Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis atau yang umum dikenal dengan sebutan Maag adalah
penyakit yang sering terjadi di masyarakat, namun begitu penyakit ini sering
diremehkan dan disepelekan oleh penderitanya. Pada kenyataannya, penyakit
gastritis tidak bisa diremehkan. Gastritis adalah penyakit pencernaan pada
lambung yang dikarenakan oleh produksi asam lambung yang berlebihan. Hal
ini mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung.
Penderitanya akan merasa perutnya perih dan mulas di daerah sekitar ulu hati.
Jika hal ini dibiarkan dan diabaikan berlarut-larut maka akan memicu erosi
mukosa lambung. Dalam beberapa kasus gastritis dapat menyebabkan bisul
(ulkus) pada lambung dan peningkatan kanker perut.
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50
peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh Indonesia dengan
jumlah kasus 218.500 (yanmed DEPKES RI bank data depkes.go.id/data)
tetapi tidak dipunggkiri juga di setiap puskesmas memiliki pasien rawat jalan
penyakit gastritis.
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu
yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalarn
suatu wilayah tertentu.
Di Indonesia termasuk Gorontalo memilik pasien penderita penyakit
Gastritis di setiap Puskesmas maupun Rumah sakit dan Klinik. Tidak
dipungkiri yakni salah satu Puskesmas di Gorontalo tepatnya di Puskesmas
suwawa Kec.Tilongkabila Kabupaten Gorontalo ini memiliki banyak
penderita penyakit Gastritis. Dari penderita penyakit Gastritis hingga yang
memiliki komplikasi penyakit Gastritis dengan penyakit lainnya contohnya,
penyakit Gastritis berkomplikasi dengan penyakit Dispepsia.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 1|


Oleh karena itu mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat diberikan
kesempatan oleh dosen pengampu mata kuliah untuk menyusun proposal
promosi kesehatan dan evaluasi kesehatan mengenai penyakit gastritis agar
para mahasiswa dapat mengetahui tentang penyakit gastristis dan dapat
memenuhi tugas mata kuliah.
1.2 Rumusan Masalah
Seperti apa gambaran tentang penyakit gastritis yang ada di wilayah kerja
puskesmas suwawa?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penyakit gastritis yang ada di
wilayah kerja puskesmas suwawa
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melihat distribusi frekuensi penyakit Gastritis Berdasarkan
kelompok umur
2. Untuk melihat distribusi frekuensi penyakit Gastritis Berdasarkan Jenis
Kelamin
3. Untuk melihat distribusi frekuensi penyakit Gastritis berdasarkan waktu
(Bulan)
1.4 Manfaat
Manfaat Bagi Instansi
Memberikan informasi yang bisa dijadikan pedoman dalam pengambilan
kebijakan lanjutan untuk mengatasi penyakit gastritis
Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang tingkat kejadian penyakit
gastritis pada tahun 2018 dapat dilihat dari jenis kelamin dan umur
Manfaat Bagi Mahasiswa
Dapat mengembangkan ilmu yang telah di peroleh dari tugas mata kuliah
promosi kesehatan terkait penyakit Gastritis

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 2|


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Tinjauan Teoritis


1.1.1 Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita
Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala
radang mukosa lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi hal
749).
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan
pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau
local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama
pada lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis
merupakan peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung
dan berkembang di penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam
lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari
mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang
terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1.  Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa
lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan
makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi.
Penyebab lain termasuk alcohol,  aspirin, refluks empedu atau
terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 3|


Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan
mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.
Bakteri ini berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang
pekat
1.1.2 Klasifikasi
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002) :
1.      Gastritis akut
Disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat yang dapat
menyebabkan mukosa menjadi gangren atau perforasi. Gastritis akut
dibagi menjadi dua garis besar yaitu :
Gastritis Eksogen akut ( biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari
luar, seperti bahan kimiamisal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
steroid , mekanis iritasi bakterial, obat analgetik, anti inflamasi
terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung) ).
Gastritis Endogen akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan ).
2.      Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter
pylory(H. Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe
yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari
kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa
berkembang pada proses ini.  Gastritis kronik tipe B lebih lazim.
Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang
menimbulkan ulkus pada dinding lambung.
1.1.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 4|


Pengaruh efek samping obat-obat NSAIDs atau Non-
Steroidal Anti Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat
menimbulkan gastritis.Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid
(AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan
peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin
yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat -
obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah
lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus
menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan  peptic ulcer.Pemberian aspirin juga
dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung,
sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Alkohol berlebih, terlalu sering memakan makanan yang
mengandung nitrat (bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka),
kafein seperti pada teh dan kopi serta kebiasaan merokok dapat
memicu terjadinya gastritis. Karena bahan-bahan tersebut bila
terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi
asam lambung berlebih sehingga dapat mengikis lapisan mukosa
lambung.
Kemudian stress psikologis maupun fisiologis yang lama
dapat menyebabkan gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan
trauma menyebabkan iskemia mukosa lambung. Iskemia mukosa
lambung mengakibatkan peningkatan permeabilitas mukosa
akibatnya terjadi difusi balik H+ke dalam mukosa. Mukosa tidak
mampu lagi menahan asam berlebih menyebabkan edema lalu
rusak.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronis dapat diklasifikasikan tipe A atau tipe B.
Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari
perubahan sel parietal, yang menimbulkan atropi dan infiltrasi sel.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 5|


Hal ini dihubungkan dengan penyakit otoimun, seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.
Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis H. pylory) Ini
dihubungkan dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum
panas atau pedas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok
atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori termasuk bakteri
yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat
mengamankan dirinya pada lapisan mukosa lambung. Keberadaan
bakteri ini dalam mukosa lambung menyebabkan lapisan lambung
melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus
lapisan tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun
bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan tubuh
akan merespon infeksi bakteri H. Pylori  tersebut dengan
mengirimkan butir-butir leukosit, selT-killer, dan pelawan infeksi
lainnya. Namun demikian semuanya tidak mampu melawan
infeksi H. Pylori  tersebut sebab tidak bisa menembus lapisan
lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons
kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan
mengeluarkan senyawa perusak radikal superoksida pada sel
lapisan lambung. Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel
leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber nutrisi bagi H.
Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk ulserasi superfisial dan bisa menyebabkan hemoragi
(perdarahan).Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak
lambung akan terbentuk.
1.1.4 Penyebab
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak
pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang
dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat
mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1
gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat,

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 6|


mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan
mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.
Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara
bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk
ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan
antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka
dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke
lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan
lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang
sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung
mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam
lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida.
Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam
cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa
bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion
bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam
lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini
kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding
lambung.
Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan
terjadinya gastritis antara lain
1. Infeksi bakteri
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H.
Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi
dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti
bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan
penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 7|


Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H.
pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama
terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis.
Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan
peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan
pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu
adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti
menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat
mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat
dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung
sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung.
Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak
mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini
mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian
orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti
aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan
pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut
hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung
akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus
atau pemakaian yang berlebihan dapat
mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer.
2 Penggunaan alkohol secara berlebihan.
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
3 Penggunaan kokain.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 8|


Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan
pendarahan dangastritis.
4 Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar
atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta
pendarahan pada lambung.
5 Kelainan autoimmune
Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung.
Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan
dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-
12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah
konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh
sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
6 Crohn's disease
Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan
kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga
menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung
terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit
perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada
gejala-gejalagastritis.
7 Radiasi and kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi
dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer.
Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi
biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 9|


kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding
lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
8 Penyakit bile reflux
Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan,
empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus
kecil. Dalam kondisi normal, sebuah ototsphincter yang berbentuk
seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke
dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka
empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan
dan gastritis.
1.1.5 Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
b) Ulkus, jika prosesnya hebat
c) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan


penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan
anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah
antrum pylorus.
1.1.6 Tanda dan Gejala
1. Gastritis Akut
- Adanya keluhan abdomen tidak jelas seperti anorexia dan mual
- Sakit kepala
- Mengalami ketidaknyamanan, malaise
- Nyeri epigastrium
- Muntah dan cegukan
- Pendarahan
- Hematemesis

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 10


|
- beberapa pasien asimtomatik
2. Gastritis Kronik
- adanya perasaan penuh
- Anorexia
- Nyeri uluh hati setelah makan
- kembung
- Rasa asam dimulut
-Mual dan Muntah
Gejalanya bermacam-macam, tergantung kepada jenis gastritisnya.
Biasanya penderit gastritis megalami gangguan pencernaan dan rasa tidak
nyaman diperut sebelah atas. Pada gastritis karena stress akut,
penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya
menutupi gejala-gejala lambung: tetapi perut sebelah atas terasa tidak
enak.segera setelah cedera, timbul memar kecil didalam lapisan lambung.
Dalam beberapa jam, memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan
gastritis bisa menghilang bila penderita sembuh dengan cepat dari
cederanya. Bila penderitanya tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai
mengalami pendarahan, basanya dalam waktu 2 sampai 5 hari setelah
terjadinya cedera.perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman
seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan, dan jika sangat berat
tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.pada
setiap besar kasus gejalnya amat ringan bahkan asimptoamatis keluhan ini
misalnya nyeri pada uluh hati yang biasanya ringan.
Gejala-gejala paling umum adalah gangguan atau sakit perut.
Gejalah lainnya yaitu :
- Bersendawa
- Perut kembung
- Mual dan muntah
- Atau suatu perasaan penuh terbakar di perut bagian atas

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 11


|
Darah dalam muntahan anda atau tinja-tinja yang hitam adalah suatu tanda
perdarahan dalam lambung, yang mungkin mengindikasikan suatu
persoalan yang serius yang memerlukan perhatian medis yang segera.
1.1.7 Penularan
Belum diketahui dengan jelas cara penularannya. Namun dipastikan
infeksi terjadi sebagai akibat menelan organisme penyebab penyakit
tersebut. Penularan diasumsi melalui oral (mulut kemulut) dana tau
fekal oral (anus-mulut). H.pylori ditularkan melalui alat-alat gastokopi
dan elektroda Ph yang tidak dikontaminasi dengan sempurna.
Masa penularan tidak diketahui karena infeksi ini terjadi pada
waktu yang lama, maka orang yang terinfeksi secara potensial dapat
menularkan penyakit ini seumur hidup. Ada beberapa bukti bahwa
penderita dengan kadar asam lambung rendah mungkin akan lebih
infeksius.
1.1.8 Pengobatan
Mengobati gastritis harus melibatkan peraturan pola hidup. Pola
makan, dan managemen stress pada penderita gastritis. Tujuan
pengobatan gastritis adalah menetrelkan asam lambung, mengurangi
pengeluaran asam lambung , mengurangi gejalah-gejalah akibat iritasi
lambung, memperbaiki kondisi dinding lambung yang rusak akibat
iritasi lambung dan meningkatkan aliran darah kelambung.
Pola hidup untuk pengobatan gastritis adalah mengatur pola tidur
dan olahraga. Hindari tidur begadang atau larut malam dan usahakan
bangun pagi atau subuh. Berolahraga secara teratur minimal 3x
seminggu dapat membantu proses penyembuhan gastritis. Olahraga
secara teratur dapat memperlancar aliran darah kelambung sehingga
mempercepat penyembuhan pada lambung.
Pola makan pemderita gastritis adalah makan sedikit-sedikit, tidak
kenyang juga tidak lapar. Hindari makanan yang merangsang
pengeluaran asam lambung seperti makan makanan yang kecut, asam,
saos dan pedas. Oenderita gastritis tidak boleh menunda waktu makan,

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 12


|
namun jika tidak sempat makan maka makanlah snack atau kue untuk
menetralkan asam lambung, jika tidak ada snak atau kue maka
minumlah yang banyak untuk membantu menetralkan asam lambun.
Pengobatan umum terhadap gastritis adalah menghentikan atau
menghindari faktor penyebab iritasi, pemberian antasit dan simptomatik
lain, dan pada gastritis atrofik dengan anemia pernisiosa diobati denga
B12 intramuskuler (hydroxycobalamin atau cyanocobalamin).

1.1.9 Pencegahan
Agar tidak terkenak gastritis atau maag maka kita harus :
1. Hindari menkonsumsi obat yang dibeli bebas, padahal obat tersebut
sebetulnya harus dibeli dengan resep dokter.seorang dokter dengan
pertimbangan matang, hanya akan merasakan obat bila
keuntungannya melebihi efek samping terhadap pasien. banyak
herbal/ jamu-jamuan yang dijual bebas dipasaran sering campur
dengan tidak bertanggung jawab dengan zat/obat yang harusnya
dibawah pengawasan dokter.
2. Jangan merokok.nikotin dalam rokok merangsang asam lambung
keluar lebih banyak.
3. Minuman beralkohol, alkphpl mengiritasi dan mengikis lapisan
mukosa dalam lambung dan mengakibatkan pendarahan.
4. Atasi stress dengan benar (stress managemen)
5. Hidup sehat atau seimbang denagn makan makanan sehat,
seimbang dan tidak berlebihan, serta seimbangkan pula antara kerja
istirahat-olahraga-ibadah.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 13


|
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Suwawa, Kab.
Bone Bolango
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan bulan oktober tahun 2019
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan Cross
Sectional
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah penyakit gastritis berdasarkan jenis kelamin
dan kelompok umur
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang dituju adalah masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Suwawa kabupaten Bone Bolango

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 14


|
3.4.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik (Surveilans),
yakni mengambil sampel yang sesuai dengan kebutuhan peneliti yakni
masyarakat yang mengalami penyakit gastritis
3.5 Teknik Pengumpulan data
Data Sekunder :
Data yang di peroleh dari instansi berupa profil perushaan
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada setiap variable dari hasil penelitian. Data hasil
penelitian kemudian disajikan dalam bentuk distribusi, frekuensi table dan
grafik

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 15


|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi

Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo.


Kabupaten ini merupakan pemekaran kabupaten Gorontalo tahun 2003. Letak
Kabupaten Bone Bolango secara geografis berbatasan langsung dengan kabupaten
Boolaang Mongondow (Sulawesi Utara) dan Kecamatan Atinggola sebelah utara.
Puskesmas Suwawa merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kabupaten
Bone Bolango. Kecamatan Suwawa adalah salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah penduduk ± 13.030 jiwa. Untuk
pelayanan kesehatan di Kecamatan suwawa ini adalah Puskesmas suwawa.
Wilayah kerja Puskesmas Suwawa terdiri dari 6 desa yaitu : Boludawa,
Bube, Bubeya, Tinelo, Tingkohubu, Tingkohubu Timur. Wilayah kerja
Puskesmas Suwawa Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango mempunyai
batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tilong Kabila
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Suwawa Tengah
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Suwawa Selatan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kabila

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 16


|
4.2 Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Penyakit Gastritis berdasarkan kelompok


umur di Puskesmas Suwawa tahun 2018

Umur Jumlah
N
Penderita
O N %
(Tahun)
1 <4 13 5.55
2 5-9 24 10.25
3 10-14 30 12.82
4 15-19 19 8.11
5 20-44 61 26.06
6 45-54 39 16.66
7 55-59 25 10.68
8 60-69 15 6.41
9 >70 8 3.41
Total 234 100
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Kelompok Umur Penderita Penyakit Gastritis (Tahun)


30

25

20

15

10

0
<4 5--9 10--14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 >70

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Penderita Penyakit Gastritis


Berdasarkan Kelompok Umur Di Puskesmas Suwawa Pada Tahun 2018
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Berdasarkan distribusi frekuensi kelompok umur pada tabel 4.1 dan grafik
4.1 dapat disimpulkan bahwa masyarakat penderita penyakit Gastritis dengan
kelompok umur 20-44 tahun lebih banyak yakni sekitar 61 penderita atau sebesar
26.06% dan penderita penyakit Gastritis pada kelompok umur >70 adalah

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 17


|
kelompok umur yang penderitanya paling sedikit yanki sebanyak 8 penderita atau
sebesar 3.41%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penyakit Gastritis berdasarkan Jenis Kelamin


di Puskesmas Suwawa tahun 2018

Jenis Jumlah
No
Kelamin N %
1 Laki-laki 64 27.35
2 Perempuan 170 72.65
Total 234 100
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Penderita Penyakit Gastritis


Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas Suwawa Pada Tahun 2018
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Berdasarkan distribusi frekuensi jenis kelamin pada tabel 4.2 dan


grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa masyarakat penderita penyakit
Gastritis dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak yakni sekitar 170
penderita atau sebesar 72.65% dan penderita penyakit Gastritis paling
sedikit yakni pada jenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 64 penderita atau
sebesar 27.35%.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 18


|
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Penyakit Gastritis berdasarkan Waktu (Bulan)
di Puskesmas Suwawa tahun 2018

Jumlah
No Bulan
N %
1 Januari 17 7.26
2 Februari 20 8.54
3 Maret 21 8.97
4 April 40 17.09
5 Mei 11 4.70
6 Juni 18 7.7
7 Juli 28 11.96
8 Agustus 14 6.00
9 September 12 5.14
10 Oktober 15 6.40
11 November 27 11.52
12 Desember 11 4.69
Total 234 100
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Waktu (Bulan) 2018


16
12
8
4
0
ri ri ret il ei ni li s r r r r
ua rua a Apr M Ju Ju stu be obe be be
n u m t m m
J a F eb M
Ag pte Ok ove ese
Se N D

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Frekuensi Penderita Penyakit Gastritis


Berdasarkan Waktu (Bulan) Di Puskesmas Suwawa Pada Tahun 2018
Sumber: Data Sekunder Puskesmas Suwawa Tahun 2018

Berdasarkan distribusi frekuensi waktu pada tabel 4.3 dan grafik


4.3 dapat disimpulkan bahwa masyarakat penderita penyakit Gastritis
paling banyak ada pada bulan April yakni sebanyak 40 penderita atau
sebesar 17.09% dan penderita penyakit Gastritis paling sedikit ada pada
bulan Mei dan Desember yakni masing-masing sebanyak 11 penderita atau
sebesar 4.69%.

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 19


|
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.1.1 Berdasarkan distribusi kelompok umur pada data tabel 4.1 dan grafik
4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa penderita penyakit Gastritis pada
tahun 2018 paling banyak pada umur 20-44 yakni sebanyak 61
5.1.2 Berdasarkan distribusi jenis kelamin pada tabel 4.2 dan grafik 4.2
dapat disimpulkan bahwa penderita gastritis paling banyak pada jenis
kelamin perempuan yakni sebanyak 170 penderita pada tahun 2018.
5.1.3 Berdasarkan distribusi Waktu pada data tabel 4.3 dan grafik 4.3 diatas
dapat disimpulkan bahwa penderita Penyakit Gastritis paling banyak
pada bulan April yakni sebanyak 40 penderita.

5.2 Saran

Bagi Instansi
Agar dapat memperlengkap data untuk supaya mudah dalam menangani
penyakit terkait Gastritis
Bagi Masyarakat
Masyarakat dihimbau agar mengkonsumsi makanan yang memiliki gizi
seimbang
Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat menjadikan tugas ini menjadi suatu pedoman untuk
melanjutkan ke jenjang penelitian selanjutnya

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 20


|
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat


Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk.2001.Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid


1 :Media Aesculapius fakultas Kedokteran UI

Muttaqin, Arif. dan Sari, Kumala. (2011). Gangguan gastrointestinal. Jakarta :


Salemba Medika

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 21


|
DOKUMENTASI

Yusril Malik Mamonto – NIM: 811-418-181 22


|

Anda mungkin juga menyukai