OLEH :
SELVYANA TA’DUNG
NIM : 202106040151
MAHASISWA:
SELVYANA TA’DUNG
NIM 202106040151
5. Fatofisiologi
Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang
efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan
meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir
diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan
ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan
atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama
diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vascular
paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan
hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular,
maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi
cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial.
Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam
alveoli dan terjadilah edema paru-paru.
Tekana arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan
tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi
pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, di mana akhirnya akan
terjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau mitralis
bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus
katup atrioventrikularis, atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan
korda tendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang (smeltzer 2009).
Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan pada bagan pathway
dibawah ini sebagai berikut :
Disfungsi miocard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan kebutuhan Beban volume
(AMI), Miocarditis berlebihan berlebihan metabolisme berlebihan
Kontraktilitas
H ambatan pengosongan
Ventrikel
Cardiak output
CHF
Splenomegali Hepatomegali
Fatique Retensi Na + H2OEdema paru Beban
Ventrikel kanan
7. Komplikasi
Penyakit Congestive Heart Failure (CHF) apabila tidak ditangani dengan baik
akan menimbulkan komplikasi serius seperti syok kardiogenik, episode
tromboemboli, efusi perikardium dan tamponade perikardium. Meskipun berbagai
macam penyakit jantung seperti gangguan katup telah menurun akibat teknologi
penatalaksanaan yang canggih, namun Congestive Heart Failure CHF masih tetap
merupakan ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan kematian (Brunner dan
Suddarth, 2002).
8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah :
1) Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2) Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat
farmakologi.
3) Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan
terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
4) Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan
aritmia digitalisasi
5) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas
Terapi farmakologis :
1) Glikosida jantung.
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung.Efek yang dihasilkan : peningkatan curah
jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan
diuresisidan mengurangi edema.
2) Terapi diuretik.
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui
ginjal.Penggunaan harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia.
3) Terapi vasodilator.
Obat-obatfasoaktif digunakanuntuk mengurangi impadansi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan
pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Data biografi yang perlu dipertimbangkan adalah usia, jenis kelamin,
suku/bangsa. Penyakit cardiovaskuler lebih sering pada usia 40-60 tahun, laki-
laki lebih sering dari pada wanita, bising jantung lebih sering pada kulit putih,
sedangkan hipertensi lebih sering pada kulit hitam.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Dispneu, edema periper, kelelahan dan kelemahan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan,
dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q :Bagaiman keluhan dirasakanoleh klien, apakah hilang, timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien
T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan
memperingan keluhan.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien menderita :
Hipertensi
Hiperliproproteinemia
Diabetes melitus
Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit cardiovaskuler, DM, Penykit renal dan predisposisi genetik.
c. Pemeriksaan fisik/Focus pengkajian
Menurut Doenges (2000: 52) pengkajian fokusnya adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia,
nyeri dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah
pad aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung , bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada
kaki, telapak kaki, abdomen.
b. Tanda :
1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3) Irama Jantung ; Disritmia.
4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6) posisi secara inferior ke kiri.
7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
9) Murmur sistolik dan diastolic.
10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
11) Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian
12) kapiler lambat.
13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
16) khususnya pada ekstremitas.
3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, misalnya : ansietas, marah,
ketakutan dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala: Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa
sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
b. Tanda: Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
6. Higiene
a. Gejala: Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku melindungi
diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus
menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum : Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema
pulmonal)
4) Bunyi napas : Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental : Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit : Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot,
kulit lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala: menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya :
penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
5. Mansjoer, Arif dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 1, Jakarta: Media
Aesculapios FKUI, 2010
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama klien : Tn. B Nama Istri : Ny.E
Umur : 57 Thn Umur : 54 Thn
Agama : kristen Agama : kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kobakma Alamat : Kobakma
2. Riwayat Keperawatan
A. Keluhan Utama : Sesak nafas
B. Riwayat Keluhan Sekarang : Pasien masuk melalui IGD RSUD Lukas Enembe
pada tanggal 04 januari pukul 21.00 WIT. Saat dilakukan pengkajian tentang
riwayat kesehatan, Sesak nafas di rasakansejak 3 hari yang lalu sebelum masuk
rumah sakit, semakin sesak saat beraktivitas,nyeri pada dada sebelah kiri, durasi
20 menit, skala nyeri 5 ,tubuh terasa lemah, edema pada ekstremitas bawah. Hasil
pemeriksaan Tanda-tanda vital: TD : 140/70 mmHg N : 92 x/i RR : 28 x/i suhu :
36,5 0C.
Saat dilakukan pengkajian pada pada tanggal 08 januari pukul 09.00 Wita
pasien mengeluh sesak nafas, sesak di rasakan meningkat saat beraktifitas, tubuh
terasa lemah dan edema pada ektremitas bawah. Hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital yaitu, TD : 130/80 mmH N : 60 x/i RR : 25 x/ i Suhu 36, 5 0C
C. Riwayat Kesehatan Dahulu :Pasien mengatakan pernah di rawat di RSUD
wamena kota 5 tahun yang lalu karena penyakit stroke. Pasien memiliki riwayat
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu.
D. Penyakit Keluarga : Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama dengan pasien. tidak ada anggota keluarga yang
menderita penyakit keturunan seperti jantung, hipertensi, DM, asma.
E. Prilaku yang mempengaruhi kesehatan :Pasien mengatakan memiliki kebiasaan
merokok sejak SMU. Pasien mengatakan sering mengkonsumsi gorengan dan
makanan bersantan.
F. Genogram
Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Tinggal serumah
: Ny. Y (klien)
: Sudah meninggal
G. Pemeriksaan Fisik
b. Keasadaran : Composmentis
5’C
d. Pemeriksaan Fisik :
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala normal, rambut sebagian memutih, merata, kulit kepala
2. Mata
Inspeksi :simetris kiri dan kanan, mata bersih, palpebra tidak edema, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor kiri dan kanan. Reflek cahaya
positif, diameter simetris kiri dan kanan dan tidak ada menggunakan alat bantu
penglihatan.
3. Hidung
Inspeksi :simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
4. Telinga
Inspeksi :simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen, tidak ada laserasi,
5. Mulut
Inspeksi :Pemeriksaan pada mulut kurang bersih, ada plak pada gigi, mukosa bibir
7. Pemeriksaan Leher
Inspeksi :Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, ada pembesaran vena
jugularis.
8. Pemeriksaan Thorak
JantungSistem Kardiovaskular
TB : 169 cm dan BB : 64 kg. Selama di rumah sakit makan dengan diet DJ II 1800
kkal ML, 3x sehari berupa nasi lunak, sayur dan lauk. Partisipan 1hanya
menghabiskan setengah dari porsi makan. mengatakan tidak nafsu makan. Selama
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba perbesaran pada limpa dan hepar.
bersih, terpasang kateter. Saat sakit bang air kecil melalui slank kateter sebanyak
700 cc/hari, warna kecoklatan. buang air besar 1x sehari warna kecoklatan,
tangan, CRT < 2 detik, edema pada ekstremitas bawah, pitting edema derajat
Selama di rumah sakit tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam hanya 4- 5 jam/
hari. mengatakan tidur tidak nyenyak dan sering terbangun di malam hari karena
sesak nafas .
Sebelum sakit bekerja sebagai guru SD. Pasien kurang berolahraga karena
kelumpuhan pada kaki dan tangan sebelah kanan. Saat sakit bedres total di tempat
Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 05 januari 2023 menunjukkan nilai:
Hematokrit 36%(N:40-48)
Ph 7, 43 (N :7,35-7,45)
HCO3-19,9 mmol/L
Ceftriaxone 1x 2 gr,
Bicnat 3 x 1 mg,
As.Folat 1x5 mg
Candesartan 1 x 16 mg,
Clopidogrel 1 x 75 mg.
J. Analisa Data
No Etiologi Problem
Foreward failure
Ronchi basah
Reflek batuk
Penumpukan secret
Metabolisme anaerob
Asidosis metabolic
Fatique
Intoleransi aktivitas
K. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraksi vertikel ditandai dengan
PCO2 : 30 mmol/L,
Intervensi
Implementasi
Ceftriaxone 1x 2 gr,
lasix 1 x 20 gr,
Bicnat 3 x 1 mg,
As.Folat 1x5 mg
Candesartan 1 x 16 mg,
Clopidogrel 1 x 75 mg.
Ceftriaxone 1x 2 gr,
lasix 1 x 20 gr,
Bicnat 3 x 1 mg,
As.Folat 1x5 mg
Candesartan 1 x 16 mg,
Clopidogrel 1 x 75 mg.
Ceftriaxone 1x 2 gr,
lasix 1 x 20 gr,
Bicnat 3 x 1 mg,
As.Folat 1x5 mg
Candesartan 1 x 16 mg,
Clopidogrel 1 x 75 mg.