Kemudian rebus kunyit yang sudah di cincang tadi dengan 1 air gelas sampai mendidih
 Setelah mendidih, saring terlebih dulu sebelum dikonsumsi
 Jika sudah, tambahkan madu atau gula merah sebagai pemanis
39

Anda mungkin juga menyukai