DISUSUN OLEH:
NADIA REVALINA
NPM.2226050061
BENGKULU
2023
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan
(di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh),
hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung,
pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang
mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada
berbagai organ. (Ni Luh Gede Yasmin, 1993)
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis
berupa kelainan fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuannya hanya adakalau disertai peninggian volume diastolik
secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.
(Mansjoer, 2001)
Pengertian lain menyebutkan bahwa dekompensasi cordis adalah
ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme dan kebutuhan oksigen jaringan. (Doenges,
2008)
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
dekompensasi cordis merupakan keadaan jantung yang sudah tidak
mampu lagi memompa darah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Anatomi dan Fisiologi
Gambar 1 Anatomi Jantung
Disfungsi miocard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan kebutuhan beban volume
(AMI), Miocarditis berlebihan berlebihan metabolisme berlebihan
Kontraktilitas
Hambatan pengosongan
Ventrikel
CHF
Foreward failur
Tekanan diastole
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung,
oedema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF.
2. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung
dan iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
3. Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan
kadar natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari
adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah
8. Komplikasi
Penyakit Congestive Heart Failure (CHF) apabila tidak ditangani
dengan baik akan menimbulkan komplikasi serius seperti syok
kardiogenik, episode tromboemboli, efusi perikardium dan tamponade
perikardium. Meskipun berbagai macam penyakit jantung seperti
gangguan katup telah menurun akibat teknologi penatalaksanaan yang
canggih, namun Congestive Heart Failure CHF masih tetap merupakan
ancaman kesehatan yang dapat menimbulkan kematian (Brunner dan
Suddarth, 2002).
9. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah :
1) Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
2) Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan
preparat farmakologi.
3) Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara
memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
4) Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tiroksikosis,
miksedema, dan aritmia digitalisasi
5) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas
Terapi farmakologis :
1) Glikosida jantung.
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan
memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasilkan : peningkatan
curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diuresisidan mengurangi edema.
2) Terapi diuretik.
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.
Penggunaan harus hati – hati karena efek samping hiponatremia dan
hipokalemia.
3) Terapi vasodilator.
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini
memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena
sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Data biografi yang perlu dipertimbangkan adalah usia, jenis kelamin,
suku/bangsa. Penyakit cardiovaskuler lebih sering pada usia 40-60
tahun, laki-laki lebih sering dari pada wanita, bising jantung lebih
sering pada kulit putih, sedangkan hipertensi lebih sering pada kulit
hitam.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Dispneu, edema periper, kelelahan dan kelemahan.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST :
P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan.
Q : Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang,
timbul atau
terus- menerus (menetap).
R : Di daerah mana gejala dirasakan
S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien
T : Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang
memperberat dan
memperingan keluhan.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien menderita :
Hipertensi
Hiperliproproteinemia
Diabetes melitus
Rematik fever dan penggunaan obat-obatan tertentu.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit cardiovaskuler, DM, Penykit renal dan
predisposisi genetik.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana gelap, berkemih
malam hari (nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan
berat badan signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah,
pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah
diproses dan penggunaan diuretic.
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen
(asites) serta edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Perawatan diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan
mudah tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan
atas dan sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan
beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk
terus menerus dengan/tanpa pemebentukan sputum.
3) Sputum : Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih
(edema pulmonal)
4) Bunyi napas : Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental : Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit : Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus
otot, kulit lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung,
misalnya : penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk
meningkatkan.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL
1. Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar
suplai okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan
kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi,
irama dan konduksi listrik, Perubahan structural.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju
filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi
ADH dan retensi natrium/air.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan
inervasi diafragma ditandai dengan pola nafas abnormal
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Dignosasa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
1 Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah
Ketidak seimbangan antar suplai perawatan selama 3x24 jam ADL aktivitas, khususnya bila klien menggunakan
oksigen. Kelemahan umum, Tirah baring terpenuhi dengan kriteria hasil : vasodilator,diuretic dan penyekat beta.
lama/immobilisasi. Ditandai dengan : 2. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas,
1. Klien akan berpartisipasi pada
Kelemahan, kelelahan, Perubahan tanda catat takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan
ktivitas yang diinginkan
vital, adanya disrirmia, Dispnea, pucat, pucat.
2. memenuhi perawatan diri
berkeringat. 3. Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
sendiri
3. Mencapai peningkatan
toleransi aktivitas yang dapat
diukur dibuktikan oleh
menurunnya kelemahan dan
kelelahan.
2 Penurunan curah jantung berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram
dengan :Perubahan kontraktilitas perawatan selama 3x24 jam curah jantung
miokardial/perubahan inotropik, jantung adequat dengan kriteria 2. Catat bunyi jantung
Perubahan frekuensi, irama dan konduksi hasil : 3. Palpasi nadi perifer
listrik, Perubahan structural, ditandai 1. Klien akan menunjukkan 4. Pantau TD
dengan : tanda vital dalam batas yang 5. Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis
Peningkatan frekuensi jantung dapat diterima (disritmia 6. Berikan oksigen tambahan dengan kanula
(takikardia) : disritmia, perubahan terkontrol atau hilang) nasal/masker dan obat sesuai indikasi
gambaran pola EKG, 2. bebas gejala gagal jantung, (kolaborasi).
Perubahan tekanan darah melaporkan penurunan epiode
(hipotensi/hipertensi). dispnea, angina, Ikut serta
dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja
jantung.
3 Kelebihan volume cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan
dengan : menurunnya laju filtrasi perawatan selama 3x24 jam warna saat dimana diuresis terjadi.
glomerulus (menurunnya curah kelebihan volume cairan teratasi, 2. Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan
jantung)/meningkatnya produksi ADH dengan kriteria hasil : pengeluaran selama 24 jam
dan retensi natrium dan air. ditandai 1. Klien akan 3. Pertahakan duduk atau tirah baring dengan
dengan : Ortopnea, bunyi jantung S3, mendemonstrasikan volume posisi semifowler selama fase akut.
Oliguria, edema, Peningkatan berat cairan dengan 4. Pantau TD dan CVP (bila ada)
stabil
badan, hipertensi, Distres pernapasan, keseimbangan masukan dan 5. Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia,
bunyi jantung abnormal. pengeluaran, bunyi nafas mual, distensi abdomen dan konstipasi.