PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Congestive Hearth Failure (CHF) atau lebih sering dikenal dengan gagal
tidak lagi dapat memompakan cukup darah kejaringan tubuh, keadaan ini dapat
timbul dengan atau tanpa penyakit jantung. Congestive Hearth Failure (CHF)
dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel- sel tubuh akan nutrien
Organization (WHO) tahun 2012 menunjukan bahwa pada tahun 2008 terdapat
57 juta kematian oleh semua jenis penyakit dan 17 juta atau sekitar 48 % dari
sekitar 25% dari seluruh kematian hampir disebabkan oleh kelainan jantung.
Jumlah pasien CHF pada tahun 2013 menempati urutan pertama pada kasus
1
2
dokter/ gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang. sedangkan
diagnosis atau gejala, estimasi jumlah penyakit heart failure di Jawa Tengah
sebanyak 72.268 orang (0.3%). Sedangkan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
penderita dengan diagnosa medis CHF pada tahun 2016 sampai pertengahan
bulan november 1027 orang dan pada bulan Oktober 108 pasien.
Congestive heart failure disebabkan oleh beberapa faktor, sebuah hasil
perempuan yaitu 16 orang (53,3%), pasien yang berusia 40-49 tahun 15 orang
(50%), yang memiliki pola makan yang yang tidak baik 29 orang (96,67%), yang
posisi pada klien dengan gagal jantung dimaksudkan untuk mengurangi rasa
3
sesak yang menyerang serta meningkatkan rasa kenyamanan bagi klien (Supadi,
2008).
Posisi tidur lateral adalah adalah posisi istirahat pasien berbaring pada salah
satu bagian tubuh dengan dengan kepela menoleh kesamping. Pada posisi lateral
biasanya tempat yang dikaji adalah pada pemeriksaan jantung. Pada posisi lateral
jantung, salah satunya adalah dengan tidur miring ke kanan agar tidak
memberatkan kerja jantung dan untuk membantu renovasi fungsi jantung (Potter
miring kanan sangat signifikan berpengaruh terhadap SaO2 (saturasi oksigen) dan
respirasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gordon, et.al (2009), didapatkan
hasil bahwa right lateral position dapat menurunkan tekanan SaO2 (saturasi
Sedangkan penelitian yang dilakukan George (2002) tidak ada berbeda secara
signifikan antara posisi terlentang dan lateral dalam pengukuran oksigenasi pada
ruang Mawar RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto terhadap 10 pasien
semuanya mengalami keluhan sesak nafas, posisi lateral kanan 3 pasien dengan
nilai rata-rata Respiratory Rate 32,67 kali/menit, posisi lateral kiri 2 pasien
dengan nilai rata-rata 36,5 kali/menit dan posisi supinasi 5 pasien dengan nilai
Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh posisi tidur lateral
B. RUMUSAN MASALAH
Posisi tidur lateral adalah posisi istirahat lateral memiliki efek yang positif
pasien gagal jantung. Untuk mencegah terjadinya penyakit jantung, salah satunya
adalah dengan tidur miring ke kanan agar tidak memberatkan kerja jantung dan
untuk membantu renovasi fungsi jantung (Potter & Percy, 2006). Tindakan
adalah sebagai berikut : “Adakah Pengaruh Posisi Tidur Lateral Terhadap Status
5
Respirasi Pada Pasien Congestive Heart Failure Di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh posisi tidur lateral dan supinasi terhadap status
saturasi oksigen) pada posisi lateral dan supinasi di RSUD Prof. Dr.
D. MANFAAT
1. Teoritis
a. Perkembangan Ilmu
Meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang lateral dan supinasi
dengan CHF.
d. Profesi Keperawatan
Memberikan gambaran pengaruh posisi lateral dan supinasi terhadap
E. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian