PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kolitis ulserativa adalah peradangan akut atau kronik pada kolon (usus besar). Karena
peradangan itu, terjadi kram perut, demam, dan diare berdarah. Peradangan itu dimulai di
rektum atau kolon sigmoid (ujung bawah dari usus besar) dan kemudian menyebar ke
sebagian atau seluruh bagian usus besar. Pada bagian yang meradang akan terjadi
pembengkakan. Kolitis di derita oleh siapa pun dan pada umur berapa pun. Tapi biasanya
mulai diderita pada umur 15-30 tahun dan bisa juga di atas 50 tahun.
Kolitis banyak ditemukan di Amerika dan Eropa dengan kondisi penderitaan pasien makin
lama makin berat. Insiden kolitis ulseratif di Amerika utara yaitu 10-12 kasus per 100.000 tiap
tahun, onset terjadi pada usia 15-25 tahun, dimana insiden pada wanita lebih besar daripada
laki-laki. Di Asia termasuk Indonesia prevalensi dan insiden kolitis masih rendah namun
cenderung meningkat. Meluasnya penggunaan alat endoskopi membuat pasien kolitis di
Indonesia, lebih banyak ditemukan. Penelitian yang dilakukan salah satu RS di Jakarta
mendapatkan hampir 20% kasus kolitis dari 107 pasien datang dengan keluhan diare kronik
non infeksi. Insiden kolitis ulseratif 6,8% dan penyakit Cohrn 5,5%.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui definisi, etiologi, faktor resiko, patofisiologi, manifestasi
klinis, pemeriksaan penunjang, pemeriksaan diagnostik, komplikasi dan diagnosa
keperawatan tentang kolitis ulseratifa.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Kolitis ulseratif adalah penyakit yang menyebabkan peradangan dan luka, yang disebut
borok, di lapisan rektum dan usus besar. Borok terbentuk peradangan telah membunuh sel-sel
yang biasanya garis usus besar, kemudian perdarahan dan menghasilkan nanah. Peradangan
dalam usus besar juga menyebabkan usus sering kosong, menyebabkan diare.
Ketika peradangan terjadi di rektum dan bagian bawah usus besar ini disebut ulseratif
proktitis. Jika seluruh kolon terkena disebut pancolitis. Jika hanya sisi kiri kolon terkena
disebut terbatas atau kolitis distal.
Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus (IBD), nama umum untuk penyakitpenyakit yang menyebabkan peradangan di usus halus dan usus besar. Ini bisa sulit untuk
mendiagnosis karena gejala yang mirip dengan gangguan usus lainnya dan jenis lain IBD
disebut penyakit Crohn. Penyakit Crohn berbeda karena menyebabkan peradangan lebih
dalam dinding usus dan dapat terjadi di bagian lain dari sistem pencernaan termasuk usus
kecil, mulut, kerongkongan, dan perut.
2.2 Etiologi
Kolitis bisa menjalar ke belakang sehingga menyebabkan proktitis. Penyebab dari kolitis
ada beberapa macam antara lain ( Tilley et al, 1997) :
a. Infeksi : Trichuris vulpis, Ancylostoma sp, Entamoeba histolytica, Balantidium coli,
Giardia spp, Trichomonas spp, Salmonella spp, Clostridium spp, Campylobacter spp,
Yersinia enterolitica, Escherichia coli, Prototheca, Histoplasma capsulatum, dan
Phycomycosis.
b. Faktor familial/genetik
Penyakit ini lebih sering dijumpai pada orang kulit putih daripada orang kulit hitam
dan orang Cina, dan insidensinya meningkat (3 sampai 6 kali lipat) pada orang
Yahudi dibandingkan dengan orang non Yahudi.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
adalah
tinja
yang
hampir
seluruhnya
3
berisi
darah
dan
nanah.
Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.Kolitis
ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang dari lapisan mukosa kolon dan
rectum. Penyakit ini umumnya mengenai orang kaukasia, termasuk keturunan Yahudi. Puncak
insidens adalah pada usia 30-50 tahun. Kolitis ulseratif adalah penyakit serius, disertai dengan
komplikasi sistemik dan angka mortalitas yang tinggi. Akhirnya 10%-15% pasien mengalami
karsinoma kolon.
Kolitis ulseratif mempengaruhi mukosa superfisisal kolon dan dikarakteristikkan dengan
adanya ulserasi multiple, inflamasi menyebar, dan deskuamasi atau pengelupasan epitelium
kolonik. Perdarahan terjadi sebagai akibat dari ulserasi. Lesi berlanjut, yang terjadi satu secara
bergiliran, satu lesi diikuti lesi yang lainnya. Proses penyakit mulai pada rectum dan akhirnya
dapat mengenai seluruh kolon. Akhirnya usus menyempit, memendek dan menebal akibat
hipertrofi muskuler dan deposit lemak.
2.5 Manifestasi klinis
Kebanyakan gejala Colitis ulserativa pada awalnya adalah berupa buang air besar
yang lebih sering. Gejala yang paling umum dari kolitis ulseratif adalah sakit perut dan diare
berdarah. Pasien juga dapat mengalami:
a. Anemia
b. Fatigue/ Kelelahan
c. Berat badan menurun
d. Hilangnya nafsu makan
e. Hilangnya cairan tubuh dan nutrisi
f. Lesi kulit (eritoma nodosum)
g. Lesi mata (uveitis)
h. Nyeri sendi
i. Kegagalan pertumbuhan (khususnya pada anak-anak)
j. Buang air besar beberapa kali dalam sehari (10-20 kali sehari)
k. Terdapat darah dan nanah dalam kotoran.
l. Perdarahan rektum (anus).
m. Rasa tidak enak di bagian perut.
n. Mendadak perut terasa mulas.
o. Kram perut.
p. Sakit pada persendian.
q. Rasa sakit yang hilang timbul pada rectum
r. Anoreksia
s. Dorongan untuk defekasi
t. Hipokalsemia
Sekitar setengah dari orang-orang didiagnosis dengan kolitis ulserativa memiliki
gejala-gejala ringan. Lain sering menderita demam, diare, mual, dan kram perut yang parah.
Kolitis ulserativa juga dapat menyebabkan masalah seperti radang sendi, radang mata,
penyakit hati, dan osteoporosis. Tidak diketahui mengapa masalah ini terjadi di luar usus. Para
4
ilmuwan berpikir komplikasi ini mungkin akibat dari peradangan yang dipicu oleh sistem
kekebalan tubuh. Beberapa masalah ini hilang ketika kolitis diperlakukan.
Presentasi klinis dari kolitis ulserativa tergantung pada sejauh mana proses penyakit.
Pasien biasanya hadir dengan diare bercampur darah dan lendir, dari onset gradual. Penyakit
ini biasanya disertai dengan berbagai derajat nyeri perut, dari ketidaknyamanan ringan untuk
sangat menyakitkan kram.
Kolitis ulseratif berhubungan dengan proses peradangan umum yang mempengaruhi
banyak bagian tubuh. Kadang-kadang terkait ekstra-gejala usus adalah tanda-tanda awal
penyakit, seperti sakit, rematik lutut pada seorang remaja. Kehadiran penyakit ini tidak dapat
dikonfirmasi, namun, sampai awal manifestasi usus.
2.6 Pathway
Kolitis ulserativa
Serangan
mendadak dan
berat
diare
infeksi
Demam
Nafsu
makan
berkurang
5
Sakit perut
dan
peritonitis
Kram perut
Lesi pada
daerah rectum
dan mengenai
kolon
Tinja berdarah
dan berlendir
BB turun
Keinginan
BAB
Kurang volume
cairan dan elektrolit
b.d anoreksia, mual,
dan diare
Nyeri
abdomen
b.d infeksi
pada kolon
Diare
b.d
proses
inflamas
Gambaran radiologi
Foto polos abdomen
Barium enema
Ultrasonografi (USG)
CT-scan dan MRI
Pemeriksaan Endoskopi
Masa protromlain:
memanjang pada kasus berat karena gangguan faktor VII dan X disebabkan oleh
kekurangan vitamin K.
g. ESR: meningkat karena beratnya penyakit Trombosis: dapat terjadi karena proses
penyakit inflamasi.
h. Elektrolit: penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.
2.9 Komplikasi
a. Perdarahan, merupakan komplikasi yang sering menyebabkan anemia karena
kekurangan zat besi. Pada 10% penderita, serangan pertama sering menjadi berat,
dengan perdarahan yang hebat, perforasi atau penyebaran infeksi.
b. Kolitis Toksik, terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus.
Kerusakan ini menyebabkan terjadinya ileus, dimana pergerakan dinding usus
terhenti, sehingga isi usus tidak terdorong di dalam salurannnya. Perut tampak
menggelembung. Usus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya
mengalami pelebaran.
c. Kanker Kolon (Kanker Usus Besar). Resiko kanker usus besar meningkat pada
d.
e.
f.
g.
h.
2.10
Diagnosa keperawatan
a) Diare berhubungan dengan proses inflamasi, iritasi atau malabsopsi .
b) Nyeri abdomen di quadran kiri bawah berhubungan dengan iritasi pada colon.
c) Feses berlendir dan bercampur darah berhubungan dengan terjadinya infeksi dan
iritasi pada kolon
d) Kurangnya nafsu makan berhubungan dengan rasa mual.
e) Nyeri abdomen, berhubungan dengan peningkatan peristatik dan inflamasi.
f) Kurang volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan anoreksia, mual, dan
diare.
g) Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembatasan
diet dan mual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usus besar atau colon berbentuk saluran muscular beronga yang membentang dari secum
hingga canalis ani dan dibagi menjadi sekum, colon (assendens, transversum, desendens, dan
sigmoid), dan rectum. Katup ileosekal mengontrol masuknya kimus ke dalam kolon,
sedangkan otot sfingter eksternus dan internus mengotrol keluarnya feses dari kanalis ani.
Diameter kolon kurang lebih 6,3 cm dengan panjang kurang lebih 1,5 m.
Kolitis adalah radang pada kolon. Radang ini disebabkan akumulasi cytokine yang
mengganggu ikatan antar sel epitel sehingga menstimulasi sekresi kolon, stimulasi sel goblet
untuk mensekresi mucus dan mengganggu motilitas kolon. Mekanisme ini menurunkan
kemampuan kolon untuk mengabsorbsi air dan menahan feses ( Tilley et al, 1997).
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit
perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit.
Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki
keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang
berdarah dan berlendir.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta:EGC
Marliynn E, dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta. EGC.
www.indonesiaindonesia.com/f/10717-kolitis-ulserativa
Pertanyaan :
1. Sofiatun Khasanah
Mengapa jenis kelamin bisa mempengaruhi kolotis ulseratif ?
2. Slamet Nursodri
Jelaskan trauma menjadi etiologi radang usus besar !
3. Nuly rahmadewi
Jelaskan kolitis toksik !
Jawaban :
1. Misda Rizqi Amalia
Jenis kelamin menjadi faktor resiko kolitis ulseratif karena faktor genetik atau
riwayat keluarga dengan kolitis, resiko besar terkena kolitis ulseratif pada usia 15-25
tahun atau paling sering dijumpai pada wanita karena wanita cenderung melakukan
diet ketat.
2. Mohammad Umar Alfaruq
Akibat dari trauma itu sendiri yaitu karena benda asing atau material yang
bersifat abrasif bisa juga disebabkan karena kecelakaan yang mengenai abdomen atau
terkena benda tumpul pada bagian abdomen sehingga menjadi penyebab terjadinya
kolitis ulseratif.
3. Lian Ardiyanto
Kolitis toksik yaitu kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus sehingga
menyebabkan terjadinya illeus, karena pergerakan dinding usus terhenti sehingga isi
usus tidak terdorong di dalam saluranya sehingga perut tampak menggelembung dan
usus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya mengalami pelebaran.
10