IKLAN1
Pengertian
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-
gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan.
Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 23)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi
dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu
hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur. (Wiknjosastro,
Hanifa, dkk, 2002 : 339)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal di mana hampir seluruh villi kariolisnya mengalami
perubahan hidrofobik.(Mansjoer, Arif, dkk, 2001 : 265)
Mola hidatidosa adalah kelainan villi chorialis yang terdiri dari berbagai tingkat proliferasi tropoblast dan
edema stroma villi. (Jack A. Pritchard, dkk, 1991 : 514)
Mola hidatidosa adalah pembengkakan kistik, hidropik, daripada villi choriales, sdisertai proliperasi
hiperplastik dan anaplastik epitel chorion. Tidak terbentuk fetus ( Soekojo, Saleh, 1973 : 325).
Mola hidatidosa adalah perubahan abnormal dari villi korionik menjadi sejumlah kista yang menyerupai
anggur yang dipenuhi dengan cairan. Embrio mati dan mola tumbuh dengan cepat, membesarnya uterus
dan menghasilkan sejumlah besar human chorionic gonadotropin (hCG) (Hamilton, C. Mary, 1995 : 104)
Etiologi
Penyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor penyebabnya adalah
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati , tetapi terlambat dikeluarkan.
4. Paritas tinggie.Kekurangan proteinf.Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
Patofisiologi
2. Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast :
Mudigah mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga
terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan
yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan
yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima.
Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast
berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan.
Manifestasi Klinik
Gambaran klinik yang biasanya timbul pada klien dengan ”mola hidatidosa” adalah :
2) Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang
keluar gelembung mola.
Anatomi Fisiologi
Anatomi Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pear, terletak dalam rongga panggul
kecil di antara kandung kemih dan anus, ototnya desebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi
bagian dalamnya disebut endometrium. Peritonium menutupi sebagian besar permukaan luar uterus,
letak uterus sedikit anteflexi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke depan)
dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Bagian bawah bersambung dengan vagina dan
bagian atasnya tuba uterin masuk ke dalamnya. Ligamentum latum uteri dibentuk oleh dua lapisan
peritoneum, di setiap sisi uterus terdapat ovarium dan tuba uterina. Panjang uterus 5 – 8 cm dengan
berat 30 – 60 gram. (Verrals, Silvia, 2003 : 164).
Bagian bawah serviks yang sempit pada uterus disebut serviks. Rongga serviks bersambung dengan
rongga badan uterus melalui os interna (mulut interna) dan bersambung dengan rongga vagina melalui
os eksterna.
Ligamentum pada uterus : ada dua buah kiri dan kanan. Berjalan melalui annulus inguinalis, profundus ke
kanalis iguinalis. Setiap ligamen panjangnya 10 – 12,5 cm, terdiri atas jaringan ikat dan otot, berisi
pembuluh darah dan ditutupi peritoneum.Peritoneum di antara kedua uterus dan kandung kencing di
depannya, membentuk kantong utero-vesikuler. Di bagian belakang, peritoneum membungkus badan
dan serviks uteri dan melebar ke bawah sampai fornix posterior vagina, selanjutnya melipat ke depan
rectum dan membentuk ruang retri-vaginal.
Ligamentum latum uteri : Peritoneum yang menutupi uterus, di garis tengh badan uterus melebar ke
lateral membentuk ligamentum lebar, di dalamnya terdapat tuba uterin, ovarium diikat pada bagian
posterior ligamentum latum yang berisi darah dan saluran limfe untuk uterus maupun ovarium.
Fisiologi
Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan sebutir ovum, sesudah keluar dari
overium diantarkan melalui tuba uterin ke uterus (pembuahan ovum secara normal terjadi dalam tuba
uterin) sewaktu hamil yang secara normal berlangsung selama 40 minggu, uterus bertambah besar, tapi
dindingnya menjadi lebih tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis, masuk ke dalam
rongga abdomen pada masa fetus.Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang
sempurna. Tetapi dalm kenyataannya tidak selalu demikian. Sering kali perkembangan kehamilan
mendapat gangguan. Demikian pula dengan penyakit trofoblast, pada hakekatnya merupakan kegagalan
reproduksi. Di sini kehamilan tidak berkembang menjadi janin yang sempurna, melainkan berkembang
menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan, berupa degenerasi
hidrifik dari jonjot karion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut ”mola hidatidosa”. Pada ummnya
penderita ”mola hidatidosa akan menjadi baik kembali, tetapi ada diantaranya yang kemudian mengalami
degenerasi keganasan yang berupa karsinoma.(Wiknjosastro, Hanifa, 2002 : 339)
Tes Diagnostika.
1) Pemeriksaan kadar beta hCG : pada mola terdapat peningkatan kadar beta hCG darah atau urin
2) Uji Sonde : Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke dalam kanalis servikalis
dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada
tahanan, kemungkinan mola (cara Acosta-Sison)
3) Foto rontgen abdomen : tidak terlihat tilang-tulang janini (pada kehamilan 3 – 4 buland.Ultrasonografi :
pada mola akan terlihat badai salju (snow flake pattern) dan tidak terlihat janine.Foto thoraks : pada mola
ada gambaram emboli udaraf.Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis
Penatalaksanaan Medik
2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya sangat
terbatas, dapat dilakukan : Evaluasi klinik dengan fokus pada : Riwayat haid terakhir dan kehamilan
Perdarahan tidak teratur atau spotting, pembesaran abnormal uterus, pelunakan serviks dan korpus uteri.
Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin. Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum
upaya diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson
5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun. Selain dari penanganan di atas, masih terdapat
beberapa penanganan khusus yang dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera
lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 IU
oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara
tepat). Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari kuretase tajam. Bila sumber vakum adalah
tabung manual, siapkan peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian hingga
pengosongan kavum uteri selesai. Kenali dan tangani komplikasi seperti tirotoksikasi atau krisis tiroid
baik sebelum, selama dan setelah prosedur evakuasi. Anemia sedang cukup diberikan Sulfas Ferosus
600 mg/hari, untuk anemia berat lakukan transfusi. Kadar hCG diatas 100.000 IU/L praevakuasi
menunjukkan masih terdapat trofoblast aktif (diluar uterus atau invasif), berikan kemoterapi MTX dan
pantau beta-hCG serta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2 minggu. Selama pemantauan, pasien
dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal (apabila masih ingin anak) atau tubektomy apabila
ingin menghentikan fertilisasi.
Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk menganalisa
masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan tindakan dan
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan
danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan
memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara
berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.
Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga
dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia
kehamilan.
Riwayat pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan ,
kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya
DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan
yang menyertainya
Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam
kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta
keluahn yang menyertainya.
Riwayat pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis
obat lainnya.
Pola aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga
meliputi indera pendengaran dan penghidung.
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan
terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas,
adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau
menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit
kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk
memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan ,
massa atau konsolidasi.
Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah,
memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan
dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk
tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.
Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien
menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.Data psikososial.
Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban
pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa
dilakukan.
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus ”mola hidatidosa” adalah :
Intervensi
Merupakan tahapan perencanaan dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang
akan dilakukan untuk membantu klien, memulihkan, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan Tujuan :
1. Sebagai alat komunikasi antar teman sejawat dan tenaga kesehatan lain
Langkah-langkah penyusunan :
Kriteria Hasil :
Intervensi :
1) Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu menentukan intervensi
yang tepat
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satu indikasi
peningkatan nyeri yang dialami oleh klien
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi dapat mengalihkan
perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi nyeri yang dirasakan
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat dipersepsikan
DIAGNOSA II
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kemampuan/ketergantungan klien dalam merawat diri sehingga
dapat membantu klien dalam memenuhi kebutuhan hygienenya
Rasional : Kebutuhan hygiene klien terpenuhi tanpa membuat klien ketergantungan pada perawat
Rasional : Pelaksanaan aktivitas dapat membantu klien untuk mengembalikan kekuatan secara bertahap
dan menambah kemandirian dalam memenuhi kebutuhannya
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu berada di dekat klien dan membantu memenuhi kebutuhan klien
Rasional : Membantu memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi secara mandiri
DIAGNOSA III
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Dengan mengetahui pola tidur klien, akan memudahkan dalam menentukan intervensi
selanjutnya
Rasional : Dengan jumlah penjaga klien yang dibatasi maka kebisingan di ruangan dapat dikurangi
sehingga klien dapat beristirahat
Rasional : Diazepam berfungsi untuk merelaksasi otot sehingga klien dapat tenang dan mudah tidur
DIAGNOSA IV
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Suhu diatas normal menunjukkan terjadinya proses infeksi, pola demam dapat membantu
diagnosa
Rasional : Suhu ruangan harus diubah atau dipertahankan, suhu harus mendekati normal
Rasional : Kompres hangat dapat membantu penyerapan panas sehingga dapat menurunkan suhu tubuh
DIAGNOSA V
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan
4) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
DIAGNOSA VI
Kriteria Hasil :
Rasional : Makan sedikit demi sedikit tapi sering mampu membantu untuk meminimalkan anoreksia
Rasional : Makanan yang hangat dan bervariasi dapat menbangkitkan nafsu makan klien
5) Tingkatkan kenyamanan lingkungan termasuk sosialisasi saat makan, anjurkan orang terdekat untuk
membawa makanan yang disukai klien
Rasional : Sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat meningkatkan pemasukan
dan menormalkan fungsi makanan
DIAGNOSA VII
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Perubahan vital sign merupakan salah satu indikator dari terjadinya proses infeksi dalam tubuh
3) Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan (luka, garis jahitan), daerah yang terpasang alat
invasif (infus, kateter)
Rasional : Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera
dan pencegahan komplikasi selanjutnya
4) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat antibiotik
Rasional : Anti biotik dapat menghambat pembentukan sel bakteri, sehingga proses infeksi tidak terjadi.
Disamping itu antibiotik juga dapat langsung membunuh sel bakteri penyebab infeksi
DIAGNOSA VIII
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional :Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan
intervensi selanjutnya
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan
darah arterial
3) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi perifer lemah
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi
sebagai efek samping vasopressin
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi
perarahan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta
Johnson & Taylor, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
IKLAN3
artikel ini diambil dari: makalah asuhan kebidanan: Askep Mola Hidatidosa (hamil anggur)
dapatkan kti skripsi kesehatan klik disini
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun lebih jarang dapat pula fertilisasi terjadi oleh 2 sperma, yang menghasilkan sel
anak 46 XX atau 46 XY. Pada kedua kejadian di atas konseptus adalah keturunan
pathenogenome paternal yang seluruhnya meru-pakan allograft. Jaringan mola komplita secara
histologis tidak menampakkan pertumbuhan villi dan pembuluh pembuluh darah; bahkan terjadi
pembentukan cisterna villosa, disertai hiperplasia baik dari sel sel sinsisiotrofoblas maupun
dari sel sel sitotrofoblas. Tidak tampak embryo karena sudah mengalami kematian pada masa
dini akibat tidak terbentuknya sirkulasi plasenta.
Percobaan pada tikus yang secara immunologis defisien menunjukkan bahwa berbeda dengan
korio-karsinoma; mola hidatidosa komplit dan mola invasiv sifatnya tidak ganas.Namun
molahidatidosa komplit mempunyai potensi yang lebih besar untuk berkembang menjadi
koriokarsinoma dibandingkan dengan kehamilan normal. Pernah dilaporkan pula adanya
kehamilan kembar yang salah satunya mola komplit (46 XX) dan yang lain berupa janin yang
normal (46 XY) . Janin dapat mengalami abortus namun kadang kadang berkembang sampai
aterm.Bila ada kehamilan kembar yang salah satunya adalah mola penting sekali untuk
membedakannya apakah itu suatu mola komplit atau mola parsial ; karena prognosis kearah
terjadinya keganasan lebih kecil pada mola parsial.
2) Mola hidatidosa inkomplet (parsial), jika disertai janin atau bagian janin.
Masih tampak gelembung yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih
hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan
histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak
begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa gambaran karyotipi dari mola parsialis bisa normal
,triploidi atau trisomi seringkali 69 ,XXX atau 69 XXY. Ditemukan juga adanya fetus dan
pembengkakan pada villi yang sifatnya tidak menyeluruh. Penelitian berikutnya secara
sitogenetik menunjukkan bahwa hiperplasia trofoblas`dan pembentukan sisterna pada mola
parsialis hanya ditemukan pada konseptus yang triploid.Secara biokimiawi dan sitogenetik
ditemukan adanya gen maternal pada mola parsialis sehingga terjadinya adalah diandri (terdiri
atas satu set kromosom maternal dan dua set kromosom paternal). Gambaran histologisd yang
khas pada mola parsialis adalah adanya crinkling atau scalloping dan ditemukannya stromal
trophoblastic inclusion Hiperplasia trofoblas umumnya terjadi pada sinsisiotrofoblas dan jarang
terjadi pada sitotrofo-blas.Walaupun ada janin , umumnya mengalami kematian pada trimester
pertama. Koriokarsinoma lebih jarang terjadi pasca mola parsialis dibandingkan dengan pasca
mola komplit.
2.4 Diferensial Diagnosis Mola Hidatidosa
Diagnosa banding dari kehamilan mola hidatidosa antara lain: kehamilan ganda, hidramnion
atau abortus, Kehamilan dengan mioma.
Pemeriksaan Diagnosis :
Anamnesa / keluhan
a) terdapat gejala hamil muda
b) kadang kala ada tanda toxemia gravidarum
c) terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur warna merah tua atau kecoklatan.
d) Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dari usia kehamilan seharusnya.
e) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan ( tidak selalu ada).
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a) Muka dan kadang – kadang badan kelihatan pucat kekuning – kuningan yang disebut muka mola
(mola face) atau muka terlihat pucat.
b) Bila gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
Palpasi
a) Uterus membesar tidak seuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek.
b) Tidak teraba bagian – bagian janin dan ballotemen, juga gerakan janin.
c) Adanya fenomena harmonica: darah dan gelembung mola keluar dan fundus uteri turun lalu naik
karena terkumpulnya darah baru.
d) Adanya pembesaran kelenjar tiroid, menunjukan adanya komplikasi tiroktoksikosis.
Auskultasi
a) Tidak terdengar DJJ
b) Terdengar bising dan bunyi khas
Periksa Dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian janin, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, seerta evaluasi keadaan servik.
Pemeriksaan penunjang
Reaksi Kehamilan
Kadar HCG yang jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa. Pada kehamilan biasa kadar
HCG darah paling tinggi 100.000 IU/L, sedangkan pada molahidatidosa bisa mencapai
5.000.000 IU/L.
Uji Sonde
Sonde dimasukan secara pelan – pelan dan hati – hati kedalam serviks kanalis dan kavum
uteri. Bila tidak ada tahanan, kemungkinan mola.
Foto Rontgen
Tidak terlihat tulang – tulang janin pada kehamilan 3 – 4 bulan.
USG
Akan terlihat bayangan badai salju dan tidak terlihat janin, dan seperti sarang tawon.
VI. Perencanaan
Tanggal:
Waktu :
Diagnosis: px dengan molahilatidosa
Tujuan:
1. setelah dilakukan askeb diharapkan pasien sembuh dari penyakit molahilatidosa dan kembali
pada kehidupan normal
Kriteria hasil :
Ku baik, kesadaran : CM , TD:100/70mmhg, N:88x/m, S:36 RR:20x/m, BB:51kg TB:
56CM, LILA:24cm, HB:10gr, Golda:A, PPT(+) vagina mengeluarkan darah bergelembung, hasil
usg Didapatkan gelembung molahilatidosa dilapisan sel trofoblast proliferasi hebat dan tidak
terjadi keganasan. Fluksus(+), fluor(+), portio tertutup, licin,CU : AF 10-12 Minggu,AP KI-KA :
Massa(-),nyeri(-) kavum douglas tidak menonjol.
Rencana :
1. Lakukan pendekatan kepada pasien secara terapiuetik
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan pasien.
3. Beritahu hasil pemeriksaan pada pasien
4. Beri penyuluhan tentang : makan makanan gizi seimbang, personal hygiene, istirahat cukup,
5. lakukan kolaborasi dengan ahli obgyn
6. Beri penjelasan tentang pelaksanaan kuretase
7. beri cairan secara infus
8. Beri obat multivitamin dan antibiotic
VII. IMPLEMENTASI
10.00 : melakukan pendekatan secara terapeutik
10.05 : melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien
Ku baik, kesadaran : CM , TD:100/70mmhg, N:88x/m, S:36 RR:20x/m, BB:51kg TB:
56CM, LILA:24cm, HB:10gr, Golda:A, PPT(+) vagina mengeluarkan darah bergelembung, hasil
usg Didapatkan gelembung molahilatidosa dilapisan sel trofoblast proliferasi hebat dan tidak
terjadi keganasan. Fluksus(+), fluor(+), portio tertutup, licin,CU : AF 10-12 Minggu,AP KI-KA :
Massa(-),nyeri(-) kavum douglas tidak menonjol.
10.25 : memberitahu hasil pemeriksaan pada pasien.
10.30 : memberi penyuluhan tentang
makan makanan gizi seimbang, personal hygiene, istirahat cukup
10.35 : lakukan kolaborasi dengan ahli obgyn, untuk pelaksanaan kuretase dan pengobatan dan
melakukan pemeriksaan alat-alat, bahan dan obat untuk kuretase.
10.40: melakukan pemasangan infus cairan RL
10.45: melaksanakan kuretase oleh ahli obgyn
11.35: memindahkan pasien keruangan.
12.00 : memberi pasien obat amoxilin 500mg dan multivitamin 1 kaplet.
VII. EVALUASI
Tanggal :
Jam:
Subjektiv :
Ibu mengatakan telah dilakukan kuretase
Ibu mengatakan badannya masih lemah, pusing, mual, muntah
Ibu mengatakan mendapatkan cairan secara infus dan masih terpasang
Ibu mengatakan telah diberi obat
Ibu mengatakan telah mengerti apa yang disampaikan oleh petugas
Objektiv :
Ku baik, kesadaran : CM , status emosional stabil, TD:100/70mmhg, N:88x/m, S:36
RR:20x/m, BB:51kg TB: 56CM, LILA:24cm, HB:10gr, Golda:A, PPT(+) vagina mengeluarkan
darah bergelembung, hasil usg Didapatkan gelembung molahilatidosa dilapisan sel trofoblast
proliferasi hebat dan tidak terjadi keganasan. Fluksus(+), fluor(+), portio tertutup, licin,CU : AF 10-12
Minggu,AP KI-KA : Massa(-),nyeri(-) kavum douglas tidak menonjol, masih terpasang infus RL dilengan kiri
dengan tetesan 20TPM
ANALISIS
Pasien dengan molahilatidosa
Masalah : sebagian tercapai
Perencanaan :
Obs cairan infus, perdarahan, dan infeksi
Anjuran untuk tetap menjaga kebersihan diri
Anjuran untuk menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup
Obat antibiotic dan multivitamin diminum secara teratur
Pasien akan dipulangkan dalam dua hari
Control setiap dua minggu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah suatu bentuk tumor jinak dari sel-sel trofoblas (yaitu bagian dari
tepi sel telur yang kelak terbentuk menjadi ari-ari janin) Hasil pembuahan yang gagal tersebut
lalu membentuk gelembung-gelembung menyerupai buah anggur. Pertumbuhan gelembung
semakin hari semakin banyak bahkan bisa berkembang secara cepat.Hal ini yang membuat perut
seorang ibu hamil dengan Molahidatidosa tampak cepat besar.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar HCG (dengan pemeriksaan GM
titrasi) atau dapat dilihat dari hasil laboratorium beta sub unit HGG pada ibu hamil tinggi.
Pemeriksaan USG kandungan akan terlihat keadaan kehamilan yang kosong tanpa ada janin dan
tampak gambaran seperti badai salju dalam bahasa medis di sebut ”Snow storm”.
Hamil anggur atau Molahidatidosa hanya dapat dialami oleh wanita yang pernah
melakukan hubungan suami istri. Jadi tidak benar bahwa hamil anggur bisa terjadi begitu saja
tanpa ada pertemuan sel sperma dan sel telur melalui hubungan seksual.
Hingga sekarang faktor penyebab langsung kejadian hamil anggur ini masih belum
diketahui secara pasti. Seringkali ditemukan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekononi
yang rendah, kurang gizi, ibu yang sering hamil dan gangguan peredaran darah dalam rahim.
Tindakan kuretase menjadi pilihan untuk membersihkan rahim dari gelembung-gelembung
hamil anggur. Kuretase dilakukan dapat berulang beberapa kali tergantung kondisi
kehamilan Molahidatidosa. Dokter akan memeriksa kadar hormon Hcg dalam tubuh ibu dan
memastikan bahwa sudah sungguh-sungguh bersih. Pada keadaan yang dianggap berbahaya bagi
kesehatan ibu dapat pula dilakukan tindakan pengangkatan rahim, namun keputusan ini juga
mempertimbangkan faktor umur ibu dan jumlah anak yang sudah dimiliki. Tindakan terakhir ini
sangat jarang dilakukan.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk Klien
Diharapkan klien dengan kehamilan Molahidatidosa mendapatkan perawatan dan
penanganan yang komprehensif, serta melakukan follow up pasca mola selama 12 bulan sesuai
jadwal, supaya dapat mendeteksi sedini mungkin bila terjadi keganasan sampai pasien benar-
benar dikatakan sembuh atau sehat.
3.2.2 Untuk Sarana Kesehatan
Diharapkan sarana kesehatan untuk memberikan penanganan yang lebih baik lagi,
untuk meminimalkan kejadian kematian ibu akibat perdarahan khususnya yang diakibatkan
kehamilan Molahidatidosa dan kejadian keganasan akibat Molahidatidosa.
3.2.3 Untuk STIKes Widya Dharma Husada
Diharapkan bagi pendidikan, untuk memberi pengajaran lebih tentang studi kasus
khususnya Asuhan Kebidanan dengan Molahidatidosa, dengan melengkapi literatur-literatur
tentang Molahidatidosa.
DAFTAR PUSTAKA
http://dokunimus.blogspot.com/2011/07/mola-hidatidosa.html#ixzz2QQuNSLTG
http://www.lusa.web.id/kehamilan-mola-hidatidosa-mola-hydatidosa/
http://meyceria.wordpress.com/2012/04/14/hamil-anggurmola-hidatido