Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INFLAMMATORY BOWEL DISEASE


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
1. DESSY ANGGRAINI
2 . MULIANALISA
3 . NITA NATALIA BANGUN
4 .NOVISYAH DWITANTRI
5 . PUJI LESTARI
6 . RYAN SAMUEL MANURUNG
7. WIRNA INDRIYA SYAPUTRI
8 . ANNISA YUSAL ( TIDAK AKTIF)

INSTITUT KESEHATAN DELIHUSDA DELITUA PROGRAM


STUDI SARJNA FARMASI
T/A : 2018/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inflammatory bowel disease (IBD) atau yang juga dikenal
dengan nama penyakit radang usus (kolitis) adalah kondisi gangguan
yang menyebabkan sistem pencernaan jadi meradang. Sistem
pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus kecil,
dan usus besar. Mereka berperan untuk mengurai makanan,
mendapatkan nutrisi dari makanan, dan mengeluarkan produk sampah
yang tidak diperlukan

Ada tiga jenis radang usus yang paling umum. Jenis yang paling
umum dari penyakit radang usus adalah ulcerative colitis, pancolitis
dan penyakit Crohn.

1. Ulcerative colitis

Ulcerative colitis bisa dikelompokkan menurut lokasi peradangan


dan keparahan gejala:

 Ulcerative proctitis. Ini adalah jenis ulcerative colitis yang


paling ringan. Peradangannya sering terjadi di dekat anus.
 Proctosigmoiditis. Peradangan terjadi pada rektum dan ujung
bawah usus besar.
 Left-sided colitis. Peradangan meluas dari rektum melalui
sigmoid dan descending colon.
 a berbeda, tetapi biasanya menyerang ileum (bagian akhir usus
kecil) dan usus besar.

Jangan tertukar antara radang usus (IBD) dan sindrom iritasi usus
alias irritable bowel sydrome (IBS). IBS ditandai dengan kontraksi
abnormal dinding usus, sedangkan IBD mengacu pada kondisi yang
menyebabkan peradangan.
2. Pancolitis

Pancolitis adalah peradangan pada seluruh lapisan usus besar.


Pancolitis termasuk peradangan kronis, yang bisa menyebabkan
tumbuhnya bisul dalam usus atau malah membuat usus terluka.
Radang usus seringkali dikaitkan dengan usus buntu atau
inflammatory bowel disease (IBD). Namun ketika peradangan secara
spesifik hanya menyerang usus besar, kondisi ini disebut dengan
pancolitis.

Seiring waktu, peradangan pada lapisan usus menyebabkan


luka. Dinding usus kemudian kehilangan kemampuan untuk
mengolah makanan, sisa makanan untuk dibuang, dan menyerap air.
Hal ini menyebabkan diare. Luka kecil yang berkembang di usus
kemudian menyebabkan Anda mengalami sakit perut dan BAB
berdarah. Berkurangnya nafsu makan, kelelahan, dan penurunan berat
badan pada akhirnya dapat memicuanoreksia.

Gejala pancolitis

Gejala lain juga dapat dipengaruhi oleh peradangan usus besar


ini, termasuk nyeri sendi (biasanya di lutut, pergelangan kaki, dan
pergelangan tangan). Tak menutup kemungkinan gejala pancolitis
juga dapat memengaruhi mata. Jika tidak diobati dengan baik,
peradangan usus besar dapat menyebabkan komplikasi fatal seperti
perdarahan parah, perforasi usus (perlubangan usus), usus hipertrofik
(perenggangan usus), hingga radang selaput perut. Pancolitis juga
membuat Anda berisiko lebih tinggi untuk terkena kanker usus besar.

3. Penyakit Crohn

Penyakit chron adalah penyakit autoimun kronis menyebabkan


radang usus yang terjadi di sepanjang saluran pencernaan dari mulut
hingga anus. Akan tetapi, kondisi ini paling sering terjadi pada usus
halus (ileum) atau usus besar (kolon). Penyebabnya kemungkinan
besar karena reaksi sistem imun dan juga faktor keturunan.

Pada dasarnya kesehatan mental dan fisik sangat berkaitan.


