7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Rasionalisasi : suhu meningkat pada malam harii memuncak dan kembali ke normal pada
pagi hari adalah karakteristik infeksi
Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil :
Rasionalisasi : fungsi ginjal dan control penyakit usus juga merupakan pedoman untuk
penggantian cairan.
Rasionalisasi : diet tak adekuat dan penurunan absorpsi menimbulkan defisiensi dan
vitamin K, potensial resiko perdarahan
Kriteria Hasil :
Rasionalisasi : kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh efek depresan, dari anestesi
dan obat-obatan. Adanya bunyi abnormal menunjukan adanya komplikasi.
Kriteria Hasil :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan epilepsi adalah:
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, peningkatan sekresi
mucus
2. Resiko tinggi injuri b.d perubahann kesadaran , kerusakan kognitif,selama kejang atau
kerusakan perlindungan diri.
3. Gangguan harga diri/identitas pribadi berhubungan dengan stigma berkenaan dengan kondisi,
persepsi tidak terkontrol ditandai dengan pengungkapan tentang perubahan gaya hidup, takut
penolakan; perasaan negative tentang tubuh
4. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses perjalanan penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi
Rencana keperawatan
Perencanaan
No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Pola napas tidak Mempertahankan - Anjurkan klien § Menurunkan resiko
efektif pola pernapasan untuk mengosongkan aspirasi atau masuknya
berhubungan efektif dengan jalan mulut dari benda/zat benda asing ke faring
dengan kerusakan napas paten tertentu/gigi palsu atau alat
neuromuskuler, lainnya jika fase aura
peningkatan terjadi dan untuk
sekresi mucus menghindari rahang
mengatup jika kejang
terjadi tanpa ditandai gejala
awal
- Tanggalkan pakaian
pada daerah leher, dada,
dan abdomen
§ Mencegah tergigitnya
lidah dan memfasilitasi saat
melakukan penghisapan
lender. Jalan napas buatan
mungkin diindikasikan
setelah meredanya aktivitas
kejang jika pasien tersebut
tidak sadar dan tidak dapat
mempertahankan posisi
lidah yang aman
§ Menurunkan resiko
aspirasi atau asfiksia
§ Dapat menurunkan
hipoksia serebral sebagai
akobat dari sirkulasi yang
menurun atau oksigen
sekunder terhadap spasme
vaskuler selama serangan
kejang
- Lakukan
penghisapan sesuai
indikasi
§ Munculnya apneu yang
berkepanjangan pada fase
posiktal membutuhkan
dukungan ventilator
mekanik
- Berikan tambahan
oksigen/ ventilasi manual
sesuai kebutuhan pada fase
posiktal
- Siapkan/bantu
melakukan intubasi jika
ada indikasi
2 Resiko tinggi Mengurangi resiko - Kaji karakteristik § Untuk mngetahui
injuri b.d injuri pada pasien kejang seberapa besar tingkatan
perubahann kejang yang dialami pasien
kesadaran , sehingga pemberian
kerusakan intervensi berjalan lebih
kognitif,selama baik
kejang atau
kerusakan
perlindungan diri. § Benda tajam dapat
melukai dan mencederai
fisik pasien
§ Dengan meletakkan
spatel lidah diantara rahang
atas dan rahang bawah,
maka resiko pasien
menggigit lidahnya tidak
terjadi dan jalan nafas
pasien menjadi lebih lancer
- Kolaborasi dalam
pemberian obat anti kejang
3 Gangguan harga Mengidentifikasi - Diskusikan perasaan § Reaksi yang ada
diri/identitas perasaan dan metode pasien mengenai bervariasi diantara individu
pribadi untuk koping dengan diagnostic, persepsi diri dan pengetahuan/
berhubungan persepsi negative terrhadap penanganan yang pengalaman awal dengan
dengan stigma pada diri sendiri dilakukannya. keadaan penyakitnya akan
berkenaan dengan mempengaruhi penerimaan
kondisi, persepsi
tentang tidak § Adanya keluhan merasa
terkontrol ditandai takut, marah dan sangat
dengan memperhatikan tentang
pengungkapan implikasinya di masaa yang
tentang perubahan akan datang dapat
gaya hidup, takut mempengaruhi pasien untuk
penolakan; menerima keadaanya
perasaan negative
tentang tubuh
- Anjurkan untuk
mengungkapkan/
mengekspresikan
perasaannya
§ Memberikan kesempatan
untuk berespon pada proses
pemecahan masalah dan
memberikan tindakan
control terhadap situasi
yang dihadapi
§ Memfokuskan pada
aspek yang positif dapat
membantu untuk
menghilangkan perasaan
dari kegagalan atau
kesadaran terhadap diri
sendiri dan membentuk
pasien mulai menerima
penangan terhadap
penyakitnya
§ Pandangan negative dari
orang terdekat dapat
berpengaruh terhadap
perasaan kemampuan/ harga
diri klien dan mengurangi
dukungan yang diterima
dari orang terdekat tersebut
yang mempunyai resiko
membatasi penanganan
yang optimal
- Identifikasi/antisipasi
kemungkinan reaksi orang
pada keadaan penyakitnya.
Anjurkan klien untuk tidak
merahasiakan masalahnya
- Tentukan
sikap/kecakapan orang
terdekat. Bantu menyadari
perasaan tersebut adalah
normal, sedangkan merasa
bersalah dan menyalahkan
diri sendiri tidak ada
gunanya
- Tekankan pentingnya
orang terdekat untuk tetap
dalam keadaan tenang
selama kejang
4 Kurang pengetahuan - Kaji tingkat § pendidikan merupakan
pengetahuan keluarga meningkat, pendidikan keluarga klien. salah satu faktor penentu
keluarga tentan keluarga mengerti tingkat pengetahuan
proses perjalanan dengan proses seseorang
penyakit penyakit epilepsy,
berhubungan keluarga klien tidak § untuk mengetahui
dengan kurangnya bertanya lagi tentang seberapa jauh informasi
informasi penyakit, perawatan yang telah mereka
dan kondisi klien. ketahui,sehingga
pengetahuan yang nantinya
akan diberikan dapat sesuai
dengan kebutuhan keluarga
- Kaji tingkat
pengetahuan keluarga
klien.
§ untuk meningkatkan
pengetahuan
§ untuk mengetahui
seberapa jauh informasi
yang sudah dipahami
- Beri kesempatan
pada keluarga untuk
menanyakan hal yang
belum dimengerti.
- Libatkan keluarga
dalam setiap tindakan pada
klien.
ERITEMI MULTIFER
2. Diagnosa Keperawatan
a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi lokal.
b) Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh intake tidak ad kuat respons
sekunder dari keruakan krusta pada mukosa mulut.
c) Nyeri berhubngan dengan kerusakan jaringan lunak, erosi jaringan lunak.
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, adanya port de entree
pada lesi.
e) Devisit prawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik secara umum.
f) Gangguan gabaran diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan struktur kulit,
perubahan peran keluarga.
g) Kecemasan berhubungan dengan kondisi penyakit, penurunan kesembuhan.
3. Intervensi Keperawatan
a) Gangguan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
Tujuan : Dalam 5 x 24 jam itegritas kulit membaik secara optimal.
Kriteria hasil : pertumbuhan jaringan membaik dan lesi psoarisis berkurang.
Intervansi Rasional
Kaji kerusakan Menjadi data dasar untuk memberikan informasi
jaringan kulit yang intervensi perawatan yang akan digunakan.
terjadi pada klien
Lakukan tindakan Perawatan lokal kulit merupakan penatalaksanaan
peningkatan keperawatan yang penting. Jika diperlukan berikan
integritas jaringan kompres hangat, tetapi harus dilaksanakan dngan hati-
hati sekali pada daerah yang erosif atau terkelupas. Lesi
oral yang nyeri akan membuat higiene oral dipelihara.
Lakukan oral higiene Tindakan oral higiene perlu dilakukan untuk menjaga
agar mulut selalu bersih. Obat kumur larutan anastesi
atau agen gentian violet dapat digunakan dengan sering
untuk membersikan mulut dari debris, mengurangi rasa
nyari pada daerah ulserasi dan mengendalikan bau
mulut yang amis. Rongga mulut harus diinspeksi
beberapa kali sehari dan tiap perubahan harus dicacat
serta dilaprokan. Vaselin (atau salep yang resepkan
dokter) dioleskan pada bibir.
Tingkatkan asupan Diet TKTPdiperlukan untuk meningkatkan asupan dari
nutrisi kebutuhan pertumbuhan jaringan.
Evaluasi kerusakan Apabila masih belum mencapai dari kriteria evaluasi 5
jaringan dan x24 jam, maka perlu dikaji ulang faktor-faktor
perkembangan penghambat pertumbuhan danperbaikkan dari lesi.
pertumbuhan jaringan
Lakukan itervensi Perawatan ditempat khusus untuk mencegah infeksi.
untuk mencegah Monitor dan evaluasi adanya tanda dan gejala
komplikasi komplikasi.pemantauan yang ketat terhadap tenda-
tanda vital dan pencatatan setiap perubahan yang
serius pada fungsi repiratorius, renal, atau
gastrointestinal dapat menditeksi dengan cepat
dimulainya suatu infeksi. Tindakan asepsis yang mutlak
harus selalu dipertahankan selama pelaksanaan
perawatan kulit yang rutin. Memcuci tangan dan
menggunakan sarung tangan steril ketikan dilaksankan
prosedur tersebut diperlukan setiap saat.ketika
keadaannya meliputi bagian tubuh yang luas, pasien
harus dirawat dalam sebuah kamar pribadi untuk
mecegah kemugkinan infeksi silang dari pasien-pasien
lain. Pada penunjung harus mengenakan pakaian
pelindung dan mencuci tangan mereka sebelum
meyentuh pasien. Orang-orang yang menderita penyakit
menular tidak boleh mengunjingi pasien sampai mereka
sudah tidak lagi berbahaya bagi kesehatan pasien
tersebut.
Kolaborasi untuk Kolaborasi pemberian kostikosteroid misalnya metil
pemberian prednisolon 80-120 mg peroral (1,5-2 mg/Kg BB/hari)
kostikosteroid atau pemberian deksametaon injeksi (0,15-0,2 mg/Kg
BB/hari)
Kolaborasi untuk Pemberian antibiotik untuk infeksi dengan catatan
pemberian antibiotik menhindari pemberian sulfonamide dan antibiotik yang
sering juga sebagai penyebab SJS misalnya penisilin,
cephalosporin. Sebaiknya antibiotik yang diberikan
berdasarkan kultur kulit, mukosa, dan sptum. Dapat
dipakai injeksi gentamisin 2-3 x 80 mg iv (1-1,5 mg/Kg
BB/kali (setiap pemberian) )
b) Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh intake tidak ad kuat respons
sekunder dari kerusakan krusta pada mukosa mulut.
Tujuan:dalam waktu 5x24 jam setelah diberikan asupan nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria evaluasi :
Pasien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat.
Pernyataan motifasi kuat untuk memenuhi keutuhan nutrisinya.
Penurunan berat badan selama 5x24 jam tidak melebihi dari 0,5 kg.
Intervensi Rasional
Kaji status nutrisi Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk
pasien, turgor kulit, menetapkan pilihan intervensi yang tepat. Berat
berat badan dan derajat badan pasien di timbang setiap hari (jika perlu
penurunan berat badan, gunakan timbangan tempat tidur). Lasi oral dapat
integritas mukosa oral, mengakibatkan disfagia sehingga memerlukan
kemampuan menelan, pemberian makanan melalui sonde atau terapi nutrisi
serta riwayat parenteraltotal. Formula enteral atau suplemen
mual/muntah enteral yang di programkan diberikan melalui sonde
sampai pemberian peroral dapat di toleransi.
Penghitungan jumlah kalori perhari dan pencatatan
semua intake, serta output yang akurat sangat
penting.
Evaluasi adanya alergi Beberapa pasien mungkin mengalami alergi terhadap
makanan dan beberapa komponen makanan tertentu dan beberapa
kontraindikasi makanan penyakit lain, seperti diabetes melitus, hipertensi,
gout, dan lainnya yang memberikan menifestasi
terhadap persiapan komposisi makanan yang akan
diberikan.
Fasilitasi pasien Memperhitungkan keinginan individu dapat
memperoleh diet biasa memperbaiki asupan nutrisi.
yang disukai pasien
(sesuai indikasi)
Lakukan dan ajarkan Menurunkan rasa tak enak karena sisa makanan atau
perawatan mulut bau obat yang dapat merangsang pusat muntah.
sebelum dan sesudah
makan, serta sebelum
dan sesudah
intervensi/pemeriksaaan
peroral
Fasilitasi pasien Asupan minuman mengandung kafein dihindari
memperoleh diet sesuai karena kafein adalah setimulan sistem saraf pusat
indikasi dan ajurkan yang meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi
menghindari asupan pepsin.
dari agen iritan
Berikan makan dengan Pasien dapat berkonsentrasi pada mekanisme
perlahan pada makanan tanpa adanya distraksi/gangguan dari luar.
lingkungan yang tenang
Ajurkan pasien dan Meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan
keluarga untuk asupan nutrisi sesuai dengan tingkat toleransi
berpartisipasi dalam individu.
pemenuhan nutrisi
Kolaborasi dengan ahli Merencanakan diet dengan kandungan nutrisi yang
gizi untuk menetapkan adekuat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
komposisi dan jenis diet energi dan kalori sehubungan dengan status
yang tepat hipermetabolik pasien.
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas, adanya port de entree
pada lesi.
Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :
o tidak ada tanda – tanda infeksi ( rubor , kalor , dolor , fungsio laesa )
o tidak timbul luka baru
intervensi rasional
monitor TTV Deteksi dini terhadap perkembangan kondisi pasien
dan adanya tanda-tanda infeksi.
kaji tanda – tanda Mengidentifikasi kondisi luka yang terbebas dari
infeksi infeksi
motivasi pasien untuk Asupan karbohidrat & protein yang tinggi dapat
meningkatkan nutrisi mempercepat penyembuhan dan memperbaiki
TKTP jaringan yang rusak
jaga kebersihan luka Daerah luka yang kotor mempermudah penyebaran
infeksi
kolaborasi pemberian Dugaan adanya infeksi/terjadinya lesi yang parah dan
antibiotik Menurunkan resiko penyebaran bakteri.
intervensi rasional
Ganti pakaian yang Untuk melindungi klien dari kuman dan meningkatkan
kotor dengan yang rasa nyaman
bersih.
Berikan HE pada klien Agar klien dan keluarga dapat termotivasi untuk
dan keluarganya menjaga personal hygiene.
tentang pentingnya
kebersihan diri.
Berikan pujian pada Agar klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif
klien tentang dalam kebersihan
kebersihannya.
Bimbing keluarga klien Agar keterampilan dapat diterapkan
memandikan / menyeka
pasien
Bersihkan dan atur Klien merasa nyaman dengan tenun yang bersih
posisi serta tempat tidur serta mencegah terjadinya infeksi.
klien.
f) Gangguan gambaran diri (citra diri) berhubungan dengan perubahan struktur kulit,
perubahan peran keluarga.
Intervensi Rasional
Dorong pasien untuk membantu pasien untuk menyadari perasaannya
mengekspresikan yang tidak biasa
perasaan khususnya
mengenai pikiran,
perasaan, pandangan
dirinya.
Catat prilaku menarik Dugaan masalah pada penilaian yang dapat
diri. Peningkatan memerlukan evaluasi tindak lanjut dan terapi yang
ketergantungan, lebih ketat.
manipulasi atau tidak
terlibat pada perawatan.
Pertahankan Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima
pendekatan positif perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri
selama aktivitas sendiri.
perawatan.
TONSILITIS
3. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah deskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan oleh pasien dan
atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan/perencanaan keperawatan dipilih untuk
membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan dan tujuan pemulangan (Doenges, 2000).
b. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan pembatasan pemasukan: mual, anoreksia, letargi
- Antidiarea, misal: difenik-silat (Lomotil), loperamid Imodium, paregoric atau antipasmodik, misal:
mepen-zolat, bromide (Cantil) - Menurunkan jumlah dan keenceran feses; mungkin mengurangi kejang
usus dan peristalis. Catatan : Antibiotik mungkin digunakan untuk mengobati diare jika disebabkan oleh
infeksi
- Antipiretik, misal: asetaminofen (Tylenol) - Membantu mengurangi demam dan respons
hipermetabolisme, menurun-kan kehilangan cairan tak kasan mata
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah
Intervensi Rasional
- Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan dan menelan - Lesi mulut, tenggorokan dan implamasi
pada tonsil dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk makan
- Timbang berat badan sesuai kebutuhan. Evaluasi berat badan dalam hal adanya berat badan yang tidak
sesuai. Gunakan serangkaian pengukuran berat badan dan antropometri - Indikator kebutuhan
nutrisi/pema-sukan yang adekuat
- Hilangkan rangsangan lingku-ngan yang berbahaya atau kondisi yang membentuk reflek gagal -
Mengurangi stimulus pusat muntah di medulla
- Berikan perawatan mulut terus menerus, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari obat kumur yang
mengandung alkohol - Mengurangi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan mual/muntah, lesi,
oral, pengeringan mukosa. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan
Rencanakan diit dengan pasein/ orang terdekat: Jika memung-kinkan, sarankan makanan dari rumah.
Sediakan makanan yang sedikit tapi sering berupa makanan pada nutrisi, tidak bersifat asam dan juga
minuman dengan pilihan yang disukai pasien. Mendorong konsumsi makanan berkalori tinggi, yang
dapat merangsang nafsu makan. Catat waktu, kapan nafsu makan menjadi baik dan pada waktu itu
usahakan untuk menyajikan porsi makan yang lebih - Melibatkan pasien dalam memberikan perasaan
kontrol lingkungan dan mungkin meningkatkan pemasukan. Memenuhi kebutuhan akan makanan non
institusional mungkin juga meningkatkan pemasukan
- Berikan obat yang antiemetik misal: Ranitidin - Mengurangi insiden muntah, meningkatkan fungsi
gaster
- Berikan suplemen vitamin - Kekurangan vitamin terjadi akibat penurunan pemasukan makanan dan
ataun kegagalan menguyah dan absorpsi dalam sistem gastrointestinal
- Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi - Suhu ruangan/jumlah
selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
- Berikan kompres mandi hangat - Dapat membantu mengurangi demam
- Berikan antipiretik, misal: paracetamol, asetaminofen - Digunakan untuk mengurangi demam dengan
aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi
pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi
e. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
f. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi atau imflamasi: rasa sakit pada jaringan
tonsil.