Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

INFARK MIOCARD

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Jantung
 Jantung adalah organ berongga, berotot yang terletak di tengah thorax,
menempati rongga antara paru dan diafragma. (Brunner dan Suddarth,2001)
 Jantung adalah organ yang paling mengagumkan.Tanpa henti memompa
oksigen dan nutrisi melaui darah ke seluruh tubuh.Jantung kita berdetak 100
ribu kali per hari atau memompa sekitar 2000 galon per hari.(www.google.com)
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thorax),
diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang
terdiri dari dua lapisan yaitu :
a. Pericardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan
selaput paru.
b. Pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri, yang
juga disebut epikardium
Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa. Cairan ini
disebut cairan pericardium. Berat jantung sekitar 300 gram, meskipun beratnya
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan
fisik dan penyakit jantung.
Fungsi jantung :
 Memompa darah ke jaringan
 Menyuplai oksigen dan zat nutrisi lainnya
 Mengangkut karbondioksida dan sampah sisa hasil metabolisme.
Kerja pemompaan jantung dijalankan oleh kontraksi dan relaksasi ritmik
dinding otot. Selama kontraksi (sistolik), ruang jantung menjadi lebih kecil karena
darah disemburkan keluar. Selama relaksasi otot dinding jantung (diastolic), ruang
jantung akan terisi darah sebagai persiapan untuk penyemburan berikutnya.

1
Struktur Jantung
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu :
Lapisan luar disebut epikardium atau pericardium viseralis
Lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebut miokardium
Lapisan dalam disebut endokardium

Ruang-Ruang Jantung
Jantung terdiri atas 4 ruang yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut atrium
dan ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.
a.Atrium
a) Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena
superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung
itu sendiri. Kemudian, darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya
ke paru.
b) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh
sekat yang disebut septum atrium.
b. Ventrikel
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol yang disebut muskulus papilaris.
Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun atrioventrikular oleh
serat-serat yang disebut korda tendinae.
a) Vantrikel kanan, menerima darah dalam atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis.
b) Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut septum ventrikel.
Perbedaan ketebalan dinding atrium dan ventrikel berhubungan dengan beban kerja
yang dibutuhkan tiap ruang jantung. Dinding atrium lebih tipis daripada dinding

2
ventrikel karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium untuk menahan
darah dan kemudian menyalurkannya ke ventrikel. Karena ventrikel kiri
mempunyai beban kerja yang lebih berat , maka tebalnya sekitar 2,5 lebih tebal
dibanding dinding ventrikel kanan. Ventrikel kiri menyemburkan darah melawan
tahanan sistematis yang tinggi, sementara ventrikel kanan melawan tekanan rendah
pembuluh darah paru.

Katup-katup Jantung
a. Katup Atrioventrikular
Karena letaknya antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak di antara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah katup disebut katup
tricuspid. Sedangkan katup yang letaknya diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunya 2 katup, disebut katup mitral. Katup atrioventrikular memungkinkan
darah dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastole ventrikel dan
mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi).
b. Katup semilunar
Katup pulmonal : terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan
Katup aorta : terletak antara ventrikel kiri dan aorta
Kedua katup semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, terdiri dari 3 daun
katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan
dengan sebuah cincin serabut.
Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
ventrikel ke arteri pulmonalis atau selama sistol ventrikel, dan mencegah aliran
balik waktu diastole ventrikel.

Arteri Koroner
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik. Sirkulasi koroner
terdiri dari arteri koroner kiri dan arteri koroner kanan.
a. Arteri koroner kiri (Left Main Coronary Arteri/LMCA) mempunyai 2
cabang besar yaitu ramus desenden anterior (Left Anterior Desendence/LAD)

3
dan ramus sirkumpleks (Left Circumflex/LCx). Arteri ini melingkari jantung
dalam 2 lekuk anatomis eksterna, yaitu : sulkus atriventrikular yang melingkari
jantung dinatara atrium dan ventrikel dan sulkus interventrikuler yang
memisahkan kedua ventrikuler. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian posterior
jantung merupakan suatu bagian yang kritis. Tempat ini dikenal dengan sebutan
kruks jantung dan merupakan salah satu bagian terpenting dari jantung. Nodus
Atrioventrikuler (Atrioventrikuler Node, AVN) berlokasi pada titik pertemuan
ini dan pembuluh darah yang melewati kruks tersebut merupakan pembuluh
yang memasok nutrisi untuk AVN.
b. Arteri Koroner Kanan, berjalan ke sisi kanan jantung. Pada sulkus
atrioventrikuler kanan. Arteri koroner kanan memberi makan pada atrium
kanan, ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri. Ramus
Sirkumfleks memberi nutrisi pada atrium kiri dan dinding samping serta bawah
dari ventrikel kiri. Ramus Desenden Anterior memberi nutrisi pada dinding
depan ventrikel kiri yang massif. Meskipun nodus SA letaknya di atrium kanan,
tapi hanya 55% kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteri koronaria kanan,
sedang 42% lainnya dipasok oleh cabang arteri sirkumfleks kiri.

Vena Jantung
a. Vena tebesian, merupakan sistem terkecil, menyalurkan sebagian darah dari
miokardium atrium kanan dan ventrikel kanan.
b. Vena kardiaka anterior, mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan
sebagian besar isi vena ventrikel langsung ke atrium kanan.
c. Sinus koronarius dan cabangnya, merupakan system vena yang paling besar dan
paling penting, berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard ke
dalam atrium kanan melalui ostium koronarius yang bermuara di samping vena
kava inferior.

4
Bunyi Jantung
Bila ventrikel berkontraksi, maka akan terdengar bunyi jantung pertama
yang disebabkan oleh penutupan katup A-V. getaran suara tersebut, nadanya
rendah dan berlangsung relative lama dan dikenal sebagai bunyi jantung
pertama. Sewaktu katup aorta dan katup pulmonalis menutup pada akhir
sistolik, maka akan terdengar suatu bunyi mengatup yang relative cepat, sebab
katup-katup ini menutup dengan cepat dan sekelilingnya hanya bergetar untuk
suatu periode waktu yang singkat saja, bunyi ini dikenal sebagai bunyi jantung
kedua.

Lingkaran Sistem Sirkulasi


a. Sirkulasi Sistemik
Mengalirkan darah ke berbagai organ
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
Memerlukan tekanan permulaan yang besar
Banyak mengalami tahanan
Kolom hidrostatik panjang

5
b. Sirkulasi Pulmonal
Hanya mengalirkan darah ke paru-paru
Hanya berfungsi untuk paru-paru
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
Hanya sedikit mengalami tahanan
Kolom hidrostatiknya rendah

Sistem Konduksi atau Hantaran


Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran
listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus, yaitu :
a. Otomatisasi, kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
b. Irama, pembentukan impuls yang teratur.
c. Daya konduksi, kemampuan untuk menyalurkan impuls.
d. Daya rangsang, kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas, maka secara spontan dan teratur
jantung akan mengahasilkan impuls-impuls yang disalurkan melalui system
hantar untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot.
Perjalanan impuls dimulai dari nodus SA kemudian ke nodus AV, sampai ke
serabut Purkinye.

Nodus SA
Disebut pemacu alami karena secara teratur mengelurkan aliran listrik/impuls
yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Pada keadaan normal,
impuls yang dikeluarkan frekwensinya 60-100 kali/menit. Nodus SA dapat
menghasilkan impuls karena adanya sel-sel “pacemaker” yang mengelurakan
impuls secara otomatis. Sel ini dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis.
Nodus SA terletak di dekat muara vena kava superior. Bila seseorang dalam
keadaan marah maka rangsangan syaraf simpatis meningkat dan saraf
parasimpatis menurun, berakibat dengan takikradia. “Valsava maneuver”
menyebabkan rangsangan simpatis menurun dan para-simpatis meningkat
sehingga menyebabkan bradikardia.

6
Traktus Internodal
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke nodus AV. Traktur internodal terdiri
dari : anterior tract, middle tract dan posterior tract.

“BRACHMAN Bundle”
Menghantarkan impuls dari nodus SA ke atrium kiri.

Nodus AV
Letaknya di dalam dinding septum (sekat) atrium sebelah kanan, tepat diatas
katup tricuspid dekat muara sinus koronarius.
Fungsinya yaitu :
a. Impuls jantung ditahan disini selama 0,008-0,12 detik, untuk memungkinkan
pengisian ventrikel selama atrium berkontraksi
b. Mengatur jumlah impuls atrium yang mencapai ventrikel.
Nodus AV dapat menghasilkan impuls dengan frekwensi 40-60 kali/menit

“Bundle of HIS”
Berfungsi menghantarkan impuls dari nodus AV ke system “branch bundle”

“Bundle Branch”
Merupakan lanjutan dari “bundle of Hiss” yang bercabang menjadi 2 yaitu :
a. “Right Bundle Branch”, mengirim impuls ke otot jantung ventrikel kanan
b. “Left Bundle Branch”, yang terbagi menjadi dua yaitu :
 Deviasi ke belakang (left posterior vesicle) menghantarkan impuls ke
endokard ventrikel kiri bagian posterior dan inferior.
 Deviasi ke depan (left anterior vesicle) menghantarkan impuls ke
endokard ventrikel kiri bagian anterior dan superior.

Sistem PURKINYE
Merupakan bagian ujung dari bundle branch, menghantarkan/mengirimkan
impuls menuju lapisan subendokard pada kedua ventrikel, sehingga terjadi

7
depolarisasi yang diikuti oleh kontraksi ventrikel. Sel-sel pacemaker di
subendokard ventrikel dapat menghasilkan impuls dengan frekwensi 20-40
kali/menit.
Pemacu-pemacu cadangan ini mempunyai fungsi sngat penting yaitu untuk
mencegah berhentinya denyut jantung pada waktu pemacu alami (nodus SA) tidak
berfungsi.

Pembuluh Darah
Pembuluh darah mengalirkan darah yang dipompakan jantung ke dalam sel.
Arteri bersifat elastis mengedarkan darah yang dipompakan dari ventrikel kiri.
Dinding pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
Tunika Intima, merupakan lapisan yang paling dalam yang bersentuhan
langsung dengan darah.
Tunika Media, merupakan bagian tengah yang bersifat elastis.
Tunika Adventitia adalah lapisan terluar dinding pembuluh darah.
System peredaran darah (system kardiovascular) terdiri dari arteri, arteriola,
kapiler, venule dan vena.
Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan
darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan
darah diantara denyut jantung. Berfungsi untuk transportasi darah dengan
tekanan yang tinggi ke jaringan-jaringan. Karena itu arteri mempunyai dinding
yang kuat dan darah mengalir dengan cepat menuju jaringan. Dinding aorta dan
arteri relative mengandung banyak jaringan elastis. Dinding tersebut teregang
waktu sistol dan mengadakan re-coil pada saat diastole.
Arteriola, cabang-cabang paling ujung dari system arteri, berfungsi sebagai
katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler. Memiliki dinding
berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan
aliran darah ke daerah tertentu. Dinding arteriol mengandung sedikit jaringan
elastis dan lebih banyak otot polos. Otot ini dipersarafi oleh serabut saraf
kolinergik yang fungsinya vasodilatasi. Arteriol merupakan penentu utama

8
resistensi aliran darah, perubahan kecil pada diameternya menyebabkan
perubahan yang besar terhadap resistensi perifer.
c. Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis
yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri dan vena. Kepiler
memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam
jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari dalam jaringan
ke dalam darah. Untuk peran ini, kapiler dilengkapi dinding yang sangat tipis
dan permeable terhadap substansi-substansi bermolekul halus. Dari kapiler,
darah mengalir ke dalam venule.
d. Venule, dindingnya hanya sedikit lebih tebal daripada dinding kapiler. Venul
berfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung
kedalam vena yang lebih besar kemudian kembali ke jantung.
e. Vena, memiliki dinding yang tipis tetapi biasanya diameternya lebih besar
daripada arteri, sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tapi
dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak di bawah tekanan.

Sifat berbagai pembuluh darah manusia


Tebal dinding Diameter lumen Luas penampang
Aorta 2 mm 2,5 cm 4,5 cm
Arteri 1 mm 0,4 cm 20 cm
Arteriol 20 mikron 30 mikron 400 cm
Kapiler 1 mikron 5 mikron 4500 cm
Venul 1 mikron 20 mikron 4000 cm
Vena 0,5 mm 5 mm 40 cm
Vena Kava 2,5 mm 3 cm 18 cm

2. Pengertian MCI (Miokardium Infark)

9
Infark Miokardium adalh proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smeltzer, Suzanne
C. 2001).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah Nekrosis miokard akibat gangguan aliran
darah ke otot jantung. (Arif, Mansjoer. 2000).
Infark miokard merupakan penyakit pembuluh darah jantung koroner yang
paling penting dan paling gawat,nekrosis iskemik yang mendadak pada daerah
miokardium yang terbatas (discrete) disebabkan isufisiensi arteri koronaria.
(Hirmawan, Sutisna. 19973).
Infark miokard merupakan penurunan aliran darah melalui satu atau lebih
arteri koroner mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis. (Doenges, Marilynn
E. 1999)
Infark Miokardium adalah kematian sel- sel miokardium yang terjadi akibat
kekurangan oksigen yang berkepanjangan.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Infark Miokaedium
(MCI) adalah kematian sel-sel miokardium akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurng.

3. Etiologi
Terlepasnya suatu plak aterosklerotik dari salah satu arteri koroner, dan
kemudian tersangkut dibagian hilir yang menyumbat aliran darah ke seluruh
miokardium yang diperdarahi oleh pembuluh tersebut, dapat menyebabkan infark
miokardium. Infark miokardium juga dapat terjadi apabila lesi trombotik yang
melekat pada suatu arteri yang rusak menjadi cukup besar untuk menyumbat total
aliran darah kebagian hilir, atau apabila suatu ruang jantung mengalami hipetrofi
berat sehingga kebutuhan oksigennya tidak dapat terpenuhi.

4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri yang biasanya terjadi mendadak, dapat menyebar kebagian atas tubuh
mana saja, tetapi sebagian besar mnyebar ke lengan kiri, leher, rahang.
b. Timbul mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri yang hebat.

10
c. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot-otot
rangka.
d. Kulit yang dingin, pucat, akibat vasokontriksi simpatis.
e. Pengeluaran urine berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta
peningkatan aldosteron dan ADH
f. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung.
g. Keadaan mental berupa rasa cemas yang tinggi.

5. Komplikasi
a. pericarditis fibrinosa atau fibrino-hemorragica biasanya timbul pada hari kedua
atau ketiga, lokalisasinya pada daerah diatas daerah nekrotik atau dapat pula
menyeluruh dengan menyembuhnya suatu infark pericarditisnya biasanya
menghilang tetapi kadang-kadang terjadi organisasi dan menimbulkan
perlengketan-perlengketan fibrotik.
b. Bila endocardium ventrikel terkena biasanya menyebabkan penebalan fibrotik
dan trombosis mural yang menyebabkan embolus perifer
c. Ruftura infark dapat terjadi biasanya pada akhir minggu pertama atau
permulaan minggu kedua pada waktu fokus iskemik paling lunak.kebanyakan
ruftura menyebabkan perdarahan keras pericardial dan tamponade jantung
ruftura septum interventrikulorum menyebabkan shunt kiri ke kanan.
d. Pada infark yang luas daerah fibriotik dapat mengembang dalam waktu
berbulan bulan atau bertahun tahun dan menimbulkan aneurisma jantung,
trombosis mural sering terjadi pada aneurisma.

6. Patofisiologi

11
Perubahan kondisi plak
Di arteri koroner

Aktivasi Platelet

Pembentukan Trombus Gangguan ST segmen elevasi


repolarisasi Muncul Q wave
Suplai darah kurang dari kebutuhan tubuh
Pelepasan enzim Peningkatan CPK-
Lisosom MB, LDH
Iskemia Jaringan Glikolisis anaerob Produksi asam
Laktat

Angina
Kematian sel myocard
Iritabilitas miokard
Gangguan rasa nyaman :
nyeri dada
Penurunan Kontraktilitas
Disritmia
Stimulasi sytem saraf simpatis

Peningkatan kebutuhan Penurunan LV Ejection Fraction


oksigen Vasokontriksi

Penurunan cardiac output


Paningkatan HR Ansietas

7. Perangkat Diagnostik

12
a. Tekanan darah mungkin berkurang atau normal bergantung kerusakan
miokardium dan keberhasilan refleks-refleks – refleks baroreseptor.
Kecepatan denyut jantung biasanya meningkat, bunyi jantung keempat dapat
terdengar.
b. Elektrokardiogram ( EKG) dapat memperlihatkan perubahan - perubahan akut
di gelombang ST dan T seiring dengan terjadinya infark terjadi pendalaman
gelombang Q walaupun perubahan gelombang ST dan T akan menghilang
seiring dengan waktu perubahan gelombang Q menetap dan dapat digunakan
untuk mendeteksi infark sebelumnya.
c. Pemeriksaan enzim jantung untuk mengetahui peningkatan enzim spesifik
miokardium, creatinin phospokinase, isoenzim MB-kreatinin kinase, SGOT
dan isoenzim laktat dehidrogenase(LDH)

8. Penatalaksanaan
a. Istirahat total
b. Diet makanan lunak atau saring serta rendah garam ( bila ada gagal jantung)
c. Pasang infus dekstrose 5% untuk persiapan pemberian obat intravena
d. Atasi nyeri:
1) morfin 2,5-5 mg iv atau petidin 25-50 mg im bisa diulang ulang
2) lain- lain nitrat antagonis kalsium dan beta bloker
e. oksigen 2-4 liter/ menit
f. sedatif sedang seperti diazepam 3-4x 2-5 mg per oral. Pada insomnia dapat
ditambah flurazepam 15-50 mg.
g. Antikoagulan :
1) heparin 20.000-40.000 U/ 24 jam iv tiap 4-6 jam atau drip iv dilakukan atas
indikasi.
2) diteruskan asetakumarol atau warfarin
h. streptokinase atau trombolisis
pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran
pembuluh darah koroner. Bila ada tenaga terlatih, trombolisis dapat diberikan

13
sebelum dibawa kerumah saki.dengan trombolisis kematian dapat diturunkan
sebesar 40%.
Tindakan Pra rumah sakit
1) sebagai obat penghilang rasa sakit dan penenang, diberikan morfin 2,5-5 mg
atau petidin 25-50 mg iv perlahan- lahan. Hati-hati pada penggunaan morfin
pada IMA inferior karena dapat menimbulkan bradikardi dan hipotonsi,
terutama pada pasien asma bronkial dan usia tua. Sebagai penenang dapat
diberikan diazepam 5-10 mg.
2) Diberikan infus dekstrosa 5 % atau NaCl 0,9% dan oksigen 2-4 I/menit.
Pasien dapat dibawa kerumah sakit yang memiliki fasilitas ICCU, bila ada
tenaga terlatih beserta fasilitas konsultasi (EKG transtelfonik/ tele-EKG)
trombolisis dapat dilakukan. Pantau dan obati aritmia maligna yang timbul.

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS


1. Pengkajian
a. Aktivitas :
- gejala : Kelemahan, lelah, tidak dapat tidur
- Tanda : Takikardia, dispnu saat aktifitas/istirahat
b. Sirkulasi :
- Gejala : Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung
kanan, masalah tekaan darah, DM.
- Tanda : tekanan darah dapat normal, atau naik turun, perubahan tensi
postural, frekuensi nadi dapat normal, lemah atau kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat, disritmia dapat. Adanya bunyi jantung tambahan,
murmur, friction rub, irama jantung dapat teratur, warna kulit pucat atau
sianosis.
c. Integritas Ego :
- Gejala : Takut mati, perasaan ajal sudah dekat, menyangkal, marah,
khawatir tentang keluarga, kerja, dan keuangan.
- Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, focus pada diri
sendiri.

14
d. Eliminasi :
- Tanda : Normal atau bunyi usus menurun
e. Makanan/cairan
- Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati
- Tanda : Muntah, Perubahan berat badan.
f. Higiene :
Gejala/tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori :
- Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun
- Tanda : perubahan mental, kelemahan
h. Nyeri/Ketidaknyamanan
- Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat tidak berhubungan
dengan aktifitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin (meskipun
kebanyakan nyeri dalam dan viseral, 20% IM terdapat nyeri).
- Lokasi : tipikal pada dada anterior, substernal, prekordia, dapat menyebar
ke tangan, rahang, wajah, tidak tertentu, lokasinya seperti epigastrium,
siku, rahang, abdomen,punggung, leher.
- Kualitas : Terasa seperti menyempit, berat menetap dan tertekan.
- Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10, seperti pengalaman nyeri paling
buruk yang pernah dialami.
- Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih,
meregang, menggeliat. Respon otonomik yang terjadi yaitu perubahan
frekuensi dan irama jantung, TD, pernafasan, warna kulit dan tingkat
kesadaran.
i. Pernafasan :
- Gejala : dispnu dengan/tanpa kerja, dispnu, nocturnal, riwayat merokok dan
penyakit pernafasan kronik.
- Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak/kuat. Pucat atau
sianosis, benyi nafas bersih atau krekels/mengi. Sputum bersih atau merah
muda kental

15
j. Interaksi sosial :
- Gejala : mudah stres, kesulitan koping dengan steresor yang ada.
- Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus
menerus, takut)
k. Penyuluhan/ pembelajaran
- Gejala : riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes, stroke, hipertensi,
penyakit vaskuler perifer, perokok
l. Perimbangan rencan pemulangan :
Rencana lama rawat rata-rata 7,3 hari (2-4 hari di ICCU). Bantuan pada persiapan
makan, belanja, transportasi, perawatan rumah/memelihara tugas, susunan fisik
rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penurunan suplai oksigen
ke miokardium di tandai dengan adanya keluhan nyeri dada, wajah meringis,
gelisah, perubahan nadi dan tekanan darah.
b. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
kelistrikan yang mempengaruhi frekuensi, irama, dan sistem konduksi ditandai
dengan adanya faktor resiko perubahan frekuensi, irama, dan konduksi
elektrikal.
c. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, takut terhadap
penyakit dan kematian serta lingkungan perawatan kritis ditandai dengan
adanya perilaku takut, peningkatan ketegangan, gelisah, perasaan tidak
adekuat, ada keluhan somatic.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit
dan dampak pada masa depan.

3. Iintervensi Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan (a)
1) Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk non
verbal dan respon hemodinamik( contoh meringis,menangis, gelisah,

16
berkeringat, mencengkram dada, napas cepat , TD/frekuensi jantung
berubah).
Rasional : variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi
sebagai temuan pengkajian, riwayat verbal dan penyelidikan lebih dalam
terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri hilang.pernapasan
mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan cemas
sementara hilangnya stres menimbulkan katekolamin akan meningkatkan
kecepatan jantung dan TD.
2) Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi,
intensitas ( 0-10), lamanya,kualitas ( dangkal/menyebar) dan penyebaran.
Rasional : nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh
pasien, bantu pasien untuk menilai nyeri dengan membandingkan dengan
pengalaman yang lain.
3) Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Rasional : penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri atau
memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf simpatis,
mengakibatkan kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostik dan
hilangnya nyeri.
4) Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman.
Rasional : menurunkan rangsang eksternal dimana dan regangan jantung
serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat
ini.
5) Bantu melakukan teknik relaksasi misal: napas dalam.
Rasional : membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri, memberikan
kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.

b. Diagnosa Keperawatan (b)


1) Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk, dan
berdiri bila biasa.

17
Rasional : hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel,
hipoperfusi miokardia dan rangsang vagal.
2) Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
Rasional : penurunan curah jatung mengakibatkan menurunya
kelemahan/kekuatan nadi.
3) Catat terjadinya S3, S4
Rasional : S3 biasanya dihubungkan dengan GJK tetapi juga terlihat pada
adanya gagal mitral dan kelebihan kerja ventrikel kiri yang disertai infark
berat. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan
ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.
4) Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia melalui telemetri.
Rasional : Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktivitas
sesuai dengan terjadinya komplikasi/disritmia yang mempengaruhi fungsi
jantung atau meningkatkan kerusakan iskemik.
5) Berikan obat antiaritmia sesuai indikasi
Rasional : disritmia biasanya pada secara simtomatis kecuali untuk PVC,
dimana sering mengancam secara profilaksis.

c. Diagnosa Keperawatan (c)


1) Identifikasi dan ketahui persepsi terhadap ancaman/situsi.
Rasional : koping terhadap nyeri dan trauma emosi IM sulit. Pasien dapat
takut mati dan cemas tentang lingkungan.
2) Catat adanya kegelisahan, menolak, dan menyangkal.
Rasional : penelitian terhadap frekuensi hidup antara individu tipe A/ tipe B
dan dampak penolakan telah berarti dua.
3) Kaji tanda verbal/non verbal kecemasan dan tingkat dengan pasien. Lakukan
tindakan bila pasien menunjukkan perilaku merusak.
Rasional : pasien mungkin tidak menunjukkan masalah secara langsung tetapi
tindakan dapat menunjukkan rasa agitasi marah dan gelisah.
4) Orientasikan orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang
diharapkan. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.

18
Rasional : perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.
5) Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
Rasional : memungkinkan waktu untuk mengekspresikan perasaan
menghilangkan kecemasan dan perilaku adaptasi.

d. Diagnosa Keperawatan (d)


1) Kaji tingkat pengetahuan pasien/orang terdekat dan
kemampuan/keinginan untuk belajar.
Rasional : perlu untuk pembuatan rencana instruksi individu.
2) Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi.
Rasional : penggunaan metode belajar yang bermacam-macam meningkatkan
penyerapan materi.
3) Beri penguatan penjelasan faktor resiko, pembatasan diet/aktivitas,
obat dan gejala yang memerlukan perhatian medis cepat.
Rasional : memberikan kesempatan pada pasien untuk mencakup informasi
dan mengasumsi kontrol/partisipasi dalam program rehabilitasi.
4) Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan penurunan aktivitas dan
pelaporan pada pemberi perawatan kesehatan.
Rasional : peningkatan nadi diatas batas nyang dibuat, terjadinya nyeri dada
atau dispnu memerlukan perubahan latihan dan program obat.
5) Beri tekanan pentingnya menghubungi dokter bila nyeri dada,
perubahan pola angina atau terjadi gejala lain.
Rasional : evaluasi berkala/intervensi dapat mencegah komplikasi.

19
Daftar Pustaka

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC

Himawan, Sutisna. 1973. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Fakultas Kedokteran FK UI:
Media Aesculapius

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit, Vol.1.
Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-bedah Brunner&Suddarth,


Vol.2. Jakarta: EGC

20

Anda mungkin juga menyukai