Misalnya, saat Anda merasa gugup tak jarang Anda merasa mual
bahkan sakit perut. Nah, begitu pun dengan penyakit radang usus
yang disebabkan oleh gangguan autoimun atau yang disebut dengan
penyakit Crohn’s. Penelitian membuktikan penyakit Crohn
berhubungan erat dengan depresi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTKA

Tanda Dan Gejala Penyakit Radang Usus

Meskipun kondisinya sangat berbeda, baik ulcerative colitis,


pancolitis atau penyakit Crohn memiliki beberapa gejala yang sama:

 Nyeri perut dan kram


 Mual dan muntah
 Diare
 Perdarahan anus
 Kram atau kejang pada otot
 Penurunan berat badan
 Demam dan kelelahan
 Berkurangnya nafsu makan

Seiring waktu, peradangan pada lapisan usus menyebabkan luka.


Dinding usus kemudian kehilangan kemampuan untuk mengolah
makanan, limbah, dan menyerap air, sehingga menyebabkan diare.
Luka kecil berkembang di usus lalu menyebabkan sakit perut dan
darah dalam tinja Anda.

Hal ini dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, seperti mata,
kulit dan sendi. Penderita IBD dapat berlanjut menderita radang pada
mata, gangguan kulit, dan arthritis.

Mungkin ada saat-saat ketika gejala aktif dan saat-saat ketika


gejala hilang. Pada penyakit Crohn, 35% penderita yang sudah
sembuh mengalami 1 atau 2 kali kambuh dalam 5 tahun setelahnya.
Remisi penderita ulcerative colitis lebih tinggi, di mana 30% dari
orang dalam remisi akan mengalami penyakit aktif tahun depan.
Penyebab Dan Pemicu risiko Radang Usus

Tidak ada penyebab pasti dari penyakit radang usus. Beberapa


faktor dapat memicu atau membuat gejala memburuk. Dua penyebab
yang paling umum adalah kerusakan dan penurunan sistem kekebalan
tubuh.

 Sistem kekebalan tubuh tidak normal: Sistem kekebalan tubuh


menyerang lapisan usus bukan bakteri dan virus.
 Keturunan: Orang dengan anggota keluarga yang memiliki
kondisi ini sering memiliki penyakit radang usus.
 Menu makan: Menu makan yang tinggi protein daging dan ikan
dapat menyebabkan keracunan sel dan luka pada usus.
 Umur: IBD sering didiagnosis pada orang di bawah 35 tahun,
tetapi bisa terjadi pada siapa saja.
 Jenis kelamin: IBD dapat mempengaruhi kedua jenis kelamin.
Tetapi lebih banyak kasus ulcerative colitis terjadi pada laki-
laki, sementara penyakit Crohn lebih sering terjadi pada wanita.
 Merokok: Merokok meningkatkan risiko penyakit Crohn juga
membuat gejala lebih buruk. Namun, perokok cenderung
berkemungkinan lebih besar terkena ulcerative colitis dibanding
bukan perokok dan mantan perokok.
 Isotretinoin
o Tidak ada hubungan yang jelas antara IDB dan
isotretinion, tapi beberapa studi menunjukkan obat ini
menjadi faktor risiko. Isotretinoin biasanya digunakan
untuk mengobati kista atau jerawat.
 NSAIDS. Obat anti-inflamasi nonsteroidal seperti ibuprofen
(Advil, Motrin IB, dll), naproxen sodium (Aleve, Anaprox),
natrium diklofenak (Voltaren, Solaraze) dan lain-lain: Obat-obat
ini dapat meningkatkan risiko munculnya IBD atau
memperburuk penyakit IBD yang sudah ada
Penyebab radang usus berdasarkan jenisnya

Sebenarnya, bisa terjadi dalam beberapa jenis tergantung dengan


penyebabnya masing-masing. Apa saja jenis radang usus jika dilihat
dari penyebabnya?

1. Radang usus akibat infeksi

Kolitis adalah penyakit radang pada usus yang bisa disebabkan


oleh tiga jenis infeksi berikut ini.

 Bakteri. Sebagian besar, bakteri ini mencemari makanan


sehingga dapat masuk ke dalam peru Anda. beberapa jenis
bakteri yang menyebabkan radang usus adalah Campylobacter,
Shigella, E.Coli, Yersinia, dan Salmonella
 Virus, yang menyebabkan radang usus adalah cytomegalovirus,
yang biasanya menyerang orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah. Radang usus jenis ini, memang
agak jarang terjadi.
 Parasit, penyebab usus meradang yaitu giardia, yang masuk ke
dalam tubuh melalui air yang tercemar. Biasanya, parasit ini ada
di dalam air kolam renang, air sungai, hingga air danau,
sehingga sangat mudah menginfeksi tubuh orang yang suka
berkreasi ke tempat tersebut.

2. Radang usus akibat iskemik

Iskemik adalah kondisi di mana suatu jaringan tubuh mengalami


kerusakan sel, akibat tidak adanya aliran darah ke bagian jaringan
tersebut. Hal ini yang terjadi pada usus jika mengalami kolitis
iskemik. Dalam kondisi ini, radang dan luka muncul akibat gangguan
aliran darah ke bagian usus, sehingga usus tak mendapatkan makanan.
Lama-kelamaan, jaringan usus rusak dan muncul luka serta
peradangan. Orang yang berisiko untuk mengalami hal ini yaitu:
 Orang yang lanjut usia (lansia). Penuaan mengakibatkan aliran
darah sudah tak baik dan lancar lagi, selain itu, lansia yang
memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes, tekanan darah
tinggi, dan kolesterol tinggi memiliki peluang yang lebih tinggi
untuk mengalami kolitis iskemik.
 Pasien dengan atrial fibrilasi, yang memang memiliki gangguan
aliran darah di dalam tubuhnya
 Orang yang mengalami anemia atau tekanan darah rendah

3. Radang usus akibat inflammatory bowel syndrome (IBD)

Penyakit inflammatory bowel syndrome (IBD) atau iritasi usus


dapat menyebabkan penderitanya mengalami radang di bagian usus.
Masalah kesehatan ini berhubungan dengan gangguan autoimun.
Radang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh menyerang bagian
tubuhnya sendiri yang sehat dan akhirnya mengalami peradangan
usus. Kondisi ini yang terjadi pada penderita IBD yaitu kolitis
ulseratif dan penyakit Crohn.

4. Radang usus mikroskopik

Kondisi ini cukup jarang terjadi dan biasanya menyerang wanita


yang telah lanjut usia. Diduga kuat, penyakit ini diakibatkan oleh
genetik. Akan tetapi, penyebab pastinya belum diketahui. Gangguan
kesehatan ini menyebabkan penderitanya mengalami diare
berkepanjangan

5. Radang usus akibat alergi

Hati-hati, radang usus juga bisa disebabkan oleh alergi makanan


yang biasanya rentan terjadi pada bayi di bawah satu tahun. Ketika si
kecil alergi terhadap suatu makanan seperti susu sapi atau susu
kacang kedelai, maka tubuh akan mengeluarkan respon alergi dan
peradangan. Dalam kasus ini, yang meradang adalah usus.
Pengobatan Yang Harus Dijalani Jika Terkena Radang Usus

Pengobatan penyakit ini sebenarnya akan disesuaikan dengan


jenisnya masing-masing. Namun, beberapa pertolongan pertama yang
akan dilakukan adalah berupa pencegahan agar tubuh tak mengalami
dehidrasi dan memberikan obat untuk meringankan gejala.

1. Obat

Dokter Anda mungkin menyarankan obat-obatan untuk mengobati


peradangan dan mengurangi gejala radang usus. Obat-obatan yang
biasa digunakan adalah aminosalisilat, antibiotik (seperti
metronidazole, ciprofloxacin, rifaximin), obat-obatan kortikosteroid,
dan obat-obatan untuk mencegah diare maupun kram perut.

 Kolitis akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan cara


memberikan antibiotik
 Kolitis iskemik diobati dengan cara memberikan obat-obatan
yang membuat aliran darah kembali membaik. Pasien dengan
gangguan ini biasanya akan diberikan cairan yang lebih untuk
menghindari dehidrasi.
 Nyeri perut dan diare diatasi dengan cara pemberian obat
penghilang rasa sakit seperti paracetamol atauibuprofen.
Sementara obat yang digunakan untuk menghentikan diare salah
satunya adalah Loperamid.

Ada beberapa pengobatan untuk penyakit radang usus. Pengobatan


sering mulai dengan obat, atau mungkin perlu dilakukan operasi jika
obat-obatan tidak mempan.

2. Operasi

Operasi dapat digunakan untuk menyembuhkan kondis


ulcerative colitis. Namun, penyakit Crohn mungkin masih dapat
kembali walaupun dengan operasi.
Operasi penyakit Crohn tidak menyembuhkan kondisi.
Kebanyakan penderita penyakit Crohn membutuhkan setidaknya satu
operasi dalam pengobatan mereka. Operasi akan mengangkat bagian
yang rusak dari usus dan menghubungkannya dengan jaringan sehat.

Radang usus dapat menyerang siapa saja. Sayangnya, belum ada


obat untuk mengobati kondisi ini. Cara terbaik untuk mengobati
penyakit radang usus adalah mencegah kambuh dan mengontrol
gejala. Anda dapat menanyakan metode pencegahan dan memberitahu
setiap perubahan dalam menu makan Anda.

Mencegah kondisi kolitis

Untuk radang usus yang disebabkan oleh infeksi dan alergi


dapat dicegah, sedangkan radang usus akibat penyakit autoimun atau
genetik, belum diketahui bagaimana cara mencegahnya. Infeksi
penyebab radang usus bisa dicegah dengan cara menjaga kebersihan
makanan/minuman serta kebersihan diri. Sementara, untuk alergi
makanan sebaiknya hindari makanan yang dapat membuat alergi
muncul.

Hindari makanan yang akan membuat radang usus makin


memburuk

Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda hindari jika Anda


memiliki kondisi peradangan pada usus:

 Makanan pemicu dan makanan alergi: Penderita radang


usus sering memiliki makanan pemicu radang usus, yaitu
makanan yang bisa membuat gejala mereka lebih buruk.
Mereka mungkin juga memiliki makanan alergi, yaitu
makanan yang menyebabkan reaksi imun. Anda harus
menghindari makanan ini jika menderita radang pada usus.
 Buah-buahan dan sayuran (terutama buah berkulit):
Buah-buahan dan sayuran memiliki kandungan serat yang
tinggi. Perut Anda tidak dapat mencerna serat dan makan
makanan berserat tinggi dapat membuat gejala lebih buruk.
Anda dapat membuat buah dan sayur lebih mudah di makan
dengan dikukus, dipanggang, atau direbus.
 Serat. Umumnya, sayuran memiliki kandungan serat yang
lebih tinggi seperti dalam brokoli, kembang kol, kacang-
kacangan, biji-bijian, jagung, dan popcorn. Anda mungkin
akan diberi tahu untuk membatasi serat atau melakukan diet
rendah residu jika Anda mengalami penyempitan usus
(striktur).
 Kacang, plum, dan popcorn: Kacang, kacang-kacangan dan
biji penuh dengan nutrisi. Namun, mereka tinggi lemak dan
protein, yang buruk bagi pencernaan Anda yang terganggu.
Ditambah makanan tersebut keras, sulit dicerna sehingga
dapat mengiritasi perut Anda.
 Makanan tinggi lemak: Makanan berlemak, seperti
mentega, margarin, saus krim, dan makanan yang digoreng
dapat menyebabkan diare. Terutama jika Anda memiliki
penyakit Crohn, Anda tidak bisa mencerna lemak normal.
 Kafein dan alkohol: Alkohol dan minuman berkafein
memperparah diare, sedangkan minuman bersoda sering
menghasilkan gas. Cobalah untuk minum banyak cairan
setiap hari. Air adalah pilihan terbaik.
 Makanan pedas: Makanan pedas dapat membuat tanda-
tanda dan gejala lebih buruk.
 Produk susu: Bagi orang dengan intoleransi laktosa, susu
bukanlah pilihan. Namun, orang-orang penderita radang usus
juga melaporkan produk susu menyebabkan diare, sakit perut,
dan gas.
 Porsi makan yang besar: Anda mungkin akan merasa lebih
baik makan lima atau enam porsi kecil sehari ketimba dua
atau tiga porsi yang lebih besar.
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Appendicitis.


http://theeqush.wordpress.com/2009/06/10/apendisitis. diakses pada
tanggal 10 Mei 2019
Anonim. 2009. Appendicitis. http://jawatengah.go.id/profil kesehatan
sragen/html. diakses pada tanggal 10 Mei 2019.
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6.
Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan.Alih Bahasa Ester. Editor, Bahasa Indonesia : Yasmin
Asih.Jakarta: EGC.
Doengoes, Marlyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, alih Bahasa,
Imade Karyasa, Editor Bahasa Indonesia : Monica Ester, Edisi3. Jakarta:
EGC.
Injulfkua. http://injulfkua.blogspot.com/2009/03/appendicitis.html. diakses
pada tanggal 10 mei 2019.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI.Jakarta: Media
Aesculatius
Ovedoff, David. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.Siswono. 2006.
Penyakit Radang Usus Buntu. http://siswono.web.id/penyakit –radang –
usus-buntu–appendicitis.html. diakses pada tanggal 10 mei 2019.
Sjamsuhidajat, R. Win de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Susannec.2001.Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddart.
Edisi 8. Alih Bahasa : Monica Ester. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai