Anda di halaman 1dari 21

Tinjauan Pustaka

Hematochezia

Hematochezia

Adalah kelainan bawaan pada


lambung (gaster) bagian atas
Hematochezia juga bisa disebabkan
karena diverticle meckel, polyp pada
usus besar, dan juga karena adanya
puntiran (volvulus) pada usus

Definisi Hematochezia
Perdarahan saluran cerna bagian bawah
umumnya didefinisikan sebagai perdarahan
yang berasal dari usus di sebelah bawah
ligamentum Treitz. Hematochezia diartikan
sebagai darah segar atau berwarna merah
maroon yang keluar melalui anus dan
merupakan manifestasi
tersering dari
perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Namun, perdarahan dari saluran pencernaan
bagian atas yang masif
juga dapat
menimbulkan hematochezia

Epidemiologi
prevalensi perdarahan SCBA sangat bervariasi berdasarkan
umur, jenis kelamin dan beberapa faktor lainnya. Hasil
akhir berupa perdarahan ulang dan kematian merupakan
akibat dari penatalaksanaan yang kurang adekuat. Di
Amerika Serikat angka kejadiannya berkisar antara 50-150
per 100.000 penduduk per tahun. Angka kematiannya
bervariasi antara 4-14% tergantung pada kondisi pasien
dan penanganan yang tepat.2,3 Pasien dengan komplikasi
atau tanpa komplikasi di Amerika serikat rata-rata lama
rawat inap adalah 4,4 dan 2,7 hari dengan biaya
perawatan sebesar 5632 US dollar dan 3402 US dollar.4
Umumnya 80% dari kasus dapat berhenti dengan
sendirinya. 10% kasus membutuhkan prosedur intervensi
untuk mengontrol perdarahan.5

Etiologi
Etiologi
Terdapat perbedaan distribusi
penyebab perdarahan saluran cerna
bagian atas di Indonesia dengan
laporan pustaka Barat. Penyebab
terbanyak di Indonesia adalah
perdarahan varises karena sirosis hati
(65%), sedangkan di negara Eropa dan
Amerika adalah perdarahan non
variceal karena ulkus peptikum (60%)

Penyebab lain yang jarang meliputi,


Malory Weiss tears, duodenitis erosive,
ulkus dielafoy (salah satu tipe
malformasi vaskuler), neoplasma,
aortoenteric fistula, GAVE (gastric
antral vascular ectasia) dan
gastropathy prolapse

Manifestasi Klinis
Perdarahan akut :
a.Sinkop : takikardia, kepala pusing,melayang
b.Syok : - tekanan darah turun (sistolik< 90
mmHg atau turun > 30 mmHg dari semula)
- takikardi, nadi cepat (> 100x/mnt) denyut
kecil, lemah atau tidak teraba.
c. muka (kulit, mukosa) pucat
d. akral dingin
e.berkurangnya pembentukan air kemih.
f. berkurangnya aliran darah ke otak (bingung,
disorientasi, rasa mengantuk dan syok)

Perdarahan Kronik:
Akibat kehilangan darah kronik:
a. anemia def.Fe
b. palpitasi
c. lemas
d. sesak napas
e. anoreksia
f. insomnia.

Diagnosis
Anamnesis : tanyakan volume
perdarahan, berapa kali mengalami
perdarahan , juga penting ditanyakan
kepada pasien mengenai riwayat
penyakit terdahulu, apakah pasien
menderita tukak peptik, penyakit hati
kronik, kelainan saluran cerna bawah
(hemorroid, kolitis, ca). Penting pula
mengetahui riwayat penyakit
sekarang , beberapa petunjuk misalnya
1

1. Feses terbungkus darah, biasanya


menandakan perdarahan akibat
hemoroid.
2. Darah bercampur dengan feses,
menandakan sumber perdarahan yang
lebih proksimal.
3. Diare berdarah, terdapat tenesmus
ani, biasanya merupakan gejala
Irritable Bowel Disease (IBD).

4. Diare berdarah, demam dan nyeri


abdomen ,biasanya adalah pasien
dengan kolitis
5. Jika terdapat nyeri saat defekasi
biasanya adalah hemoroid atau fissura
anal.
6. Jika feses berubah ukurannya menjadi
bentuk panjang seperti pensil disertai
penurunan berat badan biasanya
adalah pasien kanker kolon.
7. Perdarahan yang terjadi tanpa disertai
nyeri biasanya terjadi pada pasien
penyakit divertikular , AVM, atau

Pemeriksaan Fisik
1. Cek tanda vital
a. Kesadaran
b. Tekanan darah
c. Nadi
d. Pernapasan
e. suhu

2) Mata : ada tidaknya anemis


3) Turgor kulit menurun
4) Ekstremitas : akral dingin, ujung-ujung jari
sianotik
5)Auskultasi Jantung : irama cepat atau lambat
6)Abdomen : teraba massa atau tidak, ukuran
hepar,
splenomegali.
auskultasi : peristaltik usus menurun atau tidak
7) Colok dubur : darah (+/-), palpasi massa
(+/-),
identifikasi feses, dan lakukan tes Guaiac. 1

Pemeriksaan
laboratorium

1) darah : cito dan pemeriksaan darah


lengkap . Selanjutnya perlu dicek Hb dan
Ht tiap 6 jam
2) Elektrolit
3) BUN / serum creatinin
4) Liver Function Test
5) Faktor pembekuan : Prothrombin Time
(PT)
: activated Partial Thrombin Time (aPTT)

Pemeriksaan Penunjang

a. Kolonoskopi
b. Urgent Colonoscopy
c. Flexible Sigmiodoskopi
d. Anoskopi
e. Barium Enema
h. Angiography

Penatalaksanaan

1. Resusitasi penderita : ( A B C )
a. Pasang infus : - Nadi > 100x/ mnt
infus koloid atau NaCl 0.9%
b. Pernafasan : O2 2-4 ltr/menit
2. Ambil contoh darah (cross matched
blood untuk transfusi)

3.Periksa
hemoglobin,hematokrit,trombosit,leukosit (Hb
kurang sesuai dengan jumlah perdarahan
pada tahap akut oleh krn belum terjadi
hemodilusi, perlu waktu minimal 8 jam)
Pemberian transfusi segera pada :
- penderita syok
- perdarahan terus-menerus
- gejala-gejala angina pectoris
- hematokrit < 20%
- Pasien resiko tinggi : orang tua, CHD, Sirosis
hepatis diberikan transfusi PRC sampai
Hematokrit > 30 %

4. Medikamentosa :
Perdarahan akut : Transamin 3x1 kaps
: Vit K 3x1 tab
Beberapa perdarahan dapat diobati secara
medikamentosa
Hemoroid, fissura ani, dan ulkus rekti diobati
dengan bulk-forming agent, sitz baths dan
menghindari mengedan. Kombinasi estrogenprogesteron dapat mengurangi perdarahan pada
pasien angiodisplasia , dan IBD biasanya memberi
respon terhadap obat-obatan anti inflamasi.

5. Observasi dan monitoring terus


tanda-tanda vital: observasi tandatanda hemodinamik yaitu tekanan
darah, nadi, pernapasan, temperatur.
Biasanya tekanan darah (sistolik) 110
mmHg, pernafasan cepat, nadi 110
x/menit, suhu antara 38 39 derajat
Celcius, kulit dingin pucat atau
cyanosis pada bibir, ujung-ujung
ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal
berkurang, menyebabkan urine
berkurang.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai