AKADEMI KEPERAWATAN
GUNUNG MARIA
TOMOHON
2020
Dosen Pembimbing :
Sr. Francilia Petra Garesso. SJMJ. S.Kep., Ns
Oleh :
Nama : Tekla Mila
Nim : 2018
LANDASAN TEORITIS
GANGGUAN OKSIGENASI
A. DEFINISI
Oksigenasi adalah proses perubahan O2 dalam sistem (kimia atau fisika) O2
merupakan gas tidak beracun dan tidaka berwarna yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolism sel. Sebagai hasil, terbentuklah carbon dioksida, energi dan air.
Akan tetapi perubahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak ang cukup bermakna terhadap aktivitas sel.
Oksigen adalah kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia dalam tubuh,
oksigenasi berperan penting dalam peoses metabolism sel.
B. FUNGSI PERNAPASAN
Pernapasan atau respirasi adalah proses perukaran gas antara individu dan lingkungan.
Faktor utama pernapasan adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-
sel. Tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat bernapas, tubuh
mengambil O2 dari lingkungan untuk diangkat oleh darah keparu-paru untuk dibuang
kelingkungan karena tidak bergna lagi bagi tubuh.
C. KEBUTUHAN OKSIGENASI
Kapasitas (daya muat) udara dalam paru-paru adalah 4-500=5000 ml (4,5-51) udara yang
diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10% (<500 ml), yakni yang dihiru (inspirasi) danyang
dihembuskan (ekskresi) pada pernapasan napas biasa.
E.FISIOLOGI PERNAPASAN
PERNAPASAN EKSTERNAL
Pernapasan eksternal (pernapasan pulmonalis ,engacu pada keseluruhan proses
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh, secara
umum proses ini berlangsung dalam tiga langka yakni ventilasi pulmonal gas
alveoli serta transport oksigen dan CO2
1. Ventilasi pulmonie
Saat bernapas udara berganti masuk keluar paru melalui proses ventilasi
sehimgga terjadi pertukaran gas antara lingkungan alveolus dan eksternal.
Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, jalan napas yang tidak
bersih sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga torals yang
mampu mengembang dan berkontrasi dengan baik komplikasi paru yang
adekuat.
2. Pertukaran gas alveoli
Setelah oksigen masuk memasuki alveolus proses pernapasan berikutnya
adalah divusi O2 dan alveolus kepembuluh fdarah pulmonalis. Divusi adalah
pergerakan molekul dari areah berkonsentrasi atau pertekanan hingga keareah
berkontraksi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung dialveolus dan
membrane kapiler dipengaruhi oleh ketebaan membran tekanan gas.
3. Transper Oksigen dan Carbondioksida
4. Tahap ketiga dari prosespernapasan dalah transport gas pernapasan pada
proses ini oksigen diankut dari paru menuju jaringan dan CO2 diangkut dari
jaringan menuju paru
a. Transport O2proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru
normalnya sebagai oksigen berkaitna lemah dengan hemoglobin dan
ankut keseluruh jaringan dalam bentuk oksigen emoglobia dan sisanya
terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh jumlah ventilasi
(jumlah O2 yang masuk keparu) dan perfusi (alairan darah) keparu dan
jaringan kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh
jumlah O2 dalam plasma jumlah, hemoglobia (hb) dan ikatan O2 dan
Hb
b. Transport CO2
c. Carbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus
diproduksi dan diangkut dan menuju keparu dalam tiga cara
1) Sebagian besar carbon dioksida 70% diangkut dalam sel darah
merah dalam bentuk trikarbonat HCO3 (2) sebanyak 23%
karbon dioksida berkaitan dengan hemoglobia membentuk
karboninehemoglobi (HBCO3) (3) sebanyak 7% diangkut
dalam bentuk larutan didalam plasma dan dalam bentuk asam
karbonat.
PERNAFASAN INTERNAL
Pernafasan internal (pernafasan jaringan mengacu pada proses
metabolism intrasl yang berlangsung dalam mitokordia yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses
penyerapan energi molekul nutrient pada proses ini darah yang
banyak mengandung oksigen dibawah keseluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik dan sel jaringan, seperti dikapiler
paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti
penurunan gradient tekanan parsial.
LANDASAN TEORITIS
COPD
A. Defenisi
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD). Atau Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK) adalah gangguan progresif lambat kronis ditandai oleh obstruksi
saluran pernafasan yang menetap atau sedikit reversibel, tidak seperti obstruksi
saluran pernafasan reversibel pada asma. (Davey, 2003)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik adalah sejumlah gangguan yang mempengaruhi
pergerakan udara dari dan ke luar paru. Gangguan yang penting adalah bronkitis
obstruktif, efisema, dan asma bronkial. (Muttaqin, 2008).
B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
a. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi).Di dalamnya terdapat bulu-
bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang
hidung.
b. Faring
Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan
makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan
dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan
dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang
(ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).
c. Laring
Organ dengan dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. terletak antara faring dan trakea.
Dinding di bentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus ekstrinsik mengikat laring
pada tulang hyoid. Muskulus instrinsik mengikat laring dan tulang tiroid dan krikoid
berhubungan dengan fonasi, lapisan laring merupakan epitel bertingkat silia. Epiglottis
memiliki epitel selapis gepeng, tidak ada kelenjar , fungsi laring untuk membentuk suara, dan
menutup trakea pada saat menelan (epiglottis) ada dua lipatan mukosa yaitu pita suara (lipat
vestibular) dan pita suara (lipat suara). Celah diantara pita suara di sebut rima glottis. Pita suara
palsu terdapat mukosa dan lamina propria, pita suara terdapat jaringan elastis [adat, otot suara
( otot rangka ) vaskularisasi A.V laryngealaringealis media dan inferior inervarsi N laringealis
superior
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16
sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf
C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya
bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cm dan di belakautama trakea disebut bronki
ng terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
lobar bronki segmental bronki subsegmental. Struktur bronkus primer mirip dengan Cabang
utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki primer bercabang menjadi bronki
lobar bronki segmental bronki subsegmental, struktur bronkus primer mirip dengan trakea
hanya cincin berupa lempeng tulang rawan tidak teratur. Makin ke distal makin berkurang, dan
pada bronkus subsegmental hilang samasekali, otot polos tersusn atas anyaman dan spiral,.
Mukosa tersusun atas lipatan memanjang, epitel bronkus : kolumar bersilia dengan banyak sel
goblet dan kelenjar submucosa, lamina proparia : serat reticular, elastin, limfosit, sel mast
eosinophil.
Cabang
Bronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang
terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa
dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan
ke samping ke arah tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari
pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih
panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2
cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus
(bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat
gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.
Bronkus pulmonaris,trakea terbelah menjadi dua bronkus utama : bronkus ini
bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-
paru,bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting lagi banyak sekali. Saluran
besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai
diinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium
bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus terminalis masuk kedalam
saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai
berubah sifatnya : lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih.
Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan didalam dindingnya dijumpai kantong-
kantong udara itu . kantong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel
epitelium pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara suatu
jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun
terjadi.Pembuluh darah dalam paru-paru. Arteri pulmonaris membawa darah yang sudah
tidak mengandung oksigen dari ventikel kanan jantung ke paru-paru; cabangcabangnya
menyentuh saluran-saluran bronkial, bercabang-cabang lagi sampai menjadi arteriol
halus; arteriol itu membelah belah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit , maka praktis dapat dikatakan sel-sel
darah merah membuat garis tungggal. Alirannnya bergerak lambat dan dipisahkan dari
udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas
berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernafasan.Kapiler paru-paru
bersatu dan bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua
vena pulmonaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke
atrium kiri jantung untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta.
f. Paru-paru
Paru-paru ada dua, merupakan alat pernfasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta
pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam media stinum.
Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan
sedikit muncul lebih tinggi daripada clavikula didalam dasar leher. Pangkal paru-paru
duduk diatas landae rongga thoraks,diatas diafraghma. Paru-paru mempunyai
permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memutar tampuk
paruparu, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang,dan sisi depan yang menutup
sebagian sisi depan jantung.Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh
fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap
lobus tersusun atas lobula. Jaringan paruparu elastis,berpori, dan seperti spons.
2. Fisiologi pernafasan
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondoksida . pada pernafasan
melalui paru-paru atau pernafasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut
pada waktu bernafas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan
dapat behubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris.Hanya satu lapisan
membran, yaitu membran alveoli kapiler,yang memisahkan oksigen dari darah.
Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan
dibawa ke jantung. Dari sini dipompa didalam arteri kesemua bagian tubuh. Dan
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini
hemoglobinnya 95% jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru,karbondioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler kapiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa bronkial
dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.Empat proses yang
berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna :
1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah
datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah
CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah.
Hal ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernafasan. Penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut
lebih banyak O2.
Pernafasan jaringan atau pernafasan interna,darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat.
berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi, yaitu
karbondioksida.Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan eksterna dan pernafasan
interna atau pernafasan jaringan. Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan
mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk
pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru,besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500 ml
sampai 5000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini,
kira-kira 1/10-nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air ), yaitu yang
dihirup masuk dan diembuskan keluar pada pernafasan biasa dengan tenang.Kapasitas
vital,volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan
napas paling kuat disebut kapasitas paruparu. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada
seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan ,3-4 liter. Kapasitas itu
berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti
paru-paru), dan kelemahan otot pernafasan.
C. Etiologi
(PPOK) adalah :
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
Pada bronkitis kronik terjadi penyempitan saluran nafas. Penyempitan ini dapat
mengakibatkan obstruksi jalan nafas dan menimbulkan sesak. Pada bronkitis kronik,
saluran pernafasan kecil yang berdiameter kurang dari 2 mm menjadi lebih sempit.
Berkelok-kelok, dan berobliterasi. Penyempitan ini terjadi karena metaplasia sel goblet.
Saluran nafas besar juga menyempit karena hipertrofi dan hiperplasi kelenjar mukus. Pada
emfisema paru penyempitan saluran nafas disebabkan oleh berkurangnya elastisitas paru-
paru. (Mansjoer, 2001)
Pada emfisema beberapa faktor penyebab obstruksi jalan nafas yaitu: inflamasi dan
pembengkakan bronki, produksi lendir yang berlebihan, kehilangan rekoil elastik jalan
nafas, dan kolaps bronkiolus serta redistribusi udara ke alveoli yang berfungsi. Karena
dinding alveoli mengalami kerusakan, area permukaan alveolar yang kontak langsung
dengan kapiler paru secara kontinu berkurang mengakibatkan kerusakan difusi oksigen.
Kerusakan difusi oksigen mengakibatkan hipoksemia. Pada tahap akhir, eliminasi
karbondioksida mengalami kerusakan mengakibatkan peningkatan tekanan karbon dalam
darah arteri (hiperkapnia) dan menyebabkan asidosis respirastorius individu dengan
emfisema mengalami obstruksi kronik kealiran masuk dan aliran keluar dari paru. Untuk
mengalirkan udara ke dalam dan ke luar paru-paru, dibutuhkan tekanan negatif selama
inspirasi dan tekanan positif dalam tingkat yang adekuat harus dicapai dan dipertahankan
selama ekspirasi.
(Mansjoer, 2001) (Diane C. Baughman, 2000)
1. Batuk
Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulent atau
mukopurulen
2. Sesak
F. Penatalaksanaan
adalah:
memperpanjang usia pasien dengan gagal nafas kronis (yaitu pasien dengan PaO2
sebesar 7,3 kPa dan FEV 1 sebesar 1,5 L).
d. Rehabilitasi paru (khususnya latihan olahraga) memberikan manfaat simtomatik
2002)
2. Penatalaksanaan keperawatan
(Doenges, 2000)
G. Komplikasi
4. bronkhitis
penyakit-paru-obstruktif-kronik
http://www.google.co.id/imgres?q=.http://medianers.blogspot.com/2011/08/anfis
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR KONSEP
DAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PENYAKIT “COPD AKUT”
PADA Tn A.M DI RUANG RAWAT INAP St. MARIA
RSU. GUNUNG MARIA TOMOHON
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Pasien
Nama (initial) : Tn A.M
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak :1
Agama/Suku : Protestan/Minahasa Selatan
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat Rumah : Tarout Minsel
b. Penanggung jawab
Nama : F.M
Umur : 18 Tahun
Alamat : Torout Minsel
Hubungan dengan pasien : Cucu
c. Data Medik
Diagnosis Medik
Saat Masuk : COPD Akut
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sesak nafas, batuk
2. Keadaan Umum
a. Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit sedang
Kesimpulan :
e. Suhu : 36.7oc
f. Lokasi : Axsila
g. Pernapasan : 29x/menit
Irama : cepat
Jenis : toraks
h. Nadi :129x/menit
Irama : tidak teratur (cepat)
Kekuatan : kuat
i. a.Tinggi badan : 162cm
b.Berat Badan : 82kg
Indeks Massa Tubuh (IMT )
BB 86
= = 25,3 kg
TB² 162+162
3. Genogram
Kesimpulan:
Laki-Laki
Perempuan
Laki-Laki meninggal
Perempuan Meninggal
Suami istri
Keluarga
c. Mata
Tampak tidak ada edema pada palpebral,tidak ada anemis pada konjungtiva dan
sklera serta refleks terhadap cahaya.
d. Hidung
Bentuk sputum normal, memiliki bulu hidung dan tidal memiliki secret serta
radang.
e. Telinga
Telinga pasien tampak simetris, canalis bersih dan membrane tympani yang utuh
karena memantulkan reflek cahaya politzer. Tampa tidak ada peradangan dan
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
f. Mulut/Gigi
Mulut pasien berbau, tidak ada radang pada mucosa dan tidak aphtea. Lidah
pasien tampak bersih dan gigi geligi memiliki sisah makanan.
g. Leher/Tenggorokan:
Saat di inspeksi dan di palpasi pasien memiliki kelenjar tyroid
h. Abdomen/Ginjal:
Abdomen pasien tampak membuncit dan saat di palpasi tidak ada nyeri tekan
i. Ekstremitas Atas:
Pasien mampu mengangkat dan menahan tekanan yang ringan dikedua tangannya
tetapi mengalami tremor
j. Ekstremitas Bawah:
Kedua kaki pasien mampu mengangkat dan menahan tekanan yang ringan
tetapimengalami tremor
k. Genetalia dan Anus: tidak di kaji
l. Uji Keseimbangan:
Kekuatan otot kedua tangan seimbang atau sama
Kekuatan otot kedua kaki seimbang sama
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium hasil analisa satuan nilai normal
Hematologi
Leukosit 10,1^ 10^3 ol 5-1
Hemoglobin 79,2 % 36-56
Hematoksid 4,44 10^6/oL 4-5
Esitrosit 83,3 FL 80-86
MCU 29,7 pg 28-33
MCHC 33,7 9/dc 33-39
Hitung jenis
Netrofil 93,3 % 50-10
Limfosit 6,0 % 20-40
Monosit 0,7 % 2-8
Trombosit 204 10^3/ol 100-400
3. Klasifikasi Data
a. Data subjektif
Pasien mengatakan sesak nafas, batuk
Pasien mengatakan muntah 4x
b. Data Objektif
Keadaan lemah, keadaan compass mentis
TD : 130/90
Nadi : 129x/menit
Respirasi : 27/menit
Suhu : 36,7◦c
Terpasang O² 4 liter
ANALISIS DATA
1. Do
2. Terjadi reaksi
peradangan
Kesehatan lemah,
keadaan compass mentis
Penumpukan sputum
dijalan nafas
Ndx :
Ketidakefektivan jalan
nafas berhubungan
dengan mucus yang
berlebih
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan mucus yang berlebih
2) Anjurkan 2) Selasa/17-11
DS : 2) Agar
pasien 12:00 menganjurkan 2020
pasien
Pasien
makan mempinyai pasien untuk S : Pasien
mengatakan sedikit tenaga
minum makan dan mengatakan
muntah 4x
sedikit demi minum muntah
DO : sedikit berkurang 2x
Kesehatan O :pasien
lemah, keadaan tampak mulai
compass mentis
nafsu makan
TD : 130/90 A : masalah
Nadi : muntah belum
129x/menit teratasi
Respi :
27/menit
Suhu : 36,7◦c
Terpasang O² 4
liter