Anda di halaman 1dari 9

VASKULITIS

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 3 :
 Daniel Fransisco
 Farhandhika Wahyu D
 Riska Yolanda
 Jesica Tiarti
 Vinny Lauren
 Triwulan D
 Nova Mardiana

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan


nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
dari mata kuliah IMUNOLOGI dari dosen kami Ibu Herviani Sari
dengan judul “vaskulitis”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vaskulitis merupakan suatu proses klinis dan patologi yang disebabkan oleh
inflamasi pada pembuluh darah. Proses inflamasi ini dapat mengenai baik arteri
maupun vena, dalam berbagai ukuran, dari kapiler sampai aorta.banyak
penyakit yang  berhubungan dengan vaskulitis, tetapi terdapat kelompok
penyakit dengan vaskulitis sebagai gambaran primer (vaskulitis sistemik
primer). Sebagai suatu penyakit sendiri, vaskulitis pertama kali ditemukan oleh
Kussmaul dan Maier pada tahun 1866. Walaupun prevalensi vaskulitis belum
banyak di laporkan, tetapi penyakit ini dapat di jumpai seiring dengan kemajuan
pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan imunologi lainnya. Vaskulitis baru
di curigai bila di jumpai gejala yang tidak dapat di terangkan dengan keadaan
iskemia pada kelompok usia muda dan di tentukan kelainan  berbagai organ,
neuritis atau adanya kelainan pada kulit.Berbagai ahli mengemukakan criteria
diagnostic vaskulitis agar penyakit tersebut mudah diketahui supaya pengobatan
dapat dilakukan lebih dini. Disebut vaskulitis primer bila kumpulan gejala
(sindrom) yang ditemukan tidak diketahui penyebabnya dan ini merupakan
kelompok terbanyak, sedang vaskulitis sekunder penyebabnya dapat diketahui,
missal oleh karena infeksi, virus, tumor dan kerusakan pembuluh darah akibat
obat.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari vakulitis.
2. Mengetahui patologis dari vaskulitis.
3. Mengetahui gejala dari vaskulitis.
4. Mengetahui manifestasi dari vaskulitis.
5. Mengetahui penanganan vaskulitis oleh fisioterapi

BAB. II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Vaskulitis
Vaskulitis adalah sebuah istilah yang terkait dengan kelompok penyakit
heterogen yang mengakibatkan peradangan pembuluh darah. Pembuluh darah
yang dimaksud adalah system vaskular yang terdiri dari arteri yang membawa
darah penuh oksigen ke  jaringan tubuh dan enayang membawa kembali darah
kurang oksigen dari jaringan ke  paru-paru. Vaskulitis dapat mengenai vena,
arteri maupun kapiler. Peradangan pada arteri disebut arteritis sedangkan
peradangan pada vena disebut phlebitis. Vaskulitis mengacu pada sekelompok
heterogen gangguan yang ditandai oleh kerusakan inflamasi pembuluh darah.
Kedua arteri dan vena yang terpengaruh. Lymphangitis kadang-kadang
dianggap jenis vaskulitis. Vaskulitis terutama karena migrasi leukosit dan
kerusakan yang dihasilkan.Meskipun kedua terjadi pada vaskulitis,  peradangan
pembuluh darah (flebitis) atau arteri (arteritis) sendiri adalah entitas yang
terpisah. Vaskulitis adalah suatu kumpulan gejala klinis dan patologis yang
ditandai dengan adanya proses inflamasi dari nekrosis dinding pembuluh darah.
Pembuluh darah yang terkena dapat arteri atau vena dengan berbagai ukuran.
Vaskulitis merupakan proses  patologis yang ditandai dengan adanya
peradangan dan nekrosis dari pembuluh darah  baik arteri kecil atau besar
maupun vena.Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah. Vaskulitis
adalah proses kliniko patologi dicirikan oleh peradangan dan kerusakan
pembuluh darah. Lumen pembuluh darah biasanya turut serta, dan ini dikaitkan
dengan iskemia jaringan yang dipasok oleh pembuluh darah yang terlibat.
Sebuah kelompok yang luas dan heterogen dari sindrom merupakan hasil dari
proses ini, karena setiap  jenis, ukuran, dan lokasi pembuluh darah mungkin
terlibat. Vaskulitis dan konsekuensi-konsekuensinya mungkin manifestasi
utama atau satu-satunya penyakit; alternatif lain, vaskulitis dapat menjadi
komponen sekunder primer lain penyakit. Vaskulitis bisa terbatas pada satu
organ tunggal, seperti kulit, atau mungkin secara simultan melibatkan  beberapa
sistem organ. Klasifikai ciri utama dari sindrom vaskulitis sebagai sebuah
kelompok adalah kenyataan bahwa ada banyak heterogenitas pada saat yang
sama karena ada tumpang tindih cukup besar di antara mereka. Sifat
heterogenitas dan tumpang tindih ini disamping kurangnya pemahaman tentang
pathogenesis sindrom ini telah menjadi halangan besar untuk pengembangan
sebuah sistem yang koheren dalam klasifikasi untuk penyakit ini

BAB III
ISI
Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah yang menyebabkan
perubahan pada dinding pembuluh darah. Perubahan yang dapat terjadi pada
dinding pembuluh darah antara lain penebalan, penyempitan, pelemahan, dan
munculnya bekas luka. Perubahan tersebut dapat menghambat aliran darah, dan
mengakibatkan kerusakan pada organ dan jaringan tubuh.

Penyakit yang juga dikenal dengan nama angiitis atau arteritis ini memiliki
beberapa jenis yang jarang terjadi. Di antara jenis vaskulitis tersebut, ada yang
menyerang satu organ tertentu saja, seperti otak, mata, atau kulit. Namun, ada
juga jenis yang menyerang banyak organ sekaligus.

3.1 Jenis Vaskulistis


Dari beberapa jenis vaskulitis, ada yang gejalanya ringan dan tidak memerlukan
pengobatan. Ada juga yang gejalanya parah dan berdampak pada organ penting
di tubuh. Gejala yang dirasakan juga bisa berlangsung singkat (akut) atau dalam
jangka panjang (kronis). Beberapa jenis vaskulitis tersebut adalah:

 Giant cell arteritis


 Arteritis Takayasu
 Cryoglobulinemia
 Granulomatosis Wegener
 Henoch-Schonlein purpura
 Penyakit Buerger
 Penyakit Kawasaki
 Poliangiitis mikroskopik
 Poliarteritis nodosa
 Sindrom Behcet
 Sindrom Churg-Strauss
 Vaskulitis hipersensitif

3.2 Gejala Vaskulitis


Gejala vaskulitis sangat beragam, berhubungan dengan berkurangnya aliran
darah ke tubuh. Gejala vaskulitis yang dapat dirasakan para penderitanya
adalah:

 Pegal-pegal
 Berkeringat di malam hari
 Tubuh mudah lelah
 Muncul ruam
 Demam
 Gangguan sistem saraf, seperti kebas
 Berat badan turun
 Sakit kepala

Gejala lain yang berhubungan dengan jenis vaskulitis yang lebih spesifik
adalah:

 Giant cell arteritis - sakit kepala, nyeri pada kulit kepala, nyeri rahang,
dan gangguan penglihatan hingga kebutaan akibat pembengkakan
pembuluh darah arteri di kepala.
 Arteritis Takayasu - nyeri sendi, hilang nafsu makan, demam, tekanan
darah tinggi, berkeringat di malam hari, gangguan penglihatan, denyut
nadi lemah, dan sakit kepala.
 Cryoglobulinemia - ruam, nyeri sendi, lemas, kebas dan kesemutan akibat
adanya protein yang tidak normal di dalam aliran darah.
 Granulomatosis Wegener - hidung tersumbat, infeksi sinus, mimisan, dan
batuk darah.
 Henoch-Schonlein purpura - nyeri perut, darah pada urine, nyeri sendi,
dan ruam pada bokong atau kaki bagian bawah, akibat pembengkakan
pembuluh darah kapiler di kulit, sendi, usus, dan ginjal.
 Penyakit Buerger - nyeri di area tangan dan kaki akibat peradangan dan
bekuan darah pada pembuluh darah di area tersebut.
 Penyakit Kawasaki - demam, ruam, dan ruam pada mata.
 Poliangiitis mikroskopik - nyeri perut, ruam, demam, nyeri otot dan berat
badan turun.
 Poliarteritis nodosa - ruam, nyeri pada otot dan sendi, lelah, nyeri perut
setelah makan, tekanan darah tinggi, dan gangguan ginjal.
 Sindrom Behcet - radang pada mata, tukak pada mulut dan kelamin serta
lesi mirip jerawat pada kulit, akibat peradangan pada pembuluh darah
arteri dan vena.
 Sindrom Churg-Strauss - nyeri saraf, perubahan warna kulit, serta gejala
seperti asma dan rinitis alergi. Kondisi ini jarang terjadi.
 Vaskulitis hipersensitif - bintik merah pada kulit, biasanya muncul pada
tungkai bagian bawah.
3.3 Penyebab Vaskulitis

Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab vaskulitis. Beberapa tipe
vaskulitis berhubungan dengan faktor genetik, sedangkan jenis vaskulitis lain
terjadi akibat gangguan sistem kekebalan tubuh yang berbalik menyerang
pembuluh darah. Gangguan sistem imun tersebut dapat dipicu oleh beberapa
kondisi, seperti:

 Reaksi tubuh terhadap obat-obatan.


 Infeksi, seperti hepatitis B dan hepatitis C.
 Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis, lupus, atau skleroderma.
 Kanker darah.

Pembuluh darah yang terkena vaskulitis akan melemah, sehingga mudah


berdarah atau meradang. Bila pembuluh darah meradang, maka dindingnya
akan menebal  dan membuat rongga pembuluh darah menyempit. Akibatnya,
jumlah darah yang menyuplai jaringan serta organ tubuh akan berkurang.

3.4 Diagnosis Vaskulitis


Untuk mendiagnosis vaskulitis, dokter akan menanyakan riwayat penyakit
pasien, diikuti dengan melakukan pemeriksaan fisik. Jika dicurigai menderita
vaskulitis, pasien akan dianjurkan menjalani beberapa tes lanjutan, seperti:

 Tes darah. Tes darah dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan


terjadinya peradangan.
 Tes urine. Tes urine bisa memberikan informasi apakah urine
mengandung sel darah merah atau protein yang terlalu tinggi.
 Tes pencitraan. USG, foto Rontgen, CT scan, PET scan, dan MRI, bisa
membantu dokter menentukan pembuluh darah atau organ yang terkena
vaskulitis, serta untuk mengetahui respons pasien terhadap pengobatan.
 Angiografi. Prosedur ini dilakukan agar dokter dapat melihat kondisi
dinding pembuluh darah.
 Biopsi. Dokter akan mengambil sampel jaringan pada bagian tubuh yang
terinfeksi, untuk diperiksa apakah terdapat tanda vaskulitis.
3.5Pengobatan Vaskulitis
Penanganan vaskulitis tergantung kepada hasil diagnosis dan organ yang
terkena dampak. Vaskulitis yang disebabkan oleh reaksi alergi umumnya akan
sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan. Namun, bila
vaskulitis sudah memengaruhi organ penting, seperti otak, paru, atau ginjal,
penanganan medis sangat diperlukan. Di antaranya:
Obat-obatan
Pengobatan yang dilakukan termasuk pemberian kortikosteroid, seperti
prednisone atau methylprednisolone. Perlu diketahui bahwa penggunaan obat
ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping, seperti diabetes
dan osteoporosis. Gunakan dalam dosis rendah bila harus mengonsumsi
kortikosteroid dalam jangka panjang.
Selain kortikosteroid, terdapat obat-obatan lain yang berfungsi menekan respons
sistem imun yang memicu kerusakan pembuluh darah, seperti
cyclophosphamide atau azathioprine. Selain itu, terapi biologis dengan
rituximab juga bisa diberikan.
Bedah
Pada beberapa kasus, vaskulitis dapat menyebabkan aneurisma atau
pembengkakan di pembuluh darah. Vaskulitis juga bisa membuat arteri
menyempit, sehingga menghambat aliran darah. Pasien dengan kedua kondisi di
atas memerlukan tindakan pembedahan.

3.6 Komplikasi Vaskulitis


Komplikasi akibat vaskulitis tergantung pada tipe vaskulitis dan tingkat
keparahan yang dialami. Selain itu, komplikasi juga bisa terjadi akibat efek
samping obat untuk vaskulitis. Beberapa komplikasi yang bisa dialami penderita
vaskulitis adalah:

 Penggumpalan darah dan aneurisma. Meski jarang, vaskulitis dapat


menyebabkan pembuluh darah membengkak sehingga mengganggu aliran
darah, dan menggumpal.
 Infeksi. Infeksi yang terjadi, seperti pneumonia dan sepsis, dapat
mengancam nyawa.
 Kerusakan organ. Vaskulitis yang terus memburuk, dapat menyebabkan
kerusakan pada organ-organ penting di tubuh.
 Gangguan penglihatan. Komplikasi ini umumnya terjadi pada giant cell
arteritis yang tidak ditangani.
BAB IV
KESIMPULAN

Vaskulitis merupakan suatu proses klinis dan patologi yang


disebabkan oleh inflamasi pada pembuluh darah. Proses
inflamasi ini dapat mengenai baik arteri maupun vena, dalam
berbagai ukuran, dari kapiler sampai aorta.Reaksi tubuh
terhadap obat-obatan.Infeksi, dan seperti hepatitis B dan
hepatitis C.

Anda mungkin juga menyukai